Anda di halaman 1dari 60

1 BAB I

2 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi dan perkembangan dunia online saat ini telah maju

dengan pesat. Internet saat ini sudah dapat diakses oleh seluruh orang di dunia

sehingga dapat memudahkan seseorang untuk mencari dan mendapatkan

berbagai informasi yang jangkauannya lebih luas (Wijaya, 2018). Teknologi

informasi memiliki peran yang sangat penting terhadap perekonomian suatu

negara. Munculnya kemajuan teknologi informasi, kemampuan produktifitas

dunia industri dapat meningkat seperti industri kreatif yang berbasis teknologi

informasi.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat mendorong

seseorang untuk selalu kreatif dan berinovasi dalam berbisnis. Menurut Onggo

(2007) terdapat tiga hal yang popular dilakukan oleh siapa saja yang terhubung

ke internet, yaitu: 1) Saling berkomunikasi menggunakan internet, baik melalui

voice messenger ataupun e-mail; (2) Berselancar dari web ke web lain; (3)

mencari informasi lewat situs pencarian. Dari ketiga pernyataan yang dipaparkan

Onggo (2007), pernyataan kedua dan ketiga yang paling berpengaruh terhadap

kegiatan konsumen dan adanya produsen yang menyediakan. Mulai dari

kegiatan jual beli barang yang biasa disebut online shopping yang tidak hanya

bisa dilakukan melalui situs website tetapi saat ini bisa dilakukan memalui media

sosial seperti Instagram dan beberapa aplikasi yang bisa di download melalui

smartphone.

1
2

Perusahaan-perusahaan saat ini dituntut untuk dapat bersaing secara

ketat. Memiliki daya saing yang cukup akan sangat berpengaruh dalam

mengembangkan usaha bisnis online. Teknologi dijadikan sebagai strategi

perusahaan untuk mengalahkan pesaing. Perangkat teknologi yang sangat

membantu dan sering dimanfaatkan dalam berbagai aktifitas komunikasi

pemasaran maupun dalam membangun merek secara online adalah aplikasi

(apps). Perusahaan diharapkan memiliki aplikasi untuk merek dan produknya,

baik aplikasi perusahaan maupun e-commerce.

Pertumbuhan perdagangan online di Indonesia memberikan tantangan

baru terutama pada sektor pajak khususnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Menurut Lomanto (2013) selaku peneliti sebelumnya menyatakan bahwa

terdapat kewajiban untuk membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas

transaksi e-commerce, karena pada dasarnya transaksi e-commerce tidak

berbeda dengan transaksi konvensional dan yang membedakan hanya

mekanisme perdagangannya sehingga diperlukan adanya penyesuaian kepada

beberapa pihak serta kerjasama untuk menerapkan Pajak Pertambahan Nilai.

Transaksi secara online berpengaruh kepada pengakuan saat dan tempat

terutang PPN karena transaksi yang dilakukan penjual dan pembeli melalui

perantara. Pengenaan PPN ditujukan bagi orang pribadi maupun badan usaha

yang menghasilkan atau memproduksi Barang Kena Pajak (BKP), mengimpor,

memperdagangkan BKP dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan dalam

lingkungan perusahaan atau pekerjaannya.

Perkembangan transaksi e-commerce memberikan dampak positif bagi

pelaku usaha atau konsumen yang dapat menikmati pasar secara global tanpa

perlu adanya kehadiran fisik. Berkembangnya situs jejaring sosial meningkatkan

prospek belanja online. Lembaga riset International Data Corporation (IDC)


3

melaporkan nilai perdagangan lewat internet di Indonesia tahun 2011 mencapai

$3,4 miliar. Tahun 2015 menurut riset Brand and Marketing Institute (BMI)
4

$5 miliar, 2016 angkanya naik hingga mencapai $6,8 miliar. Hasil Cable News

Network (CNN) Indonesia, pertumbuhan e-commerce 2017 menunjukkan

peningkatan delapan kali lipat dari total belanja online senilai $8 miliar menjadi

$55 miliar hingga $65 miliar pada tahun 2020. Keuntungan yang diperoleh dalam

transaksi online biasanya langsung masuk ke dalam rekening penjual dan tidak

dilaporkan sebagai penghasilan. Penyerahan BKP maupun JKP harus

menghitungkan PPN dalam transaksi tersebut. Hal ini berdampak tidak adanya

beban untuk menghitung dan menyetor pajak.

Pihak pebisnis yang aktifitasnya dimudahkan dengan perkembangan

teknologi, konsumen juga dimudahkan dalam melakukan berbagai kegiatan

konsumsinya. Kemudahan dalam melakukan transaksi membuat konsumen lebih

memilih untuk melakukan transaksi online. Transaksi online dapat dilakukan tidak

hanya dalam bidang penjualan barang, jasa pun saat ini sudah bisa dipesan

secara online, sebagai contoh layanan online seperti Grab. Grab adalah layanan

online yang memiliki berbagai layanan jasa, yaitu pemesanan transportasi

menggunakan motor ataupun mobil, pemesanan makanan, pengiriman barang,

jasa angkut dan berbagai layanan lainnya yang kini telah dikembangkan oleh PT

Grab.

Praktik jual beli saat ini sangat beragam. Keberagaman tersebut terjadi

diberbagai kota besar di Indonesia, salah satunya ialah dalam hal jual beli

makanan. Makanan merupakan salah satu unit usaha yang saat ini banyak

tumbuh dan berkembang serta mulai meraba media online. Faktor yang memicu

pertumbuhan penjualan makanan secara online adalah adanya media promosi

online melalui pelayanan jasa PT Grab yang disebut sebagai GrabFood.

GrabFood merupakan salah satu layanan pesan antar makanan yang

dapat memudahkan konsumen dalam mendapatkan makanan yang diinginkan


5

tanpa harus pergi ke restoran atau lama menunggu antrian. Konsumen dapat

memesan makanan yang diinginkan melalui aplikasi yang dapat diunduh melalui

smartphone yang dimiliki. Terdapat ribuan restoran atau gerai makanan yang

saat ini telah melakukan kerjasama dengan pihak GrabFood. Jumlah restoran

atau gerai makanan di Kota Makassar yang terdaftar sebagai mitra GrabFood

dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Restoran atau Gerai Makanan di Kota Makassar yang
Terdaftar Sebagai Mitra GrabFood
No. Jenis Jumlah Restoran Terdaftar
1 Makanan 5.891
2 Minuman 901
Total 6.792
Sumber: Aplikasi Grab, data diolah (2020).

Aplikasi tersebut mencantumkan harga, mulai dari harga termurah sampai

harga termahal. Namun harga dalam aplikasi tersebut bisa berubah sewaktu-

waktu sesuai kebijakan pihak restoran yang bersangkutan.

Menurut Rahayu (2019) selaku peneliti sebelumnya menyatakan bahwa

pihak restoran biasanya merubah harga karena belum memasukkan biaya

service fee dan biaya pajak yang sudah menjadi ketentuan pihak Grab yang

belum dimasukkan ke dalam aplikasi tersebut. Kebijakan yang diberikan

perusahaan Grab kepada minta ialah biaya sebesar 20% dari jumlah makanan

atau minuman yang dimana biaya tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) sebesar 10%. Seperti halnya restoran Justdessert.id merupakan

salah satu contoh, dimana untuk 1pcs dessert yang semula harganya Rp30.000

menjadi Rp37.000 per pcs diluar biaya ongkos kirim. Biaya ongkos kirim telah

ditetapkan diawal berdasarkan jarak lokasi pengantaran.

Berdasarkan pernyataan tersebut diatas bahwa ketetapan harga

makanan restoran dapat berubah akibat kebijakan biaya jasa kerjasama yang

menjadi ketentuan PT Grab, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian


6

dengan judul “Analisis Biaya Kerjasama Terhadap Penentuan Harga dan

PPN Pada Mitra PT Grab”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

permasalahan yang ingin dianalisis adalah bagaimana biaya kerjasama terhadap

penentuan harga dan PPN yang dibebankan kepada restoran yang terdaftar

sebagai mitra GrabFood.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

biaya kerjasama terhadap penentuan harga dan PPN yang dibebankan kepada

restoran yang terdaftar sebagai mitra GrabFood.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi akademisi dengan harapan dapat menjadi

bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang yang sama, sehingga

penelitian berikutnya dapat lebih baik lagi. Penelitian ini juga dapat menjadi

referensi bagi mahasiswa yang memiliki usaha UMKM di bidang kuliner untuk

menerapkan strategi pemasarannya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa restoran di Makassar yang telah

bekerjasama dengan PT Grab yaitu GrabFood.


7

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk lebih memahami tujuan penelitian dan memperjelas arah pandang,

maka penelitian ini akan disusun dengan gambaran sistematika penulisan.

Sistematika pembahasan yang digunakan dengan penulisan ini adalah sebagai

berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi: latar belakang, rumusan masalah yang menjadi dasar

penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan laporan

penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi: landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka

pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi: rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber

data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi: data hasil penelitian, hasil dan pembahasan

penelitian. Bab ini merupakan inti dari pembahasan dari permasalahan yang

akan diangkat dalam penelitian ini.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini merupakan bab terakhir yang berisi: kesimpulan dan saran.

Kesimpulan ini merupakan simpulan dari hasil penelitian, serta saran yang dapat

membangun pihak yang terkait atau penelitian selanjutnya.


3 BAB II

4 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Atribusi

Teori atribusi bertujuan untuk mengembangkan penjelasan mengenai

perbedaan penilaian seseorang terhadap individu tergantung pada arti atribusi

yang diberikan kepada perilaku tertentu, apakah mereka mencoba untuk

menentukan bahwa hal yang terjadi ditimbulkan secara internal atau eksternal

(Robbins, 2002). Perilaku yang disebabkan oleh faktor internal adalah perilaku

yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri, sedangkan

perilaku yang disebabkan oleh faktor eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi

dari luar, yaitu perilaku seseorang dilihat sebagai akibat dari tekanan situasi atau

lingkungan.

Teori atribusi mengelompokkan dua hal yang dapat memutarbalikkan arti

dari atribusi. Pertama, kekeliruan atribusi mendasar yaitu kecenderungan untuk

meremehkan pengaruh faktor– faktor eksternal dari pada faktor internalnya.

Kedua, prasangka dari seseorang cenderung menghubungkan kesuksesan

karena akibat faktor–faktor internal, sedangkan kegagalannya dihubungkan

dengan faktor–faktor eksternal. Teori atribusi berhubungan dengan sikap wajib

pajak, kesadaran wajib pajak merupakan pengaruh dari faktor internal seseorang

yang membuat seseorang mengambil keputusan. Sikap wajib pajak yang sadar

akan kewajiban perpajakan dan penerapan self assesment system serta

mempengaruhi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak.


9

Dengan kata lain penelitian ini menggunakan teori atribusi karena adanya

kemauan masyarakat atau selaku mitra PT Grab yaitu GrabFood dalam

melaksanakan ketentuan perpajakan terkait dengan persepsi terhadap pajak dan

wajib pajak itu sendiri.

2.1.2 Pajak

2.1.2.1 Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran atau pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah

dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan

biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

Namun secara logika pajak yang dibayar oleh masyarakat tersebut mempunyai

dampak secara langsung terhadap kesejahteraan masyarakat seperti

pembangunan jalan, jembatan, dan tempat-tempat umum lainnya (Suprianto,

2014).

Bagi negara, pajak merupakan penerimaan yang strategis untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara dan sekaligus sebagai

kebersamaan sosial (asas gotong-royong) untuk ikut bersama-sama memikul

pembiayaan negara (Suhartono & Ilyas, 2010). Pajak digunakan untuk

membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama (Waluyo,

2013).

Dari beberapa konsep perpajakan tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa pajak adalah kewajiban masyarakat kepada negara untuk kepentingan

pembangunan bersama.
10

2.1.2.2 Jenis Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga

pemungutnya (Resmi, 2016).

1. Menurut Golongannya

a. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri

oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada

pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).

b. Pajak tidak langsung, pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: Pajak

Penjualan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2. Menurut Sifatnya

a. Pajak subjektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan

pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan

keadaan subjeknya.

b. Pajak objektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya,

baik berupa benda, keadaan, perbuatan, maupun peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak tanpa

memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) dan

tempat tinggal.

3. Menurut Lembaga Pemungutnya


11

a. Pajak negara (Pajak Pusat), pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada

umumnya. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan

Nilai (PPn) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

Bumi dan Bangunan).

b. Pajak Daerah, pajaak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik

daerah tingkat 1 (pajak provinsi), maupun pajak tingkat II (pajak

kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

masingmasing. Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Reklame,

Pajak Parkir, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

2.1.2.3 Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan

terhadap nilai (value added) yang timbul akibat adanya pemakaian faktor-faktor

produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,

menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa

kepada konsumen.

Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada

pihak pedagang atau konsumen sehingga muncullah istilah Pengusaha Kena

Pajak (PKP). Didalam perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP, dikenal

dengan istilah pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran merupakan

PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan pajak masukan

adalah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh, atau membuat

produknya. Indonesia menetapkan bahwa tarif untuk PPN, yaitu sebesar 10%.
12

Dasar hukum yang digunakan untuk penerapan PPN di Indonesia adalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009.

2.1.3 Analisis Pepajakan PT Grab

2.1.3.1 Pendapatan

Pendapatan PT Grab diperoleh dari empat sumber, yaitu:

1. Costomer

2. Kerjasama Layanan GrabFood dengan restoran dan gerai makanan

3. Iklan

4. Penjualan atas perlengkapan driver

Penghasilan yang diperoleh dari sumber tersebut jumlahnya sangat besar

mengingat ada ribuan gerai makanan yang telah menjalin kerjasama.

2.1.3.2 Pengeluaran

1.1.1.1 Pengelua
ran

Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Atas


Untuk Driver Untuk Pajak Biaya-biaya

PPh 21

PPh 23

PPN

PPh Badan
13

Gambar 2.1 Jenis Pengeluaran PT Grab

2.1.3.2.1 Pengeluaran Untuk Driver

Khusus untuk driver, selain dari uang tunai yang didapatkan dari customer

ia juga mendapat uang secara kredit dari perusahaan sehingga salah satu

pengeluaran untuk driver ialah pembayaran secara kredit ke driver ketika ada

customer yang menggunakan layanan aplikasi. Selain dari penghasilan tersebut,

perusahaan juga melakukan pembayaran atas bonus bagi driver.

2.1.3.2.2 Pengeluaran Atas Biaya-Biaya

Perusahaan melakukan pengeluaran atas biaya-biaya yang terkait

mengenai usaha, baik biaya operasional dan biaya promosi. Namun dari semua

biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan hanyalah biaya untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sesuai dengan UU PPh

Pasal 6, misalnya biaya gaji untuk karyawan tetapnya.

2.1.3.2.3 Pengeluaran Untuk Pajak

Pengeluaran untuk pajak dikenakan pada tiga ketetapan, yaitu:

1. PPN 10% atas:

a. Penjualan Perlengkapan Driver

Driver diwajibkan untuk membeli perlengkapan yang meliputi

handphone seharga Rp.800.000 dicicil selama empat bulan, jaket

seharga Rp.100.000 dicicil selama satu bulan dan helm seharga

Rp.100.000 dicicil selama satu bulan sehingga total yang harus dibayar

driver ialah sebesar Rp.1.000.000. Walaupun dibayar dengan cara

mencicil namun semua perlengkapan tersebut diserahkan diawal karena


14

perusahaan merupakan PKP dan perlengkapan tersebut wajib dipungut

PPN dengan tarif 10%.

Dasar hukum yang digunakan ialah UU PPN Nomor 42 Tahun

2009 Pasal 4 ayat (1) huruf a yang menyebutkan PPN dikenakan atas

penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha dan Pasal 7 ayat (1) yang menyebutkan tarif PPN sejumlah

10%. Skema pemungutan PPN, yaitu:

Penyerahan BKP
PT GRAB Driver
Bayar PPN 10%

Gambar 2.2 Penjualan Perlengkapan Driver

b. Penyerahan Jasa Perantara (JKP)

Selain PPh 23 yang dikenakan atas jasa perantara dari

perusahaan ke driver, perusahaan juga wajib memungut PPN atas

jasanya tersebut karena jasa tersebut termasuk JKP yang dapat

dikenakan PPN dengan tarif 10%.

Dasar hukum yang digunakan ialah UU PPN Nomor 42 Tahun

2009 Pasal 4 ayat (1) huruf c yang menyebutkan PPN dikenakan atas

penyerahan JKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha, Pasal 7 ayat (1) yang menyebutkan tarif PPN sejumlah 10%

dan Pasal 1 angka 21 UU PPN.

c. Jasa pembelian informasi.

Periklanan merupakakan jenis jasa yang tidak termasuk dalam

negative list (jenis yang tidak dikenai PPN). Dengan demikian jasa
15

periklanan merupakan Jasa Kena Pajak sehingga jasa pemasangan iklan

maupun jasa informasi yang bekerja sama dengan perusahaan wajib

dipungut PPN. DPP yang berlaku pada umumnya ialah nilai penggantian.

Dasar hukum yang digunakan ialah UU PPN Nomor 42 Tahun

2009 Pasal 4 ayat (1) huruf c yang menyebutkan PPN dikenakan atas

penyerahan JKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha, Pasal 7 ayat (1) yang menyebutkan tarif PPN sejumlah 10%

dan Pasal 1 angka 21 UU PPN. Skema pemungutan PPN, yaitu:

Penyerahan JKP
Gerai
PT GRAB Makanan/Perusahaan Yang
Bayar PPN 10% Memasang IKlan

Gambar 2.3 Jasa Pembelian Informasi

2. PPh 23 atas:

a. Penghasilan Driver

Penghasilan dari driver yang sebesar 80% seharusnya dikenakan

PPh 23 dengan tarif 2% dari jumlah bruto atas jasa perantara melalui

aplikasi oleh PT Grab. Definisi “jasa perantara” adalah jasa yang

diberikan oleh orang pribadi/badan yang bertindak sebagai perantara

dalam perikatan perjanjian di bidang tertentu, dengan mendapat imbalan

balas jasa atau pembagian keuntungan dan bertindak atas perintah atau

atas nama orang-orang yang tidak ada ikatan kerja tetap dengan dirinya,

selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21. Dari definisi tersebut jasa

yang diberikan pihak PT Grab dapat dikategorikan sebagai jasa perantara

sehingga penghasilan yang diterima driver atas jasa tersebut dapat

dikenakan PPh 23.


