Anda di halaman 1dari 22

WALI KOTA BOGOR

PROVINSI JAWA BARAT


PERATURAN WALI KOTA BOGOR
NOMOR 125 TAHUN 2O2O
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
\[/ALI KOTA BOGOR,
Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat perlu fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat
Kesehatan Masyarakat dan La.baratorium Kesehatan Daerah
yang menerapkan Badan I"ayanal Umum Daerah;
b. bahwa agar pengelolaan keuangan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien, perlu pedoman teknis pengelolaan
keuangan pada Badan Layanan Umum Daerah Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat dan
Laboratorium Kesehatan Daerah;
c. ba?rwa berdasarkan pertimbangan seba,gaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan wali
Kota tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan pada
Badan Layanan umum Daerah unit Pelaksana Teknis
Daearah Pusat Kesehatan Masyarakat dal Unit Pelaksana
Teknis Daerah Laboratorium Kesehatan Daerah;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Takun 2O03 tentang Keuangan
Negara {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3
Nomor 47, Tarrrbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a2861;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang
Perbendaharaan Negara {Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2AO4 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a355);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AAg Nomor
114, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor
5O63);

1
+. Undang-Undang Nomor 23 Tahun ?A14 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tannbahan Iembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor g
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679|;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan l-ayanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2Al2 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan l,ayanan Umum {Lernbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Al2 Nomor 771, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 53aO);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2A1,9 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah {l,embaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 63221;
7. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2Al4 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah {Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 81);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 201,4 tentang
Pedornan Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2A14 Nomor S7ali
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan
Layanan Umum {Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2A16 Nomor 2M2l;
10. Peratura-n Menteri Kesehatan Nomor 2L Tahun ZOLG
tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan
Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah {Berita Negara Republik Indonesia
Tahun ZOLG Nomor 589);
l" 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahlun 2018
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah {Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1213);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat {Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2Al9 Nomor 1335);

2
13. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2A16 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor
(lembaran Daerah Keta Bogor Tahun 2AL6 Nomor 1 Seri D)
sebagaimana telah diubah deagan Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 3 Tahun zALg tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2A16 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor
I Seri D);
(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2.A19 Nomor
1,4.Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor I Tahun 24fi tentang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Daerah Kota Bogor Tahun ?OLT Nomor 5 Seri E);
15. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Kesehata.n {Lembaran Daerah Kota Bogor
Tahun 2018 Nomor 7 Seri E);
16. Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 123 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaal Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota
Bogor.

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS


PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS
DAERAH LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH.

BAB I
KETENTUAIT UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan \[rali Kota ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah Kota adalah Daerah Kota Bogor.
2. Pemerintah Daerah Kota adalah lVali Kota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yan.g menjadi kewenanga:r daerah otonom.
3. Wali Kota adalah Wali Kota Bogor.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Bogor.
5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Bogor.
6. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
sistem yang diterapkan oleh satuan kerja perangkat daerah atau unit satuan
kerja perangkat daerah pada sa.tuan ke{a perangkat daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas
dalam pola. pengelolaan keuanga.n sebagai pengecualian dari ketentuan
Pengelolaan Keuangan Daerah pada umuilmya.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yarag selanjutnya disingkat SKPD adalah
unsur perangkat daerah pada pernerinta.tr daerah sela.krr perrggLlrra
anggaran / pengguna barang.

D
r-)
B. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD
adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rargka memAiukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
9. Fleksibilitas adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan
menerapkan praktek bisnis yang setrat untuk meningkatkan layanan kepada
masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa-
10. Praktek Bisnis Yang Sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu, berkesinambungan dan berdaya saing.
11. Rencana Strategis BLUD Puskesmas dan Labkesda yang selanjutnya
disingkat Renstra BLUD Puskesm'as dan Labkesda adalah dokumen
perencanaan BLUD untuk periode 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi,
program strategis, pengukuran pencapaian kinerja dan arah kebijakan
operasional BLUD Puskesmas dan Labkesda;
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh perintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah.
13. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum
daerah.
14. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disinglat JKN adalah jaminan
berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan da.n perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yaflg telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah
15. Rencana Bisnis dan Anggaran yang selanjutnya disingkat RBA adalah
dokumen rencana a.nggaran tahur:.an BLUD, yang disusun dan disajikan
sebagai bahan penyusunan rellcalla keq'a dan anggaran SKPD.
l-6. Rencana kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA SKPD
adalah dokumen perencaraan dan pengarrggaran yang berisi rencana
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana
pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
17. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat DPA SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan
dan belanja SKPD atau dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan
pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggararl.
l-8. Rekening Kas BLUD adalah tempat penyimpanan uang BLUD pada bank
yang ditunjuk oleh Kepala Daera.h"
19. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
Kepala SKPD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai bendahara Lrrnltm daerah.
20. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah
fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangall yang
bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, diagnosis, perawatan,
pengobat ar., dan / atau pelayanan kesehatan lainnya.

4
21. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat
BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan
22. Penggana Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi
SKPD yang dipimpinnya
23. Kuasa PA yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa
untuk melaksanakan sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi SKPD
24.Pernimpin adalah Pemimpin BLUD Puskesmas dan Labkesda yang ditetapkan
oleh Wali Kota.
25. UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya
disingkat Puskesmas adalah fasittas kesehatan ywLg melakukan layanan
kesehatan peroratlgan yang bersifat rron spesialistik untuk keperluan
observasi, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau layanan kesehatan
lainnya milik Pemerintah Kota Bogor.
26. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang selanjutnya disingkat Labkesda
adalah fasilitas kesehatan yang melakukan layanan laboratorium kesehatan
milik Pemerintah Kota Bogor.
27 . Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD yang bertanggung jawab
terhadap kinerja operasional BLUD yang terdiri afs.s pemimpin, pejabat
keuangan dan pejabat teknis yang sebutannya disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku pada BLUD yang bersangkutan"
28. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas dan tagihan BLUD
yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode anggaran bersangkutan
yang tidak perlu dibayar kembali.
2g.Belanja adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar
untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan operasional
BLUD.
30. Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang bersumber dari
penerimaan pinjaman janska pendek, penerimaan pinjaman jangka panjang
dan penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga,
penjualan investasi permanen lainnya dan pencairan dana cadangan.
31. Pengeluaran Pembiayaan adalah semua pengeluaran uatuk pembayaran
pokok pinjaman, pengeluaran investasi jangka panjang, pemberian pinjaman
dan pembentukan dana cadangan.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan

Pasal 2

(1) Maksud disusunnya Peraturan Wali Kota ini yaitu sebagai pedoman dalam
pengelolaan keuangan pada BLUD Puskesmas dan Labkesda.

(21 Tujuan disusunnya Peraturan \Mali Kota ini yaitu agar pengelolaan
keuangan pada BLUD dapat dilaksanakan dengan tertib, efisien dan efektif
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada rnasyarakat.

5
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup

Pasal 3

Ruang lingkup ped,oman teknis pengelolaan keuangan BLUD Fuskesmas dan


Labkesda meliputi:
a. struktur anggaran BLUD;
b. perencanaan dan pengrrnggaran BLUD;
c. pelaksanaan anggaran BLUD;
d. pengelolaan belanja BLUD;
e. sisa lebih pengelolaan anggaran;
f. akuntasi, pelaporan dan pertanggungiawaban.

BAB II
STRUKTUR AIYGGARAN BLUD

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4

Struktur anggaran BLUD, terdiri atas:


a. pendapatan BLUD;
b. belanja BLUD; dan
c. pembiayaan BLUD.

Bagian Kedua
Pendapatan BLUD

Pasal 5

Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a bersumber dari:


a. jasa layanan;
b. kapitasi JKN;
c. non kapitasi JKN;
d. hibah;
e. hasil kerjasama dengan pihak lain;
f. APBD; dan
g. lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Pasal 6

(1) Pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layalan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 5 huruf a berupa imbalan yang diperoleh dari jasa
layanan yang diberikan kepada masyarakat.
(2) Pendapatan BLUD yang bersumber dari kapitasi JKN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b merupakan dana yang dibayar dimuka
kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
(3) Pendapatan BLUD yang bersumber dari non kapitasi JKN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c merupakan dana yang dibayarkan oleh
BPJS Kesehatan Kepada BLUD berdasarkal jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan.

6
(4) Pendapatan BLUD yang bersumber dari hihah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf d dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat
yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain.
(5) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat {4}, digunakan sesuai
dengan tujuan pemberian hibah, sesuai dengan peruntukannya yang
selaras dengan tduan BLUD sebagaimana tercantum dalam naskah
perjanjian hibah.
(6) Hasil kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf e berupa hasil yang diperoleh dari kerl'asama BLUD.
(7) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah sehagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf g, meliputi :

a. jasa giro;
b. pendapatan bunga;
c. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
danlatau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD;
c. investasi;
d. pengembangan usaha.

Pasal 7

(1) Pengembangall usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat l7l


huruf d dilakukan mel.alui pembentukan unit usaha untuk meningkatkan
layanan kepada masyarakat.

(21 Unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat {1} merupakan bagian dari
BLUD yang bertugas melakukan pengembangall layanan dan
mengoptimalkan sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan BLUD.

Pasal 8

(U Seluruh pendapatan BLUD Puskesmas dan Labkesda sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 5, kecuali yang berasal dari hibah terikat, dapat
dikelola langsung untuk membiayai pengeluarar BLUD sesuai RBA BLUD
Puskesmas dan Labkesda.

(21 Seluruh pendapatan BLUD Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 dilaksanakan melalui rekening kas BLUD Puskesmas dan Labkesda
dicatat dalam kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan BLUD
Puskesmas dan Labkesda.

(3) Pendapatan yang bersumber dari APBD dilaksanakan berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ketiga
Belanja BLUD

Pasal 9

Belanja BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dituangkan dalam


RBA BLUD Puskesmas dan Labkesda terdiri atas:
a. belanja operasi; dan
b. belanja modal.
7
Pasal 1O

(1) Belanja operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf a mencakup


seluruh helanja BLUD untuk menjalankan tugas da:r fuagsi yang meliputi
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga dan belanja lain.
(2) Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf b mencakup
seluruh belanja BLUD untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dast L2 {dua belas} bulan untuk digunakan dalam
kegiatan BLUD meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja
gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan dan belanja aset
tetap lainnya.
(3) Ketentuan belanja operasi dan belanja modal yang bersumber dari
pendapatan jasa layanan, kapitasi JKN, non kapitasi JKN, diatur secafa
khusus dalam peraturan Wali Kota tersendiri"

{4) Ketentuan belanja operasi dan belanja modal bersumber pendapatan hibah,
hasil kerjasama dengan pihak 1ain, APBD dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Keempat
Pembiayaan BLUD
Pasal 11

(1) Pembiayaan BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c terdiri


atas:
a. penerimaan pembiayaan; dan
b. pengeluaran pembiayaan.
t}l Pembiayaan BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat t1) merupakall semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali danfatau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun anggar€Ln berikutnya.

Pasal 12

t1) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)


huruf a meliputi:
a. sisa lebih perhitungEln anggaran tahun a.nggaran sebelumnya;
b. divestasi; dan
c. penerimaan utang/pinjarnan.
l2l Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
huruf b meliputi:
a. investasi; dan
b. pembayaran pokok utang/pinjaman,

BAB III
PEREI{CAI{AAN DAIT PENGAI{GGARAT{ BLUD
Pasal 13

(1) Puskesmas dan Labkesda yang menerapkan BLUD menyusun RBA setiap
tahun yang mengacu pada renstra bisnis BLUD yaitu dokumen 5 (lima)
tahunan yang memuat prograrn strategis, pengukuran pencapaian kineq'a,
dan arah kebijakan operasional BLUD.
8
l2l RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan:
a. anggararl berbasis kinetja;
b. standar satuan harga; dan
c. kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan
akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, kapitasi
JKN, non kapitasi JKN, hibah, hasil kerja sama dengan pihak lain
dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD
lainnya.
(3) Anggaran berbasis kine{a sebagaimana dimaksud pada ayat l2l huruf a
merupakan analisis kegiatan yerrlg berorientasi pada pencapaian output
dengan penggunaan sumber daya secara efisien-
(4) Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat {21 huruf b
merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku di Kota
Bogor.
(s) Dalam hal BLUD belum menyuslrrr standar satuan harga sebagaimana
dimaksud pada ayat {4}, BLUD menggullakan standar satuan harga yang
ditetapkan oleh Keputusan Wali Kota.
(6) Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c merupakan pagu belanja yffLg dirinci menurut belanja
operasi dan belanja modal.

Pasal 14
(U RBA sebagairnana dimaksud dalam Pa.sa1 13 ayat {l-}, meliputi:
a. ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan;
b. rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan;
c. perkiraan harga;'
d. besaran persentase ambang batas; dan
e. perkiraan mdu atau /forward estimate.
(2, RBA sebagaimana dimaksud pada ayat tU mengarrut pola anggarall
fleksibel dengan suatu presentase'ambang batas tertentu.
(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat l2l disertai dengan standar
pelayanan minimal.

Pasal 15
(1) Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal L4 ayat {1} huruf a merupakan ringkasan pendapatan, belanja
dan pembiayaan.
(21 Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat {1} huruf b, merupakan reacana anggaran
untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam satuan uang yan"g
tercermin dari rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan.
t3) Perkiraan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat {1) huruf c,
merupakan estimasi harga jual produk barang danlatau jasa setelah
memperhitungkan biaya per satuan dan tingkat margin yang ditentukan
seperti tercermin dari tarif layanan.
(41 Besaran persentase ambang batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (U huruf d, merupakan besaran perseatase perubahan anggaran
bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan
ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional
BLUD.
9
(5) perkiraan mqju sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf d,
merupakan perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya
dari fahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program
dan kegiatan yang telah disetujui dan meajadi dasar perrJmsunan anggaran
tahun berikutnya.
Pasal 16

(1) Pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diintegrasikan/


dikonsolidasikan ke dalam RKA SKPD pada akun pendapatan daerah pada
kode rekening kelompok peadapatan asli daerah pada jenis lain
pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatar dari BLUD.
(Zl Belanja BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 yang sumber dananya
berasal dari pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan
sisa lebih peihitungan €rnggaran BLUD, diintegrasikan/dikonsolidasikan ke
dalam RKA SKPD pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam
1 (satu) prograrn, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu) otttput dan jenis belanja.

(3) Belanja BLUD sebagaimara dimaksud pada ayat {2} dialokasikan untuk
membiayai program peningkatan pelayanan $erta kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan.

{41 Pembiayaan BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11


diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam RKA SKPD selanjutnya
diintegrasikanldikonsolidasikan pada akun pembiaya"an pada Satuan Kerja
Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
(s) BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja sebagaimana dimaksud
pada ayat {2}, sepanjang tidak melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja
pada DPA SKPD untuk selanjutnya disampaikan kepada PPKD.

t6) Rincian belanja dicantumkan dalam RBA dengan format sebagaimana


tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
Pasal 17
(1) RBA BLUD Puskesmas dan Labkesda diintegrasikanldikonsolidasikan dan
merupakan kesatuan dari RKA SKPD.
(21 RKA SKPD beserta RBA sebagaimana dimaksud pada ayat tU disampaikan
kepada PPKD sebagai bahan perqrusurran Rancangan Peraturan Daerah
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Penyusunan RBA BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat {1} disesuaikan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB TV
PELAKSANAAN ANGGARAI{

Pasal 18
BLUD Puskesmas dan Labkesda menyusun DPA SKPD berdasarkan peraturan
Daerah tentang APBD yang diajukan ke PPKD.

10
Pasal 19

(1) DpA SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 memuat pendapatart,


belanja dan PembiaYaan.
(2) ppKD mengesahkan DPA SKPD sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.

(3) pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat t?l dilakukan


secara berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan anggaran kas dalam RBA, dan memperhitungkan:
a. jumlah kas yang tersed.ia;
b. proyeksi pendaPatan; dan
c. proyeksi pengeluaran.
Pasal 2O

(1) Dalam pelaksanaan anggaran, Pemimpin merrlrusun laporan pendapatan


BLUD, lraporan belanja BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala
kepada PPKD;

(21 Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat {1} dengan melampirkan surat
pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD.

(3) Berdasarkan laporan yarlg melampirkan surat pernyataan tanggung jawab


sebagaimana dimaksud pada ayat {21, kepala Dinas Kesehatan menerbitkan
Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja darr Pembiayaan untuk
disampaikan kepada PPKD.

t4) Berdasarkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan


Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (31, FPKD melakukan
pengesahan dengan menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan.

Pasal 21

(1) DPA SKPD BLUD Puskesmas dan Labkesda yang telah disahkan dan RBA
menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh Kepala SKPD
selaku PA dan Pimpinan BLUD Puskesmas dan Labkesda selaku KPA.
(21 Perjanjian kineda sebagaimana dimaksud pada ayat {1} antara lain memuat
kesanggupan untuk meningkatkal:
a. kineq'a pelayanan bagi masyarakat;
b. kineg'a keuangan; dan
c. manfaat bagi masyarakat.

