PUSKESMAS SEMPOR I
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB II
PENGELOLAAN
Pasal 2
(1) Pejabat Pengelola BLUD pada UPTD Unit Puskesmas terdiri dari Pemimpin BLUD,
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah.
(2) Pemimpin BLUD pada UPTD Unit Puskesmas bertanggungjawab kepada Kepala
Daerah melalui Sekertaris Daerah.
(3) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggungjawab kepada Pemimpin
BLUD pada UPTD Unit Puskesmas.
(4) Pemimpin BLUD merupakan Pejabat Pengguna Anggaran/ Barang yang mempunyai
tugas dan kewajiban :
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi dan mengevaluasi
penyelenggaraan kegiatan BLUD pada UPTD Unit Puskesmas ;
b. Menyusun Renstra Bisnis BLUD pada UPTD Unit Puskesmas ;
c. Menyiapkan RBA- BLUD pada UPTD Unit Puskesmas ;
d. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada
Kepala Daerah sesuai ketentuan ;
e. Menetapkan Pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang telah
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan ;
f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta
keuangan BLUD pada UPTD Unit Puskesmas kepada Kepala Daerah.
Pasal 3
(1) Pejabat Keuangan BLUD pada UPTD Unit Puskesmas adalah Pejabat yang membidangi
keuangan yang mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Mengkoordinasikan penyusunan RBA ;
b. Menyiapkan DPA-BLUD ;
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya ;
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas ;
e. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi ;
f. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan ;
g. Menyelenggaraan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
(2) Pejabat Teknis BLUD pada UPTD Unit Puskesmas adalah Pejabat yang melaksanakan
bidang tertentu yang mempunyai tugas ;
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya ;
b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA ;
c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya.
(3) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh Pejabat/ Staf yang
berkaitan dibidangnya masing-masing.
Pasal 4
BAB III
PENATAUSAHAAN
Penatausahaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban dana yang bersumber dari
pendapatan fungsional BLUD pada Puskesmas diberlakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 5
Pasal 6
(1) Laporan Keuangan BLUD sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (3) meliputi :
a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu;
b. Laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya
BLUD selama satu periode;
c. Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/ atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu;
d. Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan atau rincian dari angka
yang tertera dalam laporan keuangan.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan informasi
pencapaian hasil/ keluaran BLUD.
(3) Kelengkapan administrasi pengelolaan keuangan BLUD pada Puskesmas meliputi :
a. Laporan Pendapatan ;
b. Laporan Pengeluaran Biaya.
(4) Ketentuan mengenai format kelengkapan administrasi pengelolaan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dengan peraturan ini.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Piutang Puskesmas dapat diberikan kepada pihak lain atas barang atau jasa yang
telah diterima.
(2) Utang Puskesmas merupakan kewajiban Puskesmas kepada pihak lain atas barang
atau jasa yang diterima.
Pasal 10
(1) Fleksibilitas pengeluaran BLUD pada Puskesmas hanya berlaku untuk biaya yang
berasal dari Pendapatan Jasa Layanan Puskesmas.
(2) Besaran Fleksibilitas pengelolaan keuangan antara lain dapat menggunakan
langsung pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai RBA.
(3) Surplus anggaran BLUD pada Puskesmas di akhir tahun dapat kelola penuh sebagai
biaya operasional tahun anggaran berikutnya.
(4) Biaya yang melebihi Anggaran yang ditetapkan RBA, dilaporkan sebagai bagian
anggaran tahun berjalan.
(5) Pemimpin BLUD pada Puskesmas dapat melakukan pergeseran anggaran antar
rincian biaya operasional, jika diperlukan dalam rangka peningkatan kapasitas dan
mutu layanan dengan melaporkan hal tersebut kepada Kepala Daerah.
(6) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas pada
pengeluaran biaya yang bersumber dari jasa layanan BLUD pada Puskesmas.
Pasal 11
(1) Prosedur penerimaan kas berlaku untuk penerimaan pendapatan BLUD yang
berasal dari jasa pelayanan, hibah, hasil kerja sama, dan lain-lain pendapatan yang
sah.
(2) Pihak yang terkait :
a. Pemimpin BLUD
b. Bendahara Penerimaan
c. Pelaksana Akuntansi
(3) Prosedur penerimaan pendapatan tunai :
a. Bendahara penerimaan menerima uang pembayaran jasa layanan,
b. Pada akhir hari kerja, bendahara penerimaan menyusun laporan penerimaan
harian disampaikan kepada Pemimpin BLUD untuk diverifikasi,
c. Bendahara penerimaan dan Pemimpin BLUD membuat Berita Acara Penerimaan
Harian (BAPH).
d. Bendahara Penerimaan menyetorkan pendapatan ke rekening BLUD
menggunakan Slip Setoran dengan lampiran rincian jenis setoran.
e. Tembusan dokumen BAPH dan Slip Setoran disampaikan kepada Pelaksana
Akuntansi.
f. Bendahara Penerimaan menyimpan Slip Setoran dan Berita Acara Penerimaan
Harian (BAPH) dengan lampiran rincian jenis setoran.