16

Skema pembayaran dan pelaporannya, yaitu (1) Pihak

perusahaan memotong PPh Pasal 23 terutang, (2) Pihak perusahaan

menyetor melalui Bank Persepsi (ATM, Teller Bank, fitur bayar pajak

online, dll) yang disetujui Kementrian Keuangan paling lama tanggal 10

bulan berikutnya, (3) Pihak perusahaan melaporkan SPT Masa PPh

Pasal 23 paling lama tanggal 20 bulan berikutnya.

Dasar hukum yang digunakan ialah Peraturan Menteri Keuangan

No.141/PMK.03/2015, dan PPh 23 ayat (7) huruf l yakni jasa selain jasa

yang telah dipotong PPh 21 yaitu jasa perantara. PT Grab merupakan

perantara antara customer dengan driver melalui aplikasi sehingga wajib

dipotong PPh 23 atas penghasilan driver dengan tarif 2% dari DPP

Jumlah Bruto tidak termasuk PPN.

b. Jasa Informasi/Iklan

Salah satu layanan yang terdapat dalam aplikasi yakni GrabFood.

Dalam hal ini restaurant atau gerai makanan bekerja sama secara resmi

dengan perusahaan sehingga ketika customer menggunakan aplikasi ia

bisa mendapatkan informasi mengenai restaurant atau gerai makanan

tersebut. Restaurant atau gerai makanan yang bekerjasama dengan

perusahaan harus setuju dengan adanya Revenue-Sharing sehingga

perusahaan bisa mendapat penghasilan dari kerjasama tersebut. Selain

itu, perusahaan juga menerima penghasilan dari iklan yang bekerjasama.

Baik penghasilan atas kerjasama GrabFood maupun iklan, penghasilan

tersebut terutang PPh 23 dengan objek pajak jasa informasi/iklan dengan

tarif 2%.
17

Dasar hukum yang digunakan ialah Peraturan Menteri Keuangan

No.244/PMK.03/2008, PPh 23 angka 7 huruf x yang menyebutkan jasa

penyedia tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luat ruang

atau media lain untuk penyampaian informasi dikenakan tarif 2% dari

DPP Jumlah Bruto tidak termasuk PPN, dan PMK 141/PMK.03/2015.

c. PPh 21 atas karyawan tetap.

Setiap karyawan tetap maupun karyawan lepas yang bekerja di

kantor Grab wajib dikenakan PPh 21. Pajak tersebut dipotong oleh PT

Grab untuk kemudian disetor ke kas Negara. Skema pelaporannya, yaitu

(1) Pihak perusahaan memotong PPh Pasal 21 terutang, (2) Pihak

perusahaan menyetorkan ke bank/kantor pos paling lama tanggal 10

bulan berikutnya, (3) Pihak perusahaan melaporkan SPT Masa PPh

Pasal 21 paling lama tanggal 20 bulan berikutnya. Dasar hukum yang

digunakan ialah PMK Nomor 184/PMK.03/2007, PMK-254/PMK.03/2008,

dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009.

2.1.4 Media Online

2.1.4.1 Pengertian Media Online

Media online atau yang biasa disebut juga sebagai media sosial bagi para

pelajar merupakan suatu hal yang penting untuk memperoleh informasi yang

sekarang sudah menjadi lifestyle setiap orang (Prima: 2015).

Media online dapat dijadikan sebagai sarana pemasaran yang dapat

memberikan peluang besar untuk para pengusaha, baik itu usaha kecil,

perusahaan menengah, maupun perusahaan besar untuk membangun merek


18

dan bisnis mereka. Menurut Gunelius dan Susan (2011). Pemasaran media

online memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Membangun hubungan secara aktif dengan konsumen.

2. Iklan melalui media online terpaparkan secara sempurna sehingga

dapat meningkatkan brand awareness, meningkatkan pengenalan dan

ingatan akan merek dan loyalitas merek.

3. Berbagai informasi mengenai sasaran, barang, atau organisasi yang

disebarluaskan kemasyarakat tanpa dipungut biaya atau tanpa

pengawasan dari sponsor.

4. Memberikan diskon eksklusif dan peluang untuk audiens dalam

membuat orang-orang merasa dihargai dan khusus, serta untuk

memenuhi tujuan jangka panjang.

Didalam sektor perekonomian saat ini, bisinis online di Indonesia telah

berkembang pesat. Bisnis yang mengandalkan media online ini sangat

memberikan dampak positif bagi pebisnis baru sebab bisnis ini tidak memerlukan

biaya yang sangat besar dan tempat fisik untuk membuat atau menjalankan

usaha.

Bidang usaha yang sangat berkembang di era ini adalah bisnis kuliner.

Salah satu penyebab berkembangnya usaha kuliner terutama di kota-kota besar

adalah kebutuhan dan gaya hidup penduduk yang semakin tinggi. Apalagi

sekarang didukung dengan fasilitas yang memudahkan masyarakat untuk

memesan makanan dari mana saja. Kebiasaan masyarakat ini membuka

lapangan usaha bagi mereka yang ingin menekuni dunia bisnis kuliner. Hal ini
19

tentunya mendorong tumbuhnya aplikasi perdagangan online dan pedagang atau

UMKM yang berdagang melalui aplikasi online. Fenomena inilah yang dikenal

dengan pasar e-commerce.

Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Juli 2017 telah menandatangani

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem

Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (SPNBE) / Road Map e-commerce

Tahun 2017-2019. Program yang menjadi tujuan dari perpres ini mencakup

program pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan, dan

sumber daya manusia, infrastruktur komunikasi, logistik, keamanan siber, dan

pembentukan manajemen pelaksana peta jalan SPNBE 2017-2019. Di satu sisi,

sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi, pelayanan publik yang sama menjadi

hak bagi setiap warga negara, namun di sisi lain setiap warga negara juga

memiliki kewajiban yang sama untuk berpartisipasi membangun negara melalui

pajak. Dalam hal ini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu)

mempunyai tugas berat mewujudkan keadilan ekonomi bagi semua warga

negara melalui perpajakan.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang

berlaku, berjualan secara konvensional ataupun melalui e-commerce sama-sama

terutang pajak (PPh dan PPN). Pemerintah perlu memastikan bahwa pajak yang

terutang melalui transaksi konvensional dan pajak yang terutang melalui

transaksi e-commerce telah dipungut sesuai aturan yang berlaku. Pedagang

yang berjualan secara konvensional ataupun melalui e-commerce sama-sama

telah melaksanakan kewajiban perpajakannya dan konsumen yang berbelanja

melalui pedagang konvensional ataupun pedagang e-commerce dikenakan pajak

yang sama.
20

2.1.4.2 Online Food Delivery

Layanan online food delivery adalah sebuah layanan online-to-offline

(O2O). Platforms layanan online food delivery ini memiliki banyak restoran,

melayani dan menghubungkan antara restoran dengan konsumen. Partner

restoring dapat menampilkan segala menu restoran pada aplikasi yang

digunakan agar dapat lebih menarik minat konsumen dan konsumen dapat lebih

mudah untuk memesan makanan secara online dan dikirimkan pada lokasi yang

telah ditentukan dalam waktu yang singkat. (Lan, Ya, dan Shuhua, 2016).

Penyedia layanan online food delivery yang sangat berkembang pesat

saat ini ialah GrabFood. GrabFood merupakan layanan delivery makanan dan

minuman yang dapat memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi dalam

mendapatkan makanan dan minuman yang diinginkan tanpa harus pergi ke

restoran atau bahkan meluangkan waktu yang lama untuk menunggu antrian.

Konsumen dapat memesan makanan dan minuman yang diinginkan melalui

aplikasi Grab untuk GrabFood yang dapat diunduh di aplikasi mobile phone yang

dimiliki. Demi tercapainya target penjualan produk dan jasa, perusahaan selalu

mengutamakan kepuasan pelanggan. Kepuasan konsumen merupakan salah

satu tujuan dari perusahaan. Dengan memberikan kualitas pelayanan yang

efektif, tentunya konsumen akan merasa puas dengan pelayanan yang di berikan

perusahaan.

2.1.4.3 Ketetapan Pajak Online Food Delivery GrabFood

PT. Solusi Transportasi Indonesia ialah suatu perseroan terbatas yang

didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia berkedudukan di Lippo

Kuningan Lt. 27, Jl. H. R. Rasuna Said Kav. B-12, Karet Kuningan, Setiabudi,
21

Jakarta Selatan 12920, Indonesia (Selanjutnya disebut sebagai Grab). Grab dan

Penjual secara bersama-sama disebut sebagai para pihak dan secara sendiri-

sendiri disebut sebagai pihak. Didalam perjanjian GrabFood ini terdapat

ketentuan biaya jasa yang berisi:

1. Untuk setiap pemesanan makanan dan/atau minuman melalui GRAB

App, penjual sepakat untuk membayar biaya jasa sebesar 20% dari

jumlah harga makanan dan/atau minuman yang dipesan oleh

pengguna akhir.

2. Biaya jasa termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar 10%

(sepuluh persen).

3. Sebelum ditambahkan pajak rumah makan yang berlaku bagi penjual

untuk ditagihkan kepada pengguna akhir.


