Anda di halaman 1dari 41

RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA DEPOK

NOMOR :

TENTANG

TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)

UNIT PELAKSANA TEKNIS ( UPT) PUSKESMAS KECAMATAN

DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DEPOK,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan di


lingkungan UPT Puskesmas Kecamatan Dinas
Kesehatan Kota Depok sebagai Unit Kerja yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Daerah
Badan Layanan Umum Daerah, perlu didukung
dengan manajemen tata kelola yang dapat
mendukung fleksibilitas dalam melaksanakan
pelayanan dengan praktek-praktek bisnis yang
sehat berdasarkan prinsip efesien dan
produktivitas
b. bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan
Peraturan Walikota Depok nomor 700/ 425/ Kpts/ Bapp/
huk/ 2015 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Kecamatan Se Kota Depok sebagai Unit
Pelayanan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah pada tanggal 28 Desember
2015, maka dalam rangka mendukung kinerja
pelaksanaan pelayanan upaya kesehatan secara
berdayaguna dan berhasilguna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan
yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan pelayanan yang bermutu,
ditetapkan tata kelola Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah dengan Peraturan
Walikota;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Walikota Depok tentang
Tata Kelola UPT Puskemas Kecamatan Dinas
Kesehatan Kota Depok dengan Peraturan
Walikota.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan
Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 Nomer 49, tambahan
lembaran Negara Republic Indonesia nomer 3828);
2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003,
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
10 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
. Pemerintahan Daerah;
11 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005
. tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/
Daerah;
12 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005,
. tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4502)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5340);
13 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005,
. tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4570);
14 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005,
. tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4594);
15 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006,
. tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4614);
16 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
. tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
16 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
. tentang Standar Akuntansi Pemerintah;
17 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
. tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah;
18 Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012
. tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah;
19 Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
. tentang Sistem Kesehatan Nasional;
20 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
. tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan;
21 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
. 2007, tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
22 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun
. 2008, tentang Pedoman Hubungan Kerja
Organisasi Perangkat Daerah dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
23 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
. 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
. 2014 tentang Produk Hukum Daerah;
25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
. 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasih akrual pada
Pemerintahan Daerah;
26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 08/
. PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan
Barang/ Jasa pada Badan Layanan Umum;
27 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun
. 2013 tentang Standar tarif pelayanan kesehatan
pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
fasilitas tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan
program jaminan kesehatan;
28 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
. 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
25 Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 07 Tahun
. 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan
Pilihan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah
Kota Depok (Lembaran Daerah Kota Depok
Tahun 2008 Nomor 07);
26 Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun
. 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008
Nomor 08) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan DaerahKota
Depok Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan
Ketiga Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08
tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kota Depok tahun
2012 Nomor 19);
27 Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 11 tahun
. 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Darah Kota Depok Tahun
2008 Nomor 11);
28 Peraturan Walikota Depok nomor 700/ 425/ Kpts/ Bapp/
. huk/ 2015 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Kecamatan Se Kota Depok sebagai Unit
Pelayanan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


(BLUD) UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
PUSKESMAS KECAMATAN DINAS KESEHATAN
KOTA DEPOK

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Depok;


2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
3. Kota adalah Kota Depok;
4. Walikota adalah Walikota Depok;
5. Sekretariat Daerah selanjutnya disebut Setda, adalah Unsur Staf
Pemerintah Daerah;
6. Sekretaris Daerah selanjutnya disebut Sekda, adalah Sekretaris Daerah
Kota Depok;
7. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Depok;
8. Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Kecamatan selanjutnya disebut UPT
PKM Kecamatan, adalah pelaksana kegiatan teknis operasional dan/ atau
kegiatan teknis penunjang Dinas yang mempunyai wilayah kerja satu
Kecamatan;
9. Badan Layanan Umum Daerah UPT Puskesmas Kecamatan , selanjutnya
disebut BLUD-UPT PKM Kecamatan adalah UPT PKM Kecamatan yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
10.
Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws) adalah Peraturan yang
mengatur tentang hubungan antara PemerintahDaerah sebagai pemilik
dengan Kepala UPT PKM Kecamatan sebagai pimpinan BLUD.
11. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah Peraturan
yang mengatur tentang hubungan, hak dan kewajiban serta
pengorganisasian staf medis.
12. Satuan Pengawas Internal yang selajutnya disingkat SPI adalah Satuan
Pengawas Internal UPT PKM Kecamatan yang bertugas melakukan
pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka membantu
pemimpin BLUD untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan
pengaruh sosial sekitarnya (Social Responsibility) dalam
menyelenggarakan bisnis sehat.
13.
Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam
lini organisasi.
14. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri;
15.
Pejabat pengelola BLUD adalah Pemimpin BLUD UPT PKM Kecamatan yang
bertanggungjawab terhadap kinerja operasional BLUD, yang terdiri
atas Pemimpin, Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD UPT PKM
Kecamatan .
16. Kepala UPT PKM Kecamatan yang selanjutnya disebut Pemimpin BLUD
adalah secara operasional bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Kepala Dinas
17. Komite Medik Adalah Kelompok Tenaga Medik yang keanggotaanya dipilih
dari Staf Medik Fungsional;
18. Staf Medik Fungsional yang selanjutnya disingkat SMF adalah Staf Medik
Fungsional UPT PKM Kecamatan yang terdiri dari kelompok dokter dan
dokter gigi;
19. Rencana Strategis Bisnis BLUD yang selanjutnya disingkat Renstra Bisnis
BLUD adalah dokumen lima tahunan yang memuat visi, misi, program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja dan arah kebijakan operasional
BLUD;
20. Rencana Bisnis dan Anggaran, yang selanjutnya disingkat RBA adalah
Dokumen Perencanaan Bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi
progran, kegiatan, target kinerja dan anggaran UPT PKM kecamatan ;
21. Kinerja adalah keluaran atau hasil dari kegiatan/progran yang akan atau
telah dicapai sehubunan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas
dan kualitas yang terukur.

BAB II
PERATURAN INTERNAL KORPORASI (CORPORATE BYLAWS)
Bagian Kesatu
Nama, Visi, Misi, Nilai-Nilai dan Tujuan
Pasal 2
(1) Pola Tata Kelola BLUD UPT PKM Kecamatan dilaksanakan pada:
a. UPT PKM Kecamatan Pancoran Mas
b. UPT PKM KecamatanCipayung
c. UPT PKM Kecamatan Beji
d. UPT PKM KecamatanSukmajaya
e. UPT PKM KecamatanCilodong
f. UPT PKM KecamatanCimanggis
g. UPT PKM KecamatanTapos
h. UPT PKM KecamatanCinere
i. UPT PKM KecamatanLimo
j. UPT PKM KecamatanSawangan
k. UPT PKM Kecamatan Bojongsari
(2) Visi, Misi, nilai-nilai dan tujuan BLUD UPT PKM Kecamatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) , tercantum dalam lampiran 1 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini

Bagian Kedua
Kedudukan, Susunan Organisasi dan Pejabat Pengelola
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 3
(1) Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Kecamatan yang selanjutnya disebut
UPT PKM Kecamatan adalah milik daerah yang merupakan unsur
penunjang Pemerintah Daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas Pemerintah di bidang pelayanan kesehatan.
(2) Pemerintah Daerah memiliki tugas utama :
a. Menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya Puskesmas sesuai
standar, dalam menjamin mutu pelayanan.
b. Memastikan kesinambungan ketersediaan dana operasional dan
pemeliharaan sarana, prasarana serta peralatan Puskesmas.
c. Melakukan peningkatan kompetensi tenaga Puskesmas.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Puskesmas di wilayah
kerjanya secara berkala dan berkesinambungan.
e. Melakukan bimbingan teknis secara terintegrasi antar program-
program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas.
f. Memberikan solusi atas masalah yang tidak mampu diselesaikan di
Puskesmas.
g. Mendukung pengembangan upaya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
h. Mengeluarkan regulasi yang bertujuan memfasilitasi untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanan.
i. Memfasilitasi integrasi lintas program terkait kesehatan dan profesi
dalam hal perencanaan, implementasi dan evaluasi pelaksanaan
program Puskesmas.
j. Menyampaikan laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas
di Puskesmas yang terdapat di Kota Depok secara berkala kepada
Pemerintah Daerah Provinsi, termasuk diantaranya jika terjadi
perubahan kategori Puskesmas.

(3) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tanggungjawabnya, mempunyai


kewenangan:
a. menetapkan Pola Tata Kelola dan Standar Pelayanan Minimal UPT PKM
Kecamatan beserta perubahannya;
b. membentuk dan menetapkan Pejabat Pengelola dan Satuan Pengawas
Internal;
c. membentuk dan menetapkan Dewan Pengawas;
d. memberhentikan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas berdasarkan
ketentuan/peraturan perundang-undangan
e. menyetujui dan mengesahkan Rencana Belanja dan Anggaran;
f. meneliti setiap perjanjian yang dibuat oleh UPT PKM Kecamatan dengan
pihak lain sebelum perjanjian tersebut ditandatangani oleh Pemimpin
BLUD; dan
g. memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar dan memberikan
penghargaan atas prestasi yang dicapai pegawai UPT PKM Kecamatan.
(4) Pemerintah Daerah bertanggungjawab menutup defisit yang dialami oleh
UPT PKM Kecamatan, yang bukan karena kesalahan pengelolaan keuangan
dan setelah diaudit secara independen.
(5) Pemerintah Daerah bertanggung-gugat atas terjadinya kerugian pihak lain
(termasuk pasien) akibat kelalaian dan atau kesalahan dalam pengelolaan
UPT PKM Kecamatan melalui Dinas Kesehatan.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 4

a. Kepala UPT PKM Kecamatan;


b. Kepala Sub Bagian TU, membawahkan:
1. Pengelola data dan informasi;
2. Pengelola perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
3. Pengelola umum dan kepegawaian;
4. Bendahara
5. Pengurus barang.
c. Kepala Puskesmas, membawahkan:
a. Koordinator Pelayanan Kesehatan Perseorangan, Kefarmasian dan
Penunjang Medis;
b. Koordinator Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat;
c. Koordinator Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian ketiga
Pejabat BLUD-UPT PKM Kecamatan
Paragraf 1
Pejabat Pengelola
Pasal 5
(1) Struktur Organisasi BLUD-UPT PKM Kecamatan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pejabat Pengelola BLUD-UPT PKM Kecamatanterdiri dari Pemimpin BLUD,
Pejabat Keuangan, Pejabat Teknis yang disesuaikan dengan nomenklatur
yang berlaku pada UPT PKM Kecamatan, yaitu :
a. pemimpin BLUD adalah Kepala UPT PKM Kecamatan;
b. pejabat pengelola keuangan adalah Kepala Sub Bagian TU; dan
c. pejabat teknis adalah Kepala Puskesmas.
(3) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Pengelola BLUD-UPT
PKM Kecamatan ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan
praktek bisnis yang sehat.
(4) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Pengelola BLUD-UPT PKM
Kecamatan berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
(5) Kebutuhan praktek bisnis yang sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan kepentingan BLUD-UPT PKM Kecamatan untuk meningkatkan
kinerja keuangan dan non keuangan berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik.

Pasal 6

(1) Pejabat Pengelola BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Walikota melalui
Kepala Dinas Kesehatan.
(2) Pemimpin BLUD-UPT PKM Kecamatan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Kepala Dinas Kesehatan.
(3) Pejabat Pengelola Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD UPT PKM Kecamatan
bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD.

Paragraf 2
Pemimpin BLUD-UPT PKM Kecamatan
Pasal 7
(1) Syarat untuk dapat diangkat menjadi Pemimpin BLUD UPT PKM
Kecamatan, adalah
a. memenuhi kriteria keahlian manajerial, integritas, kepemimpinan,
pengalaman dibidang kesehatan;
b. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
usaha guna kemajuan pelayanan kesehatan; dan
c. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan.
(2) Pemimpin BLUD mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.
b. Menyusun rencana strategis bisnis;
c. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan;
d. Menetapkan pejabat BLUD lainnya sesuai kebutuhan selain pejabat
yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan dengan persetujuan Kepala Dinas;
e. Menetapkan pengaturan internal UPT PKM Kecamatan;
f. Membina dan memotivasi seluruh pegawai di lingkungan UPT PKM
Kecamatan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;
g. Mengkaji, memberikan saran, pendapat dan menyiapkan bahan
penetapan kebijakan Kepala Dinas Kesehatan terhadap pelaksanaan
pelayanan di UPT PKM Kecamatan sebagai BLUD;
h. Menyampaikan laporan akuntabilitas kinerja serta laporan lainnya
dalam rangka pelaksanaan tugas kepada Walikota melalui Kepala Dinas
Kesehatan;
(3) Pemimpin BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab
umum operasional dan keuangan BLUD.

Paragraf 3
Pejabat Pengelola Keuangan BLUD-UPT PKM Kecamatan
Pasal 7
(1) Syarat untuk dapat diangkat menjadi pejabat pengelola Keuangan
BLUD UPT PKM Kecamatan, adalah
a. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
usaha guna kemajuan pelayanan kesehatan;
b. seseorang yang mempunyai kriteria keahlian, integritas dalam
kepemimpinan serta diutamakan memiliki latar belakang pendidikan
bidang keuangan paling rendah Sarjana Strata 1 (satu) dan atau
mempunyai pengalaman di bagian keuangan.

(2) Pejabat Pengelola Keuangan BLUD UPT PKM Kecamatan, mempunyai


tugas dan kewajiban:
a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan
Rencana Kerja Ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi
umum, perlengkapan, kepegawaian, perencanaan, dan keuangan di
lingkungan UPT PKM kecamatan ;
b. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD;
c. Melaksanakan pengelolaan pendapatan dan biaya;
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas, anggaran dan penatausahaan
keuangan UPT PKM Kecamatan;
e. Melakukan pengelolaan utang-piutang;
f. Menyelenggarakan informasi manajemen keuangan;
g. Menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan;

(3) Pejabat pengelola keuangan BLUD UPT PKM Kecamatan, dalam


melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab keuangan BLUD.

Pasal 8
(1) Pengelola Data Dan Informasi, mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Melakukan pengkajian permasalahan yang terkait dengan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas berdasarkan evidence based;
b. Melakukan koordinasi dengan bagian lagi yang ada di UPT PKM
Kecamatan;
c. Pelaksanaan formulasi permasalahan Sistem Informasi Manajemen
UPT PKM Kecamatan terkait dengan keputusan yang harus diambil
dan dilakukan koordinasi;
d. Pelaksanaan pembuatan strategi penyelesaian terkait dengan
kebijakan pada jenjang koordinasi antar Bidang;
e. Evaluasi hasil kerja, dampak, serta efisien dan efektivitas kinerja
Sistem Informasi Manajemen UPT PKM Kecamatan;
f. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi manajemen UPT
PKM Kecamatan;
g. Pengelolaan pelaporan output pelayanan, penyusunan laporan,
pertanggungjawaban tahunan, penyusunan laporan akuntabilitas
kinerja, dan penyusunan profil UPT PKM Kecamatan; dan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(2) Pengelola Perencanaan, mempunyai tugas dan kewajiban :


a. Menyusunrencana strategis, rencana bisnis anggaran, dan rencana
kerja UPT PKM Kecamatan;
b. menyusunan master plan, rencana strategis, dan rencana kerja UPT
PKM Kecamatan;
c. monitoring dan evaluasi pencapain target-target kinerja berdasarkan
perencanaan yang telah disusun;
d. penyusunan laporan pencapaian kinerja BLUD-UPT PKM Kecamatan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(3) Pengelola Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas dan kewajiban:


a. Memimpin pelaksanaan tugas bagian umum dan rumah tangga,
kepegawaian;
b. Melaksanaan urusan administrasi umum dan kepegawaian UPT PKM
Kecamatan ;
c. Menyiapkan bahan dan keperluan rumah tangga UPT PKM
Kecamatan;
d. Merencanakan kegiatan administrasi umum dan rumah tangga,
perlengkapan dan sarana non medis;
e. Melaksanakan penerimaan, pencatatan, penyimpanan, dan
pendistribusian perlengkapan dan sarana non medis UPT PKM
Kecamatan;
f. Melaksanakan pemeliharaan dan pengendalian barang-barang
inventaris dan sarana non medik UPT PKM Kecamatan;
g. Pendataan barang dan aset yang dimiliki UPT PKM Kecamatan;
h. Inventarisir barang dan aset yang sudah ada serta yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kegiatan UPT PKM Kecamatan;
i. Pengkoordinasian tugas dalam kegiatan penerimaan, penghapusan,
pembukuan, dan pengadministrasian barang aset lainnya untuk
terciptanya tertib administrasi;
j. Pelaksanaan tata usaha barang dan aset sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
k. Penyelenggaraan tata kelola pemeliharaan sarana dan prasarana
pendukung bisnis UPT PKM Kecamatan;
l. Pelaksanaan pemeliharaan barang dan aset UPT PKM Kecamatan;
m. Penyusunan kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi;
n. Menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,
cuti, mutasi, pensiun, dan penghargaan pegawai UPT PKM
Kecamatan;
o. Menyiapkan bahan usulan program diklat dan pengembangan
pegawai UPT PKM Kecamatan;
p. Mengelola ketertiban, kebersihan, dan keamanan di lingkungan UPT
PKM Kecamatan;
q. Melaksanakan administrasi surat menyurat;
r. Merencanakan kebutuhan tenaga Medis dan non medis;
s. Memberikan masukan dalam menentukan rekruitmen tenaga Medik;
t. Melaksanakan kerja sama kemitraan yang menguntungkan;
u. Menyelenggarakan sistem kehumasan yang baik dan profesional;
v. Menyelenggarakan sistem pemasaran yang profesional;
w. Mengkoordinasikan kegiatan yang terkait dengan aspek hukum di
lingkungan kementerian Kesehatan Republik Iindonesia, Dinas
Kesehatan dan Kepolisian;
x. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(4) Pengelola Keuangan, mempunyai tugas dan kewajiban:

a. Menyiapkan bahan rencana kerja anggaran keuangan UPT PKM


Kecamatan;
b. Melaksanakan pengendalian pengelolaan keuangan UPT PKM
Kecamatan;
c. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan UPT PKM
Kecamatan
d. Mengamankan uang kas, tanda bukti brankas, dan surat-surat
berharga;
e. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
f. Penyusunan rencana pembayaran kepada pihak ketiga sesuai tanggal
jatuh tempo;
g. Pengendalian arus kas UPT PKM Kecamatan;
h. Pengkoordinasian tugas dalam kegiatan penerimaan, pengeluaran,
pembukuan, dan pengadministrasian keuangan lainnya untuk
terciptanya tertib administrasi keuangan;
i. Pelaksanaan tata usaha keuangan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
j. Pengintegrasian dan pelaksanaan program kerja UPT PKM Kecamatan
peraturan perundangundangan, dan kebijakan pemimpin;
k. Pengkoordinasian tugas dalam kegiatan penerimaan, pengeluaran,
pembukuan dan pengadministrasian keuangan lainnya untuk
terciptanya tertib administrasi keuangan;
l. Penyelenggaraan penelitian terhadap bukti penerimaan dan
pengeluaran keuangan;
m. Pelaksanaan pembukuan dan pengeluaran secara sistematik dan
kronologis;
n. Penyelenggaraan laporan keuangan yang terdiri dari laporan realisasi
anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan (calk);
o. Penyusunan laporan secara berkala perkembangan keuangan UPT
PKM Kecamatan;
p. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(5) Pengelola Keuangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (4)


membawahi:

1. Bendahara Penerimaan BLUD, mempunyai tugas dan kewajiban :

a. merekap penerimaan dan penyetoran uang pendapatan BLUD;


b. memasukkan data Surat Tanda Setoran (STS);

c. penatausahaan penerimaan;penyusunan laporan penerimaan dan


pertanggungjawaban fungsional.

2.Bendahara Pengeluaran BLUD, mempunyai tugas dan kewajiban :

a. melakukan rekapitulasi nota dinas pelaksanaan usulan kegiatan;

b. mengajukan pencairan dana;

c. melaksanakan penerimaan dan pengeluaran dana;

d. melakukan penatausahaan keuangan;

e. mengelola pertanggungjawaban pemanfaatan dana;

f. membuat laporan realisasi keuangan.

3. Bendahara Penerimaan Pembantu BLUD,mempunyai tugas dan


kewajiban :

a. merekapitulasi pendapatan harian;

b. melaksanakan penerimaan dan penyetoran.

4. Bendahara Pengeluaran Pembantu BLUD, mempunyai tugas dan


kewajiban :

a. mengelola anggaran operasional BLUD di Puskesmas;

b. mengelola pertanggungjawaban pemanfaatan dana BLUD di


masing-masing Puskesmas;

c. membuat laporan realisasi keuangan BLUD di masing-masing


Puskesmas.

5. Bendahara Penyimpan/Pengurus Barang/Aset, mempunyai tugas


dan kewajiban :

a. menerima, menyimpan dan menyalurkan barang;

b. meneliti, menghimpun dokumen barang yang diterima;

c. meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan


dokumen pengadaan;

d. mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam


buku/kartu barang;

e. mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan;

f. membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stok/persediaan


barang milik daerah kepada Kepala Dinas Kesehatan;

g. Mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masing-


masing Puskesmas yang berasal dari APBD maupun perolehan
lainnya yang sah ke dalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu
Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk
Inventaris (BII), sesuai kodefikasi dan penggolangan barang milik
daerah;

h. Melakukan pencatatan barang milik daerah yang


dipelihara/diperbaiki ke dalam kartu pemeliharaan;

i. Menyiapkan laporan barang semesteran dan laporan barang


tahunan serta laporan invetarisasi lima tahunan;

j. Menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang


rusak atau tidak dipergunakan lagi.

Paragraf 3
Pejabat Teknis BLUD-UPT PKM Kecamatan
Pasal 9
(1) Syarat untuk dapat diangkat menjadi pejabat teknis BLUD UPT PKM
Kecamatan, adalah:
a. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
usaha guna kemajuan pelayanan kesehatan;
b. seseorang yang mempunyai kriteria keahlian, integritas dalam
kepemimpinan serta memiliki latar belakang pendidikan kesehatan
dan diutamakan paling rendah Sarjana Strata 1 (satu) sesuai
bidang yang berkenaan;
c. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan.

(2) Pejabat Teknis BLUD UPT PKM Kecamatan, mempunyai tugas dan
kewajiban:
a. Menyusun rencana kegiatan tahunan (RKT) dan rencana pelaksanaan
kegiatan (RPK) pelayanan kesehatan tingkat Puskesmas;
b. Melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penerapan standarisasi
operasional prosedur pelayanan kesehatan dan penunjang pelayanan
kegiatan;
c. Menyelenggarakan kegiatan teknis sesuai RBA;
d. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
monitoring pegawai di bawah tanggung jawabnya dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan;
e. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional pelayanan UKM dan
Keperawatan KesehatanMasyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Kefarmasian dan Penunjang Medis,JaringanPelayanan Puskesmas dan
Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(3) Pejabat TeknisBLUD UPT PKM Kecamatan, dalam melaksanakan tugas
dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempunyai fungsi
sebagai Penanggungjawab Pelayanan Kesehatan.
Pasal 10
(1) Pejabat Teknis BLUD UPT PKM Kecamatan membawahi
a. Koordinator Upaya Pelayanan Kesehatan Perseorangan, Kefarmasian
dan Penunjang Medis;
b. Koordinator Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakatdan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat;
c. Koordinator Jejaring Pelayanan Kesehatan Puskesmas dan Jaringan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(2) Susunan dan personil penyelenggara pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c
diusulkan oleh pejabat teknis dan ditetapkan oleh Kepala Dinas
melalui Kepala UPT PKM Kecamatan selaku Pimpinan BLUD sesuai
ketentuan yang berlaku.

Bagian Keempat
Dewan Pengawas
Paragraf 1
Pembentukan Dewan Pengawas
Pasal 11

(1) Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang baik di UPT PKM


Kecamatan dibentuk Dewan Pengawas;
(2) Dewan Pengawas sebagaiman dimaksud pada ayat (1) adalah
unit non struktural yang bersifat indepeden.
(3) Jumlah Anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang
atau 5 (lima) seorang diantara anggota Dewan Pengawas ditetapkan
sebagai Ketua Dewan Pengawas.
(4) Penentuan jumlah anggota Dewan Pengawas didasarkan pada jumlah
Ralisasi nilai Omzet tahunan dan nilai aset menurut neraca.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pegawas dapat dibantu oleh
seorang Sekretaris
(6) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk
dengan Keputusan Walikota atas usulan Kepala Dinas.

Pasal 12
(1) Usulan penetapan dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada pasal 7
ayat (6) disertai dengan informasi tentang kompetensi anggota dewan
pengawas yang bersangkutan.
(2) Informasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Daftar Riwayat Hidup;
b. Salinan/ Foto Copy ijazah yang dimiliki yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang

Paragraf 3
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 14
(1) Anggota dewan pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur:
a. Perwakilan yang berkaitan dengan profesi;
b. Pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah;
dan
c. Tenaga ahli yang sesuai dengan keahlian PPK-BLUD.
(2) Pengangkatan anggota dewan pengawas tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan pejabat pengelola BLUD.
(3) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi dewan pengawas,
yaitu:
a. Memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan BLUD,serta dapat menyediakan waktu yang
cukup untuk melaksanakan tugasnya;
b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota direksi atau
komisaris, atau dewan pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga
menyebabkan suatu badan usaha pailit atau orang yang tidak pernah
melakukan tindak pidana yang merugikan daerah; dan
c. Mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan,
sumber daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap
peningkatan kualitas pelayanan publik.

Paragraf 4
Masa Jabatan Dewan Pengawas
Pasal 15
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan
maksimal 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali
masa jabatan berikutnya.

(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum


waktunya oleh Walikota berdasarkan rekomendasi kepala dinas.

(3) Pemberhentian anggota dewan pengawas sebelum


waktunya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila :

a. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;


b. Tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD; atau
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana
dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan
pengawasan atas BLUD.

Pasal 16

(1)Dewan Pengawas diberhentikan sementara apabila dinyatakan


melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum
memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2)Dewan Pengawas diberhentikan apabila terbukti melakukan tindak pidana


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 17

(1) Dewan Pe ngawas yang diberhentikan s emen tara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 12, setelah melalui proses peradilan
ter nyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak ditetapkannya putusan pengadilan, Walikota harus
merehabilitasi dan/ atau mengaktifkan kembali Dewan Pengawas
yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.
(2) Apabila Dewan Pengawas yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), telah berakhir masa jabatannya, Walikota hanya
merehabilitasi Dewan Pengawas yang bersangkutan.

Paragraf 5
Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 18

(1)Walikota dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas, untuk


mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.

(2)Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bukan


merupakan anggota Dewan Pengawas.

(3)Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


berasal dari PNS atau Non PNS.

Pasal 19
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan
pada UPT PKM Kecamatan dan dimuat dalam Rencana Bisnis dan Anggaran.

Bagian Kelima
Satuan Pengawas Internal
Pasal 20

(1) Satuan Pengawas Internal adalah kelompok fungsional yang betugas


membantu pemimpin BLUD dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian internal terhadap pendayagunaan Sumber Daya UPT PKM
Kecamatan;
(2) Satuan Pengawas Internal dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Dinas atas usulan dari Pemimpin BLUD;
(3) Satuan Pengawas Internal dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pasal ini menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rancangan pedoman pemeriksaan internal;
b. Penyusunan petunjuk pelaksanaan kerja dan atau tata kerja
pemeriksaan internal;
c. Penyusunan rencana kegiatan (rencana kerja pelaksanaan tugas) satuan
pemeriksaan internal yang meliputi pemeriksaan administrasi keuangan,
pemeriksaan administrasi umum dan kepegawaian, pemeriksaan
administrasi pelayanan terhadap seluruh unsur di lingkungan UPT PKM
Kecamatan yang menggunakan sumber daya UPT PKM Kecamatan;
d. Pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan operasional, mencangkup
efektifitas pencapaian tujuan setiap kegiatan , efesiensi penggunaan
sumber daya, keandalan data/ informasi dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Penyusunan dan pembuatan dokumentasi kegiatan pemeriksaan/ audit
internal kinerja BLUD UPT PKM Kecamatan;
f. Penyusunan dan pembuatan dokumentasi kegiatan pemeriksaan/ audit
internal kinerja UPT PKM Kecamatan;
g. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan (LHP) kinerja UPT PKM
Kecamatan yang mencangkup hasil pemeriksaan semua saran/
rekomendasi tindakan pemecahan yang bersifat pencegahan dna
penyelesaian masalah;
h. Pelaksanaan evaluasi terhadap tindak lanjut temuan satuan
pemeriksaan intern maupun lembaga pemeriksaan eksternal;
i. Penyusunan dan pembuatan laporan hasil kerja keseluruhan kegiatan
satuan pengawas internal;
j. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya;
k. Pelaksanaan koordinasi pengawas dan pengendalian internal dengan sub
unit kerja lain di lingkungan UPT PKM Kecamatan.
(4) Satuan Pengawas Internal berjumlah 3 (tiga) orang anggota dengan masa
jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya, dengan susunan sebagai berikut :
b. seorang ketua, merangkap anggota;
c. seorang sekretaris, merangkap anggota; dan
d. 1 (satu) orang anggota.
(5) Kriteria dapat diusulkan menjadi Satuan Pengawas Internal adalah :
c. memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan Puskesmas serta dapat menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugasnya;
d. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan
pailit atau tidak pernah menjadi pejabat pengelola BLUD UPT PKM
Kecamatan, atau SatuanPengawas Internalyang dinyatakan bebas dari
masalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau orang
yang tidak pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah;
e. mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber
daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas
pelayanan publik; dan
f. sehat jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugasnya.
(6) Pembiayaan dalam pelaksanaan tugas Satuan Pengawas Internal
dibebankan kepadaUPT PKM Kecamatan dan dimuat dalam RBA.

Bagian Keenam
Pengelolaan Keuangan
Pasal 21

Pengelolaan keuangan BLUD UPT PKM Kecamatan ditetapkan lebih lanjut


melalui Peraturan Walikota.

Bagian Ketujuh
Kerjasama
Pasal 22

(1) Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, BLUD UPT PKM
Kecamatan dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan
prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis dan saling menguntungkan.

Pasal 23

(1) Kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal22ayat


(1), antara lain:
a. kerjasama operasional;
b. sewa menyewa;
c. usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi BLUD UPT PKM
Kecamatan.
(2) Kerjasama operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan perikatan antara BLUD UPT PKM Kecamatan dengan pihak
lain, melalui pengelolaan manajemen dan proses operasional secara
bersama dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan kedua belah
pihak.
(3) Sewa menyewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan
penyerahan hak penggunaan/pemakaian barang BLUD UPT PKM
Kecamatan kepada pihak lain atau sebaliknya dengan imbalan berupa
uang sewa bulanan atau tahunan untuk jangka waktu tertentu, baik
sekaligus maupun secara berkala.
(4) Usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi BLUD UPT PKM
Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan
kerjasama dengan pihak lain yang menghasilkan pendapatan bagi BLUD
UPT PKM Kecamatan dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan umum
yang menjadi kewajiban BLUD UPT PKM Kecamatan.
(5) Kerjasama BLUD UPT PKM Kecamatan atas persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan.
(6) Kerjasama yang dilakukan oleh BLUD UPT PKM Kecamatan dilaporkan
kepada Walikota.

Pasal 24

(1) Hasil kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan


pendapatan BLUD UPT PKM Kecamatan.
(2) Pendapatan BLUD UPT PKM Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dapat dipergunakan secara langsung untuk membiayai pengeluaran
sesuai RBA.

Bagian Kedelapan
Pengelolaan Aset
Pasal 25
(1) Barang inventaris milik BLUD UPT PKM Kecamatan dapat dihapus
dan/atau dialihkan kepada pihak lain atas dasar pertimbangan ekonomis
dengan cara dijual, ditukar dan/atau dihibahkan.
(2) Barang inventaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan
barang pakai habis, barang untuk diolah atau dijual, barang lainnya yang
tidak memenuhi persyaratan sebagai aset tetap.
(3) Hasil penjualan barang inventaris sebagai akibat dari pengalihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan pendapatan BLUD UPT
PKM Kecamatan.
(4) Hasil penjualan barang inventaris sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dituangkan secara memadai dalam laporan keuangan BLUDUPT PKM
Kecamatan.

Pasal 26

(1) BLUD UPT PKM Kecamatan tidak boleh mengalihkan dan/atau menghapus
aset tetap, kecuali atas persetujuan pejabat yang berwenang.
(2) Aset tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan aset berwujud
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan BLUD UPT PKM Kecamatan atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
(3) Kewenangan pengalihan dan/atau penghapusan aset tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai dan
jenis barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Hasil pengalihan aset tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
merupakan pendapatan BLUD UPT PKM Kecamatan dan diungkapkan
secara memadai dalam laporan keuangan BLUD UPT PKM Kecamatan.
(5) Pengalihan dan/atau penghapusan aset tetap sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), dilaporkan kepada Walikota melalui Kepala SKPD
(6) Penggunaan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan
tugas dan fungsi BLUD UPT PKM Kecamatanharus mendapat persetujuan
Walikotamelalui Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 27

(1) Tanah dan bangunan BLUD UPT PKM Kecamatandisertifikatkan atas


namaPemerintah Kota Depok.
(2) Tanah dan bangunan yang tidak digunakan dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan fungsi BLUDUPT PKM Kecamatan, dapat dialihgunakan oleh
Pemimpin BLUD dengan persetujuan Walikota melalui Kepala Dinas
Kesehatan.

Bagian Kesembilan
Pengadaan barang dan jasa
Pasal 28
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang berlaku bagi pengadaan barang/jasa pemerintah.
(2) Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan berdasarkan prinsip efisien,
efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan
praktek bisnis yang sehat.

Pasal 29

(1) BLUD UPT PKM Kecamatan dengan status penuh dapat diberikan
fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan
yang berlaku umum bagi pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal28, apabila terdapat alasan efektivitas
dan/atau efisiensi.
(2) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan terhadap
pengadaan barang dan/atau jasa yang sumber dananya berasal dari:
a. jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat;
b. hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan
lainnya; dan/atau
c. hasil kerja sama dengan pihak lain;
d. penghasilan lain-lain yang sah.

Pasal 30

(1) Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal28


ayat (2), berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang
ditetapkan oleh Pemimpin BLUD UPT PKM Kecamatandan disetujui oleh
Walikota.
(2) Ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan Pemimpin
BLUD UPT PKM Kecamatansebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
dapat menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih bermutu,
lebih murah, proses pengadaan yang sederhana dan cepat serta mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan BLUD.

Pasal 31

Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat
dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi hibah,
atau ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku bagi BLUD
sepanjang disetujui pemberi hibah.

Pasal 32

(1) Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28


ayat (2), dilakukan oleh pelaksana pengadaan.
(2) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
berbentuk tim, panitia atau unit yang dibentuk oleh Pemimpin BLUD yang
ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan barang
dan/atau jasa guna keperluan BLUD.
(3) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari
personil yang memahami tatacara pengadaan, substansi
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.
(4) Pelaksanaan Pengadaan Barang/ jasa dilakukan dengan persetujuan
Kepala Dinas.

Pasal 33
Pemilihan penyedia barang/ jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat
(2) dengan sumber dana berasal dari Jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat dapat dilakukan berdasarkan jenjang nilai sebagai berikut:
a. Pelelangan umum, dilakukan terhadap pekerjaan yag nilainya diatas Rp
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
b. Pelelangan sederhana, dilakukan terhadap pekerjaan yang nilainya diatas
Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
c. Pengadaan langsung, dilakukan terhadap pekerjaan yang nilainya sampai
dengan Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dengan tanda bukti
perjanjian tanpa membedakan golongan pedagang kecil dan pedagang non
kecil dilakukan berdasarkan jenjang nilai yang diatur sebagai berikut:
1. Untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai sampai dengan
Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), dilakukan langsung ke
penyedia barang/jasa oleh pengguna teknis dengan bukti pertanggung
jawaban berupa nota bukti pembelian dan/atau dilengkapi kwitansi
dengan materai secukupnya;
2. Untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai diatas Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaan yang
ditunjuk Pimpinan BLUD;dengan surat pertanggungjawaban (SPJ)
dilengkapi: kwitansi dengan materai secukupnya, faktur pembelian,
Berita Acara Penerimaan Hasil Pekerjaan, Surat Setoran Pajak (SSP),
Pajak Pertambahan nilai (PPn) dan Pajak Penghasilan (PPh) disertai
faktur pajak;
3. Untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai diatas Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.
250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh
Pejabat Pengadaan yang ditunjuk Pimpinan BLUD;dengan surat
pertanggungjawaban (SPJ) dilengkapi: kwitansi dengan materai
secukupnya, faktur pembelian, Berita Acara Penerimaan Hasil
pekerjaan, Surat Setoran Pajak (SSP), Pajak Pertambahan nilai (PPn),
Pajak Penghasilan (PPh) disertai faktur pajak dan Surat Perintah Kerja
(SPK);
4. Untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai diatas Rp.
250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dilaksanakan oleh Pejabat
Pengadaan yang ditunjuk Pimpinan BLUD; dan surat
pertanggungjawaban (SPJ) dilengkapi dengan kontrak, jaminan
pelaksanaan, kwitansi dengan materai secukupnya, faktur pembelian,
Berita acara Penerimaan Hasil Pekerjaan, Surat Setoran Pajak (SSP),
Pajak Pertambahan nilai (PPn), Pajak Penghasilan (PPh) disertai faktur
pajak;
5. Untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang dilaksanakan melalui E
Purchasing dan pembelian secara online dilaksanakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen atau Pejabat Pengadaan dengan bukti surat
pertanggungjawaban (SPJ) dilengkapi dengan surat pesanan, kwitansi
dengan materai secukupnya, faktur pembelian, Berita Acara
Penerimaan Hasil Pekerjaan, Surat Setoran Pajak (SSP), Pajak
Pertambahan nilai (PPn), Pajak Penghasilan (PPh) disertai faktur pajak

Bagian Kesepuluh
Surplus dan Defisit
Pasal 34
(1) Surplus anggaran BLUDUPT PKM Kecamatanmerupakan selisih lebih
antara realisasi pendapatan dan realisasi biaya BLUDUPT PKM
Kecamatanpada satu tahun anggaran.
(2) Surplus anggaran BLUDUPT PKM Kecamatandapat digunakan dalam
tahun anggaran berikutnya sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku ;kecuali atas permintaan Walikota disetorkan sebagian atau
seluruhnya ke kas daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas
BLUD UPT PKM Kecamatan.

Pasal35
(1) Defisit anggaran BLUDUPT PKM Kecamatanmerupakan selisih kurang
antara realisasi pendapatan dengan realisasi biaya BLUD UPT PKM
Kecamatanpada satu tahun anggaran.
(2) Defisit anggaran BLUDUPT PKM Kecamatandapat diajukan usulan
pembiayaannya pada tahun anggaran berikutnya kepada PPKD.

Bagian Kesebelas
Penyelesaian kerugian
Pasal 36

Kerugian pada BLUD yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang, diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian daerah;

Bagian Keduabelas
Tarif
Pasal 37

(1) BLUD UPT PKM Kecamatan dapat memungut biaya kepada masyarakat
sebagai imbalan atas barang dan / atau jasa layanan yang diberikan;
(2) Imbalan atas barang dan/ atau jasa layanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas
dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan atau hasil per investasi
dana;
(3) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, termasuk imbalan
hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau
sebagian dari biaya per unit layanan;
(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, dapat
berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan BLUD UPT PKM
Kecamatan.

Pasal 38

(1) Tarif layanan BLUD UPT PKM Kecamatan diusulkan oleh Kepala BLUD
UPT PKM Kecamatan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan;
(2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan
dengan Peraturan Walikota dan disampaikan kepada Pimpinan DPRD;
(3) Penetapan Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini,
mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli
masyarakat serta kompetisi yang sehat;
(4) Walikota dalam menetapkan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Pasal ini, dapat membentuk Tim Teknis;
(5) Keanggotaan Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini,
terdiri dari :
a. pembina teknis;
b. pembina keuangan;
c. unsur perguruan tinggi;
d. lembaga profesi.

Pasal 39

(1) Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud pada Pasal 38 ayat (2)


Peraturan ini, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan;
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dapat
dilakukan secara keseluruhan maupun per unit layanan.

Bagian Ketigabelas
Standar Pelayanan Minimal
Pasal 40

(1) Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan


kesehatan yang dilaksanakan oleh BLUD UPT PKM Kecamatan, Walikota
menetapkan Standar Pelayanan Minimal BLUD UPT PKM Kecamatan
melalui PeraturanWalikota;
(2) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
ini, diusulkan kepada Walikota oleh Kepala BLUD-UPTD Pelayanan
Kesehatan melalui Kepala Dinas;
(3) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
ini, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan
kesetaraan layanan serta kemudahan untuk mendapat layanan;
(4) Standar Pelayanan Minimal harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian Keempatbelas
Kepegawaian
Paragraf 1
Status Jabatan
Pasal 41

(1) Pejabat pengelola dan pegawai UPT PKM Kecamatan dapat berasal dari
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan / atau Non PNS yang profesional sesuai
dengan kebutuhan;
(2) Pejabat pengelola dan pegawai UPT PKM Kecamatan yang berasal dari Non
PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dapat diperkerjakan
melalui kontrak berdasarkan peraturan yang berlaku;
(3) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai UPT
PKM Kecamatan yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundangan undangan yang berlaku;
(4) Pengangkatan dan pemberhentian pegawai UPT PKM Kecamatan yang
berasal dari Non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip - prinsip
efisiensi, ekonomis dan produktif dalam peningkatan pelayanan
kesehatan.

