Anda di halaman 1dari 18

1

BUPATI GARUT
PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR TAHUN 2017
TENTANG
PERATURAN BUPATI TENTANG JASA PELAYANAN PEGAWAI PADA UNIT
PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS
LABKESDA YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PENUH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 5 ayat (1) dan (3)
Peraturan Bupati Nomor 1172 Tahun 2015 tentang
Tarif Layanan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
Puskesmas DTP dan Non DTP Dengan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Penuh, komponen tarif UPTD yang menerapkanPPK-
BLUD terdiri atas Jasa pelayanan dan Jasa Sarana,
dimana jasa pelayanan sebagaimana dimaksud
merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksana
pelayanan atas jasa yang diberikankepada pasien dalam
rangka pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
dan/atau pelayanan lainnya.
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 50 ayat (1), (2) dan
(5) Peraturan Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi yang merupakan imbalan kerja yang dapat
berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif,
bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau pensiun dan
ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan usulan
kepala SKPD;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Peraturan
Bupati Tentang Jasa Pelayanan Pegawai Pada Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Dan Unit Pelaksana
Teknis Labkesda yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Penuh.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun
1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
2

Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 56,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5879);
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5068);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5340);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang
Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara
3

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
310);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008
Nomor 27);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun
2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
4

Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut


(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014
Nomor 9);
21. Peraturan Bupati Garut Nomor 199 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas
Daerah dan Unit Pelaksana Teknis pada Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Garut (Berita Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 28) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Bupati Garut Nomor 983 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Bupati Garut
Nomor 199 Tahun 2012 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Daerah dan Unit
Pelaksana Teknis pada Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Garut (Berita Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2015 Nomor 29);
22. Peraturan Bupati Garut Nomor 1172 Tahun 2015
tentang Tarif Layanan pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas Puskesmas DTP dan Non DTP Dengan Status
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Penuh (Berita Daerah Kabupaten Garut Tahun
2015 Nomor 38)
23. Peraturan Bupati Garut Nomor 1465 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan,
Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran Serta
Dokumen Pelaksanaan Anggaran pada Unit Pelaksana
Teknis Dinas Puskesmas, Unit Pelaksana Teknis Dinas
Laboratorium Kesehatan Daerah Serta Unit Pelaksana
Teknis Dinas Akademi Keperawatan Sebagai Unit Kerja
yang Menerapkan Status Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah Penuh (Berita Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2015 Nomor 78)
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG JASA PELAYANAN
PEGAWAI PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS
PUSKESMAS DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS
LABKESDA YANG MENERAPKAN POLA
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
PENUH

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Garut.
2. Bupati adalah Bupati Garut.
3. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD
adalahSatuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk
memberikan layanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
5

dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan


produktivitas.
4. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD
adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.
5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
6. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut.
7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
8. Unit Pelaksana Teknis Puskesmas selanjutnya disebut Puskesmas adalah
unsur pelaksana teknis dinas daerah yang melaksanakan
pelayanankesehatan masyarakat tingkat pertama.
9. Kepala Puskesmas adalah Kepala UPT Puskesmas pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut.
10. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja, dan pegawai tidak tetap, yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang bekerja pada UPT yang
menerapkan PPK-BLUD
11. Tarif adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang diberikan oleh
BLUD termasuk imbalan hasil yang wajar dari investasi dana, dapat
bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit
layanan.
12. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk
Puskesmas untuk keperluan mendapatkan pelayanan medis, observasi,
perawatan, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan penunjang
medis atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di ruangan.
13. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan terhadap keadaan klinis
pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
14. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang masuk
Puskesmas dan menempati tempat tidur untuk keperluan mendapatkan
pelayanan medis, observasi, perawatan, diagnosa, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan penunjang medis atau kesehatan
lainnya di ruang rawat inap.