22

Gambar 2.4 Contoh Perhitungan Laporan Transaksi

Sumber: Laporan Bisnis Harian Justdessert.id – Bangkala

2.2 Peneliti Terdahulu

Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan

penelitian terdahulu sebagai pendukung bagi penelitian ini. Tabel 2.1

menunjukkan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


Variable
Peneliti/Judul Tujuan
Penelitian dan Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Teknik Analisis
23

Firas, R.W., Mengetahui Variabel: Kesadaran wajib pajak,


2019, Faktor- pengaruh 1. Kesadaran wajib pengikutsertaan
Faktor Yang antara pajak penghasilan GO-PAY, dan
Mempengaruhi kesadaran 2. Pengikutsertaan pemahaman peraturan
Kepatuhan wajib pajak, penghasilan GO- pajak terkait status
Membayar pengikutsertaa PAY pekerjaan bebas memiliki
Pajak Mitra n penghasilan 3. Kepatuhan pengaruh positif terhadap
GO-JEK GO-PAY, dan membayar pajak kepatuhan membayar
pemahaman mitra GO-JEK pajak dari wajib pajak
peraturan mitra GO-JEK.
pajak terkait Teknik Analisis:
status Analisis regresi
pekerjaan berganda
bebas dengan
kepatuhan
wajib pajak
mitra GO-JEK.
Cindy, NL., Menganalisa Variabel: Terdapat kewajiban untuk
Yenni, M., perlakuan PPN 1. PPN membayar Pajak
2013, atas transaksi 2. E-Commerce Pertambahan Nilai atas
Perlakuan PPN e-commerce. transaksi e-commerce,
Atas Transaksi Teknik Analisis: karena pada dasarnya
E-Commerce Analisis deskriptif transaksi e-commerce
tidak ada perbedaan
dengan transaksi
konvensional hanya yang
membedakan mekanisme
perdagangannya.
Sehingga diperlukan
adanya penyesuaian
kepada beberapa pihak
serta kerja sama untuk
menerapkan Pajak
Pertambahan Nilai.
Banu W., 2018, Menggunakan Variabel: Semakin banyaknya
Meningkatkan data OLX 1. Jumlah aplikasi E- commerce
Potensi Pajak untuk barang/jasa yang berdampak pada
UMKM Online mengistemasi terjual peningkatan jumlah
Melalui Data E- potensi pajak 2. Rata-rata harga UMKM di Indonesia,
Commerce dan barang/jasa khususnya usaha
menentukan perdagangan. Namun
estimasi Teknik Analisis: keberadaan UMKM
peningkatan Analisis deskriptif tersebut sulit ditangkap
pajak melalui keberadaannya, sehingga
potensi sulit untuk mengetahui
penerimaan potensi pajak hasil
pajak UMKM perdagangannya.
E-commerce Diperlukan strategi dan
langkah taktis untuk
mengetahui potensi
24

tersebut.

Teguh, F.S., Mengkaji Variabel: Pemasaran online berhasil


Budi, S., efektivitas 1. Pemasaran meningkatkan pendapatan
Muhammad, S., pemasaran Online responden 10-32%.
2018, Strategi online dalam 2.UMKM Makanan UMKM responden telah
Pemasaran meningkatkan di Kecamatan mengetahui pentingnya
Online UMKM pendapatan Cibinong menampilkan visualisasi
Makanan (Studi perusahaan produk secara menarik
Kasus di dan Teknik Analisis: dengan menampilkan
Kecamatan memberikan Analisis deskriptif, deskripsi dan gambar
Cibinong) rekomendasi analisis isi, analisis yang dapat mengundang
alternative SWOT dan konsumen untuk membeli,
strategi Analytic Hierarchy namun belum sepenuhnya
pemasaran Process (AHP) difasilitas Google Review
online untuk Knowledge Pannel.
diterapkan di
UMKM

Sumber: Data diolah

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan uraian sebelumnya dan penelusuran pustaka,

maka variable pada penelitian ini dirumuskan melalui kerangka pemikiran

sebagai berikut.

Perusahaan
Kebijakan Kerjasama
GrabFood

Restoran atau Gerai


Makanan
25

Beban Biaya Service Fee


dan Pajak sebesar 20%

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran

Sumber: Data Diolah


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong

(2011: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kenyataan dari kejadian yang diteliti, utamanya

mengenai respon pihak pemilik restoran terhadap biaya kerjasama yang

ditetapkan ketika telah menjadi mitra GrabFood.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data yang diperlukan untuk kelengkapan

penyusunan skripsi, penelitian dilakukan di beberapa restoran di Kota Makassar

yang terdaftar sebagai mitra GrabFood. Penelitian ini dilakukan selama satu

semester.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Kota Makassar. Sumber data

dalam penelitian ini ialah data primer yang diperoleh melalui survei untuk

memperoleh informasi dari responden dan data sekunder yang diperoleh dari

berbagai literature, seperti jurnal, buku, website, dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan penelitian.


27

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti untuk memperoleh data didalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Survei, yaitu metode pengumpulan data melalui keterangan-keterangan

kepada responden. Data yang dihasilkan berupa jawaban-jawaban atas

pertanyaan yang diajukan.

2. Studi Pustaka, yaitu metode pengumpulan data dari beberapa literature

yang berkaitan dengan pemasalahan dalam penelitian.

3.5 Analisis Data

Setelah memperoleh data, data tersebut diolah dan dianalisis. Analisis

data yang dilakukan ini sangat penting karena hasil analisis tersebut memberikan

informasi penting yang dapat berguna dalam penyelesaian masalah penelitian.

Penelitian ini dibatasi pada restoran yang terdaftar sebagai mitra GrabFood.

Teknik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana

keadaan objek penelitian sesungguhnya dan menganalisis permasalahan

mengenai yang dihadapi objek penelitian kemudian membandingkannya dengan

standar yang ada dalam penerapan biaya kerjasama yang diberikan PT Grab

yaitu GrabFood.
28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1.1 Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari survei. Survei dilakukan terhadap tiga

puluh responden pemilik restoran di Kota Makassar yang terdaftar sebagai mitra

GrabFood. Berikut ini merupakan data dari beberapa responden dalam penelitian

ini.

Tabel 4.1 Data Responden


No
Nama Informan Nama Restoran Alamat Restoran
.
Es Teler Durian Jl. Letjen Hertasning
1 Anzari
Gerobak Duren No.3B
Jl. Letjen Hertasning
2 Aldy Alfian Mustakim Krusit
No.50
3 Aryo Kopita’ Jl. Monginsidi No.32 E
Panakkukang Square
4 Astuti Hoof Chicken
Mall
5 Yustrianingsi Hiola Sate Tegal “Mas Muri” Jl. Aeropala No.21
Perumnas Antang Blok
6 Meganurafiah Saladlah By Niup
7 No.81
Ayam Bakar Bang
7 Rimal A8Jl.Amd Blok 3 No.95
Toyyib
8 Wiranto Warung Makan Widya Jl. Ujung Bori Lama
9 Dedi Rahman Bubur Ayam Kang Dedi Jl. Antang Raya No.78
Jl. Perintis
10 Ramdhani Dapur Sovia
Kemerdekaan Km 8
11 Muja Cilookba! Jalan Pajenekang No.68
Jl. Andi Djemma Blok
12 Saskia Said Ss. Dessert
A/5
13 Kurniawan Kedai Romo Puri Tata Indah Palace
Hejar Laily Warung Makan Pak Jl. Dg Tata 1 Blok 5 No.
14
Mardhiyansyah Cokro A8
15 Erniwati Najamuddin Warung Makan Slsa 57 Jl. Nangka No.62
16 Muh Nur Hidayat Bakso Super Mks Jl. Lamuru No.31
17 Nurmiaty Mie Pedas Aa Antang Perumnas Antang Raya
29

Blok 3 No.66
Jl. Tamangapa Raya
18 Fahmi Prefessor Banana Alayy
No.116
19 Fiad Achmar Brewger Jl. Pandang Raya No.5
Jl. Tumanurung Raya
20 Muh Eko Aprianto Kios Nikmat & Warkop
Ruko Stc B12
Jl. Perintis
21 Chairunniza Base Coffee Kemerdekaan Km.11
No.77b
22 Anang Zakaria Anomali Coffee Jl. Ratulangi No.102
Jl. Tanjung Raya 2
23 Rulyana Ramadhani Laf Kitchen
No.45
Jl. Borong Raya
24 Pally King Banana Kompleks Graha Janna
Land C/5
25 Muh Fernaldy Justdessert.id Jl. Farmasi A/56
Jl. Raya Pendidikan
26 Andi Nurlelasari Noers Kitchen
No.85
27 Niany MP Nia Cakee Jl. Andi Djemma
Jl. Topaz Raya Blok GA
28 Ulwiah Bakri By Uwibama
No.8/4
29 Norman Rahman Kebab Turki Baba Rafi Jl. Raya Baruga No.28
30 Renaldy Amar Coffeetalist Jl. Letjen Hertasning
Sumber: Data Pribadi

Data yang diperoleh dari hasil survei kepada pemilik restoran selaku

responden dari beberapa pertanyaan yang telah diajukan secara langsung dan

dilakukan pengolahan. Kutipan hasil survei tersebut memaparkan jawaban dari

responden yang beragam mengenai ada atau tidaknya dampak yang muncul

atas biaya kerjasama terhadap penentuan harga dan PPN pada mitra PT Grab.

