Anda di halaman 1dari 16

WALI KOTA BATAM

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN WALIKOTA BATAM


NOMOR .......... TAHUN .............

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM


DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
PADA DINAS KESEHATAN KOTA BATAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATAM

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat, perlu fleksibilitas
dalam pengelolaan keuangan pada unit pelaksana
teknis daerah pusat kesehatan masyarakat.Ia
menerapkan badan layanan umum daerah.

b. Bahwa agar pengelolaan keuangan dapat


dilaksanakan secara efektif dan efisien, perlu
pedoman teknis pengelolaan keuangan pada Badan
Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis
Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan
peraturan Walikota tentang pedoman teknis
pengelolaan keuangan pada badan layanan umum
daerah, unit pelaksana teknis daerah pusat kesehatan
masyarakat.

Mengingat : 1. Undang undang nomor 17 tahun 2003 tentang


keuangan negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2003 nomor 47, tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 4286).

2. Undang undang nomor satu tahun 2004 tentang


perbendaharaan. Perbendaharaan negara (lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 5
tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
nomor 4355).
3. Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan (lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2009 nomor 114, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia nomor 5063)

4. Undang undang nomor 23 tahun 2014 tentang


pemerintahan daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2014 nomor 244, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5587).
Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan undang undang nomor 9 tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas undang undang nomor 23
tahun 2014 tentang pemerintahan daerah (lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2015 nomor 58,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
nomor 5679).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang


pengelolaan keuangan badan layanan umum
(lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005
nomor 48, tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012
tentang perubahan atas peraturan pemerintah.Nomor
23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan badan
layanan umum (lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2012 nomor 171, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia nomor 5340).

6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang


pengelolaan keuangan daerah (lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2019 nomor 42, tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia nomor 6322).

7. Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2014 tentang


pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jaminan
kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama milik pemerintah daerah (lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2014 nomor 81).

8. Peraturan menteri kesehatan nomor 28 tahun 2014


tentang pedoman pelaksanaan program jaminan
kesehatan nasional (berita Negara Republik Indonesia
tahun 2014.Nomor 874).

9. Peraturan menteri keuangan nomor 220/PMK.0


5./2016 tentang sistem akuntansi dan laporan
keuangan badan layanan umum. (Berita Negara
Republik Indonesia.Tahun 2016, nomor 2142).

10. Peraturan menteri kesehatan nomor 21 tahun 2016


tentang penggunaan dana kapitasi jaminan kesehatan
nasional, Jasa pelayanan kesehatan dan dukungan
biaya operasional.Pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama Milik Pemerintah Daerah.(Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213).

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri.Nomor 79 tahun


2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

13. Perwako tata Kelola blud puskesmas

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS


PENGELOLA KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kota Batam.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batam.
3. Walikota adalah Walikota Batam.
4. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah
Dinas Kesehatan Kota Batam.
5. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT
adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang
pada Dinas Kesehatan Kota Batam.
6. Pusat Kesehatan Masyarakat selanjutnya disebut
Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Batam.

7. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat


BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana
teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai fleksibitas dalam
pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Batam
untuk periode 5 (lima) tahun.
9. Rencana Strategi Dinas Kesehatan yang selanjutnya
disebut Renstra Dinas Kesehatan adalah dokumen
perencanaan Dinas Kesehatan Kota Batam periode 5 (lima)
tahun.
10. Rencana Strategi Badan Layanan Umum Daaerah yang
selanjutnya disebut Renstra BLUD adalah dokumen
perencanaan 5 (lima) tahun yang disusun untuk
menjelaskan strategi pengelolaan BLUD dengan
mempertimbangkan alokasi sumber daya dan kinerja
dengan menggunakan teknis analisis bisnis.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kota Batam.
12. Rencana Bisnis dan Anggaran yang selanjutnya disingkat
RBA adalah dokumen rencana anggaran tahunan BLUD,
yang disusun dan disajikan sebagai bahan penyusunan
rencana kerja dan anggaran unit kerja BLUD.
13. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disingkat DPA adalah dokumen yang memuat pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran.
14. Fleksibilitas adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan
keuangan dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat
untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat tanpa
mencari keuntungan dalam rangka memajukan
kesejahteraan.Umum.Dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
15. Praktek Bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi
organisasi berdasarkan kaidah kaidah manajemen yang
baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu,
berkesinambungan dan berdaya saing.
16. Rencana strategis BLUD puskesmas yang selanjutnya
disingkat renstra BLUD Puskesmas adalah dokumen.BLUD
untuk periode 5 tahunan yang memuat visi misi program
strategis pengukuran pencapaian kinerja dan arah kebijakan
operasional BLUD Puskesmas.
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana.Tahunan pemerintahan
daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan
peraturan daerah.
18. Pejabat.Pengelola.Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
.Adalah Kepala.Satuan kerja pengelola keuangan
daerah.Yang mempunyai.Tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai bendahara Umum Daerah
19. Jaminan Kesehatan nasional yang selanjutnya disingkat
JKN adalah jaminan berupa perlindung kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
20. Rencana Bisnis dan Anggaran yang selanjutnya disingkat
RBA adalah dokumen rencana anggaran tahunan BLUD
yang disusun dan disajikan sebagai bahan penyusunan
rencana kerja dan anggaran SKPD.
21. Rekening kas BLUD adalah tempat penyimpanan uang
BLUD pada bank yang ditunjuk oleh kepala daerah.
22. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat PPKD. Adalah Kepala SKPD yang mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak
sebagai bendahara umum daerah.
23. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya
disingkat FKTP adalah fasilitas kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan perorangan.
24. Badan Penyelenggara Jaminan sosial kesehatan yang
selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan
kesehatan.
25. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah
Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya
26. Kuasa PA yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat
yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dalam melaksanakan Sebagian dan fungsi
SKPD.
27. Pemimpin adalah pemimpin.BLUD ang ditetapkan oleh
Walkota.
28. UPTDPusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang
selanjutnya disingkat Puskesmas adalah fasilitas kesehatan
yang melakukan layanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi,
diagnosis, Perawatan, Pengobatan, dan atau layanan
kesehatan lainnya milik pemerintah Kota Batam.
29. Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD yang
bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD
yang terdiri atas pemimpin, Pejabat keuangan dan pejabat
teknis yang sebutannya disesuaikan dengan nomenklatur
yang berlaku pada BLUD yang bersangkutan.
30. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas
dan tagihan BLUD yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perlu
dibayar kembali.
31. Belanja adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi
ekuitas dana lancar untuk memperoleh barang dan atau
jasa untuk keperluan operasional BLUD.
32. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang
bersumber dari penerimaan pinjaman jangka pendek,
Penerimaan pinjaman jangka panjang dan penerimaan
kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga,
Penjualan investasi permanen lainnya dan pencairan dana
cadangan.
33. Pengeluaran Pembiayaan adalah semua pembayaran
pokok pinjaman, pengeluaran investasi jangka Panjang,
pemberian pinjaman dan pembentukan dana cadangan

BAB II
Maksud dan tujuan.
Pasal 2
(1) Maksud disusunnya peraturan Walikota ini yaitu sebagai pedoman dalam
pengelolaan keuangan pada UPTD BLUD puskesmas.

(2) Tujuan disusunnya peraturan wali kota ini yaitu agar pengelolaan keuangan
pada UPTD BLUD dapat dilaksanakan dengan tertib, efisien dan efektif dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Bagian ketiga

Ruang lingkup

Pasal 3
Ruang lingkup Pengelolaan keuangan BLUD puskesmas :
A. Struktur anggaran BLUD
B. Perencanaan dan penganggaran BLUD
C. Pelaksanaan anggaran BLUD
D. Pengelolaan belanja BLUD
E. Sisa Lebih Pengelolaan Anggaran
F. Akuntansi, Pelaporan Dan pertanggung jawaban

BAB II
Struktur Anggaran BLUD
Bagian kesatu
Umum
Pasal 4

Struktur anggaran BLUD terdiri atas.:


a. Pendapatan BLUD
b. Belanja BLUD
c. Pembiayaan BLUD

Bagian kedua
Pendapatan BLUD
Pasal 5

Pendapatan.Sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a bersumber dari.:


a. Jasa layanan.
b. Kapitasi JKN
c. Non kapitasi JKN.
d. Hibah.
e. Hasil kerja sama dengan pihak lain.
f. APBD
g. Lain lain pendapatan.BLUD yang sah.

