Anda di halaman 1dari 5

BAB II

REGULASI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

 Definisi Regulasi Publik


Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus
bahasa Indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat
untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang
harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan
dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan dan lain sebagainya.

 Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik


Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan, baik yang
berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi
publik pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi
isu dan permasalahan yang ada.
Dalam organisasi akuntansi sektor publik, tahapan organisasi selalu terjadi di semua
organisasi publik. Semua proses tersebut terangkai mulai dari perencanaan, penganggaran,
realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, serta
pertanggungjawaban publik. Dalam menghadapinya, organisasi publik pun menggunakan
regulasi publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus akuntansi sektor publik agar
tujuan organisasi dapat tercapai.

1
Tabel Hasil Regulasi dari Siklus Akuntansi Sektor Publik

Regulasi Tahapan dalam


Siklus Akuntansi Sektor Contoh Hasil Regulasi Publik
Publik
Regulasi Perencanaan Publik Peraturan Pemerintah No. 7/2005 mengenai Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Regulasi Anggaran Publik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2007
Regulasi tentang Pelaksaan- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93
Realisasi Anggaran Publik Tahun 2006 tentang Rincian Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2007
- Otorisasi Kepala Daerah Dokumen Pelaksaan
Anggaran (DPA)
Regulasi Pengadaan Barang SK Gubernur tentang Pemenang dalam Pengadaan
dan Jasa Publik Barang dan Jasa
Regulasi Laporan Peraturan Daerah tentang Penerimaan Laporan
Pertanggungjawaban Publik Pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota.

Sebagai contoh, berikut adalah siklus dan table regulasi publik pada masing-masing
proses akuntansi sektor publik di organisasi pemerintahan.

Berikut adalah siklus regulasi yang mengatur Akuntansi Sektor Publik

2
Tabel Contoh Regulasi Publik yang Mengatur Akuntansi Sektor Publik

Tahapan dalam Siklus


Contoh Regulasi Publik
Akuntansi Sektor Publik
Perencanaan publik - Peraturan Presiden No.2 tahun 2015 tentanf rencana
pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-
2019

Penganggaran publik P Permendagri no 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua


atas permendagri no.13 tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah
Realisasi anggaran publik UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pengadaan barang dan jasa Peraturan Presiden No.4 tahun 2015 mengenai
publik pengenaan barang dan jasa pemerintah
Pelaporan keuangan sektor Peraturan Presiden RI No 29 tahun 2014 tentang sistem
publik akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Audit sektor publik PBPKP No.1 Tahun 2017 tentang standar pemeriksaan
keuangan negara
Pertanggungjawaban Peraturan Presiden RI No.29 tahun 2014 tentang sistem
publik akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

 Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik


“Judicial Review” (hak uji materiil) merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk
menguji kesahihan dan daya jual produk-produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif,
legislatif serta yudikatif dihadapan konstitusi yang berlaku. Dalam melakukan
proses judicial review, ada beberapa hal yang pelu diperhatikan. Pertama, setelah
mengidentifikasi permasalahan yang ada mengenai regulasi terkait, surat
permohonan judicial review dapat diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung/ Mahkamah
Konstitusi Reepublik Indonesia.

 Keuangan Publik Di Indonesia


a. Regulasi fokus pada manajemen
b. Regulasi belum bersifat teknik
c. Perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi bawahnya
d. Pelaksanaan regulasi yang bersifat transisi berdampak pemborosan anggaran
e. Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi

Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi


3
Paradigma baru dalam “Reformasi Manajemen Sektor Publik” adalah penerapan akuntansi
dalam praktik pemerintah guna mewujudkan good governance. Landasan hukum pelaksanaan
reformasi tersebut telah disiapkan oleh Pemerintah dalam suatu Paket UU Bidang Keuangan
Negara yang terdiri dari UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan UU
Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang pada saat ini telah disahkan oleh DPR.

