BUPATI GARUT
PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR TAHUN 2017
TENTANG
PERATURAN BUPATI TENTANG JASA PELAYANAN PEGAWAI PADA UNIT
PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS
LABKESDA YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PENUH
BUPATI GARUT,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 5 ayat (1) dan (3)
Peraturan Bupati Nomor 1172 Tahun 2015 tentang
Tarif Layanan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
Puskesmas DTP dan Non DTP Dengan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Penuh, komponen tarif UPTD yang menerapkanPPK-
BLUD terdiri atas Jasa pelayanan dan Jasa Sarana,
dimana jasa pelayanan sebagaimana dimaksud
merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksana
pelayanan atas jasa yang diberikankepada pasien dalam
rangka pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
dan/atau pelayanan lainnya.
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 50 ayat (1), (2) dan
(5) Peraturan Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi yang merupakan imbalan kerja yang dapat
berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif,
bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau pensiun dan
ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan usulan
kepala SKPD;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Peraturan
Bupati Tentang Jasa Pelayanan Pegawai Pada Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Dan Unit Pelaksana
Teknis Labkesda yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Penuh.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun
1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Garut.
2. Bupati adalah Bupati Garut.
5
Pasal 2
Sistem pembagian jasa pelayanan berazaskan tiga hal yaitu :
1. Proporsionalitas, yang diukur berdasarkan beban kerja;
2. Kesetaraan dan kebersamaan;
3. Kepatutan, dengan melihat kemampuan BLUD dalam memberikan insentif
kepada pegawai; dan
4. Kewajaran yang berarti penghargaan/imbalan yang diberikan sesuai
dengan keadaan yang ada, perbedaan besarnya imbalan antar pegawai
ditentukan berdasarkan pedoman yang jelas dan diatur dalam ukuran yang
wajar.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
(1) UPT BLUD menyediakan alokasi dana untuk jasa pelayanan pegawai sakit
yang dianggarkan melalui Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang berasal
dari pendapatan BLUD.
(2) Setiap pegawai UPT BLUD berhak mendapatkan insentif sesuai ketentuan
yang berlaku.
(3) Senap karyawan sebagai indrvidu atau kelompok profesi yang
menghasilkan jasa pelayanan, berkewajiban memberikan kontribusi ke
POS insentif yang besaran prosentasenya ditentukan dalam sitem
pembagian insentif.
(4) Setiap pegawai yang memangku jabatan pada pusat pendapatan atau
revenue centre maupun pusat pembiayaan atau cost centre, berkewajiban
untuk menyusun Strategic Actiaon Plan yang dilengkapi dengan indikator,
target/standar dan sistem akuntabilitas untuk dituangkan ke dalam RBA
sebagai dasar penentuan target pnedapatan dan Biaya.
(5) Yang tergolong kepada kelompok pusat pendapatan atau revenue centre
adalah :
a. Klinik Rawat Jalan Umum;
b. Klinik Rawat Jalan Gigi;
c. Pelayanan Farmasi;
d. Pelayanan Rawat Inap;
e. Pelayanan PONED;
f. Pelayanan Laboratorium;
g. Pelayanan Kesekretariatan; dan
h. Pelayanan lain yang menhasilkan pendapatan bagi BLUD.
(6) Yang tergolong kepada kelompok pusat biaya atau cost centre adalah :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);
b. Manajemen BLUD; dan
c. Unit - unit lain yang tidak menghasilkan jasa.
7
BAB II
SISTEM PEMBAGIAN JASA PELAYANAN
Pasal 4
Pengertian
1. Sistem pembagian jasa pelayanan adalah sistem yang mengatur
pembagian insentif pegawai pada UPT BLUD berdasarkan pola indexing
yang telah disepakati.
2. Jasa Pelayanan adalah insentif sebagai tambahan pendapatan bagi
karyawan yang besarannya bisa berubah-ubah sesuai dengan kinerja
pegawai yang bersangkutan.
3. Distribusi jasa pelayanan adalah pos penerima kontribusi jasa pelayanan
dari pusat-pusat pendapatan dan keuntungan usaha lain UPT BLUD
sebagai sumber dana jasa pelayanan pegawai.
4. Indexing adalah cara atau perangkat untuk menentukan besaran score
individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya.
5. Skor adalah nilai individu atau kelompok profesi, yang merupakan hasil
kali antara indeks dengan rating atau bobot
6. Rating adalah pemberian nilai I bobot terhadap variabel indeks
7. Total Skor adalah penjumlahan score individu atau kelompok profesi
Pasal 5
(1) Sumber pendapatan yang menjadi dasar pembagian jasa pelayanan adalah:
a. jasa layanan yang terdiri atas pasien umum dan pasien asuransi;
b. hasil kerjasama dengan pihak lain; dan
c. lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
(2) Perhitungan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara basis kas untuk setiap bulannya.
BAB III
DISTRIBUSI JASA PELAYANAN
Pasal 6
Besaran Jasa pelayanan didasarkan pada persentase besaran alokasi di dalam
RBA terhadap Pendapatan BLUD.
Pasal 7
(1) Disrtibusi jasa pelayanan yang dimaksud pada pasal 8 dibagi atas:
a. Jasa Manajemen;
b. Jasa pelayanan langsung; dan
c. Jasa pelayanan tidak langsung langsung.
(2) Jasa manajemen sebagaimana dimaskud pada ayat (1) hurup a adalah
insentif yang diberikan kepada pegawai atas tanggung jawab manajemen
pengelolaan BLUD yang berupa besaran jasa dari persentase pendapatan
BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
8
(4) Jasa pelayanan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurup b
adalah insentif yang didapat langsung oleh pegawai atas pelayanan yang
dilakukan di unit pelayanan masing-masing
(5) Besaran distribusi jasa pelayanan langsung yang didapat dari pendapatan
sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) untuk tiap unit pelayanan
adalah sebagai berikut.
No. Unit Pelayanan Besaran Distribusi
Langsung
1. Rawat Jalan 20%
2. Rawat Inap dan UGD 40%
3. Persalinan 40%
(6) Pembagian jasa pelayanan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
untuk pegawai yang terlibat dalam pelayanan dilakukan berdasarkan
pembagian proporsi total skor pelayanan yang dilakukan pegawai tersebut.
(7) Jasa pelayanan tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurup
c adalah insentif yang didapat pegawai atas kontribusinya terhadap seluruh
pelayanan yang dilakukan di puskesmas dengan memperhatikan kinerja
masing-masing individu.
9
(8) Besaran alokasi unit atas jasa pelayanan tidak langsung diperoleh dengan
mengurangi seluruh pendapatan pada ayat (1) dengan distribusi jasa
manajemen dan distribusi jasa pelayanan langsung.
(9) Seluruh Pegawai berhak menerima jasa pelayanan tidak langsung
BAB IV
INDEXING
Pasal 8
BAB V
RATING DAN SKOR
Pasal 9
(1) Perhitungan rating didapat dengan menghitung proporsi indeks pegawai
dengan jumlah indeks keseluruhan pegawai dan kemudian dikalikan
dengan koefisiensi variabel.
13
Pasal 10
(1) Skor didapat setelah dilakukan Indexing dan Rating individu pegawai
(2) Skor merupakan penjumlahan atas perhitungan indeks dan rating yang
dikalikan dengan persentase kehadiran pegawai.
BAB V
CARA PERHITUNGAN JASA PELAYANAN
Pasal 11
(1) Perhitungan jasa manajemen didapat dengan menghitung proporsi
distribusi jabatan dengan proporsi alokasi jasa manajemen.
(2) Perhitungan jasa pelayanan langsung didapat dengan menghitung
proporsi jumlah rating individu pada unit Pelayanan UKP pada pelayanan
dengan proporsi alokasi unit pelayanan langsung.
(3) Perhitungan jasa pelayanan tidak langsung didapat dengan menghitung
skor individu dengan proporsi alokasi unit pelayanan tidak langsung.
(4) Pembulatan dilakukan dengan pembulatan sebasar 3 digit (ribuan)
dengan aturan pembulatan kebawah.
(5) Contoh Tabel perhitungan jasa pelayanan sebagaimana terlampir dalam
peraturan Bupati ini.
BAB
KETENTUAN-KETENTUAN
Pasal 12
(1) Tenaga kesehatan dalam gedung merupakan revenue centre yang jasa
pelayanannya bersifat individu dan berlaku ketentuan insentif langsung
dan insentif tidak langsung-nya juga bersifat individu.
14
(2) Jika dalam satu bulan Unit layanan revenue centre tidak ada pasien
yang dilayani, maka unit layanan tersebut tidak mendapatkan insentif
langsung.
(3) Karyawan yang mengambil cuti tahunan / cuti besar / khusus tidak
mendapatkan jasa pelayanan selama masa cuti.
(4) Untuk perhitungan kinerja Bidan Desa, maka kinerja UKM dihitung
berdasarkan cakupan desa tempat kedudukan.
(5) Indeks kehadiran untuk pelayanan dokter on call dihitung 50%.
(6) Perhitungan kehadiran dilakukan dengan menggunakan sistem sidik jari
atau bagi pegawai pada jaringan pelayanan dapat didukung oleh absensi
manual yang disahkan oleh pejabat yang berwenang di wilayah kerjanya.
(7) Semua tugas kedinasan tidak mengurangi point kehadiran.
(8) Perhitungan kinerja pegawai baik UKP ataupun UKM dilakukan oleh
Pejabat Teknis masing-masing setiap bulannya yang diajukan kepada
Kepala UPT.
(9) Pencapaian kinerja UKM bagi pemimpin BLUD, pejabat keuangan, dan
pejabat teknis merupakan rata-rata pencapaian program yang
dipimpinnya.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 13
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
PeraturanBupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Garut.
Ditetapkan di Garut
pada tanggal, ... Januari 2017
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN
Diundangkan di Garut
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,
ttd
IMAN ALIRAHMAN
LAMPIRAN I