TENTANG
BUPATI BLITAR,
1
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan batas
Wilayah Kotapraja Surabaya dan Dati II Surabaya
dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Kota Besar
dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta
(Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2730);
2. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
2
Indonesia Nomor 4421);
6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
8. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012
3
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5340);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 );
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614) ;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5165);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5533);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan
4
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
17. Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2014 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 81);
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas
dan Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 73/PMK.05/2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas
dan Pegawai Badan Layanan Umum;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Ke dua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah;
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas Badan
Layanan Umum;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
5
Masyarakat;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik
Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi
Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
27. Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah;
29. Peraturan Bupati Blitar Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan
Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Blitar;
MEMUTUSKAN :
6
Pusat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Blitar
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.
3. Bupati adalah Bupati Blitar.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Blitar.
5. Dinas Daerah adalah satuan kerja perangkat daerah yang tugas
pokoknya membidangi retribusi daerah.
6. Kepala Dinas Daerah adalah kepala satuan kerja perangkat daerah
yang tugas pokoknya membidangi retribusi daerah.
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang
retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Daerah Kabupaten Blitar.
9. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
10. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan
Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam
bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi
Sosial Politik, atau Organisasi lainnya, Lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah
7
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya.
12. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD
adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.
13. Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya, meliputi
semua pelayanan kesehatan paripurna yang diberikan kepada
seseorang atau Badan dalam bentuk pelayanan rawat jalan, rawat
darurat, rawat inap, pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan keperawatan, dan rehabilitasi medik, pemeriksaan
laboratorium kesehatan lingkungan atau, pelayanan kesehatan
lainnya;
14. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan kompetensinya dan kewenangan yang
dapat berupa pelayanan promotif, preventif, diagnostik, konsultatif,
kuratif atau rehabilitatif tanpa menginap.
15. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan kompetensinya dan kewenangan yang
dapat berupa pelayanan promotif, preventif, diagnostik, konsultatif,
kuratif atau rehabilitatif dengan menempati tempat tidur di
Puskesmas dengan Perawatan.
16. Sarana pelayanan Kesehatan Pemerintah Daerah adalah unit
organisasi fungsional milik Pemerintah Daerah yang bertugas
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
17. Pusat Kesehatan Masyarakat dengan jaringannya yang selanjutnya
8
disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Blitar yang melaksanakan pelayanan
kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerja
tertentu, meliputi Puskesmas dengan atau tanpa Perawatan,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Kelilng, Pondok Bersalin Desa
(Polindes), dan Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes), .
18. Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang memiliki kemampuan
menyediakan ruang rawat inap, tempat tidur perawatan dan sarana
pendukung lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan
perorangan tingkat lanjutan dan gawat darurat.
9
pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Puskesmas dan
jaringannya yang dibebankan kepada pasien/masyarakat/penjamin
dengan tetap mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan
mutu pelayanan, daya beli masyarakat serta daya saing pelayanan
sejenis.
25. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, sesuai kondisinya di Puskesmas.
26. Pelayanan medik adalah pelayanan oleh tenaga medis sesuai bidang
keahliannya meliputi visite, konsultasi medik, tindakan medik
operatif, tindakan medik non operatif, tindakan medik anestesi,
tindakan medik psikiatrik, rehabilitasi medik maupun pelayanan
penunjang medik.
29. Pelayanan rawat sehari (one day care) adalah pelayanan pasien
untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, tindakan medik,
dan atau pelayanan kesehatan lainnya yang menempati tempat tidur
kurang dari 24 jam.
10
Pelayanan farmasi, dan/atau pelayanan gizi ;
37. Tindakan Medik non operatif adalah semua tindakan medik non
operatif yang dilakukan oleh tenaga medis dengan atau tanpa
pembiusan dalam rangka diagnosis, terapi, pencegahan, dan
peningkatan kesehatan baik menggunakan atau tidak alat kesehatan
11
yang dilakukan oleh tenaga medis atau didelegasikan (dilimpahkan)
kepada tenaga keperawatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
38. Visite adalah kunjungan dokter kepada penderita yang rawat inap
dalam rangka diagnosa, observasi, dan/atau terapi.