Pasal 42

(1) Pemimpin UPT PKM Kecamatan merupakan pejabat Kuasa pengguna


anggaran / barang daerah;
(2) Dalam hal pemimpin UPT PKM Kecamatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Pasal ini, berasal dari non PNS, pejabat keuangan UPT PKM
Kecamatan wajib berasal dari PNS yang merupakan pejabat pengguna
anggaran / barang daerah.

Paragraf 2
Paramedis Fungsional
Pasal 43
(1) Paramedis fungsional adalah para medis keperawatan dan non
keperawatan yang bertugas pada instansi dalam jabatan fungsional;
(2) Dalam melaksanakan tugasnya para medis fungsional berada dibawah
koordinator dan bertanggungjawab kepada kepala unit pelayanan;
(3) Penempatan para medis keperawatan dan non keperawatan dalam satu
UPT PKM Kecamatan dilaksanakan oleh Kepala UPT PKM
Kecamatanberdasarkan usulan dari Kepala Puskesmas;
(4) Penempatan para medis keperawatan dan non keperawatan antar UPT
PKM Kecamatan dilaksanakan oleh Kepala Dinas berdasarkan usulan
dari Kepala UPT PKM Kecamatandengan mempertimbangkan perhitungan
kebutuhan dan beban kerja setiap UPTD.
Paragraf 3
Paramedis Fungsional
Pasal 44
(1) Tenaga non medis adalah tenaga yang bertugas di bidang pelayanan
khusus dan tidak berkaitan langsung dengan pelayanan pasien;
(2) Dalam melaksanakan tugasnya tenaga non medis yang bekerja di unit
pelayanan bertanggung jawab kepada UPT PKM Kecamatan melalui
Kasubag TU;
(3) Penempatan tenaga non medis dalam satu UPT PKM Kecamatan
dilaksanakan oleh Kepala UPT PKM Kecamatan berdasarkan usulan dari
kepala Kasubag TU;
(4) Penempatan tenaga non medis antar UPT PKM Kecamatan dilaksanakan
oleh Kepala Dinas berdasarkan usulan dari Kepala UPT PKM Kecamatan
dengan mempertimbangkan perhitungan kebutuhan dan beban kerja
setiap UPT PKM Kecamatan.

Paragraf 4
Eselonering
Pasal 45

(1) Kepala UPTD Pelayanan Kesehatan merupakan Jabatan Struktural eselon


IVa
(2) Kepala Sub Bagian TU merupakan Jabatan Struktural eselon IVb

Paragraf 5
Remunerasi/Jasa Pelayanan Kesehatan
Pasal 46

(1) Pejabat pengelola BLUD-UPT PKM Kecamatan, Dewan Pengawas,


Sekretaris Dewan Pengawas dan Pegawai BLUD-UPT PKM Kecamatan
dapat diberikan remunerasi jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan;
(2) Remunerasi Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Pasal ini, merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif jasa pelayanan kesehatan, bonus atas
prestasi, pesangon dan / atau pensiun;
(3) Remunerasi bagi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, diberikan dalam bentuk
honorarium;
(4) Remunerasi Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Pasal ini, ditetapkan oleh Walikota atas usulan Kepala BLUD-UPT PKM
Kecamatan kepada Walikota melalui Kepala Dinas;
(5) Penetapan besaran remunerasi jasa pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Pasal ini, diatur kemudian dalam peraturan tersendiri
didasarkan pada :
a. Ukuran ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan
dan produktifitas;
b. Pertimbangan persamaan dengan industri pelayanan yang sejenis;
c. Kemampuan keuangan / pendapatan BLUD-UPT PKM Kecamatan;
d. Kinerja operasional yang ditetapkan oleh Walikota dengan
mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, pelayanan, mutu
dan manfaat bagi masyarakat;
(6) Penetapan dan pemberian remunerasi/jasa pelayanan kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
(7) kebijakan remunerasi ditetapkan dengan mempertimbangkan proporsi
pendapatan BLUD, jumlah pegawai dan tunjangan tambahan penghasilan

Bagian Kelimabelas
Pola Hubungan Kerja dan Prosedur Kerja
Paragraf 1
Pasal 47
(1) Penyelenggaraan tugas, fungsi, dan wewenang UPT PKM Kecamatan
dilakukan melalui hubungan kerja yang meliputi:
a. konsultatif;
b. kolegial;
c. fungsional;
d. struktural; dan
e. koordinatif.
(2) Pelaksanaan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memperhatikan keterbukaan, akuntabilitas, profesionalitas, dan
keterpaduan.
Pasal 48
(1) Hubungan kerja konsultatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat
(1) huruf a dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dalam
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan wewenang masing-masing.
(2) Hubungan kerja konsultatif dilakukan melalui kegiatan antara lain:
a. Perencanaan;
b. perumusan;
c. pemutakhiran; dan
d. penyelesaian tugas dan fungsi.
(3) Hubungan kerja konsultatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan tanpa terikat pada hubungan struktural secara berjenjang.

Pasal 49
(1) Hubungan kerja kolegial sebagimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1)
huruf b dimaksudkan untuk:
a. menumbuhkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam
melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja; dan
b. mengembangkan semangat kebersamaan dan mengontrol
otoritarianisme struktural yang umumnya berkembang dalam
hubungan struktural yang cenderung terpusat.
(2) Hubungan kerja kolegial dapat dilakukan dengan mengutamakan
musyawarah dan tanggung jawab bersama.

Pasal 50
(1) Hubungan kerja fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat
(1) huruf c dimaksudkan untuk memberikan peran substansial secara
fungsional dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan
wewenang masing-masing.
(2) Hubungan kerja fungsional dilakukan sesuai dengan kompetensi dan
kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya.

Pasal 51
(1) Hubungan kerja struktural sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat
(1) huruf d dimaksudkan untuk mengembangkan kepemimpinan secara
berjenjang dengan tetap melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya
secara bertanggung jawab.
(2) Hubungan kerja struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
memperhatikan kerja sama yang terpadu, harmonis, selaras,
komprehensif, dan tidak mementingkan kepentingan wewenang pada unit
organisasi.
Pasal 52
(1) Hubungan kerja koordinatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat
(1) huruf e dimaksudkan untuk pengembangan hubungan kerja secara
struktural dengan menumbuhkembangkan semangat kolegial yang
sinergis dan terpadu dalam penanganan dan penyelesaian tugas dan
fungsi sesuai dengan" wewenang organisasi perangkat daerah masing-
masing.
(2) Hubungan kerja koordinatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan sarana yang menjamin kelancaran, kemudahan,
efektifitas, dan efisiensi.
(3) Hubungan koordinatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan untuk menghindari tumpang tindih atau duplikasi program
dan kegiatan secara substansial, dan menjamin keselarasan program dan
kegiatan antar perangkat daerah;
(4) Hubungan kerja koordinatif sebagaimana dimaksud dalam antara lain:
a. koordinasi hierarki (intersektoral) yang dilaksanakan dalam unit
organisasi oleh pimpinan di bawahnya;
b. koordinasi fungsional (lintas sektoral) yang dilaksanakan antara
instansi dari sektor berlainan yang memiliki keterkaitan berdasarkan
fungsinya dalam pelaksanaan kegiatan; dan
c. koordinasi instansional (multisektoral), koordinasi yang
dilaksanakan dengan instansi lain yang terkait berdasarkan keterkaitan
secara instansional.

