LAPORAN PENELITIAN
MEILINA APRILIA
NIM: 2012727054
ABSTRAK
Penyakit scabies merupakan penyakit yang banyak dijumpai di Indonesia, terutama pada
anak yang tinggal di Panti Sosial Asuhan Anak. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
scabies. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan
menggunakan sampel Random Sampling. Responden yang berjumlah 76 anak di Panti
Sosial Asuhan Anak Cipayung Jakarta Timur. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan kuesioner. Hasil analisa data bivariat dengan Chi-Square ditemukan
hubungan yang bermakna umur P value (0,015), pengetahuan P value (0,003), sikap P
value (0,003), fasilitas kelengkapan pribadi P value (0,014), Perilaku kebersihan P value
(0,000), dan status gizi P value (0,003) dengan kejadian scabies. Hasil yang bisa
disimpulkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara umur, pengetahuan, sikap,
fasilitas kelangkapan pribadi, perilaku dan status gizi dengan kejadian scabies di Panti
Social Asuhan Anak Cipayung Jakarta Timur. Rekomendasi penelitian untuk penelitian
ini sebaiknya perlu diberikan edukasi pada anak panti asuhan tentang penyakit scabies,
dan untuk pihak panti diperlukan pembinaan mengenai penyakit scabies serta melakukan
skrining penyakit scabies pada anak dipanti.
Kata Kunci : Penyakit scabies, pengetahuan, sikap, fasilitas kelengkapan pribadi,
perilaku, status gizi
Daftar Pustaka: 41,2000-2011
ii
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
laporan penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini perkenankan
Jakarta.
iii
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
6. Pimpinan Panti Sosisal Asuhan Anak Cipayung Jakarta Timur yang telah
8. Ayahanda dan ibunda, terima kasih yang sebesar-besarnya atas doa dan
9. Kakak dan adik saya yang telah memberi dukungan kepada saya dalam
10. Motivator saya Yogi Permadi Andriawan yang selalu memberikan dukungan
11. Sahabat tercinta Esti Handayani, Mega Evi Ekasari, Nani Hutami, Retno
Pelayanan.
memberikan semangat.
kesempurnaan, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
iv
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
Akhir kata atas bantuaan, kritik dan saran dari semua pihak, peneliti
Peneliti
v
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………….............. i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….... iii
ABSTRAK…………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………… v
DAFTAR ISI………………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xi
DAFTAR SKEMA…...……………………………………………………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 7
C. Tujuan…………………………………………………………... 7
D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 8
A. Konsep Scabies…………………………………………………. 10
1. Pengertian…………………………………………….….. 10
2. Etiologi…...………………………………………………. 11
3. Patogenesis Penyakit Scabies……...……………………... 13
4. Klasifikasi………………………………………………… 13
5. Tanda dan Gejala…………………………………………. 15
6. Penularan Penyakit Scabies………………………………. 16
7. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Scabies…………… 18
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi scabies…………………….... 19
1. Umur……………………………………………………… 19
2. Tingkat pengetahuan individu……………………………. 20
3. Sikap…………………………………………………….... 21
vi
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
OPERASIONAL
A. Desain Penelitian………………………………………………… 36
B. Populasi dan Sampel…………………………………………….. 37
C. Tempat Penelitian………………………………………………. 39
D. Waktu Penelitian………………………………………………... 40
E. Etika Penelitian…………………………………………………. 40
F. Alat Pengumpulan Data………………………………………… 42
G. Uji Instrumen…………………………………………………… 47
H. Pengolahan Data………………………………………………... 50
I. Analisa Data…………………………………………………..... 52
A. Analisis Univariat........................................................................ 54
B. Analisis Bivariat........................................................................... 60
vii
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
A. Kesimpulan................................................................................. 81
B. Saran........................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
DAFTAR TABEL
Skabies........................................................................................... 55
skabies ........................................................................................... 55
Skabies............................................................................................ 56
Skabies........................................................................................... 58
ix
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
kejadian skabies............................................................................... 65
x
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
DAFTAR SKEMA
xi
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Kuesioner
xii
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai
memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga
penerus cita-cita bangsa, sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam
Sesuai dengan tujuan panti asuhan sebagai lembaga kesejahteraan sosial, bahwa
fisik semata namun juga berfungsi sebagai tempat kelangsungan hidup dan
hidup secara mandiri dan mampu bersaing dengan anak-anak lain yang notabene
1
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
yang lebih terpantau dan pengetahuan yang lebih banyak dari orang tuanya
terutama dalam hal kebersihan diri. Hal tersebut berbeda jika dibandingkan
dengan anak yang diasuh dipanti asuhan, mereka tidak mendapatkan cukup
panti. Salah satu penyakit yang sering terjadi di panti adalah penyakit scabies.
Scabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensititasi
Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Penyakit ini disebut juga the
itch, seven year itch, norwegian itch, gudikan, gatal agogo, budukan atau
(KSDAI) tahun 2001 insiden tertinggi kasus scabies terjadi pada anak usia
selama tahun 2010 ditemukan kasus scabies sebanyak 6.681 kasus. Kasus
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
scabies paling besar pada tahun 2010 adalah di kecamatan Silo yaitu 846
kasus. Sebanyak 504 kasus scabies diantaranya diderita oleh para santri di
tersering.
Penularan scabies ini terjadi karena faktor lingkungan dan perilaku yang tidak
tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan persentase 54,5% adalah
serta perilaku yang sehat. Sikap yang dimiliki oleh anak dipanti diharapkan
pakaian kotor yang digantung atau ditumpuk dikamar merupakan salah satu
personal hygine tidak baik, dan 34% dari responden memiliki sanitasi
lingkungan yang tidak baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh anak dan sikap
berbagai aktifitas. Perilaku atau aktifitas manusia, dapat diamati baik secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dalam kaitannya
berbagai cara contohnya seperti kebiasaan mandi, mencuci tangan dan kaki
bersih dan sehat dalam mencegah scabies diantaranya adalah sering memakai
baju atau handuk bergantian dengan teman serta tidur bersama dan
berhimpitan dalam satu tempat tidur. Dari hasil penelitian tersebut bahwa
(seperti sabun cair, handuk, sprei, ukena dan selimut yang harus dimiliki
lebih dari satu) maka akan mempermudah anak panti untuk saling bertukar
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
sama temannya yang menderita scabies 54,3% dan 32,8% yang mempunyai
pribadi, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya scabies adalah status gizi
anak
Status Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
(Depkes RI, 2004). Menurut Curria Walton menyatakan status gizi yang
suatu komunitas.
(86,1%) responden mempunyai status gizi yang kurang dan hanya 14 (13,9%)
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
respon yang mempunyai status gizi baik. Pola kebiasaan hidup bersih dan
orang tua kepada anak dipanti (Depsos RI, 2011). Pembimbing memberikan
pelajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta mengajarkan disiplin
47,7% adalah sedang dalam hal membiasakan diri untuk hidup bersih dan
sehat.
bersih dan sehat yang masih rendah diantaranya tidak membiasakan diri
fisik lingkungan panti terlihat kotor dilihat dari pintu masuk panti terdapat
berhimpitan terdiri dalam 1 kamar 6-8 orang, kondisi kamar mandi sangat
kotor serta air yang mereka gunakan untuk mandi juga kelihatan sangat kotor
karena terlihat air berwarna coklat dan dibawah bak mandi terdapat endapan
tanah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang ingin diteliti,
yaitu fakto-faktor apa saja yang behubungan dengan kejadian scabies di Panti
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Jakarta Timur.
D. Manfaat Penelitian
2. Panti
3. Pendidikan
4. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Scabies
1. Pengertian
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi
(Djuanda, 2007).
dilingkungan yang kumuh dan kotor. Scabies adalah penyakit kulit yang
hominis dan produknya. Faktor penunjang penyakit ini antara lain sosial
Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi dan
sensitisasi tungau Sarcoptes dan produknya. Sinonim atau nama lain scabies
adalah adalah kudis, the itch, gudig, dan agogo. Scabies terjadi baik pada
laki-laki maupun perempuan, pada semua kelompok usia, ras dan kelas
sosial. Namun menjadi masalah utama pada daerah yang padat dengan
10
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
11
dan tempat tidur yang dipakai bersama) (Binic et.al., 2010, Stone et al.,
2008).
2. Etiologi
yang berbentuk oval dan gepeng, berwarna putih kotor, transulen dengan
ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari
dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan menetas setelah 3-4
hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk kemudian
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
12
hari, menjadi bentuk dewasa melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan
dari telur hingga bentuk dewasa sekitar 10-14 hari. Tungau jantan
mempunyai masa hidup yang lebih pendek daripada tungau betina, dan
hidup dipermukaan kulit dan akan mati setelah mambuahi tungau betina.
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih
kurang 7-14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab
biasanya pada lipatan kulit seperti sela-sela jari, ketiak, lipatan paha, lipatan
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit scabies dan salah satuya
adalah hygiene personal, hygiene personal berasal dari bahasa yunani yaitu
tidak ketika mandi), tangan dan kuku, pakaian, handuk, dan tempat tidur
(Badri, 2008).
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
13
Keluhan pertama yang dirasakan penderita adalah rasa gatal terutama pada
malam hari (pruritus noktural) atau bila cuaca panas serta sedang
berkeringat. Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur.
(Sudirman, 2006).
Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta
tungau yang kira-kira memerlukan waktu sebulan setelah infestasi. Pada saat
vesikel, urtik, dan lain-lain. Dengan garukan dapt timbul erosi, ekskorisasi
(lecet sampai epidermis dan berdarah), krusta (cairan tubuh yang mongering
Infestasi pertama skabies akan menimbulkan gejala klinis setelah satu bulan
dalam waktu 24 jam. Hal ini terjadi karena pada infeksi ulang telah ada
4. Klasifikasi
14
teratur. Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan
b. Scabies Inkognito
Obat steroid topical atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda
steroid topical yang lama dapat pula menyebabkan lesi bertambah hebat.
Hal ini disebabkan mungkin oleh karena penurunan respon imun seluler.
c. Scabies Nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus
terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan
beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti
d. Scabies Norwegia
Ini biasanya disebut scabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan
lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda
dengan scabies biasa, rasa gatal pada penderita scabies ini tidak
menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang
15
ditemukan di panti asuhan karena scabies jenis ini sangat mudah untuk
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
lainnya.
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi
a. Pruritis noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih
16
tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola
perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan
dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan
Pada penderita yang selalu menjaga hygiene, lesi yang timbul hanya
(Harahap.M, 2000).
Penyakit scabies sangat mudah menular, karena itu bila salah satu anggota
keluarga terkena, maka biasanya anggota keluarga lain akan ikut tertular
juga. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan
17
Penularan biasanya melalui Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau
skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur yang
dipakai oleh masyarakat luas, dan fasilitas umum lain yang dipakai secara
2008).
Di panti asuhan, penularan penyakit scabies ini terjadi ketika salah satu
atau alat mandi dengan teman lain kemudian didukung dengan hygiene diri
yang jelek maka penularan scabies akan terjadi diantara teman tersebut
yang sama tersebut sahat atau tidak. Apabila ternyata mempunyai penyakit
scabies maka sudah pasti akan tertular penyakit tersebut (Handayani, 2007).
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
18
Penyakit scabies ini dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan
lingkungan dan menjaga kebersihan diri, mencuci bersih baju, handuk, sprei
penderita scabies bahkan lebih baik apabila dicuci menggunakan air panas
handuk, sprei secara bersama-sama. Dan yang lebih utama adalah dengan
adalah secara menyeluruh yaitu seluruh anggota keluarga harus diobati dan
tungau scabies, tidak menimbulkan iritasi atau toksisitas, tidak berbau atau
merusak pakaian dan mudah diperoleh serta harganya terjangkau. Jenis obat
tanaman yang serba guna. Selain produk kayunya, tanaman mimba sangat
potensial sebagai penghasil obat (biofarma). Sudah lebih dari 4000 tahun
anti fungal, anti malaria, anti inflamasi, anti piretik, anti histamine, anti
protozoa, untuk ulkus dan masih banyak kegunaan yang lain (Bhowmik,
dkk., 2010).
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
19
1. Umur
sekitar 6%-27% dari populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
yang biasanya sudah dialami oleh mereka yang berumur lebih tinggi (Noor,
lebih tinggi dan mempunyai pengalaman terhadap scabies tentu mereka akan
Menurut petugas kesehatan di Poskestren pada bulan Juni dan Juli tahun
2009 di pesantren ini pernah terjadi wabah penyakit scabies atau buduk yang
angka prevalensinya mencapai 55% dari jumlah keseluruhan santri yang ada.
dan prevalensi terbanyak pada usia antara 10-16 tahun yaitu sebanyak
20
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
Anak panti yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang perilaku hidup
sehta dan mereka mempunyai resiko terkena penyakit scabies 3,24 kali
perilaku hidup bersih dan sehat. Hal yang sama juga dilakukan oleh Muzakir
sehat sehingga banyak santri yang terkena penyakit scabies. Ini berarti
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
21
3. Sikap
atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap membuat sesorang mendekati
atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai
kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini
a. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat
b. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
pengalaman orang lain. Seorang ibu tidak mau mambawa anaknya yang
terhadap rumah sakit (RS), sebab ia teringat akan anak tetangganya yang
c. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada
sudah positif terhadap KB, tetapi ia kemudian tetap tidak mau ikut KB
22
d. Nilai (value)
hidup dimasyarakat.
seseorang dalam merespon suatu penyakit. Sikap anak dipanti sangat penting
asuhan tempat mereka tinggal. Tidur bersama, pakaian kotor yang digantung
atau ditumpuk dikamar merupakan salah satu contoh sikap yang dapat
12% dari responden memiliki sikap negatif, 15% dari responden yang
memilik personal hygine tidak baik, dan 34% dari responden memiliki
penyakit scabies adalah baik sebnayak 29 orang (58%), dan sikap santri
28 orang (56%).
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
23
berbagai aktifitas. Perilaku atau aktifitas manusia, dapat diamati baik secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dalam kaitannya
berbagai cara contohnya seperti kebiasaan mandi, mencuci tangan dan kaki
diri dan lingkungan yang kurang baik, oleh sebab itu untuk mencegah
24
perilaku hidup bersih dan sehat dengan persentase 54,5% adalah sedang dan
peran ustadz sebagai orang penting dengan persentase 83% adalah tinggi.
47,7% adalah sedang dalam hal membiasakan diri untuk hidup bersih dan
sehat.
fisik maupun psikologis (A. Azis & Alimul Hidayat, 2008), namun apabila
(seperti sabun cair, handuk, sprei, ukena dan selimut yang harus dimiliki
lebih dari satu) maka akan mempermudah anak panti untuk saling bertukar
sama temannya yang menderita scabies 54,3% dan 32,8% yang mempunyai
25
6. Status Gizi
Status Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang cukup baik tetapi
juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi
sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang.
Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya
kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang. Sehingga
disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan infeksi
26
kurang dan hanya 14 (13,9%) respon yang mempunyai status gizi baik.
komunitas.
tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta mengajarkan disiplin kepada
perilaku hidup bersih dan sehat dengan persentase 54,5% adalah sedang dan
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
27
peran ustadz sebagai orang penting dengan persentase 83% adalah tinggi.
47,7% adalah sedang dalam hal membiasakan diri untuk hidup bersih dan
sehat.
C. Kerangka Teori
- Pengetahuan
- Sikap
- Praktik
(Notoatmodjo, 2007)
mendukung kesehatan
- Kebiasaan
- Status Gizi
(Badri, 2008).
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
BAB ini akan menguraikan tentang kerangka konsep, hipotesis dan defines
operasional yang menjadi dasar penelitian ini. Kerangka konsep dalam penelitian ini
merupakan hubungan antara variable faktor anak panti asuhan tentang kejadian
Kerangka hubungan atau konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
pencegahan scabies.
28
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
29
Independen Dependen
1. Umur
2. Tingkat
pengetahuan
3. Sikap
Kejadian Penyakit
4. Perilaku
Scabies
Kebersihan diri
5. Perilaku
Kebersihan diri
6. Status Gizi
7. Kontrol
Pembimbing
B. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Mayor
30
2. Hipotesis Minor
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau
31
Operasional
terbuka. (2009)
penyebab, kuesioner 2 2=
salah. mean/median
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
32
tertulis ≤mean/median
dalam 2 = Sikap
: >mean/median
4 SS
(Sangat
setuju)
3 S (Setuju)
2 KS
(Kurang
setuju)
1 TS (Tidak
setuju)
kuesioner 2 mendukung :
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
33
jawaban : 2 mean/median
ya dan 1
tidak
bentuk dian
skala linkert
4 SS
(Sering
Sekali)
3 S (Sering)
2 KK
(Kadang-
kadang)
1 TP (Tidak
Pernah)
34
bentuk >18,6
terbuka
linkert: memperoleh
4 SS skor >
(Sering mean/median
Sekali)
3 S (Sering)
2 KK
(Kadang-
kadang)
1 TP (Tidak
Pernah)
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
35
Variable Dependen
operasional
maupun mean/median
kehitaman.
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab 4 ini akan dibahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel, tempat,
prosedur pengumpulan data, uji instrumen, pengolahan data dan analisa data.
A. Desain Penelitian
timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian
pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu berbagai variable yang
termasuk faktor risiko dan berbagai variabel yang termasuk efek dengan
dengan kejadian scabies di Panti Sosial Asuhan Anak Cipayung Jakarta Timur.
36
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
37
1. Populasi
penelitian atau objek yang diteliti disebut juga sebagai populasi penelitian
adalah seluruh anak di Panti Sosial Asuhan Anak Cipayung Jakarta Timur
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
random sampling, hakikatnya adalah bahwa setiap anggota atau unit dari
n=
1+ N (d2)
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
38
Keterangan :
n : besar sampel
N : jumlah populasi
n=
1+ N (d2)
93
1+ 93 (0,05)2
93
1+ 93 (0,0025)
93
1+ 0,23
93
1,23
= 75,6
n = 76 anak
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
39
inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
a. Kriteria inklusi :
Kriteria inklusi adalah inkriteria atau ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
1) Seluruh anak panti yang berada di Panti Asuhan dengan usia 6-20
tahun.
b. Kriteria Ekslusi
C. Tempat Penelitian
dengan alasan karena masih tingginya angka kejadian scabies di Panti Asuhan
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
40
Sosial Anak Cipayung Jakarta Timur, selain itu belum pernah dilakukan
penelitian sebelumnya.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, dan pelaksanaan dan
hasil penelitian (sidang), yaitu Bulan Maret 2014 (Jadwal penelitian terlampir
dalam lampiran).
E. Etika Penelitian
(Polit & Beck, 2004). Prinsip etika yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
1. Self determination
tanpa sanksi apapun. Pada penelitian ini responden diberikan haknya secara
41
3. Privacy
isi kuesioner, oleh karena itu pengisian kuesioner dilakukan di ruang lingkup
panti.
42
5. Informed consent
penelitian, dan yang perlu diingat dalam mengumpulkan data yang baik
haruslah memenuhi persyaratan pokok yaitu mudah, cepat dan tepat dalam
kuesioner ini dibuat sendiri dengan memodifikasi kuesioner yang telah diuji
43
2. Instrumen Penelitian
memberikan tanda checklist saja pada tiap pertanyaan. Kuesioner ini terdiri
dari 8 bagian yaitu data demografi yang terdiri dari pendidikan, usia dan
Jenis kelamin (bagian 1), pengetahuan (bagian 2), sikap (bagian 3), fasilitas
kelengkapan pribadi (bagian 4), perilaku kebersihan diri (bagian 5), status
gizi (bagian 6), kontrol pembimbing (bagian 7), kejadian scabies dipanti
(bagian 8).
Bagian A
Kuesioner data demografi terdiri dari pendidikan, usia dan jenis kelamin.
Bagian B
ujikan oleh (Afrilia Sari, 2013) : 2 Benar dan 1 Salah. Hasil ukur ditetapkan
44
salah satu jawaban yang disediakan dengan memberikan tanda cek list (√)
Bagian C
linkert, dimodifikasi dari kuisioner yang telah diujikan oleh (Muzakir, 2007):
setuju). Hasil ukur ditetapkan sebagai berikut: 1 = sikap negatif, bila skor
nilai (≤ mean/median) dan 2 = sikap positif, bila skor nilai (> mean/median).
Bagian D
ujikan oleh (Afrilia Sari, 2013) : 2 Benar dan 1 Salah. Hasil ukur ditetapkan
salah satu jawaban yang disediakan dengan memberikan tanda cek list (√)
45
Bagian E
dalam bentuk skala linkert, dimodifikasi dari kuisioner yang telah di ujikan
kurang, bila skor nilai (≤ mean/median) dan 2 = baik, bila skor nilai (>
dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang disediakan.
Bagian F
bila nilai/skor < 18,5, 2 = Gizi baik, bila nilai/skor >18,6. Responden
Bagian G
di ujikan oleh (Afrilia Sari, 2013) : 2 Ya dan 1 Tidak. Hasil ukur ditetapkan
46
disediakan dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang
disediakan.
Bagian H
ujikan oleh (Afrilia Sari, 2013) : 2 Ya dan 1 Tidak. Hasil ukur ditetapkan
disediakan dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang
disediakan.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
izin dari institusi PSIK FIK UMJ kepada Panti Asuhan Sosial Anak
47
surat izin.
G. Uji Instrumen
diukur (valid) dan jika instrument digunakan beberapa kali dengan obyek yang
sama menghasilkan data yang sama (reliable). Validitas adalah suatu indeks yang
menunjukan alat ukur ini benar-benar mengukur apa yang diukur. Reabilitas
adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya dan diandalkan untuk menguji validitas dan reabilitas alat, peneliti
melakukan uji coba kuesioner (angket). Uji kuesioner dilakukan dengan cara
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
48
dengan responden yaitu panti asuhan yang memiliki kejadian penyakit kulit. Uji
1. Uji Validitas
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
alat ukur ini benar-benar mengukur apa yang diukur, dengan rumus:
Keterangan :
N : Jumlah responden
valid, terlebih dahulu kuesioner diuji coba kepada 30 orang reponden yang
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
49
mengetahui sejauh mana kuesioner yang telah disusun memiliki validitas dan
realibilitas.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran ini tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
nilai r hitung diwakili dengan Alpha dengan r label pada taraf kepercayaan
95% atau tingkat significant 5%. Tingkat realibilitas dengan metode Alpha
50
H. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan
karena data yang diperoleh langsung dari peneliitian masih mentah, belum
memberikan informasi apa-apa, dan belum siap untuk dikaji. Untuk memperoleh
penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan
Sebelum melakukan analisa data, hasil data yang sudah ada dilakukan
pengolahan data, variabel penelitian diberikan score dengan jawaban pada tiap
1. Editing
atau terbaca.
51
tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data
missing”.
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Untuk Variabel usia :
3. Scoring
sesuai dengan kategori data dan jumlah butir pertanyaan dari sub variabel
4. Entry Data
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
52
Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data
entry” ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya
5. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
I. Analisa Penelitian
dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean (rata-rata),
median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
53
2. Analisis Bivariat
di Panti Sosial Asuhan Anak Cipayung maka akan dilakukan dengan analisa
silang menggunakan tabel silang yang dikenal dengan baris kali kolom
dengan derajat keabsahan (df) yang sesuai dan tingkat kemaknaan (α) 0,05
(95%), masing-masing variabel diuji dengan uji satistik “chi square test jenis
BAB V
HASIL PENELITIAN
kejadian scabies di Panti Asuhan Anak Cipayung. Hasil penelitian meliputi distribusi
dengan independen di Panti Asuhan Anak Cipayung. Gambaran hasil penelitian yang
A. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini melihat dari distribusi frekuensi dari
seluruh variable yang meliputi : umur, pengetahuan anak panti, sikap, fasilitas
variable dependen. Secara rinci uraian hasil analisis univariatnya adalah sebagai
berikut :
54
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
55
1. Variabel Independen
a. Umur
Table 5.1
Total 76 100%
b. Pengetahuan
Table 5.2
Kurang 39 51,3%
Baik 37 48,7%
Total 76 100%
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
56
(51,3%).
c. Sikap
Table 5.3
Negatif 48 63,2%
Positif 28 36.8%
Total 76 100%
57
Table 5.4
pribadi
Total 76 100%
58
Table 5.5
Timur 2014
Kurang 56 73,7%
Baik 20 26,3%
Total 76 100%
f. Status gizi
Table 5.6
Total 76 100%
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
59
g. Kontrol pembimbing
Table 5.7
Timur 2014
Rendah 16 21,1%
Tinggi 60 78,9%
Total 76 100%
60
2. Variabel dependen
a. Kejadian scabies
Table 5.8
Ya 41 53,9%
Tidak 35 46,1%
Total 76 100%
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat didalam penelitian ini, digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan yang signifikan atau bermakna, Antara variabel dependen yaitu kejadian
penyakit scabies pada Panti Asuhan Anak Cipayung Jakarta Timur dengan variabel
independen, adapun hasil analisisnya secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut :
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
61
1. Umur
Tabel 5.9
scabies menderita
scabies
Total 41 35 76
scabies lebih tinggi dari 17-20 tahun yaitu 65,3%. Hasil uji statistik diperoleh
nilai P value = 0,015 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara kejadian scabies umur 11-16 tahun dengan 17-20 tahun. Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 3,765, artinya anak yang berumur 11-16
tahun mempunyai peluang 3,7 kali lebih sering terkena scabies dibanding anak
62
2. Pengetahuan
Tabel 5.10
scabies menderita
scabies
Pengetahuan 13 24 37 12,403)
Total 41 35 76
scabies lebih tinggi dari pengetahuan baik yaitu 71,8%. Hasil uji statistik
diperoleh nilai P value = 0,003 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengetahuan baik. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,699, artinya
anak yang memiliki pengetahuan kurang mempunyai peluang 4,6 kali lebih
63
3. Sikap
Tabel 5.11
scabies menderita
scabies
Positif 8 20 28 15,285)
Total 41 35 76
lebih tinggi dari sikap positif yaitu 68,8%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P
value = 0,002 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara kejadian scabies sikap negatif dengan sikap positif. Dari hasil
analisis diperoleh pula nilai OR = 5,500, artinya anak yang memiliki sikap
negatif mempunyai peluang 5,5 kali lebih sering terkena scabies dibanding anak
64
Tabel 5.12
scabies
Sangat 7 16 23 11,697)
Total 42 35 76
pribadi sangat mendukung yaitu 64,2%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P value
= 0,014 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
pula nilai OR = 4,090, artinya anak yang memiliki fasilitas kelengkapan pribadi
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
65
Tabel 5.13
scabies menderita
scabies
Baik 3 17 20 46,120)
Total 41 35 76
scabies lebih tinggi dari perilaku baik yaitu 67,9%. Hasil uji statistik diperoleh
nilai P value = 0,000 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara kejadian scabies perilaku kurang dengan perilaku baik. Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 11,963, artinya anak yang memiliki
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
66
perilaku kurang mempunyai peluang 11,9 kali lebih sering terkena scabies
6. Status gizi
Tabel 5.14
scabies scabies
Total 41 35 76
lebih tinggi dari gizi baik yaitu 71,8%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P value =
0,003 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
antara kejadian scabies gizi kurang dengan gizi baik. Dari hasil analisis diperoleh
pula nilai OR = 4,699, artinya anak yang memiliki gizi kurang mempunyai
peluang 4,6 kali lebih sering terkena scabies dibanding anak yang memiliki gizi
baik.
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
67
7. Kontrol pembimbing
Tabel 5.15
pembimbing Value
Menderita Tidak
scabies menderita
scabies
Rendah 5 8 16 0,941
Tinggi 33 27 60
Total 41 35 76
pembimbing tinggi tidak menderita scabies lebih tinggi dari pada kontrol
pembimbing rendah yaitu 55,0%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P value =
0,941 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
pembimbing tinggi.
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam
pembahasan adalah membandingkan antara hasil penelitian dengan konsep teoritis dan
hasil penelitian sebelumnya. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang keterbatasan
tahun telah menderita scabies sebanyak 49 responden. Hal ini sejalan dengan
hasil petugas kesehatan di Poskestren pada bulan Juni dan Juli tahun 2009
dipesantren ini pernah terjadi wabah penyakit scabies atau buduk yang angka
penderita (23,5%) dari jumlah pasien yang berobat ke poskestren dan prevalensi
terbanyak pada usia antara 10-16 tahun yaitu sebanyak 94,4%, ini dikarenakan
penyakit scabies.
68
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
69
6%-27% dari populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak dan remaja.
resiko yang tinggi, bukan saja karena tingkat keterentanannya melainkan juga
pengalaman terhadap penyakit tersebut yang biasanya sudah dialami oleh mereka
yang berumur lebih tinggi (Noor, 2008). Dalam kaitannya dengan kejadian
yang berumur lebih tinggi dan mempunyai pengalaman terhadap scabies tentu
mereka akan lebih tahu cara pencegahan serta penularannya (Muin, 2009).
Hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,015 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kejadian scabies umur 11-16 tahun
dengan 17-20 tahun. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 3,765, artinya
anak yang berumur 11-16 tahun mempunyai peluang 3,7 kali lebih sering terkena
scabies dibanding anak yang berumur 17-20 tahun. Berdasarkan data dari
(Mansyur, 2007).
mempunyai resiko yang tinggi untuk mudah terpapar. Dalam kaitannya dengan
berperan karena mereka yang berumur lebih tinggi dan mempunyai pengalaman
keterpaparan sangat berperan karena mereka yang berumur lebih tinggi dan
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
70
mempunyai pengalaman terhadap penyakit scabies tentu mereka akan lebih tahu
scabies. Hal yang sama juga dilakukan oleh Muzakir (2008) di pondok pesantren
kurang terhadap perilaku hidup bersih dan sehat sehingga banyak santri yang
Hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,003 (α < 0,05), maka dapat
sejalan dengan hasil yang diperoleh pada penelitian ini diantaranya hasil
perilaku hidup bersih dan sehta dan mereka mempunyai resiko terkena penyakit
71
yang rendah cenderung mempunyai pola pikir yang sederhana, pemahaman yang
Penjelasan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yaitu bahwa sebagian besar
< 15 tahun sehingga informasi dan pengalaman yang didapat responden juga
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,699, artinya anak yang memiliki
pengetahuan kurang mempunyai peluang 4,6 kali lebih sering terkena scabies
dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan sikap positif dan tidak
72
yang diperoleh pada penelitian ini diantaranya hasil penelitian Wijaya (2009)
pengetahuan rendah, 12% dari responden memiliki sikap negatif, 15% dari
responden yang memilik personal hygine tidak baik, dan 34% dari responden
Dari hasil analisis melalui uji statistik chi squre diperoleh p-value = 0,002 (Ho
ditolak dan Ha diterima), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap
secara signifikan dengan kejadian scabies di Panti Sosial Asuhan Anak Cipayung
sebanyak 29 orang (58%), dan sikap santri dalam pencegahan penularan penyakit
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 5,500, artinya anak yang memiliki
sikap negatif mempunyai peluang 5,5 kali lebih sering terkena scabies dibanding
perorangan serta perilaku yang sehat. Sikap yang dimiliki oleh anak dipanti
73
bersama, pakaian kotor yang digantung atau ditumpuk dikamar merupakan salah
kurang sebanyak 53 orang dan menderita scabies. Penelitian ini sejalan dengan
menggunkan kran.
Hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,014 (α < 0,05), maka dapat
disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian scabies antara yang fasilitas kurang
yang sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini
74
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
maupun psikologis (A. Azis & Alimul Hidayat, 2008), namun apabila kebesihan
tidak dilengkapi oleh fasilitas kelengkapan peralatan pribadi (seperti sabun cair,
handuk, sprei, ukena dan selimut yang harus dimiliki lebih dari satu) maka akan
mempermudah anak panti untuk saling bertukar handuk, sabun, pakaian maupun
perlengkapan sholat dengan begitu anak panti dapat mudah terkena scabies.
Menurut hasil penelitian Afraniza (2011) bahwa lebih dari setengah responden
Dimana 44 responden memiliki peralatan pribadi yang tidak lengkap. Hal ini
responden yang memiliki kebersihan diri kurang dan menderita scabies sebanyak
56 responden. Dari hasil analisis melalui uji statistic chi square di peroleh p
value = 0,000 (Ho ditolak dan Ha diterima), yang berarti ada hubungan
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
75
bermakna antara kebersihan diri dengan kejadian scabies di Panti Sosial Asuhan
Hal ini sejalan dengan penelitian Batari Sekar Saraswati Ardata Putri (2001),
dimana didapatkan nilai p value = 0,0001 dengan nilai OR 5,96. Maka secara
berbagai aktifitas. Perilaku atau aktifitas manusia, dapat diamati baik secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dalam kaitannya
berbagai cara contohnya seperti kebiasaan mandi, mencuci tangan dan kaki serta
Menurut Ruteng (2007), Penyakit Scabies erat dengan perilaku kebersihan diri
dan lingkungan yang kurang baik, oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran
b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut, dan lainnya secara teratur
76
e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
responden sebagian besar 13-15 tahun dan sebanyak 53,41% berjenis kelamin
sehat dengan persentase 54,5% adalah sedang dan peran ustadz sebagai orang
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara peneliian in, kebersihan diri yang
sangat kurang pada anak panti adalah dalam mengganti pakaian, banyak anak
panti mengganti pakaian 1 kali dalam sehari, sering juga mereka saling bertukar
atau meminjam pakaian temennya. Kebersihan anak panti dalam mengganti sprei
juga dilakukan diatas 2 minggu sekali dan kebersihan kamar yang sangat kurang
terlihat dari banyaknya Kasur anak panti yang tidak menggunkan sprei,
meminjam handuk, perlengkapan ibadah, dan pakian juga sering dilakukan oleh
anak panti, kebersihan diri inilah yang menyebabkan anak panti lebih mudah
77
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan status gizi baik dan tidak
Hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,003 (α < 0,05), maka dapat
disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian scabies antara yang memiliki gizi
kurang dan memiliki gizi baik (ada hubungan yang signifikan antara pengethuan
dengan kejadian scabies). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,699,
artinya anak yang memiliki gizi kurang mempunyai peluang 4,6 kali lebih sering
penelitian ini sejalan dengan Saraswati (2011) dari seluruh responden (101
siawa) jumlah responden yang menjadi subyek penelitian terdiri dari siswa laki-
responden yang satu bulan terakhir terdiagnosa scabies. Seluruh responden yang
status gizi yang kurang dan hanya 14 (13,9%) respon yang mempunyai status
gizi baik.
Status Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat
lingkar lengan dan panjang tungkai. Jika keseimbangan terganggu maka akan
terjadi gangguan fungsi pertumbuhan atau komposisi tubuh (Depkes RI, 2004).
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
78
Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang cukup baik tetapi juga
karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering
diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya
anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat
melemah, sehingga mudah diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan
akhirnya mudah terkena gizi kurang. Sehingga disini terlihat interaksi antara
konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling
gizi yang buruk dapat menyebabkan tingkat imunitas individu menurun dan pada
suatu komunitas.
responden yang dengan kontrol pembimbing yang rendah dan menderita scabies
sebanyak 34 responden. Dari hasil analisis melalui uji statistic chi square
diperoleh p-value = 0,592 (Ho diterima dan Ha ditolak), yang berarti tidak ada
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2012) bahwa pada
perilaku hidup bersih dan sehat dengan persentase 54,5% adalah sedang dan
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
79
peran ustadz sebagai orang penting dengan persentase 83% adalah tinggi.
adalah sedang dalam hal membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat.
Pembimbing merupakan pengganti fungsi orang tua kepada anak dipanti asuhan
dan sehat serta mengajarkan disiplin kepada semua anak yang berada di
(Natalina,2009).
Akan tetapi jumlah pembimbing yang sedikit tidak seimbang dengan jumlah
anak panti, oleh sebab itu pembimbing tidak dapat mengontrol kebersihan anak
panti secara satu persatu. Maka didalam panti ini anak panti dituntut untuk lebih
80
dapat mengontrol kebersihan kamar melalui ketua dari setiap kamar anak panti
B. Keterbatasan penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, kelemahan dari metode ini,
yaitu dimana data atau informasi-informasi yang diperoleh sangat tergantung dari
juga dapat menentukan data yang diperoleh. Penelitian ini juga memiliki
keterbatasan dalam waktu untuk mengumpulkan anak panti yang berbeda waktu
jam pulang sekolah antara Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, dan Universitas kedalam musholla karena tidak adanya ruang aula
untuk mengumpul.
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan dijelaskan tentang simpulan dan saran dari uraian bab sebelumnya terhadap
hasil dan pembahasan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian scabies di Panti
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan pada bab sebelumnya, maka
a. Sebagian besar anak dipanti berusia 11-16 tahun yaitu sebanyak 49 anak
81
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
82
f. Sebagian besar anak dipanti dengan status gizi kurang yaitu sebanyak 39
2. Ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian scabies (P value
0,015 ) anak yang berumur 11-16 tahun mempunyai peluang 3,7 kali lebih
mempunyai peluang 4,6 kali sering terkena scabies dibandingkan anak yang
4. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian scabies (P value
0,002) anak yang memiliki sikap negatif mempunyai peluang 5,5 kali lebih
mendukung.
6. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku kebersihan diri dengan kejadian
83
peluang 11,9 kali lebih sering terkena scabies dibandingkan anak yang
7. Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian scabies (P
value 0,003) anak yang memiliki gizi kurang mempunyai peluang 4,6 kali lebih
B. Saran
Diharapkan perlu diadakannya pembinaan yang lebih lagi terhadap setiap Panti
kebersihan diri dan pola hidup bersih pada anak-anak dipanti, seperti
2. Bagi Institusi
84
Diharapkan dengan adanya penelitian ini kejadian scabies ini bisa lebih dicegah
lagi salah satunya dengan penyuluhan secara rutin dan memasang poster-poster
tentang penyakit scabies disetiap asrama agar anak panti mengerti tentang
Diharapkan dengan adanya penelitan ini dapat memberikan masukan bagi profesi
bersih yang sehat dan bersih untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku,
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Azis dan Uliyah, Musrifatul.2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC
Almatsier, Sunita.2001. Prinsip dasar ilmu gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta:
Arikunto, S.2005. Rineka Cipta. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineke Cipta
Azwar, S.2003. Sikap Manusia Terori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Badri.2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada santri di Pondok
Pesantren Ar-Rhaudatul Hasanah Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Bhowmik, D., Chiranjib, Yadav J., Tripathi K.K & Kumat K.P.S. 2010. Herbal
Remedies of Azadirachta indica and its medicinal application. J. Chem. Pharm.
Res. 2(1): 62-72.
Binic, I., Jankovic, A., Jovanovic, D. & Ljubenovic, M. 2010 Crusted (Norwegian)
Skabies Following Systemic and Topical corticosteroid therapy. J Korean Med
Sci. 52: 188-191
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8. Jakarta : EGC
Cak Mioki.2007.Skabies: Kulit Gatal Bikin Sebal. Diakses 10 Januari 2014.
http://www.k-sate-edu/parasitology/625tutorials/Anthropods01.html
Carruthers, R (1978). Treatment of scabies and Pediculosis. Medical Proggress 5 (12) :
25-30
Departemen Kesehatan RI. 2004. Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Depkes, RI.2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Depkes.
Dinas Sosial.2011. Buku Pedoman Pelayanan Kesejahteraan Anak melalui Panti Sosial
Asuhan Anak. Jakarta : Dinas Sosial.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. 2010. Data Penyakit Skabies LB 1. Jember: Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember.
Djuanda. A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima, Cetakan Kedua.
Jakarta : FKUI.
Handayani. 2007. Hubungan antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies
di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon. Diaskes: 10
Januari 2014. http://fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=3264.
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
Kepada Yth.
Calon Responden
Di Jakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Jakarta (Sarjana Keperawatan)
NIM : 2012727054
Atas perhatian dan peran serta responden, saya ucapkan terima kasih
Peneliti
Meilina Aprilia
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
Saya telah diminta kesediaannya untuk berperan serta dalam penelitian yang berjudul
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian scabies di Panti Sosial Asuhan Anak
Cipayung Jakarta Timur”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian scabies di Panti Sosial Asuhan Anak Cipayung
Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan:
Nama : Meilina Aprilia
Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi sangat kecil, apabila dalam kenyataan
menimbulkan respon emosi yang tidak nyaman peneliti akan menghentikan
pengumpulan data dan saya berhak menghentikan atau mengundurkan diri tanpa resiko
apapun. Saya mengerti bahwa catatan penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas
yang mencantumkan subjek penelitian hanya akan digunakan untuk keperluan
pengolahan data.
Demikian secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia
berpartisipasi aktif dalam penelitian ini.
(Responden)
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SCABIES di
PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK CIPAYUNG–
JAKARTA TIMUR 2014
Kode Responden
Diisi oleh peneliti :
Tanggal :
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
1. Isilah identitas anda terlebih dahulu dengan lengkap
2. Bacalah pertanyaan dengan teliti
3. Jawab pertanyaan dengan lengkap dan sebenar – benarnya sesuai dengan kondisi
anda dengan memberi tanda √ pada jawaban yang anda pilih
4. Apabila terdapat pertanyaan yang belum dimengerti, anda dapat menanyakannya
kepada peneliti
5. Setelah semua pertanyaan selesai diisi, periksa kembali jawabannya jangan
sampai ada yang terlewat
6. Segera kumpulkan kepeneliti bila kuesioner ini telah anda isi dengan lengkap
1. Nama :
2. Umur : Tahun
3. Jenis kelamin :
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
C. Sikap
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : TidakSetuju
No Pertanyaan SS S KS TS
1. Kasur dan bantal perlu dijemur tiap minggu
E. PerilakuKebersihan diri
Keterangan :
SS : Sering Sekali
S : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No. Pertanyaan TP KK S SS
1. Saya meminjam handuk teman
2. Saya meminjam perlengkapan ibadah teman
3. Saya meminjam pakaian teman
4. Saya mencuci kaki jika setelah keluar asrama
5. Saya menggunakan sandal saat keluar asrama
6. Saya memotong kuku seminggu sekali
7. Saya tidak meminjam pakaian dengan teman
8. Saya mandi sehari minimal 2 kali
9. Saya mencuci handuk seminggu 2 kali
10. Saya mencuci pakaian seminggu 1 kali
11. Saya mencuci perlengkapan ibadah seminggu 2
kali
12. Saya menjemur kasur dan bantal sebulan 1 kali
13. Saya mencuci sprei seminggu 2 kali
14. Saya mencuci sarung bantal seminggu 2 kali
15. Saya mengganti pakaian sehari 2 kali
16. Saya mencuci muka sehari lebih dari 2 kali
F. Status Gizi
Berat badan :…………Kg
Tinggi badan :…………Cm
PERPUSTAKAAN FIK-UMJ
G. Kontrol pembimbing
Keterangan :
SS : Sering Sekali
S : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No. Pertanyaan TP KK S SS
1. Pembimbing mengontrol kamar setiap hari
2. Pembimbing mengontrol cuci baju setiap hari
3. Pembimbing mengotrol menjemur pakaian
ditemapat yang terkena matahari setiap hari
4. Pembimbing mengotrol penggantian pakaian
setiap hari
5. Pembimbing mengontrol penggantian sprei 1
minggu 1x
6. Pembimbing mengontrol penggunaan sabun
mandi setiap hari
7. Pembimbing mengontrol penggunaan handuk
setiap hari
8. Pembimbing mengontrol penggunaan
perlemgkapan ibadah setiap hari
9. Pembimbing mengontrol mencuci handuk 1
minggu 1x
10. Pembimbing mengontrol mencuci makan
sebelum makan ke setiap anak