Anda di halaman 1dari 104

LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI GARUT


NOMOR 68 TAHUN 2018
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma baru pengelolaan keuangan negara sesuai dengan paket
Undang-undang di bidang keuangan negara yaitu Undang-undang Nomor 17
Tahun 2003, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, Undang-undang Nomor 15
Tahun 2004, paling tidak mengandung 3 (tiga) kaidah manajemen pengelolaan
keuangan negara, yaitu 1) orientasi pada hasil, 2) profesionalitas, 3)
akuntabilitas dan transparansi. Paradigma ini dimaksudkan untuk memangkas
ketidakefisienan dan ketidakefektifan pemerintah, sebagaimana selama ini telah
dipersepsikan oleh masyarakat. Dalam manajemen modern organisasi
pemerintahan harus lebih profesional, transparan dan akuntabel. Max Weber
mengemukakan bahwa pemerintah memiliki dua peranan yang sangat penting,
yakni ditinjau dari mechanic view pemerintah sebagai regulator dan sebagai
administrator, sedangkan dari organic view pemerintah berfungsi sebagai public
service agency dan sebagai investor. Peranan sebagai regulator dan
administrator erat sekali kaitannya dengan birokrasi sedangkan sebagai agen
pelayan masyarakat dan sebagai investor harus dinamis dan dapat
ditransformasikan menjadi unit yang otonom.

Pola transformasi fungsi tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
rightsizing (cut the government), corporatization, dan privatization. Rightsizing
adalah perampingan organisasi pemerintah dengan tujuan efisiensi dan
efektivitas. Corporatization adalah mewirausahakan birokrasi atau mengelola
organisasi pemerintah sebagaimana mengelola organisasi bisnis, namun tetap
mengedepankan pelayanan kepada masyarakat. Privatization adalah mengubah
status organisasi pemerintah menjadi organisasi semi privat, dimana
masyarakat (publik) dapat menjadi pemilik organisasi tersebut, namun demikian
tidak semua kegiatan pemerintah bisa ditransformasikan sebagai unit yang
otonom dengan pola diatas. Transformasi fungsi kegiatan sebagai unit yang
otonom dapat dilakukan pada berbagai kegiatan, antara lain: kegiatan
pelayanan pendidikan, kesehatan masyarakat, pengolahan data, administrasi
kendaraan, pengelolaan dana bergulir, pemeliharaan jalan, dan lain-lain.
Sementara itu kegiatan yang tidak bisa ditransformasikan sebagai unit yang
otonom antara lain: kegiatan legislasi, pengaturan (regulasi), penetapan
kebijakan pelayanan, penganggaran, peradilan, penindakan dan
pertanggungjawaban.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan
pemerintah. Dalam Pasal 68 dan Pasal 69 dari undang-undang tersebut,
instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan
kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel
dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Instansi demikian,
dengan sebutan umum sebagai Badan Layanan Umum (BLU), diharapkan
menjadi contoh konkrit yang menonjol dari penerapan manajemen keuangan
berbasis pada hasil (kinerja). BLU juga menjadi salah satu produk reformasi
pengelolaan keuangan keuangan negara, yang salah satunya adalah terjadi
2

pergeseran dari penganggaran tradisional yang sekedar membiayai masukan


(input) ke proses penganggaran berbasis kinerja yang memperhatikan apa yang
akan dihasilkan (output).
Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja,
pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. BLU/BLUD juga diberikan
kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS serta
kesempatan untuk memberikan imbalasan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya. Tetapi sebagai pengimbang, BLU/BLUD dikendalikan secara
ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam
pertanggungjawabannya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012,
BLU/BLUD wajib menghitung harga pokok dari layanannya dengan kualitas dan
kuantitas yang distandarkan, demikian juga dalam pertanggungjawaban, BLUD
harus mampu menghitung dan menyajikan anggaran yang digunakannya dalam
kaitannya dengan layanan yang telah direalisasikan.
Secara skematis, landasan hukum utama BLU/BLUD dapat digambarkan
sebagai berikut:

UU No. 17 / 2003 UU No. 1 / 2004 UU No. 15 / 2004

PP No. 58 / 2005 PP No. 23 / 2005 PP No. 74 / 2012

Permendagri PMK 220/PMK.05/2016 PMK 217/PMK.05/2015


No.61/2007

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah satuan kerja perangkat daerah
atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah
daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktifitas.
Dalam mengelola keuangannya disebut dengan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD (selanjutnya akan disebut PPK-BLUD), yaitu pola pengelolaan keuangan
yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada
umumnya.
PPK-BLUD diterapkan oleh setiap instansi pemerintah yang secara fungsional
menyelenggarakan kegiatan yang bersifat operasional. Penetapan sebagai BLUD
adalah terkait dengan pola pengelolaan keuangannya, bukan dalam hal
kelembagaannya. Sehingga pengertian instansi di lingkungan pemerintah yang
dibentuk pada definisi tersebut diatas tidak berarti suatu instansi pemerintah
yang akan menerapkan PPK-BLUD harus membentuk satuan kerja baru.
3

Dengan kompleksitas kerja yang sedemikian luas, sudah seharusnya BLUD


dikelola secara profesional, efektif dan efisien yang guna menghasilkan tingkat
pelayanan yang optimal kepada masyarakat penggunanya. Untuk menghasilkan
pelayanan yang optimal tentunya juga dibutuhkan perangkat sistem penunjang
yang dapat menghasilkan informasi yang tepat dalam setiap pengambilan
keputusan.
Mengingat sampai saat ini BLUD di Kabupaten Garut belum memiliki pedoman
khusus yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengurusan keuangan
dengan suatu sistem pengelolaan keuangan yang terintegrasi, untuk itu maka
perlu disusun Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD Kabupaten
Garut.

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD ini
adalah:
1. Sebagai pedoman pengelolaan keuangan dan akuntansi BLUD.
2. Untuk memenuhi kepentingan manajemen dalam rangka pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian.
3. Menjadi acuan dalam prosedur perencanaan, penganggaran, penatausahaan
keuangan dan akuntansi BLUD.
4. Sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan BLUD yang
memenuhi ketentuan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sesuai dengan
PMK Nomor 217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum.
Manfaat pedoman Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD ini adalah
untuk:
1. Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional BLUD, baik
perencanaan dan penganggaran serta pengelolaan keuangan dan akuntansi.
2. Menciptakan keseragaman dalam penatausahaan, Penerapan dan penyajian
laporan keuangan dan akuntansi.

C. Dasar Penyusunan
Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD
Kabupaten Garut didasarkan pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
Perubahan atas PP No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
4

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan


Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Nomor 13 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.

D. Ruang Lingkup
Pedoman Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD Kabupaten Garut
ini disusun dalam empat bagian, yaitu :
1. BAB I Pendahuluan, merupakan pembahasan mengenai :
A. Latar Belakang.
B. Tujuan dan Manfaat.
C. Dasar Penyusunan.
D. Ruang Lingkup.
2. BAB II Sistem dan Prosedur Perencanaan dan Penganggaran
3. BAB III Sistem dan Prosedur Penatausahaan Keuangan
4. BAB IV Sistem dan Prosedur Laporan Pertanggungjawaban BLUD
5. BAB V Sistem dan Prosedur Akuntansi BLUD
5

BAB II
SISTEM DAN PROSEDUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

A. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)


1. Kerangka Hukum
a. Pasal 4 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan BLU
b. Pasal 36 huruf c Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Rencana Strategi atau Renstra, dihasilkan dari sebuah proses manajemen
strategis. Manajemen strategis merupakan seni dan ilmu untuk
memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Tujuan
dari manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan
peluang kerja baru yang berbeda untuk masa mendatang.
Renstra mengemuka ketika organisasi sadar bahwa tantangan organisasi
di masa depan semakin kompleks dengan berbagai macam permasalahan
dan persaingan. Identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal
mutlak diperlukan guna mengetahui kekuatan, kelemahan, tantangan serta
ancaman organisasi. Elemen-elemen tersebut kemudian dianalisis dan
ditransformasikan kedalam sebuah tahapan-tahapan strategi untuk
mencapai visi dan misi organisasi.
BLUD adalah sebuah organ pemerintah yang bertindak untuk menyediakan
layanan dalam bentuk penyediaan barang dan jasa dimana dalam
pengelolaannya lebih menitikberatkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas dengan tidak mengutamakan pencapaian laba (non profit).
Sebagai organisasi modern, BLUD dituntut untuk mampu menyusun dan
menguraikan visi dan misi dalam tahapan-tahapan strategis untuk
pencapaian visi dan misi tersebut.
Langkah-langkah normatif dalam proses perumusan sebuah renstra juga
dilaksanakan oleh BLUD untuk memastikan bahwa BLUD tersebut
mengenali dirinya sendiri dan menggunakan keunggulan kompetitif yang
dimiliki sebagai instrumen untuk bersaing dengan organisasi lain yang
memiliki layanan sejenis.
Dokumen Renstra minimal memuat informasi sebagai berikut:
a. Visi, yaitu suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan.
b. Misi, yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi
yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik.
c. Program strategis, yaitu program yang bersifat strategis yang terdiri dari
program, kegiatan indikatif, serta hasil/keluaran pelayanan, keuangan,
sumber daya manusia dan administratif yang ingin dicapai selama
kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, kelemahan, peluang dan kendala yang ada
atau mungkin terjadi.
6

d. Pengukuran capaian kinerja, yaitu pengukuran yang menggambarkan


hasil/keluaran atas program/kegiatan tahun berjalan yang dicapai, baik
dari aspek kinerja keuangan, pelayanan, administratif, maupun SDM,
disertai dengan analisis atas faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi capaian kinerja tahun berjalan serta metode pengukuran
yang digunakan.

3. Pihak Terkait
Prosedur Penyusunan Renstra merupakan urutan kerja pelaksanaan fungsi
perencanaan yang melibatkan beberapa unit kerja terkait dengan
penyusunan Renstra BLUD di Kabupaten Garut, dengan penjabaran sebagai
berikut:
a. Unit Kerja Terkait
Unit kerja yang terkait dengan penyusunan Renstra BLUD
di Kabupaten Garut adalah:
1) Direktur/Kepala UPTD
2) Bidang Perencanaan dan Pengembangan
3) Bagian Tata Usaha
4) Bidang Pelayanan
5) Bidang Penunjang
6) Semua Seksi dan Sub Bagian di lingkungan BLUD
7) SPI (Satuan Pemeriksa Internal)
b. Dokumen Yang Digunakan
1) Dokumen RPJMD Kabupaten Garut.
2) Dokumen Struktur Organisasi dan Tupoksi
3) Dokumen Standar Pelayanan Minimal.
4) Dokumen Kinerja Pelayanan
5) Dokumen Kinerja SDM berisi data dan informasi yang terkait
dengan:
a) Kualifikasi SDM Berdasarkan Profesi
b) Kualifikasi SDM Berdasarkan Pendidikan
c) Kualifikasi SDM Berdasarkan Jenjang Status
d) Kualifikasi SDM Berdasarkan Jenjang Kepangkatan
e) Karyawan yang memperoleh pendidikan
f) Rata-rata biaya diklat SDM per tahun
g) Tingkat absensi karyawan
6) Dokumen Kinerja Keuangan berisi data yang terkait dengan:
a) Pendapatan Berdasarkan Jenis Pendapatan
b) Realisasi Pendapatan Fungsional (BLUD: Pelayanan, Hibah dan
kerjasama) berdasarkan target dan realisasi
c) Realisasi Pendapatan Non Fungsional (APBD dan APBN)
berdasarkan target dan realisasi
d) Pendapatan Fungsional Berdasarkan Jenis Pelayanan
e) Pendapatan Berdasarkan Perbandingan Pendapatan Fungsional
dan Non Fungsional
7

f) Belanja berdasarkan program/kegiatan


g) Belanja berdasarkan Jenis Belanja
h) Perbandingan Belanja Berdasarkan Target dan Realisasi
i) Belanja Fungsional Berdasarkan Jenis Belanja
j) Belanja Non Fungsional Berdasarkan Jenis Belanja
k) Belanja Berdasarkan Jenis Layanan
l) Perbandingan Belanja Fungsional dan Non Fungsional
m) Perbandingan Total Pendapatan dan Belanja
n) Perbandingan Total Pendapatan dan Belanja Fungsional
o) Perbandingan Total Pendapatan dan Belanja Non Fungsional
p) Laporan Posisi Keuangan
q) Laporan Operasional
r) Laporan Arus Kas
s) Catatan Atas Laporan Keuangan
4. Langkah Teknis
Tahapan penyusunan Renstra terdiri dari :
a. Rapat Pembentukan Tim dan Koordinasi Awal
1) Direktur/Kepala Unit Kerja menetapkan SK Pembentukan Tim
Penyusun Renstra dan menyerahkan kepada Bidang Perencanaan
dan Pengembangan selaku koordinator peyusunan Renstra.
2) Bidang Perencanaan dan Pengembangan memimpin dan
mengkoordinasikan rapat tim penyusunan Renstra.
3) Seksi Program dan Kegiatan menyampaikan Juknis penyusunan
Renstra BLUD beserta formulir-formulir isian data dan informasi
yang dibutuhkan.
b. Penelusuran, Pengumpulan dan Perangkuman Data dan Informasi
1) Masing-masing Bidang melakukan koordinasi dengan staf
dibawahnya untuk melakukan penelusuran, pengumpulan dan
perangkuman data dan informasi yang terkait dengan data dan
informasi bidang masing-masing.
2) Bagian Tata usaha melakukan penelusuran, pengumpulan dan
perangkuman data dan informasi yang terkait dengan keuangan,
akuntansi dan anggaran
3) Mengisi formulir isian data dan informasi
4) Menyerahkan formulir isian kepada Seksi Program dan Kegiatan
c. Penyusunan Draft Renstra
1) Bidang Perencanaan dan Pengembangan dibantu oleh seksi program
dan kegiatan melakukan kompilasi atas data dan informasi yang
tersedia
2) Menyusun draft Rencana Strategi dan Bisnis
d. Finalisasi Renstra
1) Bidang Perencanaan dan Pengembangan mempresentasikan draft
Renstra di depan Tim Penyusun.
8

2) Masing-masing Bidang memberikan masukan perbaikan atau


penambahan atas draft.
3) Melakukan finalisasi atas Renstra.
e. Sosialisasi Renstra
Bidang perencanaan dan Pengembangan menyampaikan sosialisasi
Renstra kepada perwakilan karyawan dari seluruh Bidang, Bagian dan
Instalasi serta dari Satuan Pemeriksaan Internal (SPI), Komite, dan
Kelompok Jabatan Fungsional.
f. Pengesahan dan Penetapan Renstra
Direktur/Kepala Unit Kerja BLUD menerima dan mengesahkan RSB
BLUD dan untuk diusulkan penetapannya dengan Peraturan Kepala
Daerah.
5. Dokumen yang Digunakan
Format Rencana Strategis (Renstra) dengan contoh ilustrasi BLUD RSUD
terlampir.

B. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
b. Bab V Perencanaan dan Penganggaran Pasal 58 sampai Pasal 64
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD
2. Deskripsi Kegiatan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) berfungsi sebagai dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan BLUD yang memuat
program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran BLUD. RBA BLUD tidak
dapat dipisahkan dari kerangka APBD pada pemerintah daerah. Target
pendapatan yang tercantum dalam RBA BLUD tetap harus dicatatkan dalam
APBD.
Dalam menyusun RBA, BLUD harus mempertimbangkan ukuran dan
kompleksitas organisasinya. BLUD yang memiliki ukuran organisasi yang
berukuran kecil dapat melakukan sentralisasi dalam hal penganggaran.
Namun, BLUD yang besar dan kompleks perlu melakukan desentralisasi
dengan memberikan kewenangan kepada unit-unit kerja di dalamnya untuk
mengajukan kebutuhan anggaran yang diperlukan dan membebaninya
dengan target pendapatan.
Dasar-dasar yang digunakan dalam penyusunan RBA diuraikan sebagai
berikut:
a. RBA disusun dengan mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra)
BLUD dan Pagu Anggaran SKPD/Unit Kerja.

b. Pagu Anggaran BLUD dalam RKA SKPD/Unit Kerja yang sumber


dananya berasal dari pendapatan BLUD dan surplus anggaran BLUD,
dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output, dan jenis
belanja. Rincian lebih lanjut pagu anggaran BLUD dituangkan dalam
RBA.
c. RBA disusun berdasarkan:
1) Anggaran berbasis kinerja.
9

2) Standar satuan harga.


3) Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan
akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat,
hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha
lainnya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD lainnya.
d. Penggunaan standar satuan harga:
1) Standar satuan harga merupakan harga satuan setiap unit
barang/jasa yang berlaku di suatu daerah.
2) Bagi BLUD yang belum menyusun standar satuan harga, BLUD
menggunakan standar satuan harga yang ditetapkan oleh Keputusan
Kepala Daerah.
e. Penyusunan kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan disusun
per unit kerja pada BLUD dan merupakan pagu belanja yang dirinci
menurut belanja operasi dan belanja modal. Kemampuan pendapatan
bersumber dari:
1) Pendapatan yang akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada
masyarakat
2) Hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari
masyarakat atau badan lain.
3) Hasil kerjasama BLUD dengan pihak lain dan/atau hasil usaha
lainnya.
4) Penerimaan lainnya yang sah
5) Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBD/APBN.

3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD bertanggung jawab
atas RBA BLUD yang disusun sebagai bagian dari proses perencanaan
operasional BLUD tahunan pemimpin BLUD Unit Kerja adalah kepala
UPTD dan Pemimpin BLUD SKPD adalah Direktur.
b. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas atau pejabat yang menggantikan fungsi Dewan
Pengawas (kepala Dinas Kesehatan) Dewan Pengawas adalah pihak yang
ditetapkan oleh keputusan Bupati untuk melakukan proses pembinaan
dan pengawasan pengelolaan BLUD Dewan Pengawas wajib mengetahui
atas RBA BLUD yang dibina dan diawasi
c. Tim Penyusun RBA BLUD
Tim penyusun RBA BLUD adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pemimpin BLUD sekurang-kurangnya beranggotakan pengelola
keuangan, penyusun program, dan pengelola teknis kegiatan BLUD.
4. Langkah Teknis
a. Pemimpin BLUD menetapkan Tim Penyusun RBA BLUD melalui SK
Pemimpin BLUD
b. Tim Penyusun RBA BLUD bekerja dengan tahapan sebagai berikut:
1) Menelaah pencapaian kinerja BLUD sampai dengan tahun berjalan
dan membuat analisis dalam hubungannya dengan pencapaian
kinerja yang di tuangkan dalam Rencana Strategis (Renstra).
10

2) Menentukan target kinerja BLUD untuk periode anggaran yang akan


datang dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra), Standar
Pelayanan Minimum (SPM). Khusus untuk BLUD unit kerja perlu
memperhatikan target kinerja pada SKPD-nya
3) Menyusun estimasi pendapatan BLUD dari setiap jenis layanan yang
di berikan pada setiap unit kerja.
4) Menyusun rencana kegiatan operasional (rutin) berikut anggaran
belanja yang diperlukan untuk penyediaan layanan pada setiap unit
kerja.
5) Menyusun rencana kegiatan pengembangan layanan berikut
anggaran belanja operasi dan belanja modal.
6) Melakukan perhitungan kebutuhan sumber pendanaan dari APBD
atau APBN.
7) Menyusun perkiraan harga yang merupakan estimasi harga jual
produk barang dan/atau jasa setelah memperhatikan biaya per
satuan dan tingkat margin yang ditentukan seperti tercermin dalam
Tarif Layanan.
8) Menyusun dan menghitung besaran persentase ambang batas yang
merupakan besaran persentase perubahan anggaran bersumber dari
pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan dengan
mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD.
9) Menyusun perkiraan maju yang merupakan perhitungan kebutuhan
dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang
direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan
kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan
anggaran tahun berikutnya.
10) Memasukan hasil ikhtisar RBA atau konversi dari RBA
ke RKA-SKPD ke aplikasi penyusunan RKA Pemerintah Daerah.
c. Tim Penyusun RBA BLUD menyerahkan Draft RBA BLUD kepada
pemimpin BLUD untuk di kaji dan di tandatangani.
d. Pemimpin BLUD menyerahkan RBA BLUD ke Dewan Pengawas (rangkap
2) untuk di kaji.
e. Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Memberikan pendapat dan saran terkait RBA BLUD yang diusulkan
kepada Pemimpin BLUD.
2) Menandatangai RBA BLUD untuk diusulkan sebagai bagian dari RKA
SKPD jika RBA di nilai sudah memenuhi syarat paling lambat 1
(satu) minggu setelah pennyerahan RBA BLUD kepada Dewan
Pengawas.
3) Mengarsip RBA BLUD (rangkap 2) yang telah di tandatangani,
meyerahkan RBA rangkap 1 kepada Pemimpin BLUD.
5. Dokumen yang Digunakan
a. Dokumen Rencana Strategis (Renstra).
b. Dokumen Struktur Organisasi dan Tupoksi.
c. Dokumen Standar Pelayanan Minimal yang berisi indikator dan target
pelayanan masing-masing jenis layanan.
11

d. Dokumen Kinerja Pelayanan berisi data informasi yang terkait dengan


jumlah pengguna layanan, pengguna layanan berdasarkan jenis layanan,
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), efisiensi pemanfaatan fasilitas,
tingkat kualitas layanan, nilai aset yang digunakan untuk pelayanan
dan lain-lain.
e. Dokumen Kinerja SDM berisi data dan informasi yang terkait dengan:
1) Kualifikasi SDM Berdasarkan Profesi.
2) Kualifikasi SDM Berdasarkan Pendidikan.
3) Kualifikasi SDM Berdasarkan Jenjang Status.
4) Kualifikasi SDM Berdasarkan Jenjang Kepangkatan.
5) Karyawan yang memperoleh pendidikan.
6) Rata-rata biaya diklat SDM per tahun.
7) Tingkat absensi karyawan.
f. Dokumen kode rekening.
g. Dokumen petunjuk teknis penyusunan RBA.
h. Dokumen makro dan mikro daerah.
i. Dokumen rencana kebutuhan barang unit (RKBU).
j. Dokumen standar harga satuan barang (SHSB).
k. Dokumen Kinerja Keuangan berisi data yang terkait dengan:
1) pendapatan BLUD berdasarkan jenis pendapatan.
2) realisasi pendapatan fungsional (BLUD: Pelayanan, Hibah dan
kerjasama) berdasarkan target dan realisasi.
3) realisasi pendapatan non fungsional (APBD dan APBN berdasarkan
target dan realisasi.
4) pendapatan fungsional berdasarkan Jenis Pelayanan.
5) pendapatan berdasarkan perbandingan pendapatan fungsional dan
non fungsional.
6) belanja BLUD berdasarkan program/kegiatan.
7) belanja BLUD berdasarkan Jenis Biaya.
8) perbandingan belanja berdasarkan target dan realisasi.
9) belanja berdasarkan jenis.
10) belanja berdasarkan jenis layanan
11) perbandingan total pendapatan dan belanja
12) laporan posisi keuangan (Neraca)
13) laporan operasional
14) laporan arus kas
15) catatan atas laporan keuangan
l. Format Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLUD terlampir.
12

6. Bagan Alir
Prosedur Penyusunan RBA BLUD oleh internal BLUD
Tim Penyusun RBA
Uraian Pemimpin BLUD Meng
BLUD
1. Pemimpin BLUD
menetapkan Tim Menetapkan Tim Menetapkan Tim
Penyusun RBA BLUD Penyusun RBA Penyusun RBA
BLUD melalui SK BLUD melalui SK
melalui SK Pemimpin
Pemimpin BLUD Pemimpin BLUD
BLUD

Membuat draf
RBA BLUD
2. Tim Penyusun RBA
BLUD membuat draf
RBA BLUD
Draf RBA BLUD: Draf RBA BLUD:
- Rencana Strategi - Rencana Strategi
3. Tim Penyusun RBA Bisnis (RSB) Bisnis (RSB)
BLUD menyerahkan - kinerja BLUD - kinerja BLUD
Draft RBA BLUD kepada - estimasi - estimasi
pemimpin BLUD untuk pendapatan BLUD pendapatan BLUD
di kaji dan di
tandatangani

2. Draf RBA BLUD


Membuat 2
4. Pemimpin BLUD
rangkap draf RBA 1. Draf RBA BLUD
menyerahkan RBA BLUD
BLUD ke Dewan
Pengawas (rangkap 2)
untuk di kaji

5. Memberikan
Memberikan
pendapat dan saran pendapat dan
terkait RBA BLUD yang saran, serta
diusulkan kepada menandatangani
Pemimin BLUD dan RBA
Menandatangai RBA
BLUD

1. RBA BLUD 2. RBA BLUD

C. Prosedur Pengusulan RBA Sebagai Lampiran RKA SKPD Kepada Tim


Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
b. Pasal 61 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD.
13

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur pengusulan RBA sebagai lampiran RKA SKPD kepada TAPD
adalah rangkaian proses yang tidak terpisahkan dari Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD. RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD
disampaikan kepada PPKD untuk dituangkan dalam Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD.

3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD bertanggung jawab
atas RBA BLUD yang disusun sebagai bagian dari proses perencanaan
operasional BLUD tahunan pemimpin BLUD puskesmas adalah kepala
puskesmas pada BLUD Puskesmas dan Pemimpin BLUD Rumah Sakit
adalan Direktur Rumah Sakit.
b. TAPD
Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD
adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan
dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan
serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan
APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan
pejabat Iainnya sesuai dengan kebutuhan.
c. PPKD
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya
disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.

4. Langkah Teknis
a. RBA disampaikan kepada PPKD
b. RBA tersebut oleh PPKD disampaikan kepada TAPD untuk dilakukan
penelaahan.
c. RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD disampaikan kepada
PPKD untuk dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD.
d. Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah, pemimpin BLUD melakukan penyesuaian terhadap
RBA untuk ditetapkan menjadi RBA definitif.
e. RBA definitif, dipakai sebagai dasar penyusunan DPA-BLUD untuk
diajukan kepada PPKD.
14

5. Bagan Alir
Prosedur Pengusulan RBA sebagai lampiran RKA SKPD kepada Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD)

URAIAN Pemimpin BLUD TAPD PPKD

1. Peminpin BLUD
menyampaikan RBA RBA RBA
kepada PPKD

RBA
2. RBA tersebut oleh
PPKD disampaikan
kepada TAPD untuk
dilakukan penelaahan

Penelaahan

3. RBA yang telah


dilakukan penelaahan RBA setelah RBA setelah
penelaahan penelaahan
oleh TAPD disampaikan
kepada PPKD untuk
dituangkan dalam
Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD. Dituangkan dalam
Rancangan
Peraturan Daerah
tentang APBD

4. Setelah Rancangan Rancangan


Peraturan Daerah Peraturan Daerah
tentang APBD
tentang APBD
ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah,
pemimpin BLUD
melakukan
Ditetapkan
penyesuaian terhadap
RBA untuk ditetapkan
menjadi RBA definiti

Peraturan Daerah
Penyesuaian RBA

RBA Definitif

5. RBA definitif, dipakai


sebagai dasar
penyusunan DPA-BLUD
untuk diajukan kepada Penyusunan DPA-
PPKD BLUD

DPA-BLUD DPA-BLUD

D. Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Definitif


1. Kerangka Hukum
a. Pasal 74 (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD.
15

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur penyusunan dan penetapan RBA adalah rangkaian proses
penyusunan RBA oleh pihak internal BLUD yg dimulai dari penetapan Tim
Penyusun RBA BLUD melaui SK Pemimpin BLUD kemudian penyusunan
draft RBA BLUD oleh Penyusun RBA BLUD kemudian Pengesahan RBA
BLUD oleh Pemimpin BLUD dan Dewan Pengawas BLUD.

3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD bertanggung jawab
atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan RBA definitif yang menjadi
bagian dari DPA BLUD. Pemimpin BLUD puskesmas adalah kepala
puskesmas pada BLUD Puskesmas dan Pemimpin BLUD Rumah Sakit
adalan Direktur Rumah Sakit.
b. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
PPKD dalam hal ini adalah BPKAD yang bertanggungjawab untuk
melakukan pengkajian dan pengesahan atas RBA definitif yang
di usulkan BLUD menjadi DPA BLUD.
c. Tim Penyusun RBA BLUD
Tim penyusun RBA BLUD adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pemimpin BLUD sekurang-kurangnya beranggotakan pengelola
keuangan, penyusun program, dan pengelola teknis kegiatan BLUD.

4. Langkah Teknis
a. Pemimpin BLUD memperoleh alokasi APBD Definitif dari TAPD.
b. Tim Penyusun RBA melakukan pengkajian dan penyesuaian RBA untuk
menjadi RBA Definitif menyesuaikan alokasi APBD Definitif.
c. RBA Definitif di tandatangani oleh Pemimpin BLUD.
d. RBA Definitif di konversi menjadi usulan DPA BLUD (yang dilampiri RBA
BLUD) oleh Tim Penyusun RBA BLUD.
e. Usulan DPA Definitif dimasukan kedalam applikasi penganggaran
Pemerintah Daerah.
f. Pemimpin BLUD menyerahkan usulan DPA BLUD kepada PPKD (hard
copy dan soft copy) untuk di sahkan.
g. PPKD mengesahkan DPA BLUD yang di lampiri dengan RBA Definitif
dengan persetujuan Sekretaris Daerah.
h. PPKD menyerahkan DPA BLUD rangkap 4 (khusus untuk BLUD unit
kerja, DPA definitif (rangkap 5) diserahkan ke SKPD nya:
1) Rangkap 1 kepada pemimpin BLUD
2) Rangkap 2 kepada Dewan Pengawas BLUD
3) Rangkap 3 kepada Inspektorat Kabupaten
4) Rangkap 4 kepada PPKD
16

5. Bagan Alir
Penyusunan RBA Definitif
Pejabat Pengelola
Tim Penyusun
Uraian Pemimpin BLUD Keuangan Daerah
RBA BLUD
(PPKD)

1. Pemimpin BLUD
memperoleh alokasi APBD Definitif APBD Definitif
APBD Definitif dari
TAPD

2. Tim Penyusun RBA


melakukan
pengkajian dan
penyesuaian RBA pengkajian dan
untuk menjadi RBA penyesuaian RBA
Definitif
menyesuaikan alokasi
APBD Definitif
RBA Definitif
RBA Definitif di menyesuaikan
3. RBA Definitif di alokasi APBD
konversi menjadi Tandatangan Peminpin BLUD
konversi menjadi usulan usulan DPA BLUD Definitif
DPA BLUD (yang
dilampiri RBA BLUD) oleh
Tim Penyusun RBA BLUD

4. Pemimpin BLUD DPA Definitif DPA Definitif


menyerahkan usulan
DPA BLUD kepada PPKD
(hard copy dan soft RBA BLUD RBA BLUD
copy) untuk di sahkan

5. PPKD mengesahkan
DPA BLUD yang di Sahkan
lampiri dengan RBA
Definitif dengan
persetujuan SEKDA

6. PPKD menyerahkan
DPA BLUD
DPA BLUD rangkap 4
(khusus untuk BLUD
unit kerja, DPA
DPA BLUD
definitif (rangkap 5)
diserahkan ke SKPD
nya
17

E. Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD


1. Kerangka Hukum
a. Pasal 12 dan pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
b. Pasal 65, Pasal 66, Pasal 67, Pasal 68 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD;
c. Pasal 123 dan 124 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
d. Pasal 123A Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
a. Dokumen pelaksanaan anggaran pada BLUD disebut DPA-BLUD yang
disusun berdasarkan RBA definitif. DPA-BLUD mencakup antara lain
pendapatan, belanja dan pembiayaan, proyeksi arus kas, serta jumlah
dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan.
b. PPKD mengesahkan DPA-BLUD sebagai dasar pelaksanaan anggaran.
Dalam hal DPA-BLUD belum disahkan oleh PPKD, BLUD dapat
melakukan pengeluaran uang setinggi-tingginya sebesar angka DPA-
BLUD tahun sebelumnya. DPA-BLUD yang telah disahkan oleh PPKD
akan menjadi dasar penarikan dana yang bersumber dari APBD, yang
digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal, barang dan/atau jasa.
Kemudian penarikan dana untuk belanja barang dan/atau jasa adalah
sebesar selisih (mismatch) jumlah kas yang tersedia ditambah aliran kas
masuk yang diharapkan dengan jumlah pengeluaran yang
diproyeksikan, dengan memperhatikan anggaran kas yang telah
ditetapkan dalam DPA-BLUD.
c. DPA-BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditandatangani
oleh kepala daerah dan pemimpin BLUD, yang dituangkan dalam
perjanjian kinerja (contractual performance agreement). Dalam perjanjian
kinerja, kepala daerah menugaskan pemimpin BLUD untuk
menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum dan mengelola dana
sesuai yang tercantum dalam DPA-BLUD. Perjanjian kinerja tersebut
antara lain memuat kesanggupan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan bagi masyarakat, kinerja keuangan serta manfaat bagi
masyarakat.

3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD bertanggung jawab
atas RBA BLUD yang disusun sebagai bagian dari proses perencanaan
operasional BLUD tahunan. Pemimpin BLUD puskesmas adalah kepala
puskesmas pada BLUD Puskesmas dan Pemimpin BLUD Rumah Sakit
adalan Direktur Rumah Sakit.
b. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
PPKD dalam hal ini adalah BPKAD yang bertanggungjawab untuk
melakukan pengkajian dan pengesahan atas RBA definitif yang
di usulkan BLUD menjadi DPA BLUD.
18

4. Langkah Teknis
a. Pemimpin BLUD melakukan penyesuaian/revisi RBA. RBA yang telah
disesuaikan dengan APBD yang menjadi RBA Definitif, kemudian
menjadi dasar penyusunan DPA yang akan diusulkan ke PPKD.
b. Dokumen pelaksanaan anggaran BLUD paling sedikit mencakup seluruh
pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas
jasa dan/atau barang yang akan dihasilkan oleh BLUD.
c. PPKD mengesahkan DPA-BLUD sebagai dasar pelaksanaan anggaran.
d. Dalam hal DPA-BLUD belum disahkan oleh PPKD, BLUD dapat
melakukan pengeluaran uang setinggi-tingginya sebesar angka
DPA-BLUD tahun sebelumnya.
e. DPA-BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditandatangani
oleh kepala daerah dengan pemimpin BLUD
f. Perjanjian kinerja antara lain memuat kesanggupan untuk
meningkatkan:
1) kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) kinerja keuangan;
3) manfaat bagi masyarakat.

5. Bagan Alir

Penyusunan DPA BLUD

URAIAN PEMIMPIN BLUD PPKD

1.Pemimpin BLUD
melakukan penyesuaian/ RBA
revisi RBA. RBA yang
telah disesuaikan
dengan APBD menjadi
RBA Definitif, kemudian RBA Definitif
menjadi dasar Penyesuaian
penyusunan DPA yang
Usulan DPA
akan diusulkan ke PPKD

APBD Usulan DPA

2. PPKD mengesahkan
Pengesahan
DPA-BLUD sebagai
dasar pelaksanaan
anggaran.

DPA Definitif DPA Definitif


19

F. Perubahan RBA, Pergeseran RBA dan Perubahan DPA


1. Kerangka Hukum
a. Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
b. Pasal 166 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
c. Pasal 61 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur Perubahan RBA dan Perubahan DPA BLUD bila dalam hal revisi
RBA definitif tidak berakibat pada perubahan DPA BLUD, maka revisi RBA
definitif tidak diikuti dengan revisi DPA BLUD atau di sebut juga dengan
istilah Pergeseran sebagaimana tencantum pasal 61 ayat (5) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD yg berbunyi
“BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), sepanjang tidak melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja
pada DPA, untuk selanjutnya disampaikan kepada PPKD”
Dalam hal revisi RBA definitif berakibat pada perubahan DPA BLUD, maka
revisi RBA definitif diikuti dengan revisi DPA BLUD dengan mekanisme
waktu yang mengikuti dengan jadwal penyusunan Perubahan APBD.

3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD bertanggung jawab
atas RBA BLUD yang disusun sebagai bagian dari proses perencanaan
operasional BLUD tahunan. Pemimpin BLUD puskesmas adalah kepala
puskesmas pada BLUD Puskesmas dan Pemimpin BLUD Rumah Sakit
adalah Direktur Rumah Sakit.
b. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
PPKD dalam hal ini adalah BPKAD yang bertanggungjawab untuk
melakukan pengkajian dan pengesahan atas RBA definitif yang
di usulkan BLUD menjadi DPA BLUD.
c. TAPD
Tim penyusun RBA BLUD adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pemimpin BLUD sekurang-kurangnya beranggotakan pengelola
keuangan, penyusun program, dan pengelola teknis kegiatan BLUD.
d. Sekretaris Daerah
Sekretaris daerah bertugas membantu kepala daerah dalam menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis
daerah.
e. Kepala Daerah
Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
20

4. Langkah Teknis
Langkah teknis Prosedur Penyiapan Raperda Perubahan APBD yaitu:
a. SKPD menyerahkan RKA-SKPD Perubahan APBD kepada PPKD.
b. PPKD mengotorisasi RKA-SKPD Perubahan APBD kemudian
menyerahkannya kepada TAPD.
c. Tim Anggaran membahas kesesuaian RKA-SKPD Perubahan APBD
dengan KUA & PPAS.
d. Apabila dinyatakan sesuai, TAPD menyusun Raperda Perubahan APBD
beserta lampiran dan Nota Keuangan Perubahan APBD.
e. TAPD menyerahkan Raperda APBD beserta lampiran dan Nota Keuangan
Perubahan APBD kpd PPKD.
f. PPKD mengotorisasi Raperda APBD beserta lampiran dan Nota Keuangan
Perubahan APBD & menyerahkannya kepada SEKDA.
g. SEKDA akan mengotorisasi kedua dokumen ini dan menyerahkannya
kepada KDH setelah sebelumnya melakukan sosialisasi kepada
masyarakat.
h. KDH menyerahkan Perda Perubahan APBD dan PerKDH Penjabaran
Perubahan APBD kepada PPKD.
i. Berdasarkan kedua dokumen ini, PPKD membuat Surat Pemberitahuan.
j. PPKD mendistribusikan Surat Pemberitahuan kepada SKPD.
k. Berdasarkan Surat Pemberitahuan, SKPD menyusun Rancangan DPPA-
SKPD.
l. SKPD menyerahkan Rancangan DPPA-SKPD kepada PPKD paling lambat
3 hari kerja setelah perubahan APBD ditetapkan.
m. PPKD menyerahkan DPPA-SKPD ke SEKDA untuk disetujui
n. SEKDA menyerahkan dokumen Rancangan DPPA-SKPD kepada PPKD.
o. PPKD mengesahkan Rancangan DPPA SKPD menjadi DPPA-SKPD.
p. PPKD menyerahkan DPPA-SKPD kepada SKPD.
21

5. Bagan Alir
Penyiapan Raperda Perubahan APBD

URAIAN SKPD PPKD TAPD SEKDA KDH

1. SKPD menyerahkan RKA SKPD RKA SKPD


RKA-SKPD Perubahan Perubahan APBD Perubahan APBD
APBD kepada PPKD

2. PPKD mengotorisasi RKA SKPD


RKA-SKPD Perubahan Perubahan APBD
APBD kemudian
Menyerahkannya
kepada TAPD.

3. Tim Anggaran Pembahasan RKA


membahas SKPD Perubahan
kesesuaian RKA APBD
Lampiran:
SKPD Perubahan - ringkasan perubahan
APBD dengan KUA & APBD
PPAS. - rekapitulasi perubahan
belanja
Raperda
- daftar perubahan jumlah
APBD dan
pegawai
4. Apabila dinyatakan Lampiran
- laporan keuangan pemda
sesuai, TAPD - daftar kegiatan tahun
menyusun Raperda Nota Keuangan sebelumnya
Perubahan APBD Perubahan yang belum terealisasi dan
APBD dianggarkan kembali
beserta lampiran dan
- daftar pinjaman daerah
Nota Keuangan
Perubahan APBD.

5. TAPD
Raperda
menyerahkan APBD dan
Raperda APBD Lampiran
beserta lampiran dan
Nota Keuangan
Perubahan APBD kpd Nota Keuangan
PPKD. Perubahan
APBD

6. PPKD
mengotorisasi Nota Keuangan
Raperda APBD Perubahan
beserta lampiran dan APBD
Nota Keuangan
Perubahan APBD
& menyerahkannya Raperda
kepada SEKDA Perubahan
APBD dan
Lampiran
7. SEKDA akan Raperda
mengotorisasi kedua Perubahan
APBD dan
dokumen ini dan Lampiran
menyerahkannya
kepada KDH setelah
Sebelumnya
melakukan sosialisasi Masyarakat Nota Keuangan
kepada masyarakat. Perubahan
APBD
22

BAB III
SISTEM DAN PROSEDUR PENATAUSAHAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

A. Prosedur Penerimaan Kas Badan Layanan Umum Daerah


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah pasal 72
“Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) Pendapatan dan belanja;
2) Penerimaan dan pengeluaran;
3) Utang dan piutang;
4) Persediaan, aset tetap dan inzestasi; dan
5) Ekuitas.
2. Deskripsi Kegiatan
a. Penerimaan kas pada BLUD dapat bersumber dari APBD/APBN dan
selain APBD/APBN seperti jasa layanan, hibah dan penerimaan lain
yang sah. Semua penerimaan RSUD perlu dilakukan penatausahaan
agar proses penerimaan kas BLUD menjadi lebih tertib, efektif, efisien,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses penatausahaan
penerimaan kas pada BLUD yang bersumber bersumber dari
APBD/APBN dan selain APBD/APBN seperti jasa layanan, hibah dan
penerimaan lain yang sah.
3. Pihak Terkait
a. SKPKD (dalam hal ini BPKAD).
b. Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran.
Dalam kegiatan ini, Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran memiliki
wewenang untuk menerima dan mengesahkan Laporan
Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan melalui
Pejabat Keuangan BLUD.
c. Pejabat Keuangan BLUD
Dalam kegiatan ini, melalui Pejabat Keuangan BLUD memiliki tugas
melaksanakan fungsi akuntansi yang berkaitan dengan pemeriksaan
kesesuaian/verifikasi pendapatan dan belanja berdasarkan anggaran
dan pencatatan realisasinya.
d. Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan
Pembantu memiliki tugas sebagai berikut:
1) Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada dokumen
tagihan.
2) Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan
dokumen tagihan.
23

3) Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan


dokumen tagihan.
4) Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti
Pembayaran (TBP)/Bukti lain yang sah.
5) Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah
kepada fungsi akuntansi.
6) Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah
kepada pasien.
7) Menyerahkan STS (Surat Tanda Setoran) beserta uang yang
diterimanya pada Bank.
8) Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
Penerimaan kepada Pengguna Anggaran dan PPKD selaku BUD.
e. Bagian Pelayanan
Dalam kegiatan ini, Bagian Pelayanan memiliki wewenang dan tugas
untuk menetapkan besarnya tagihan atas pendapatan atas jasa layanan
yang diberikan.
f. Bendahara Pengeluaran APBD
Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran APBD memiliki wewenang
untuk menerima dan mengelola Pendapatan yang berasala dari
APBD/APBN.
g. Kasir
Dalam kegiatan ini, kasir memiliki tugas untuk;
1) Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera dokumen tagihan
(untuk pendapatan jasa layanan).
2) Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dari pasien
dengan dokumen tagihan.
3) Menyerahkan uang yang di terima dari pasien ke Bendahara
Penerimaan untuk kemudian di setorkan ke rekening kas BLUD.
h. Bank
Dalam kegiatan ini mempunyai tugas untuk:
1) menerima setoran yang masuk ke rekening kas BLUD kemudian
membuat bukti setor dan nota kredit.
2) Memverifikasi jumlah uang diterima dengan dokumen STS (Surat
Tanda Setoran).
4. Langkah Teknis
a. Pelaksanaan Penerimaan Kas dari Pendapatan BLUD
Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses penatausahaan
penerimaan yang berasal dari Pendapatan BLUD yang dikelola oleh
Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu seperti jasa
layanan, hibah dan penerimaan lain yang sah (kecuali pendapatan
APBD/APBN).
1) Pelaksanaan Penerimaan Kas Melalui Bendahara
Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
a) Pelaksanaan Penerimaan dengan Penetapan (diawali dengan
Tagihan/Piutang)
(1) Bagian pelayanan menetapkan besarnya tagihan yang harus
dibayarkan pasien atau penjamin, dokumen tagihan
24

kemudian di sampaikan ke pasien/penjamin, Bendahara


Penerimaan dan Pejabat Keuangan BLUD.
(2) Berdasarkan dokumen tagihan, pasien/penjamin melakukan
pembayaran secara tunai ke kasir, kasir kemudian melakukan
verifikasi atas jumlah uang yang diterima, kemudian
membuatan dokumen tanda bukti pembayaran (TBP) yang di
berikan ke pasien/penjamin dan ke bendahara penerimaan
(beserta uang yang diterima disetorkan seluruhnya ke
bendahara penerimaan).
(3) Bendahara penerimaan memverikasi jumlah uang yg diterima
dengan dokumen TBP, setelah itu menyetorkan uang ke
rekening kas BLUD yg ada di bank dan membuat dokumen
setoran (STS).
(4) Bank membuat Nota Kredit dan mengotorisasi STS. Bank
menyerahkan kembali STS ke Bendahara penerimaan dan
nota kredit ke Pejabat keuangan BLUD.
(5) Bendahara penerimaan melakukan pengisian Buku
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan rincian objek
penerimaan (berdasarkan TBP yg sudah diverifikasi dan STS
yg sudah dotorisasi oleh bank).
(6) Berdasarkan Buku Penerimaan dan Penyetoran, Register STS
bendahara dan rincian objek penerimaan. Bendahara
penerimaan menyusun laporan pertanggungjawaban (SPJ)
bendahara penerimaan untuk kemuidan di sampaikan
ke pejabat keuangan BLUD untuk memperoleh pengesahan.
b) Pelaksanaan Penerimaan Tanpa Penetapan
(1) Pihak ketiga/pasien/penjamin melakukan pembayaran secara
tunai ke kasir, kasir kemudian melakukan verifikasi atas
jumlah uang yang diterima, kemudian membuatan dokumen
tanda bukti pembayaran (TBP) yang di berikan
ke pasien/penjamin dan ke bendahara penerimaan (beserta
uang yang diterima disetorkan seluruhnya ke bendahara
penerimaan).
(2) Bendahara penerimaan memverikasi jumlah uang yg diterima
dengan dokumen TBP, setelah itu menyetorkan uang ke
rekening kas BLUD yg ada di bank dan membuat dokumen
setoran (STS).
(3) Bank membuat Nota Kredit dan mengotorisasi STS. Bank
menyerahkan kembali STS ke Bendahara penerimaan dan
nota kredit ke Pejabat keuangan BLUD.
(4) Bendahara penerimaan melakukan Pengisian Buku
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan rincian objek
penerimaan (berdasarkan TBP yg sudah diverifikasi dan STS
yg sudah dotorisasi oleh bank).
(5) Berdasarkan Buku Penerimaan dan Penyetoran, Register STS
bendahara dan rincian objek penerimaan. Bendahara
penerimaan menyusun laporan pertanggungjawaban (SPJ)
bendahara penerimaan untuk kemuidan di sampaikan
ke pejabat keuangan BLUD untuk memperoleh pengesahan.
25

2) Pelaksanaan Penerimaan Kas Melalui Bank Rekening Kas BLUD


a) Pelaksanaan Penerimaan dengan Penetapan (diawali dengan
Tagihan/Piutang).
(1) Bagian pelayanan menetapkan besarnya tagihan yang harus
dibayarkan pasien atau penjamin, dokumen tagihan
kemudian di sampaikan ke pasien/penjamin, Bendahara
Penerimaan dan Pejabat Keuangan BLUD.
(2) Berdasarkan dokumen tagihan, pasien/penjamin melakukan
pembayaran secara transfer ke rekening kas BLUD yang ada
di bank dengan mengisi dokumen slip setoran.
(3) Bank menerima uang dan slip setoran dari pasien/penjamin,
kemudian bank membuat Nota Kredit dan mengotorisasi slip
setoran. Bank menyerahkan slip setoran ke Bendahara
penerimaan dan ke pasien/pihak ketiga serta nota kredit
ke Pejabat keuangan BLUD.
(4) Bendahara penerimaan melakukan Pengisian Buku
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan rincian objek
penerimaan (berdasarkan Slip setoran yg sudah diotorisasi
oleh bank).
(5) Berdasarkan Buku Penerimaan dan Penyetoran, Register
STS bendahara dan rincian objek penerimaan. Bendahara
penerimaan menyusun laporan pertanggungjawaban (SPJ)
bendahara penerimaan untuk kemuidan di sampaikan ke
pejabat keuangan BLUD untuk memperoleh pengesahan.
b) Pelaksanaan Penerimaan Tanpa Penetapan
(1) Pihak ketiga/pasien/penjamin melakukan pembayaran
secara transfer ke rekening kas BLUD yg ada di bank dengan
mengisi dokumen slip setoran.
(2) Bank menerima uang dan slip setoran dari pasien/penjamin,
kemudian bank membuat Nota Kredit dan mengotorisasi slip
setoran. Bank menyerahkan slip setoran ke Bendahara
penerimaan dan ke pasien/pihak ketiga serta nota kredit ke
Pejabat keuangan BLUD.
(3) Bendahara penerimaan melakukan Pengisian Buku
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan rincian objek
penerimaan (berdasarkan Slip setoran yg sudah dotorisasi
oleh bank).
(4) Berdasarkan Buku Penerimaan dan Penyetoran, Register
STS bendahara dan rincian objek penerimaan. Bendahara
penerimaan menyusun laporan pertanggungjawaban (SPJ)
bendahara penerimaan untuk kemuidan di sampaikan
ke pejabat keuangan BLUD untuk memperoleh pengesahan.
26

b. Pelaksanaan Penerimaan Kas dari Pendapatan APBD/APBN


Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses penerimaan kas
yang berasal dari alokasi APBD/APBN untuk BLUD yang di akui sebagai
pendapatan APBD/APBN oleh BLUD. Proses ini di awali dengan
pengajuan SPP UP/GU/TU/LS oleh bendahara pengeluaran APBD,
kemudian pengajuan SPM UP/GU/TU/LS oleh bendahara pengeluaran
APBD dan PPK SKPD kepada Pengguuna Anggaran selanjutnya
berdasarkan SPM UP/GU/TU/LS yang di sampaikan oleh Pengguna
Anggaran, PPKD (kuasa BUD) menerbitkan SP2D UP/GU/TU/LS.
Dokumen SP2D UP/GU/TU/LS kemudian di sampaikan ke Bendahara
Pengeluaran APBD/APBN sebagai dokumen penatausahaan pengeluaran
dan disampaikan ke PPK SKPD sebagai dokumen pencatatan transaksi
APBD/APBN (Pencatatan Pendapatan APBD/APBN).
5. Format Dokumen
a. SKR/Dokumen Tagihan
PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH (SKR DAERAH) NO. URUT : .........
.........................

MASA : .................................
TAHUN : .................................

NAMA : .........................................................
ALAMAT : .........................................................
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWP) : .........................................................
TANGGAL JATUH TEMPO : .........................................................

NO KODE REKENING URAIAN PAJAK DAERAH JUMLAH (Rp)


1
2
3
4
5
Jumlah Ketetapan Pokok Pajak
Jumlah Sanksi: a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan
Dengan huruf: .................................................................................................................
PEHATIAN:
1 Harap penyetoran dilakukan pada Bank/ Bendahara Penerimaan .....................................
2 Apabila BLUD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah BLUD diterima
(tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % perbulan

...................... Tanggal ..........................

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah

(Tanda tangan)
(nama lengkap )
NIP.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ potong disini_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

TANDA TERIMA

NAMA : .................................. ......................Tanggal ................................


ALAMAT : ..................................
NPWD : .................................. Yang menerima,

(Tanda tangan)

(nama lengkap)
27

b. Tanda Bukti Pembayaran

c. Surat Tanda Setoran


28

d. Buku Penerimaan

e. Rincian Objek Penerimaan


29

f. SPJ Bendahara Penerimaan


KABUPATEN GARUT
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN BARU
(SPJ PENERIMAAN - ADMINISTRATIF)

SKPD : ............................................
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran : ............................................
Bendahara Penerimaan : ............................................

(dalam rupiah)
Sampai dengan Bulan Lalu Bulan ini Sampai dengan Bulan ini
Sisa Anggaran yang Belum
Kode Rekening Uraian Jumlah Jumlah Anggaran yang Jumlah Anggaran yang
Penerimaan Penyetoran Sisa Penerimaan Penyetoran Sisa Sisa yang Belum di Setor Terealisasi/ Pelampauan
Terealisasi telah di Setor
Anggaran
1 2 3 4 5 6 = (5-4) 7 8 9 = (8-7) 10 = (4+7) 11 = (5+8) 12 = (11-10) 13 = (3-10)

Jumlah

........................ Tanggal .............................


Bendahara Penerimaan

(Tanda tangan)

(nama lengkap)
NIP.

6. Bagan Alir
1.1. Pelaksanaan Penerimaan Kas Melalui Bendahara Penerimaan / Bendahara Penerimaan Pembantu
- Dengan Penetapan Pendapatan
Bendahara
Penerimaan/ Pejabat
Pasien/ Bagian
Uraian penjamin
Kasir Bendahara
Pelayanan
Keuangan Bank
Penerimaan BLUD
Pembantu

1. Bagian pelayanan Dokumen


menetapkan besarnya Tagihan
tagihan yang harus Pendapatan
dibayarkan pasien atau
penjamin, dokumen tagihan
kemudian di sampaikan ke
pasien/penjamin, Bendahara
Penerimaan dan Pejabat Dokumen Dokumen Dokumen
Keuangan BLUD Tagihan Tagihan Tagihan
Pendapatan Pendapatan Pendapatan

2. Berdasarkan dokumen
tagihan, pasien/penjamin
melakukan pembayaran Uang Uang
secara tunai ke kasir, kasir
kemudian melakukan
verifikasi atas jumlah uang
yang diterima, kemudian
membuatan dokumen tanda Verifikasi
bukti pembayaran (TBP)
yang di berikan ke pasien/
penjamin dan ke bendahara
penerimaan (beserta uang TBP TBP
yang diterima disetorkan Uang Uang
seluruhnya ke bendahara
penerimaan)
TBP

3. Bendahara penerimaan
Verifikasi
memverikasi jumlah uang yg
diterima dengan dokumen
TBP, setelah itu STS STS
menyetorkan uang ke Uang
rekening kas BLUD yg ada di Uang
bank dan membuat dokumen
setoran (STS)

4. Bank membuat Nota Kredit


dan mengotorisasi STS. STS STS
Bank menyerahkan kembali
STS ke Bendahara Nota Nota
penerimaan dan nota kredit Kredit Kredit
ke Pejabat keuangan BLUD
melakukan Pengisian
5. Bendahara penerimaan Buku Penerimaan
melakukan Pengisian Buku dan Penyetoran,
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan
Register STS dan rincian rincian objek
objek penerimaan penerimaan
(berdasarkan TBP yg sudah
diverifikasi dan STS yg Buku Penerimaan
sudah dotorisasi oleh bank) dan Penyetoran

Register STS
Rincian Objek
6. Berdasarkan Buku Penerimaan
Penerimaan dan Penyetoran
, Register STS bendahara
dan rincian objek
penerimaan. Bendahara SPJ Bendahara SPJ Bendahara
penerimaan menyusun Penerimaan Penerimaan
laporan pertanggungjawaban
(SPJ) bendahara penerimaan
untuk kemuidan di
sampaikan ke pejabat
keuangan BLUD untuk
memperoleh pengesahan
30

1.2. Pelaksanaan Penerimaan Kas Melalui Bank Rekening Kas BLUD

- Dengan Penetapan Pendapatan


Bendahara
Penerimaan/ Pejabat
Pasien/ Bagian
Uraian penjamin
Kasir Bendahara
Pelayanan
Keuangan Bank
Penerimaan BLUD
Pembantu
Dokumen
1. Bagian pelayanan Tagihan
menetapkan besarnya Pendapatan
tagihan yang harus
dibayarkan pasien atau
penjamin, dokumen tagihan
kemudian di sampaikan ke Dokumen Dokumen Dokumen
pasien/penjamin, Bendahara Tagihan Tagihan Tagihan
Penerimaan dan Pejabat Pendapatan Pendapatan Pendapatan
Keuangan BLUD

2. Berdasarkan dokumen
tagihan, pasien/penjamin
melakukan pembayaran
secara transfer ke rekening Slip Setoran Slip Setoran
kas BLUD yg ada di bank
dengan mengisi dokumen Uang Uang
slip setoran

3. Bank menerima uang dan


slip setoran dari pasien/ Slip setoran Slip setoran
penjamin, kemudian bank
membuat Nota Kredit Nota Nota
dan mengotorisasi slip Kredit Kredit
setoran. Bank menyerahkan
slip setoran ke Bendahara Slip setoran
penerimaan dan ke pasien/
pihak ketiga serta nota kredit
ke Pejabat keuangan BLUD

melakukan Pengisian
5. Bendahara penerimaan Buku Penerimaan
melakukan Pengisian Buku dan Penyetoran,
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan
Register STS dan rincian rincian objek
objek penerimaan penerimaan
(berdasarkan Slip setoran yg
sudah dotorisasi oleh bank) Buku Penerimaan
dan Penyetoran

Register STS
Rincian Objek
Penerimaan
6. Berdasarkan Buku
Penerimaan dan Penyetoran
, Register STS bendahara
dan rincian objek SPJ SPJ
penerimaan. Bendahara Bendahara Bendahara
penerimaan menyusun Penerimaan Penerimaan
laporan pertanggungjawaban
(SPJ) bendahara penerimaan
untuk kemuidan di
sampaikan ke pejabat
keuangan BLUD untuk
memperoleh pengesahan
31

1.1. Pelaksanaan Penerimaan Kas Melalui Bendahara Penerimaan / Bendahara Penerimaan Pembantu
- Tanpa Penetapan Pendapatan
Bendahara
Penerimaan/ Pejabat
Pasien/ Bagian
Uraian penjamin
Kasir Bendahara
Pelayanan
Keuangan Bank
Penerimaan BLUD
Pembantu
1. Pihak ketigs/pasien/
penjamin melakukan Uang Uang
pembayaran secara tunai
ke kasir, kasir kemudian
melakukan verifikasi atas
jumlah uang yang diterima,
kemudian membuatan Verifikasi
dokumen tanda bukti
pembayaran (TBP) yang di
berikan ke pasien/penjamin
dan ke bendahara TBP TBP
penerimaan (beserta uang
yang diterima disetorkan Uang Uang
seluruhnya ke bendahara
penerimaan) TBP

2. Bendahara penerimaan
Verifikasi
memverikasi jumlah uang yg
diterima dengan dokumen
TBP, setelah itu STS STS
menyetorkan uang ke
rekening kas BLUD yg ada di Uang Uang
bank dan membuat dokumen
setoran (STS)

3. Bank membuat Nota Kredit


dan mengotorisasi STS. STS STS
Bank menyerahkan kembali
STS ke Bendahara Nota Nota
penerimaan dan nota kredit Kredit Kredit
ke Pejabat keuangan BLUD
melakukan Pengisian
4. Bendahara penerimaan Buku Penerimaan
melakukan Pengisian Buku dan Penyetoran,
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan
Register STS dan rincian rincian objek
objek penerimaan penerimaan
(berdasarkan TBP yg sudah
diverifikasi dan STS yg Buku Penerimaan
sudah dotorisasi oleh bank) dan Penyetoran

Register STS
Rincian Objek
5. Berdasarkan Buku Penerimaan
Penerimaan dan Penyetoran
, Register STS bendahara
dan rincian objek
penerimaan. Bendahara SPJ
SPJ Bendahara
penerimaan menyusun Bendahara
Penerimaan
laporan pertanggungjawaban Penerimaan
(SPJ) bendahara penerimaan
untuk kemuidan di
sampaikan ke pejabat
keuangan BLUD untuk
memperoleh pengesahan
32

1.2. Pelaksanaan Penerimaan Kas Melalui Bank Rekening Kas BLUD

- Tanpa Penetapan Pendapatan


Bendahara
Penerimaan/ Pejabat
Pasien/ Bagian
Uraian penjamin
Kasir Bendahara
Pelayanan
Keuangan Bank
Penerimaan BLUD
Pembantu

1. Pihak ketiga/pasien/
penjamin melakukan
pembayaran secara transfer Slip Setoran Slip Setoran
ke rekening kas BLUD yg
ada di bank dengan mengisi Uang Uang
dokumen slip setoran

2. Bank menerima uang dan


slip setoran dari pasien/ Slip setoran Slip setoran
penjamin, kemudian bank
membuat Nota Kredit Nota Nota
dan mengotorisasi slip Kredit Kredit
setoran. Bank menyerahkan
slip setoran ke Bendahara Slip setoran
penerimaan dan ke pasien/
pihak ketiga serta nota kredit
ke Pejabat keuangan BLUD

melakukan
Pengisian Buku
3. Bendahara penerimaan Penerimaan dan
melakukan Pengisian Buku Penyetoran,
Penerimaan dan Penyetoran, Register STS dan
Register STS dan rincian rincian objek
objek penerimaan penerimaan
(berdasarkan Slip setoran yg
sudah dotorisasi oleh bank) Buku Penerimaan
dan Penyetoran

Register STS
Rincian Objek
Penerimaan
4. Berdasarkan Buku
Penerimaan dan Penyetoran
, Register STS bendahara
dan rincian objek SPJ SPJ
penerimaan. Bendahara Bendahara Bendahara
penerimaan menyusun Penerimaan Penerimaan
laporan pertanggungjawaban
(SPJ) bendahara penerimaan
untuk kemuidan di
sampaikan ke pejabat
keuangan BLUD untuk
memperoleh pengesahan
33

B. Prosedur Pengeluaran Kas Badan Layanan Umum


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah pasal 72
Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) Pendapatan dan belanja;
2) Penerimaan dan pengeluaran;
3) Utang dan piutang;
4) Persediaan, aset tetap dan investasi; dan
5) Ekuitas.”
2. Deskripsi Kegiatan
Pengeluaran kas pada BLUD sumber pendanaan dapat berasal dari dua
sumber dana yaitu sumber dana APBN/APBD dan sumber BLUD (dari
Pendapatan BLUD seperti jasa layanan, hibah dan penerimaan lain yang
sah). Untuk pengeluaran kas yang sumber dana berasal dari APBN/APBD
prosedur penatausahaannya mengikuti ketentuan yang ada di Pemda,
sedangkan untuk penatausahaan yang sumber dana dari Pendapatan BLUD
prosedurnya mengikuti kebijakan yang dibuat oleh masing-masing BLUD,
dimana pendapatan BLUD yang di terima bisa langsung di gunakan untuk
proses belanja dan mempunyai fleksibilitas terhadap anggarannya.
Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses penatausahaan
pengeluaran kas yang sumber dananya dari pendapatan BLUD. Untuk
prosedur penatausahaan pengeluaran kas terbagi menjadi dua mekanisme
yaitu:
a. Mekanisme UP/GU/TU
b. Mekanisme LS-Pegawai dan LS-Barang Jasa
3. Pihak Terkait
a. SKPKD (dalam hal ini BPKAD).
b. Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran memiliki
wewenang untuk menerima dan mengesahkan Laporan
Pertanggungjawaban Pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran melalui
Pejabat Keuangan BLUD.
c. Pejabat Keuangan BLUD
Dalam kegiatan ini, melalui Pejabat Keuangan BLUD memiliki tugas
melaksanakan fungsi akuntansi yang berkaitan dengan pemeriksaan
kesesuaian/verifikasi pendapatan dan biaya berdasarkan anggaran dan
pencatatan realisasinya.
34

d. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu


Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran
Pembantu memiliki tugas sebagai berikut:
1) Mempersiapkan dokumen SPP beserta lampiran-lampirannya
kemudian mengajukannya ke Pejabat Keuangan BLUD untuk di buat
SPM.
2) Melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana dari
UP/GU/TU, dan LS padadokumen Buku pengeluaran, Buku
Pembantu Simpanan/ Bank, Buku pembantu Pajak, Buku Pembantu
Panjar, dan Buku Pembantu Pengeluaran per objek.
3) Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ
yang akan diserahkan ke Pengguna Anggaran/Pemimpin BLUD
(melalui Pejabat Keuangan BLUD) untuk disahkan.
e. Bank
Dalam kegiatan ini, Bank memiliki tugas memverifikasi dokumen
pencairan (SPM) dan melakukan pembayaran kepada pihak
ketiga/pegawai, sesuai yang tertera pada SPM.
f. Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK)
Dalam kegiatan ini, Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan memiliki tugas
sebagai berikut:
1) Memberikan data-data penggunaan dana untuk melaksanakan
suatu kegiatan.
2) Memberikan data-data sebagai dasar pengeluaran dana untuk
melaksanakan kegiatan.
4. Langkah Teknis
a. Mekanisme UP/GU/TU
Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses pengeluaran kas
dengan menggunakan mekanisme UP/GU/TU. Proses diawali dengan
penerbitan SPM UP/TU kemudian pencairan rekening kas dari kas
BLUD ke kas bendahara pengeluaran kemudian proses pergeseran
(penarikan dari rekening bank ke kas tuni, apabila akan di lakukan
belanja tunai) setelah itu proses belanja (dengan atau tanpa melalui
panjar), pemungutan dan penyetoran pajak, pertanggungjawaban
belanjaUP/TU kemudian pengajuan SPM GU.
1) Penerbitan SPM UP/GU/TU
a) Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP/GU/TU. Pengajuan
UP berdasarkan SK UP dan Pengajuan GU berdasarkan SPJ
UP/GU
b) SPP kemudian di ajukan ke Pejabat Keuangan BLUD untuk
memperoleh pengesahan
c) Pejabat keuangan BLUD meneliti kelengkapan dokumen SPP
UP/GU/TU, apabila lengkap maka akan di lanjut ke proses
penerbitan SPM
d) Dokumen SPM UP/GU/TU kemudian di ajukan ke Pemimpin
BLUD untuk memperoleh pengesahan
e) Pejabat keuangan BLUD meneliti kelengkapan dokumen SPM
UP/GU/TU, apabila lengkap maka akan di lanjut ke proses
pencairan (dari rekening kas BLUD ke rekening bendahara).
35

f) Bendahara Pengeluaran melakukan Pengisian BKU Bendahara


Pengeluaran, Buku Simpanan Bank, Register SPM
g) Bendahara Pengeluaran melakukan Pengisian BKU Kas BLUD
2) Pergeseran dari Rekening Bank ke Kas Tunai
a) Bendahara Pengeluaran melakukan penarikan uang dari
rekening bendahara dengan membuat dokumen Slip penarikan
b) Slip penarikan kemudian di ajukan ke Bank, bank kemudian
mencairkan uang sebesar nilai yang tertera di Slip penarikan
ke Bendahara pengeluaran
c) Bendahara pengeluaran Melakukan Pengisian BKU Bendahara
Pengeluaran, Buku Simpanan Bank, Buku Kas Tunai
3) Proses Belanja
a) Proses Belanja Menggunakan Panjar
(1) Bendahara Pengeluaran memberikan uang panjar (jika panjar
tunai)/transfer bank (jika panjar bank) ke PPTK untuk
belanja dengan membuat bukti panjar
(2) Berdasarkan bukti panjar dan uang panjar yang diterima dari
bendahara pengeluaran, PPTK melakukan proses belanja.
Hasil dari proses belanja menghasilkan dokumen
BPK/Kwitansi dan Bukti Pungut/Setor Pajak kemudian sisa
uang panjar (apabila ada sisa uang panjar)
(3) Dokumen dari proses belanja seperti BPK/Kwitansi, Bukti
Pungut/Setor Pajak dan sisa uang panjar (apabila ada sisa
uang panjar) diserahkan ke Bendahara Pengeluaran sebagai
dokumen penatausahaan pengeluaran
(4) Melakukan Pengisian BKU Bend.Pengeluaran, Buku
Simpanan Bank, Buku Kas Tunai, rincian objek belanja dan
buku pajak
b) Proses Belanja Tanpa Menggunakan Panjar
(1) Bendahara pengeluaran melakukan proses belanja. Hasil dari
proses belanja menghasilkan dokumen BPK/Kwitansi dan
Bukti Pungut/Setor Pajak
(2) Dokumen dari proses belanja seperti BPK/Kwitansi dan Bukti
Pungut/Setor Pajak sebagai dokumen penatausahaan
pengeluaran
(3) Melakukan Pengisian BKU Bend.Pengeluaran, Buku
Simpanan Bank, Buku Kas Tunai, rincian objek belanja dan
buku pajak
4) Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
b. Mekanisme LS-Pegawai dan LS-Barang dan Jasa
1) Mekanisme LS-Pegawai
a) Bagian Pegawai menyiapkan data Pegawai dan data gaji beserta
tunjangan dan bonus pegawai
b) Data Pegawai dan data gaji beserta tunjangan dan bonus pegawai
di sampaikan ke bendahara pengeluaran
c) Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP LS-Pegawai
berdasarkan Data Pegawai dan data gaji beserta tunjangan dan
bonus pegawai
36

d) SPP kemudian di ajukan ke Pejabat Keuangan BLUD untuk


memperoleh pengesahan
e) Pejabat keuangan BLUD meneliti kelengkapan dokumen SPP LS-
Pegawai, apabila lengkap maka akan di lanjut ke proses
penyusunan SPM
f) Dokumen SPM LS-Pegawai kemudian di ajukan ke Pemimpin
BLUD untuk memperoleh pengesahan
g) Pejabat keuangan BLUD meneliti kelengkapan dokumen SPM LS-
Pegawai, apabila lengkap maka akan di lanjut ke proses
pencairan (dari rekening kas BLUD ke rekening bendahara)
h) Bank melakukan proses pembayaran ke Pegawai secara transfer
i) Bendahara Pengeluaran Melakukan Pengisian BKU
Bend.Pengeluaran, Buku Simpanan Bank, Register SPM, rincian
objek belanja dan Buku Pajak
j) Pejabat Keungan BLUD melakukan Pengisian BKU Kas BLUD
2) Mekanisme LS- Barang dan Jasa
a) PPTK mengadakan kontrak dgn Pihak Ketiga untuk pelaksanaan
pekerjaan menggunakan dokumen SPK
b) Setelah pekerjaan selesai, pihak ketiga membuat dokumen BAST
sebagai dasar penagihan, kemudian BAST disampaikan ke PPTK
untuk proses pencairan
c) Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP LS-Barang dan Jasa
berdasarkan DPA, SPK dan BAST dari PPTK
d) SPP kemudian di ajukan ke Pejabat Keuangan BLUD untuk
memperoleh pengesahan
e) Pejabat keuangan BLUD meneliti kelengkapan dokumen SPP
LS-Barang dan Jasa, apabila lengkap maka akan di lanjut
ke proses penyusunan SPM
f) Dokumen SPM LS-Barang & Jasa kemudian di ajukan ke
Pemimpin BLUD untuk memperoleh pengesahan
g) Pejabat keuangan BLUD meneliti kelengkapan dokumen SPM LS-
Barang & Jasa, apabila lengkap maka akan di lanjut ke proses
pencairan (dari rekening kas BLUD ke rekening bendahara)
h) Bank melakukan pembayaran secara transfer ke rekening pihak
ketiga
i) Bendahara Pengeluaran melakukan Pengisian BKU
Bend.Pengeluaran, Buku Simpanan Bank, Register SPM, rincian
objek belanja dan Buku Pajak
j) Pejabat Keuangan BLUD melakukan Pengisian BKU Kas BLUD
37

5. Format Dokumen
38
39
40
41

6. Bagan Alir
1. Penerbitan SPM UP/GU/TU

Bendahara Pengeluaran/
Uraian Bendahara Pengeluaran Pejabat Keuangan BLUD Pemimpin BLUD Bank
Pembantu

1. Bendahara Pengeluaran SPJ


mengajukan SPP UP/GU/ SK UP
UP/GU
TU. Pengajuan UP
berdasarkan SK UP dan
Pengajuan GU berdasarkan
SPJ UP/GU Menyusun SPP
UP/GU/TU

SPP UP/GU/TU
dan dokumen
lainnya

2. SPP kemudian di ajukan


SPP UP/GU/TU dan
ke Pejabat Keuangan BLUD
dokumen lainnya
untuk memperoleh
pengesahan
DPA

3. Pejabat keuangan BLUD


meneliti kelengkapan
Penelitian
dokumen SPP UP/GU/TU,
SPP UP/GU/TU dan
apabila lengkap maka akan
dokumen lainnya
di lanjut ke proses
penyusunan SPM

Menyusun SPM
UP/GU/TU

SPM UP/GU/TU
4. Dokumen SPM UP/GU/TU dan dokumen SPM UP/GU/TU dan
keudian di ajukan ke lainnya dokumen lainnya
Pemimpin BLUD untuk
memperoleh pengesahan

Penelitian dan
Pengesahan
SPP UP/GU/TU dan
dokumen lainnya
5. Pejabat keuangan BLUD
meneliti kelengkapan
dokumen SPM UP/GU/TU, SPM UP/GU/TU dan
apabila lengkap maka akan dokumen lainnya
di lanjut ke proses pencairan SPM UP/GU/TU
(dari rekening kas BLUD ke dan dokumen
rekening bendahara) lainnya
Nota Debet
SPM UP/GU/TU dan
dokumen lainnya
Uang

6. Bendahara Pengeluaran Uang


melakukan Pengisian BKU Nota Debet
Bend.Pengeluaran, Buku Melakukan Pengisian BKU
Bend.Pengeluaran, Buku
Simpanan Bank, Register SPM
Simpanan Bank, Register
SPM
Melakukan Pengisian BKU
7. Bendahara Pengeluaran Kas BLUD
melakukan Pengisian BKU BKU Bend.Pengeluaran
Kas BLUD
Buku Simpanan Bank
Register SPM BKU Kas BLUD
42

3a. Proses Belanja Menggunakan Panjar

Bendahara Pengeluaran/
Uraian Bendahara Pengeluaran PPTK
Pembantu

1. Bendahara Pengeluaran
memberikan uang panjar (jika Bukti Panjar
panjar tunai)/transfer bank
(jika panjar bank) ke PPTK
untuk belanja dengan Uang
membuat bukti panjar
Bukti Panjar

Uang
2. Berdasarkan bukti panjar
dan uang panjar yang
diterima dari bendahara
pengeluaran, PPTK
melakukan proses belanja.
Hasil dari proses belanja Proses
menghasilkan dokumen BPK/ Belanja
Kwitansi dan Bukti Pungut/
Setor Pajak kemudian sisa
uang panjar (apabila ada sisa
uang panjar)

BPK/Kwitansi

Bukti Pungut/Setor
3. Dokumen dari proses
Pajak
belanja seperti BPK/Kwitansi,
Bukti Pungut/Setor Pajak dan
Uang (Jika ada
sisa uang panjar (apabila ada
sisa uang panjar)
sisa uang panjar) diserahkan
ke Bendahara Pengeluaran
sebagai dokumen
penatausahaan pengeluaran

Melakukan Pengisian BKU


Bend.Pengeluaran, Buku
4. Melakukan Pengisian BKU Simpanan Bank, Buku Kas
Tunai, rincian objek
Bend.Pengeluaran, Buku
belanja dan buku pajak
Simpanan Bank, Buku Kas
Tunai, rincian objek belanja
dan buku pajak BKU Bend.Pengeluaran
Buku Simpanan Bank
(jika panjar Bank)
Buku Kas Tunai (jika
panjar Tunai)
Rincian Objek
Belanja
Buku Panjar

Buku Pajak
43

3b. Proses Belanja Tanpa Menggunakan Panjar

Bendahara Pengeluaran/
Uraian Bendahara Pengeluaran
Pembantu

1. Bendahara pengeluaran
melakukan proses belanja.
Proses
Hasil dari proses belanja
Belanja
menghasilkan dokumen BPK/
Kwitansi dan Bukti Pungut/
Setor Pajak

BPK/Kwitansi

Bukti Pungut/Setor
2. Dokumen dari proses Pajak
belanja seperti BPK/Kwitansi
dan Bukti Pungut/Setor Pajak
sebagai dokumen
penatausahaan pengeluaran

Melakukan Pengisian BKU


Bend.Pengeluaran, Buku
3. Melakukan Pengisian BKU Simpanan Bank, Buku Kas
Tunai, rincian objek
Bend.Pengeluaran, Buku
belanja dan buku pajak
Simpanan Bank, Buku Kas
Tunai, rincian objek belanja
dan buku pajak BKU Bend.Pengeluaran
Buku Simpanan Bank
(jika belanja secara
transfer bank)
Buku Kas Tunai (jika
belanja secara Tunai)
Rincian Objek
Belanja
Buku Pajak

1. Belanja Mekanisme LS-Pegawai

Bendahara Pengeluaran/
Uraian Bag. Pegawai/ Pegawai Bendahara Pengeluaran Pejabat Keuangan BLUD Pemimpin BLUD Bank
Pembantu

1. Bagian Pegawai Data Pegawai dan data Data Pegawai dan data
menyiapkan data Pegawai dan gaji beserta tunjangan gaji beserta tunjangan
dan bonus pegawai dan bonus pegawai DPA
data gaji beserta tunjangan
dan bonus pegawai

2. Data Pegawai dan data gaji


beserta tunjangan dan bonus
pegawai di sampaikan ke Menyusun SPP
bendahara pengeluaran LS-Pegawai
3. Bendahara Pengeluaran
mengajukan SPP LS-
Pegawai berdasarkan Data SPP LS-Pegawai dan
Pegawai dan data gaji dokumen lainnya
beserta tunjangan dan bonus SPP LS-Pegawai dan
pegawai dokumen lainnya

4. SPP kemudian di ajukan ke


Pejabat Keuangan BLUD untuk DPA
memperoleh pengesahan

5. Pejabat keuangan BLUD


meneliti kelengkapan Penelitian
dokumen SPP LS-Pegawai, SPP Pegawai dan
apabila lengkap maka akan dokumen lainnya
di lanjut ke proses
penyusunan SPM

Menyusun SPM LS-


Pegawai

SPM SPP LS-


Pegawai dan SPM LS-Pegawai dan
6. Dokumen SPM LS- dokumen lainnya
Pegawai kemudian di ajukan dokumen lainnya
ke Pemimpin BLUD untuk
memperoleh pengesahan

Penelitian dan
7. Pejabat keuangan BLUD Pengesahan
meneliti kelengkapan SPM LS-Pegawai dan
dokumen SPM LS-Pegawai, dokumen lainnya
apabila lengkap maka akan
di lanjut ke proses pencairan
(dari rekening kas BLUD ke
rekening bendahara) SPM LS-Pegawai dan
dokumen lainnya
SPM LS-Pegawai
8. Bank melakukan proses dan dokumen
pembayaran ke Pegawai Uang lainnya
secara transfer
SPM LS-Pegawai Nota Debet
dan dokumen
lainnya Uang
9. Bendahara Pengeluaran
Melakukan Pengisian BKU
Bend.Pengeluaran, Buku Nota Debet
Simpanan Bank, Register Melakukan Pengisian BKU
SPM, rincian objek belanja dan Bend.Pengeluaran, Buku Simpanan
Buku Pajak Bank, Register SPM, rincian objek
belanja dan Buku Pajak Melakukan Pengisian BKU
Kas BLUD

BKU Bend.Pengeluaran
10. Pejabat Keungan BLUD Buku Simpanan Bank
melakukan Pengisian BKU BKU Kas BLUD
Kas BLUD Rincian Objek Belanja
Buku Pajak

Register SPM
44

2. Belanja Mekanisme LS-Barang & Jasa

Bendahara Pengeluaran/
Uraian Pihak Ketiga PPTK Bendahara Pengeluaran Pejabat Keuangan BLUD Pemimpin BLUD Bank
Pembantu

1. PPTK mengadakan kontrak Proses


SPK SPK
dgn Pihak Ketiga utk Kontrak
pelaksanaan pekerjaan SPK BAST DPA
menggunakan dokumen SPK
Proses
2. Setelah pekerjaan selesai, Pelaksanaan Menyusun SPP
pihak ketiga membuat Pekerjaan LS-Barang & Jasa
dokumen BAST sbg dasar
penagihan, kemudian BAST
disampaikan ke PPTK untuk BAST BAST SPP LS-Barang & Jasa
proses pencairan dan dokumen lainnya

3. Bendahara Pengeluaran
mengajukan SPP LS-Barang
SPP LS-Barang & Jasa
& Jasa berdasarkan DPA,
dan dokumen lainnya
SPK dan BAST dari PPTK
4. SPP kemudian di ajukan ke
Pejabat Keuangan BLUD untuk DPA
memperoleh pengesahan

5. Pejabat keuangan BLUD Penelitian


meneliti kelengkapan SPP LS-Barang & Jasa
dokumen SPP LS-Barang & dan dokumen lainnya
Jasa, apabila lengkap maka
akan di lanjut ke proses
penyusunan SPM
Menyusun SPM LS-
Barang & Jasa

SPM SPP LS-


Barang & Jasa dan SPM LS-Barang & Jasa
6. Dokumen SPM LS-Barang dokumen lainnya dan dokumen lainnya
& Jasa kemudian di ajukan
ke Pemimpin BLUD untuk
memperoleh pengesahan
Penelitian dan
Pengesahan
SPM LS-Barang &
Jasa dan dokumen
7. Pejabat keuangan BLUD lainnya
meneliti kelengkapan
dokumen SPM LS-Barang &
Jasa, apabila lengkap maka
akan di lanjut ke proses SPM LS-Barang & Jasa
pencairan (dari rekening kas dan dokumen lainnya
BLUD ke rekening
bendahara) SPM LS-Barang &
Jasa dan dokumen
8. Bank melakukan lainnya
pembayaran secara transfer ke Uang
rekening pihak ketiga Nota Debet
SPM LS-Barang &
Jasa dan dokumen Uang
lainnya

9. Bendahara Pengeluaran Nota Debet


melakukan Pengisian BKU Melakukan Pengisian BKU
Bend.Pengeluaran, Buku Bend.Pengeluaran, Buku Simpanan
Simpanan Bank, Register Bank, Register SPM, rincian objek
SPM, rincian objek belanja dan belanja dan Buku Pajak
Melakukan Pengisian BKU
Buku Pajak Kas BLUD

BKU Bend.Pengeluaran
10. Pejabat Keungan BLUD Buku Simpanan Bank
melakukan Pengisian BKU BKU Kas BLUD
Kas BLUD Rincian Objek Belanja
Buku Pajak

Register SPM
45

C. Prosedur Penatausahaan Utang


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah pasal 72 ““Penatausahaan keuangan BLUD
paling sedikit memuat: a. Pendapatan dan belanja; b.Penerimaan dan
pengeluaran; c. Utang dan piutang; d.Persediaan, aset tetap dan
inzestasi; dan e. Ekuitas.”
c. Pasal 86, Pasal 87, Pasal 88 dan Pasal 89 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.05/2009 tentang
Pengelolaan Pinjaman pada Badan Layanan Umum
2. Deskripsi Kegiatan
Utang yang berhubungan langsung dengan kegiatan BLUD adalah utang
yang timbul karena penerimaan barang/jasa dalam rangka kegiatan utama
BLUD. Utang yang berhubungan tidak langsung dengan kegiatan BLUD
adalah utang yang timbul diluar kegiatan BLUD.
Utang BLUD dikelola dan diselesaikan secara tertib, efesien, ekonomis,
transparan dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah,
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Utang BLUD dapat berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Perikatan utang tersebut dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara
berjenjang, berdasarkan nilai utang.
Utang jangka pendek merupakan utang yang jatuh temponya tidak lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan hanya dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan belanja operasional dan keperluan untuk menutup defisit kas.
Persetujuan atas utang jangka pendek diberikan oleh Bupati.
Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh temponya lebih dari
12 (dua belas) bulan dan hanya dapat digunakan untuk pengeluaran belanja
modal. Pengeluaran belanja modal adalah pengeluaran yang diperlukan
untuk program pengadaan aset tetap yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan BLUD. Utang jangka panjang wajib
mendapat persetujuan dari Bupati setelah mendapat persetujuan dari
DPRD.
Komitmen BLUD dengan calon pemberi utang dituangkan dalam Perjanjian
Utang (PU) yang dibuat setelah persyaratan dan ketentuan utang telah
terpenuhi.
Penatausahaan utang adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam rangka mencatat di Neraca dan membayar tagihan BLUD.
Utang terjadi karena faktur penjualan dari rekanan belum dibayar oleh
BLUD padahal barang sudah diterima di gudang BLUD atau pekerjaan yang
fisik barangnya telah diserahkan oleh rekanan, tagihan rekanan yang belum
dibayar.
3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
b. Pejabat Keuangan
46

c. PPK
d. PPTK
e. Penerima Barang
f. Pejabat Verifikasi
g. Bagian Akuntansi

4. Langkah Teknis
a. Mekanisme Pencatatan Utang:
Pencantuman utang di Neraca adalah upaya untuk membuat
keseimbangan antara pengakuan fisik barang (Asset) dan pengakuan
kewajiban kepada pihak III (utang).
1) Pada akhir bulan PPTK membuat daftar faktur yang belum dibayar
untuk dilampirkan pada formulir utang.
2) Menyiapkan tanda bukti utang sesuai daftar tagihan/faktur yang
belum dibayar dan dengan melampirkan daftar faktur yang belum
ditagih oleh rekanan diserahkan ke Penerima Barang.
3) Penerima Barang menandatangani tanda bukti utang dikolom
penerima barang atas penerimaan barang dan faktur utang yang
belum ditagihkan dan menyerahkannya kembali kepada PPTK.
4) PPTK menandatangani Tanda Bukti Utang setelah dokumen
pendukungnya lengkap dan diserahkan kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD.
5) Bendahara Pengeluaran BLUD mengecek kembali kebenaran
perhitungan dan kelengkapan Tanda Bukti Utang yang disampaikan
oleh PPTK dan mencatat nilai utang ke dalam Buku Pembantu Utang
pada Rekanan. Selanjutnya Bendahara Pengeluaran BLUD
menyampaikan berkas Tanda Bukti Utang kepada Pejabat Keuangan
untuk mendapatkan pengesahan setelah diparaf oleh Pejabat
Verifikasi.
6) Pejabat Keuangan Menandatangani Tanda Bukti Utang yang belum
dibayarkan RSUD kepada rekanan dan tanda bukti utang tersebut
diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran BLUD.
7) Bendahara Pengeluaran BLUD menyerahkan rekap utang kepada
Pengelola SAI/Akuntansi beserta data pendukung lainnya.
b. Mekanisme Pelunasan Utang:
Pelunasan utang adalah tindak lanjut dari pengakuan utang yang telah
jatuh tempo untuk dibayar. Pelunasan utang merupakan jawaban atas
tagihan yang diajukan oleh rekanan dengan terlebih dahulu PPK/PPTK
membuat SPK.
1) PPTK menerima surat tagihan dari rekanan
2) PPTK meminta Tanda Bukti Utang (TBU) dan dokumen
pendukungnya kepada Bendahara Pengeluaran BLUD dan membuat
konsep SPK dan dokumen lainnya.
3) PPTK mengirim Tanda Bukti Utang dan dokumen pendukung lainnya
kepada Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) untuk membuat
Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) atas faktur yang belum
ditagihkan termasuk faktur yang menjadi lampiran Tanda Bukti
Utang dan semua berkas dikembalikan kepada PPTK.
47

4) PPTK menyerahkan Surat Tagihan yang telah dilengkapi BAPB,


Tanda Bukti Utang dan faktur-faktur kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD setelah mencatatnya kedalam Buku Bendahara
Pengeluaran BLUD
5) Bendahara Pengeluaran BLUD mengecek kelengkapan dan
keakuratan berkas tagihan yang diajukan kepada PPTK setelah
kelengkapan pendukung dinyatakan lengkap, Bendahara
Pengeluaran BLUD menandatangani semua berkas untuk diajukan
pencairan dananya kepada Pemimpin BLUD melalui Pejabat
Keuangan.
5. Format Dokumen

BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG/JASA


NOMOR : ……………………….

Pada hari ini …………… Tgl …. Bulan ………… Tahun …. , bertempat di …………… berdasarkan
Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota ………… Nomor .... Tanggal …. Bulan .... Tahun ....., yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama : …………….................... Jabatan: Ketua
Nama : …………….................... Sekretaris
Nama : …………….................... Anggota
Nama : …………….................... Anggota
Nama : …………….................... Anggota
Dst.
Masing-masing karena jabatannya, dengan ini menyatakan dengan sebenarnya telah
melaksanakan pemeriksaan terhadap penyerahan barang/jasa ……………… yang dipesan dari :

Nama Perusahaan : …………………………………

Alamat Perusahaan : …………………………………

sebagai realisasi Surat Pesanan/SPK/Kontrak No. …. Tgl .... Tahun ..., dengan jumlah/jenis
barang:
1..................................
2..................................
3..................................
4 dst
Hasil pemeriksaan dinyatakan :
a) Baik
b) Kurang/tidak baik
Yang selanjutnya akan diserahkan oleh penyedia barang/jasa pada penyimpan barang dan/atau
pengurus barang.

Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap ……… (…………) untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
PANITIA PEMERIKSA BARANG/JASA
PENYEDIA BARANG/JASA
1. Nama : ……………………
TTD Tandatangan (……………………)

(…………………………………) 2. Nama : ……………………


Tandatangan (……………………)

3. Nama : ……………………
Tandatangan (……………………)

4. Nama : ……………………
Tandatangan (……………………)

5. Nama : ……………………
Tandatagan (……………………)
48

6. Bagan Alir
Mekanisme pencatatan utang

Bendahara
Uraian PPTK Penerima Barang Pejabat Verivikasi Pejabat Keuangan Bagian Akuntansi
Pengeluaran BLUD

1. Pada akhir bulan PPTK


membuat daftar faktur Daftar Faktur Daftar Faktur
yang belum dibayar untuk
dilampirkan pada formulir
Formulir Utang Formulir Utang
utang dan menyerahkan
ke penerima barang
2. Penerima Barang
menandatangani tanda
bukti utang dikolom Menandatangani
penerima barang atas
penerimaan barang dan
faktur utang yang belum
ditagihkan dan
menyerahkannya kembali Penerima Barang Penerima Barang
kepada PPTK.

3. PPTK menandatangani
Tanda Bukti Utang
setelah dokumen menandatangani
pendukungnya lengkap Tanda Bukti Utang
dan diserahkan kepada
Bendahara Pengeluaran
BLUD

4. Bendahara Tanda Bukti Utang Tanda Bukti Utang


Pengeluaran BLUD
mengecek kembali
kebenaran perhitungan
dan kelengkapan Tanda
Bukti Utang yang mengecek
disampaikan oleh PPTK perhitungan dan
dan mencatat nilai utang kelengkapan Tanda
Bukti Utang
ke dalam Buku Pembantu
Utang pada Rekanan

5. Bendahara Pengeluaran
BLUD menyampaikan
berkas Tanda Bukti Utang Buku Pembantu Buku Pembantu
kepada Pejabat Keuangan Utang paraf Utang Mengesahkan
untuk mendapatkan
pengesahan setelah
diparaf oleh Pejabat
Verifikasi

6. Pejabat Keuangan
Menandatangani Tanda Buku Pembantu Buku Pembantu
Bukti Utang yang belum Utang Utang
dibayarkan kepada
rekanan dan diserahkan
kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD

7. Bendahara Buku Pembantu


Pengeluaran BLUD Utang
menyerahkan rekap
utang kepada Pengelola Data pendukung
lainnya
SAI/Akuntansi beserta
data pendukung lainnya

Mekanisme Pelunasan Utang


Panitia Penerima Bendahara
Uraian Rekanan PPTK Pejabat Keuangan Pemimpin BLUD
Hasil Pekerjaan Pengeluaran BLUD

1. PPTK menerima surat


Surat Tagihan diterima Surat Tagihan
tagihan dari rekanan
dari

2. PPTK meminta Tanda


Bukti Utang (TBU) dan Tanda Bukti Utang Tanda Bukti Utang
dokumen pendukungnya
Kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD

3. Membuat konsep Membuat Konsep


SPK dan Dokumen SPK
lainnya

4. PPTK mengirim Tanda Dokumen Dokumen


Bukti Utang dan Pendukung Lainnya Pendukung Lainnya
dokumen pendukung Tanda Bukti
Tanda Bukti
lainnya kepada Panitia Utang Utang
Penerima Hasil Pekerjaan

5. Membuat Berita Acara


Pemeriksaan Barang membuat Berita Acara
(BAPB) atas faktur yang Pemeriksaan Barang
belum ditagihkan

Berita Acara
6. Semua berkas BAPB Pemeriksaan
dikembalikan kepada Barang (BAPB)
PPTK
Tanda Bukti Utang Tanda Bukti Utang

Dokumen Dokumen
Pendukung Lainnya Pendukung Lainnya

7. Mencatatnya
mencatatnya
kedalam Buku kedalam Buku
Bendahara Pengeluaran Bendahara
BLUD Pengeluaran BLU

8. PPTK menyerahkan
Surat Tagihan yang telah Surat Tagihan Surat Tagihan
dilengkapi BAPB, Tanda
Bukti Utang dan faktur-
BAPB BAPB
faktur kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD
Tanda Bukti Utang Tanda Bukti Utang

9. Bendahara
Dokumen Dokumen
Pengeluaran BLUD Pendukung Lainnya Pendukung Lainnya
mengecek kelengkapan
dan keakuratan berkas
tagihan serta
menandatangani semua Menandatangani
berkas untuk diajukan kelengkapan dan
pencairan dananya keakuratan berkas

Pencairan Dana Pencairan Dana


10. Mengajukan
pencairan dananya
kepada Pemimpin BLUD
melalui Pejabat Keuangan
49

D. Prosedur Penatausahaan Piutang


1. Kerangka Hukum
a. Undang - Undang Nomor 1 tahun 2004
Pasal 4 ayat (2) huruf d “Dalam pengelolaannya Menteri/pimpinan
lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementerian
Negara/lembaga yang dipimpinnya berwenang menetapkan pejabat yang
bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang”.
Pasal 34 ayat (1) “Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola
pendapatan, belanja, dan kekayaan negara/daerah wajib mengusahakan
agar setiap piutang negara/daerah diselesaikan seluruhnya dan tepat
waktu”.
b. Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah pasal 72 ““Penatausahaan keuangan BLUD
paling sedikit memuat: a. Pendapatan dan belanja; b.Penerimaan dan
pengeluaran; c. Utang dan piutang; d. Persediaan, aset tetap dan
investasi; dan e. Ekuitas.”
d. Pasal 84 dan Pasal 85 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK/05/2009 tentang
Penghapusan Piutang Badan Layanan Umum.
2. Deskripsi Kegiatan
Piutang adalah sejumlah uang yang akan diterima BLUD dan/atau sebagai
akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-
undangan atau akibat lainnya yang sah.
Piutang BLUD adalah piutang daerah. BLUD dapat memberikan piutang
sehubungan dengan penyerahan barang/jasa dan/atau transaksi yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLUD.
Piutang BLUD dikelola dan diselesaikan secara tertib, efesien, ekonomis,
transparan dan bertanggungjawab serta dapat memberikan nilai tambah,
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemimpin BLUD harus
mempertimbangkan keuangan BLUD dan kemampuan penanggung piutang
dalam memberikan piutang kepada masyarakat atau pihak ketiga.
BLUD tidak diperkenankan memberikan piutang kepada penanggung utang
yang nyata-nyata tidak mampu melunasi kecuali karena alasan sosial
kemanusiaan dan/atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam memberikan piutang BLUD dapat membuat perikatan dan
melakukan penatausahaan sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. BLUD
melakukan penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo. Piutang yang
sulit ditagih dapat dilimpahkan penagihannya kepada Bupati dengan
dilampiri bukti-bukti valid dan sah. Piutang BLUD yang tidak berhasil
ditagih, dapat dihapus secara bersyarat atau mutlak dari pembukuan BLUD
sesuai dengan kewenangannya setelah mendapat pertimbangan dari Kantor
Pengelola Kekayaan Negara dan Lelang.
Pengelolaan Piutang BLUD mengikuti ketentuan PMK No.230/PMK05/2009
tentang penghapusan Piutang BLUD. Pemimpin BLUD wajib menetapkan
pedoman piutang BLUD yang mencakup:
a. Prosedur dan persyaratan pemberian piutang;
50

b. Penatausahaan dan akuntansi piutang;


c. Tata cara penagihan piutang;
d. Pelaporan piutang.
3. Pihak Terkait
a. Pihak ketiga contohnya BPJS untuk peserta BPJS meliputi Pegawai
Negeri Sipil dan Peserta BPJS lainnya.
b. Kasir/Bendahara Penerimaan
Kasir bertugas menerima pembayaran dari pihak ketiga atas selisih
perhitungan jasa pelayanan dan bahan yang dibebankan dengan jumlah
yang ditanggung oleh pemberi program jaminan pelayanan kesehatan.
c. Verifikator
Petugas Verifikator terdiri dari Verifikator internal BLUD dan Verifikator
BPJS yang bertugas untuk memeriksa kebenaran perhitungan
pembebanan jasa pelayanan dan bahan klaim yang diajukan oleh pihak
BLUD dalam program BPJS.
d. Pengelola Akuntansi
Pengelola Akuntansi bertugas:
1) Melakukan pencatatan piutang pada buku piutang;
2) Membukukan ke buku jurnal dan buku besar;
3) Mengarsip bukti-bukti berdasarkan tanggal dan nomor bukti.
4. Langkah Teknis
Mekanisme meliputi rangkaian proses sebagai berikut:
a. Bagian pelayanan membuat surat tagihan 3 rangkap:
1) kepada pihak ketiga/pasien atas jasa layanan yang di berikan
2) surat tagihan tersebut kemudian di serahkan ke bagian akuntansi
untuk penacatatan piutang dan
3) kepada kasir /bendahara penerimaan untuk memverifikasi antara
jumlah pembayaran yang diterima dengan jumlah yang di tagihkan
b. Berdasarkan surat tagihan yang di terima, pihak ketiga/pasien
melakukan pembayaran kepada kasir/bendahara penerimaan
c. Kasir/Bendahara Penerimaan kemudian menyetorkan ke rekening kas
BLUD dan membuat pembayaran (TBP) dan penyetoran (STS)
d. Kasir/Bendahara penerimaan kemudian menyerahkan dokumen
pembayaran (TBP) dan penyetoran (STS) dari Pihak ketiga/pasien ke
bagian akuntansi untuk mencatat pengurangan piutang.
51

5. Format Dokumen

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


RSUD KABUPATEN XXX

Buku Pembantu Piutang


Pasien

Nama Nama :
: ……………………………………
Rekening Pasien ………………………………
Nomor Alamat :
: ……………………………………
Rekening Pasien ………………………………
No Tanggal Uraian No Bukti Ref Debit Kredit Saldo

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


RSUD xxxx

Buku Pembantu
Piutang Karyawan

Nama Nama
: …………………………………… : ………………………………
Rekening Pasien
Nomor Alamat
: …………………………………… : ………………………………
Rekening Pasien
No Tanggal Uraian No Bukti Ref Debit Kredit Saldo
52

6. Bagan Alir
Prosedur Piutang BLUD
Kasir/Bendahara
Uraian Rekanan/Pihak ke 3 Bagian Pelayanan Bagian Akuntansi
Penerimaan

Start
1. Bagian pelayanan
membuat surat tagihan
kepada pihak ketiga/
pasien atas jasa membuat surat
layanan yang di berikan tagihan

2. Surat tagihan
tersebut kemudian di
1. Surat Tagihan
serahkan ke bagian 1. Surat Tagihan
akuntansi untuk
2. Surat Tagihan
penacatatan piutang 2.

3.
3. Surat Tagihan
diberikan ke kasir / 3. Surat Tagihan
bendahara penerimaan penacatatan
piutang
untuk memverifikasi
antara jumlah
pembayaran yang
diterima dengan jumlah Memverifikasi
yang di tagihkan

4. Pihak ketiga
Melakukan Surat Tagihan
melakukan Pembayaran
pembayaran kepada
kasir/bendahara
penerimaan

Menyetor
kan ke
Kas
5. Kasir/Bendahara BLUD
Penerimaan kemudian
menyetorkan ke
rekening kas BLUD
Membuat TBP dan
STS
6. Kasir/Bendahara
Penerimaan
membuat TBP dan
STS

Kas
BLUD

7. Kasir/Bendahara
penerimaan kemudian
TBP TBP
menyerahkan dokumen
pembayaran (TBP) dan
penyetoran (STS) dari STS STS
Pihak ketiga/pasien

8. Bagian akuntansi mencatat


pengurangan
mencatat piutang
pengurangan piutang

Sisa
Piutang

E. Prosedur Penatausahaan Persediaan


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
53

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan


Layanan Umum Daerah Pasal 72 “Penatausahaan keuangan BLUD
paling sedikit memuat: a. Pendapatan dan belanja; b.Penerimaan dan
pengeluaran; c. Utang dan piutang; d.Persediaan, aset tetap dan
investasi; dan e. Ekuitas.”
2. Deskripsi Kegiatan
Persediaan barang pada BLUD akan berubah setiap saat, dapat bertambah
maupun berkurang yang disebabkan adanya penambahan seperti pembelian
atau pemakaian. Dengan adanya kondisi tersebut perlu dilakukan
penatausahaan terhadap persediaan yang ada pada BLUD.
3. Pihak Terkait
a. Penyimpan Barang
Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan
barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna. Tugas Penyimpan
Barang:
1) menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah;
2) meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang
diterima;
3) meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan
dokumen pengadaan;
4) mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu
barang;
5) mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan; dan
6) membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stock/persediaan
barang milik daerah kepada Kepala SKPD.
b. Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.
c. Kepala Bagian Tata Usaha.
d. Subgagian Keuangan.
e. Direktur.

4. Langkah Teknis
a. Penyimpan Barang menerima barang (Alkes dan Non Alkes, Hibah dan
Pengadaan).
b. Penyimpan Barang mencatat penerimaan tersebut ke dalam
Buku Pengadaan Barang (jika berasal dari pengadaan), Buku
Penerimaan Barang, Kartu Barang dan Kartu Persediaan Barang.
c. Menyimpan dan mengadministrasikan dokumen pengadaan (faktur,
nota, surat jalan, tanda terima, berita acara pemeriksaan, berita acara
penerimaan, kwitansi).
d. Mengeluarkan barang yang diminta pemohon yang telah lengkap dan
valid sesuai Formulir Surat Permintaan Barang (SPB) dengan
mengeluarkan Formulir Bukti Pengeluaran Barang (BPB).
e. Mencatat pengeluaran barang tersebut ke dalam Buku
Pengeluaran Barang, Kartu Barang, dan Kartu Persediaan
Barang.
f. Menyimpan dan mengadministrasikan dokumen pengeluaran
barang (SPB dan BPB).
54

g. Membuat laporan bulanan persediaan barang Alkes yang


ditandatangani oleh Penyimpan Barang, Kepala Seksi
Pemeliharaan Sarana & Prasarana, terdiri dari tiga eksemplar:
1) Eksemplar 1 : asli untuk Subbag Umum (Sarana dan
Prasarana)
2) Eksemplar 2 : copy untuk Subbag Keuangan
3) Eksemplar 3 : copy untuk Penyimpan Barang
h. Membuat laporan bulanan persediaan barang Non Alkes yang
ditandatangani oleh Penyimpan Barang, KasubagUmum/sarana dan
prasarana & Pegawai dan Kabag Tata Usaha, terdiri dari tiga
eksemplar:
1) Eksemplar 1 : Asli untuk Kabag Tata Usaha
2) Eksemplar 2 : copy untuk Subbag Keuangan
3) Eksemplar 3 : copy untuk Penyimpan Barang
i. Membuat laporan semesteran Persediaan Alkes yang ditujukan ke
Pemerintah Daerah dan arsip untuk Penyimpan Barang yang
ditandatangani oleh Penyimpan Barang, Kasubag Sarana & Prabag
Umum/sarana, Kabag TU dan Direktur, terdiri dari tiga eksemplar:
1) Eksemplar 1 : Asli untuk Pemerintah Daerah
2) Eksemplar 2 : copy untuk Subbag Keuangan
3) Eksemplar 3 : copy untuk Penyimpan Barang
j. Melakukan stok opname persediaan setiap semester yang
dilakukan oleh Penyimpan Barang, dan Atasan Langsung
Struktural dan dibuat berita acara stok opname.Laporan Stok Opname
Persediaan di laporkan kepada:
1) Direktur
2) Kabag TU
3) Subbag Umum/Sarana dan Prasarana
4) Subbag Keuangan
5) Peyimpan Barang

5. Format Dokumen
a. Buku Pengadaan Barang
SKPD ……………………….
KAB/KOTA ……………………….
PROVINSI ……………………….
DAFTAR PENGADAAN BARANG
DARI TGL 1 JANUARI ….. S/D 31 DESEMBER .....

SPK/Perjanjian/ DPA/SPM/ Jumlah Dipergunakan


No Jenis Barang yang Kontrak Kwitansi pada Unit
dibeli Tanggal Nomor Tanggal Nomor Banyaknya Harga Jumlah
Barang Satuan Harga Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 (7x8) 10 11

…………………., ………………………….
KEPALA SKPD,

(……………………………………………….)
NIP …………………………………………...
55

b. Buku Penerimaan Barang

BUKU PENERIMAAN BARANG

Dokumen Faktur Nama Harga Jumlah Bukti Penerimaan


No Tanggal Dari Barang Banyaknya Satuan Harga
Nomor Tanggal B.A. Penerimaan Ket.
Nomor Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

…………....., ……………….....

KEPALA SKPD PENYIMPAN BARANG

(……………….................) (.....................……………..)
NIP............................. NIP .................................

c. Kartu Barang
SKPD ...................
KAB/KOTA ...................
PROVINSI ...................

KARTU BARANG

Nama Barang : …………………


S a t u a n : ………………… Spesfikasi ……………..

No Tanggal Masuk Keluar Sisa Keterangan


1 2 3 4 5 6

…………….,…………………..

ATASAN LANGSUNG PENYIMPAN BARANG

(…………………………..) (………………………)
NIP.................................. NIP.............................

d. Kartu Persediaan Barang


KARTU PERSEDIAAN BARANG
SKPD .........................
KAB/KOTA .........................
PROVINSI ........................

Gudang : ……………………
Nama Barang : ……………………
Satuan : …………………… Kartu No ………..
Spesifikasi ………..

No./Tgl Surat Dasar Barang-barang Harga Jumlah Harga Barang yg Diterima/


Tanggal Penerimaan/ Uraian Masuk Keluar Sisa Satuan Yang Dikeluarkan/Sisa Ket.
Pengeluaran Bertambah Berkurang Sisa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

…………, ……………………..
ATASAN LANGSUNG PENYIMPAN BARANG

(…………………………) (…………………………..)
NIP……………………… NIP………………………...
56

6. Bagan Alir

Prosedur Penatausahaan Persediaan


Pemohon
Subbag Umum/Tata Pemimpin
Uraian Penyimpan Barang (Permintaan Pemda
Usaha/Keuangan BLUD
Barang)

Proses
Pengadaan
Barang
1. Penyimpan menerima barang,
kemudian mencatatnya di Buku
Penerimaan Barang, Kartu
Barang dan Kartu Persediaan
Barang Buku Pengadaan
Barang
Buku Penerimaan
Barang
Kartu Persediaan
Barang

Verifikasi Formulir Surat


Permintaan
2. Penyimpan barang ketersediaan Barang (SPB)
mengeluarkan barang yg di barang
mohon dengan mengeluarkan
formulir bukti pengeluaran
barang (BPB)

Formulir Bukti
Formulir Bukti
Pengeluaran Barang
Pengeluaran Barang (BPB)
(BPB)

Buku Pengeluaran
3. Penyimpan barang mencatat Barang
pengeluaran barang tersebut Kartu Barang
ke dalam Buku Pengeluaran
Barang, Kartu Barang, dan Kartu
Kartu Persediaan Barang Persediaan
Barang

3. Penyimpan barang meyusun


laporan persediaan barang
Meenyusun Laporan
(bulanan/semesteran/tahunan)
Persediaan Barang
dan laporan stock opname
(Bulanan/Semesteran/
persediaan untuk kemudian
Tahunan) dan
disampaikan ke subbag Tata
Laporan Stock
usaha, subbag Umum, Subbag
Opname Persediaan
Keuangan, Pemimpin BLUD,
dan Pemda (SKPKD)

Laporan
Persediaan
Laporan Stock
Opname
Persediaan

Laporan Laporan
Persediaan Persediaan Laporan
Laporan Stock Laporan Stock Persediaan
Opname Opname
Persediaan Persediaan

F. Prosedur Penatausahaan Aset Tetap


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
57

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan


Layanan Umum Daerah pasal 72 ““Penatausahaan keuangan BLUD
paling sedikit memuat: a. Pendapatan dan belanja; b.Penerimaan dan
pengeluaran; c. Utang dan piutang; d.Persediaan, aset tetap dan
investasi; dan e. Ekuitas.”
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD).

2. Deskripsi Kegiatan
Dalam penatausahaan barang milik daerah dilakukan 3 (tiga) kegiatan yang
meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan.
Pembukuan menjelaskan mengenai proses pencatatan aset kedalam catatan
KIB dan KIR dan menyimpan bukti kepemilikan aset tersebut.
Inventarisasi menjelaskan mengenai proses perhitungan, pengurusan,
penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik
daerah dalam unit pemakaian.
Pelaporan menjelaskan mengenai proses penyampaian laporan barang
(semesteran dan tahunan) kepada pengguna barang dan penyusunan neraca
berdasarkan laporan barang.

3. Pihak Terkait
a. Pengurus Barang
Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam
pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna. Tugas
Pengurus Barang:
1) mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masingmasing
SKPD yang berasal dari APBD maupun perolehan lain yang sah
kedalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan
(KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BIl), sesuai
kodefikasi dan penggolongan barang milik daerah;
2) melakukan pencatatan barang milik daerah yang
dipelihara/diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan;
3) menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan
Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan
Inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di SKPD kepada
pengelola; dan
4) menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak
atau tidak dipergunakan lagi.
b. Penyimpan Barang
Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan
barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna. Tugas Penyimpan
Barang:
1) menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah;
2) meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang
diterima;
3) meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan
dokumen pengadaan;
4) mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu
barang;
58

5) mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan; dan


6) membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stock/persediaan
barang milik daerah kepada Kepala SKPD.
c. Pemimpin BLUD
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna barang milik
daerah, berwenang dan bertanggung jawab:
1) mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah
melalui pengelola;
2) mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan
penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD
dan perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui
pengelola;
3) melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;
4) menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
5) mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
6) mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik daerah selain
tanah dan/atau bangunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola;
7) menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui
pengelola;
8) melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang
milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan
9) menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna
Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT)
yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola.
d. Pejabat Keuangan BLUD
Bertugas untuk melakukan pencatatan asset tetap sebagai bagian dari
kegiatan akuntansi dan pelaporan
e. Kepala Daerah
Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan barang daerah berwenang
dan bertanggung jawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan
serta tertib administrasi barang milik daerah.

4. Langkah Teknis
Dalam penatausahaan barang milik daerah dilakukan 3 (tiga) kegiatan yang
meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan
a. Pembukuan
1) Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran
dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang
Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP).
59

2) Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran


dan pencatatan sesual format:
a) Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah
b) Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin
c) Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan
d) Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi dan Jaringan
e) Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya
f) Kartu Inventaris Barang (KIB) F Konstruksi dalam Pengerjaan
g) Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
3) Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan
pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada
huruf b ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).
b. Inventarisasi
1) Peran dan Fungsi Inventarisasi.
a) Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk
melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan,
pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah
dalam unit pemakaian.
b) Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang
menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
c) Buku inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi,
jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal
barang, keadaan barang dan sebagainya.
d) Adanya buku inventaris yang lengkap, teratur dan berkelanjutan
mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:
(1) pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan
setiap barang;
(2) usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang
secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya
masing-masing;dan
(3) menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.
e) Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun
dan dicatat serta didaftar dalam Buku Inventaris.
f) Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai fungsi
dan peranannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan
berkelanjutan, berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat
sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dalam:
(1) perencanaan kebutuhan dan pengangaran;
(2) pengadaan.
(3) penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
(4) penggunaan.
(5) penatausahaan;
(6) pemanfaatan.
(7) pengamanan dan pemeliharaan;
60

(8) penilaian;
(9) penghapusan;
(10) pemindahtanganan;
(11) pembinaan, pengawasan dan Pengendalian
(12) pembiayaan; dan
(13) tuntutan ganti rugi.
2) Barang Milik/Kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah
Daerah, pengguna mencatat dalam Buku Inventaris tersendiri dan
dilaporkan kepada pengelola.
3) Barang milik daerah adalah barang yang berasal/dibeli dengan dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau
sumbangan berupa pemberian, hadiah, donasi, wakaf, hibah,
swadaya, kewajiban pihak ketiga dan sumbangan pihak lain.
4) Termasuk barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada huruf c
adalah barang milik daerah yang pengelolaannya berada pada
Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan Milik
Daerah.
5) Pimpinan Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan
Milik Daerah wajib melaporkan daftar inventaris barang milik daerah
kepada Kepala Daerah, dan Kepala Daerah berwenang untuk
mengendalikan setiap mutasi inventaris barang tersebut.

c. Pelaporan
1) Kuasa pengguna barang menyampaikan laporan pengguna barang
semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunan kepada pengguna.
2) Pengguna menyampaikan laporan pengguna barang semesteran,
tahunan dan 5 (lima) tahunan kepada Kepala Daerah melalui
pengelola.
3) Pembantu pengelola menghimpun seluruh laporan pengguna barang
semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunan dari masing-masing
SKPD, jumlah maupun nilai serta dibuat rekapitulasinya.
4) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf C di atas,
digunakan sebagai bahan penyusunan neraca daerah.
5) Hasil sensus barang daerah dari masing-masing pengguna/kuasa
pengguna, di rekap ke dalam buku inventaris dan disampaikan
kepada pengelola, selanjutnya pembantu pengelola merekap buku
inventaris tersebut menjadi buku induk inventaris.
6) Buku Induk Inventaris sebagaimana dimaksud pada huruf e
merupakan saldo awal pada daftar mutasi barang tahun berikutnya,
selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya pengguna/kuasa
pengguna dan pengelola hanya membuat Daftar Mutasi Barang
(bertambah dan/atau berkurang) dalam bentuk rekapitulasi barang
milik daerah.
7) Mutasi barang bertambah dan/atau berkurang pada masing-masing
SKPD setiap semester, dicatat secara tertib pada :
a) Laporan Mutasi Barang; dan
b) Daftar Mutasi Barang.
61

8) Laporan mutasi barang merupakan pencatatan barang bertambah


dan/atau berkurang selama 6 (enam) bulan untuk dilaporkan
kepada Kepala Daerah melalui pengelola.
9) Laporan Mutasi Barang semester I dan semester II digabungkan
menjadi Daftar Mutasi Barang selama 1 (satu) tahun, dan
masingmasing dibuatkan Daftar Rekapitulasinya (Daftar Rekapitulasi
Mutasi Barang).
10) Daftar mutasi barang selama 1 (satu) tahun tersebut disimpan di
Pembantu Pengelola.
11) Rekapitulasi seluruh barang milik daerah (daftar mutasi)
sebagaimana dimaksud pada huruf J, disampaikan kepada Menteri
Dalam Negeri.
12) Laporan inventarisasi barang (mutasi bertambah dan/atau
berkurang) selain mencantumkan jenis, merek, type, dan lain
sebagainya juga harus mencantumkan nilai barang.

5. Format Dokumen
a. Daftar Barang Pengguna (DBP)
DAFTAR BARANG MILIK DAERAH YANG DIGUNAUSAHAKAN

SKPD :....
KAB/KOTA :....
PROVINSI :....

NO Nomor Nomor Nomor Nama Dokumen Alamat Asal Usul Tahun Konstruksi Keadaan Luas Nilai SK Jangka Alamat
Urt Kode Lokasi Kode Barang Register Jenis Barang Barang Barang Pembelian/ (P, SP, D) Barang M2 Barang KDH Waktu Pihak Ket
Barang Barang Pengadaan (B,RR,RB) Kerjasama Ketiga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUI ……………,…………………….
PENGELOLA BARANG KEPALA SKPD,

(…………………………….) (………………………………)
NIP…………………………. NIP……………………………

b. Kartu Inventarisasi Ruang (KIR)


KARTU INVENTARIS RUANGAN
KAB :
PROVINSI :
UNIT : NO. KODE LOKASI……..xx)
SATUAN KERJA :
RUANGAN :

NO Nama Barang/ Merk/ No. Seri Tahun No. Kode Jumlah Harga Keadaan Barang
Urt Jenis barang Model Pabrik Ukuran Bahan Pembuatan/ Barang Barang/ Beli/ Kurang Rusak Keterangan
pembelian Register Perolehan Baik Baik Berat Mutasi dll
x) (B) (KB) (RB)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUI ……………………………………
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (……………………………...)
NIP……………………… NIP……………………………

x) Tuliskan jumlah/register dalam lajur ybs


xx) Diisi sampai dgn No. Kode Unit/Satuan Kerja (Th tidak ditulis)
62

c. Kartu Inventarisasi Barang (KIB)


KARTU INVENTARIS BARANG (KIB)
A. TANAH

NO. KODE LOKASI : ………………………..

No. Jenis barang/ Nomor Luas Tahun Letak/ Status Tanah Harga
Nama barang Kode Register (M2) penga- alamat Hak Sertifikat penggunaan Asal usul (ribuan Rp) Keterangan
Barang daan Tanggal Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

…………………, ……………………….
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(………………………………) (…………………………..)
NIP………………….. NIP………………..

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB)


A. TANAH

NO. KODE LOKASI : ………………………..

No. Jenis barang/ Nomor Luas Tahun Letak/ Status Tanah Harga
Nama barang Kode Register (M2) penga- alamat Hak Sertifikat penggunaan Asal usul (ribuan Rp) Keterangan
Barang daan Tanggal Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

…………………, ……………………….
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(………………………………) (…………………………..)
NIP………………….. NIP………………..

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) C


GEDUNG DAN BANGUNAN

NO. KODE LOKASI :

No Jenis Barang/ N o m o r Kondisi Kontruksi Bangunan Luas Letak/Lokasi


Dokumen Gedung Nomor Harga
Urt Nama Barang Kode Register bangunan Bertingkat Beton/ Lantai Alamat Tanggal Nomor Luas Status kode Asal Ket.
barang (B, KB,RB) Tidak tidak (M2) (M2) Tanah Tanah usul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

………………………, ……………………..
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(………………………………) (………………………………)
NIP…………………………… NIP……………………………
63

KARTU INVESTARIS BARANG (KIB) D


JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

NO. KODE LOKASI :

No. Jenis Barang/ N o m o r Kontruksi Panjang Lebar Luas Letak/ Dokumen Kondisi
Urt Nama Barang Kode Register (M) (M2) lokasi Tanggal Nomor Status Nomor Kode Asal- Harga (B,KB,RB) Ket
Barang (Km) Tanah Tanah usul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

…………, ………………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………………..) (……………………………………..)
NIP……………………………… NIP………………………………….

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E


ASET TETAP LAINNYA

NO. KODE LOKASI : ……

Barang Bercorak Hewan/Ternak Tahun


No. Nama Barang/ Nomor Buku/Perpustakaan Kesenian/Kebudayaan dan Tumbuhan Cetak/ Asal usul Harga
Urut Jenis Barang Judul/ Asal Pembelian Cara perolehan
Kode Barang Register Pencipta Spesifikasi Daerah Pencipta Bahan Jenis Ukuran Jumlah Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

…………………,…………………..
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………………) (…………………………………)
NIP……………………………… NIP………………………………

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) F


KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Kode Lokasi : ……………..

No Jenis Barang/ Kontruksi Bangunan Luas Letak/Lokasi Dokumen Tgl, Bln Nilai
Urt Nama Barang Bangunan Bertingkat/ Beton/ Alamat Thn Status Nomor Kode Asal-usul Kontrak Ket.
(P, SP, D) Tidak tidak (M2) Tanggal Nomor mulai Tanah Tanah Pembiayaan (ribuan Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

…………………, …………………..
MENGETAHUI KEPALA SKPD
PENGELOLA BARANG

(………………………………………..) (………………………………..)
NIP…………………………………….. NIP………………………………
64

d. Buku Inventaris
BUKU INVENTARIS
SKPD :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI : NO. KODE LOKASI ………

NOMOR SPESIFIKASI BARANG JUMLAH


Kode Nama/Jenis No.Sertifikat Asal/Cara Tahun Ukuran Satuan Keadaan Barang Harga
No Barang Register Barang Merk/ No. Pabrik Bahan Perolehan Perolehan Barang/ Barang Keterangan
urt Type No. Chasis Barang kontruksi (B/KB/RB)
No. Mesin (P,S,D)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

…………………………
MENGETAHUI PENGURUS BARANG
KEPALA SKPD

(……………………….) (………………………..)
NIP…………………… NIP …………………….

e. Laporan Mutasi Barang

f. Daftar Mutasi Barang


65

6. Bagan Alir

Prosedur Penatausahaan Aset Tetap

Pengguna/Kuasa Pengelola/Kuasa
Uraian Pengurus Barang
Pengguna Barang Pengelola

1. Pengurus barang
melakukan inventarisasi
barang kemudian Proses Inventarisasi
mencatatnya dalam KIB Barang
dan KIR

KIB A-F KIR

2. Setelah pengurus barang Buku Inventaris


mencatat dalam KIB dan (BI)
KIR, hasilnya akan
digabungkan menjadi suatu Rekap BI
daftar Buku inventaris (BI) dan
Rekap Buku Inventaris.

Buku Inventaris Buku Induk


(BI) Inventaris (BII)
3. Berdasarkan Buku
Inventaris dan Rekap BI, Rekap BI Rekap BII
pengguna/kuasa pengguna
menyusun Daftar Barang
Pengguna (DBP)/ Daftar
Barang Kuasa Pengguna
(DBKP) untuk kemudian Daftar Barang
disampaikan ke Pengelolan/ Pengguna/Kuasa Daftar Barang
Kuasa pengelola barang Pengguna (DBP/ Barang Milik Daerah
beserta Buku Inventaris dan DBKP)
rekap BI

G. Prosedur Penatausahaan Transaksi Keuangan Non Kas


1. Kerangka Hukum
a. Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah pasal 72 “Penatausahaan keuangan BLUD
paling sedikit memuat: a. Pendapatan dan belanja; b.Penerimaan dan
pengeluaran; c. Utang dan piutang; d.Persediaan, aset tetap dan
investasi; dan e. Ekuitas.”

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur akuntansi nonkas adalah serangkaian proses mulai pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
transaksi selain kas dalam rangka pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) yang dapat dilakukan dengan cara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
Transaksi atau kejadian nonkas yang tercakup dalam kegiatan, meliputi:
a. Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah
diposting ke buku besar.
66

b. Reklasifikasi pencatatan
Merupakan pemindahan akun yang telah dijurnal dan diposting ke buku
besar ke akun lainnya karena kesalahan pengakunan atau telah
terpenuhinya kriteria tertentu suatu akun tertentu sehingga sudah tidak
sesuai lagi dengan kriteria akun sebelumnya.
c. Pengakuan pendapatan dan biaya akrual (accrual revenue and expenses)
Pendapatan akrual merupakan pendapatan yang sudah menjadi hak
BLUD pada tahun berjalan, tetapi belum terjadi penerimaan kas (contoh:
piutang usaha). Sedangkan biaya akrual merupakan biaya yang sudah
menjadi kewajiban BLUD pada tahun berjalan, tetapi belum terjadi
pengeluaran kas. Dengan demikian, BLUD harus mengakui adanya
piutang dan utang yang sudah menjadi hak dan kewajiban BLUD pada
tanggal pelaporan keuangan.
d. Pengakuan pendapatan dan biaya yang ditangguhkan (deffered revenue
and expenses)
Pengakuan pendapatan diterima ditangguhkan atau pendapatan
diterima dimuka merupakan kewajiban yang akan menjadi pendapatan
pada periode yang akan datang, sedangkan biaya yang ditangguhkan
atau biaya dibayar muka merupakan aset yang akan menjadi biaya pada
periode yang akan datang.
e. Pembebanan biaya pada periode berjalan karena pemakaian aset
Merupakan pengakuan harga pokok penjualan atas penjualan obat dan
pengakuan biaya depresiasi atas berkurangnya manfaat ekonomis aset
tetap karena pemakaian.
f. Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran belanja melalui
mekanisme uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang
persediaan;
g. Pengisian kas kecil Bendahara Pengeluaran dan Kas BLUD;
h. Penerimaan/pemberian hibah selain kas dari pihak ketiga;
i. Pembelian secara kredit/nonkas atas transaksi pembelian barang/aset
tetap;
j. Retur pembelian kredit (pengembalian) atas pembelian barang/aset tetap
yang telah dibeli secara kredit;
k. Pemindahtanganan atas aset tetap tanpa konsekuensi kas kepada pihak
ketiga;
l. Penerimaan aset tetap tanpa konsekuensi kas akibat adanya tukar-
menukar (ruilslaag) dengan pihak ketiga.

3. Pihak Terkait
a. Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu;
b. Verifikator Jaminan Kesehatan Masyarakat/Asuransi Kesehatan PNS/
Swasta;
c. Kepala Bagian Keuangan Selaku PPK BLUD;
d. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi.
67

4. Langkah Teknis
a. PPK BLUD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian selain kas
mencatat di buku memorial. Buku memorial tersebut sekurang-
kurangnya memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau
kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/atau kejadian, dan
jumlah rupiah.
b. Subbagian akuntansi dan Verifikasi mencatat transaksi dalam buku
memorial ke dalam Buku Jurnal Umum.
c. Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas
diposting ke dalam buku besar sesuai kode rekening yang bersangkutan.
Selanjutnya dilakukan pencetakan terhadap Buku Besar/Buku Besar
Pembantu dan Laporan Keuangan yang diperlukan.

5. Format Dokumen

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …..


RSUD KABUPATEN …..
Jurnal Umum
Halaman: …………………

No
No Tanggal Uraian No Bukti Debit Kredit
Rekening

PEMERINTAH KABUPATEN …….


RSUD KABUPATEN ……
Buku Besar
Nama Rekening : ………………………………….
Nomor Rekening : ………………………………….
No Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
68

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
RSUD ……...
Bukti Memorial

Nomor : …………………….
Tanggal : …………………….
Kode
Keterangan Rekening Debit Kredit

Disetujui Oleh, Dicatat Oleh, Diverifikasi Oleh, Dibuat Oleh,

(…………………….) (…………………….) (…………………….) (…………………….)

6. Bagan Alir

Penatausahaan Transaksi Keuangan Non Kas


Subbagian
Uraian PPK BLUD Akuntansi dan
Verifikasi

Bukti Transaksi

1. PPK BLUD
berdasarkan bukti
transaksi dan/atau
kejadian selain kas Mencatat di Buku
mencatat di buku Memorial
memorial

2. Subbagian
Bukti Memorial Mencatat ke Buku
akuntansi dan Jurnal Umum
Verifikasi mencatat
transaksi dalam buku
memorial ke dalam
Buku Jurnal Umum
Buku Jurnal
Umum
69

H. Prosedur Penatausahaan Investasi


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah pasal 72 “Penatausahaan keuangan BLUD
paling sedikit memuat: a. Pendapatan dan belanja; b.Penerimaan dan
pengeluaran; c. Utang dan piutang; d.Persediaan, aset tetap dan
investasi; dan e. Ekuitas.”
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan Investasi Pementah Daerah pasal 21 ayat (1)
“Pelaksanaan investasi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pengelola
Investasi dan dapat dilimpahkan pelaksanaannya kepada Badan
Layanan Umum Daerah”.

2. Deskripsi Kegiatan
Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis
yang dapat meningkatkan kemampuan keuangan BLUD dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Investasi merupakan salah satu fleksibilitas yang diberikan kepada BLUD.
Investasi dapat berupa investasi jangka pendek atau jangka panjang dalam
rangka meningkatkan pendapatan atau berupa pengadaan aset tetap dalam
rangka memajukan dan meningkatkan kualitas layanan BLUD.
Semua jenis investasi yang ada hendaknya dilakukan proses penatausahaan
agar investasi yang akan dijalankan menjadi tertib, efektif, efisien,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Investasi adalah
penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis yang dapat
meningkatkan kemampuan keuangan BLUD dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
BLUD dapat melakukan investasi sepanjang memberi manfaat bagi
peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarkat
serta tidak mengganggu likuiditas keuangan BLUD. Investasi yang dapat
dilakukan oleh BLUD dapat berupa:
a. Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek merupakan investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan
atau kurang. Investasi jangka pendek dapat dilakukan dengan
memanfaatkan surplus kas jangka pendek dan memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Dapat segera dicairkan, diperjualbelikan.
2) Ditujukan dalam rangka manajemen kas, dan
3) Beresiko rendah.
Bentuk investasi jangka pendek, antara lain :
1) Deposito berjangka waktu 1 sampai dengan 12 bulan dan atau yang
dapat diperpanjang secara otomatis.
2) Pemberian Surat Berharga Jangka Pendek.
3) Pembelian Sertifikat Bank Indonesia.
70

Hasil dari investasi jangka pendek merupakan pendapatan BLUD yang


dapat dipergunakan langsung untuk membiayai pengeluaran sesuai
RBA-BLUD.
b. Investasi Jangka Panjang
BLUD tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas
persetujuan Bupati. Bentuk Investasi Jangka Panjang antara lain :
1) Penyertaan Modal
2) Pemilikan obligasi untuk masa jangka panjang
3) Investasi langsung seperti pendirian perusahaan
Dalam hal BLUD mendirikan/membeli badan usaha yang berbadan
hukum, kepemilikan badan usaha tersebut ada pada pemerintah daerah.

3. Pihak Terkait
a. Pejabat Keuangan BLUD
Atas dasar persetujuan dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan BLUD
menghubungi bank dan membuat investasi jangka pendek misalnya
deposito.Hal ini memungkinkan karena adanya dana yang menganggur
dalam bentuk investasi jangka pendek sesuai dengan perencanaan
dalam RBA BLUD dan menginformasikan ke Pejabat Verifikasi dan
Pengelola Akuntansi atas pembentukan deposito serta pendapatan
bunga dan biaya bank yang terkait dengan deposito tersebut.
b. Pejabat Verifikasi dan Pengelola Akuntansi
Pejabat Verifikasi dan Pengelola Akuntansi melakukan tugas:
1) Mencatat Investasi jangka pendek yang dibentuk dalam kartu dan
memantau mutasi atas rekening tersebut.
2) Dari data rekening Koran bulanan mencatat pendapatan, bunga
maupun biaya bank yang terjadi akibat adanya investasi jangka
pendek
3) Melakukan penyimpanan atas dokumen surat berharga di dalam
tempat yang aman.
c. Pejabat Keuangan
Pejabat Keuangan memberikan persetujuan atas penempatan dana yang
bersifat idle/menganggur dalam bentuk investasi jangka pendek sesuai
dengan perencanaan dalam RBA-BLUD.
4. Langkah Teknis
Penatausahaan investasi BLUD meliputi beberapa kegiatan seperti berikut:
a. Usulan investasi diproleh dengan memperhatikan usulan dari tiap unit.
Investasi dilakukan berdasarkan kebutuhan arah kebijakan
masing-masing unit.
b. Usulan yang telah dirumuskan disusun dalam proposal pengajuan.
Dilakukan verifikasi usulan oleh tim verifikasi.
c. Usulan yang telah diverifikasi dan disetejui tim verifikasi diserahkan
kepada pemimpin BLUD untuk mendapat persetujuan dan
ditindaklanjuti.
d. Investasi yang menggunakan dana APBD/APBN harus mendapatkan
persetujuan dari pihak yang berwenang dan sesuai dengan anggaran
belanja yang telah ditetapkan.
71

e. Investasi berupa penambahan aset tetap, proses penatausahaannya


mengikuti alur proses penatausahaan pengeluran kas dan aset tetap.
Menyusun laporan pertanggungjawaban yang ditujukan kepada pemimpin
BLUD maupun Pemerintah Daerah selaku pemilik BLUD atas kegiatan
investasi yang dilakukan.

5. Format Dokumen
Dokumen yang digunakan antara lain:
a. Dokumen persetujuan Pejabat Keuangan.
b. Rekening Koran Bank.

6. Bagan Alir

Penatausahaan Investasi

Uraian Unit Tim Verifikasi Pemimpin BLUD

1. Usulan investasi
diproleh dengan
memperhatikan usulan Usulan Investasi
dari tiap unit. Investasi Tiap Unit
dilakukan berdasarkan
kebutuhan arah
kebijakan masing-
masing unit Usulan Investasi

2. Usulan yang telah


dirumuskan disusun
dalam proposal Dirumuskan
pengajuan. Dilakukan
verifikasi usulan oleh
tim verifikasi
Proposal Proposal
Pengajuan Pengajuan
3. Usulan yang telah
diverifikasi dan disetejui
tim verifikasi diserahkan
Proposal
kepada pemimpin BLUD Pengajuan
Verifikasi

4. Pemimpin BLUD
melakukan persetujuan
dan ditindaklanjuti Menyetujui dan
menindaklanjuti

Dokumen
Persetujuan
72

BAB IV
SISTEM DAN PROSEDUR LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

A. Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Penerimaan Blud


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur pertanggungjawaban pendapatan BLUD merupakan prosedur yang
harus dipenuhi untuk mempertanggungjawabkan pendapatan BLUD yang
diperoleh dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, lain-
lain pendapatan BLUD yang sah.

3. Pihak Terkait
a. Pengguna Anggaran/Pemimpin BLUD/Kepala SKPD
1) Mengesahkan Laporan Pendapatan BLUD yang disampaikan oleh
Pejabat Keuangan BLUD;
2) Mengesahkan dokumen Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ);
dan
3) Menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan kepada PPKD.
b. Pejabat Keuangan BLUD/PPK BLUD
Menyiapkan Laporan Pendapatan BLUD berdasarkan data SPJ
Penerimaan yang diterima dari Bendahara Penerimaan/Bendahara
Penerimaan Pembantu.
c. Bendahara Penerimaan
1) Menyiapkan laporan SPJ Bendahara Penerimaan; dan
2) Mengesahkan laporan SPJ yang disampaikan oleh Bendahara
Penerimaan Pembantu untuk kemudian dikonsolidasi dengan
laporan SPJ Bendahara Penerimaan.
d. Bendahara Penerimaan Pembantu
1) Menyiapkan bukti transaksi; dan
2) Menyampaikan laporan SPJ Bendahara Penerimaan Pembantu
ke Bendahara Penerimaan setelah memperoleh pengesahan dari KPA.
e. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Penerimaan Pembantu.
f. Fungsi Perbendaharaan Bagian Keuangan Pemerintah Daerah/PPKD
Mengesahkan SP3BP yang di sampaikan oleh kepala SKPD, untuk
kemudian di terbitkan SP2BP untuk mencatat pendapatan BLUD
sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah.
73

4. Langkah Teknis
a. Tahap 1 : Penyusunan Laporan Pendapatan BLUD
1) Bendahara pengeluaran menyampaikan SPJ Penerimaan dari
transaksi yang dikelolanya atau dari SPJ Penerimaan yang
disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu;
2) Berdasarkan SPJ yang disampaikan oleh Bendahara
Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu, Pejabat Keuangan
BLUD membuat laporan Pendapatan BLUD; dan
3) Selanjutnya Laporan Pendapatan BLUD tersebut oleh Pejabat
Keuangan BLUD di sampaikan kepada Pemimpin BLUD untuk
memperoleh pengesahan.
b. Tahap 2 : Penyampaian Laporan Pendapatan BLUD, disertai SPTJ dari
unit BLUD ke SKPD untuk dibuat SP3BP
Setelah di sahkan oleh Pemimpin BLUD, Laporan Pendapatan BLUD
disertai dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) tersebut
selanjutnya oleh Pemimpin BLUD di sampaikan kepada kepala SKPD
untuk menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan kepada PPKD.
c. Tahap 3 : Pengesahan SP3BP dan penerbitan SP2BP oleh PPKD
Setelah SP3BP disahkan oleh PPKD, maka PPKD menerbitkan dokumen
Surat Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2BP).
Setelah dokumen SP2BP terbit, maka Pendapatan BLUD (jasa layanan,
hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, lain-lain pendapatan BLUD
yang sah) sudah bisa diakui sebagai pendapatan asli daerah dan
kemudian di konsolidasikan laporan realisasi Pemda (Peraturan Menteri
Dalam Negeri 79 Tahun 2018 Pasal 61 ayat (1)).
74

5. Format Dokumen
Format Laporan Pendapatan BLUD, Belanja BLUD, Pembiayaan BLUD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………….….(1)
…………………………………………………..(2)

LAPORAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIYAAN


TAHUN ANGGARAN …………………….(3)

Jumlah (Rp) Bertambah/(berkurang)


No Uraian Anggaran Realisasi s/d Realisasi Realisasi s/d
Rp %
dalam DPA …..(4) lalu ….. (5) ini ….. (6) ini
1 ….. (4) 2 ….. (5) 3 ….. (6) 4 ….. (7) 5 ….. (8) 6 = (4+5)…. 9 7=(3-5)…(10) 8=(6/3)x100 ….(11)
PENDAPATAN
Jasa Layanan
Hibah
Hasil Kerja Sama
Pendapatan BLUD yang sah
Jumlah
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja lain-lain
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bengunan
Belanja Jalan, Irigasi dan jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah
Surplus/Defisit
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Perhitungan Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya (SILPA)
Divestasi
Penerimaan
Utang/Pinjaman
Jumlah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Investasi
Pembayaran Pokok
Utang/Pinjaman
Jumlah
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Tahun Berkenaan (SiLPA)

……….,…………….,20…..(12)
Pemimpin Badan Layanan
Mengetahui Kepala SKPD/PPKD Umum Daerah

(ttd)
(ttd)

(nama lengkap) (nama lengkap)


NIP. …………………….. NIP. ……………………………
75

6. Bagan Alir

Prosedur Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Pendapatan BLUD

Bend. Penerimaan Bend. Penerimaan


Kegiatan PPKD PA/Pemimpin BLUD PK BLUD
(BPn) Pembantu (BPPn)

Prose Penatausahaan Prose Penatausahaan


Penerimaan Penerimaan

BKU Bendahara BKU Bendahara


Penerimaan Penerimaan Pembantu

Register STS Register STS

Menyusun
Verifikasi dan SPJ BPPn
Pengesahan
Verifikasi dan
Pengesahan
Laporan Menyusun SPJ
Tahap 1: Penyusunan Pendapatan BPPn
SPJ BPn
Laporan Pendapatan BLUD BLUD (Bulanan)
Laporan Pendapatan
BLUD (Bulanan)

SPTJ
SPJ BPn

Verifikasi dan
Pengesahan
Tahap 2:Penyampaian
Laporan Pendapatan
BLUD, disertai SPTJ dari
unit BLUD ke SKPD Verifikasi dan SP3BP
untuk dibuat SP3BP Pengesahan

Tahap 3 : Pengesahan
SP3BP dan penerbitan
SP2BP oleh PPKD SP2BP
76

B. Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Pengeluaran


BLUD
1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah Pasal 69.

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur pertanggungjawaban pendapatan BLUD merupakan prosedur yang
harus dipenuhi untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran BLUD yang
diperoleh dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain,
lain-lain pendapatan BLUD yang sah.

3. Pihak Terkait
a. Pengguna Anggaran/Pemimpin BLUD
1) Mengesahkan Laporan Pengeluaran BLUD yang disampaikan oleh
Pejabat Keuangan BLUD;
2) Mengesahkan dokumen Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ);
dan
3) Menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan kepada PPKD.
b. Pejabat Keuangan BLUD/ PPK BLUD
Menyiapkan Laporan Pengeluaran BLUD berdasarkan data SPJ
Pengeluaran yang di terima dari Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
c. Bendahara Pengeluaran
1) Menyiapkan laporan SPJ Bendahara Pengeluaran; dan
2) Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu untuk kemudian di konsolidasi dengan
laporan SPJ Bendahara Pengeluaran
d. Bendahara Pengeluaran Pembantu
1) Menyiapkan bukti transaksi; dan
2) Menyampaikan laporan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu
ke Bendahara Pengeluaran setelah memperoleh pengesahan dari KPA
e. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
f. Fungsi Perbendaharaan Bagian Keuangan Pemerintah
Kabupaten Garut/PPKD
Mengesahkan laporan Belanja BLUD yang di sampaikan oleh Pemimpin
BLUD sebagai bagian dari Belanja BLUD.
77

4. Langkah Teknis
a. Tahap 1 : Penyusunan Laporan Pengeluaran Biaya BLUD
1) Bendahara pengeluaran menyampaikan SPJ Fungsional dari
transaksi yang dikelolanya atau dari SPJ Fungsional yang
disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu;
2) Berdasarkan SPJ yang disampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, Pejabat Keuangan
BLUD membuat laporan pengeluaran Belanja BLUD; dan
3) Selanjutnya Laporan Pengeluaran Belanja BLUD tersebut oleh
Pejabat Keuangan BLUD di sampaikan kepada Pemimpin BLUD
untuk memperoleh pengesahan.
b. Tahap 2 : Penyampaian Laporan Belanja BLUD, disertai SPTJ dari unit
BLUD ke SKPD untuk dibuat SP3BP
Setelah di sahkan oleh Pemimpin BLUD, Laporan Belanja BLUD disertai
dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) tersebut selanjutnya
oleh Pemimpin BLUD disampaikan kepada Kepala SKPD untuk
menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan kepada PPKD.
c. Tahap 3 : Pengesahan SP3BP dan penerbitan SP2BP oleh PPKD
Setelah SP3BP disahkan oleh PPKD, maka PPKD menerbitkan dokumen
Surat Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2BP).
Setelah dokumen SP2BP terbit, maka Belanja yang sumber dananya dari
BLUD/Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan
pihak lain, lain-lain pendapatan BLUD yang sah) sudah bisa diakui
sebagai belanja daerah (Belanja Pegawai BLUD, Belanja Barang Jasa
BLUD dan Belanja Modal BLUD) daerah dan kemudian di konsolidasikan
laporan realisasi Pemerintah Daerah Kabupaten (Peraturan Menteri
Dalam Negeri 79 Tahun 2018 pasal 61 ayat (2)).
78

5. Format Dokumen
a. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ)

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA............ (1)

.......................................................(2)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB (SPTJ)

NOMOR : ......................(3)

1. Nama Badan Layanan Umum Daerah .......................................................... (4)

2. Kode Organisasi .......................................................... (5)

3. Nomor / tanggal DPA SKPD .......................................................... (6)

4. Kegiatan .......................................................... (7)

Yang bertandatangan dibawah ini .....................................................................(8)

Menyatakan bahwa saya bertanggung jawab atas semua realisasi


pendapatan yang telah diterima dan belanja yang telah dibayar kepada yang
berhak menerima serta pembiayaan, yang dananya bersumber dari jasa Layanan,
Hibah, Hasil Kerja Sama dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah dan digunakan
langsung pada bulan ..... (9) tahun anggaran (10) (Laporan realisasi pendapatan,
belanja dan pembiayaan terlampir)

Bukti-bukti pendapatan, belanja, dan pembiayaan diatas disimpan sesuai


dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan aparat pengawas. Apabila dikemudian hari terjadi kerugian daerah,
saya bersedia bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian daerah dimaksud
dan dapat dituntut penggantian sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk


mendapatkan pengesahan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan.

....................,................20.........(11)

Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah,

(ttd)

(nama Lengkap)

NIP. ................................

Petunjuk Pengisian Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ):


(1) Diisi nama Provinsi/Kabupaten/Kota.
(2) Diisi unit pelaksana teknis Dinas Badan Daerah.
(3) Diisi nomor SPTJ unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah.
(4) Dijsi unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah.
(5) Diisi kode organisasi unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah.
(6) Diisi nomor dan tanggai DPA SKPD yang bersangkutan.
(7) Diisi kode kegiatan.
(8) Diisi nama kepala unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah.
(9) Diisi bulan berkenaan.
(10) Diisi tahun berkenaan.
(11) Diisi tempat, tanggai, bulan, tahun.
79

b. Format Laporan Pengeluaran Belanja BLUD

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………….….(1)
…………………………………………………..(2)

LAPORAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIYAAN


TAHUN ANGGARAN …………………….(3)

Jumlah (Rp) Bertambah/(berkurang)


No Uraian Anggaran Realisasi s/d Realisasi Realisasi s/d
Rp %
dalam DPA …..(4) lalu ….. (5) ini ….. (6) ini
1 ….. (4) 2 ….. (5) 3 ….. (6) 4 ….. (7) 5 ….. (8) 6 = (4+5)…. 9 7=(3-5)…(10) 8=(6/3)x100 ….(11)
PENDAPATAN
Jasa Layanan
Hibah
Hasil Kerja Sama
Pendapatan BLUD yang sah
Jumlah
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja lain-lain
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bengunan
Belanja Jalan, Irigasi dan jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah
Surplus/Defisit
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Perhitungan Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya (SILPA)
Divestasi
Penerimaan
Utang/Pinjaman
Jumlah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Investasi
Pembayaran Pokok
Utang/Pinjaman
Jumlah
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Tahun Berkenaan (SiLPA)

……….,…………….,20…..(12)
Pemimpin Badan Layanan
Mengetahui Kepala SKPD/PPKD Umum Daerah

(ttd)
(ttd)

(nama lengkap) (nama lengkap)


NIP. …………………….. NIP. ……………………………

Petunjuk Pengisian Laporan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaaan


(1) Provinsi/Kabupaten/Kota diisi dengan nama
Provinsi/Kabupaten/Kota.
(2) Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang berkenaan.
(3) Kolom l, diisi dengan nomor urut pendapatan, belanja dan pembiayaan.
80

(4) Kolom 2, diisi dengan uraian pendapatan/belanja/pembiayaan:


a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan
selanjutnya diikuti dengan uraian jenis pendapatan pendapatan
diterima oleh BLUD;
b. Belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja selanjutnya
uraian belanja dikelompokkan ke dalam belanja operasi dan
belanja modal; Dalam kelompok belanja operasi diuraikan
ke jenis_jenis belanja; Dalam kelompok belanja modal diuraikan ke
jenis-jenis belanja; dan
c. Untuk pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian
pembiayaan selanjutnya uraian pembiayaan; Dikelompokkan ke
dalam penerimaan dan pengeluaran pembiayaan; Dalam kelompok
penerimaan pembiayaan diurarkan ke jenis-jenis penerimaan
pembiayaan; Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan
ke jenis-jenis pengeluaran pembiayaan.
(5) Kolom 3, diisi dengan anggaran pendapatan, belanja, pembiayaan
dalam DPA BLUD.
(6) Kolom 4, diisi dengan realisasi pendapatan, belanja, pembiayaan
bulan-bulan sebeiumnya.
(7) Kolom 5, diisi dengan realisasi pendapatan, belanja, pembiayaan bulan
berkenaan.
(8) Kolom 6, diisi dengan realisasi pendapatan, belanja, pembiayaan
bulan-bulan sebelumnya ditambah dengan bulan berkenaan.
(9) Kolom 7, diisi dengan selisih antara anggaran pendapatan, belanja,
pembiayaan dengan realjsasi pendapatan, belanja, pembiayaan.
(10) Kolom 8, diisi dengan persentase antara anggaran pendapatan,belanja
dan pembiayaan dibandingkan dengan realisasi pendapatan, belanja,
pembiayaan dikalikan 100.
81

c. Format SP3BP dan SP2BP


1) Format SP3BP

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA… (1)


………………………………………………..(2)

SURAT PERMINTAAN PENGESAHAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Tanggal:……..(3) Nomor: …….(4)
Kepala SKPD ……………………………………………………………. (5) memohon kepada :
Bendahara Umum Daerah Selaku PPKD
agar mengesahkan dan membukukan pendapatan, belanja dan pembiayaan sejumlah
1. Saldo Awal Rp …………………………………………(6)
2. Pendapatan Rp …………………………………………(7)
3. Belanja Rp …………………………………………(8)
4. Saldo Akhir Rp …………………………………………(9)
Untuk Bulan ……………………………….(10) Tahun Anggaran ………………………….(11)
Dasar pengesahan Urusaan Organisasi Nama BLUD
(12) ………………………… ............ ……………….. …………..(13)
Program. Kegiatan
xx …………………….. xx……………………………(14)

Pendapatan Belanja
Kode Rekening Jumlah Kode Rekening Jumlah
………………..(15) Rp. ………….(16) ………………..(17) Rp. ………….(18)
Jumlah Pendapatan Rp. ………….(19) Jumlah Belanja Rp. ………….(20)

Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan


Kode Rekening Jumlah Kode Rekening Jumlah
………………..(21) Rp. ………….(22) ………………..(23) Rp. ………….(24)
Jumlah Penerimaan Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan Rp. ………….(25) Pembiayaan Rp. ………….(26)

……………………..,………………20…..(27)
Kepala …………………………..(28)

(ttd)

(nama lengkap)
NIP. …………………….

Petunjuk Pengisian Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan


Pembiayaan (SP3BP) BLUD:
(1) Diisi Provinsi/Kabupaten/Kota.
(2) Diisi unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah.
(3) Diisi tanggal SP3BP BLUD.
(4) Diisi nomor SP3BP BLUD.
82

(5) Diisi SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota.


(6) Diisi jumlah saldo akhir pada SP2BP BLUD bulan sebelumnya Khusus
untuk saldo bulan Januari Tahun Anggaran 20XX diisi jumlah nihil
dalam rangka pengajuan SP3BP BLUD.
(7) Diisi jumlah pendapatan yang telah diterima dalam kas BLUD.
(8) Diisi jumlah belanja yang telah dibayar dai kas BLUD.
(9) Diisi jumlah saldo akhir (saldo awal + Pendapatan - belanja).
(10) Diisi periode bulan berkenaan.
(11) Diisi Tahun Anggaran berkenaan.
[12) Diisi dasar penerbitan SP3BP BLUD, antara lain: Nomor peraturan
Daerah tentang APBD/Perubahan APBD, dan Nomor serta tanggal
DPASKPD Dinas terkait.
(13) Diisi dengan kode urusan, organisasi dan uraian nama unit pelaksana
teknis Dinas/Badan Daerah terkait.
(14) Diisi kode program dan kegiatan SKPD Dinas terkait.
(15) Diisi kode rekening pendapatan.
(16) Diisi jumlah nominal rupiah untuk kode rekening pendapaian.
(17) Diisi kode rekening belanja.
(18) Diisi jumlah nominal rupiah untuk kode rekening belanja.
(19) Diisi jumlah nominai rripiah untuk seluruh kode rekening pendapatan.
(20) Diisi jumlah nominal rupiah untuk seluruh kode rekening belanja.
(21) Diisi kode rekening penerimaan pembiayaan.
(22) Diisi jumlah nominal rupiah untuk kode rekening penerimaan
pembiayaan.
(23) Diisi kode rekening pengeluaran pembiayaan.
(24) Diisi jumlah nominal rupiah untuk kode rekening pengeluaran
pembiayaan.
(25) Diisi jumiah nominal rupiah untuk seluruh kode rekening penerimaan
pembiayaan.
(26) Diisi jumlah nominal mpiah untuk seluruh kode rekening pengeluaran
pembiayaan.
(27) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun.
(28) Diisi nama kepala SKPD terkait.
83

2) Format SP2BP

LOGO DAERAH SURAT PENGESAHAN


PENDAPATAN, BELANJA DAN
PEMBIAYAAN BLUD

PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……….(1) Nama : ………………………………(7)
………………………………(2) BUD /Kuasa BUD
Tanggal : ……………………………..(8)
Nomor : …………………….(3) Nomor : ……………………………..(9)
Tanggal : …………………….(4) Tahun Anggaran : ……………………………..(10)
Kode BLUD : …………………….(5)
Nama BLUD : …………………….(6)

Telah disahkan pendapatan dan belanja sejumlah :

Saldo awal : Rp …………………….(11)


Pendapatan : Rp …………………….(12)
Belanja : Rp …………………….(13)
Saldo Akhir : Rp …………………….(14)

Telah disahkan pembiayaan sejumlah

Penerimaan Pembiayaan : Rp ……………………(15)


Pengeluaran Pembiayaan : Rp ……………………(16)

……………………..,………………20…..(17)
…………………………..(18)

(ttd)

(nama lengkap)
NIP. …………………….

Petunjuk Pengisian Surat Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan


(SP2BP) BLUD:
(1) Diisi Provinsi/Kabupaten/Kota.
(2) Diisi unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah.
(3) Diisi nomor SP2BP BLUD.
(4) Diisi tanggal SP2BP BLUD.
(5) Diisi Kode unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah.
(6) Diisi nama unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah;
(7) Diisi nama BUD/Kuasa BUD.
(8) Diisi tanggal penerbitan SP2BP BLUD.
(9) Diisi nomor penerbitan SP2BP BLUD.
(10) Diisi tahun anggaran penerbitan SP2BP BLUD.
(11) Diisi jumlah saldo awal yang tercantum dalam SP3BP BLUD.
84

(12) Diisi jumlah pendapatan yang tercantum dalam SP3BP BLUD.


(13) Diisi jumlah belanja yang tercantum dalam Surat SP3BP BLUD.
(14) Diisi jumlah saldo akhir yang tercantum dalam SP3BP BLUD.
(15) Diisi jumlah penerimaan pembiayaan yang tercantum dalam BLUD.
(16) Diisi jumlah pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam BLUD.
(17) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun.
(18) Diisi nama Jabatan (BUD/Kuasa BUD).

6. Bagan Alir

Prosedur Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Pengeluaran Biaya BLUD

Bend. Pengeluaran Bend. Pengeluaran


Kegiatan PPKD PA/Pemimpin BLUD PK BLUD
(BP) Pembantu (BPP)

Prose Belanja (Mekanisme Prose Belanja (Mekanisme


LS/UP/GU/TU) LS/UP/GU/TU)

BKU BP BKU BPP

Buku Pembantu Buku Pembantu


Bank Bank
Buku Pembantu Buku Pembantu
Kas Tunai Kas Tunai
Tahap 1: Penyusunan Verifikasi dan Buku Pembantu Buku Pembantu
Laporan Pengeluaran Pengesahan Panjar
Verifikasi dan Panjar
Belanja BLUD Pengesahan Buku Pembantu Buku Pembantu
Rincian Objek Rincian Objek
Belanja Belanja
Laporan Biaya
BLUD (Bulanan)
Laporan Biaya BLUD
(Bulanan) Menyusun
SPM Pengesahan SPJ BPP
Tahap 2: Penyampaian Surat Pernyataan
Laporan Belanja BLUD, Tanggung Jawab (SPTJ) Menyusun
disertai SPTJ dari unit SPJ BPP
SPJ BP
BLUD ke SKPD untuk
dibuat SP3BP
SPJ BP
Verifikasi dan
Pengesahan

Tahap 3 : Pengesahan
SP3BP dan penerbitan Verifikasi dan SP3BP
SP2BP oleh PPKD Pengesahan

SP2BP
85

C. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan BLUD


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB XIV tentang Pelaporan dan
Pertanggungjawaban.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13
tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur peyusunan laporan keuangan BLUD merupakan rangkaian
prosedur yang digunakan untuk menganalisis, mencatat, mengklasifikasi
dan mengikhtisarkan informasi untuk disajikan dalam laporan keuangan
sesuai siklus akuntansi.
Proses ini dari pengumpulan bukti transaksi sampai dengan Penyajian
laporan keuangan BLUD sesuai dengan PSAP 13 tentang Penyajian Laporan
Keuangan BLU. Komponen laporan Keuangan BLUD sesuai dengan PSAP 13
dan Permendagri 79 tahun 2018 Pasal 99 (2) terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
c. Neraca;
d. Laporan Operasional;
e. Laporan Arus Kas;
f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
g. Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati untuk memimpin BLUD bertanggung jawab sebagai penanggung
jawab umum dan operasional BLUD. Pemimpin BLUD puskesmas adalah
kepala puskesmas pada BLUD Puskesmas dan Pemimpin BLUD Rumah
Sakit adalan Direktur Rumah Sakit.
b. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya
dalam hal ini adalah menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah
Pejabat Pengelola Keuangan (PPK SKPD).
86

c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)


PPKD dalam hal ini adalah BPKAD yang bertanggungjawab untuk
melakukan konsolidasi laporan keuangan SKPD dan PPKD menjadi
laporan Keuangan Pemda.

4. Langkah Teknis
a. Identifikasi transaksi APBD/BLUD.
b. Jurnal Transaksi LRA/LO/Neraca.
c. Posting Jurnal LRA/LO/Neraca ke Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo (sebelum penyesuaian).
e. Jurnal Penyesuaian LRA/LO.
f. Penyusunan Neraca Saldo (setelah penyesuaian).
g. Cetak Laporan Keuangan (LRA, LP SAL, LAK dan LO).
h. Jurnal Penutup akun LRA/LO.
i. Penyusunan Neraca Saldo (setelah Penutup akun LRA/LO).
j. Cetak Laporan Keuangan (Neraca dan LPE).
k. Konsolidasi laporan keuangan BLUD dengan laporan keuangan Pemda.

5. Format Dokumen
a. Jurnal
87

b. Buku Besar

c. Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)

d. Neraca Saldo (Setelah Penyesuaian)


88

6. Bagan Alir

Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan BLUD


PPK – SKPD PK - BLUD
Kegiatan PPKD
(sebagai SKPD) (sebagai BLUD)
Proses Transaksi Proses Transaksi
sumber Dana APBD sumber Dana BLUD
1. Identifikasi transaksi
APBD / BLUD Dokumen2
Dokumen2 Penatausahaan Transaksi
Penatausahaan BLUD (BAST, SP2D, SPJ,
Transaksi APBD (BAST, Laporan Pendapatan/
SP2D, SPJ, dll) Biaya BLUD, dll)

2. Jurnal Transaksi LRA/ Proses Jurnal


LO/Neraca
Jurnal LRA Jurnal LO

3. Posting Jurnal LRA/LO/


Neraca ke Buku Besar Proses Posting Jurnal
ke Buku Besar

Buku Besar

Proses Penyusunan
Neraca Saldo

4. Penyusunan Neraca Saldo Neraca Saldo


(sebelum penyesuaian) (sebelum penyesuaian)

5. Jurnal Penyesuaian LRA/LO Proses Jurnal Penyesuaian


(Adjustment)
6. Penyusunan Neraca Saldo Neraca Saldo
LRA
(setelah penyesuaian) (setelah penyesuaian)
LP SAL

LAK
7. Cetak Laporan Keuangan
(LRA, LP SAL, LAK dan LO)
Proses Jurnal Penutup (Closing) LRA utk
menutup akun Pendapatan -LRA dan Belanja)

Neraca Saldo
LO
(setelah Penutup LRA)

8. Jurnal Penutup akun LRA/LO Proses Jurnal Penutup (Closing) LO utk


menutup akun Pendapatan -LO dan Beban)

Neraca Saldo
NERACA
(setelah Penutup LO)
9. Penyusunan Neraca Saldo
(setelah Penutup akun LRA/LO)
Proses Penyusunan Jurnal Penutup (Closing)
Akhir dan Penyusunan LPE dan CALK
10. Cetak Laporan Keuangan Verifikasi & LPE
(Neraca dan LPE) Pengesahan
CALK
Kertas Kerja
Proses Konsolidasi Konsolidasi
L/K BLUD, L/K SKPD
dan L/K PPKD
11. Konsolidasi laporan
Proses Jurnal
keuangan BLUD dengan
Eliminasi
laporan keuangan Pemda

L/K Pemda
89

BAB XIX
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

A. Kerangka Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB VI tentang Pelaksanaan Anggaran BLUD
Pasal 70 dan Pasal 71.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.

B. Deskripsi Kegiatan
Prosedur akuntansi penerimaan kas dan setara kas meliputi serangkaian proses
baik manual ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan, pengikhtisaran atas
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan BLUD yang berkaitan dengan penerimaan kas
dan setara kas pada BLUD.
Sumber Penerimaan kas BLUD, terdiri dari:
1. Penerimaan kas dari jasa layanan seperti jasa layanan kesehatan berupa
imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat antara lain layanan poliklinik/rawat jalan, layanan rawat inap,
layanan farmasi, layanan IGD dll.
2. Penerimaan kas dari hibah.
3. Penerimaan kas dari hasil kerjasama dengan pihak lain yaitu antara lain
berupa perolehan kerjasama operasional, sewa menyewa dan dari usaha
lainnya yang mendukung tugas dan fungsi BLUD.
4. Penerimaan kas APBD yaitu berupa pendapatan yang berasal dari otorisasi
kredit anggaran pemerintah daerah (DPA) bukan dari kegiatan pembiayaan
APBD.
5. Penerimaan kas APBN yaitu berupa pendapatan yang berasal dari
pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas
pembantuan dan lain-lain, yang proses pengelolaan keuangannya
diselenggarakan secara terpisah berdasarkan ketentuan yang berlaku
dalam pelaksanaan APBN.
6. Penerimaan kas dari lain-lain pendapatan BLUD yang sah yaitu dari
penerimaan hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan, hasil
pemanfaatan kekayaan, jasa giro, pendapatan bunga, komisi dll.

C. Pihak Terkait
1. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya dalam hal ini
90

adalah tanggung jawab sebagai pengelola kas BLUD menyelenggarakan


akuntansi dan penyusunan laporan keuangan (Permendagri 79/2018 pasal
10 ayat (1) huruf e dan i) dan. Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD
adalah Pejabat Pengelola Keuangan (PPK SKPD).
2. Bendahara Penerimaan/ Penerimaan Pembantu
Mengelola bukti penerimaan kas dan setoran dari Pendapatan BLUD yang
diperoleh dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, lain-
lain pendapatan BLUD yang sah.
3. Bendahara Pengeluaran
Mengelola penerimaan kas yang berasal dari dana APBD/APBN yang
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
penyelenggaraan APBN/APBD.

D. Langkah Teknis
Prosedur akuntansi penerimaan kas yaitu:
1. Fungsi akuntansi pada BLUD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas
mencatat ke dalam jurnal LRA (untuk mencatat realisasi Pendapatan LRA)
dan Jurnal LO/Neraca (untuk mencatat penambahan Pendapatan LO dan
Penambahan Kas).
2. Bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain Tanda Bukti
Penerimaan/TBP, bukti transfer, Nota Kredit Bank dan bukti penerimaan
lainnya.
3. Fungsi akuntansi pada BLUD secara periodik atau berkala melakukan
posting ke dalam buku besar.
4. Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada BLUD dapat membuat buku
besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol buku besar.
5. Pencatatan ke dalam buku jurnal LRA/LO/Neraca, buku besar dan buku
besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada BLUD sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku.

E. Format Dokumen
A. Tanda Bukti Pembayaran
91

B. Surat Tanda Setoran

F. Bagan Alir
92

BAB V
SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

A. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB VI tentang Pelaksanaan Anggaran BLUD
Pasal 70 dan Pasal 71.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13
tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada BLUD meliputi serangkaian
proses baik manual ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan,
pengikhtisaran atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan BLUD yang
berkaitan dengan pengeluaran kas pada BLUD.
Pengeluaran kas BLUD berdasarkan jenis atau tujuannya antara lain
sebagai berikut:
a. Pengeluaran kas untuk pemberian uang muka;
b. Pengeluaran kas untuk investasi;
c. Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan non operasi;
d. Pengeluaran kas untuk pembayaran/pelunasan utang; dan
e. Pengeluaran kas untuk sumbangan/hibah dll.

3. Pihak Terkait
a. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya
dalam hal ini adalah tanggung jawab sebagai pengelola kas BLUD
menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
(Permendagri 79/2018 pasal 10 ayat (1) huruf e dan i) dan. Pejabat
Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah Pejabat Pengelola Keuangan
(PPK SKPD).
b. Bendahara Pengeluaran
Mengelola transaksi pengeluaran kas baik yang bersumber dari BLUD
maupun APBD.
93

4. Langkah Teknis
Prosedur akuntansi pengeluaran kas yaitu:
a. Fungsi akuntansi pada BLUD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran
kas mencatat ke dalam jurnal LRA/LO/Neraca, disertai uraian rekening
lawan asal pengeluaran kas dimaksud.
b. Bukti transaksi pengeluaran kas mencakup antara lain bukti transfer,
Nota Debet Bank dan bukti pengeluaran lainnya.
c. Fungsi akuntansi pada BLUD secara periodik atau berkala melakukan
posting ke dalam buku besar.
d. Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada BLUD dapat membuat buku
besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol buku besar.
e. Pencatatan ke dalam buku jurnal LRA/LO/Neraca, buku besar dan buku
besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada BLUD sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku.

5. Format Dokumen
Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan
pada prosedur akuntansi pengeluaran kas dan setara kas pada BLUD,
terdiri dari:
a. Kuitansi pembayaran dan bukti lainnya yang merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembayaran.
b. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum
Daerah/Bendahara Umum Negara sebagai Surat Pertanggung-jawaban
(SPJ) pengeluaran kas.
c. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer
pengeluaran kas BLUD.
d. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening bank BLUD.
e. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi pada BLUD untuk mencatat peringkasan (posting) semua
transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke dalam
buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, biaya/beban.
f. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatat transaksi-transaksi dan
kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.
94

6. Bagan Alir

B. Prosedur Akuntansi Piutang


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB VI tentang Pelaksanaan Anggaran BLUD
dan BAB X tentang Piutang dan Utang/Pinjaman BLUD.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13
tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Piutang merupakan tagihan yang timbul karena adanya transaksi dengan
pihak lain dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan oleh BLUD kepada
masyarakat baik melalui perorangan maupun perusahaan.
Piutang dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu:
a. Piutang usaha adalah piutang yang terjadi karena adanya pelayanan
kesehatan baik berupa barang (obat/alkes) maupun jasa (perawatan)
dalam kegiatan normal BLUD.
b. Piutang lain-lain, piutang yang timbul selain karena pelayanan
kesehatan dalam kegiatan normal BLUD.
Prosedur akuntansi piutang pada BLUD meliputi serangkaian proses baik
manual ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan BLUD yang
berkaitan dengan pengelolaan piutang pada BLUD.
95

3. Pihak Terkait
a. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya
dalam hal ini adalah tanggung jawab sebagai melakukan pengelolaan
utang-piutang serta menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan (Permendagri 79/2018 pasal 10 ayat (1) huruf f dan
i). Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah Pejabat Pengelola
Keuangan (PPK SKPD).
b. Bendahara Penerimaan/Penerimaan Pembantu
Mengelola bukti penerimaan kas dan setoran dari Pendapatan BLUD
yang diperoleh dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak
lain, lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
c. Bagian Verifikasi dan Bagian Pelayanan
Membuat tagihan atas pendapatan Jasa layanan BLUD.

4. Langkah Teknis
Prosedur akuntansi piutang yaitu:
a. Fungsi akuntansi pada BLUD berdasarkan bukti transaksi piutang
mencatat ke dalam jurnal LO (untuk mencatatat penambahan akun
pendapatan –LO) dan jurnal Neraca (untuk mencatat penambahan akun
Piutang).
b. Bukti piutang mencakup antara lain kuitansi tagihan jasa
layanan/billing.
c. Fungsi akuntansi pada BLUD secara periodik atau berkala melakukan
posting ke dalam buku besar.
d. Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada BLUD dapat membuat buku
besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol buku besar.
e. Pencatatan ke dalam buku jurnal, buku besar dan buku besar
pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada BLUD sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku.

5. Format Dokumen
Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan
pada prosedur akuntansi piutang pada BLUD, terdiri dari:
a. Tagihan/perhitungan biaya pelayanan kepada masyarakat.
b. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening bank BLUD.
c. Buku jurnal piutang merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan piutang.
d. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi pada BLUD untuk mencatat peringkasan (posting) semua
transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal umum ke dalam buku
besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan,
biaya.
96

e. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh


fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatat transaksi-transaksi dan
kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening
yang dianggap perlu.

6. Bagan Alir

D. Prosedur Akuntansi Persediaan


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB VI tentang Pelaksanaan Anggaran BLUD
dan BAB VIII tentang Pengelolaan Barang.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13
tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Persediaan adalah barang-barang yang dibeli dan dimiliki oleh BLUD dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Barang-barang yang dapat dimasukkan dalam persediaan adalah
barang-barang yang secara hukum hak pemilikannya berada pada BLUD
yaitu antara lain berupa obat, bahan/alat kesehatan habis pakai, alat tulis
kantor dll.
97

Prosedur akuntansi persediaan pada BLUD meliputi serangkaian proses baik


manual ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan BLUD yang
berkaitan dengan pengelolaan persediaan pada BLUD.

3. Pihak Terkait
a. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya
dalam hal ini adalah tanggung jawab menyusun kebijakan pengelolaan
barang, aset tetap dan investasi serta menyelenggarakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan (Permendagri 79/2018 pasal 10 ayat (1)
huruf g dan i) dan. Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah
Pejabat Pengelola Keuangan (PPK SKPD).
b. Bendahara Pengeluaran
Mengelola transaksi pengeluaran kas baik yang bersumber dari BLUD
maupun APBD.
c. Pengelola Barang/Bendahara Barang

4. Langkah Teknis
Prosedur akuntansi persediaan yaitu:
a. Fungsi akuntansi pada BLUD berdasarkan bukti berkaitan dengan
persediaan mencatat ke dalam jurnal LO/Neraca, disertai uraian
rekening lawan pos persediaan dimaksud.
b. Bukti transaksi pengeluaran kas mencakup antara lain bukti transfer,
Nota Debet Bank dan bukti pengeluaran lainnya.
c. Fungsi akuntansi pada BLUD secara periodik atau berkala melakukan
posting ke dalam buku besar.
d. Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada BLUD dapat membuat buku
besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol buku besar.
e. Pencatatan ke dalam buku jurnal pengeluaran kas, buku besar dan
buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada BLUD
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam
ketentuan yang berlaku.

5. Format Dokumen
Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan
pada prosedur akuntansi persediaan pada BLUD, terdiri dari:
a. Kuitansi pembayaran dan bukti lainnya yang merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembelian barang persediaan.
b. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum
Daerah/Bendahara Umum Negara sebagai Surat Pertanggungjawaban
(SPJ) pengeluaran kas.
c. Berita acara pemeriksaan fisik persediaan.
d. Buku jurnal merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi pada BLUD untuk mencatat dan menggolongkan semua
transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan persediaan.
98

e. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi


akuntansi pada BLUD untuk mencatat peringkasan (posting) semua
transaksi atau kejadian yang berkaitan dengan persediaan ke dalam
buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, biaya.
f. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatat transaksi-transaksi dan
kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.

6. Bagan Alir

E. PROSEDUR AKUNTANSI ASET TETAP


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB VI tentang Pelaksanaan Anggaran BLUD
dan BAB VIII tentang Pengeloaaln Barang.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13
tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Aset tetap adalah aset tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai atau dengan di bangun lebih dulu, dimaksudkan untuk digunakan
dalam operasi BLUD, tidak untuk di jual kembali dalam rangka operasi
normal BLUD dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
99

Prosedur akuntansi aset tetap pada BLUD meliputi serangkaian proses baik
manual ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan BLUD yang
berkaitan dengan pengelolaan aset tetap pada BLUD.

3. Pihak Terkait
a. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya
dalam hal ini adalah tanggung jawab menyusun kebijakan pengelolaan
barang, aset tetap dan investasi serta menyelenggarakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan (Permendagri 79/2018 Pasal 10 ayat (1)
huruf g dan i) dan. Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah
Pejabat Pengelola Keuangan (PPK SKPD)
b. Bendahara Pengeluaran
Mengelola transaksi pengeluaran kas baik yang bersumber dari BLUD
maupun APBD
c. Pengelola Barang/Bendahara Barang

4. Langkah Teknis
Prosedur akuntansi aset tetap yaitu:
a. Fungsi akuntansi pada BLUD berdasarkan bukti transaksi
pengadaan/pembelian/kepemilikan aset tetap mencatat ke dalam jurnal
umum, disertai uraian rekening lawan asal aset tetap dimaksud.
b. Bukti pengadaan/pembelian/kepemilikan aset tetap mencakup antara
lain bukti transferdan bukti pengeluaran lainnya.
c. Fungsi akuntansi pada BLUD secara periodik atau berkala melakukan
posting ke dalam buku besar.
d. Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada BLUD dapat membuat buku
besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol buku besar.
e. Pencatatan ke dalam buku jurnal umum (aset tetap), buku besar dan
buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada BLUD
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam
ketentuan yang berlaku.

5. Format Dokumen
Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan
pada prosedur akuntansi aset tetap pada BLUD, terdiri dari:
a. Kontrak/Surat Perjanjian Kerja (SPK) pengadaan atau pembelian aset
tetap dan Berita Acara Serah Terima (BAST);
b. Kuitansi pembayaran dan bukti lainnya yang merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembelian aset tetap;
c. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum
Daerah/Bendahara Umum Negara sebagai Surat Pertanggungjawaban
(SPJ) pengeluaran kas yang berkaitan dengan aset tetap;
d. Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer
pengeluaran kas BLUD untuk pembayaran aset tetap;
100

e. Buku jurnal umum aset tetap merupakan catatan yang diselenggarakan


oleh fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan aset tetap;
f. Buku Besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi pada BLUD untuk mencatat peringkasan (posting) semua
transaksi atau kejadian aset tetap ke dalam buku besar untuk setiap
rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, biaya; dan
g. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatat transaksi-transaksi dan
kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.

6. Bagan Alir

F. Prosedur Akuntansi Utang


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB VI tentang Pelaksanaan Anggaran BLUD
dan BAB VIII tentang Pengelolaan Barang.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13
tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah.

2. Deskripsi Kegiatan
Utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi dalam jangka waktu tertentu,
yaitu utang lancar harus dipenuhi dalam jangka waktu satu tahun, dan
utang jangka panjang yang pemenuhannya lebih dari satu tahun.
101

Prosedur akuntansi utangpada BLUD meliputi serangkaian proses baik


manual ataupun terkomputerisasi mulaipencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan BLUD yang
berkaitan dengan pengelolaan utang pada BLUD.

3. Pihak Terkait
a. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya
dalam hal ini adalah tanggung jawab menyusun kebijakan pengelolaan
barang, aset tetap dan investasi serta menyelenggarakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan (Permendagri 79/2018 pasal 10 ayat (1)
huruf g dan i) dan Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah
Pejabat Pengelola Keuangan (PPK SKPD).
b. Bendahara Pengeluaran
Mengelola transaksi pengeluaran kas baik yang bersumber dari BLUD
maupun APBD.
c. Pihak ke 3/Pegawai
d. Bagian Verifikasi

4. Langkah Teknis
Prosedur akuntansi utang yaitu:
a. Fungsi akuntansi pada BLUD berdasarkan bukti transaksi mencatat ke
dalam jurnal umum (utang), disertai uraian rekening lawan asal utang
dimaksud.
b. Bukti transaksi utang mencakup antara lain bukti transfer,
kontrak/perjanjian utang dan bukti utang lainnya.
c. Fungsi akuntansi pada BLUD RSUD secara periodik atau berkala
melakukan posting ke dalam buku besar.
d. Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada BLUD dapat membuat buku
besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol buku besar.
e. Pencatatan ke dalam buku jurnal umum (utang), buku besar dan buku
besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada BLUD sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku.

5. Format Dokumen
Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan
pada prosedur akuntansi utang pada BLUD, terdiri dari:
a. Kuitansi pembayaran dan bukti lainnya yang merupakan dokumen
sebagai tanda bukti penerimaan utang.
b. Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer
pengeluaran kas BLUD untuk pelunasan utang.
c. Buku jurnal umum (utang) merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan utang.
102

d. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi


akuntansi pada BLUD untuk mencatat peringkasan (posting) semua
transaksi atau kejadian dari utang ke dalam buku besar untuk setiap
rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, biaya/beban.
e. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi pada BLUD untuk mencatatat transaksi-transaksi dan
kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.

6. Bagan Alir

G. Prosedur Akuntansi Ekuitas


1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BAB VI tentang Pelaksanaan Anggaran BLUD
Pasal 70 dan Pasal 71.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13
tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah.
103

2. Deskripsi Kegiatan
Penatausahaan Ekuitas tidak dilaksanakan secara khusus namun terkait
dengan proses akuntansi dan penyusunan laporan keuangan bulanan
BLUD.
Dengan dilaksanakannya proses penyusunan laporan berarti proses
pencatatan Ekuitas juga dilaksanakan.

3. Pihak Terkait
Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya dalam hal ini
adalah tanggung jawab menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap
dan investasi serta menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan (Permendagri 79/2018 pasal 10 ayat (1) huruf g dan i) dan.
Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah Pejabat Pengelola
Keuangan (PPK SKPD)

4. Langkah Teknis
Prosedur akuntansi ekuitas yaitu:
a. Identifikasi transaksi yang mempengaruhi ekuitas seperti penyusutan
aset, penyisihan piutang, revaluasi nilai aset, koreksi pencatatan tahun
sebelumnya.
b. Mencatat transaksi yang mempengaruhi ekuitas ke dalam jurnal
LO/Neraca.
c. Posting jurnal akun ekuitas ke buku besar sampai dengan lapornan
keuangan.

5. Format Dokumen
a. Jurnal
104

b. Buku Besar

6. Bagan Alir

B U P A T I G A R U T,

ttd

RUDY GUNAWAN

Anda mungkin juga menyukai