Pasal 6

(1) Pendapatan.BLUD yang bersumber dari jasa layanan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 5 huruf a berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang
diberikan kepada masyarakat.
(2) Pendapatan BLUD yang bersumber dari kapitasi JKN.Sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 huruf b merupakan dana yang dibayar dimuka kepada FKTP.
Berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
(3) Pendapatan BLUD yang bersumber dari non kapitasi JKN sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 huruf c merupakan dana yang dibayarkan oleh BPJS
Kesehatan kepada UPTD BLUD berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan.
(4) Pendapatan BLUD yang bersumber dari hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 huruf d dapat berupa Hibah terikat dan hibah tidak terikat yang diperoleh
dari atau badan lain
(5) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat digunakan dan tujuan
pemberian Hibah sesuai dengan Peruntukannya yang selaras dengan tujuan
BLUD sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
(6) Hasil kerja sama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf
e berupa hasil yang diperoleh dari kerja sama BLUD.
(7) Lain lain pendapatan BLUD yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
Huruf g Meliputi :
a. Jasa giro.
b. Pendapatan bunga.
c. Komisi Potongan ataupun bentuk lain sebagai dari penjualan dan atau
pengadaan barang dan atau jasa oleh BLUD.
d. Investasi.
e. Pengembangan usaha.
f. Selisih Kurs

Pasal 7

(1) Pengembangan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 7 Huruf d


dilakukan melalui pembentukan unit usaha untuk meningkatkan layanan kepada
masyarakat.
(2) Unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat satu merupakan bagian dari
BLUD yang bertugas melakukan pengembangan layanan dan mengoptimalkan
sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan BLUD

Pasal 8

(1) Seluruh Pendapatan BLUD Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5


kecuali yang berasal dari hibah Terikat dapat dikelola langsung untuk membiayai
BLUD sesuai RBA BLUD Puskesmas.
(2) Seluruh pendapatan BLUD Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
dilaksanakan melalui Rekening kas BLUD puskesmas dicatat dalam kode
rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain lain pendapatan asli
daerah yang sah dengan objek pendapatan BLUD Puskesmas.
(3) Pendapatan yang bersumber dari APBD dilaksanakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian ketiga

Belanja BLUD
Pasal 9

Belanja BLUD.Sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf b dituangkan dalam RBA


BLUD puskesmas terdiri atas.:
a. Belanja operasi Dan.
b. Belanja modal.

Pasal 10

(1) Belanja operasi.Sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a mencakup


seluruh belanja BLUD untuk menjalankan tugas dan fungsi yang meliputi belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga dan belanja lain.
(2) Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b mencakup seluruh
belanja BLUD untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan BLUD meliputi
belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan bangunan,
belanja jalan, irigasi dan jaringan dan belanja aset tetap lainnya.
(3) Ketentuan belanja operasi dan belanja modal yang bersumber dari pendapatan
jasa layanan, kapitasi JKN, Non kapitasi JKN diatur secara khusus dalam
peraturan wali kota tersendiri.
(4) Ketentuan belanja operasi dan belanja modal bersumber pendapatan hibah hasil
kerja sama dengan pihak lain, APBD dan lain lain pendapatan BLUD yang sah
mengacu pada peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian.Keempat

Pembiayaan BLUD

Pasal 11

(1) Pembiayaan BLUD sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf c terdiri atas.:
a. Penerimaan.Pembiayaan, dan
b. Pengeluaran pembiayaan.
(2) Pembiayaan BLUD Sebagaimana dimaksud pada ayat satu, merupakan semua
penerimaan yang balik dan atau kembali. baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.

Pasal 12

1. Penerimaan.Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat satu


huruf a meliputi.:
a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya.
b. Divestasi dan.
c. Penerimaan utang./Pinjaman.

