Anda di halaman 1dari 76

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya jumlah pengguna

internet di Indonesia secara langsung merubah kebiasaan pola dan gaya hidup

masyarakat kita. Menurut survey APJII (Asosiasi Penyelenggara jasa Internet

di Indonesia) tahun 2016 pengguna internet di Indonesia telah mencapai 132,7

juta jiwa. Berikut info grafis dari tentang pertumbuhan pengguna internet di

Indonesia.

Gambar 2.1 Infografis Pengguna Internet di Indonesia


2

Perubahan gaya hidup ini termasuk pola dan gaya hidup ketika berbelanja.

Membeli barang-barang melalui internet atau belanja online sudah biasa

dilakukan oleh masyarakat kita beberapa tahun belakangan ini. Ini terbukti

dengan hasil survei yang dilakukan oleh APJII bahwa 93.1% pengguna internet

di Indonesia sering membuka konten komersil seperti situs belanja online.

Saat ini online shop sudah menjamur di Indonesia yang sekaligus

mendukung perubahan gaya hidup konsumen untuk melakukan pembelian

suatu barang. Menurut Dahlia dikutip dari inilah.com (2012) beberapa alasan

online shop atau belanja online diminati masyarakat:

 harga lebih murah dibandingkan dengan harga di toko offline,

 gratis ongkos kirim, karena beberapa online shop

memberlakukanpromosi gratis ongkos kirim untuk menarik calon

pembelinya,

 suasana tenang saat berbelanja,

 menghemat biaya transportasi,

 menghemat tenaga dan waktu,

 nyaman walaupun berbelanja pada malam hari.

Ini menciptakan peluang bagi pelaku bisnis untuk berjualan atau membuat

sebuah patform dimana pembeli atau masyarakat bisa dengan mudah

bertransaksi dan membeli barang yang mereka inginkan.

Masih berdasarkan survey APJII yang dilakukan tahun 2016, sebanyak

62% pengguna internet di Indonesia sering membuka konten komersil, seperti


3

online shop atau marketplace, dan sebanyak kurang lebih 32% membuka bisnis

personal lainnya.

Dengan melihat pasar Indonesia yang besar maka sebuah platform untuk

mempertemukan penjual dan pembeli hadir yang bernama Shopee. Model

bisnis Shopee ini lebih kepada sektor jasa karena mempertemukan penjual dan

pembeli dalam satu wadah. Seperti Mall di sebuah kota yang mempertemukan

penjual dan inpembeli dalam satu atap yang sama, dan pembeli bisa memilih

produk yang akan mereka beli, atau dalam istilah sekarang Shopee disebut

sebagai marketplace. Shopee sebagai pendatang baru di dunia marketplace

Indonesia yang baru berumur kurang lebih dua tahun sejak pertama didirikan

pada tahun 2015 namun sudah mampu meraih traffic yang menggembirakan

yaitu sekitar 600 ribu pengunjung perharinya (data dari similarweb.com) dan

aplikasinya di play store sudah diunduh sebanyak 10 juta unduhan, jumlah

unduhan yang hampir sama dengan yang dimiliki tokopedia yang merupakan

pencetus marketplace di Indonesia dan sudah delapan tahun berdiri.

Sebagai sebuah perusahaan jasa tentu Shopee menggunakan bauran

pemasaran jasa untuk melakukan pemasaran kepada target pasar mereka.

Tetapi tidak semua unsur bauran pemasaran jasa yang akan dibicarakan dalam

penelitian ini, namun hanya beberapa unsur yang dilihat oleh penulis memiliki

fenomena yang menonjol dalam meraih pasar mereka.

Dalam bertransaksi secara online sebagai pembeli ada biaya tambahan

untuk mendapatkan barang tersebut yaitu biaya pengiriman barang. Dimana

biaya tambahan ini seringkali terasa berat dan menjadi penghalang bagi
4

pembeli untuk bertransaksi secara online. Untuk merebut atau mendapatkan

pangsa pasar yang besar Shopee melakukan strategi pemasaran dengan

menggratiskan ongkos kirim kepada pembelinya. Sebuah strategi pemasaran

yang tepat sasaran untuk mendapatkan pasar, karena selama ini yang masih

menghalagi orang khususnya pembeli di daerah Mataram dan daerah lain di

Indonesia bagian tengah dan timur adalah ongkos kirimnya, karena kebanyakan

barang yang dikirim melalui Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogjakarta, dan kota

lainnya yang berada di pulau Jawa. Tidak jarang ongkos kirim yang harus

ditanggung lebih besar dari harga barang yang dibeli. Sehingga pembeli tidak

perlu lagi memikirkan ongkos kirimnya untuk melakukan keputusan pembelian

dan hambatan bagi pembeli untuk melakukan pembelian secara online salah

satunya sudah dihilangkan. Strategi dengan menggratiskan ongkos kirim ini

berhasil membantu shopee mencatatkan transaksi sebesar USD 5 milliar

(dikutip dari detik.com). Dan juga sebuah survei yang dilakukan oleh Nielsen

Company pada tahun 2014 mengatakan pembeli tidak menyukai belanja online

karena biaya pengiriman yang mahal.

Harga juga masih menjadi isu yang sensitif bagi pembeli di Mataram.

Persepsi mereka tentang harga suatu produk jika dijual secara online adalah

lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan di toko-toko daerah

setempat. Karena jika harga di online shop lebih mahal dibandingkan dengan

toko-toko yang ada di daerah mereka masing-masing, pembeli lebih baik

membelinya secara langsung daripada harus menunggu barang tersebut datang


5

yang terkadang bisa memakan waktu hingga berhari-hari dan dengan kondisi

barang yang belum jelas terlihat.

Namun harga yang terlalu murah untuk suatu produk juga sulit dipercaya

oleh sebagian pembeli, karena pembeli memiliki standar harga untuk suatu

produk, jika produk tersebut harganya jauh dibawah harga normal atau harga

yang pantas mereka bayar untuk produk tersebut, maka hal itu membuat

pembeli berpikir ulang untuk melakukan keputusan pembelian.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dwi Jayanti pada tahun 2015

menghasilkan bahwa harga tidak berpengaruh signifikan asalkan harga yang

dibayarkan oleh pembeli masih sesuai dengan standar kualitas produk yang

mereka dapatkan. Ini menjadi semacam anti teori yang selama ini kita tahu

bahwa harga yang murah lebih disukai oleh pembeli karena pembeli

mendapatkan keuntungan ekonomis secara langsung.

Masih menurut survey APJII bahwa produk yaang menduduki daftar

kedua teratas yang dibeli oleh konsumen yang berbelanja di internet adalah

kebutuhan rumah tangga dengan persentase sebesar 22,2%. Ini menunjukkan

sebuah pergeseran pola dan gaya hidup dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginan sehari-hari, tidak hanya produk yang eksklusif yang hanya bisa

didapatkan di kota atau daerah tertentu melalui internet bahkan kebutuhan

rumah tangga yang bisa didapatkan di supermarket atau minimarket dalam kota

juga banyak dicari oleh konsumen yang berbelanja secara online.

Produk yang dijual atau dijajakan di Shopee jumlahnya sangat banyak

menurut bisnis.com jumlah barang yang dijajakan di Shopee adalah sekitar 100
6

juta barang. Jumlah barang yang sangat banyak yang akan membuat pembeli

memiliki berbagai alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

mereka.

Produk dengan kualitas yang baik tentu akan membuat pembeli lebih

tertarik dan para pembeli di zaman internet sekarang ini bisa mendapatkan

segala informasi tentang suatu produk dengan tepat, dengan melihat berbagai

review dan pengalaman dari orang yang telah menggunakan produk tersebut

terlebih dahulu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dharmawati dan

Komardi pada tahun 2015 menhasilkan bahwa produk tidak berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian karena responden yang diteliti

mayoritas berpenghasilan menengah kebawah dan lebih mementingkan harga

dibandingkan dengan kualitas produk atau merek tertentu.

Menyangkut masalah kepercayaan, kepercayaan dalam hal ini adalah

kepercayaan pembeli kepada perusahaan, kepada orang-orang yang berada

dalam naungan perusahaan tersebut kepercayaan sendiri dalam bauran

pemasaran termasuk kedalam unsur people dalam bauran pemasaran. Sebagai

pembeli kita pasti lebih memilih toko atau penjual online yang sudah

terpercaya. Pembeli mempercayai suatu online shop bisa karena berbagai

faktor, entah itu karena rekomendasi teman dan keluarga, pengalaman

berbelanja di online shop tersebut, atau karena memang mengetahui track

record penjual online tersebut dengan mencari informasinya tersebut. Faktor

keamanan dalam bertransaksi yang mampu menimbulkan kepercayaan bagi

pembeli, perusahaan atau penjual online harus bisa merancang suatu program
7

untuk menjamin keamanan transaksi bagi pembeli, karena sebanyak 29,7%

pengguna internet di Indonesia menyatakan bahwa tidak aman untuk

bertransaksi di internet menurut survei APJII tahun 2016.

Namun di marketplace Shopee pembeli mendapat perlindungan dengan

adanya garansi Shopee, yaitu dana dari pembeli ditahan oleh Shopee sampai

barang yang dipesan pembeli sampai dan barang yang diterima sama dengan

apa yang diperlihatkan.

Keputusan pembelian pembeli sebenarnya adalah suatu proses yang

panjang, dan dilakukan jika ada kebutuhan atau keinginan dari pembeli

tersebut. Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka, mereka mulai

mencari-cari informasi tentang produk atau jasa yang bisa memenuhi

kebutuhan dan keinginan tersebut, lalu mereka mengevaluasi berbagai

alternatif yang ada, dan akhirnya memutuskan pembelian.

Pembeli melakukan keputusan pembelian di internet atau online bisa

karena berbagai macam faktor, dan faktor setiap pembeli pastinya berbeda-

beda. Namun dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada gratis ongkos

kirim yang di mana masuk ke dalam bagian dari promosi, harga, produk dan

kepercayaan pembeli terhadap suatu situs yang khususnya disini adalah

Shopee.co.id. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengenai

“Analisis Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Kepercayaan Terhadap

Keputusan Pembelian Melalui Situs Belanja Online Shopee.co.id di Kota

Mataram.”
8

1.2.IDENTIFIKASI MASALAH

Dari paparan latar belakang di atas maka dapat didentifikasi masalah,

yaitu:

a) Produk yang bisa didapatkan di supermarket atau pusat perbelanjaan

lainnya ternyata mendominasi jenis produk yang paling banyak

dibeli oleh pembeli melalui internet.

b) Gratis ongkos kirim yang dilakukan Shopee.co.id mampu

menjadikan shopee.co.id sejajar dengan market place seperti

tokopedia khususnya pada jumlah unduhan aplikasi mereka di play

store padahal shopee baru berdiri kurang lebih dua tahun.

c) Harga yang tertera di situs belanja online seperti shopee biasanya

lebih murah dibandingkan dengan harga yang ada di toko-toko

offline dengan produk yang sama. Tetapi harga yang terlalu murah

dan jauh diibawah standar harga sebenarnya juga meragukan bagi

konsumen.

d) Kepercayaan adalah unsur yang wajib dalam bertransaksi secara

online karena konsumen tidak bertemu langsung dengan penjualnya

dan barangnya pun hanya bisa disaksikan melalui foto, dan

konsumen ingin sebuah garansi atau jaminan keamanan untuk

transaksi yang mereka lakukan.


9

1.3.PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diajukan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui

situs belanja online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mataram?

2. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui

situs belanja online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mataram?

3. Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

melalui situs belanja online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mataram?

4. Apakah kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

melalui situs belanja online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mataram?

1.4.TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakahproduk mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.

2. Untuk mengetahui apakahharga mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.


10

3. Untuk mengetahui apakahpromosi mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.

4. Untuk mengetahui apakahkepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.

1.5.MANFAAT PENELITIAN

1. Secara akademis, penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk

mencapai kebulatan studi program strata satu (S1) jurusan manajemen pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.

2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan bahwa teori

yang ada bisa terjadi dengan contoh kasus pada pembeli situs belanja online

Shopee.co.id di Kota Mataram.

3. Secara praktis, bagi perusahaan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk mereka mengetahui beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keputusan

pembelian. Dan untuk pembeli penelitian ini bisa dijadikan pengetahuan baru

dan mendapat informasi baru mengenai apa yang mempengaruhi mereka

dalam mengambil keputusan pembelian dan dapat dijadikan referensi

tambahan untuk melakukan pembelian secara online.


11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

2.1.1. Jayanti (2015)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih dalam Pengaruh

Harga (X1) dan Trust (X2) terhadap Keputusan pembelian online. Jenis

penelitian adalah explanatory melibatkan 90 responden. metode analisis

yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t dan uji F. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor harga (X1) tidak dominan

dipengaruhi terhadap keputusan pembelian online di Maulina Hijab

Jombang. Sementara "kepercayaan" faktor (X2) yang dominan

dipengaruhi. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Maulina Hijab

sudah percaya bahwa kualitas barang yang dijual setara dengan harga

yang ditawarkan.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa harga tidak terlalu

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini

mengatakan selama harga yang ditetapkan masih sesuai dengan kualitas

produk maka haga menjadi tidak masalah bagi konsumen. Namun

bagaimana dengan kondisi yang terjadi di Shopee yang merupakan

marketplace, di mana konsumen dapat mengurutkan dari harga yang


12

terendah sampai harga yang tertinggi. Untuk itu konsumen bisa

mendapatkan harga yang lebih rendah untuk produk yang sama.

2.1.2. Dian (2015)

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh harga, promosi,

kualitas produk, dan kepercayaan (trust) terhadap minat beli K-Pop

(Korean Pop) album dengan sistem pre order secara online pada online

shop Kordo Day Shop (CORP) Semarang. Populasi dalam penelitian ini

adalah Seluruh K-Pop (Korean Pop) fans (Para pecinta musik K-Pop)

yang jumlahnya sangat banyak atau tidak diketahui. Jenis data yang

dipakai adalah data primer dengan metode pengumpulan data

menggunakan kuesioner. Teknik penggambilan sampling adalah non

probability sampling dengan sampel sebanyak 116 responden. Teknik

analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis

menunjukkan bahwa: 1) Harga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap minat beli. 2). Promosi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap minat beli. 3). Kualitas Produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat beli. 4). Kepercayaan (Trust) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat beli. Adjusted R Square sebesar

37,5% ini berarti kemampuan variabel harga, promosi, kualitas produk,

dan kepercayaan (trust) terhadap variabel minat beli sebesar 37,5% dan

sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini.
13

Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang pengaruh harga,

kualitas produk, promosi, dan kepercayaan terhadap minat beli secara

online. Namun kita tahu minat beli belum bisa dipastikan akan membeli.

Karena keputusan pembelian melewati proses yang panjang untuk itu

saya tertarik meneliti tentang keputusan pembelian secara online di situs

belanja online Shope.co.id.

Penelitian ini juga menyatakan faktor kepercayaan menjadi variabel

yang pengaruhnya paling tidak signifikan terhadap minat beli, sementara

kita tahu dalam transaksi secara onlinepenjual dan pembeli tidak bertemu

langsung, terlebih lagi pembeli harus mentransfer sejumlah uang terlebih

dahulu untuk kemudian dikirimkan barangnya oleh penjual. Ada jeda dan

celah untuk terjadi penipuan. Untuk itu saya akan meneliti kembali

tentang variabel kepercayaan ini dengan obyek yang berbeda yaitu pada

situs belanja online Shopee.co.id.

2.1.3. Dharmawati dan Komardi (2015)

Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

promosi, harga, produk, dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Gals Shop di Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini

adalah konsumen yang pernah berbelanja di Gals Shop. Jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 60 responden dengan teknik accidental

sampling. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan analisis

regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji statistik. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa promosi, harga, produk, dan kepercayaan secara


14

simultan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Gals

Shop di Pekanbaru. Harga dan kepercayaan secara parsial signifikan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Gals Shop di

Pekanbaru. Sedangkan promosi dan produk tidak signifikan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Gals Shop di

Pekanbaru.

