Oleh :
FAJAR ISNANTO
NIM : 2317052
FAJAR ISNANTO
NIM : 2317052
ii
iii
iv
v
Motto
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
2. Aditya Wanna dan Karen Meilani yang sudah berjuang bersama dengan
penuh kesabaran dalam membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga
hal indah yang senantiasa kita rangkum dalam kebahagiaan dan kenangan
manis.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta.
terlepas dari Rahmat-Nya, bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
terutama kepada :
1. Tri Arini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Direktur Akper “YKY” Yogyakarta.
karya tulis ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan, motivasi serta
bimbingan.
karya tulis ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan, motivasi serta
bimbingan.
4. Drs Kirnantoro, SKM., M.Kes selaku penguji yang telah banyak memberikan
masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.
viii
5. Semua pihak yang terlibat, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan yang harus diperbaiki sehingga sudilah pembaca yang
budiman untuk memberikan saran dan kritik yang membangun sehingga penulis
sampaikan, akhir kata terimakasih atas ketersediaannya membaca karya tulis ini.
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Fajar Isnanto. (2020). Studi Dokumentasi Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Keluarga Dengan Hipertensi
Pembimbing : Rahmita Nuril Amalia, Eddy Murtoyo
ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes, 2018). Ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga karena ketidaktepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi
tujuan kesehatan, kegagalan melakukan tindakan mengurangi faktor risiko, dan kurang
perhatian pada penyakit. Tujuan studi dokumentasi ini adalah untuk mengetahui
gambaran ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dengan hipertensi. Metode
penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif berupa studi kasus dengan pendekatan
studi dokumentasi yaitu menggambarkan suatu kasus dengan memanfaatkan dokumentasi
laporan asuhan keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dengan
hipertensi pada tahun 2016. Dari hasil penelitian diperoleh data pengkajian peran serta
anggota keluarga kurang dilibatkan dalam proses asuhan keperawatan. Masalah
keperawatan yang ditetapkan sudah sesuai dengan batasan karaktaristik. Rencana
tindakan pada laporan asuhan keperawatan menggunakan 5 KMK, belum mengacu pada
NOC dan NIC. Evaluasi sudah sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan. Kesimpulan
penulisan yaitu diketahuinya gambaran pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dengan hipertensi.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas (2013). Di samping
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar
orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta
2019)
1
2
sebesar 39,73%.
atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional (8,8%). Prevalensi
ini menempatkan DIY pada urutan ke-4 sebagai provinsi dengan kasus
hipertensi yang tinggi. Pola penyakit di DIY dipantau oleh sistem Surveilans
STP RS. Laporan STP Puskesmas Tahun 2017 tercatat kasus hipertensi
56.668 kasus. Sedangkan laporan STP Rumah Sakit Rawat Jalan sebanyak
studi pendahuluan pada Agustus 2019 diperoleh data sepanjang tahun 2019
sebanyak 208 orang dan lansia laki-laki sebanyak 175 orang (Alfiana, 2019).
jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit
jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia
remaja hingga dewasa juga dapat mengalami penyakit hipertensi karena gaya
hidup dalam keluarga yang kurang sehat sehingga dapat memicu hipertensi
kejadian hipertensi (Kemenkes, 2018). Sehingga dalam hal ini dampak bagi
yang dianjurkan dalam penanganan hipertensi dan dapat juga dengan obat
4
umum, ruang tindakan, poli lansia, poli gigi, layanan konsultasi gizi, poli
kesehatan yang dilakukan tiap bulan pada minggu pertama di hari Rabu.
(Alfiana, 2019) dan juga posyandu lansia setiap satu bulan sekali.
untuk terus berpikir positif terhadap sakitnya dan patuh terhadap pengobatan
Hipertensi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
D. Ruang Lingkup
asuhan keperawatan pada KTI mahasiswa yang telah lulus antara tahun 2010
1. Teoritis
dengan hipertensi.
2. Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian
2. Etiologi
yaitu:
1. Faktor keturunan
2. Ciri perorangan
3. Kebiasaan hidup
7
8
bakar dan stress (Udjianti dan Wajan dalam Pranata dan Prabowo,
2017)
3. Manifestasi Klinis
Secara umum, tekanan darah tinggi tidak terasa dan tidak mempunyai
tanda tanda. Bisa jadi berangsung selama beberapa tahun tanpa disadari
yang di gambarkan itu adalah sakit kepala, pusing, gugup, dan palpitasi
(Knight, dalam Pranata dan Prabowo, 2017). Pada sebagian orang, tanda
pertama naiknya tekanan darahnya ialah sesak nafas waktu kerja keras. Ini
cairan), penyempitan pemburuh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
normal, bahkan seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki
4. Klasifikasi
5. Faktor risiko
a. Faktor genetik
1) Faktor usia
2) Faktor keturunan
3) Etnis
diketahui tetapi pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang
4) Jenis kelamin
tinggi.
b. Faktor lingkungan
6. Komplikasi
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
Prabowo, 2017).
