Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK LANJUTAN

“Pendahuluan Organisasi Sektor Publik dan Regulasi dan Standar Sektor Publik”

Oleh:

Kelompok IV

Muhammad Fernaldy Angghada N. Rachman (A062211030)


Mutiara sari (A062211011)
Andi Anugrah Setiawan Tasrih (A062211023)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
1. Pendahuluan
Keberadaan organisasai Sektor Publik dapat dilihat di sekitar kita dimana organisasi
tersebut menyediakan pelayanan bagi masyarakat , seperti pendidikan, listrik, peribadatan, dan
jasa-jasa lainnya dalam kerangka pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Setiap Organisasi
Publik Pasti Menghadapi berbagai isu dan permasalahan baik yang berasal dari luar lingkungan
mauapun dalam organisasi. Oleh karena itu setiap organisasi public pasti mempunyai regulasi
public sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya.

2. Pembahasan
2.1 Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik adalah entitas ekonomi yang menyediakan barang/jasa public
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bukan mencari keuntungan financial.
Dalam prakteknya, defenisi organisasi sector public di Indonesia adalah organisasi yang
menggunakan dana masyarakat ( pajak, retribusi, dan pendapatan lain-lain yang sah), yang
bertujuan untuk mensejahterkan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar dan
kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani serta organisasi sector public bertanggung
jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan masyarakat ( DPD, DPR, DPRD).
Ciri-ciri organisasi sector public:
a. Organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan
b. Dimilik secara kolektif oleh public
c. Kepemilikanya bukan dalam bentuk saham yang diperjual belikan
di Indonesia jenis organisasi sektor publik yang dikenal antara lain;
a. Organisasi pemerintah pusat
b. Organisasi pemerintah daerah
c. Organisasi partai politik
d. Organisasi LSM
e. Organisasi yayasan organisasi pendidikan
f. Organisasi kesehatan
g. Organisasi tempat peribadatan

2.2 Regulasi Sektor Publik


Regulasi berasal dari bahasa inggris yakni regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa
Indonesia (reality publisher, 2008), kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat untuk
mengatur, pertunjukan yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang
harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi public, baik pada organisasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasn, LSM, organisasi
keagamaan/tempat peribadatan, maupun organisasi social masyarakat lainnya.
a. Teknik Penyusunan Regulasi Publik
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal. Yang pertama, regulasi
publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait dengan regulasi
tersebut. Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk
regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh
organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian.
Berikut rangkaian alur tahapan, sehingga regulasi publik tersebut siap disusun dan
kemudian ditetapkan serta diterapkan.
a. Pendahuluan
Perancang regulasi publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya
disusun regulasi publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya
permasalahan atau tujuan yang dicapai.
b. Mengapa Diatur?
Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan
tindakan khusus dari organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
mencari jawaban atas pertanyaan mengapa isu tersebut harus diatur atau mengapa
regulasi publik perlu disusun.
c. Permasalahan dan Misi
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu
permasalahan telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik
juga dilakukan dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah
organisasi publik menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada.
d. Dengan Apa Diatur?
Setiap permasalahan harus dirumuskan dengan jenjang regulasi yang akan
mengaturnya, sehingga permasalahan tersebut segera dapat disikapi dan ditemukan
solusi yang tepat sasaran.
e. Bagaimana Mengaturnya?
Substansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan bagaimana
solusi atas permsalahan yang ada akan dilaksanakan. Dengan demikian, regulasi
publik yang disusun benar-benar merupakan wujud kebijakan organisasi publik
dalam menghadapi berbagai permasalahan publik yang ada.
f. Diskusi/ Musyawarah
Diskusi merupakan salah satu tahapan dalam menyusun atau penetapan regulasi.
Materi yang dibahas akan benar-benar menggambarkan permasalahan yang ada
dan aspirasi masyarakat. Forum diskusi penyusunan regulasi biasanya telah
ditetapkan sebagai bagian dari proses penyusunan regulasi organisasi publik.
g. Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilakukan sebelumnya.
Hasil catatan ini akan menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan organisasi publik
menyangkut bagaimana regulasi publik akan dihasilkan dan dilaksanakan terkait isu
atau permasalahan yang dihadapi.

b. Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik


Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan, baik yang
berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap
organisasi publik pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan organisasi
dalam menghadapi isu dan permasalahan yang ada.
Dalam organisasi akuntansi sektor publik, tahapan organisasi selalu terjadi di semua
organisasi publik. Semua proses tersebut terangkai mulai dari perencanaan, penganggaran,
realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, serta
pertanggungjawaban publik. Dalam menghadapinya, organisasi publik pun menggunakan
regulasi publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus akuntansi sektor publik
agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Tabel Hasil Regulasi dari Siklus Akuntansi Sektor Publik

Regulasi Tahapan dalam


Siklus Akuntansi Sektor Contoh Hasil Regulasi Publik
Publik
Regulasi Perencanaan Publik Peraturan Pemerintah No. 7/2005 mengenai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Regulasi Anggaran Publik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2007
Regulasi tentang Pelaksaan - Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93
Realisasi Anggaran Publik Tahun 2006 tentang Rincian Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2007
- Otorisasi Kepala Daerah Dokumen Pelaksaan
Anggaran (DPA)
Regulasi Pengadaan Barang SK Gubernur tentang Pemenang dalam Pengadaan
dan Jasa Publik Barang dan Jasa
Regulasi Laporan Peraturan Daerah tentang Penerimaan Laporan
Pertanggungjawaban Publik Pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota.

