Nama Kelompok :
Kresentia Kalista / 20103108
I Gede Andy Wantara / 20103355
Rumusan Masalah :
Latar Belakang :
Teknologi terus berkembang hingga menjadikan Era digital seperti sekarang ini
merupakan era yang menguntungkan bagi banyak pihak. Pengguna Internet terus menerus
bertambah di seluruh dunia, sampai saat ini menurut data terbaru APJII pada tahun 2022
pengguna internet di Indonesia mencapai 210 Juta pengguna1 dan berada di urutan ke-6 Dunia
sebagai pengguna Internet yang pertumbuhannya tergolong cepat2. Dari pertumbuhan internet
tersebut muncullah paradigma baru dalam masyarakat untuk melakukan proses bisnis yaitu
dengan menggunakan internet dan infrastruktur teknologi informasi. Proses bisnis yang
dilakukan dapat melaui media teknologi informasi dan internet yang dikenal dengan sebutan
ecommerce3. Hal ini sangat menguntungkan bagi pemilik bisnis online mengingat mayoritas
pengguna Internet selain mereka aktif dalam media sosial, mereka juga aktif dalam perdagangan
online (e commerce). Ditambah dengan kehadiran investor, memperbesar peluang perusahaan
rintisan di Indonesia untuk semakin berkembang2. Penggunaan internet untuk perdagangan
semakin bertambah peminatnya ini menjadi dorongan munculnya bisnis – bisnis baru yang
sekarang dapat dikatakan sebagai “start up business”. Bahkan sejumlah startup di Indonesia
sudah melampaui Unicorn, seperti Traveloka, Gojek, Bukalapak, Shopee, Tokopedia, dan OVO.
Bidang yang digeluti startup ini juga beragam, mulai dari keuangan, pemasaran, ritel, hingga
pelayanan4.
Beberapa orang telah menyadari bahwa bisnis tidak lagi efektif jika hanya dilakukan
secara offline, maka dari itu banyak starup yang meluncurkan aplikasi market place yang
bertujuan agar orang-orang dapat melakukan bisnis yang lebih mudah dan efektif. Salah satu
marketplace yang sangat digemari kini dikalangan remaja hingga dewasa adalah Shopee. Shopee
resmi diumumkan di Indonesia pada Desember 2015 dibawah naungan PT Shopee International
Indonesia5. Sejak peluncurannya, Shopee mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan
pada Agustus 2022 shopee menerima 190,7 juta kunjungan dari pengguna di Indonesia 6.
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber berita, saat ini masyarakat mulai beralih dan lebih
suka berbelanja secara online. Hal ini disebabkan karena dengan adanya keefektifan dan
kenyamanan yang diberikan, para pembeli dapat mencari serta mendapatkan barang-barang yang
sedang dibutuhkan, misalnya makanan, pakaian, buku, sepatu, skin care, paket, laptop, hand
phone, tas, dan lain-lain. Selain itu keuntungan berbelanja online adalah hemat biaya, terutama
dengan jarak barang yang perlu dibeli. Dimanapun lokasinya kita dapat membeli barang-barang
baik di dalam negeri maupun di luar negeri, bahkan shopee selalu menambahkan promo dan
layanan yang memanjakan penggunanya seperti barang yang dapat diantar langsung ke rumah,
pembayaran dilakukan dengan berbagai cara seperti bayar ditempat atau COD (Delivery), bayar
di Alfamart dan Indomaret, transfer via bank, dan salah satu fitur pembayaran yang ditawarkan
oleh Shopee yaitu adanya fitur Shopee Paylater.
Shopee Paylater merupakan Jasa pinjam meminjam berbasis inovasi data dalam bentuk
saldo secara langsung melalui tahapan sebagaimana tertuang dalam POJK No. 77/2016. Jasa ini
diluncurkan oleh Shopee sebagai strategi dan salah satu metode pembayaran yang ditawarkan
pada saat berbelanja di e-commerce pada aplikasi Shopee. Jasa ini diberikan oleh Shopee yang
digunakan sebagai strategi cicilan saat berbelanja di e-commerce pada aplikasi Shopee. Dengan
menggunakan Shopee PayLater, seluruh biaya atas penggunaan jasa layanan ini akan dibayarkan
oleh PT. Commerce Finance dengan cara memberikan pinjaman dalam proses checkout barang
yang ada di aplikasi Shopee. Limit yang ditawarkan oleh Shopee kepada pengguna SPayLater
maksimal Rp4.500.000,00 perbulan pada awalnya dan jumlah limit kredit akan terus bertambah
seiring waktu penggunaan dan jika pengguna SPayLater lancar dalam proses pelunasan tagihan.
Tagihan akan jatuh tempo pada setiap tanggal yang telah ditentukan oleh pengguna dan system
setiap bulannya. Hal ini dilakukan untuk dapat menjamin Shopee PayLater dapat digunakan oleh
semua pengguna di tengah situasi apapun untuk mengatasi permasalahan pengguna mengenai
pembayaran. Cara melihat jumlah tagihan bisa langsung mengakses fitur Shopee PayLater-nya di
aplikasi Shopee7.
Metode Penelitian :
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
metode deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk membuat gambar atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadapdata tersebut serta penampilan dan hasilnya (Arikunto, 2006). Penelitian ini digunakan
untuk melihat gambaran dari suatu kejadian, deskripsi kegiatan dilakukan secara sistematis dan
lebih menekankan pada data factual dari pada penyimpulan (Nursalam, 2013).
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode
survey. Data yang digunakan adalah data primer dengan cara menyebarkan kuesioner secara
online melalui google form kepada mahasiswa INSTIKI. Variabel bebas yang terdapat pada
penelitian ini adalah kepercayaan dan kemudahan. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah sifat konsumtif. Populasi yang menjadi sasaran adalah mahasiswa INSTIKI sebagai
pengguna marketplace Shopee. Hasil penelitian ini untuk menunjukkan bahwa variabel
penggunaan sistem pembayaran Shopee PayLater ―bayar nanti apakah berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif mahasiswa INSTIKI.
1. Indonesia APJI. Profil Internet Indonesia 2022. Apji.orOd. 2022;(June). apji.or.id
4. Putri FA, Iriani SS. Pengaruh Kepercayaan dan Kemudahan terhadap Keputusan
Pembelian Menggunakan Pinjaman Online Shopee PayLater. J Ilmu Manaj.
2020;8(3):818. doi:10.26740/jim.v8n3.p818-828
9. Davis FD. Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information
technology. MIS Q Manag Inf Syst. 1989;13(3):319-339. doi:10.2307/249008
10. Rahmad AD, Astuti ES, Riyadi. Pengaruh Kemudahan Terhadap Kepercayaan dan
Penggunaan SMS Banking (Studi pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya). J Adm Bisnis (JAB)|Vol. 2017;43(1):36-43.