12
Prabowo, 2017).
terkumpul di paru, kaki, dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan
dan terjadi koma serta kematian (Corwin dalam Pranata dan Prabowo,
2017).
7. Penatalaksanaan
daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30-45
hipertensi.
14
b. Terapi Farmakologis
JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
15
atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
2. Fungsi Keluarga
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. terdapat
a. Fungsi afektif
respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami setiap
b. Fungsi sosialisasi
sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
dalam masyarakat.
16
d. Fungsi ekonomi
f. Fungsi psikologis
g. Fungsi pendidikan
tingkatan perkembangannya.
3. Tipe Keluarga
a. Tradisional
atau kelahiran. Keluarga terdiri dari suami, istri, anak, baik dari
Keluarga terdiri dari suami dan istri (tanpa anak ) yang hidup
c) Keluarga Adobsi
anak.
18
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
4) Commuter Family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
5) Multigenerational Family
6) Kin-network family
dan lain-lain.
19
sebelumnya.
ditinggal mati.
9) Foster Family
dimana anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri dari dua
rumah tangga inti, ibu dan ayah dengan berbagai macam kerja sama
tangga.
20
b. Non Tradisional
yang sangat berbeda satu sama lain. Bentuk keluarga non tradisional
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
3) Commune Family
6) Cohabitatng Family
membesarkan anaknya.
8) Group-Marriage Family
9) Foster Family
keluarga aslinya.
11) Gang
kehidupannya.
22
4. Struktur Keluarga
atas:
3) Berfikir positif
b. Struktur peran
dalam keluarga.
c. Struktur kekuatan
d. Nilai-nilai keluarga
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat sistem nilai
dlaam keluarga, budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
masalah.
5. Tugas Keluarga
etiologi atau penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan
3) Merencanakan keluarga
berusia 30 bulan.
anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5
tahun.
2) Mensosialisasikan anak
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun,
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lebih
Permulaan dari fase ini ditandai oleh anak pertama sampai ketika
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
ada dalam rumah. Pada banyak keluarga di Indonesia tahap ini tidak
telah menikah.
hubungan perkawinan.
g. Keluarga lansia
meninggal.
1. Pengkajian
saat ini, status gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan
alergi.
hipertensi, rujukan dokter atau rumah sakit, istirahat dan tidur, status
sampah, dll.
30
kekuatan.
perkembangan keluarga.
b. Sumber data keluarga dapat juga diperoleh dari informasi yang tertulis
atau lisan dari berbagai agensi yang berhubungan dengan keluarga atau
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
(2009).
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala: Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala: Segera 2 1
Tidak perlu 1
Tidakdirasakan 0
Sumber: Riasmini dkk, 2017
Cara skoring :
1) Kriteria yang pertama, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat
berikut:
menangani masalah.
dan waktu.
atau masalah.
masalah.
4. Pelaksanaan
perawatan.
seoptimal mungkin.
5. Evaluasi
berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai titik semua tindakan
1. Diagnosa
a. Definisi
b. Batasan karakteristik
kesehatan
3) Kesulitan ekonomi
4) Konflik keluarga
2. Perencanaan
NOC Indikator
E. Kerangka Teori
Keluarga
Fungsi keluarga
Tipe keluarga
Struktur keluarga
Tugas keluarga
Tahap perkembangan
keluarga
Tugas keluarga
Hipertensi 1. Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah hipertensi
2. Ketidakmampuan keluarga NOC label: NIC label
mengambil keputusan dalam Normalisasi keluarga Pengajaran prosedur Kemandirian
penanggulangan hipertensi Partisipasi keluarga penyakit keluarga
3. Ketidakmampuan keluarga dalam perawatan Peningkatan ketertiban Hipertensi
merawat anggota keluarga yang profesional keluarga meningkat
sakit hipertensi
Dukungan keluarga Mobilitas keluarga
4. Ketidakmampuan keluarga
Faktor resiko hipertensi
selama perawatan Dukungan pengasuhan
memodifikasi lingkungan untuk
1. Faktor genetik hipertensi
2. Faktor lingkungan 5. Ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah satu data asuhan keperawatan yang di
lampirkan di dalam KTI (Karya Tulis Ilmiah) mahasiswa yang sudah lulus antara
Studi DIII Keperawatan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni, yakni
39
D. Definisi Operasional
Pada penelitian studi kasus ini, instrument penelitian adalah peneliti itu
instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisa data,
informasi yang diperoleh dari orang yang langsung mengalami peristiwa. Data
sekunder tersebut berupa data yang terdapat di Perpustakaan Program Studi DIII
G. Analisa Data
atau artikel penelitian yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi
3. Confidentially (kerahasiaan)
A. Hasil
Asuhan keperawatan yang tertulis dalam KTI atas nama Ristiana Mawarti
yang ditulis pada tahun 2016. Pengkajian dilakukan hari Kamis, 21 Juli 2016 di
60 tahun. Keduanya beragama islam dan menempuh pendidikan terakhir SD. Tn.