Pasal 12
(1) Prosedur pengeluaran kas mencakup pengeluaran kas untuk keperluan
pembayaran pengeluaran BLUD Puskesmas yang dana berasal dari jasa layanan
BLUD.
(2) Kewenangan pembayaran berada pada Pemimpin BLUD dan dilakukan melalui
rekening BLUD.
(3) Untuk pembayaran tertentu dalam jumlah kecil, dibentuk Kas Tunai (on hand cash)
yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
(4) Untuk setiap pengeluaran kas, Bendahara Pengeluaran melakukan pencatatan
dalam Buku Kas Umum (BKU) BLUD.
(5) Bukti pengeluaran sebagai kelengkapan pegawai (gaji pegawai non PNS,
honorarium, perjalanan dinas, dan sejenisnya) serta pembayaran terkait dengan
pengadaan barang/ jasa agar mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(6) Kas Tunai Bendahara Pengeluaran
a. Kas Tunai Bendahara Pengeluaran adalah sejumlah uang tunai yang berada
dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran.
b. Kas tunai digunakan untuk pembayaran secara utuh dalam jumlah kecil,
yakni untuk :
1) Biaya yang dibayarkan kepada pegawai selain Jasa Pelayanan, antara lain
biaya perjalanan dinas, dan honorarium sampai dengan Rp. 10.000.000,-
2) Pembayaran atas pembelian barang/ jasa dengan jumlah sampai dengan
Rp. 10.000.000,-
c. Saldo awal Kas Tunai ditetapkan dengan keputusan Pemimpin BLUD
Puskesmas yang besarannya disesuaikan dengan kebutuhan masng-masing
BLUD Puskesmas, paling banyak Rp. 10.000.000,-
d. Kas tunai dikelola dengan imprest system.
e. Kas Tunai yang telah digunakan dapat dimintakan penggantian setelah
digunakan paling sedikit 60 persen.
f. Penggunaan Kas Tunai dengan imprest system sebagaimana dimaksud pada
butir d dan batas pengisian kembali sebagaimana dimaksud pada butir e
berlaku paling lambat 1 Januari tahun berikutnya.
(7) Prosedur Pengeluaran Kas Tunai
a. Pelaksana Kegiatan menyiapkan kelengkapan bukti pengeluaran dan kuitansi
yang telah ditandatangani pihak penerima pembayaran,
b. Bendahara Pengeluaran menyiapkan SP2D untuk selanjutnya dilakukan
verifikasi oleh verifikator,
c. Verifikator melakukan verifikasi kelengkapan dan kesesuaian persyaratan
administrasia, apabila tidak lengkap, maka dikembalikan ke Bendahara
Pengeluaran, apabila dinyatakan lengkap, maka verifikator menyerahkan
berkas pengajuan ke Pejabat Keuangan,
d. Pejabat Keuangan menandatangani SP2D dimaksud, dan selanjutnya diajukan
ke Pimpinan BLUD,
e. Apabila SP2D disetujui, maka Pemimpin BLUD menandatangani SP2D
sebagai perintah membayar melalui Kas Tunai (SPM-Kas Tunai) kepada
Bendahara Pengeluran.
f. Bendahara Pengeluaran menandatangani kwitansi, membayarkan secara
tunai kepada Pihak terkait,
g. Bendahara Pengeluaran mencatat dan menyimpan dokumen pembayaran
tersebut.
(8) Prosedur Penutupan Kas Tunai
Penutupan Kas Tunai dilakukan setiap akhir tahun, Penutupan Kas Tunai dilakukan
supaya terdapat pemisahan (cut off) Kas Tunai pada akhir tahun.
a. Bendahara Pengeluaran mengajukan permintaan Penutupan Kas Tunai kepada
Kepala BLUD-Puskesmas, dilampiri dengan:
1. Rekapitulasi penggunaan Kas Tunai periode setelah penerimaan terakhir
penggantian Kas Tunai.
2. BKU Pengeluaran
b. Berdasarkan permintaan Penutupan Kas Tunai, Pemimpin BLUD-Puskesmas
memerintahkan kepada Pejabat Perbendaharaan untuk melakukan Penutupan Kas
Tunai.
c. Penutupan Kas Tunai dilakukan bersama antara Pejabat Perbendaharaan dengan
Bendahara Pengeluaran, dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Penutupan
Kas Tunai.
d. Berita Acara Penutupan Kas Tunai ditandatangani oleh Pejabat Perbendaharaan
dan Bendahara Pengeluaran serta diketahui oleh Pemimpin BLUD-Puskesmas.
Salinan Berita Acara Penutupan Kas Tunai disampaikan kepada Pelaksana
Akuntansi.
Ditetapkan di Sempor
KABUPATEN KEBUMEN
SRI SETIYANTI