41. Jasa Pelayanan kesehatan adalah imbalan jasa yang diterima oleh
pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien atau
pengguna Puskemas dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan,
konsultasi, visite, rehabilitasi medik, pemeriksaan penunjang medik,
pemeriksaan laboartorium kesehatan masyarakat dan/atau
pelayanan lainnya. Pemanfaatan dan pembagian Jasa pelayanan
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
42. Jasa Sarana adalah jasa yang diterima oleh PPK BLUD Puskesmas
atas pemakaian sarana, fasilitas, bahan alat, bahan habis pakai
(BAHP) dasar, dan bahan lainnya yang dipergunakan langsung
dalam rangka pelayanan kesehatan atau pelayan lainnya dan
merupakan komponen tarif retribusi
43. Bahan dan alat Habis Pakai (BAHP) adalah bahan, alat kesehatan,
bahan kimia, obat tertentu yang memiliki sifat habis pakai yang
digunakan secara langsung untuk pelayanan kesehatan dan
pelayanan lainnya yang disediakan oleh RSU, PPK BLUD Puskesmas,
12
atau Labkesda sebagai komponen biaya operasional.
44. Tarif akomodasi atau tarif sewa kamar adalah penggunaan fasilitas
ruang rawat inap meliputi linen, fasilitas kamar, peralatan medis
tertentu dan pelayanan dasar dalam rangka observasi, diagnosis dan
terapi tidak termasuk makan/ diet disesuaikan dengan kelas
perawatan di PPK BLUD Puskesmas.
45. Biaya Makan adalah biaya makan bagi pasien yang disediakan oleh
PPK BLUD Puskesmas.
46. Hari rawat inap adalah lamanya penderita dirawat yang jumlahnya
dihitung berdasarkan tanggal masuk dirawat mulai mulai jam 00.00
(jam nol nol) hingga tanggal keluar rumah sakit atau meninggal.
Untuk hari rawat kurang dari 24 (dua puluh empat) jam dihitung
sama dengan 1(satu) hari rawat inap.
13
mendapatkan surat keterangan medik atas status kesehatannya
untuk suatu keperluan.
56. Biaya satuan atau unit cost adalah metode perhitungan jasa sarana
per unit pelayanan dengan metode tertentu meliputi biaya umum (fix
cost) biaya pemeliharaan, biaya investasi/ biaya modal maupun
biaya variabel (variabel cost). Untuk jasa sarana kelas III biaya/ gaji
pegawai PNS, biaya investasi/ belanja modal yang merupakan
subsidi pemerintah tidak diperhitungkan.
14
58. Pelayanan Administrasi rawat inap adalah pelayanan administrasi
yang meliputi pelayanan rekam medik, surat keterangan rawat, surat
keterangan kelahiran, pelayanan administrasi keuangan dan atau
pelayanan pengkabran selama pasien rawat inap di PPK BLUD
Puskesmas perawtan.
59. Unit papelayanan farmasi yang selanjutnya disebut UPF adalah unit
pelayanan (depo) instalasi / unit farmasi di PPK BLUD Puskesmas
yang memberikan pelayanan obat, alat kesehatan dan atau sediaan
farmasi lainnya di luar komponen jasa sarana tarif retribusi.
15
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
65. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan
lainnya yang dapat dinikmati oleh orangpribadi atau Badan.
66. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
67. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong retribusi tertentu.
68. Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
mendapatkan pelayanan jasa yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah.
69. Obyek Retribusi adalah setiap jenis pelayanan jasa umum yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah.
70. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dari
Pemerintah Daerah.
71. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD,
adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah.
72. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut SKRD
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok retribusi yang terutang.
73. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya
disebut SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit
16
retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau yang tidak
seharusnya terutang.
74. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut STRD
adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi
administratif berupa bunga dan atau denda.
75. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas terhadap
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDBT dan SKRDLB
yang diajukan oleh Wajib Retribusi.
BAB II
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PPK BLUD PUSKESMAS
Bagian Kesatu
Asas, Maksud dan Tujuan
Pasal 2
17
d. meningkatnya kapasitas dan potensi PPK BLUD Puskesmas secara
berhasilguna dan berdayaguna sesuai perkembangan sosial ekonomi
masyarakat Kabupaten Blitar .
e. terlaksananya program dan kegiatan operasional PPK BLUD Puskesmas
sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Kesehatan serta Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar ;
f. terwujudnya peran serta masyarakat dalam pembiayaan pelayanan
kesehatan di PPK BLUD Puskesmas.
Bagian Kedua
Kebijakan Retribusi Pelayanan Kesehatan
Pasal 3
Bagian Ketiga
Nama, Objek dan Subjek Retribusi
Pasal 4
18
Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi sebagai
pembayaran atas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Pemerintah
Daerah.
Pasal 5
Pasal 6
19
Subjek retribusi pelayanan kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan fasilitas atau memperoleh pelayanan kesehatan di PPK BLUD
Puskesmas dan jaringannya.
Pasal 7
Bagian keempat
Pasal 8
Bagian kelima
20
Pasal 9
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Struktur dan besarnya trif retribusi sesuai jenis dan klasifikasinya ditetapkan
sebagaimana tersebut dibawah ini:
TARIF RETRIBUSI LAYANAN KESEHATAN DI PPK-BLUD UPT DINAS
KESEHATAN
Tarif Retribusi
No. Jenis Pelayanan
(Rp.)
1 Pelayanan Rawat Jalan
1. Pemeriksaan Kesehatan Umum Rawat
5.000
Jalan
2. Pemeriksaan Kesehatan Umum UGD 10.000
3. Pemeriksaan Kesehatan Kerja di Tempat 10.000
Kerja
4. Pelayanan Kartu Pasien Baru 5.000
21
17. Vasektomi 250.000
18. Pemeriksaan Refraksi 15.000
19. Tes Buta warna 5.000
20. Epilasi pada trikiasis 60.000
21. Funduscopi 10.000
22. Tonometri 10.000
23. Bebat Mata 10.000
24. Insisi Hordeolum 50.000
25. Pasang Infus 10.000
26. Pemasangan Kateter 15.000
27. Pelepasan Kateter 10.000
28. Pemakaian Oksigen per Strip (I tabung 10.000
150 strip)
29. Pemakaian Oksigen Elektrik per jam 10.000
30. Debridement 25.000
31. Injeksi non infuse (IV, IM, SC) 5.000
32. Pemakaian inkubator per hari 50.000
33. ECG 50.000
34. Nebulyzer per pemakaian tanpa obat 20.000
35. USG 40.000
36. Rontgen 70.000
37. Foto terapi per hari 50.000
38. Kumbah lambung per tindakan 30.000
39. Pengambilan Serumen per Telinga 15.000
22
7. Pembukaan abses dengan insisi extra 35.000
oral
8. Pengobatan (Tumpatan) Amalgam tiap 25.000
gigi
9. Pengobatan (Tumpatan) ART 25.000
10. Pengobatan ( Tumpatan) Silikat 15.000
11. Pengobatan ( Tumpatan) Komposit 50.000
12. Operasi kecil lainnya 35.000
23
A. Hematologi dan atau Kimia Klinik
a. Haemoglobin 5.000
b. Laju Endap Darah 5.000
c. Darah lengkap 30.000
d. Trombosit 10.000
e. Hematokrit 5.000
f. Leukosit 5.000
B. Urine
a. Urine Lengkap 20.000
b. Urine Reduksi 10.000
c. Urine Albumin 10.000
d. Bilirubin Total 20.000
C. Imunnologi Dan Serologi
a. Golongan Darah 10.000
b. Tes kehamilan 15.000
c. Tes Widal 25.000
d. HIV Rapid Tes Gratis
D. Kimia klinik
a. Gula darah 15.000
b. Asam Urat 15.000
c. SGOT 25.000
d. SGPT 25.000
e. Ureum 25.000
f. Creatinin 25.000
g. HDL 15.000
h. LDL 15.000
i. Trigliserit 25.000
j. Kolesterol 25.000
E. Parasitologi dan Bakteriologi Kinik
1. Faeces rutin 20.000
2. Malaria Gratis
3. Filaria Gratis
4. BTA Gratis
5. Kusta Gratis
6. Pengambilan swap Pap Smear (tidak 25.000
termasuk ongkos kirim dan
pemeriksaan PA)
24
10 Transportasi dengan Mobil Ambulance PPK
BLUD Puskesmas
a. Untuk keperluan rujukan dengan jarak 50.000
tempuh setiap kelipatan 5 (lima) km
b. Untuk transportasi jenasah dengan jarak 50.000
tempuh setiap kelipatan 5 (lima) km
c. Perawat pendamping (Crew)
11 Pelayanan Farmasi
a. Obat paket I (maksimal 4 jenis untuk 3 4.000
hari), tanpa antibiotic, tanpa antifungi,
tanpa antiviral
b. Obat paket II (maksimal 4 jenis untuk 3 6.000
hari)
Antibiotik,antiviral,antifungi,obat
tetes,salep,bedak
c. Obat paket III dalam bentuk Puyer 7.000
d. Anti Tetanus Serum / Serum Anti Bisa 75.000
Ular
12 Pelayanan Konsultasi
a. Konsultasi Gizi 5.000
b. Konsultasi Farmasi 5.000
c. Konsultasi Sanitasi 5.000
d. Konsultasi Herbal 5.000
25
a. Pembakaran sampah medis per kg 5.000
b. Study Banding (orang/hari) 75.000
26
Pasal 11
(1) Setiap pasien yang memerlukan rawat inap dikenakan tarif retribusi
akomodasi sesuai kelas perawatan sebagaimana dimaksud Pasal 6
ayat (3)
(2) Klasifikasi pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak
membedakan mutu pelayanan. Perbedaan besaran tarif retribusi
karena perbedaan sarana yang lebih bersifat khusus sesuai
permintaan dan/atau kebutuhan pasien.
(3) Tarif retribusi akomodasi dihitung harian tidak termasuk makan
pasien.
(4) Pasien rawat inap yang dirawat kurang dari 24 jam (dua puluh empat)
karena berbagai sebab , dikenakan tarif akomodasi 1 (satu) hari
sesuai kelasnya.
(5) Bayi yang dirawat gabung dengan ibunya dikenakan tarif maksimal
50%(lima puluh perseratus) sesuai kelas yang ditempati ibunya. Bayi
dengan kelainan atau sakit dirawat tersendiri dikenakan tarif penuh
(single tarif).
(6)Tarif visite pasien rawat inap berlaku ketentuan sebagai berikut :
Dalam hal pasien dirawat lebih dari satu dokter, maka visite dokter
yang merawat sesuai kunjungan masing-masing.
Pasal 12
(1) Pasien miskin yang dijamin Program SPM dan/atau JAMKESDA atau
Penduduk tertentu yang dijamin Pemerintah Daerah, ditempatkan
dikelas umum.
(2) Dalam hal kelas umum penuh, maka pasien kategori sebagaimana
dimaksud ayat (1) untuk sementara ditempatkan di Klas khusus
sampai tempat tidur kelas umum tersedia dan harus segera
dipindahkan.
(3) Pasien tahanan kepolisian atau kejaksaaan yang rawat inap
ditempatkan di kelas umum. Keamanan dan pembiayaan dijamin oleh
pihak kepolisian atau kejaksaan.
(4)Setiap pasien rawat inap dikenakan tarif administrasi rawat inap
dipungut sekali selama di rawat.
