Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

( PRAKERIN )

TINDAKAN PENANGANAN PADA PASIEN DEMAM


DI RUMAH SAKIT PURI ASIH SALATIGA
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Menempuh Ujian Akhir Sekolah Dan Ujian Nasional

Oleh :
WINARNI
NIS:0661
Kelas XI Keperawatan 2

PROGRAM STUDI KEAHLIAN KEPERAWATAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AN-NUR AMPEL
BOYOLALI
TAHUN 2016/2017

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik KerjaIndustri (Prakerin) yang disusun oleh :


Nama : Winarni
NIS : 0661
Kelas : XI Keperawatan 2
Program Studi Keahlian : Keperawatan
Lokasi : Rumah Sakit Puri Asih Salatiga
Tanggal Pelaksanaan : 19 Desember 2016 – 11 Maret 2017
Yang berjudul : “TINDAKAN PENANGANAN PADA PASIEN
DEMAM ”
PENANGANAN PENYAKIT DEMAM
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

LISYUNANI RISTU WIJAYANTI, S.Kep.Ns

Mengetahui,
Kepala Sekolah

SYAMSUDIN JOKO SUSENO, S.T

ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO :
a) Fikirkan hal yang paling hebat, dan engkau akan menjadi yang terhebat.
b) Tetapkan akal pada hal tertinggi, dan engkau akan mencapai yang tertinggi.
c) Hari yang mendatang tidak akan memberikan sembarang makna jika kegagalan
semalam tidak dijadikan teladan.
d) Belajarlah dari kesalahan masalalu untuk mencapai kesuksesan di masa yang
akan datang.

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini


kepada:
1. Bapak kepala sekolah SMK An-Nur Ampel Boyolali Syamsudin Joko S, ST
2. Bapak Ibu guru yang senantiasa memberikan doa dan kasih sayang serta
telah membimbing penulisan Laporan PRAKERIN.
3. Ibu dan Ayah yang telah banyak memberikan dorongan dan doa dalam
penyusunan Laporan PRAKERIN ini.
4. Seluruh karyawan dan perawat di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga.
5. Teman-teman seperjuangan.

KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis SMK AN NUR Ampel Boyolali tahun 2016-2017.
Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat untuk
menempuh Ujian Akhir Sekolah,dan Nasional di SMK AN NUR Ampel Boyolali
secarasederhana. Karya tulis ini disusun oleh penulis melalui proses
diskusi,koordinasi dan konfirmasi dengan berbagai narasumber yang berminat
terhadap pengembangan karya tulis ini. Dengan demikian karya tulis ini
memdasarkan diri pada prinsip-prinsip kajian keilmuan sehingga memenuhi
persyaratan kaidah ilmiah menjebatani pemahaman dan pembimbing dan
kemampuan siswa.
Penulis menyadari dalam pembuatan karya tulis ini, penulis banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak.untuk itu pada kesepatan ini penulisi megucapkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya atas terselesainya buku pedoman
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih banyak
kekurangan,untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terwujudnya perbaikan karya tulis ini.

Ampel, .......................

Penyusun

DAFTAR ISI

iv
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………….. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………... 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 1
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 2
E. Waktu dan Tempat ............................................................ 2

BAB II TINJAUAN UMUM …………………………………………. 3


A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Puri Asih Salatiga ……. 3
B. Visi dan Misi Rumah Sakit Puri Asih Salatiga
…………. 6

C. Struktur Rumah Sakit Puri Asih Salatiga ……………….. 7

BAB III LANDASAN TEORI ………………………………………... 9


A. Definisi ………………………………………………….. 9
B. Etiologi ………………………………………………….. 10
C. Manifistasi Klinis ……………………………………….. 10
D. Patofisiologi …………………………………………….. 10
E. Pathway Febris ………………………………………….. 12
F. Pemeriksaan Penunjang ………………………………… 12
G. Penatalaksanaan Medis …………………………………. 13
v
H. Permasalahan yang Lazim Muncul ……………………... 14
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Pengkajian ………………………………………………. 15
1. Identitas Diri ……………………………………….. 15
2. Riwayat Penyakit …………………………………... 15
3. Riwayat Kesehatan …………………………………. 17
4. Pemeriksaan Fisik ………………………………….. 19
B. Program Terapi …………………………………………. 20
C. Pemeriksaan Penunjang ………………………………… 20
D. Data Fokus ……………………………………………… 21
E. Diagnosa Keperawatan …………………………………. 21
F. Intervensi Keperawatan …………………………………. 23
G. Implementasi Keperawatan ……………………………... 25
H. Evaluasi Keperawatan …………………………………... 28