2.3 Standar Akuntansi Sektor Publik


a. Definisi Standar Akuntansi Sektor Publik
Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur
perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada
para pengguna laporan keuangan. Sedangkan, prosedur akuntansi merupakan praktek
khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya
prosedur yang telah di tetapkan., sistem akuntasi sektor publik harus dilengkapi dengan
sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran dana publik.
Penetapan standar akuntansi sangat diperlukan untuk memberikan jaminan dalam
aspek konsistensi pelaporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai
akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi
yang disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan pengauditan.
Akuntansi sektor publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan akuntansi biasa.
Karena, akuntansi biasa belum mencakup pertanggungjawaban kepada masyarakat yang
ada di sektor publik. Ikatan (PSAK). Standar ini tercantum pada PSAK nomor 45 tentang
organisasi nirlaba. Namun, standar ini belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga
pemerintahan ataupun organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karena itu pemerintah mencoba
menyusun suatu Sandar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Standar akuntansi sektor publik juga telah diatur secara Internasional. Organisasi yang
merancang standar ini adalah International Federation of Accountants (IFAC). Mereka
membuat suatu standar akuntansi sektor publik yang disebut Internation Public Sector
Accounting Standars (IPSAS)-Standar Internatsional Akuntansi Sektor Publik. Standar ini
menjadi pedoman bagi perancangan standar akuntansi pemerintahan di setiap Negara di
dunia.
Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik merupakan
masalah yang serius bagi praktek akuntansi, profesi akuntan, dan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak,
namun dapat juga merugikan bagi pihak lain.Penentuan mekanisme yang terbaik dalam
menetapkan keseragaman standar akuntansi dapat diterima pihak-pihak yang
berkepentingan dan bermanfaat bagi pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.
Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:
1. Standar memberikan pedoman tentang infoprmasi yang harus disajikan dalam laporan
posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna
informasi.
2. Standar membrikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan
integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan
kewajaran.
3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkann dalam bidang perpajakan, regulasi
ekonomi dan peningkatan efesiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

b. Lingkup Standar akuntansi Sektor public


Berdasarkan kebutuhan tersebut, pedoman akuntansi ini disusun dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat
diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sektor publik yang berlaku
dewasa ini.
2. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang
dilengkapidengan klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan sertajurnal standar
yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan organisasi sektor publik, yang
mencangkup penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya.

c. Ragam dan Hubungan Antarstandar Akuntansi Sektor Publik


Secara umum terdapat 4 ragam standar yang mengatur organisasi sektor publik yaitu:
1. Standar Nomenklatur
2. Standar Akuntansi Sektor Publik
3. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
4. Standar Akuntansi Biaya
Standar Nomenklatur memandu proses perencanaan dan pertanggungjawaban yang terkait
dengan pengkodean aktivitas publik atau transaksi publik yang terjadi, serta berbagai barang
dan jasa yang telah dihasilkan. Sementara itu, standar akuntansi biaya merupakan dasar
pengukuran besarnya investasi yang akan dilakukan. Belanja investasi biasanya dilakukan
dalam jumlah yang besar. Karena itu proses pertanggungjawaban investasi membutuhkan
dasar formulasi perhitungan yan lebih rinci dan pasti.

Standar pada tahap pelaporandan audit mencangkup hubungan yang saling mengaitkan
satu sama lain, karena standar audit memberikan pedoman bagi pelaksanaan audit atas
pelaporan sektor publik dan standar akuntansi keuangan memberikan pedoman untuk
menghasilkan pelaporan yang memenuhi syarat untuk diaudit. Kedua hal itu sangat
menentukan bagi kelangsungan siklus akuntansi sektor publik secara keseluruhan.

d. Kebutuhan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia


Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik dikembangakan sesuaidengan standar yang
berlaku di tingkat internasional, dengan harapan dapat tercapainya informasi keuangan yang
konsisten dan dapat dibandingkan bagi semua yuridiksi. Walaupun praktek dan aplikasi-aplikasi
prinsip akuntansi serta manajemen keuangan pada entitas sector public dapat terjadi baikpada
entitas dengan level yuridiksi yang sama maupun berbeda. Semuanya tergantung pada
kebijakan dan praktek yang ada.

Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) adalah:

1. Meningkatkan kualitas dan realibilitas laporan akuntansi dan keuanganorganisasi sector


publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintahan.
2. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian
3. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan keuangan.
4. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi yang
sama.
Penerapan SAKSP akan menghasilkan system akuntansi dan manajemen keuangan
pemerintahan yang lebih baik, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai
informasi yang lebih baik. Sementara itu, peramalan serta penganggaran menjadi lebih
terpercaya, sama baiknya dengan manajemen terhadap sumber daya ekonomis dan kewajiban.

e. Standar Akuntansi Pemerintahan


Setelah mengalami proses yang panjang, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
telah lama dinantikan oleh berbagai pihak telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP
SAP). Dengan ditetapkannya PP SAP maka untuk pertama kali Indonesia memiliki standar
akuntansi pemerintahan. Menandai Dimulainya Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan,
Wakil Presiden RI meluncurkan Standar Akuntansi Pemerintahan di Istana Wakil Presiden pada
tanggal 6 Juli 2005. Acara ditandai dengan penyerahan Standar Akuntansi Pemerintahan
Kepada Ketua BPK, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Bupati
Toli-Toli dan Walikota Pangkal Pinang. Dalam sambutannya Wakil presiden menyatakan
keharusan implementasi SAP bagi pemerintah pusat dan daerah.

SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik pusat maupun daerah dan dinas-dinasnya.
Dengan diterapkannya SAP ini, diharapkan akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan di
pemerintah pusat dan daerah sehingga informasi keuangan pemerintah akan dapat menjadi
dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta
akuntabilitas.
Referensi

Bastian indra. 2010 akuntani sektor publik. Edisi ketiga Yogyakarta: UGM.
Mardiasmo.2002. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai