LAPORAN PENELITIAN
Disusun oleh
Yuliana
2013727080
ABSTRAK
Kata Kunci : Pasien tumor otak meningioma, self management, kualitas hidup.
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Monitoring, Self Reward, Self Contracting dan Stimulus Control) dengan kualitas
hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN Dr.Cipto
Mangunkusumo Jakarta.” ini dapat saya selesaikan. Penelitian ini dilakukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Fakultas Ilmu
tugas akhir ini terdapat banyak hambatan dan kesulitan, namun, berkat bimbingan,
dorongan, motivasi dari berbagai pihak akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini
tepat waktu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
2. Ibu Irna Nursanti, M.Kep.,Sp.Mat selaku Ketua Program Studi Fakultas Ilmu
5. Bapak dan Ibu Dosen berserta Staff Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
6. Suami tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun sangat membantu
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Dan saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki oleh karena itu saya
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun sehingga di masa yang akan
datang dapat menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………….……… i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
ABSTRAK……………………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 6
BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………………… 8
A. Tumor Otak Meningioma……………………………………………. 8
1. Definisi Tumor Otak Menigioma………………………………... 8
2. Prevalensi meningioma………………………………………….. 8
3. Klasifikasi meningioma………………………………………….. 9
4. Etiologi…………………………………………………………… 10
5. Gejala Klinis……………………………………………………… 11
6. Penatalaksanaan meningioma……………………………………. 12
B. Self Management……………………………………………………. 13
1. Definisi Self Management………………………………………. 13
2. Dimensi Self Management……………………………………… 14
a. Self monitoring……………………………………………… 15
b. Self reward………………………………………………….. 15
c. Self contracting……………………………………………... 15
d. Stimulus control…………………………………………….. 16
3. Indikator dan faktor-faktor Self management………………….. 17
4. Penelitian Terkait………………………………………………. 20
C. Kualitas Hidup……………………………………………………... 21
1. Definisi kualitas hidup…………………………………………. 22
2. Penilaian kualitas hidup………………………………………... 23
3. Managemen pasien tumor otak meningioma………………….. 23
D. Self Management Dengan Kualitas Hidup Pasien Meningioma…… 24
E. Kerangka Teori……………………………………………………... 27
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,
DEFINISI OPERASIONAL………………………………………… 28
A. Kerangka Konsep Penelitian………………………………………… 28
B. Hipotesis Penelitian………………………………………………….. 29
C. Definisi Operasional…………………………………………………. 29
BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………………. 32
A. Desain Penelitian…………………………………………………….. 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………….. 32
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………. 33
D. Etika Penelitian………………………………………………………. 35
E. Alat Pengumpulan Data……………………………………………… 36
F. Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………………… 38
G. Prosedur Pengumpulan Data………………………………………… 40
H. Pengolahan Data……………………………………………………... 40
I. Analisis Data…………………………………………………………. 41
BAB V HASIL PENELITIAN………………………………………………… 42
A. Analisis Univariat……………………………………………………. 42
B. Analisis Bivariat……………………………………………………... 44
BAB VI PEMBAHASAN……………………………………………………… 47
A. Keterbatasan penelitian……………………………………………… 47
B. Analisis Univariat……………………………………………………. 48
C. Analisis Bivariat……………………………………………………… 53
A. Latar Belakang
tumor yang terjadi pada otak akan berakibat fatal. Tumor otak primer yang paling
sering terjadi yaitu meningioma yaitu sebesar 34% dari seluruh tumor otak
puncaknya pada usia 70 hingga 80 tahun. Meningioma jarang ditemukan pada anak-
anak, dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada laki-laki (Kesari, Saria,
patologi diperkirakan sebesar 97,5 per 100.000 jiwa. Namun jumlah ini diperkirakan
lebih rendah dari yang sebenarnya karena adanya sebagian meningioma yang tidak
100.000 jiwa dan tetap stabil selama 12 tahun ini(Cea-soriano, Wallander, &
negara maju, di Indonesia data lengkap tentang tumor otak belum ada, namum
didapatkan data Di Kota Medan Pada tahun 2005-2006 terdapat 135 Pasien, dari
Pasien didapatkan data pasien laki-laki lebih besar (67,74%) dibanding perempuan
(39,26%) (Hakim, 2006). Sedangkan data dari RSCM Poliklinik Bedah Saraf pada
bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2014 terdapat 241 pasien dengan
penyakit yang kronis, harapan hidup lebih rendah, dan gangguan fungsi sehari-hari
dengan tumor otak meningkat ketahanan hidupnya ada beberapa masalah yang
psikososial, sehingga dapat membatasi dalam kegiatan sehari-hari (ME & Sliwa,
2011; Poggi, Liscio, & Patore, 2009; Tang, Rathbone, Park, Jiang, & Harvey, 2008).
Selain itu, pada saat penderita di diagnosis menderita tumor otak berdampak kepada
(Ditewig, Blok, Havers, & Veenendaal, 2010) mengatakan, Self management yang
baik dari pasien tentang penyakitnya, dapat menurunkan angka kematian, rata-rata
Self Management sendiri merupakan suatu cara pengelolaan diri yang digunakan
mengacu kepada tugas setiap individu harus berupaya untuk hidup lebih baik walau
management termasuk program Self monitoring, Self reward, self contracting dan
dengan kualitas hidup pasien, dimensi fisik, psikologis dan social pada pasien
GGK(Heidarzadeh, Atashpeikar, & Jalilazar, 2010).Pengobatan pasien meningioma
yang berlangsung lama memiliki efek kesakitan tinggi, bisanya membawa dalam
kondisi lemah bahkan depresi. Penderitaan tersebut akan mendorong pasien dalam
menentukan sikap, yang menggambarkan kualitas hidup pasien itu sendiri. Kualitas
hidup pasien baik maka baik pula pasien dalam menjalankan aktifitas sehari-hari
Studi awal yang dilakukan peneliti di Poli Bedah Saraf RSCM Jakarta pada tanggal
5 pasien meningioma menjawab kualitas hidupnya buruk dan sisanya biasa saja,
sedangkan dari tingkat kepuasan terhadap kesehatan semua pasien menjawab tidak
memuaskan. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk meneliti hubungan Self
bedah saraf.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan pada penderita meningioma begitu kompleks, baik dari akibat secara
biologis ataupun psikologis.Semua tumor yang terjadi pada otak akan berakibat
tumor,lokasi,ukuran dari tumor tersebut deteksi dini tumor otak hanya terjadi ketika
tingkat parah ketika kehadiran tumor memiliki efek samping yang menyebabkan
tersebut memiliki potensi resiko keparahan penyakit yang kronis, harapan hidup
kronis penting adanya pendidikan Kesehatan dan dukungan Self management. Self
management yang baik dari pasien tentang penyakitnya, dapat menurunkan angka
pasien.
Indonesia terutama pada pasien Tumor Otak. Oleh karena itu, penelitian ini berguna
untuk mencari jawaban atas pertanyaan sebagai berikut: Adakah hubungan Self
management (Self Monitoring, Self Reward, Self Contracting dan Stimulus Control)
dengan kualitas hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pendidikan.
Self Reward, Self Contracting dan Stimulus Control) pasien tumor otak
Jakarta.
Self Contracting dan Stimulus Control) dengan kualitas hidup pasien tumor
Mangunkusumo Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
kualitas asuhan keperawatan Self manajement (Self Monitoring, Self Reward, Self
Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan pada pasien meningioma dan
keperawatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah meningioma pertama kali dipopulerkan oleh Harvey Cushing pada tahun
di luar jaringan parenkim otak yaitu berasal dari meninges otak. Meningioma
saraf pusat yang berasal dari neuroektoderm, yaitu muncul dari sel-sel
2. Prevalensi meningioma
Tumor ini terdapat pada kelompok usia 40-60 tahun sedangkan penulis lain
menyatakan antara sekitar 50-70 tahun dengan puncak insiden pada usia 45 tahun
Beberapa hal yang memengaruhi insiden adalah usia, jenis kelamin dan ras.
mencapai puncak pada usia di atas 60 tahun. Insiden meningioma pada anak-
lebih tinggi dibandingkan dengan ras putih Non-Hispanics dan Hispanics. Jenis
kelamin juga memengaruhi prevalensi dari meningioma, yaitu dua kali lebih
3. Klasifikasi meningioma
dan histopatologi. Menurut Mefty (2005), berdasarkan lokasi tumor dan urutan
timbul secara ekstrakranial walaupun sangat jarang, yaitu pada medula spinalis,
2014).
Pola pertumbuhan meningioma terbagi dalam bentuk massa (en masse) dan
adanya abnormalitas tulang dan perlekatan dura yang luas (Talacchi, Corsini, &
2007 terdiri dari 3 grading dengan resiko rekuren yang meningkat seiring dengan
pertambahan(Tandean, 2014).
Grade I:
a. Meningothelial meningioma
d. Psammomatous meningioma
e. Angiomatous meningioma
f. Mycrocystic meningioma
g. Lymphoplasmacyte-rich meningioma
h. Metaplastic meningioma
i. Secretory meningioma
Grade II:
a. Atypical meningioma
c. Chordoid meningioma
Grade III:
a. Rhabdoid meningioma
b. Papillary meningioma
4. Etiologi
2011).
Couldwell, 2007).
5. Gejala Klinis
lokasinya.Tetapi, secara umum gejala klinis yang ditimbulkan dapat berupa tanda
dan gejala peningkatan intracranial, gangguan fungsi mental, kejang, dan
progesif, baik intensitas maupun durasinya. Nyeri kepala juga disertai mual dan
chemoreseptor trigger zone batang otak (Departemen Bedah Saraf FKUI, 2011).
6. Penatalaksanaan meningioma
yang lebih baik.Sebaiknya reseksi yang dilakukan meliputi jaringan tumor, batas
duramater sekitar tumor, dan tulang kranium apabila terlibat. Reseksi tumor pada
skull base sering kali subtotal karena lokasi dan perlekatan dengan pembuluh
tumor secara total adalah sekitar 9% dengan durasi waktu rata-rata lima tahun.
Saat reoperasi bagi tumor rekuren ini disesuaikan dengan beberapa konsiderasi
seperti: keadaan penderita, lokasi dan sifat tumor, serta resiko operasi yang
dihadapi. Peranan radiasi untuk meningioma yang tidak berhasil diangkat
rekurensi sebesar 74% kasus yang dilakukan pengangkatan parsiel dan tidak
B. Self Management
kondisi seseorang dan efek kognitif, perilaku dan emosional yang diperlukan
Menurut Orem (2002) dengan teori Self Care nya, menyampaikan pelaksanan
kegiatan yang diprakrasai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk
kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit (Alligood, 2014). Self
Management pada penyakit kronis juga dijelaskan oleh Lorig & Holman (2003)
diresepkan, mengikuti diet dan olah raga, pemamtauan secara mandiri dan
koping emosional dengan penyakit yang dialami (Zhong, Tanasugarn, Fisher, &
Krudsood, 2011).
Istilah Self management mengacu kepada tugas setiap individu harus berupaya
untuk hidup lebih baik walau dengan kondisi kronis, termasuk memiliki
control(Corey, 2012).:
a. Self monitoring
b. Self reward
self reward diartikan pemberian hadiah pada diri sendiri setelah mencapai
reward, bukan hanya berpacu dalam self reward akan tetapi self-punishment
baik dari self reward itu sendiri maupun self-punishment (Mezo, 2009).
c. Self contracting
Kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting), bentuk kontrak
ini adalah :1) membuat perencanaan untuk mengubah pikiran, perilaku dan
d. Stimulus control
misalnya saja, anteseden dapat berupa suatu situasi, emosi, kognisi, atau
Budiman, 2011).
diantaranya: (a) Pasien dan keluarga yang menderita penyakit kronis, (b)
apoteker dan profesi lainnya, (c) Pembuat kebijakan atau sistem kesehatan.
Banyak lainnya juga yang terlibat dalam pemberian support secara aktif kepada
2012)
mereka dapat lakukan untuk meningkatkan peluang kualitas hidup yang baik
b. Memiliki motovasi untuk Self manajemen,menggunakan informasi yang
pelayanan kesehatan
perawatan kesehatan
menggunakannya.
a. Faktor Internal
Menurut Nwinee (2011) dalam (Prasetyo, 2012) faktor internal atau yang
berasal dari diri pasien dalam self management terdiri keyakinan atau nilai
1) Nilai
2) Efikasi diri
management. semakin tinggi efikasi diri, maka semakin baik hasil self
management(Prasetyo, 2012).
3) Pengetahuan
(Prasetyo, 2012).
b. Faktor Eksternal
4. Penelitian Terkait
sehingga Self management menjadi poin penting dalam memberi kebijakan dari
kesehatan melalui Self management diakui sangatlah penting untuk hasil yang
lebih baik bagi pasien dengan kondisi kronis(Davies & Batehup, 2010). Sejalan
juga dengan penelitian yang dilakukan (Ditewig et al., 2010) mengatakan, Self
hidup pasien.
C. Kualitas Hidup
dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu
tersebut hidup, dan hubungan tujuan, harapan, standard dan keinginan. Hal ini
merupakan suatu konsep, yang dipadukan dengan berbagai cara seseorang untuk
Terdapat dua komponen dasar dari kualitas hidup yaitu subyektifitas dan
bahwa kualitas hidup dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara
bahwa untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup seseorang maka dapat diukur
(Nurchayati, 2010).
Beberapa hal perlu diperhatikan saat akan melakukan menilai kualitas hidup.
fisik, psikologis, hubungan social dan lingkungan. Model konsep kualitas hidup
dari WHO (The World Health Organization Quality of Life / WHOQoL) mulai
berkembang sejak tahun 1991. Instrument ini terdiri dari 26 item pertanyaan
yang terdiri dari 4 domain, yaitu; 1) Domain kesehatan fisik yang terdiri dari:
pekerjaan; 2) Domain psikologis yang terdiri dari: perasaan positif dan negative,
cara berfikir, harga diri, body image, spiritual: 3) Domain hubungan social terdiri
transportasi.
3. Managemen pasien tumor otak meningioma
Kualitas hidup yang optimal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan
membuat pasien lebih baik.dengan kualitas hidup yang baik, untuk selama
mungkin.Tidak seperti tumor jinak lainnya, tumor intra kranial jinak bisa
hidup lima tahun sebesar70%, lebih rendah dari dibandingkan lima tahun
(Conn-Levin, 2003).
hidup antara pasien tumor otak yang diobati. Pasien tumor otak dilaporkan 90%
pada kualitas hidup ditemukan terkait dengan kematian dini dari tumor otak. Hal
hidup berkurang pada pasien tumor otak dengan mood depresi atau perubahan
status mental khususnya di antara pasien dengan penyakit kelas rendah, dan
konsisten, skor yang lebih tinggi depresi dikaitkan dengan kualitas hidup yang
rendah. Namun, sampai saat ini, sebagian besar penelitian tentang kualitas hidup
bersumber dari klinik, sehingga sedikit yang diketahui tentang kualitas hidup dan
suasana hati pasien tumor otak yang tinggal di antara masyarakat (Janda et al.,
2007).
keparahan penyakit yang kronis, harapan hidup lebih rendah, dan gangguan fungsi
tinggi, bisanya membawa dalam kondisi lemah bahkan depresi. Penderitaan tersebut
hidup pasien itu sendiri. Kualitas hidup pasien baik maka baik pula pasien dalam
hidup pasien meningioma sangatlah penting dalam proses management terapi neuro
kesejaheraan social serta fungsi sehari-hari. Berbagai macam penyebab tumor dan
Szerlip, 2014).
Sebuah studi tentang kualitas hidup penderita meningioma dengan menggunakan SF-
36 menunjukan 39-72% dari pasien yang bertahan hidup berada di kualitas hidup
medis dalam menangani tumor otak, berdampak gangguan kepada fungsi psikologis
dan kualitas hidup. Untuk itu, penanganan jangka panjang berupa pemantauan,
pendidikan dukungan self management serta konseling bagi pasien dan keluarga
membantu pasien untuk memainkan peran utama dalam manajemen diri dari gejala
international health policy surveys carried pada tahun 2004 dan 2005 di Australia,
Kanada, Jerman, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat menemukan bahwa
sementara sebagian besar pasien memberikan laporan positif dari cara di mana
perilaku kesehatan. Selain itu, kurang dari setengah dari mereka yang disurvei
merasa mereka cukup terlibat dalam keputusan pengobatan dan di antara orang-
orang dengan kondisi kronis kurang dari sepertiga telah diberikan rencana
Faktor Penyebab
Tumor Otak Hormone, radiasi,
Meningioma kelainan
kromosom
Tanda gejala
Peningkatan Domain kesehatan
tekanan intra fisik
kranial Domain psikologi
Gangguan Domain hubungan
fungsi social
mental;kejang Domain lingkungan
Nyeri kepala
Mual dan
muntah
Self Management:
Kualitas Hidup self monitoring
Management
Menurun Self reward
therapy
self contracting
Operasi, stimulus control
radiosurgery,
radiasi,
Khemotherapi
Faktor internal
Nilai diri
Managemen
Pengetahuan
therapy yang lama
Efikasi diri
Faktor eksternal
Keluarga
Penyedia
layanan
kesehatan
Kebijakan
Asosiasi/
organisasi
penyakit
BAB III
Kerangka konsep merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian karena
merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk
suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel baik variabel yang diteliti
Kerangka konsep dari penelitian hubungan self manajemen dengan kualitas hidup
Independen Dependen
Ada hubungan self management (Self monitoring, self reward, self contracting, and
self stimulus controling) dengan kualitas hidup pasien tumor otak meningioma di
C. Definisi Operasional
Cara Hasil
No Variabel Definis Operasional Alat Ukur Skala
Ukur Ukur
Variabel Dependen
1 Kualitas Pengukuran kepada Kuisioner Mengisi 0. Kurang Ordinal
hidup responden tentang kualitas hidup kuesioner baik,
harapan pasien WHOQOL jika <
meningioma terhadap nilai
kehidupan median/
dibandingkan dengan score
kenyataan yang <65
dihadapinya yang 1. Baik,
meliputi domain jika ≥
fisik,psikologis, nilai
hubungan social, dan median/
lingkungan score ≥
65
Variabel Independen
1 Self Penilaian pasien Kuesioner Mengisi 0. Kurang Ordinal
monitoring meningioma tentang menggunakan kuesioner baik,
monitoring skala gautman jika <
kesehatannya dengan nilai
pilihan median/
jawaban score
1. Tidak <6
2. Ya
Cara
No Variabel Definis Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel Independen
1. Baik,
jika ≥
nilai
median/
score
≥6
2 Self reward Penilaian pasien Kuesioner Mengisi 0. Kurang Ordinal
meningioma tentang menggunakan kuesioner baik,
dukungan keluarga & skala gautman jika <
tenaga kesehatan dengan nilai
dalam menunjang pilihan median/
kesembuhan. jawaban score
1. Tidak <4
2. Ya 1. Baik,
jika ≥
nilai
median/
score
≥4
3 Self Penilaian pasien Kuesioner Mengisi 0. Kurang Ordinal
contracting meningioma tentang menggunakan kuesioner baik,
kesepakatan & kerja skala gautman jika <
sama dengan tenaga dengan nilai
kesehatan dalam pilihan median/
pengobatan jawaban score
1 Tidak <4
2 Ya 1. Baik,
jika ≥
nilai
median/
score
≥4
Cara
No Variabel Definis Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
4 Stimulus Penilaian pasien Kuesioner Mengisi 0. Kurang Ordinal
control meningioma tentang menggunakan kuesioner baik,
situasi emosi pasien & skala gautman jika nilai
kognisi dengan <median
pilihan /score
jawaban <4
1 Tidak 1. Baik,
2 Ya jika nilai
≥median
/ score
≥4
Variabel Confounding
1 Usia lama responden hidup Kuesioner Mengisi 0. 28-40 Interval
mulai dari lahir kuesioner tahun
sampai ulang tahun 1. 41-53
berikutnya tahun
2. 54-65
tahun
2 Jenis kelamin Tanda-tanda seks Kuesioner Mengisi 0. Perempu Nominal
sekunder kuesioner an
yang diperlihatkan 1. Laki-
seseorang laki
3 Pendidikan Pendidikan formal Kuesioner Mengisi 0. Pendidik Nominal
terakhir responden: kuesioner an
0. Tidak sekolah rendah
1. SD (Tidak
2. SMP sekolah,
3. SMA SD,
4. Perguruan tinggi SMP)
1. Pendidik
an tinggi
(SMA,
PT)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen.
penelitian ini melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
independen yaitu Self Monitoring, Self Reward, Self Contracting dan Stimulus
Control dan variabel dependen yaitu kualitas hidup pasien tumor otak meningioma
1. Tempat Penelitian
hidup pasien tumor otak meningioma di poliklinik bedah syaraf RSUPN Dr.Cipto
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Pebruari 2015.
1. Populasi Penelitian
(Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien tumor otak
2. Sampel
Dalam penelitian ini, sampelnya adalah pasien tumor otak meningioma yang
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
populasi yang terbatas ini (kurang dari 10.000 orang), maka peneliti menentukan
Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)
30
n=
1+30 (0,05)²
30
n=
1+0,075
30
n=
1,075
n=27,91
n=28
Untuk mengantisipasi droup out responden maka penulis menambah 10% dari
Maka dalam penelitian ini perkiraan sampel yang akan digunakan adalah 31
responden.
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
4) Kesadaran composmentis
D. Etika Penelitian
Tujuan penelitian harus etik, dalam arti hak responden dan yang lainnya harus
dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia untuk
diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika menolak untuk
Nama subyek tidak akan dicantumkan pada lembar pengumpulan data dan hasil
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah diperoleh dari responden akan dijamin
penelitan ini terdiri dari jumlah pernyataan yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden. Alat kuesioner ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Kuesioner A
Kuesioner ini terkait karakteristik responden nama inisial, usia, jenis kelamin,
pendidikan terakhir
2. Kuesioner B
Kuesioner ini terkait dengan pertanyaan tentang self management yang terdiri
dari 4 komponen self management yaitu: Self monitoring, Self reward, Self
jawaban 1. Tidak 2. Ya
3. Kuesioner B
Kuesioner ini terkait tentang kualitas hidup dari WHO (The World Health
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur ini benar benar
mengukur apa yang diukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk menguji
validitas dan reliabilitas alat, peneliti melakukan. Uji coba kuesioner (angket).
Uji coba kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada pasien tumor
a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut
valid
b. Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel
c. Jika r hasil > r tabel, tapi bertanda negatif maka butir atau variabel tersebut
tidak valid
Uji coba kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada orang yang
pernyataan dan validitas pernyataaan dari kuesioner yang telah dibuat. Setelah
pada tingkat kemakmuran 5% didapat nilai r tabel > 0,444, maka dapat
disimpulkan bahwa dari 44 pertanyaan dari hasil uji coba diketahui bahwa
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran
adalah perbandingan antara nilai r hitung diwakili dengan nilai Alpha dengan r
tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikant 5%. Tingkat reliabilitas
yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat dipresentasikan seperti tabel
berikut :
Tabel 4.1
Dari hasil uji reliabilitas pada 20 responden di Poliklinik bedah syaraf RSUPN
dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal yang diuji cobakan terbukti sangat
reliable.
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap terminasi
penelitian.
H. Pengolahan Data
Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai. Daftar
pernyataan yang telah diisi dikumpulkan dan dilakukan prosedur analisa data,
meliputi :
2. Coding, yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
3. Processing, yaitu pemprosesan data yang diawali dengan menginput data pada
program komputer.
kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian untuk melihat
responden, variabel independen yang terdiri dari Self monitoring, Self reward,
Self contracting dan Stimulus control dan kualitas hidup pasien tumor otak
variabel independen (Self monitoring, Self reward, Self contracting dan Stimulus
control) dan variabel dependen (kualitas hidup pasien tumor otak meningioma),
adapun uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square, karena variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen) pada penelitian ini merupakan data
katagorik, dengan batas kemaknaan alfa 0,05 dengan uji ini dapat diketahui
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian tentang hubungan self manajemen
dengan kualitas hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN
A. Analisis Univariat
variabel independen yang terdiri dari self monitoring, self reward, self contracting,
and self stimulus controling. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kualitas
Tabel 5.1
Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia
di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Tahun 2015 (n=28)
No Variabel Mean Standar Deviasi Minimal-Maksimal
1 Usia 37,29 13,67 28-65
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 28 responden didapatkan bahwa rata-
rata usia pasien yang mengalami tumor otak meningioma adalah 37 tahun, dengan
standar deviasi 13,67 tahun. Usia termuda 28 tahun dan usia tertua 65 tahun.
Tabel 5.2
Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan
di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Tahun 2015 (n=28)
No Variabel Jumlah Persentase
1 Jenis kelamin
a. Laki-laki 4 14,3
b. Perempuan 24 85,7
2 Pendidikan
a. Pendidikan rendah (Tidak sekolah, SD, 10 35,7
SMP)
b. Pendidikan tinggi (SMA, Perguruan tinggi) 18 64,3
kelamin perempuan yaitu sebesar 85,7% (24 orang), dan sebagian besar
Tabel 5.3
Distribusi responden berdasarkan self monitoring, self reward, self contracting,
self stimulus controling, kualitas hidup pasien tumor otak meningioma
di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Tahun 2015 (n=28)
monitoring kurang baik yaitu sebesar 64,3% (18 orang), sebagian besar yang
menjadi responden self reward kurang baik yaitu sebesar 53,6% (15 orang),
sebagian besar self contracting kurang baik yaitu sebesar 64,3% (18 orang), dan
sebagian besar responden self stimulus controling kurang baik yaitu sebesar 60,7
( 17 orang).
Tabel 5.3 menunjukan bahwa kualitas hidup pasien tumor otak meningioma
B. Analisis Bivariat
Uji korelasi bivariat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Uji Chi
Square yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen
yaitu self monitoring, self reward, self contracting, and self stimulus controling
dengan variabel dependen yaitu kualitas hidup pasien tumor otak meningioma. Hasil
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh bahwa kualitas hidup pasien tumor otak meningioma
kurang baik lebih banyak disebabkan karena self monitoring yang kurang baik yaitu
sebesar 14 orang (77,8%). Dengan P value = 0,005 (α < 0,05) maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara self monitoring dengan kualitas
hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN Dr.Cipto
terjadinya kualitas hidup pasien tumor otak meningioma kurang baik sebesar 14,000
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh bahwa kualitas hidup pasien tumor otak meningioma
kurang baik lebih banyak disebabkan karena self reward yang kurang baik yaitu
sebesar 13 orang (86,7). Dengan P value = 0,003 (α < 0,05) maka dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara self reward dengan kualitas hidup pasien tumor
Jakarta. Hasil analisis diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 21,667 (95% CI.3,022-
155,363) artinya self reward kurang baik akan berisiko untuk terjadinya kualitas
hidup pasien tumor otak meningioma kurang baik sebesar 21,667 kali dibandingkan
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh bahwa kualitas hidup pasien tumor otak meningioma
kurang baik lebih banyak disebabkan karena self contracting yang kurang baik yaitu
sebesar 15 orang (83,3%). Dengan P value = 0,000 (α < 0,05) maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara self contracting dengan kualitas
hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN Dr.Cipto
(95% CI.4,044-500,693) artinya self contracting kurang baik akan berisiko untuk
terjadinya kualitas hidup pasien tumor otak meningioma kurang baik sebesar 45,000
kurang baik lebih banyak disebabkan karena self stimulus controling yang kurang
baik yaitu sebesar 14 orang (82,4%). Dengan P value = 0,001 (α < 0,05) maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara self stimulus controling dengan
kualitas hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN
21,000 (95% CI.2,913-151,408) artinya self stimulus controling kurang baik akan
berisiko untuk terjadinya kualitas hidup pasien tumor otak meningioma kurang baik
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan, terdiri dari interpretasi dan diskusi hasil serta keterkaitan antara hasil
penelitian dengan tinjauan teori dan hasil penelitian sebelumnya. Bab ini juga berisi
A. Keterbatasan penelitian
1. Pada saat pengambilan data kuesioner, peneliti juga meminta bantuan pada
keluarga untuk ikut mengisikan lembar kuesioner, yaitu dengan cara keluarga
yang diajukan oleh peneliti, sehingga hasil responden tetap valid karena jawaban
2. Pada penelitian ini, jumlah sampel penelitian yang minimal yaitu 28 responden.
Hal ini berdasarkan pada populasi pasien dengan tumor otak, oleh karena
dan Stimulus Control) pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf
Monitoring, Self Reward, Self Contracting dan Stimulus Control) pada pasien
meningioma pada umumnya kurang baik. Kurang baiknya self management pada
pasien meningioma ini akibat permasalahan yang begitu kompleks yang dialami
ataupun dampak eksternal, sehingga penderita terjatuh dalam keadaan putus asa.
Hal ini di dukung dengan hasil penelitian dari (Keir, Guill, Carter, & Friedman,
2006) pasien dengan tumor otak mengalami tekanan stress sebesar 63% dari total
populasi.
Menurut Nwinee (2011) dalam (Prasetyo, 2012) faktor internal atau yang berasal
dari diri pasien dalam self management terdiri keyakinan atau nilai terkait
berpengaruh pada Self management adalah dukungan orang terdekat dan tenaga
telah terbukti sangat penting bagi orang-orang dengan beberapa kondisi kronis
diri dari gejala dan ganguan akibat penyakit kronis. Sayangnya, banyak pasien
tidak menerima bantuan yang mereka butuhkan. Data analisis dari the
2004 dan 2005 di Australia, Kanada, Jerman, Selandia Baru, Inggris dan
pemberian nasihat tentang perilaku kesehatan. Selain itu, kurang dari setengah
dari mereka yang disurvei merasa mereka cukup terlibat dalam keputusan
sepertiga telah diberikan rencana manajemen diri (Newman, Steed, & Mulligan,
2009).
Pasien meningioma dengan kondisi kronis dapat mempengaruhi seluruh aspek
pendidikan Kesehatan dan dukungan Self management. Davies & Batehup (2010)
management diakui sangatlah penting untuk hasil yang lebih baik bagi pasien
dengan kondisi kronis (Davies & Batehup, 2010). Seperti penelitian yang
hidup pasien.
2. Kualitas hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN
meningioma sebagian besar kurang baik yaitu 54,8% (17 orang) dari total
bahkan sampai kepada tingkat depresi. Sejalan dengan sejumlah penelitian yang
kualitas hidup (Gil & Fliss, 2010; Janda et al., 2007; Liu, Page, Solheim, Fox, &
memiliki potensi resiko keparahan penyakit yang kronis, harapan hidup lebih
rendah, dan gangguan fungsi sehari-hari (Mertens et al., 2008; Oeffinger, K. C.,
Selain dampak penyakit yang membuat kualitas hidup pasien meningioma juga
dengan tumor otak meningkat ketahan hidupnya. Walaupun pasien dengan tumor
sehingga dapat membatasi dalam kegiatan sehari-hari (ME & Sliwa, 2011;
Poggi, Liscio, & Patore, 2009; Tang, Rathbone, Park, Jiang, & Harvey, 2008).
Selain itu, pada saat penderita di diagnosis menderita tumor otak berdampak
yang tujuannya adalah untuk membuat pasien lebih baik.dengan kualitas hidup
yang baik, untuk selama mungkin. Tidak seperti tumor jinak lainnya, tumor intra
kranial jinak bisa menyebabkan cedera otak parah dan kematian. Studi
kelangsungan hidup lima tahun sebesar70%, lebih rendah dari dibandingkan lima
tahun kelangsungan hidup untuk kanker payudara. Bahkan setelah sukses
pasien yang bertahan hidup berada di kualitas hidup rendah (Hayat, 2012).
hidup antara pasien tumor otak yang diobati. Pasien tumor otak dilaporkan 90%
pada kualitas hidup ditemukan terkait dengan kematian dini dari tumor otak. Hal
hidup berkurang pada pasien tumor otak dengan mood depresi atau perubahan
status mental khususnya di antara pasien dengan penyakit kelas rendah, dan
konsisten, skor yang lebih tinggi depresi dikaitkan dengan kualitas hidup yang
rendah. Namun, sampai saat ini, sebagian besar penelitian tentang kualitas hidup
bersumber dari klinik, sehingga sedikit yang diketahui tentang kualitas hidup dan
suasana hati pasien tumor otak yang tinggal di antara masyarakat (Janda et al.,
2007).
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan Self management (Self Monitoring, Self Reward, Self Contracting dan
management yaitu Self monitoring, self reward, self contracting, and self
yang kronis, harapan hidup lebih rendah, dan gangguan fungsi sehari-hari
Menurut Khan & Atmajaya (2013) dampak managemen medis dalam menangani
pasien tumor otak diantaranya gangguan fungsi psikologis dan kualitas hidup
dukungan self management serta konseling bagi pasien dan keluarga pasien
(Khan & Amatya, 2013). Sebelumnya Davies & Batehup (2010) menyampaikan
sangatlah penting untuk hasil yang lebih baik bagi pasien dengan kondisi kronis
individu untuk mengelola gejala, terapi, konsekuensi fisik dan psikologi dan
perubahan pola hidup dalam keadaan kronis. Manfaat Self management meliputi
kemampuan untuk memantau kondisi diri dan efek kognitif, respon behaviour
dan emosi yang diperlukan dalam menunjang kualitas hidup yang baik.
Hasil penelitian ini tentang komponen self managemen terkait hubungan self
yang signifikan. Menurut Creer dan Holroyd (1997) Self Monitoring merupakan
diantara Self Management yang secara empiris menjadi support dalam intervensi
kecemasan, depresi, kualitas hidup dan gangguan perilaku (Mezo, Peter, &
Megan, 2012).
Komponen lain dari self managemen dari penelitia ini, ada hubungan yang
signifikan antara self reward dengan kualitas hidup pasien tumor otak
Jakarta. Sampai saat ini, penelitian terkait self reward dengan kualitas hidup
belum ditemukan. Akan tetapi, mezzo (2009) mengatakan self reward diartikan
pemberian hadiah pada diri sendiri setelah mencapai tujuan tertentu. Self reward
juga digunakan untuk memperkuat atau menambah respon yang diinginkan.
Seorang pasien yang terlibat dalam self reward, bukan hanya berpacu dalam self
diam.Namun, self reward didefinisikan baik dari self reward itu sendiri maupun
self-punishment(Mezo, 2009).
Adanya hubungan yang signifikan antara self contracting dengan kualitas hidup
penelitian terkait. Siti Nurzaakiyah & Budiman (2011) mengatakan Kontrak atau
perjanjian bisa berupa penulisan ataupun kesepakan atau hal-hal yang ingin
adalah untuk diri sendiri, 6) menuliskan peraturan untuk diri sendiri selama
Adanya hubungan yang signifikan antara self stimulus controling dengan kualitas
hidup pasien tumor otak meningioma di Poliklinik Bedah Saraf RSUPN Dr.Cipto
sering kali dibimbing oleh sesuatu yang mendahului (antesedent) dan dipelihara
Anteseden atau konsekuensi itu dapat bersifat internal atau eksternal, misalnya
saja, anteseden dapat berupa suatu situasi, emosi, kognisi, atau suatu instruksi
dengan kualitas hidup pasien, dimensi fisik, psikologis dan social pada pasien
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari tujuan khusus penelitian, hasil penelitian, dan analisis bivariat,
1. Pada umumnya responden self monitoring kurang baik yaitu sebesar 64,3% (18
orang), sebagian besar yang menjadi responden self reward kurang baik yaitu
sebesar 53,6% (15 orang), sebagian besar self contracting kurang baik yaitu
sebesar 64,3% (18 orang), dan sebagian besar responden self stimulus controling
2. Kualitas hidup pasien tumor otak meningioma sebagian besar kurang baik yaitu
3. Ada hubungan self management (Self monitoring, self reward, self contracting,
and self stimulus controling) dengan kualitas hidup pasien tumor otak
Jakarta.
B. Saran
edukasi kepada pasien sehingga kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Perlu
dilakukan penenlitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar,
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ilmiah dan sumber
informasi bagi institusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada masa
yang akan datang, penelitian ini bisa dimasukkan kedalam jurnal institusi
hidup pasien tumor otak meningioma dan responden yang diteliti bisa lebih
banyak lagi.
Al-hadidy, A. M., Maani, W. S., Mahafza, W. S., Al-Najar, M. S., & Al-nadii, M. M.
(2007). Intracranial Meningioma. J.Med J, 41(1), 37–51.
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work . St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier Inc.
American Brain Tumour Association. (2011). Living with a brain tumour. Chicago:
Scottish Adult Neuro Oncology Network.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Bishop, M., & Frain, M. (2011). Multiple Sclerosis Self Managemen Scale Revised
(MSSM-R). Rehabilitation Psychologi, 52(2), 150–159.
Claus, E. B., Bondy, M. L., Schildkraut, J. M., Wiemels, J. L., Wrensch, M., & Black, P.
M. (2005). Epidemiology of Intracranial Meningioma. Neurosurgery, 57(6), 1088–
1095. doi:10.1227/01.NEU.0000188281.91351.B9
Conn-Levin, N. (2003). Meningiomas: A Guide for Nurse and Other Health Care
Profesional.
Corey, G. (2012). Student Manual for Theory and Practice of Counseling and
Psychotherapy (9th ed.). belmon USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.
Davies, N. J., & Batehup, L. (2010). National Cancer Survivorship Initiative Supported
Self-Management Workstream SELF-MANAGEMENT SUPPORT FOR CANCER
SURVIVORS : GUIDANCE FOR DEVELOPING INTERVENTIONS. United
Kngdom.
Departemen Bedah Saraf FKUI. (2011). Sinopsis Ilmu Bedah Saraf (1st ed., p. 145).
Jakarta: sagung seto.
Ditewig, J., Blok, H., Havers, J., & Veenendaal, H. an. (2010). Effectiveness of self-
management interventions on mortality, hospital readmissions, chronic heart failure
hospitalization rate and quality of life in patients with chronic heart failure: a
systematic review. Patient Educations and Counseling, 3(78), 297–315.
Fitriana, N. A., & Ambarini, T. K. (2012). Kualitas Hidup Pada Penderita Kanker
Serviks Yang Menjalani Pengobatan Radioterapi. Psikologi Klinis Dan Kesehatan
Mental, 1(02), 123–129.
Heidarzadeh, M., Atashpeikar, S., & Jalilazar, T. (2010). Relationship Between Quality
of Life and Self-Care Ability in Patient Receiving Hemodialysis. IJNMR, 15(2),
71–76.
Janda, M., Steginga, S., Langbecker, D., Dunn, J., Walker, D., & Eakin, E. (2007).
Quality of Life Among Patients With A Brain Tumor and Treir Carers. Journal of
Psychosomatic Research, 63(6), 617–623.
Kesari, S., Saria, M., & Lai, A. (2012). Meningioma. Chicago: American Brain Tumor
Association.
Khan, F., & Amatya, B. (2013). Factors associated with long-term functional outcomes,
psychological sequelae and quality of life in persons after primary brain tumour.
Journal of Neuro-Oncology, 111(3), 355–366. doi:10.1007/s11060-012-1024-z
Klein, E., Altshuler, D., Hallock, A., & Szerlip, N. (2014). Quality of life research in
neuro-oncology: a quantitative comparison. Journal of Neuro-Oncology, 116(2),
333–340. doi:10.1007/s11060-013-1299-8
ME, H., & Sliwa, J. (2011). Inpatient rehabilitation of patients with cancer: efficacy and
treatment considerations. PM R, 3(8), 746–757.
Mertens, A. C., Liu, Q., Neglia, J. P., Wasilewski, K., Leisenring, W., Armstrong, G. T.,
& Yasui, Y. (2008). Cause-specific late mortality among 5-year survivors of
childhood cancer: The Childhood Cancer Survivor Study. Journal of National
Cancer Institute, (100), 1368–1379.
Modha, A., & Gutin, P. H. (2005). Diagnosis and Treatment of Atypical and Anaplastic
Meningiomas: A Review. Neurosurgery, 57(3), 538–550.
doi:10.1227/01.NEU.0000170980.47582.A5
Newman, S., Steed, L., & Mulligan, K. (2009). Chronic physical illness : Self-
Management and Behaviural Interventions (1st ed.). New York: McGraw-Hill
College.
Notoatmojo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Poggi, G., Liscio, M., & Patore, V. (2009). Psychological intervention in young brain
tumor survivors: the efficacy of the cognitive behavioural approach. Disabil
Rehabil, 31(13), 1066–1073.
Ragel, B. T., Jensen, R. L., & Couldwell, W. T. (2007). Inflammatory response and
meningioma tumorigenesis and the effect of cyclooxygenase-2 inhibitors.
Neurosurgical Focus, 23(4), E7. doi:10.3171/FOC-07/10/E7
Sastroasmoro, S., & Ismail, S. (2010). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis (3rd
ed.). Jakarta: sagung seto.
Satyanegara, Hasan, R. Y., Abubakar, S., Maulana, A. J., Sufarnap, E., Benhadi, I., …
Saputra, A. (2010). Ilmu Bedah Saraf Setyanegara (IV., pp. 286–289). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Siti Nurzaakiyah, & Budiman, N. (2011). Teknik Self-Management Dalam Merudiksi
Body Dysmorphic Disorder. Retrieved from
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/1
97102191998021-
NANDANG_BUDIMAN/TEKNIK_SELF_MANAGEMENT.pdf
Talacchi, A., Corsini, F., & Gerosa, M. (2011). Hyperostosing meningiomas of the
cranial vault with and without tumor mass. Acta Neurochirurgica, 153(1), 53–61;
discussion 61. doi:10.1007/s00701-010-0838-8
Tang, V., Rathbone, M., Park, D., Jiang, S., & Harvey, D. (2008). Rehabilitation in
primary and metastatic brain tumours: impact of functional outcomes on survival. J
Neurol, 6(255), 820–827.
Wiemels, J., Wrensch, M., & Claus, E. B. (2010). Epidemiology and etiology of
meningioma. Neurooncol, 99, 307–314. doi:10.1007/s11060-010-0386-3
Zbib, A., Paterson, B., Mcgowan, P., & Sargious, P. (2012). Self-management support
for Canadians with chronic health conditions. Heath Council of Canada.
Zhong, X., Tanasugarn, C., Fisher, E. B., & Krudsood, S. (2011). Awareness and
Practices of Self management and Influence Factors Among Individualis With
Type 2 Diabetes in Urban Community Settings in Anhui Province , China.
Southeast Asian J Trop Med Public Health, 42(1), 184–196.
Output uji validitas dan reliabelitas
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.997 44
Item Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Self_monitoring_P1 87.95 409.629 .954 .996
Self_monitoring_P2 88.00 411.368 .891 .996
Self_monitoring_P3 87.90 409.147 .963 .996
Self_monitoring_P4 87.95 409.629 .954 .996
Self_monitoring_P5 88.00 411.368 .891 .996
Self_monitoring_P6 87.90 409.147 .963 .996
Self_reward_P7 87.95 409.629 .954 .996
Self_reward_P8 87.90 409.147 .963 .996
Self_reward_P9 88.00 411.368 .891 .996
Self_reward_P10 87.95 409.629 .954 .996
Self_contracting_P11 88.00 411.368 .891 .996
Self_contracting_P12 87.95 409.629 .954 .996
Self_contracting_P13 88.00 411.368 .891 .996
Self_contracting_P14 87.95 409.629 .954 .996
Stimulus_control_P15 87.95 409.629 .954 .996
Stimulus_control_P16 88.00 411.368 .891 .996
Stimulus_control_P17 87.95 409.629 .954 .996
Stimulus_control_P18 88.00 411.368 .891 .996
Kualitas_hidup_P1 86.95 409.629 .954 .996
Kualitas_hidup_P2 86.90 409.147 .963 .996
Kualitas_hidup_P3 86.90 409.147 .963 .996
Kualitas_hidup_P4 86.95 409.629 .954 .996
Kualitas_hidup_P5 86.90 409.147 .963 .996
Kualitas_hidup_P6 87.00 411.368 .891 .996
Kualitas_hidup_P7 86.95 409.629 .954 .996
Kualitas_hidup_P8 86.90 409.147 .963 .996
Kualitas_hidup_P9 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P10 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P11 86.80 411.221 .860 .997
Kualitas_hidup_P12 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P13 86.80 411.221 .860 .997
Kualitas_hidup_P14 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P15 86.80 411.221 .860 .997
Kualitas_hidup_P16 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P17 86.80 411.221 .860 .997
Kualitas_hidup_P18 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P19 86.90 409.147 .963 .996
Kualitas_hidup_P20 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P21 86.80 411.221 .860 .997
Kualitas_hidup_P22 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P23 86.90 409.147 .963 .996
Kualitas_hidup_P24 86.95 409.629 .954 .996
Kualitas_hidup_P25 86.85 409.713 .930 .996
Kualitas_hidup_P26 86.90 409.147 .963 .996
Scale Statistics
Keterangan: Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai r tabel pada uji coba kuesioner
sebanyak 20 responden yaitu 0,444 dan didapatkan nilai r hitung pada kolom Corrected
Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel , maka dapat disimpulkan bahwa dari
44 pertanyaan yang sudah dijawab oleh 20 responden dinyatakan valid .
Didapatkan nilai Cronbach's Alpha 0,997, maka dapat disimpulkan bahwa 44 pertanyaan
yang dijawab oleh responden berdasarkn nilai alpha pada tabel reliabilitas diatas dapat
ditarik suatu kesimpulan seluruh jawaban responden sangat reliable karena berada pada
rentang alpha 0,80-1,00.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Self_reward
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Self_contracting
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Stimulus_control
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 17 60.7 60.7 60.7
Kualitas_hidup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Usia
N Valid 28
Missing 0
Mean 37.29
Std. Deviation 13.668
Minimum 28
Maximum 65
Output Bivariat
Crosstabs
1. Hubungan Self Monitoring dengan Kualitas hidup
Case Processing Summary
Cases
Kualitas_hidup
baik Count 2 8 10
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Keterangan: pada footnote a dibawah kotak chi-square test tertulis nilai 1 cell (25,0%)
berarti pada tabel silang diatas ditemukan ada nilai E (Expected) < 5 maka yang
digunakan adalah fisher’s Exact test, jadi p value nya adalah 0,005
Risk Estimate
Cases
Kualitas_hidup
baik Count 3 10 13
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.57.
b. Computed only for a 2x2 table
Keterangan: pada footnote a dibawah kotak chi-square test tertulis nilai 0 cell (25,0%)
berarti pada tabel silang diatas tidak ditemukan ada nilai E (Expected) < 5 maka yang
digunakan adalah Continuity Correction, jadi p value nya adalah 0,003
Risk Estimate
Cases
Kualitas_hidup
baik Count 1 9 10
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Keterangan: pada footnote a dibawah kotak chi-square test tertulis nilai 1 cell (25,0%)
berarti pada tabel silang diatas ditemukan ada nilai E (Expected) < 5 maka yang
digunakan adalah fisher’s Exact test, jadi p value nya adalah 0,000
Risk Estimate
Cases
Kualitas_hidup
baik Count 2 9 11
% within Stimulus_control 18.2% 81.8% 100.0%
Total Count 16 12 28
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.71.
b. Computed only for a 2x2 table
Keterangan: pada footnote a dibawah kotak chi-square test tertulis nilai 1 cell (25,0%)
berarti pada tabel silang diatas ditemukan ada nilai E (Expected) < 5 maka yang
digunakan adalah fisher’s Exact test, jadi p value nya adalah 0,001
Risk Estimate