4.1.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian berupa kutipan suvei atau jawaban atas pengajuan

pertanyaan yang menjelaskan jawaban responden mengenai dampak kebijakan

biaya kerjasama terhadap penentuan harga dan PPN pada mitra PT Grab.

4.1.2.1 Deskripsi Responden


30

Deskripsi responden ini merupakan suatu proses mendeskripsikan para

responden berdasarkan usia restoran dan usia kerjasama restoran dengan PT

Grab yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Usia Restoran

Umur sebuah bisnis restoran adalah lamanya bisnis restoran berdiri,

berkembang dan bertahan. Umur sebuah bisnis dihitung sejak bisnis tersebut

berdiri sampai penelitian dilakukan. Hasil pengujian yang dilakukan oleh

Gurnawati (2000) menyatakan bahwa suatu bisnis yang sudah lama berdiri,

kemungkinan sudah banyak pengalaman yang diperoleh masyarakat tentang

bisnis restoran tersebut, dalam hal ini akan menimbulkan kepercayaan

konsumen terhadap restoran tersebut.

Usia dari restoran dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Usia Restoran


Jumlah Responden
No. Usia Restoran Persentase
(Pemilik Restoran)
1 <1 tahun 9 30%
2 1 tahun 5 17%
3 2 tahun 5 17%
4 >2 tahun 11 36%
Jumlah 30 100

Pada tabel 4.2 yang dilakukan kepada 30 restoran diperoleh bahwa

restoran yang usianya kurang dari 1 tahun sebanyak 10 restoran atau sebesar

30%, yang berusia 1 tahun sebanyak 5 restoran atau sebesar 17%, yang berusia

2 tahun sebanyak 5 restoran atau sebesar 17% dan yang berusia lebih dari 2

tahun sebanyak 11. Usia restoran yang paling banyak yakni usia restoran yang

lebih dari 2 tahun sebanyak 11 restoran atau sebesar 36%, hal ini menunjukkan

bahwa restoran yang sudah lama berdiri kemungkinan sudah memiliki banyak
31

pengalaman, utamanya dalam mempertahankan kualitas dan meningkatkan

strategi restoran untuk dapat bertahan lama dan tetap ternilai dimata masyarakat

atau konsumen.

2. Usia Kerjasama Restoran Dengan GrabFood

Restoran yang telah lama berdiri tentunya mempunyai strategi dan kiat-

kiat yang lebih solid untuk tetap bisa survive dimasa depan. Semakin lama

sebuah bisnis berdiri, tentunya semakin banyak pula lika-liku dalam berbisnis,

mulai dari kemajuan hingga masalah dan kendala yang dihadapi. Didalam era

teknologi saat ini sebuah bisnis berlomba-lomba dalam melakukan pemasaran,

utamanya pemasaran dalam melakukan kerjasama yang dilakukan oleh berbagai

tempat makan atau restoran dengan mendaftarkan diri sebagai mitra GrabFood.

Usia dari kerja sama restoran dengan GrabFood dapat dilihat pada tabel

4.3 dibawah ini

Tabel 4.3 Usia Kerja Sama Restoran dengan GrabFood


No Usia Kerja Sama Jumlah Responden
Persentase
. Dengan GrabFood (Pemilik Restoan)
1 <1 tahun 15 51%
2 1 tahun 8 28%
3 2 tahun 5 17%
4 >2 tahun 2 4%
Jumlah 30 100

Pada tabel 4.3 diperoleh gambaran berdasarkan umur restoran yang

dipaparkan sebelumnya, yaitu restoran yang sudah bekerja sama kurang dari 1

tahun sebanyak 15 restoran atau sebesar 51%, yang sudah bekerja sama

selama 1 tahun sebanyak 8 restoran atau sebesar 28%, yang sudah bekerja

sama selama 2 tahun sebanyak 5 restoran atau sebesar 17% dan yang sudah

bekerja sama lebih dari 2 tahun sebanyak 2 restoran atau sebesar 4%. Tingkat
32

usia kerja sama restoran dengan GrabFood yang paling banyak yakni kurang

dari 1 tahun sebanyak 15 restoran atau sebesar 51% dimana diantaranya

beberapa restoran yang baru mulai bekerja sama dan beberapa restoran dalam

masa percobaan selama 3 bulan karena mempertimbangkan mengenai beban

service fee dan pajak yang ditetapkan kepada pihak mitra serta menjadi

ketetapan pihak Grab untuk memilih restoran tersebut untuk dijadikan sebagai

restoran pilihan. Menjadi restoran pilihan dapat menjadikan mitra untuk memiliki

wewenang untuk mengoperasikan GrabFood Merchant utamanya dalam

mengubah operasi restoran, harga restoran berdasarkan kebijakan mitra,

mengetahui jumlah orderan dari GrabFood dan dapat melihat riwayat penjualan

restoran yang sudah dipotong nilai bagi hasil service fee dan pajak serta dapat

mengunduh faktur pajak atas penjualan di GrabFood untuk dijadikan arsip.

Lain halnya dengan restoran yang sudah bekerja sama selama 1 tahun

bahkan lebih dari 1 tahun, dimana beberapa fakta menyatakan bahwa hubungan

dalam jangka panjang akan tercipta apabila terjadi kondisi yang memuaskan dan

adanya kerjasama bahwa hubungan tersebut saling menguntungkan dan

menambah nilai usaha, meskipun pengertian hubungan jangka panjang pada

kerjasama ini masih sangat minim. Dalam arti bahwa apabila antara partner

masih bersedia saling mengorbankan sumberdaya yang dimiliki sehingga

kerjasama tetap berlangsung (Lusch, 1996).

4.1.2.2 Tanggapan Responden

Deskripsi hasil penelitian merupakan tanggapan responden mengenai

pengetahuan kebijakan kerjasama, alasan melakukan kerjasama, kebijakan

ketetapan harga dan kekhawatiran yang ditimbulkan, dampak pemotongan

penghasilan, omzet restoran, perbedaan antara terdaftar sebagai badan kena


33

pajak di pemerintahan dan GrabFood, transaksi yang lebih sering diterima

responden, kekurangan dan masukan untuk pihak GrabFood.

1. Pengetahuan Mengenai Biaya Kerjasama

Perjanjian adalah kesepakatan yang terjadi ketika para pihak saling

berjanji untuk melaksanakan perbuatan tertentu. Perjanjian kerjasama kemitraan

antara GrabFood dengan restoran dibuat secara elektronik (e-contract) yang

disebut sebagai perjanjian kerjasama kemitraan. Perjanjian kemitraan diatur

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.

Didalam pelaksanaannya, kontrak kerjasama kemitraan antara GrabFood

dengan restoran melakukan bagi hasil keuntungan yaitu adanya biaya service

fee dan pajak sebesar 20% untuk mitra GrabFood. Ketika pihak restoran

melakukan tindakan penandatanganan dan mengklik persetujuan secara

elektronik, mengakses dan menggunakan aplikasi GrabFood, itu berarti restoran

telah setuju dengan perjanjian kerjasama kemitraan dan juga telah setuju jika

ada perubahan terhadap syarat dan ketentuan yang berlaku.

Pemahaman pihak restoran mengenai kebijakan kerjasama yang

ditetapkan oleh pihak GrabFood dapat dilihat pada gambar 4.1.

7%

Paham
Tidak Paham
93%

Gambar 4.1 Pemahaman Mitra Mengenai Kebijakan Kerjasama


34

Pada gambar 4.1 diperoleh bahwa restoran yang mengetahui dan

memahami dengan baik kebijakan kerjasama yang ditetapkan oleh pihak

GrabFood sebanyak 28 restoran atau sebesar 90% dan yang tidak memahami

dengan baik kebijakan kerjasama yang ditetapkan sebanyak 2 restoran atau

sebesar 2%. Tingkat pemahaman kebijakan kerjasama yang paling banyak yaitu

28 restoran atau sebesar 90% menyatakan bahwa sebelum melakukan ikatan

perjanjian kerjasama mereka membaca dengan teliti, utamanya mengenai

kewajiban yang dibebankan kepada mitra dan tingkat ketidak pahaman kebijakan

kerjasama yang paling sedikit yaitu sebanyak 2 restoran atau sebesar 2%,

padahal kebijakan tersebut harus mereka pahami lebih mendalam sebelum tanda

tangan kontrak agar kerja sama yang akan berjalan kedepannya tidak merugikan

bagi pihak restoran.

Kutipan hasil survei yang menujukkan mengapa responden tidak begitu

paham dengan kebijakan kerjasama tersebut dipaparkan oleh mitra grab Wiranto

sebagai owner Warung Makan Widya dan Pally sebagai owner King Banana ini

mengatakan bahwa mereka tidak begitu paham bahwa 20% tersebut merulakan

pajak, mereka hanya sebatas mengetahui bahwa pihak Grab akan memotong

biaya sebesar 20% dari harga jual sehingga pihak mitra harus menaikkan harga

agar tidak mengalami kerugian. Pihak mitra tersebut juga menyatakan bahwa

pihak mitra hanya mendaftar melalui website dan tidak membaca secara detail

perjanjian kerjasama tersebut.”