BAB III
Perencanaan dan penganggaran. BLUD
Pasal 13

1. Puskesmas.Yang menerapkan BLUD menyusun RBA setiap tahun yang


mengacu pada Renstra Bisnis BLUD
2. RBA sebagaimana dimaksud pada ayat satu, disusun berdasarkan.:
a. Anggaran berbasis kinerja
b. Standar satuan harga dan.
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, Kapitasi JKN atau
non kapitasi JKN, Hibah, hasil kerja sama dengan pihak lain dan atau hasil
usaha lainnya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD lainnya.
3. Anggaran berbasis kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a
merupakan analisis kegiatan yang berorientasi pada pencapaian output dengan
menggunakan sumber daya secara efisien.
4. Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b merupakan
harga satuan setiap unit barang / jasa yang berlaku di Kota Batam.
5. Dalam hal BLUD belum menyusun standar satuan harga Sebagaimana
dimaksud pada ayat 4 BLUD menggunakan standar satuan harga yang
ditetapkan oleh keputusan wali kota.
6. Apabila standar satuan harga tertentu belum tertuang di keputusan walikota
maka dapat mengunakan standar satuan harga yang ditetapkan oleh kepala
dinas keswehatan kota Batam yang berlaku selama 6 bulandan dapat
diperpanjang hingga 12 bulan.
7. Kebutuhan, belanja dan kemampuan pendapatan sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 huruf c merupakan pagu belanja yang dirinci menurut belanja operasi dan
belanja modal.

Pasal 14

1. RBA Sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat satu meliputi.:


a. Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
b. Rincian anggaran pendapatan belanja dan pembiayaan.
c. Perkiraan harga
d. Ambang batas
e. Perkiraan maju
2. RBA Sebagaimana.Dimaksud pada ayat satu menganut pola anggaran fleksibel
dengan suatu persentase ambang batas tertentu.
3. RBA Sebagaimana.Dimaksud pada ayat 2 disertai dengan standar pelayanan
minimal.

Pasal 15

1. Ringkasan pendapatan belanja dan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada


pasal 14 ayat satu huruf a merupakan ringkasan pendapatan belanja dan
pembiayaan.
2. Rincian anggaran pendapatan belanja dan pembiayaan sebagaimana dimaksud
ayat satu huruf b merupakan rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan
yang dinyatakan dalam Satuan uang yang tercermin dari rencana pendapatan
belanja dan pembiayaan.
3. Perkiraan harga sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat satu huruf c
merupakan estimasi harga jual produk barang dan atau jasa. Setelah
memperhitungkan biaya persatuan dan tingkat margin yang ditentukan seperti
tercermin dari tarif layanan.
4. Besaran persentase ambang batas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat
satu huruf d merupakan besaran persentase perubahan anggaran bersumber
dari pendapatan operasional yang diperkenankan.
5. Perkiraan maju sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat satu huruf d
merupakan perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari
tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan
kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun
berikutnya.

Pasal 16

1. Pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 diintegrasikan /


dikonsolidasikan ke dalam RKA SKPD pada akun pendapatan daerah pada
kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain pendapatan asli
daerah yang sah dengan obyek pendapatan dari BLUD.
2. Belanja BLUD sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 yang sumber dananya
berasal dari pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dan sisa
lebih perhitungan anggaran BLUD diintegrasikan / dikonsolidasikan ke
dalam.RKA SKPD pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam satu
program satu kegiatan satu output dan jenis belanja
3. Belanja BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dialokasikan untuk
membiayai program peningkatan pelayanan serta kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan.
4. Pembiayaan BLUD sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 di integrasikan /
dikonsolidasikan ke dalam RKA SKPD Selanjutnya diintegrasikan /
dikonsolidasikan pada akun Pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
5. BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja sebagaimana dimaksud
pada ayat 2, sepanjang tidak melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada
DPA SKPD untuk selanjutnya disampaikan kepada BPKAD.
6. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA dengan format sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan wali kota ini.

Pasal 17

1. RBA BLUD Puskesmas diintegrasikan / dikonsolidasikan dan merupakan


kesatuan dari RKA SKPD
2. RKA SKPD beserta RBA Sebagaimana dimaksud pada ayat satu disampaikan
kepada PPKD sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
3. Penyusunan.RBA BLUD Sebagaimana.Dimaksud pada ayat satu disesuaikan
dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

BAB 4
Pelaksanaan anggaran.
Pasal 18

BLUD Puskesmas Menyusun DPA SKPD berdasarkan Peraturan Daerah tentang


APBD yang diajukan ke PPKD

Pasal 19

1. DPA SKPD Sebagaimana.Dimaksud dalam pasal 18 memuat pendapatan,


belanja dan pembiayaan.
2. PPKD mengesahkan DPA SKPA Sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD
3. Pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan secara
berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
anggaran khas dalam RBA dan memperhitungkan.:
a. Jumlah kas yang tersedia.
b. Proyeksi pendapatan, dan.
c. Proyeksi pengeluaran.

