Anda di halaman 1dari 10

Bidang Pelayanan Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Batam


▪ Organisasi Puskesmas dijelaskan dalam pasal 41 ayat 2 Permenkes 43/2019 di mana organisasi
Puskesmas paling sedikit terdiri atas :
1. Kepala Puskesmas
▪ Pada pasal 42 menjelaskan bahwa Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas
seluruh penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya,
pengelolaan keuangan pengelolaan bangunan prasarana dan peralatan.
2. Kepala tata usaha
▪ Pasal 45 menjelaskan bahwa kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan administrasi perkantoran Puskesmas.
3. Penanggung jawab
▪ Pasal 46 menjelaskan bahwa penanggung jawab paling sedikit terdiri atas :
a. PJ UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat
b. PJ UKP, kefarmasian, dan laboratorium
c. PJ jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas
d. PJ bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas
e. PJ mutu dan
f. PJ lainnya berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan Kepala Dinas
▪ BLUD menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan keuangan Puskesmas
dengan salah satu spirit BLUD yang dikelola berdasarkan praktek-praktek bisnis
yang sehat
▪ Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh SKPD atau unit kerja
yaitu persyaratan substantif, teknis dan administrative

▪ Persyaratan substantif terpenuhi apabila SKPD atau unit kerja yang bersangkutan
menyelenggarakan Layanan Umum yang berhubungan dengan ;
a. Penyediaan barang dan atau jasa layanan umum untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan masyarakat.
b. Pengelolaan wilayah atau kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan
perekonomian masyarakat atau Layanan Umum.
c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan atau
pelayanan kepada masyarakat.
▪ Jika persyaratan substantif sudah terpenuhi maka dilanjutkan persyaratan teknis yaitu :

a. Kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLUD,
b. Kinerja keuangan SKPD atau unit kerja pada SKPD yang bersangkutan adalah sehat dan
ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLUD.
▪ Persyaratan ketiga adalah persyaratan administratif yaitu apabila SKPD atau unit kerja

pada SKPD yang bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen sebagai berikut :
a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan keuangan dan manfaat
bagi masyarakat.
b. Pola tata kelola,
c. Rencana strategis,
d. Laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan,
e. standar pelayanan minimal,
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
▪ Sesuai pasal 42 Permendagri 79/2018 pertama kali pada saat pengajuan dan dokumen
syarat penilaian UPTD agar dapat menjadi BLUD adalah menyusun rencana strategis BLUD
yang memuat sekurang-kurangnya :
1. Rencana pengembangan layanan,
2. Strategi dan arah kebijakan,
3. Rencana program dan kegiatan
4. Rencana keuangan

▪ Renstra dapat berubah dan dilakukan revisi dengan alasan seperti ; terjadi perubahan
ketentuan peraturan perundang-undangan, penyesuaian tugas, fungsi, tanggung jawab dan
kewenangan BLUD serta perubahan lingkungan dan hasil evaluasi
▪ Selain rencana strategis, pola tata kelola BLUD juga dapat dilakukan revisi apabila terjadi
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola
Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan organisasi Puskesmas serta perubahan lingkungan dan
hasil evaluasi
▪ Berdasarkan Pasal 83 Permendagri 79/2018 pemimpin BLUD dapat mengajukan
usulan tarif layanan kepada kepala daerah melalui Kepala SKPD. Usulan tersebut
dapat berupa usulan tarif layanan baru dan atau usulan perubahan tarif layanan.
Usulan tarif layanan dituangkan dalam bentuk dokumen pengusulan yang disusun
dan ditandatangani oleh pemimpin BLUD

▪ PPKD dapat mendelegasikan kewenangan penetapan tarif layanan kepada kepala


SKPD dan/atau pemimpin BLUD. Pendelegasian kewenangan dapat dilakukan antara
lain dalam hal :
1. Diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan,
2. Besaran tarif ditetapkan berdasarkan kontrak atau dokumen lain yang
dibersamakan dengan kontrak,
3. Jenis layanan merupakan penunjang tugas dan fungsi BLUD dan/atau,
4. Melaksanakan kebijakan pemerintahan pemerintah Daerah yang bersifat
strategis
▪ Pejabat pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan
pemberian Layanan Umum terutama pada aspek manfaat yang
dihasilkan. Pejabat pengelola BLUD yang terdiri dari pemimpin
pejabat keuangan dan pejabat teknis diharapkan mengena pada
sasaran sesuai ruang lingkup pelayanan yang dilakukan BLUD.
▪ BLUD merupakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dari
Pemda karena merupakan unit kerja dari satuan kerja perangkat
daerah.
▪ BLUD merupakan sistem pengelolaan keuangan yang berbeda
dengan unit dan satuan kerja perangkat daerah yang lain karena
mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.
▪ Pada Pasal 22 PP 74/2012 ;
1. BLU tidak dapat mengalihkan, memindahtangankan, dan/atau
menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan yang dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari
pemindahtanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sebagai berikut : a. Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang
pendanaannya berasal dari pendapatan BLU selain dari
APBN/APBD merupakan pendapatan BLU dan dapat dikelola
langsung untuk membiayai belanja BLU. b. Penerimaan hasil
penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian atau
seluruhnya berasal dari APBN/APBD bukan merupakan
pendapatan BLU dan wajib disetor ke rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
▪ Beberapa kendala dari penerapan BLUD di Puskesmas yaitu :
1. Kesalahan pemahaman tentang status BLUD bertahap sesuai PP 23/2005. Penerapan
BLUD dengan status BLUD bertahap dalam Permendagri 79/2018 sudah tidak dikenal /
tidak berlaku lagi
2. BLUD disamakan dengan BUMD dimana dianggap setelah menerapkan BLUD maka
APBD langsung dihentikan atau alokasi anggaran dari APBD ke BLUD hanya untuk
belanja pegawai. Sedangkan pada Permendagri 79/2018 BLUD adalah instrumen yang
diberikan kepada unit-unit pelayanan milik Pemda agar memberikan pelayanan pada
masyarakat menjadi optimal. Sehingga kewajiban Pemda dalam hal ini APBD masih
dimungkinkan malah menjadi wajib khususnya pada bidang layanan dasar dan urusan
wajib Pemda baik untuk belanja pegawai, belanja barang/jasa, maupun belanja modal
3. UPTD BLUD yang berjalan saat ini belum melaksanakan pengelolaan dengan baik dan
sesuai Permendagri 79/2018 dalam hal fleksibilitas pengelolaan keuangan
▪ Untuk itu Puskesmas melalui Dinas Kesehatan mengusulkan Peraturan Walikota yang
dapat meningkatkan kinerja UPTD BLUD Puskesmas di Kota Batam

Anda mungkin juga menyukai