BAB V PENUTUP ................................................................................ 32


A. Kesimpulan ……………………………………………... 32
B. Saran …………………………………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA …….…………………………………………….. 33


LAMPIRAN…………………………………………………………….. 34

vi
DAFTAR TABEL

a) Tabel 1.1 Pola Aktivitas Latihan


b) Tabel 1.2 Program Terapi
c) Tabel 1.3 Pemeriksaan Penunjang
d) Tabel 1.4 Diagnosa Keperawatan
e) Tabel 1.5 Intervensi Keperawatan
f) Tabel 1.6 Implementasi Keperawatan
g) Tabel 1.7 Evaluasi Keperawatan

vii
DAFTAR GAMBAR

a. Gambar Struktur Organisasai


b. Gambar Patway Demam
c. Gambar Genogram

viii
DAFTAR LAMPIRAN

a) Gambar 1.1 Ruang IGD


b) Gambar 1.2 Poli Kandungan
c) Gambar 1.3 Poli Bedah Umum
d) Gambar 1.4 Poli Anak
e) Gambar 1.5 Poli Klinik THT
f) Gambar 1.6 Bangsal Kelas III Zamrud
g) Gambar 1.7 Bangsal VIP Ruang Berlian
h) Gambar 1.8 Bangsal VVIP Ruang Berlian
i) Gambar 1.9 Ruang Bedah

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Keperawatan merupakan salah
satu SMK yang membekali siswa dengan materi pendidikan umum (normatif),
pengetahuan, dasar penunjang (adaptif), serta teori, dan ketrampilan dasar
kejuruan (produktif). Selain itu, SMK Keperawatan juga mengadakan program
Praktek Kerja Industri (Prakerin) diinstalasi yang bergerak dibidang
Keperawatan yang sesuai dengan kompetensi yang telah diberikan disekolah.
Sarana yang bergerak dibidang Keperawatan, diantarannya rumah sakit, dan
puskesmas. Pada dasarnya, kegiatan ini merupakan kegiatan pelatihan
dilapangan yang dirancang untuk memberikan pengalaman, pengetahuan, dan
keahlian praktis terhadap siswa khususnya mangenai cara kerja seorang
perawat bagi SMK Perawat. Harapan utama dari kegiatan Prakerin itu dapat
meningkatkan keahlian profesi, meningkatkan kualitas sesuai tuntutan
kebutuhan usaha atau industri, meliputi : etos kerja, kemampuan, motivasi,
disiplin, inisiatif, dan kreatif. Kegiatan Prakerin juga bertujuan untuk
memenuhi persyaratan sebagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain
itu, siswa dapat mendapatkan wawasan maupun pengalaman yang mungkin
belum pernah didapatkan dilingkungan sekolah, salah satunya mengetahui
penyakit Gastritis yang bagi orang awam belum diketahui.
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk menulis laporan tentang
“TINDAKAN PENANGANAN PENYAKIT DEMAM DI RUMAH
SAKIT PURI ASIH SALATIGA.”

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penanganan pasien demam di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga?

1
C. Tujuan
Mengetahui cara penanganan pasien demam di Rumah Sakit Puri Asih
Salatiga. Dapat mengetahui cara-cara penanganan pasien rawat inap di Rumah
Sakit Puri Asih Salatiga dan berbagai macam penyakit. Serta dapat mengetahui
ilmu keperawatan yang lebih luas di Rumah Sakit tersebut.

D. Manfaat
1. Bagi Penyusun
Mendapat wawasan tentang tindakan-tindakan keperawatan di Rumah
Sakit Puri Asih Salatiga. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang
diperoleh dilapangan.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan keputaskaan sehingga dapat digunakan untuk ,endapat
pengetahuan tentang bagaimana penanganan penderita demam.
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan acuan bagi Rumah Sakit untuk penanganan penderita
demam.

E. Waktu dan Tempat


Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini dilaksanakan pada tanggal 19
Desember 2016 sampai dengan 11 Maret 2017 (selama 3 bulan) bertempat di
Rumah Sakit Puri Asih Salatiga.

2
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Sejarah berdirinya Rumah Sakit