Pasal 20

1. Dalam pelaksanaan anggaran pemimpin menyusun laporan pendapatan BLUD,


laporan belanja BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala kepada
PPKD
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat satu dengan melampirkan surat
pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD
3. Berdasarkan laporan yang melampirkan surat pernyataan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Kepala Dinas Kesehatan menerbitkan surat
permintaan pengesahan pendapatan belanja dan pembiayaan untuk
disampaikan kepada PPKD
4. Berdasarkan surat permintaan pengesahan pendapatan, belanja dan pembiayaa
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 PPKD melakukan pengesahan dengan
menerbitkan surat pengesahan pendapatan belanja dan pembiayaan.

Pasal 21

1. DPA SKPD BLUD Puskesmas yang telah disahkan dan RBA menjadi Lampiran
perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh kepala SKPD selaku PA dan
pimpinan BLUD Puskesmas selaku KPA.
2. Perjanjian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat satu Antara lain memuat
kesanggupan untuk meningkatkan.:
a. Kinerja pelayanan bagi masyarakat.
b. Kinerja keuangan dan.
c. Manfaat bagi masyarakat.

Pasal 22

1. Untuk.Pengelolaan kas BLUD, Pemimpin membuka Rekening kas BLUD sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
2. Rekening kas BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat satu digunakan untuk
menampung penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber dari
pendapatan BLUD

Pasal 23

1. Dalam pengelolaan kas, BLUD menyelenggarakan :


a. Perencanaan.Penerimaan dan.Pengeluaran kas.
b. Pemungutan pendapatan atau tagihan.
c. Penyimpanan Kas.Dan.Mengelola rekening BLUD.
d. Pembayaran.
e. Perolehan.Perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek
dan.
f. Pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan

2. Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui pejabat


keuangan.

Pasal 24

Dalam pelaksanaan anggaran.,BLUD melakukan penatausahaan keuangan


paling sedikit memuat.:
a. Pendapatan dan belanja.
b. Penerimaan dan pengeluaran.
c. Utang dan piutang.
d. Persediaan.,Aset tetap dan investasi.
e. ekuitas.

Bab 5
Pengelolaan Belanja BLUD
Pasal 25

1. Pengelolaan belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan


volume kegiatan pelayanan.
2. fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat satu merupakan belanja yang
disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA dan DPA
SKPD yang telah ditetapkan secara definitive
3. Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dilaksanakan terhadap
belanja BLUD yang bersumber dari pendapatan BLUD.
4. Ambang batas sebagaimana dimaksud pada ayat 2, merupakan besaran
persentase realisasi belanja yang diperkenankan melampaui anggaran dalam
RBA dan DPA.
5. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas sebagaimana dimaksud
pada ayat 4 terlebih dahulu mendapat persetujuan walikota.

Pasal 26
Perhitungan ambang batas sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat 4
berpedoman pada peraturan perundang undangan.

Bab 6
Sisa lebih perhitungan anggaran.
Pasal 27

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya.SILPA bersumber dari.:


a. Pelampauan penerimaan PAD
b. Pelampauan penerimaan pendapatan transfer
c. Pelampauan penerimaan lain lain pendapatan daerah yang sah
d. Pelampauan penerimaan pembiayaan.
e. Penghematan belanja
f. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan dan atau
g. Sisa dana akibat tidak tercapainya capaian target kinerja dan sisa dana
pengeluaran pembiayaan.

Pasal 28

1. Sisa lebih perhitungan anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran BLUD selama satu tahun anggaran
2. Sisa lebih perhitungan anggaran BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat satu
dihitung berdasarkan laporan realisasi anggaran pada satu periode anggaran
3. Sisa lebih perhitungan anggaran BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat satu
dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya tanpa menunggu penetapan
perubahan anggaran atau audit BPK.
4. penggunaan sisa lebih perhitungan anggaran diutamakan untuk memberikan
layanan yang sifatnya mendesak seperti pengadaan obat,bahan habis pakai,
membayar hutang jasa pelayanan non ASN, dan pengadaan barang jasa
lainnya yang mendesak.

Bab 7
Kebijakan akuntansi
Pasal 29

Pemimpin BLUD Puskesmas menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan


berpedoman pada kebijakan akutansi pemerintah daerah kota.

Bab 8
Piutang dan utang / Pinjaman BLUD
Pasal 30

1. BLUD Puskesmas.mengelola piutang sehubungan dengan penyerahan barang,


jasa dan atau transaksi yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan kegiatan BLUD puskesmas.
2. Dalam hal piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan kepada wali kota
dengan melampirkan bukti yang sah.