Pasal 53
(1) Dalam Struktur Organisasi Dinas Kesehatan, Hubungan UPT PKM
Kecamatan dengan Kepala Dinas bersifat koordinasi hierarki;
(2) Hubungan Kepala UPT PKM Kecamatan dengan Kasubag TU UPT PKM
Kecamatan bersifat koordinasi hierarki;
(3) Hubungan Kepala UPT PKM Kecamatan dengan Kepala Puskesmas
bersifat koordinasi hierarki;
(4) Hubungan Kepala UPT PKM Kecamatan dengan tenaga medis bersifat
koordinasi hirerki dan fungsional;
(5) Hubungan UPT PKM Kecamatan dengan Bidang pada Dinas Kesehatan
bersifat koordinasi fungsional.
(6) Di bidang pelayanan, petugas pelayanan kesehatan yang ada disetiap
Puskesmas dan jaringannya unit pelayanan secara struktural berada
dibawah koordinator pelayanan masing- masing Kepala UPT PKM
Kecamatan, sedangkan secara fungsional bertanggung jawab kepada
koordinator unit pelayanan Kepala Puskesmas.
(7) Dalam melaksanakan tugasnya, setiap kepala UPT PKM Kecamatan,
Kasubag TU dan Kepala Puskesmas koordinator pelayanan wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di
lingkungannya serta dengan instansi lain sesuai tugas masing-masing.
(8) Setiap pimpinan UPT PKM Kecamatan wajib memberikan arahan serta
pengawasan terhadap bawahannya dalam hal pelaksanaan tugas dan
apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(9) Setiap pimpinan UPT PKM Kecamatan bertanggung-jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
(10) Setiap penanggungjawab koordinator pelayanan wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta
menyampaikan laporan berkala secara rutin dan tepat waktu.
(11) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan UPT PKM Kecamatan wajib
diolah dan dipergunakan sebagai bahan dalam penyusunan laporan lebih
lanjut serta dijadikan pedoman dan petunjuk kepada bawahannya.
(12) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan
beserta semua lampirannya wajib disampaikan pula kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai keterkaitan kerja
dengan unit organisasi tersebut.
(13) Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan UPT PKM Kecamatan
dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan
masing-masing wajib mengadakan rapat secara berkala.

Bagian Keenambelas
Pengelolaan Lingkungan
Pasal 54
(1) Pemimpin BLUD menunjuk koordinator yang bertanggungjawab terhadap
pengelolaan lingkunganUPT PKM Kecamatan yang meliputi pengelolaan
limbah, lingkungan kimia, fisik dan biologis :
a. kebersihan lingkungan UPT Puskesmas meliputi area kantor dan
area pelayanan termasuk toilet/kamar mandi;
b. pengelolaan sampah medik dan domestik;
c. pengelolaan limbah cair;
d. pengamatan area bebas rokok;dan
e. memperluas area taman dan tanaman penghijauan untuk
mengurangi pemanasan global.
(2) Pengelolaan Lingkungan UPT PKM Kecamatan disesuaikan
denganketentuan dalam perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pengelolaan limbah UPT PKM Kecamatan dilakukan dengan cara pemilahan
antara limbah medis dengan limbah non medis.
(4) Limbah medis adalah limbah yang berasal dari kegiatan UGD, Radiologi,
Pelayanan Rawat Jalan/Inap, Ruang Poned/KIA, laboratorium dan farmasi.
(5) Pengolahan limbah medis diatur berdasarkan peraturan yang berlaku.
(6) Pengolahan limbah medis dilakukan dengan cara dibakar menggunakan
insenerator dengan suhu pembakaran 1000 (seribu)derajat celcius.
(7) Limbah non medis atau limbah domestik adalah limbah yang tidak
terkontaminasi limbah medis, meliputi :
a. plastik;
b. botol;
c. kaleng;
d. kertas;dan
e. dus.

BAB III
PERATURAN INTERNAL STAFF MEDIK (MEDICAL STAFF BY LAWS)
Bagian Kesatu
Kategori Staf Medis
Pasal 55
(1) Staf medis UPT PKM Kecamatandikelompokkan ke dalam kategori:
a. staf medis organik, yaitudokter/dokter gigi yang direkrut oleh
Pemerintah Daerah sebagai pegawai tetap dan berkedudukan sebagai
sub-ordinat, yaitu bekerja untuk dan atas nama UPT PKM
Kecamatanserta bertanggungjawab kepada lembaga tersebut;
b. staf medis tamu (visiting doctor), yaitu dokter dari luar UPT PKM
Kecamatanyang karena reputasi dan atau keahliannya diundang secara
khusus olehUPT PKM Kecamatanuntuk melakukan atau membantu
melakukan penanganan atas kasus-kasus yang tidak dapat ditangani
sendiri oleh staf medis di UPT Puskesmas
atauuntukmendemonstrasikansuatu keahlian tertentu atau teknologi
baru;
c. stafmedispengganti,yaitudokteryangmenggantikandokteryangberhalangan
dengan keahlian sejenis.
d. staf medis dokter kontrak, yaitu dokter yang direkrut oleh Dinas
Kesehatan dan ditugaskan di UPT PKM Kecamatansebagai dokter
kontrak.
(2) Untuk dapat menjadi Staf Medis baik dokter umum, dokter spesialis, dokter
gigi maupun dokter gigi spesialis harus memiliki kompetensiyang
dibutuhkan, memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktek
(SIP) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,sehat jasmani
dan rohani serta memiliki perilaku yang baik;
(3) Staf Medis yang bekerja di UPT PKM Kecamatandengan status sebagai
dokter tetap berhak:
a. memperoleh kesejahteraan sesuai peraturan yang berlaku, terdiri atas:
1. Penghasilan yang layak serta tidak melanggar ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
2. Penghasilan selama masa pensiun sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Status kepegawaian yang jelas dan pasti.
4. Kenaikan pangkat sesuaiketentuan peraturan kepegawaian.
5. Pengembangan pengetahuan dan keterampilan.
6. Pengembangan karir sesuai kemampuan individu dan ketentuan yang
berlaku.
7. Cuti tahunan, cuti sakit, cuti besar dan cuti diluar tanggungan
negara sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah;
8. Cuti bersalin bagi dokter perempuan sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
9. Cuti karena alasan penting berkenaan sifat pekerjaannya sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.
10. Cuti diluar tanggunganNegara karena alasan-alasan pribadi yang
penting dan mendesak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
b. mendapatkan lingkungan kerja yang sehat serta perlindungan terhadap :
1. Kecelakaan kerja.
2. Pemeriksaan kesehatan rutin dan khusus sesuaiketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Perawatan kesehatan selama sakit sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Santunan terhadap kecelakaan kerja yang menimpa sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
5. Bantuan hukum selama menjalani proses hukum.
c. menggunakan fasilitas yang dimilikiUPT PKM Kecamatanuntuk
melakukan pelayanan kesehatan berdasarkan standar mutu pelayanan
yang optimal.
d. melakukan konsultasi kepada dokter lain yangtidak tercatat sebagai staf
medis di UPT PKM Kecamatan;
e. mengusulkan kepada Pemimpin BLUD untuk mendatangkan dokter
tamu (visitingdoctor ) yang tidak tercatat sebagai staf medisdi UPT PKM
Kecamatan, baik untuk kepentingan konsultasi atau untuk membantu
melaksanakan sebagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakannya;
(4) Selain memperoleh hak sebagaimanadimaksud pada ayat (3) Staf Medis
UPT PKM Kecamatanmempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. mentaati semua Peraturan Internal yang ada;
c.mentaati etika yang ada, antara lain etikapelayanan medis, etikaprofesi
Kedokteran;
d. melaksanakan klausul-klausul dalam perjanjian antara UPT Puskesmas
dengan pihak lain;
e. memberikan layanan medis dengan mutu tinggi kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya serta bersedia dihubungi atau dipanggil
setiap saat apabila kondisi pasien yang bersangkutan berada dalam
keadaan emergensi;
f. memberikan pertolongan emergensi kepada pasien lain yang bukan
menjadi tanggung jawabnya apabila kondisi klinik pasien tersebut
berada dalam keadaan emergensi;
g. menjaga citra UPT PKM Kecamatanserta berperilaku sopan terhadap
Kepala UPTD, staf medis lain, profesi lain, pasien, keluarga pasien serta
pengunjung;
h. menjalin kerja sama yang harmonis dengan profesi lain yang berada di
UPT PKM Kecamatandan menghormati kode etik profesi mereka;
i. menyelesaikan semua kewajiban administrasi sesuai peraturan yang
berlaku;
j. menghadiri rapat-rapat yang diadakan oleh Kepala UPT;
k. hadir dalam dengar pendapat(hearing) yang diadakan olehKepala UPT,
atau tim yang dibentuk oleh UPT PKM Kecamatan yang berkaitan
dengan penanganan pasien/kasus;
l. menunjukkan loyalitas kepada UPT PKM Kecamatan;
m. membantu UPT PKM Kecamatandalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan;
(5) Dalam melaksanakan pelayanan, staf medis mempunyai kewajiban
terhadap pasien yang ditanganinya untuk :
a. melakukan upaya dengan sungguh-sungguh dan professional sesuai
standar mutu yang tinggi berdasarkan kaidah-kaidah keselamatan
pasien;
b. segera merujuk ke dokter atau praktisi kesehatan lain yang dapat
diterima apabila stafmedistidak mampu lagi untuk meneruskan upaya
kesehatan terhadap pasien baik karena keterbatasan kemampuan,
peralatan, waktu maupun karena alasan lain y ang masuk akal;
c. menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pasien;
d. menjalin kerjasama yang baik dan harmonis dengan tenaga kesehatan
lainnya;
e. memenuhi apa yang menurut etika dan hukum menjadi hak pasien;
f. menghormati kepentingan-kepentingan lain dari pasien;
g. menghormati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat secara khusus
dengan pasien;
h. menerbitkan surat keterangan yang diperlukan bagi kepentingan pasien;
i. menghormati kerahasiaan (konfidensialitas) medis pasien;
j. memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya dan sejujur-jujurnya
kepada pasien tentang kondisi kesehatannya dengan mempertimbangkan
aspek psikologi.
k. membuat rekam medis sesuai dengan kaidah yang berlaku.
l. apabila karena sesuatu hal yang menyebabkan tidak dapat
melaksanakan kewajiban menangani pasien untuk sementara waktu,
maka wajib memberi tahu atau ijin kepadaKepala UPT serta wajib
menunjuk dokter pengganti (mempunyai keahlian sejenis dengannya).
m. dalam hal staf medis bekerja sebagai dokter mitra, maka sepenuhnya
bertanggung gugat atas segala bentuk kerugian yang dialami oleh
pasien sebagai akibat dari kesalahan medis yang dilakukannya kecuali
ada kesepakatan tersendiri yang menentukan lain.

Bagian Kedua
Kewenangan Klinis
Pasal 56
Ketentuan tentang kewenangan klinis bagi masing-masing dokter, dokter gigi
termasuk prosedur pemberian dan pengakhiran Kewenangan Klinis (Clinical
Previleges) diatur lebih lanjut oleh masing-masing kelompok staf medis.

Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi Staf Medis
Pasal 57

(1) Staf Medis mempunyai fungsi sebagai pelaksana pelayanan medis,


pendidikan dan pelatihanserta penelitian dan pengembangan di bidang
medis berdasarkan kaidah-kaidah keselamatan pasien.
(2) Tugas Staf Medis meliputi :
a. melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis,
pengobatan, pencegahan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan
pemulihan, dan mendokumentasikan dalam dokumen Rekam Medik
berdasarkan kaidah-kaidah keselamatan pasien ;
b. meningkatkan kemampuan profesinya melalui program pendidikan/
pendidikan berkelanjutan.
c. menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan medis dan berdasarkan kaidah-kaidah keselamatan pasien
serta etika kedokteran yang sudah ditetapkan.
d. menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan
pemantauan indikator mutu klinik.

Bagian Keempat
Kewajiban Staf Medis

Pasal 58

Kewajiban Staf medis meliputi :


a. menyusun standarproseduroperasional pelayanan medik yang terdiri dari:
1. standar prosedur operasional dibidang administrasi/manajerial antara
lain meliputi pengaturan tugas rawat jalan, pengaturan tugas jaga,
pengaturan tugas rawat intensif dibawahkoordinasi Kepala UPT
Puskesmas Kecamatan.
2. standar prosedur operasional pelayanan medis di bidang keilmuan/
keprofesian adalah Standar Pelayanan Medis yang dibuat oleh Kelompok
Staf Medis, antara lain meliputi tata cara pemeriksaan penyakit sampai
dengan penatalaksanaan serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
b. menyusun indikator mutu klinis sesuai kaidah-kaidah keselamatan pasien
untuk masing-masing kelompok staf medis menyusun minimal 3 (tiga) jenis
indikator mutu output atau outcome;
c. menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya;
d. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
berdasarkan kaidah-kaidah keselamatan pasien;
e. merujuk pasien ke dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi
spesialis lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampumelakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
f. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal;
g. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
h. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi;
i. menunjukstaf medis lain dalam keahlian yang sama sebagai pengganti
apabila berhalangan, jika tidak harus dikonfirmasikan kepada pasien yang
bersangkutan;
j. memberikan penjelasan secara lengkap kepada pasien sebelum tindakan
disetujui pasien (informed consent);
k. membuat rekam medis dan mematuhi petunjuk pelaksanaannya; dan
l. menyelenggarakan pengendali mutu dan pengendali biaya.

Bagian Kelima
Kerahasiaan dan Informasi Medis

Pasal 59

(1) UPT PKM Kecamatan berhak :


a. membuat peraturan yang berlakusesuai dengan kondisi/keadaan yang
ada;
b. wajib menyimpan rekam medik sesuai dengan peraturan yang berlaku;
c. isi dokumen rekam medik dapat diberikan kepada pasien ataupun pihak
lain atas izin pasien secara tertulis; dan
d. isi dokumen rekam medik dapat diberikan untuk kepentingan peradilan
dan asuransi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Dokter :
a. mendapatkan informasi yang lengkap dan jujur dari pasien yang
dirawat atau keluarganya.
b. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien,bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
c. menolak keinginan pasien yang bertentangandengan peraturan
perundang-undangan, profesi dan etika;
d. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan SPO yang
berlaku.
(3) Pasien :
a. berhak mengetahui peraturan dan ketentuan yang berlaku serta
wajib mematuhi peraturan tersebut;
b. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya;
c. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
meliputi:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis.
2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan.
3. Alernatif tindakan lain dan resikonya.
4. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
d. meminta konsultasi kepadadokter lain (second opinion) terhadap
penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
merawatnya;
e. mendapatkan isi rekam medis;dan
f. membuka isi rekam medik untuk kepentingan peradilan.

BAB IV
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 60
(1) Pembinaan teknis BLUD UPT PKM Kecamatan dilakukan oleh Kepala
Dinas Kesehatan;
(2) Pembinaan keuangan BLUD dilaksanakan oleh pejabat pengelola
keuangan daerah Dinas Kesehatan
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 61
(1) Pengawasan operasional BLUD dilaksanakan oleh pengawas internal;
(2) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
dilaksanakan oleh pemimpin BLUD, Dinas Kesehatan dan Inspektorat
Kota. internal auditor yang berkedudukan langsung di bawah Pemimpin
BLUD.
(3) Internal auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, dapat
dibentuk dengan pertimbangan :
a. keseimbangan antara manfaat dan beban;
b. kompleksitas manajemen;
c. volume dan / atau jangkauan pelayanan.

Pasal62
(1) internal auditor sebagaimana dimaksud Pasal 61 Ayat (2), bersama
sama jajaran manajemen menciptakan dan meningkatkan pengendalian
internal pelayanan BLUD;
(2) internal auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
mempunyai fungsi membantu menajemen BLUD dalam hal :
a. pengamanan harta kekayaan;
b. menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. menciptakan efisiensi dan produktifitas;
d. mendorong aplikasi kebijakan manajemen dalam menerapkan
praktek bisnis yang sehat.
(3) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi Internal Auditor, antara lain :
a. mempunyai etika, integritas dan kapabilitas yang memadai;
b. memiliki pendidikan dan / atau pengalaman teknis sebagai
pemeriksa;
c. mempunyai sikap independen dan obyektif terhadap obyek yang
diaudit.

Bagian Ketiga
Pengendalian
Pasal 63
Dalam rangka efektifitas dan efesiensi pembinaan dan pengawasan, kepala
dinas dapat membentuk tim yang dibiayai oleh APBD;
Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri dari unsur Sekretariat
Dinas, PPKD, Inspektorat

BAB V
EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA
Bagian Kesatu
Pasal 64
(1) Evaluasi dan penilaian Kinerja UPT PKM Kecamatan PPK-BLUDPuskesmas
dilakukan oleh Walikotamelalui Kepala Dinas Kesehatanterhadap aspek
keuangan dan non keuangan
(2) Evaluasi yang dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipergunakan untuk mengukur tingkat pencapaian hasil PPK-BLUD
sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis (Renstra Bisnis)
dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).

Pasal 65

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Depok.

Ditetapkan di Depok
pada tanggal
WALIKOTADEPOK,

Anda mungkin juga menyukai