Awal Berdiri Rumah Sakit
Pertama kali didirikan dan mulai operasional pada tahun 1992 merupakan
Rumah Bersalin Puri Asih beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 169 Salatiga,
dengan keterangan:
Jumlah dokter : 1 orang dokter Spesialis Obsterty dan Genecology
Jumlah pegawai : 6 (orang)
Jumlah tempat tidur : 5 (lima) tempat tidur
Kepemilikan : swasta (pribadi)
Operasional : sampai tahun 2000
Perkembangan Rumah Sakit
Pada tahun 2000 Rumah Sakit Puri Asih dikembangkan menjadi:
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Asih
Alamat : JL. Jendral Sudirman 169 Sala Tiga
Jumlah dokter : 2 Orang Dokter Spesialis yaitu 1 orang dokter
Spesialis Obsterty dan Genecology, 1 orang dokter
spesialis anak
Jumlah Pegawai : 10 orang
Jumlah Tempat Tidur : 10 Tempat tidur
Kepemilikan : Yayasan Ashari Putra Utama
Operasional : Tahun 2004
Pada tahun 2004 Yayasan Ashari Putra Utama berubah menjadi PT Ashari
Putra Utama karena menyesuakan degan instruksi Departemen Kesehatan RI,
dan sekaligus dikembangkan dari Rumah Sakit bersalin menjadi Rumah Sakit
Umum Puri Asih dengan perluasan gedung berlantai III, penambahan pegawai
menjadi 21 orang dan penambahan dokter Spesialis Bedah 1 orang. Selain itu
juga penambahan sarana prasarana Rumah Sakit lainnya.

3
Pada tahun 2005 PT Ashari Putra Utama terus meningkatkan pelayanan an
diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum Puri Asih Salatiga dengan :
Alamat Rumah Sakit : Jl. Jendral Sudirman 169 Salatiga
Jumlah Dokter Umum : 6 orang dengan 2 orang dokter umum sebagai
dokter tetap
Luas bangunan : 2000m2
Jumlah tempat tidur : 50 buah
Jumlah Dokter Spesialis : 14 orang (4 orang dokter tetap dan 10 orang
dokter part time )
Jumlah karyawan : 47 orang pegawai tetap
Kepemilikan : PT Ashari Putra Utama
Pada tahun 2013 telah dikembangkan gedung baru Rumah Sakit Umum Puri
Asih Salatiga dengan :
Alamat : Jl. Jendral Sudirman 169 Salatiga Gedung
lantai III dan 1 lantai dasar (Basement)
Luas bangunan : 6620 m2 ( Gedung lama dan gedung baru)
Luas tanah : 5372 m2
Jumlah tempat tidur : 110 tempat tidur
Jumlah Dokter Spesialis : 19 orang
Jumlah pegawai : 94 orang
Jumlah kunjungan rawat inap : 10 orang/hari
Kepemilikan : PT Ashari Putra Utama
Luas halaman parkir : 935 m2 (panjang 55 m2 dan lebar 17 m2)
Keterangan : Lantai dasar (Basement) terdiri dari :
1. Ruang Instalasi Gizi
2. Ruang Kepala Instalasi Gizi
3. Ruang Perawatan Jamkesmas
4. Ruang Karyawan Gizi
5. Ruang Oksigen Sentral
6. Ruang Penyimpanan Rekam Medis Non
Aktif
4
7. Ruang Pemulasaraan Jenazah
8. Ruang Gudang Cleaning Serfice
9. Tempat Parkir Pegawai
10. Kamar Khusus Draiver
11. Ruang IPRS
Lantai 1 (Ruang Safir) terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Kelas IB (5 Kamar)
2. Ruang Perawatan Kelas II (5 Kamar)
3. Ruang Perawatan Kelas III (1 Kamar)
4. Ruang Pertemuan (Meeting Room)
5. Ruang Direktur
6. Ruang Perawat Jaga (Nurse Station)
7. Ruang Resepsionis
8. Ruang Lobby
Lantai II (Ruang Kristal)
1. Instalasi Bedah Sentral
2. Ruang ICU (Intencive Care Unit)
3. Ruang PICU ( Perinatal Intencive Care
Unit)
4. Ruang Perawat Jaga (Nurse Station)
5. Ruang CSSD
6. Ruang Ganti
7. Ruang Rapat Dokter
8. Ruang Perawatan VIP Utama (no 201-
202)
9. Ruang Tunggu
10. Ruang Mushola
Lantai III ( Ruang Berlian)
1. Ruang Perawat Jaga (Nurse Station)
2. Ruang Perawatan VIP Utama (no 317-
318)
5
3. Ruang Perawatan Kelas I A (no 301-308)
4. Ruang Perawatan VIP (no 309-316)

B. Visi dan Misi


Falsafah :
Kebersamaan, kesetiakawanan dan keyakinan bahwa tugas profesi adalah
ladang amal ibadah.

Visi :
Mengutamakan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal dan paripurn.
Misi :
1. Mengupayakan kesembuhan pasien tanpa memandang suku, ras, agama dan
status sosial.
2. Mendukung pembangunan kesehatan sarana pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan iptek, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
Motto :
Jujur, kreatif dan amanah
Tujuan :
1. Terwujudnya rumah sakit yang terpercaya oleh masyarakat
2. Tercapainnya kesembuhan dan kepuasan pasien

6
C. Struktur Organisasi

DIREKTUR
dr. Mufti Siradj, Sp.OG

Komite Etik dan Komite Medis


TIM KPRS Ka.Bag. Sekretariat
Hukum dr. Kuadiharto,
dr. Tinon A, Sp.An dr. Ratih Vitha
dr. Agung, Sp.OG Sp.PD

Staf Medis Kasi Pelayanan Kasi Asuhan


Fungsional Keperawatan Keperawatan
Novita Hermawati, Rini, S.Kep,Ns
A.mK

Ka.Subag Ka.Subag Tata Ka.Subag Ka.Subag


Keuangan Usaha Humas Kepegawaian Rumah Tangga
Sri Handayani, SE Nurul Widi, A.md Ana Prasetyani, Latufah Hanum
Amd

7
Keterangan :
1. Direktur : dr. Mufti Siradj, Sp.OG
2. Komite Etik & Hukum : dr. Agung, Sp.OG
3. TIM KPRS : dr. Tinon. A, Sp.An
4. Komite Medis : dr. Kuadiharto, Sp.PD
5. Ka. Bag. Sekretaris : dr. Ratih Vitha
6. Staf Medis Fungsional
7. Kasi Pelayanan Keperawatan : Novita Hermawati, Amk
8. Kasi Asuhan Keperawatan : Rini, S.Kep, NS
9. Ka.Subag Keuangan : Sri Handayani, SE
10. Ka.Subag tata usaha humas : Nurul Widi, Amd
11. Ka.Subag Kepegawaian : Ana Prasetyani, Amd
12. Ka.Subag Rumah Tangga : Latifa Hanum

8
BAB III
LANDASAN TEORI

A. Definisi.
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik.
Suhu badan berangsur naik meningkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun
ke tingkat yang normal dinamakan demam hektik.
2. Demam remiten.
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat
dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten.
Suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari terbatas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
4. Demam kontinyu.
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiper pireksia.
5. Demam siklik.
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu seperti semula.

9
B. Etiologi.
1. Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebutkan oleh keadaan
toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentrat (misalnya : perdarahan otak, koma).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain : ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi, perjalanan penyakit dan evaluasi
pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
2. Beberapa hal khusus diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam,
lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai
demam.
3. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama tiga minggu dan suhu badan
diatas 38,3 oC dan tetap belum didapat penyebabnya.

C. Manifistasi Klinis.
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 oC – 40 oC).
2. Kulit kemerahan.
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernafasan.
5. Menggigil.
6. Dehidrasi.
7. Kehilangan nafsu makan.

D. Patofisiologi.
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point
tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembetukan panas berlebihan tetapi
tidak disertai peningkatan set point (Julia, 2000). Demam sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada
infeksi atau zat asing yang masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan
tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada
10
yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen
eksogen yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan
reaksi imunologik terhadap benda asing(non infeksi). Pirogen selanjutnya
mengirim pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh
untuk disampaikan ke pusat pengatur panas dihipotalamus. Dalam hipotalamus
pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi
manaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang
menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang
aktivitas “tentara” tubuh (sel makrof ag dan limfosit T) untuk memerangi zat
asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam
amino yang berperan dalam pembentukan anti bodi atau sistem kekebalan
tubuh (Sinarty, 2003). Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil
atau krisis / flush. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari
tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari
kerusakan jaringan, zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya
memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis / flush, bila faktor
yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termasuk
hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rencah, mungkin malahan
kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999).

11
E. Pathway febris :

Agen Infeksius
Mediator Inflamasi Dehidrasi

Monosit / Magrof ag
Tubuh kehilangan
cairan
Sitogen pirogen

Mempengaruhi Mempengaruhi
hipotalamus hipotalamus

DEMAM

Peningkatan Meningkatnya pH berkurang Peningkatan suhu


evaprasi metabolik tubuh tubuh

RESIKO DEVISIT Kelemahan Anoreksia HIPERTERMI


VOLUME

INTOLERANSI Intake makan


berkurang

NUTRISI KURANG
DARI KEBUTUHAN

Gangguan rasa nyaman

Gelisah Tidak bisa tidur

Kurang pengetahuan GANGGUAN


ISTIRAHAT
TIDUR
ANSIETAS

12
F. Pemeriksaan Penunjang.
1. Uji coba darah.
Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau hari
ketiga. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa
pembekuan darah masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang,
dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX, dan XII. Pada
pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia,
hipokloremia, SGOT, serum glutamit piruvat (SGPT), ureum dan pH darah
mungkin meningkat, reverse alkali menurun.
2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh / lesi permukaan atau sinar tembus
rutin. Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan seperti Anginografi, Aortografi, atau Limfagigrafi.
4. Ultrasonografi, endoskopi, atau scanning, masih dapat diperiksa.