Pasal 31

1. Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat


2. Tata cara penghapusan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat satu diatur
dengan peraturan wali kota tersendiri

Pasal 32

1. BLUD puskesmas dapat melakukan utang / pinjaman sehubungan dengan


kegiatan operasional dan atau perikatan peminjaman dengan pihak lain.
2. Utang sebagaimana dimaksud pada ayat satu dapat berupa utang jangka
pendek atau utang jangka panjang.

Pasal 33

1. Utang atau pinjaman jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam pasal 32


ayat 2 merupakan utang / Pinjaman yang memberikan manfaat kurang dari satu
tahun yang timbul menutup selisih antara jumlah kas yang tersedia, ditambah
proyeksi jumlah penerimaan kas dengan proyeksi jumlah pengeluaran kas
dalam satu tahun anggaran.
2. Pembayaran utang/pinjaman jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat
satu merupakan kewajiban pembayaran kembali utang/pinjaman yang harus
dilunasi dalam tahun anggaran berkenaan.
3. Utang/Pinjaman jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat satu dibuat
dalam bentuk perjanjian utang atau pinjaman yang ditandatangani oleh
pemimpin dan pemberi utang atau pinjaman.
4. Pembayaran kembali utang atau pinjaman jangka pendek sebagaimana
dimaksud pada ayat satu menjadi tanggung jawab BLUD puskesmas.
5. Mekanisme pengajuan utang atau pinjaman jangka pendek sebagaimana
dimaksud pada ayat satu diatur dalam peraturan wali kota tersendiri.

Pasal 34

1. BLUD Puskesmas wajib membayar bunga dan pokok utang atau pinjaman
jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 ayat satu yang telah
jatuh tempo.
2. Pemimpin dapat melakukan pelampauan pembayaran bunga dan pokok
sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan dalam RBA.

Pasal 35

1. Utang / Pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat 2


merupakan utang / Pinjaman yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun
dengan masa pembayaran kembali atas utang / Pinjaman tersebut lebih dari
satu tahun anggaran.
2. Utang / pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat satu hanya
untuk pengeluaran belanja modal

3. Pembayaran utang / Pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud pada


ayat satu merupakan kewajiban pembayaran kembali utang / Pinjaman yang
meliputi pokok utang / Pinjaman, bunga dan biaya lain yang harus dilunasi pada
tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian
utang/Pinjaman yang bersangkutan.
4. mekanisme pengajuan utang / Pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud
pada ayat satu diatur dalam peraturan walikota tersendiri.

Bab 9

investasi dan defisit anggaran BLUD

Bagian kesatu
Investasi
Pasal 36

1. BLUD puskesmas dapat melakukan investasi sepanjang memberi manfaat bagi


peningkatan.pendapatan dan pelayanan kepada masyarakat serta tidak
mengganggu likuiditas keuangan BLUD puskesmas dengan tetap
memperhatikan rencana pengeluaran
2. Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat satu berupa investasi jangka
pendek.

Pasal 37

1. Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat 2


merupakan investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama 12 bulan atau kurang.
2. Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat satu dapat dilakukan
dengan mengoptimalkan surplus kas jangka pendek dengan memperhatikan
rencana pengeluaran.
3. Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat satu, meliputi.:
a. deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 sampai dengan 12 bulan
dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
b. Surat berharga negara jangka pendek.
4. Karakteristik investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat satu
meliputi:
a. dapat segera diperjualbelikan/dicairkan
b. ditujukan untuk manajemen kas

Bagian Kedua
Defisit anggaran

Pasal 38

1. Defisit anggaran BLUD puskesmas merupakan selisih kurang antara


pendapatan dengan belanja BLUD puskesmas.
2. Dalam hal anggaran BLUD puskesmas diperkirakan defisit, ditetapkan
pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber dari
sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan
pinjaman

Bab 10
Ketentuan Penutup
pasal 39

Peraturan walikota ini mulai berlaku sejak tanggal di undangkan.


agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batam.

Ditetapkan di Batam
Pada Tanggal 2023

WALIKOTA BATAM

dto

MUHAMMAD RUDI

Diundangkan di Batam
Pada tanggal 2023

SEKRETARIS DAERAH KOTA BATAM

dto

JEFRIDIN

Anda mungkin juga menyukai