Pasal 2
Sistem pembagian jasa pelayanan berazaskan tiga hal yaitu :
1. Proporsionalitas, yang diukur berdasarkan beban kerja;
2. Kesetaraan dan kebersamaan;
6

3. Kepatutan, dengan melihat kemampuan BLUD dalam memberikan insentif


kepada pegawai; dan
4. Kewajaran yang berarti penghargaan/imbalan yang diberikan sesuai
dengan keadaan yang ada, perbedaan besarnya imbalan antar pegawai
ditentukan berdasarkan pedoman yang jelas dan diatur dalam ukuran yang
wajar.

Pasal 3
Hak dan Kewajiban

(1) UPT BLUD menyediakan alokasi dana untuk jasa pelayanan pegawai yang
dianggarkan melalui Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang berasal dari
pendapatan BLUD.
(2) Setiap pegawai UPT BLUD berhak mendapatkan insentif sesuai ketentuan
yang berlaku.
(3) Setiap Pegawai sebagai individu atau kelompok profesi yang
menghasilkan jasa pelayanan, berkewajiban memberikan kontribusi ke
pos insentif yang besaran persentasenya ditentukan dalam sistem
pembagian insentif.
(4) Setiap pegawai yang memangku jabatan pada pusat pendapatan atau
revenue centre maupun pusat pembiayaan atau cost centre, berkewajiban
untuk menyusun Strategic Actiaon Plan yang dilengkapi dengan indikator,
target/standar dan sistem akuntabilitas untuk dituangkan ke dalam RBA
sebagai dasar penentuan target pendapatan dan biaya.
(5) Yang tergolong kepada kelompok pusat pendapatan atau revenue centre
adalah :
a. Klinik Rawat Jalan Umum;
b. Klinik Rawat Jalan Gigi;
c. Pelayanan Farmasi;
d. Pelayanan Rawat Inap;
e. Pelayanan PONED;
f. Pelayanan Laboratorium;
g. Pelayanan Kesekretariatan; dan
h. Pelayanan lain yang menhasilkan pendapatan bagi BLUD.
(6) Yang tergolong kepada kelompok pusat biaya atau cost centre adalah :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);
b. Manajemen BLUD; dan
c. Unit - unit lain yang tidak menghasilkan jasa.
BAB II
SISTEM PEMBAGIAN JASA PELAYANAN
Pasal 4
Pengertian
1. Sistem pembagian jasa pelayanan adalah sistem yang mengatur
pembagian insentif pegawai pada UPT BLUD berdasarkan pola indexing
yang telah disepakati.
7

2. Jasa Pelayanan adalah insentif sebagai tambahan pendapatan bagi


Pegawai yang besarannya bisa berubah-ubah sesuai dengan kinerja
pegawai yang bersangkutan.
3. Distribusi jasa pelayanan adalah pos penerima kontribusi jasa pelayanan
dari pusat-pusat pendapatan dan keuntungan usaha lain UPT BLUD
sebagai sumber dana jasa pelayanan pegawai.
4. Indexing adalah cara atau perangkat untuk menentukan besaran score
individu Pegawai sesuai dengan beban kerjanya.
5. Skor adalah nilai individu atau kelompok profesi, yang merupakan hasil
kali antara indeks dengan rating atau bobot
6. Rating adalah pemberian nilai I bobot terhadap variabel indeks
7. Total Skor adalah penjumlahan score individu atau kelompok profesi

Pasal 5
(1) Sumber pendapatan yang menjadi dasar pembagian jasa pelayanan adalah:
a. jasa layanan yang terdiri atas pasien umum dan pasien asuransi;
b. hasil kerjasama dengan pihak lain; dan
c. lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
(2) Perhitungan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara basis kas untuk setiap bulannya.

BAB III
DISTRIBUSI JASA PELAYANAN
Pasal 6
Besaran Jasa pelayanan didasarkan pada persentase besaran alokasi di dalam
RBA terhadap Pendapatan BLUD.