Paradigma baru regulasi Akuntansi Sektor Publik


1. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
2. UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara
4. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional
5. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
6. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
7. PP No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
8. PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2.ETIKA PENGELOLAAN KEUANGAN PUBLIK


Etika bisnis adalah tindakan atau perbuatan yang dapat dikatagorikan sebagaietis atau tidaketis.
Berikut ini adalah beberapa pemikiran dari para filsafat mengenai etika

1. SocratesBeliau berpendapat bahwa semua pengetahuan (knowledge) dari seseorang itu


sebetulnya bersifat baik dan menjunjung nilai-nilai kebijakan. Tanpa didukung pengetahuan,
seseorang tidak mungkindapat melakukan perbuatan-perbuatan yang berbudi luhur.
2. HumeBeliau berpendapat bahwa perilaku seseorang (personal merit) yang beretika
sebenarnyamempunyai beberapa nilai kualitas karakter dan kepribadian yang bermanfaat dan
diterima baikoleh orang lain maupun dirinya sendiri.
3. JohnBeliau berpendapat bahwa kebenaran, perilaku etis, dan prinsip moral seseorang
sebenarnya tidakdibawa sejak lahir. Berbagai pedoman etika bisa diperoleh melalui suatu
persepsi dan konsepsi. Iajuga mengemukakan bahwa hukum (law) merupakan sebuah kriteria
untuk memutuskan apakahsuatu perbuatan itu baik atau buruk. Tiga tipe dari hukum ini yaitu :
divine law (hukum yangberkaitan dengan Ketuhanan), civil law (hukum yang berlaku di

4
masyarakat), law of opinion andreputation (hukum yang berhububgan dengan opini dan
reputasi).
4. KantBeliau berpendapat bahwa pentingnya standar formal sebagai pedoman umum untuk
menilaiperilaku seseorang. Tetapi ia tidak setuju dengan perilaku etis ini dibentuk dari suatu
tekanan(hukum) yang disertai hukuman tertentu.Dalam menyikapi pro-kontra terhadap suatu
perbuatan, pengkategorian perilaku etissebaiknya berpedoman pada etika umum, antara lain :
pengetahuan (knowledge), kesadaran akanhidup bermasyarakat, respek terhadap divine law
(hukum yang berkaitan dengan Ketuhanan),memahami bahwa suatu pekerjaan membutuhkan
pertanggungjawaban, menyadari bahwa normadari perilaku etis yang diakui masyarakat berlaku
untuk semua jenis pekerjaan apapun.

KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH DALAM MEMPERBAIKI


KUALITASPELAYANAN PUBLIK

Semua masyarakat memiliki hak yang sama atas jaminan sosial dan ekonomi dari
pemerintahsebagai konsekuensi langsung atas pembayaran pajak yang telah dipenuhi. Kebijakan
dan regulasiyang ditetapkan pemerintah bisa berimbas pada bidang yang lain. Pemerintah
mempunyai peranmenentukan kualitas tingkat kehidupan masyarakat secara
individual.Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui perbaikan manajemen
kualitasjasa, yakni upaya meminimasi kesenjangan antara tingkat layanan dengan harapan
konsumen.Kinerja organisasi layanan publik harus diukur dari outcome-nya, karena outcome
merupakanvariabel kinerja yang mewakili misi organisasi dan aktivitas oprasional, baik aspek
keuangan dannonkeuangan. Dalam penentuan outcome sangat perlu untuk mempertimbangkan
dimensi kualitas(Mardiasmo, 2009). Selanjutnya, monitoring kinerja perlu dilakukan untuk
mengevaluasi pelayananpublik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkah-langkah
penting dalam monitoring kinerjaorganisasi layanan publik antara lain : mengembangkan
indikator kinerja yang mengembangkanpencapaian tujuan organisasi, memaparkan hasil
pencapaian tujuan berdasarkan indikator kinerjadiatas, mengidentifikasi apakah kegiatan
pelayanan sudah efektif dan efisien sebagai dasarpengusulan program perbaikan kualitas
pelayanan (Bastian, 2007)

Anda mungkin juga menyukai