2. Alasan Bekerjasama
35

Kerjasama merupakan kegiatan mengatur kemitraan yang saling

menguntungkan dan dikerjakan dengan sukarela oleh beberapa bidang yang

berkaitan dengan dunia usaha. Pengusaha saat ini menghadapi persaingan

hebat di pasar dan untuk bertahan (survive) diperlukan suatu manajemen

strategis yang disebut sebagai strategi kemitraan. Penelitian Johnson (1999)

menyatakan bahwa ada beberapa variabel yang mempengaruhi strategi

kemitraan, yaitu ketergantungan sumber daya, fleksibilitas, kualitas hubungan

dan usia kemitraan. Dimensi yang membentuk tingkat ketergantungan

sumberdaya adalah kondisi saling membutuhkan, keuntungan yang timbal balik,

dan nilai tambah yang tercipta dengan adanya kerjasama.

Resource Based Theory menyatakan bahwa keuntungan usaha akan

berbeda dari macam sumber daya yang berbeda pula (Robert M Grant, 1991)

yang dapat digunakan untuk mencapai dua macam keuntungan ekonomis, yaitu

keuntungan strategi kerjasama dan kompetitif serta financial. Para pengusaha

kebanyakan menyukai menjalin suatu relasi dan hubungan dengan pengusaha

lain dengan cara bergabung menjadi mitra. Sama halnya dengan yang dilakukan

oleh mitra restoran yang mendaftarkan dirinya untuk bekerja sama dengan PT

Grab melalui GrabFood. Kutipan hasil survei yang diperoleh dari beberapa

responden menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa mereka tetap

ingin melakukan kerjasama walaupun dibebankan service fee dan pajak, yaitu:

1) Dapat memudahkan dalam pemasaran

2) Memudahkan dalam transaksi, utamanya bagi konsumen yang

jangkauannya jauh dari restoran.

3) Gaya hidup diera digital yang membuat konsumen tidak harus datang

ketempat dan menunggu antrian.


36

4) Gaya berbisinis yang mengharuskan pihak restoran agar terlihat update

dan dapat bersaing lebih luas.

5) Permintaan konsumen.

6) Mangsa pasar pada e-commerce sangat besar.

Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan adanya kerja sama yang

dilakukan oleh mitra restoran dengan GrabFood untuk mendapatkan keuntungan

ekonomis, yaitu keuntungan strategi kerjasama dan kompetitif serta keuntungan

financial.

3. Kenaikan Harga dan Kekhawatiran Atas Ketetapan Harga

Salah satu faktor kesuksesan suatu bisnis adalah dalam penentuan harga

jual produk yang benar sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan produk

dan menciptakan pondasi sebagai dasar bisnis yang akan berhasil. Penentuan

harga jual produk melibatkan beberapa faktor kunci tertentu, termasuk

penentuan target pelanggan, mengetahui berapa banyak pesaing dan

memahami hubungan antara kualitas dan harga.

Ketetapan harga yang ditentukan oleh mitra restoran selaku informan

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Ketetapan Harga Mitra


Jumlah Responden
No. Ketetapan Harga Persentase
(Pemilik Restoran)
1 Harga Naik 25 83,3%
2 Harga Tetap 5 16,7%
Jumlah 30 100

Sumber: Data Diolah

Pada tabel 4.4 diperoleh gambaran berdasarkan kebijakan kerjasama

antara restoran dan GrabFood membuat beberapa restoran, yakni sebanyak 25


37

owner restoran atau sebesar 83,3% yang menetapkan harga lebih tinggi di

aplikasi merchant sehingga pemesanan melalui aplikasi lebih mahal

dibandingkan melakukan pemesanan langsung direstoran dan sebanyak 5 owner

restoran atau sebesar 16,7% lainnya menyamakan atau menetapkan harga yang

diterapkan diaplikasi merchant dan harga yang diterapkan melalui pemesanan

langsung.

Rasa khawatir merekapun terhadap harga yang dicantumkan diaplikasi

dapat mempengaruhi konsumen berbeda-beda. Kekhawatiran mitra restoran

dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rasa Khawatir Mitra


Jumlah Responden
No. Rasa Khawatir Persentase
(Pemilik Restoran)
1 Khawatir 17 57%
2 Tidak 13 43%
Jumlah 30 100

Sumber: Data Diolah

Pada tabel 4.5 diperoleh gambaran bahwa sebanyak 17 owner restoran

atau sebesar 57% merasa khawatir terhadap harga yang tertera di aplikasi,

dimana pihak mitra menyatakan bahwa kenaikan harga dapat mempengaruhi

daya beli konsumen terutama bagi konsumen yang tidak memiliki pemahaman

mengenai service fee dan pajak yang dibebankan kepada mitra, terlebih lagi jika

ditambah dengan ongkos kirim yang akan dibebankan. Tetapi lain halnya dengan

sebanyak 13 owner restoran atau sebesar 43% lainnya yang tidak memiliki rasa

khawatir terhadap harga yang tertera diaplikasi karena beberapa pendapat yang

menyatakan bahwa mereka selalu menekankan kepada konsumen mengenai

harga yang tertera di aplikasi memiliki pajak 20% sehingga harga yang tertera

diaplikasi jauh lebih mahal dibandingkan harga pembelian offline. Nominal yang
38

harus ditanggung konsumenpun sudah memudahkan mereka untuk tidak perlu

mendatangi restoran, bahkan jika pihak konsumen merasa keberatan mereka

dapat memilih untuk membeli langsung.

4. Penghasilan Mitra Setelah Dikurangkan Dengan Biaya Kerjasama

Berdasarkan ketetapan kerjasama yang dilakukan oleh restoran, maka

restoran telah menyetujui perjanjian yang menyatakan bahwa mereka akan

menerima penghasilan bersih setelah dipotong beban service fee dan pajak

sebesar 20% dari harga makanan atau minuman yang tercantum di daftar menu

restoran. Dampak pemotongan penghasilan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Penghasilan Mitra Setelah Dikurangkan Dengan Biaya Kerjasama


Jumlah Responden
No. Penghasilan Persentase
(Pemilik Restoran)
1 Berkurang 7 23%
2 Tidak Berkurang 23 77%
Jumlah 30 100

Sumber: Data Diolah

Pada tabel 4.6 diperoleh gambaran bahwa pemotongan penghasilan

akibat adanya biaya service fee dan pajak yang ditetapkan oleh mitra aplikasi

GrabFood mengurangi penghasilan dari sebanyak 7 owner restoran atau

sebesar 23% yang menyatakan bahwa mereka tidak sepenuhnya menaikkan

harga 20% dari harga awal karena mereka harus menyesuaikan harga agar tidak

terlihat terlalu mahal sehingga penghasilan mitra berkurang jika dibandingkan

dengan profit yang diterima melalui transaksi ofline. Lain halnya dengan Fiad

Achmar, owner dari restoran Brewger yang menyatakan bahwa GrabFood

membantu dalam sales restoran yang dimiliki, secara profit terlihat berkurang jika

dilihat dari potongan GrabFood, namun secara omzet terlihat meningkat

dibandingkan tidak bermitra dengan GrabFood, dan manfaat lainnya membuat


39

jangkauan market semakin luas akibat aplikasi dan sebanyak 23 owner restoran

atau sebesar 77% yang penghasilannya tidak berkurang karena profit bersih

yang diterima dari pemotongan service fee dan pajak dinaikkan sesuai kebijakan

dari pihak GrabFood sehingga profit antara transaksi online dan offline sama

banyak.

5. Omzet Restoran

Sebagai pemilik dari sebuah usaha dituntut untuk senantiasa melahirkan

ide-ide kreatif untuk meningkatkan performa dari usaha yang dijalankan. Baik itu

performa secara penjualan maupun kualitas dari barang yang dijual, termasuk

dalam menghadapi bisnis kuliner. Di era digital saat ini, kita memahami dengan

baik bahwa pemasaran melalui teknologi ataupun media sosial pada faktanya

memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap suatu bisnis.

Pengaruh atau dampak yang diterima owner restoran setelah terdaftar

sebagai mitra GrabFood dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Omzet Restoran Setelah Terdaftar Menjadi Mitra


Jumlah Responden
No Omzet Persentase
(Pemilik Restoran)
1 Meningkat 28 93%
Tidak sepenuhnya
2 2 7%
meningkat
Jumlah 30 100
40

Sumber: Data Diolah

Pada tabel 4.7 diperoleh gambaran bahwa setelah owner restoran

terdaftar sebagai mitra GrabFood meningkatkan omzet sebanyak 28 restoran

atau sebesar 93% dikarenakan jangkauan mitra untuk mendapatkan konsumen

lebih luas sehingga konsumen yang datang bukan sebatas masyarakat sekitar

outlet atau yang sengaja datang berkunjung dan tidak sepenuhnya meningkatkan

omzet sebanyak 2 restoran atau sebesar 7%, dimana mitra grab yang bernama

Pally sebagai owner King Banana dan Rimal sebagai owner Ayam Bakar Bang

Toyyib dan Seafood mengatakan bahwa omzet yang mereka terima tidak

sepenuhnya meningkat, hal ini diakibatkan oleh jumlah pemesanan yang mereka

terima tidak begitu banyak, baik saat sebelum ataupun sesudah terdaftar sebagai

mitra GrabFood. Mitra grab yang bernama Ramdhani sebagai owner Dapur

Sovia pun mengatakan bahwa omzet setelah terdaftar sebagai mitra GrabFood

dapat meningkat jika cara optimasi restoran tersebut juga tepat, jadi walaupun ia

terdaftar sebagai mitra GrabFood tetapi optimasinya kurang tepat maka terdaftar

sebagai mitra GrabFood tidak akan berdampak pada omzet restoran.

6. Perbedaan Antara Terdaftar Sebagai Badan Kena Pajak di Pemerintahan

dan GrabFood

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 22 dan

23, yang dikutip Widyaningsih (2013:217) mendefinisikan “Pajak Restoran (PB1)

adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.” Dalam hal ini,

pemilik atau pengusaha restoran merupakan pihak yang melakukan pemungutan

dan menyetorkan hasil pajak tersebut kepada instansi yang berwenang

menerima pengumpulan hasil pajak tersebut. PB1 merupakan pajak yang

dikenakan pemerintah daerah, dan PB1 berbeda dengan PPn.


41

Pajak Pertambahan Nilai (PPn) merupakan pajak yang dikenakan

terhadap nilai yang timbul akibat adanya pemakaian faktor-faktor produksi

disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan

memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada konsumen.

PPN merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah pusat, Direktorat

Jenderal Pajak (DJP) dan ketetapan tarif PB1 dan PPn sama, yaitu sebesar 10%.

GrabFood menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) kepada mitra

restoran diluar dari Pajak Restoran (PB1) dan Service Tax Restoran (Penjualan

Bersih). Owner restoran yang juga terdaftar sebagai wajib pajak pemerintah

daerah, yaitu Dedi Rahman selaku owner Bubur Ayam Kang Dedi, Muh Nur

Hidayat selaku owner Bakso Super Mks, Anang Zakaria selaku owner Anomali

Coffee menyatakan bahwa perbedaan yang mereka rasakan dapat dilihat dari

segi pemasaran dan feedback dari pemasaran tersebut dan konsumen juga

dapat lebih mudah untuk menjangkau restoran yang jauh dari pemukimannya.

Setelah terdaftar sebagai mitra GrabFood seluruh mitra telah menjadi

wajib pajak karena mereka harus menanggung beban biaya sevice fee 10% dan

PPn 10% yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan GrabFood walaupun

usaha yang dimiliki mitra belum tergolong sebagai usaha besar.

7. Transaksi Yang Lebih Sering Diterima Responden

Beberapa tahun belakangan ini dunia teknologi mengalami

perkembangan yang signifikan, lingkup kian meluas dan tak terbatas dalam

bidang komunikasi dan dunia bisnis, utamanaya dalam bisnis restoran. Berawal

dari munculnya perusahaan Grab yang memunculkan berbagai layanan

utamanya dalam pemesanan makanan yang disebut sebagai GrabFood


42

membuktikan bahwa pemilik restoran saat ini telah beradaptasi dengan teknologi

tersebut. Transaksi yang lebih sering diterima mitra dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Transaksi Yang Sering Diterima


Jumlah Responden
No Jenis Transaksi Persentase
(Pemilik Restoran)
1 Offline 7 23%
2 Online 16 54%

3 Sebanding 7 23%
Jumlah 30 100

Sumber: Data Diolah

Pada tabel 4.8 diperoleh gambaran bahwa yang lebih banyak menerima

transaksi offline sebanyak 7 restoran atau sebesar 23%, yang lebih banyak

menerima transaksi online sebanyak 16 restoran atau sebesar 54% dan yang

menerima jenis transaksi yang sebanding antara online dan offline sebanyak 7

restoran atau sebesar 23%. Tingkat transaksi yang paling banyak diterima yakni

transaksi online sebanyak 16 restoran atau sebesar 54%, hal ini menunjukkan

bahwa terdaftar sebagai mitra GrabFood membawa dampak terhadap restoran,

terutama bagi restoran yang menerima transaksi sebanding antara offline dan

online karena selain profit yang diterima dari transaksi ofline, mereka dapat

menerima penghasilan tambahan dari transaksi online.

8. Kekurangan dan Masukan Untuk Pihak GrabFood

Perusahaan GrabFood bertujuan untuk memberikan layanan yang mudah

diakses oleh seluruh masyarakat di Asia Tenggara, namun menurut beberapa

owner restoran menyatakan bahwa terdapat beberapa kekurangan yang

dirasakan oleh penyalur layanan tersebut, antara lain.


43

1) 15 owner restoran menyatakan bahwa service fee dan pajak yang

diminta oleh pihak perusahaan terlalu tinggi untuk mereka, utamanya

bagi pemilik usaha kecil ataupun rumahan.

2) 4 owner restoran menyatakan bahwa mereka kesulitan dalam

mengupdate atau merubah harga yang sudah tercantum diaplikasi

sehingga hal tersebut dapat menguragi profit yang mereka terima dari

setiap transaksi online.

3) 10 owner restoran menyatakan bahwa promo yang biasa diberikan

oleh pihak GrabFood terkadang merugikan pihak restoran karena

promo tersebut mengurangi tingkat penghasilan yang diterima. Disatu

sisi mungkin konsumen merasa diutungkan dengan promo tersebut

sehingga mereka lebih memilih untuk melakukan transaksi online,

tetapi disatu sisi pihak restoran terkadang merasa dirugikan dengan

promo tersebut.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai kekurangan diatas, Muh Nur

Hidayat selaku owner Bakso Super menyatakan bahwa “GrabFood adalah

layanan yang sangat membantu dan memudahkan pengusaha kuliner dalam

pemasaran”. Pernyataan tersebut dinyatakan karena ia berpendapat bahwa

kemunculan GrabFood ini membawa dampak yang begitu besar kepada bisnis

kuliner yang dimiliki walaupun ia harus menaikkan harga yang tertera diaplikasi

tetapi hal tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen untuk

melakukan pemesanan terhadap restorannya, dan bukan hanya ia yang

diuntungkan tetapi pihak pemerintah juga terbantu dalam peningkatan

penerimaan pajak. Berbeda dengan Kurniawan selaku owner restoran Kedai

Romo yang menyarankan kepada pihak GrabFood agar lebih tanggap dan cepat

respon untuk mitra yang belum terdaftar sebagai resto pilihan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil analisis data dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa biaya kerjasama terhadap

penentuan harga dan PPN pada mitra PT Grab menyebabkan kenaikan harga

dan rasa khawatir mitra terhadap harga yang dicantumkan di aplikasi dapat

mempengaruhi konsumen terutama jika ditambahkan dengan ongkos kirim tetapi

dengan adanya layanan yang disediakan PT Grab melalui GrabFood dapat

memudahkan mitra dalam melakukan pemasaran sehingga restoran lebih mudah

dikenal di kalangan masyarakat dan jangkauan restoran lebih luas, selain itu

layanan GrabFood juga membantu dan mempermudah pemungutan pajak dalam

transaksi e-commerce.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh

peneliti adalah sebagai berikut.

1. Bagi PT Grab dalam layanan GrabFood untuk tidak menetapkan profit

sharing terlalu tinggi, utamanya bagi restoran yang belum tergolong besar

agar mitra dapat menyesuaikan harga diaplikasi dan merespon dengan

cepat pihak mitra utamanya yang belum tergolong restoran pilihan

mengenai harga yang sulit diubah sehingga tidak menyebabkan kerugian.

2. Bagi pemilik restoran untuk memerhatikan atau membaca dengan detail

mengenai kebijakan kerjasama sebelum menyetujui kontrak yang akan


45

dijalankan sehingga tidak menyebabkan penyesalan atau kerugian

dimasa yang akan datang dan memberikan pemahaman terhadap

konsumen mengenai perbedaan harga yang tercantum dalam pembelian

online dan offline.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini sudah diupayakan semaksimal mungkin, namun masih

terdapat banyak keterbatasan penelitian, antara lain:

1. Penelitian ini masih belum bisa mengungkap secara keseluruhan dampak

dari kebijakan kerjasama antara PT Grab melalui layanan GrabFood

dengan mitra.

2. Penelitian ini respondennya terbatas karena hanya dilakukan pada 30

restoran yang ada di Kota Makassar dan terdaftar sebagai mitra

GrabFood.
5 DAFTAR PUSTAKA

Adiasari, T., dan B. Lastariwati. 2019. Pemanfaatan Media Sosial dalam


Pemasaran Produk Makanan Siswa Entrepreneurship di SMKN 4
Surakarta. Jurnal Pendidikan Teknik Boga, (Online).

Alivanto, M.K. 2018. Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Kemitraan Antara PT


Gojek Indonesia Dengan Driver. Mataram: Universitas Mataram.

Dahlan, M.S. 2019. Analisis Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah Setelah


Satu Dekade Otonomi Daerah.Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan,
(Online), Vol. 2, No. 1, hlm 30 - 45.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gurnelius and Susan. (2011). 30-minute Sosial Media Marketing, United States:
McGraw-Hill Companies.

Johnson, Jean L. (1999), “Strategic Integration in Industrial Distribution Channels:


Managing the Interfirm Relationship as a Strategic Asset”, Journal of The
Academy of Marketing Science, Vol 27(1), p. 4-18

Lan, H., Ya, L. I., & Shuhua, W. (2016). Improvement of Online Food Delivery
Service Based on Consumers’ Negative Comments, 12(5), 84–88.