Pasal 7
(1) Disrtibusi jasa pelayanan yang dimaksud pada pasal 8 dibagi atas:
a. Jasa Manajemen;
b. Jasa pelayanan langsung; dan
c. Jasa pelayanan tidak langsung langsung.
(2) Jasa manajemen sebagaimana dimaskud pada ayat (1) hurup a adalah
insentif yang diberikan kepada pegawai atas tanggung jawab manajemen
pengelolaan BLUD yang berupa besaran jasa dari persentase pendapatan
BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Besaran distribusi jasa manajemen sebesar 10% atas pendapatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan distribusi untuk masing-masing
pejabat pada manajemen BLUD adalah sebagai berikut.
No. Nama Jabatan Besaran Distribusi
Manajemen
1. Pemimpin BLUD 30%
2. Pejabat Keuangan 13%
3. Bendahara Penerimaan 10%
8

No. Nama Jabatan Besaran Distribusi


Manajemen
4. Bendahara Pengeluaran 12%
5. Pejabat Teknis UKP, Kefarmasian, dan 3%
Laboratorium
6. Pejabat Teknis UKM Esensial 3%
7. Pejabat Teknis UKM Pengembangan 3%
8. Pejabat Teknis Jaringan Pelayanan 3%
Puskesmas
9. Pelaksana Teknis 13% dibagi jumlah
Pelaksana teknis
10. Kontributor Kredensialing Dokter Dokter
Gigi
a. Satu Dokter 10% -
b. Satu Dokter dan Satu Dokter Gigi 6% 4%
c. Dua Dokter @ 5% -
d. Dua Dokter dan Satu Dokter Gigi @ 4% 2%

(4) Jasa pelayanan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurup b
adalah insentif yang didapat langsung oleh pegawai atas pelayanan yang
dilakukan di unit pelayanan masing-masing dikecualikan untuk
pendapatan atas pelayanan dari Kapitasi BPJS.
(5) Besaran distribusi jasa pelayanan langsung yang didapat dari pendapatan
sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) untuk tiap unit pelayanan
adalah sebagai berikut.
No. Unit Pelayanan Besaran Distribusi
Langsung
1. Rawat Jalan 20%
2. Rawat Inap dan UGD 30%
3. Persalinan 40%
(6) Pembagian jasa pelayanan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
untuk pegawai yang terlibat dalam pelayanan dilakukan berdasarkan
pembagian proporsi total skor pelayanan yang dilakukan pegawai tersebut.
(7) Jasa pelayanan tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurup
c adalah insentif yang didapat pegawai atas kontribusinya terhadap seluruh
pelayanan yang dilakukan di puskesmas dengan memperhatikan kinerja
masing-masing individu.
(8) Besaran alokasi unit atas jasa pelayanan tidak langsung diperoleh dengan
mengurangi seluruh pendapatan pada ayat (1) dengan distribusi jasa
manajemen dan distribusi jasa pelayanan langsung.
(9) Seluruh Pegawai berhak menerima jasa pelayanan tidak langsung.
9

BAB IV
INDEXING
Pasal 8

1. Nilai rentang variabel indeks antara 0 sampai dengan 100


2. Indexing insentif tidak langsung berdasarkan pada variabel indeks :
a. Basic index atau indeks dasar, merupakan penghargaan sebagai
insentif dasar bagi seluruh pegawai yang standarnya diadopsi dari :
1) Kepangkatan yang merupakan identitas akhir kepegawaian
berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Kepangkatan
memiliki indeks:
No. Pangkat Indeks
1. Non PNS/PNS Golongan I 0,2
2. CPNS/PNS Pengatur Muda, II/a 0,22
3. PNS Pengatur Muda Tk. I, II/b 0,24
4. CPNS/PNS Pengatur, II/c 0,26
5. PNS Pengatur Tk. I, II/d 0,28
6. CPNS/PNS Penata Muda, III/a 0,32
7. CPNS/PNS Penata Muda Tk. I, III/b 0,34
8. PNS Penata, III/c 0,36
9. PNS Penata Tk. I, III/d 0,38
10. PNS Pembina, IV/a 0,42
11. PNS Pembina Tk. I, IV/b 0,44
12. PNS Pembina Utama Muda, IV/c 0,46
13. PNS Pembina Utama, IV/d 0,48

2) Lama kerja merupakan rentang waktu antara waktu perhitungan


dengan waktu diangkatnya pegawai oleh pejabat yang berwenang.
Indeks Lama kerja dinyatakan dengan Tahun.
b. Competency index atau Indeks Kompetensi adalah penghargaan
terhadap kualifikasi dan kompetensi prefesional pegawai yang terdiri
atas:
1) Tingkat pendidikan yang dibuktikan dengan Ijazah terakhir yang
tercantum dalam dokumen kepegawaian, tingkat pendidikan memiliki
indeks :
No. Tingkat Pendidikan Indeks
1. Strata 3 (Doktoral) 4
2. Strata 2 (Magister) / S1 + Profesi 3
3. S1/D4 (Sarjana/Sarjana terapan) 2.5
4. D3 (Diploma 3) 2
5. D1/SPPH/SPK/SMF/SMAK 1.5
6. SMA 1
10

No. Tingkat Pendidikan Indeks


7. SMP 0.5
8. SD 0.2

2) Kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR) memiliki indeks :


No. Kepemilikan STR Indeks
1. Tidak Memiliki 0
2. Ada, tetapi lebih rendah dari Ijazah / 1
Masih dalam proses
3. Ada, Sesuai Ijazah 2

3) Sertifikat kompetensi, merupakan sertifikat atas pelatihan


kompetensi yang diakui oleh organisasi profesi pegawai yang memiliki
indeks
No. Sertifikat Indeks
1. Tidak Memiliki 0
2. Ada, dengan biaya UPT 1
3. Ada, dengan biaya sendiri 2

4) Penempatan kerja pegawai merupakan indeks untuk menilai


kesesuaian kompetensi profesional pegawai dengan jabatan yang
disandang, memiliki indeks :
No. Penempatan Kerja Indeks
1. Tidak sesuai pendidikan 0
2. Sesuai Pendidikan 1

c. Risk/Emergency index atau Indeks Risiko/Emergensi adalah jumlah


nilai untuk resiko yang diterima pegawai akibat pekerjaannya,
klasifikasi risiko dan indeks nilaianya adalah sebagai berikut :
No. Jenis Risiko Indeks
1. Risiko Tertular Penyakit 0 = Tidak
1 = Ya
2. Risiko Keuangan 0 = Tidak
1 = Ya (Kasir, Pengelola
Aset, Pengelola
Obat)
2 = Ya (TU, Bendahara)
3 = Ya (Kapus)
3. Risiko Hukum 0 = Tidak
1 = Ya (Bendahara, TU,
Dokter Fungsional,
Panitia Pengadaan)
2 = Ya (Kapus)
4. Risiko Kecelakaan 0 = Tidak
11

No. Jenis Risiko Indeks


1 = Ya
d. Position index atau Indeks Jabatan adalah penilaian terhadap beban
jabatan yang disandang pegawai yang bersangkutan sesuai dengan
penugasan dari pemimpin BLUD yang terdiri atas :
1) Jabatan merupakan posisi pegawai dalam struktur UPT BLUD, yang
memiliki indeks:
No. Jabatan Indeks
1. Pelaksana 1
2. Pengelola Program 2
3. Penanggungjawab Upaya 3
4. Kepala Tata usaha 4
5. Kepala Puskesmas 5

2) Jabatan Rangkap merupakan penilaian terhadap kondisi beban kerja


rangkap jabatan pegawai, memiliki indeks :
No. Kondisi Jabatan Indeks
1. Tidak Rangkap Jabatan 0
2. Rangkap Jabatan 1

e. Presence index atau Indeks Kehadiran adalah penilaian dan


penghargaan terhadap kehadiran sebagai pegawai UPT BLUD yang
berupa persentase kehadiran atas waktu kerja efektif dalam satu bulan.
f. Performance Index atau Indeks Kinerja adala penilaian kinerja pegawai
yang dinilai secara objektif atas output kegiatan yang dilakukan. Indeks
kinerja terdiri atas :
a. Kehadiran Apel merupakan persentase kehadiran pegawai dalam
mengikuti apel yang diselenggarakan UPT BLUD.
b. Kepatuhan merupakan ketaatan pegawai dalam melaporkan kegiatan
yang telah dilakukan serta mengikuti kegiatan yang ada di
puskesmas (Lokakarya mini bulanan dan staf meeting) yang memiliki
indeks :
No. Jabatan Indeks
1. Laporan tidak lengkap dan jarang 1
mengikuti kegiatan puskesmas
2. Laporan tidak lengkap dan selalu 2
mengikuti kegiatan puskesmas
3. Laporan lengkap dan Jarang 2
mengikuti kegiatan puskesmas
4. Laporan lengkap dan selalu mengikuti 3
kegiatan puskesmas

c. Kinerja Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) merupakan frekuensi


pegawai dalam melaksanakan kinerja profesionalitas sesuai dengan
bidang pekerjaannya yang dikalikan dengan indeks unitkerjanya.
Kinerja UKP terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
12

a. Rawat Jalan yang memiliki indeks :


No. Nama Unit Indeks
1. Klinik Umum termasuk di 0,3
dalamnya Klinik Lansia, Klinik
MTBS, Klinik TB Paru, Klinik Jiwa
dan sebagainya.
2. Klinik Gigi 0,6
3. Klinik KIA 0,4
4. Pelayanan Front Office yang 0,023
didalamnya terdiri atas
pendaftaran, rekam medis, Kasir,
dan Costumer Service dan
Informasi
5. Pelayanan Farmasi 0,023
6. Pelayanan Laboratorium dan 0,16
Penunjang diagnostik lainnya

b. Rawat Inap yang memiliki indeks :


No. Nama Unit Indeks
1. Visite Dokter 2,2
2. Asuhan Keperawatan dan 0,4
kebidanan, termasuk tindakan
emergensi oleh perawat/bidan
3. Observasi UGD dan PONED oleh 1,1
dokter
4. Persalinan 2,3
5. Sopir Rujukan 0,3
6. Pendamping Rujukan 0,3

d. Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) merupakan persentase


keluaran atas pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan
hasil kontribusi pegawai yang memegang jabatan tersebut.
Persentase didapat dengan menghitung persentase antara cakupan
yang didapat dengan target standar pelayanan minimal yang telah
ditetapkan. Indeks Kinerja UKM memiliki nilai sebesar 0,1. Apabila
satu program ataupun pegawai memiliki lebih dari satu indikator
kinerja maka kinerja UKM dihitung berdasarkan rata-rata indikator
kinerja. Contoh Perhitungan Kinerja UKM :
CakupanUpaya … .
Kinerja Upaya… .= x 100 %
Target Upaya

BAB V
RATING DAN SKOR
Pasal 9
13

(1) Perhitungan rating didapat dengan menghitung proporsi indeks pegawai


dengan jumlah indeks keseluruhan pegawai dan kemudian dikalikan
dengan koefisiensi variabel.
(2) Koefisiensi rating untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut.
No. Variabel Koefisiensi
1. Indeks Dasar
a. Kepangkatan 100
b. Masa Kerja 10
2. Kompetensi
a. Pendidikan Terakhir 10
b. Kepemilikan STR 100
c. Sertifikat Kompetensi 100
d. Penempatan kerja 100
3. Risiko Kerja dan Emergensi 100
4. Jabatan 100
5. Kehadiran 100
6. Disiplin, Dedikasi dan Loyalitas 100
7. Kinerja UKP dan UKM 100

Pasal 10
(1) Skor didapat setelah dilakukan Indexing dan Rating individu pegawai
(2) Skor merupakan penjumlahan atas perhitungan indeks dan rating yang
dikalikan dengan persentase kehadiran pegawai.

BAB V
CARA PERHITUNGAN JASA PELAYANAN

Pasal 11
(1) Perhitungan jasa manajemen didapat dengan menghitung proporsi
distribusi jabatan dengan proporsi alokasi jasa manajemen.
(2) Perhitungan jasa pelayanan langsung didapat dengan menghitung
proporsi jumlah rating individu pada unit Pelayanan UKP pada pelayanan
dengan proporsi alokasi unit pelayanan langsung.
(3) Perhitungan jasa pelayanan tidak langsung didapat dengan menghitung
skor individu dengan proporsi alokasi unit pelayanan tidak langsung.
(4) Pembulatan dilakukan dengan pembulatan sebasar 3 digit (ribuan)
dengan aturan pembulatan kebawah.
(5) Contoh Tabel perhitungan jasa pelayanan sebagaimana terlampir dalam
peraturan Bupati ini.
14

BAB
KETENTUAN-KETENTUAN
Pasal 12

(1) Tenaga kesehatan dalam gedung merupakan revenue centre yang jasa
pelayanannya bersifat individu dan berlaku ketentuan insentif langsung
dan insentif tidak langsung-nya juga bersifat individu.
(2) Jika dalam satu bulan Unit layanan revenue centre tidak ada pasien
yang dilayani, maka unit layanan tersebut tidak mendapatkan insentif
langsung.
(3) Pegawai yang mengambil cuti tahunan / cuti besar / khusus tidak
mendapatkan jasa pelayanan selama masa cuti.
(4) Dalam hal penghitungan masa kerja tahunan dilakukan dengan
pembulatan ke bawah untuk masa kerja kurang dari 6 bulan, dan
pembulatan ke atas untuk masa kerja 6 bulan ke atas.
(5) Perhitungan kehadiran dilakukan dengan menggunakan sistem sidik jari
atau bagi pegawai pada jaringan pelayanan dapat didukung oleh absensi
manual yang disahkan oleh pejabat yang berwenang di wilayah kerjanya.
(6) Tugas kedinasan yang dilaksanakan pegawai dan kegiatan kedinasan
lainnya yang dilaksanakan oleh pejabat struktural tidak mengurangi point
kehadiran.
(7) Indeks kehadiran untuk pelayanan dokter on call dihitung 50%.
(8) Perhitungan jasa pelayanan Bulan Desember dilakukan pada Tanggal 29
februari dengan waktu efektif kerja dihitung sampai tanggal tersebut.
(9) Untuk perhitungan kinerja Bidan Desa, maka kinerja UKM dihitung
berdasarkan cakupan desa tempat kedudukan.
(10) Perhitungan kinerja pegawai baik UKP ataupun UKM dilakukan oleh
Pejabat Teknis masing-masing setiap bulannya yang diajukan kepada
Kepala UPT.
(11) Pencapaian kinerja UKM bagi pemimpin BLUD, pejabat keuangan, dan
pejabat teknis merupakan rata-rata pencapaian program yang
dipimpinnya.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 13
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
PeraturanBupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Garut.
Ditetapkan di Garut
pada tanggal, ... Januari 2017
B U P A T I G A R U T,
ttd

RUDY GUNAWAN
15

Diundangkan di Garut
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,
ttd
IMAN ALIRAHMAN
BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT
TAHUN NOMOR
16

LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR TAHUN 2017
TANGGAL 2017
PERHITUNGAN PENILAIAN DASAR
17

LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR TAHUN 2017
TANGGAL 2017
PERHITUNGAN KINERJA
18

LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR TAHUN 2017
TANGGAL 2017
PERHITUNGAN INDEX, RATING, DAN SKOR

Anda mungkin juga menyukai