Pasal22
(1) Untuk pengelolaan kas BLUD, Pernimpin membuka rekening kas BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan"
(2J Rekening kas BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk
menampung penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber
dari pendapatan BLUD.

11
Pasal 23

(1) Dalam pengelolaan kas, BLUD menyelenggarakan:


a. perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas;
b. pemungutan pendapatan atau tagihan;
c. penyimpanan kas dan mengelola rekening BLUD;
d. pembayaran;
e. perolehan sumber da:ra untuk menutup defisit jangka pendek: da:r
^pemanfaatan
f. surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.

(2) penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui pejabat
keuangan.
Pasal 24

Dalam pelaksanaan anggaran, BLUD melakukan penatausahaan keuangan


paling sedikit memuat:
&. pendapatan dan belanja;
b. penerimaan dan pengeluaran;
c. utang dan piutang;
d. persediaan, aset tetap dan investasi; dan
e. ekuitas.
BAB V
PENGELOLAAIT BETANJA BLUD

Pasal 25

(U Pengelolaan belanja BLUD diberikan lleksibilitas dengan


mempertimbangkan volume kegiatao pelayanan.
(2) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat {1}, merupakan belanja
yang disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas
RBA dan DPA SKPD yatg telah ditetapkan secara definitif.

(3) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat {2} dapat dilaksanakan


terhadap belanja BLUD yang bersumber dari pendapatan BLUD.
(4) Ambang bata.s sebagaimana dimaksud pada ayat {2} merupakan besaran
persentase realisasi belanja yaxg diperkenankan meLampaui anggaran
dalam RBA dan DPA.
(5) Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas sebagaimana
dimaksud pada ayat(4), terlebih dahulu mendapat persetujuan Wali Kota.
(6) Dalam hal terjadi kekurangan €mggaran, BLUD mengajukan usulan
tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD.

Pasal 26

Perhitungan ambang hatas sebagaimana dimaksud dalatr Pasal 25 ayat (4)


berpedoman pada peraturan perrndang-undangan.

t2
BAB VI
SISA LEBIH PERHITUNGAI{ AT{GGARAil

Pasal2T

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA) bersumber


dari:
a. pelampauan Penerimaan PAD;
b. pelampauan penerimaall pendapatan transfer;
c. petampau*, !*rr".imaan lain-lain pendapatan daerah yang sah;
d. pelampauan penerimaan pembiayaan;
e. penghematar'belanja;
f. L"*-4ifu.r, kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan; dan/ atau
g. sisa dana akibat tidak tercapainya capaiarl target Kinerja dan sisa dana
pengeluaran pembiaYaan.

Pasal 28

(1) Sisa lebih perhitungan anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran BLUD selama 1 (satu) tahun
anggaran.

t2) Sisa lebih perhitungan anggaran ELUD sebagaimana dimaksud pada ayat
{1} dihitung berdasarkan laporan realisasi anggaran pada 1 (satu} periode
anggaran.

(3) Sisa lebih perhitungan anggaran BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya tanpa menunggu
penetapan perubahan anggaran atau audit BPK.

(4) Penggunaan sisa lebih perhitungan anggaran diutamakan untuk


memberikan layanan yang sifatnya mendesak seperti pengadaao obat,
bahan habis pakai, membayar hutang, jasa pelayanan non ASN, dan
pengadaan barang jasa lainnya yang mendesak.

BAB VII
KEBIJAI(AN ATEUNTANSI

Pasal 29

Pemimpin BLUD Puskesmas dan Labkesda menyusun laporan keuangan BLUD


semesteran dan tahunan berpedoman pada Kebijakan Akuntalsi Pemerintah
Daerah Kota

BAB VIII
PIUTANG DAIII UTANGIPINJAMAITI BLUD

Pasal 3O
(1) BLUD Puskesrnas dan Labkesda rnengelola piutang sehuburrgan dengan
penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan BLUD Puskesmas dan Labkesda.
(2) BLUD Puskesmas dan Labkesda melaksanakan penagihan piutang pada
saat piutang jatuh tempo, dilengkapi administrasi penagrhan.
13
(3) Dalam ha1 piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan kepada
Wali Kota dengan melampirkan bukti yang sah'

Pasal $1

(u Fiutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat.


(21 Tata ca::a penghapusan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan \Mali Kota tersendiri.

Pasal 32

(1) BLUD Puskesmas dan Labkesda dapat melakukan utang/pinjarnan


sehubungan dengan kegiatan operasiCInal dan/atau perikatan peminjaman
dengan pihak lain.

(2| Utang sebagaimana dimaksud pada ayat {1}, dapat berupa utang jangka
pendek atau utang janska panians.

Pasal 33

(1) Utang/pinjaman jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam Pa.sal 32


ayat {2) merupakan utanglpinjaman yang memberika:r manfaat kurang dari
1 (satu) tahun yang timbul menutup selisih antara jumlah kas yang tersedia
ditambah proyeksi jumtah penerimaan kas dengan proyeksi jumlah
pengeluaran kas dalam I (satu) tahun anggaran.
(21 Pembayaran utang/pinjaman janska pendek sebagaimana dimaksud pada
ayat {1} merupakan kewajiban pernbayaran kembali utanglpinjamarL yang
harus dilunasi dalam tahun anggaran berkenaan.
(3) Utang/pinjaman jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat {1)
dibuat dalam bentuk perjanjian utanglpinjaman yang ditandatangani oleh
pemimpin dan pemberi utanglpinjaman.

(4) Pembayaran kembali utanglpinjalna-n jangl"a pendek sebagaimana


dimaksud pada ayat {1} menjadi tanggung jawab BLUD Fuskesmas dan
Labkesda.
(5) Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Wali Kota tersendiri.

Pasal 34

(1) BLUD Puskesmas dan La.bkesda wqiib membayar bunga dan pokok
utanglpinjaman j*Sk* pendek sgfosgairnana dimaksud dalam Pasal 33
ayat (1) yang telah jatuh tempo.
(21 Pemimpin dapat melakukan pelampauan pembayaran bunga dan pokok
sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan dalam
RBA.

l4
Pasal 35

(1) Utang /pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32


ivitTZi***p*f.* utans/pinjaman yang memberikan ma:rfaat lebih dari 1
tJatui tahun dengan masa pembayaran kembali atas utang/pinjaman
tersebut lebih dari 1 (satu) tahun anggararl'

(21 Utang/pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat tl)


hanya untuk pengeluaran belalja modal-
(s) pembayaran utang/pinjaman janska panjang sebagaimana dimaksud pada
ayat (i) merupakan kewajiban pembayaran kembali utang/pinjaman yang
melipuii pokot utang/pinjaman, bunga dan biaya lain yang harus dilunasi
pada tahun arrggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan pe{anjian
utang/ pinjarnan yang bersangkutan.
(4) Mekanisme pengajuan utang/pinjarlan jangka panjang sebagaimana
dimaksud pada ayat {1), diatur dalam Peraturan Wali Kota tersendiri.

BAB IX
IIIIIESTASI DA}T DEFISIT ANGGARAN BLUD

Bagian Kesatu
Investasi

Pasal 36

(1) BLUD Puskesmas dan Labkesda dapat melakukan investasi sepanjang


memberi manfaat bagi peningkatan pendapatan dan pelayanan kepada
masyarakat serta tidak mengganggu likuiditas keuangan BLUD Puskesmas
dan Labkesda dengan tetap memperhatikan rencana pengeluaran.
(21 Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat {1} berupa investasi jangka
pendek.

Pasal 3?

(U Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat {2)


merupakan investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksud untuk
dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
(21 Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat tl) dapat
dilakukan denga mengoptimalkan surplu,s kas j*t** pendek dengan
memperhatikan rencana pengeluaran.
(3) Investasi jangka pendek sebagaima:ra dimaksud pada ayat {1}, meliputi :
a. deposito pada bank umum dengan janska walctu 3 {tiga} sampai
dengan 12 {dua belas} bulan danlatau yarrg dapat diperpanj€Lng secara
otomatisl dan
b. surat berharga negara jangka pendek.
(4) Karakteristik investasi jalgka pendek sebagairnana dirnaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. dapat $egera dipedualbelikan/dicairkan;
b. ditujukan untuk rnanajemen kas; dan
c" instrumen keuangan dengan risiko rendah.
15
Bagian Kedua
Defisit Anggaran
Pasal 38
kurang
dan Labkesda merupakan selisih
(1) Defisit anggaran BLUD Puskesmas Puskesmas dan Labkesda
antara peraap*tilJ""gu'" rcr"iI;ruD
dan Labkesda diperkirakan defisit'
(2) Dalam hal anggaran BLUD fuskesmas defisit tersebut antara lain dapat
ditetapkan p"*6i*y**r, trlyk *"t"t"pi
perhitungan a,ggaran tahun anggararl"
bersumber a*ti---*isa lebih
;;b;i;**ya dan Penerimaan Pinjaman'

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan'


pengundangan Peraturan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerinta.hkan Daerah Kota Bogor'
WaIi Kota ini denfa.n petetopatannya dalam Berita

di Bogor
Oktober 2O2O

Diundangkan di Bogor
pada 1 0ktober 2020
KOTA BOGOR,

* D.

BOGOR
TAHUN 2O oMoR 10e SERI E

16
LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR
NOMOR : 125 Tahun 2OZA
TANGGAL: lOktober2O2A
TENTANG: PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS
DAERAHPUSATKESEHATANMASYARAKATDANUNIT
PELAKSANATEKNISDAERAHLAB0RATORIUM
KESEHATAN DAERAH

FORMAT RINGI(ASAS DAII RINCIAN


ANGGARAN PEITDtr,ATAN, BELAIIIJA DAN PEMBIAYAAN

A. FORMAT RINGKASAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR


UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKATI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH KOTA BOGOR

RINGKASAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PENDAPATAN, BELANJA DAN


PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

No Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3
PENDAPATAN
Jasa Layanan
Hibah
Hasil Kerjasama
APBD
Lain-lain pendapatan BLUD yang sah

Jumlah
BELANJA

BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang Jasa
Belanja Bunga
Belanja Lain-lain

BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap lainnya
Belanja Aset Lainnya

Jumlah
Surplus/Delisit

t7
No Uraian Jumlah (RP)

2 3
1
PEMBIAYAAN

PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
(siLPA)

Divestasi

Penerimaan Utang/ Pinj aman

Jumlah

PENGELUARAN PEMBIAYAAN
\
Investasi

Pembayaran Pokok Utang/ Pinjaman

Jumlah

Pembiayaan Netto

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun


Berkenaan (SiLPA)

Bogor, ."
Pimpinaa Badan Layanan Umum Daerah,

NIP

1B
B FORMAT RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
1. FORMAT RINCIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PENDAPATAN

PEMERINTAH DAERAHKOTA BOGOR


UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT/ LABORATORIUM KES EHATAN DAERAH KOTA B O GO R

RINCIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PENDAPATAN


TAHUN ANGGARAN

No Jumlah {Rp}
Uraian
1 2 3
PENDAPATAN

Jasa layanan
a.
b.
c.
dst

Hibah
a.
b.
c.
dst

Hasil Kerjasama
a.
b.
c.
dst

APB D
a.
b.
c.
dst

Lain-lain pendapatan BLUD yang sah


a.
b.
c.
dst

Jumlah

Bogor,
Pimpinan Badan Layanan Umum Daerah,

NIP

19
2. FORMAT RINCIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BELANJA

PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR


UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT/ LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH KOTA BOGOR

RINCIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BELANJA


TAHUN ANGGARAN

Sumber Dana
No Uraian Jumlah
Badan Layanan Umum Daerah APBD
1 2 3 4 5 6 7 8
BELANJA

BELANJA OPERASI

Belanja Pegawai
a-
b.
c.
dst

Belanja Barang Jasa


a.
b.
c.
dst

Belanja Bunga
a.
b.
C
dst

Belanja Lain-iain

a.
b.
c.
dst

BELANJA MODAL

Belanja Tanah
a.
b.
c.
dst

Belanja Peralatan
dan Mesin
4,.
b.
c.
dst

20
Sumber Dana Jumlah
No Uraian Umum Daerah APBD
4 5 6 7 8
I 2 3
Belanja Gedung dan
Bangunan
a.
b"
c.
dst

Belanja Jalan,Irigasi
dan Jaringan

a.
b.
c.
dst

Belanja Aset Tetap


lainnya
a.
b.
c.
dst

Belanja Aset
Lainnya
a.
b.
c
dst

Jumlah

Bogor,
Pimpinan Badan Layanan Umum Daerah,

NIP

2L
3. FORMAT RINCIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR


UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT/ LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH KOTA BOGOR

RINCIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PEMBIAYAAN


TAHUN ANGGARAN .."..

No Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3
PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran (SiLPA)

Divestasi

Penerimaan Utang/ Pinj aman

PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Investasi

Pemabayaran Pokok Utangl Pinjaman

dst

Jumlah

Bogor,
Pimpinan Badal Layanan Umum Daerah,

NIP

22

Anda mungkin juga menyukai