G. Penatalaksanaan Medis.
Pada dasarnya menurunkan demam dapat dilakukan secara fisik, obat-
obatan maupun kombinasi keduanya.
1. Secara fisik.
a. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal.
b. Pakaian anak diusahakan tidak tebal.
c. Memberikan miniman yang banyak karena kebutuhan air meningkat.
d. Memberikan kompres.
2. Obat-obatan.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan
demam. Obat-obatan anti inflamasi, analgetik, dan antipiretik terdiri dari
golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan
kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.
Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase.
13
H. Permasalahan yang lazim muncul.
1. Hiperternia berhubungan dengan proses penyakit.
2. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses penyakit,
fluktuasi suhu lingkungan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang dan diaporesis.
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
5. Resiko cidera berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
6. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan kejang demam.

BAB IV
PEMBAHASAN
14
A. Pengkajian
1. Identitas diri
a. Identitas pasien
Nama : An. T
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Lodoyang RT. 02 RW. 17 Amabarawa
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Di bawah umur
Diagnosa Medis : Demam
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. N
Umur : 28 tahun
Alamat : Lodoyang RT. 02 RW. 17 Amabarawa
Hubungan dengan klien : Ayah

2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Demam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan, pasien datang ke IGD pada tanggal 27
Desember 2016 pada pukul 21.00 WIB. Pasien mengeluhkan panas,
muntah, batuk, mengigau. Dengan suhu = 40oC, nadi = 110 x/menit,
pernafasan = 25 x/menit.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan, dulu pernah masuk rumah sakit Bina Kasih
Ambarawa. Masuk rumah sakit dikarenakan muntaber, pasien dirawat
selama 5 hari
d. Riwayat Penyakit Keluarga
15
Ibu pasien mengatakan, keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit
seperti hipertensi, diabetes mellitus, asma, jantung dan TBC atau
penyakit keturunan yang lainnya.
e. Genogram :

An. T

Keterangan :
= Laki-laki

= Perempuan

= Satu rumah

= Pasien

3. Riwayat Kesehatan
A. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Ibu pasien mengatakan, jika
pasien sakit dibawa ke bidan
B. Pola aktifitas dan latihan
16
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi / ROM √
Keterangan :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dengan alat
4 = tergantung total
C. Pola nutrisi / Metabolik
Program diet RS : Nasi tim
Intake makan : Ibu pasien mengatakan pasien hanya
menghabiskan ¼ porsi makanannya.
Intake minum : Ibu pasien mengatakan pasien hanya minum air
putih kira-kira 600ml/hari.
D. Pola Eliminasi
Buang Air Besar : Ibu pasien mengatakan pasien tidak merasa sakit
saat buang air besar, pasien tadi buang air besar
sebanyak dua kali dalam sehari, dengan jumlah
sedikit, konsistensi lembek, dan warna kuning
kecoklatan.
Buang Air Kecil : Ibu pasien mengatakan pasien tidak merasa sakit
saat buang air kecil, pasien tadi buang air kecil
sebanyak tiga kali dalam sehari, dengan jumlah
banyak dan warna kekuningan.
E. Pola tidur dan istirahat
17
Sebelum masuk RS : lama tidur 10 jam
Selama di RS : lama tidur sekitar 5 – 6 jam, tidak bisa tidur
karena demam.
F. Pola perceptual
- Penglihatan : tidak memakai alat bantu penglihatan
- Pendengaran : tidak memakai alat bantu penglihatan
- Pengecapan : ibu pasien mengatakan, pasien masih bisa
merasakan asin dan manis
- Penciuman : ibu pasien mengatakan, pasien masih bisa mencium
aroma.
- Sensasi : ibu pasien mengatakan, pasien masih bisa
merasakan sensasi normal.
G. Pola persepsi diri : Ibu pasien mengatakan, ia mengetahui penyakit
anaknya dan mau menerima penyakutnya, dan
berharap agar cepat sembuh.
H. Pola sesksualitas dan reproduksi
Ibu pasien mengatakan, pasien adalah anak pertama
I. Pola peran hubungan
Ibu pasien mengatakan, pasien hubungan dengan keluarga baik dan
mengetahui perannya sebagai anak.
J. Pola manajemen koping stres
Ibu pasien mengatakan, pasien bisa menerima sakitnya karena dukungan
dari keluarga.
K. Sistem nilai dan keyakinan
Ibu pasien mengatakan, pasien beragama Islam

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Compos Mentis
GCS = 15; E = 4; V = 5; M = 6
TTV : S = 40oC TB = 110 cm
N = 110 x/menit BB = 17 kg
18
RR = 25 x/menit
b. Kepala
- Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam, distribusi rambut
merata.
- Mata kanan dan kiri simetris, konjungtiva merah, skiera putih, reflek
cahaya positif.
- Hidung simetris, tidak luka.
- Telinga smetris, tidak luka
- Gigi tidak karotis, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir kering.
- Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
c. Thorax
- Paru I : Pengembangan paru kanan dan kiri simetris
P : Fremitus kanan dan kiri simetris
P : Sonor
A : Vesikuler
- Jantung I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus Cordis tidak teraba
P : Pekak
A : Bunyi 1 dan 2 reguler
- Abdomen I : Bentuk perut normal
A : Peristaltik usus 43 x/menit
P : Hypertimpani
P : Tidak ada nyeri tekan
- Genetalia : Bersih, tidak ada luka dan tidak ada lesi/lebam
- Punggung : Normal, simetris, tidak ada luka
- Ekstremitas : Kekuatan otot ektremitas atas dan bawah normal
tidak ada edama dan tidak ada luka turgor kulit
normal.

B. Program Terapi

19
Tanggal Terapi
28 Desember 2016 - Infus kaen 3B 20 tpm
- Injeksi ondensentron 2,5 mg
- Injeksi paracetamol 170 mg
- Injeksi dexa 1/3 ekstra
29 Desember 2016 - Infus kaen 3B 12 tpm
- Injeksi cefxin 2 x 400 mg
- Pemberian obar nifudiar
30 Desember 2016 - Injeksi ondensentron 2,5 mg
- Injeksi sanmol 170 mg

C. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Satuan
WBC 4,0 – 12,0 12,5 Ribu / UL
Lymph # 0,8 – 7,0 0,6 Ribu / UL
Mid # 0,1 – 1,2 0,6 Ribu / UL
Gian # 2,0 – 8,0 11,3 Ribu / UL
Lymph % 20,0 – 60,0 5,1 %
Mid % 3,0 – 14,0 4,8 %
Gian % 50,0 – 70,0 90,1 %
HGB 12,0 – 16,0 11,9 g/dL
RBC 3,50 – 5,20 4,52 Ribu / UL
HCT 35,0 – 49,0 35,6 %
MCV 80,0 – 100,0 78,8 fl
MCH 27,0 – 34,0 26,3 Pg
MCHC 31,0 – 37,0 33,4 g/dL
RDW-CV 11,0 – 16,0 13,4 %
RDW-SD 35,0 – 56,0 38,8 Fl
PLT 150 – 450 352 Ribu / UL
MPV 6,5 – 12,0 8,5 fl

20
PDW 9,0 – 17,0 14,2
PCT 0,108 – 0,282 0,299 %

D. Data Fokus
DS : - Ibu pasien mengatakan pasien muntah
- Ibu pasien mengatakan pasien badannya panas
- Ibu pasien mengatakan pasien tidak nafsu makan
- Ibu pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak dan sering
terbangun.
DO : - Pasien mukanya pucat
- Pasien lemah dan lesu
- Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya
- Pasien mukosa bibirnya kering
- Pasien teraba panas.
S : 40 oC
N : 110 x/menit
RR : 25 x/menit

E. Diagnosa Keperawatan
No Data (Sign dan symtom) Etiologi Problem
1. DS : - Ibu pasien mengatakan Proses Hipertermi
pasien badannya panas inflamasi
- Ibu pasien mengatakan
pasien badannya lemas.
DO : - Pasien teraba panas
- Pasien lemas, pucat.
S = 40oC
N = 110 x/menit
RR = 25 x/menit

21
2. DS : - Ibu pasien mengatakan Anoreksia Ketidakseimbangan
pasien muntah. nutrisi kurang dari
- Ibu pasien mengatakan kebutuhan tubuh.
pasien tidak nafsu makan.
DO : - Pasien lemah dan lesu
- Pasien hanya menghabiskan
¼ porsi makanannya.
- Pasien bermuka pucat.
- Pasien mukosa bibirnya
kering.
3. DS : - Ibu pasien mengatakan Hospitalisasi Gangguan pola
pasien tidak bisa tidur. tidur.
- Ibu pasien mengatakan
suara di rumah sakit bising.
- Ibu pasien mengatakan
pasien hanya bisa tidur malam
5 – 6 jam.
DO : - Pasien sering terbangun.

Prioritas masalah :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi.