J bekerja sebagai buruh sedangkan Ny. J sebagai ibu rumah tangga. Tipe
keluarga Tn. J termasuk extended family yaitu keluarga yang tinggal dalam satu
rumah adalah keluarga inti dan anak yang sudah menikah memiliki istri dan
anak, tetapi dari data studi dokumentasi asuhan keperawatan hanya diperoleh dua
responden yaitu Tn. J dan Ny. J yang seharusnya didalam asuhan keperawatan
keluarga semua keluarga harus terkaji apalagi keluarga tipe extended family
dengan tiga generasi dalam satu rumah seharusnya peran anak dan cucu harus
Ny. J dan Tn. J sudah tidak bekerja dan menggantungkan penghasilan dari
42
pasangan dalam hal ini belum terjadi, mempertahankan kontak dengan
masyarakat dan menemukan arti hidup ditandai dalam pengkajian fungsi sosial
keluarga bahwa keluarga Tn. J berhubungan baik dengan masyarakat. Hal ini
sejalan dengan tugas perkembangan keluarga pada tahap usia lanjut yaitu
Keterangan:
Dari hasil pengkajian laporan asuhan keperawatan diperoleh data bahwa Tn.
J menderita gastritis sejak ± 5 bulan yang lalu. Keluarga Tn. J mengatakan sudah
memberikan makanan untuk Tn. J tetapi Tn. J hanya makan satu kali setiap hari
dan sering tidak nafsu makan dan juga mual. Keluarga Tn. J mengatakan Tn. J
tidak pernah mengikuti posyandu lansia dan juga keluarga Tn. J mengatakan
Tn. J terkadang sulit untuk disuruh periksa ke pelayanan kesehatan saat sakit.
Dari data pengkajian laporan asuhan keperawatan diperoleh data bahwa Ny. J
menderita hipertensi sejak 6 tahun yang lalu dan saat dilakukan pengukuran
mg). Keluarga Tn. J mengatakan sudah mengerti pengertian hipertensi tapi belum
mengerti tentang makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari dan juga
selama ini belum melakukan senam hipertensi kemudian apabila ada keluarga
I tetapi dalam laporan asuhan keperawatan tidak ada penjelasan mengenai siapa
yang mengantar Ny. J ke puskesmas atau Ny. J berangkat sendiri saat periksa ke
puskesmas.
selalu menjaga hubungan baik antar anggota keluarga, selain itu keluarga Tn. J
keluarga yang didapat hanya dari kiriman anaknya yang merantau bukan dari
anaknya yang serumah dan juga karena Tn. J dan Ny. J sudah tidak bekerja lagi,
maka dari itu Ny. J membelanjaknnya dengan hemat. Dari hasil pengkajian
skor 3
3. Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan keluarga tumbuh kembang
kesehatan keluarga dengan harapan keluarga Tn. J mampu merawat Ny. J yang
makanan yang dianjurkan dan juga yang dihindari untuk penderita hipertensi,
Keluarga Tn. J dapat memasak sendiri makanan yang rendah garam dan Ny. J
beri informasi tentang makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi, beri
pertama Kamis, 21 Juni 2016 adalah melakukan kontrak waktu dengan keluarga.
Implementasi pada hari kedua Jumat, 22 Juni 2016 yaitu memberi informasi
tentang makanan yang dianjurkan dan yang dihindari oleh penderita hipertensi,
sendiri kemudian pada hari ke ketiga Sabtu, 23 Juni 2016 mengajarkan Ny. J
senam hipertensi.
Evaluasi proses pada laporan asuhan keperawatan pada hari Kamis, 21 Juni
2016 yaitu keluarga Tn. J menyetujui untuk bertemu lagi hari jumat jam 07.30
WIB. Pada hari kedua Jumat, 22 Juni 2016 diperoleh evaluasi proses keluarga
Tn. J menyebutkan 4 dari 6 makanan yang harus dihindari dan dianjurkan oleh
makanan rendah garam. Pada hari ketiga Sabtu, 23 Juni 2016 diperoleh data
evaluasi proses bahwa Ny. J sudah melakukan senam hipertensi dengan benar,
130/80 mmHg. Evaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang tercantum dalam
makanan yang dianjurkan dan yang dihindari oleh penderita hipertensi, keluarga
B. Pembahasan
hipertensi yang dilaksanakan pada 21-23 Juni 2016 diperoleh data bahwa di
keluarga Tn. J terdapat salah satu anggota yang menderita hiperternsi yaitu Ny, J
keturunan dari kedua orangtuanya, secara etiologi hipertensi yang diderita oleh
Tn. J tergolong hipertensi esensial atau primer yaitu hipertensi yang disebabkan
karena faktor keturunan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Suparta dan
Rasmi (2018) hubungan genetik dengan kejadian hipertensi di Poli Penyakit
menderita hipertensi sejak 6 tahun yang lalu tapi melakukan cek kesehatan rutin
terkait hipertensinya baru 1 tahun yang lalu, sehingga dapat disimpulkan bahwa
keluarga kurang perhatian pada penyakit yang diderita, hal ini sesuai dengan
penyakit.
keluarga saat kontrol rutin, jadi tidak diketahui apakah Ny. J berangkat sendiri
atau diantar oleh keluarganya. Seperti yang dipaparkan dalam penelitian Fuady,
hipertensi itu sendiri. Ny. J minum obat secara rutin dan sesuai dosis yang
dan ibuprofen 400 mg dua kali sehari sesuai resep dari dokter puskesmas. Hal ini
sejalan dengan penelitian Lerebulan, E.F. dan Matulessy, Y. (2018) yang
menunjukkan bahwa obat yang paling banyak digunakan Di Rs. X Kota Sorong
keperawatan Ny. J sering mengeluhkan pusing dan pegal di bagian tengkuk dan
pundak. Saat dilakukan pengukuran tekanan darah pada Ny. J diperoleh hasil
130/80 mmHg, seperti pada manifestasi klinis hipertensi menurut Knight, dalam
Pranata dan Prabowo (2017) secara umum, tekanan darah tinggi tidak terasa dan
tidak mempunyai tanda-tanda. Bisa jadi berangsung selama beberapa tahun tanpa
gambarkan itu adalah sakit kepala, pusing, gugup, dan palpitasi. Jadi berdasarkan
hipertensi.
dianjurkan dan yang harus dihindari untuk penderita hipertensi dan masakan
dengan teori Mapagerang, R., dkk (2018) yang menyatakan jika pengetahuan
responden tentang cara mengontrol diet rendah garam kurang maka cenderung
mengontrol diet rendah garam maka responden akan mencegah atau menghindari
darah pada lansia yang mengalami hipertensi di UPT Panti Sosial Penyantun
Lanjut Usia Budi Agung Kupang, dibuktikan dengan hasil uji wilcoxon yaitu
nilai p = 0,000 dengan a = 0,05, maka p < 0,05 artinya ada penurunan tekanan
keluarga pada bagian fungsi ekonomi didapatkan data bahwa keluarga Tn. J
merantau sedangkan dalam pengkajian faktor sosial, ekonomi, dan budaya pada
keluarga.
keluarga kurang kuat. Tapi apabila dilihat dari jumlah penghasilan keluarga
faktor yang berhubungan yaitu kesulitan ekonomi. Hal ini sejalan dengan
keluarga belum mampu mengolah diit untuk penderita hipetensi dan belum
melaksanakan senam hipertensi. Hal ini sejalan dengan teori (Fuady, N.R.A.
tepat karena 3 dari batasan karakteristik yang terdapat pada NANDA (2017)
dengan Ny. J telah menderita hipertensi sejak 6 tahun yang lalu tapi baru
hasil pengkajian faktor sosial, ekonomi, dan budaya pada bagian aspek
dan menonjolnya masalah sudah benar dan didukung pembenaran yang sesuai.
Rencana keperawatan yang diberikan kepada keluarga Tn. J berdasarkan
laporan asuhan keperawata keluarga yaitu dengan tujuan keluarga Tn. J mampu
merawat Ny. J yang menderita hipertensi dengan kriteria hasil : keluarga Tn. J
yang harus dihindari oleh penderita hipertensi dengan benar, keluarga Tn. J dapat
memasak sendiri makanan yang rendah garam, dan Ny. J dapat melakukan senam
oleh Moorhead, S., dkk (2013) jika disesuaikan terhadap kasus pada laporan
Dari beberapa tujuan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada laporan
asuhan keperawatan keluarga maka tujuan yang belum sesuai dengan buku NOC
laporan asuhan keperawatan peran aktif keluarga dalam proses perawatan kurang
terkaji, data yang tercantum lebih memfokuskan pada Ny. J sebagai penderita
dengan benar dan keluarga Tn. J mampu menyebutkan 4 dari 6 makanan yang
harus dihindari oleh penderita hipertensi dengan benar, bekerja sama dalam
ditandai dengan tujuan keluarga Tn. J dapat memasak sendiri makanan yang
waktu dengan keluarga, beri informasi tentang makanan yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi, beri informasi tentang makanan yang harus dihindari untuk
makanan rendah garam, dan ajarkan Ny. J senam hipertensi. Tindakan tersebut
Intervensions Classification (NIC) yang disusun oleh Bulechek, dkk (2013) yang
keperawatan keluarga maka tindakan yang belum sesuai dengan buku NIC yaitu
laporan ini masih didominasi oleh Ny. J sebagai penderita hipertensi. Sedangkan
informasi mengenai pasien sesuai dengan apa yang menjadi keinginan pasien
keluarga Tn. J yaitu melakukan kontrak waktu dengan keluarga Tn. J, memberi
garam, dan mengajarkan Ny. J senam hipertensi. Hal ini didukung dengan
keseluruh tubuh dan dapat mencapai relaksasi yang maksimal sehingga dapat
kurangnya 2-3 kali seminggu ± 20 menit jika semua gerakan dilakukan sempurna
keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dibuktikan dengan telah
lingkungan yang bersih, kondusif dan keluarga Tn. J mengatakan siap melayani
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada hal ini di buktikan pada pengkajian
keluarga Tn. J telah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dan apabila
Evaluasi hasil dari laporan asuhan keperawatan yang telah diberikan selama
3x24 jam kepada keluarga Tn. J sudah sesuai dengan kriteria hasil keluarga
sudah memasak makanan rendah garam, dan Ny. J mampu melakukan senam
garam, Ny. J mengatakan merasa badannya lebih segar setelah melakukan senam
hipertensi, objektif (O) keluarga Tn. J kooperatif, Ny. J melakukan senam
kesehatan keluarga dengan hipertensi pada keluarga Tn. J teratasi., planning (P)
kesehatan keluarga pada keluarga Tn. J sudah teratasi dan intervensi dihentikan.
dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah serta kemajuan
pencapaian tujuan keperawata. Dari kriteria tersebut maka evaluasi pada laporan
dan keluarga terhadap kriteria hasil yang telah ditetapkan menandakan suatu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil karya tulis ilmiah tersebut didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
dalam laporan asuhan keperawatan ini hanya mengkaji dua responden yaitu Tn.
J dan Ny. J dan peran serta anggota keluarga kurang dilibatkan dalam proses
58
ditandai dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
tersebut sudah terlaksana semua dan sesuai dengan rencana tindakan yang
ditetapkan.
sesuai dengan pada kriteria hasil yang telah ditetapkan pada rencana asuhan
Diharapkan dapat lebih teliti dalam memahami studi kasus, lebih kritis
Mapagerang, R., Alimin, M., Anita. (2018). JIKP© Jurnal Ilmiah Kesehatan
Pencerah Volume 7 Nomor 1: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada
Penderita Hipertensi Dengan Kontrol Diet Rendah Garam. Diakses pada 7
Mei 2020, dari https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIKP/article/view/47/37
Mawarti, R. (2016). Asuhan keperawatan Keluarga pada Keluarga Tn. J dengan
Salah Satu Anggota Keluarag Menderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi ke-5.Singapore: Elsevier.
Puspita, E., Oktaviarini, E., Santik, Y.D.P. (2017). Peran Keluarga Dan Petugas
Kesehatan Dalam Kepatuhan Pengobatan Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Gunungpati Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia. 12(2): 2017. Diakses 21 Februari 2019, dari
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/download/3172/3056
Riasmini, N. M., Permatasari, H., Chairani, R., Astuti, N. P., Ria, R. T. T. M.,
Handayani, T. W. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikassi NANDA,
ICNP,NOC dan NIC di Puskesmas dan Masyaraka. Jakarta: UI-Press.
2. Pengajuan Judul
Proposal
3. Penyusunan Proposal
KTI
4. Seminar Proposal
KTI
5. Penyusunan Karya
Tulis
6. Seminar Hasil
Keterangan :