Lilyana, Y. 2010. Evaluasi Penerimaan Pajak Restoran. Jakarta: Fakultas


Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Lomanto, C.N. 2013. Perlakuan PPN Atas Transaksi E-Commerce. Jurnal Tax &
Accounting Review. (Online). Vol. 3, No. 2.

M, Grant Robert. (1991), “The Resource-Based Theory of Competitive Advantage


Implication for Strategy Formulation”. California Management Review.

Mardiasmo, 2011.Perpajakan. Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta

Mileva, L., dan A. Fauzi. 2018. Pengaruh Social Media Marketing Terhadap
Keputusan Pembelian.Jurnal Administrasi, (Online), Vol. 58, No. 1.

Onggo, B. J. (2007). Google is My Salesman. Bandung, Jawa Barat: PT Syaamil


Cipta Media.

Prapati, L., dan Rahoyo. 2018. Dampak Bisnis Kuliner Melalui Go Food Bagi
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Semarang. Jurnal Dinamika Sosial
Budaya, (Online), Vol. 20, No. 2, pp 120 – 133.

Prima Qurrota Ayun. (2015). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial


dalam Membentuk Identitas.Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3. No 2
Universitas Ahmad Dahlan.
47

Rahayu, H.S.I. 2019. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Makanan
dan Aplikasi Go-Food.Surabaya: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang “Pajak


Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah”

, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang “Pajak Daerah dan


Retribusi Daerah”.

, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro, Kecil,


dan Menengah”, LN No. 93 Tahun 2008, TLN No. 4866”.

, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang “Kemitraan”, LN.


No. 91 Tahun 1997, TLN No. 3718.

, Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang “Perimbangan keuangan


Antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah”.

Resmi, S. (2016). Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sari, A.Y. 2018. Analisis Terhadap Penerapan Pajak Atas Transaksi E-


Commerce.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.

Sarinastiti, E.N., dan N.K. Vardhani. 2018. Co-Branding Online Food Delivery.
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan,
(Online), Vol. 3, No. 3, hal. 177 – 193.

Setyaningsih, R.2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan


Go-Food.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Setiawan, T.F., B. Suharjo., dan M. Syamsun. 2018. Strategi Pemasaran Online


UMKM Makanan.Jurnal Manajemen IKM, (Online), Vol. 13, No. 2.

Sugiyono. 2017. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kesepuluh. Bandung:


Alfabeta.

Suprianto, E., 2014. Hukum Pajak Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suhartono, R. dan Ilyas, B.W., 2010.Ketentuan Umum dan Tata Cara


Perpajakan (KUP). Salemba Empat. Jakarta.

Waluyo, 2013.Perpajakan Indonesia.Edisi 11--Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Widyaningsih, A., 2013. Hukum Pajak dan Perpajakan.ALFABETA. Bandung.

Wijaya, R. 2018. Pengaruh Kualitas Layanan, Harga dan Citra Merek Terhadap
Loyalitas Pelanggan Grab-Food. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
LAMPIRAN
49

Lampiran 1

BIODATA

Identitas Diri
Nama : Sri Reskiawati Syam
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 31 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Kompleks Unhas Antang Jl. Farmasi A 56
Telpon Rumah dan HP : 085255310123
Alamat E-mail : srireskiawati_syam@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan
a. Pendidikan Formal
- 2004 – 2010: SD Negeri Sudirman IV Makassar
- 2010 – 2013: SMP Negeri 19 Makassar
- 2013 – 2016: SMA Negeri 12 Makassar
- 2016 – Sekarang: S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar
b. Pendidikan Nonformal
- LK 1 Ikatan Mahasiswa Akuntansi FEB-UH

Riwayat Organisasi
- Pengurus Ikatan Mahasiswa Akuntansi FEB-UH

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 01 Februari 2020

Sri Reskiawati Syam


50

Lampiran 2

SURVEI PENELITIAN

ANALISIS BIAYA KERJASAMA TERHADAP PENENTUAN HARGA DAN PPN

PADA MITRA PT GRAB

Perihal : Permohonan Menjadi Responden


Lampiran :

Kepada
Bapak/Ibu/Saudara(i) Responden

Dengan hormat,

Sehubung dengan kegiatan penelitian untuk melengkapi


penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul “Analisis Biaya Kerjasama
Terhadap Penentuan Harga Dan PPN Pada Mitra PT Grab”, yang
merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Peneliti
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk dapat
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun oleh peneliti. Kegiatan penelitian ini ditujukan untuk
kepentingan ilmiah dan daftar pertanyaan yang terlampir dalam angket
hanya digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan data. Dengan
demikian, penulis sangat mengharapkan kejujuran
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam menjawab pertanyaan yang telah
diajukan.

Atas kesediaan waktu dan bantuannya diucapkan banyak terima


kasih.

Makassar, 01 Februari 2020

Peneliti
51

SRI RESKIAWATI SYAM

A31116501
Lampiran 3

PANDUAN SURVEI

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :

Nama Restoran :

Alamat :

DAFTAR PERTANYAAN

1. Sudah berapa lama Anda menjalankan usaha ini?

a. Kurang dari 1 tahun c. 2 tahun

b. 1 tahun d. Lebih dari 2 tahun

2. Sudah berapa lama Anda melakukan kerja sama dengan PT Grab?

a. Kurang dari 1 tahun c. 2 tahun

b. 1 tahun d. lebih dari 2 tahun

3. Apakah Anda mengetahui atau memahami dengan jelas mengenai

kebijakan kerjasama yang ditetapkan oleh PT Grab? (Ya/Tidak)

Penjelasan: ……………………………………………………………………….

4. Ketika mengetahui bahwa dengan melakukan kerjasama dengan pihak

PT Grab yaitu GrabFood maka Anda akan dibebankan biaya kerjasama,

mengapa Anda tetap ingin melakukan kerjasama?

Penjelasan: ……………………………………………………………………….
52

5. Apakah Anda menaikkan harga makanan/minuman restoran di Aplikasi?

(Ya/Tidak) Jika iya, Apakah Anda khawatir dengan harga yang tertera di

aplikasi tersebut dapat mempengaruhi konsumen? (Ya/Tidak)

Penjelasan: ……………………………………………………………………….

6. Apakah dengan adanya potongan penghasilan akibat biaya kerjasama

yang ditetapkan oleh PT Grab kepada mitra mengurangi penghasilan

Anda? (Ya/Tidak)

Penjelasan: ……………………………………………………………………….

7. Apakah dengan terdaftar sebagai mitra GrabFood dapat meningkatkan

omzet restoran Anda (Ya/Tidak)

Penjelasan: ……………………………………………………………………….

8. Apakah restoran Anda terdaftar sebagai wajib pajak? (Ya/Tidak).

Jika iya, apa perbedaan yang Anda rasakan ketika terdaftar sebagai wajib

pajak melalui kerjasama dengan PT Grab? Jika tidak, bagaimana

pendapat Anda mengenai biaya kerjasama yang ditetapkan oleh PT

Grab?

Penjelasan: ……………………………………………………………………….

9. Jika dibandingkan setelah restoran Anda terdaftar menjalankan penjualan

online, transaksi apa yang lebih sering atau lebih banyak Anda terima?

(Offline/Online/Sebanding)

10. Apakah ada kekurangan dan masukan untuk pihak GrabFood untuk saat

ini?

a. Service fee yang diminta terlalu tinggi

b. Sulit mengaupdate/merubah harga melalui aplikasi sehingga

customer complain
53

c. Promo yang diberikan kadang merugikan pihak restoran (seperti: free

ongkir/tawaran potongan harga)

d. Alasan lainnya………………………………………………………………..

Lampiran 4

Daftar Restoran atau Gerai Makanan di Kota Makassar yang Terdaftar

Sebagai Mitra GrabFood

No. Jenis Makanan Jumlah Restoran Terdaftar


1 Aneka Ayam 475
2 Aneka Nasi 405
3 Ayam Goreng 181
4 Bakmi 455
5 Bakso 402
6 Bebek 68
7 Bubble Tea 149
8 Bubur 118
9 Burger 100
10 Beverages 292
11 Cemilan 283
12 Cepat Saji 35
13 Daging Babi 29
14 Daging Sapi 67
15 Donat 33
16 Es Krim & Es Campur 105
17 Fruits 71
18 Gado-Gado 40
19 Hidangan Laut 261
20 Hidangan Thailand 16
21 Jawa 27
22 Jus 138
23 Kebab 47
24 Kopi 411
25 Makanan Sehat 20
26 Martabak 335
27 Masakan Barat 31
28 Masakan India 1
29 Masakan Jepang 66
30 Masakan Korea 13
31 Masakan Timur Tengah 56
32 Masakan Tiong Hwa 54
33 Nasi Goreng 230
54

34 Nasi Padang 38
35 Pencuci Mulut 209
36 Pisang 380
37 Pizza & Pasta 52
38 Ramen 1
39 Roti & Kue 344
40 Salad 108
41 Sate 137
42 Seblak 19
43 Siomay & Batagor 7
44 Soto 164
45 Sulawesi 58
46 Sushi 6
47 Soup 123
48 Teh’ 132
Total 6.792
55

Lampiran 5

Contoh Kontrak Kerjasama


56
57
58
59

Anda mungkin juga menyukai