27
(5)Pasien terlantar, gelandangan dan pengemis ditanggung oleh Negara
melalui program Pemerintah atas rekomendasi Dinas Sosial.
Pelayanan Medik
Pasal 13
Pasal 14
28
(3) Besaran tarif retribusi persalinan yang dijamin oleh Pemerintah melalui
Program Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) sesuai besaran tarif yang
berlaku dalam program tersebut.
(4) Perawatan bayi baru lahir dengan kelainan atau penyakit tertentu
dirawat tersendiri dan dipungut retribusi penuh sesuai dengan jenis
pelayanan yang diterimanya.
(5) Pelayanan tindakan medik Keluarga Berencana (KB) tidak/belum
termasuk bahan atau alat kontrasepsi yang diperhitungkan tersendiri
sesuai jenis Keluarga Berencananya.
(6) Dalam hal bahan atau alat kontrasepsi sebagaimana dimaksud ayat (5)
dijamin oleh Pemerintah atau Pemerntah Daerah, maka hanya
dikenakan tarif retribusi layanan Keluarga Berencana.
(7) Besaran tarif retribusi layanan keluarga berencana diklasifikasikan
dengan pelayanan KB dengan penyulit dan pelayanan KB tanpa
penyulit.
(8) Tindakan medik yang merupakan satu rangkaian pelayanan yang tidak
dapat dipisahkan, maka tidak boleh dikenakan retribusi secara
terpisah.
Pelayanan Keperawatan
Pasal 15
29
a. Pelayanan keterangan kematian dengan pemeriksaan luar jenazah.
b. Pelayanan klaim asuransi;
c. Pelayanan resume medis
d. Pelayanan salinan dokumen rekam medis
e. Pelayanan Surat Keterangan Sehat untuk berbagai keperluan.
Terapi Oksigen
Pasal 19
30
(2) Pelayanan pemakaian nebulizer untuk melancarkan jalan nafas,
dihitung setiap kali pemakaian tidak termasuk obat-obatan yang
dibutuhkan sesuai indikasi medis.
31
Pelayanan Kesehatan Tradisional – Komplementer
Pasal 22
32
b. USG (Ultra Sono Grafi)
(3) Jenis pelayanan pemeriksaan radiodiagnostik dan diagnostik
elektromedik sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) disesuaikan
dengan ketersediaan peralatan penunjang medik, tenaga ahli yang
kompeten.
(1) Pelayanan rekam medik meliputi pelayanan rekam medik rawat jalan,
rekam medik rawat darurat dan rekam medik rawat inap berlaku
ketentuan satu pasien satu nomor rekam medik (single numbering
identity), dan dikenakan biaya administrasi.
(2) Pelayanan administrasi rawat inap sudah termasuk pelayanan rekam
medik, surat keterangan medik, administrasi keuangan (biiling)
dikenakan retribusi sekali selama dirawat.
(3) Dalam melaksanakan fungsinya PPK BLUD Puskesmas dapat
mengoptimalkan sarana-prasarana dan peralatan yang dimiliki untuk
memberikan pelayanan pembakaran sampah medik.
33
Pelayanan Kesehatan Pihak Ketiga
Pasal 27
Pengelolaan Keuangan
Pasal 28
34
(4) Pemanfaatan serta pembagian jasa pelayanan dan jasa sarana diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
(5) Kepala PPK BLUD Puskesmas wajib melakukan pencatatan,
pembukuan, dan pelaporan pendapatan dari retribusi pelayanan
kesehatan dan pelayanan lainnya secara baik, tertib, dan benar sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
(6) Pedoman teknis pengelolaan keuangan dari retribusi pelayanan
kesehatan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
35
Pasal 83
Ditetapkan di Blitar
Pada tanggal, 2018
BUPATI BLITAR,
RIJANTO
Diundangkan di Blitar
pada tanggal, 2018
TOTOK SUBIHANDONO
BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2018 NOMOR
36