F. Intervensi Keperawatan.
No
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx

22
I Setelah tindakan ke- - Kaji keadaan umum - Untuk mengetahui
perawatan 3x24 jam masalah pasien. kondisi pasien.
hipertermi teratasi dengan - Monitor tanda-tanda - Untuk mengetahui
kriteria hasil : vital. kondisi pasien.
- Ibu pasien mengatakan - Beri kompres hangat. - Untuk menurunkan
pasien sudah tidak panas. suhu.
- Ibu pasien mengatakan - Beri selimut dan - Untuk menurunkan
pasien sudah tidak lemas. pakaian tipis. suhu.
- Akral pasien sudah tidak - Anjurkan pasien - Agar tidak dehidrasi.
teraba panas. minum banyak.
S : 36,5 – 37,5 oC - Berikan antipiretik. - Untuk menurunkan
N : 100 x/menit suhu.
RR : - Kolaborasi dokter, - Untuk menurunkan
berikan cairan suhu.
intravena.
II Setelah tindakan ke- - Yakinkan diet yang - Untuk mencegah
perawatan 3x24 jam masalah dimakan konstipasi.
ketidakseimbangan nutrisi mengandung tinggi
teratasi dengan kriteria hasil serta.
: - Anjurkan pasien - Untuk memenuhi
- Ibu pasien mengatakan meningkatkan protein kebutuhan nutrisi.
pasien sudah tidak dan Vit. C.
muntah. - Kolaborasi dengan - Untuk menentukan
- Ibu pasien mengatakan ahli gizi. jumlah kalori dan
pasien sudah mau makan. nutrisi yang
- Muka pasien sudah tidak dibutuhkan.
pucat. - Kaji adanya alergi - Untuk mengetahui
- Mukosa bibir pasien tidak makanan. apakah pasien alergi
kering. terhadap makanan
tertentu.

23
- Anjurkan pasien - Untuk mengetahui
bagaimana membuat dan memenuhi
catatan makanan kebutuhan nutrisi.
harian.
III Setelah tindakan ke- - Jelaskan pentingnya - Untuk memenuhi
perawatan 3x24 jam masalah tidur yang adekuat. kebutuhan istirahat
gangguan pola tidur teratasi dan tidur pasien.
dengan kriteria hasil : - Fasilitas untuk - Membantu pasien
- Ibu pasien mengatakan mempertahankan agar tidur dengan
pasien sudah bisa tidur. aktifitas sebelum nyenyak.
- Ibu pasien mengatakan tidur (membaca).
kondisi lingkungan - Ciptakan lingkungan - Agar pasien tidak
nyaman.. yang nyaman. terganggu saat tidur.
- Diskusi dengan - Untuk memnuhi
pasien dan keluarga kebutuhan tidur
teknik tidur pasien. pasien.
- Kolaborasi dokter, - Agar pasien dapat
pemberian obat tidur tidur.

24
G. Implementasi Keperawatan.
No
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Respon TTD
Dx
I. Selasa, 27/12/16, 22.00 Memberikan kompres. S = Ibu pasien mengatakan pasien panasnya
sudah mulai turun.
O = Pasien terlihat tidak gelisah.
I,II,III 23.00 Mengobservasi TTV dan S = Ibu pasien mengatakan pasien mimisan 1x,
keadaan umum. muntah 4x
O = KU lemah
S : 38,9 oC
N : 110 x/menit
RR : 25 x/menit
II 06.50 Membagikan diet pagi. S = Pasien bersedia untuk makan.
O = Pasien menghabiskan ¼ porsi makannya.
II 07.00 Mengkaji adanya alergi S = Ibu pasien mengatakan pasien tidak alergi
makanan. terhadap makanan tertentu.
O = Pasien dapat makan semua jenis makanan.

25
III 07.10 Menjelaskan tidur yang S = Ibu pasien mengatakan pasien sulit tidur
adekuat. nyenyak.
O = Pasien dapat makan semua jenis makanan.
III 07.20 Memberikan lingkungan yang S = Ibu pasien mengatakan pasien hanya bisa
nyaman. tidur selama 5 – 6 jam.
O = Pasien sering terbangun.
OPERAN JAGA
I Kamis, 29/12/16, 16.00 Memantau keadaan umum dan S = Ibu pasien mengatakan pasien badannya
TTV hangat.
O=S : 37,9 oC
N : 100 x/menit
RR : 25 x/menit
II 16.15 Menganjurkan pasien untuk S = Pasien bersedia untuk minum
banyak minum O = Pasien menghabiskan air 2 gelas aqua
(600 ml)
S : 376 oC
II 16.50 Membagikan diit sore S = Pasien bersedia untuk makan
O = Pasien menghabiskan ¼ porsi makannya

26
II 17.00 Menganjurkan pasien S = Pasien bersedia untuk makan makanan yang
meningkatkan protein dan vit C mengandung protein dan vit. C
O = Pasien menghabiskan ½ porsi makannya
III 18.00 Memfasilitasi anak dengan S = Ibu pasien mengatakan pasien bisa lebih
bacaan. nyaman.
O = Pasien lebih rileks.
III 18.20 Memberikan lungkungan yang S = Ibu pasien mengatakan pasien bisa tidur lebih
nyaman. nyenyak.
O = Pasien lebih rileks.
OPERAN JAGA
I Jum’at, 13/12/16, 07.15 Membagikan diit pagi S = Pasien bersedia untuk makan
O = Pasien menghabiskan ¾ porsi makannya
II 07.25 Meyakinkan diit yang dimakan S = Pasien bersedia untuk makan makanan yang
mengandung tinggi serat tinggi serat.
O = Pasien menghabiskan ¾ porsi makannya
I 08.00 Memberi injeksi odr 2,5 mg, S = Pasien bersedia diinjeksi
sanmol 170 mg, cefxon 2x400 O = Obat telah diberikan.
mg.

27
I 11.00 Mengobservasi TTV S = Ibu pasien mengatakan pasien muntah 3x,
mual.
O = KU lemah; S : 37,3 oC; N : 100 x/menit
RR : 25 x/menit.
III 13.00 Memberikan lingkungan yang S = Ibu pasien mengatakan pasien bisa tidur
nyaman. dengan nyenyak.
O = Pasien lebih rileks.

H. Evaluasi Keperawatan.
No Hari/Tanggal Evaluasi TTD
I Selasa, 27 Desember 2016 S : Ibu pasien mengatakan pasien badannya panas
O : Pasien teraba panas
S : 38,9 oC; N : 110 x/menit; RR : 25 x/menit
A : Masalah hipertermi belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji keadaan umum pasien.
- Monitor TTV pasien.
- Beri kompres hangat.

28
- Kolaborasi dengan dokter.
II S : Ibu pasien mengatakan pasien masih mual dan muntah.
O : Pasien sering muntah ( 4 kali ).
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Kaji adanya alergi makanan.
III S : Ibu pasien mengatakan pasien sulit tidur nyenyak
O : Pasien sering terbangun
A : Masalah gangguan pola tidur belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
- Ciptakan lingkungan yang nyaman.
- Kolaborasi pemberian obat tidur.

29
I Kamis, 29 Desember 2016 S : Ibu pasien mengatakan pasien badannya hangat
O : Pasien teraba hangat
S : 37,9 oC; N : 100 x/menit; RR : 25 x/menit
A : Masalah hipertermi belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV pasien.
- Berikan kompres hangat.
II S : Pasien tidak nafsu makan
O : Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya.
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Kaji keadaan umum pasien.
III S : Ibu pasien mengatakan, pasien mengantuk
O : Pasien sering mnguap
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi
P : Intervensi dihentikan

30
I Jum’at, 30 Desember 2016 S : Ibu pasien mengatakan pasien badannya hangat
O : Pasien teraba hangat
S : 37,3 oC; N : 100 x/menit; RR : 25 x/menit
A : Masalah hipertermi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji keadaan umum dan TTV pasien
- Berikan kompres hangat.
II S : Ibu pasien mengatakan, pasien sudah mau makan
O : Pasien menghabiskan ¾ porsi makanannya.
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji keadaan umum pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi.
III S : Ibu pasien mengatakan, pasien mengantuk
O : Pasien sering mnguap
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi
P : Intervensi dihentikan

31
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat
regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma).

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Dan dengan pembuatan
asuhan keperawatan ini, diharapkan pembaca dapat menambah wawasan
pengetahuan dan lebih bisa menjaga kesehatan tubuh.

32
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, R.et.al.1997. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1, 2, 3. Bagian Ilmu Kesehatan.


FKUI : Jakarta.

Gunawan SG. Nafrialdi RS, Elysabeth. Farmakologi dan Terapi. Jakarta :


Departemen Farmokologi dan Terapeutik. FKUI, 2007.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta.

Ngatiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta.

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim
Terjadi Pada Anak. PERKANI : Surabaya.

33
LAMPIRAN

Ruang IGD RS PURI ASIH SALATIGA

33
POLI KANDUNGAN RS PURI ASIH SALATIGA

33
POLI BEDAH UMUM RS PURI ASIH SALATIGA

33
POLI ANAK RS PURI ASIH SALATIGA

33
POLIKLINIK THT RS PURI ASIH SALATIGA

33
BANGSAL KELAS III ZAMRUD RS PURI ASIH SALATIGA

BANGSAL VIP RUANG BERLIAN RS PURI ASIH SALATIGA

33
BANGSAL VVIP RUANG BERLIAN RS PURI ASIH SALATIGA

RUANG BEDAH RS PURI ASIH SALATIGA

33
33

Anda mungkin juga menyukai