2.1.4. Irawan (2015)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran

pemasaran terhadap keputusan konsumen membeli mobil Toyota Avanza

di PT. Astra International AUTO 2000 Cabang Sungkono Surabaya.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Jumlah

sampel sebanyak 100 orang. Metode sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah accidental sampling. Berdasarkan hasil penelitian

urutan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian yakni

harga,Promosi, produk, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan konsumen dalam membeli mobil Toyota Avanza di

PT. Astra International AUTO 2000 Cabang Sungkono Surabaya. Bagi

pihak manajemen PT. Astra International AUTO 2000 Cabang Sungkono

Surabaya mempertajam kembali harga, diantaranya dalam bentuk

memberikan potongan harga yang lebih besar pada penjualan tunai

dengan harapan dapat bersaing dengan produk yang sama pada tempat

yang lain, serta akan mempromosikan dealer beserta produk dan layanan
15

yang tersedia sehingga konsumen lebih mengenal akan produk dan

layanan yang tersedia.

2.1.5. Hariadi (2015)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari marketing

mix yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan Promosi baik secara

simultan maupun pasrisal terhadap keputusan pembelian proyektor pada

PT. Smart Vision Surabaya. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 90

orang responden, dan menggunakan regresi linier berganda sebagai

teknik analisis guna mengetahui koefisien regresi serta menunjukkan

pengaruh dari produk, harga, promosi, dan Promosi terhadap keputusan

pembelian. Dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa produk,

harga, promosi, dan distribusi berpengaruh positif dan signifikan secara

parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian proyektor pada PT.

Smart Vision Surabaya.

2.2. TINJAUAN TEORITIS

2.2.1. Produk

Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) merupakan salah satu

elemen penting dalam bauran pemasaran. Produk merupakan penentu

bagi program bauran pemasaran yang lain seperti penentu harga, program

promosi dan pendistribusiannya. Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

Sedangkan menurut Tjitono dan Diana (2016) produk mencakup

segala sesuatu yang memberikan nilai untuk memuaskan kebutuhan atau


16

keinnginan, seperti barang fisik (seperti tas, kacamata, smartphone), jasa

(pendidikan, kesehatan, transportasi, restoran, asuransi), event (konser

musik, kompetisi sepakbola), pengalaman (dunia fantasi, sea world),

tempat (obyek wisata, kota, negara). Jadi, produk bisa berupa manfaat

tangible maupun intangible yang berpotensi memuaskan pelanggan.

Produk bisa diklasifikasikan ke berbagai macam sudut pandang,

namun secara garis besar produk diklasifikasikan menjadi dua macam,

yaitu:

1) Barang (Goods)

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,

diraba/disentuh, dirasa, dipegang, dipindahkan dan mengalami perlakuan

fisik lainnya. Ditinjau dari aspek durabilitas atay jangka waktu

pemakaian, terdapat dua macam barang yaitu:

a. Barang Tidak Tahan Lama

Barang tidak tahan lama adalah barang yang biasanya habis dikonsumsi

dalam satu atau dua pemakaian. Contohnya seperti sabun, makanan

ringan, minuman dalam kemasan, dan lainnya.

b. Barang Tahan Lama

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

bertahan lama dengan banyak pemakaian. Contohnya seperti TV, lemari

es, AC, dan lainnya.


17

2) Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Jasa bercirikan intangible, inseparable,variable, dan perishable.

Contohnya bengkel reparasi, lembaga pendidikan, salon, hotel, dan

lainnya

2.2.2. Harga

Definisi harga menurut Kotler dan Armstrong (2001: 439) adalah

sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah

dari nilai yang ditukar pembeli atas manfaat-manfaat karena memiliki

atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menurut Tjiptono (2005:35), ada 4 hal yang menjadi tujuan

penetapan harga, yaitu:

 Tujuan berorientasi pada laba. Ini didasarkan pada asumsi teori

ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum.

Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks

penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.

 Tujuan berorientasi pada volume. Tujuan ini berorientasi pada

volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat

mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk

menguasai pangsa pasar. Misalnya: biaya operasional pemasangan

jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya

pemasangan untuk lima rumah.


18

 Tujuan berorientasi pada citra. Perusahaan dapat menetapkan harga

tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan.

Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk

citra nilai tertentu.

 Tujuan stabilisasi harga. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan

menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil

antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

 Tujuan-tujuan lainnya. Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk

mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,

mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan

pemerintah.

Bagi pelaku usaha, harga merupakan imbalan yang berupa

pembayaran yang diterima oleh karena telah menyerahkan suatu produk

barang atau jasa kepada pembeli. Dilihat dari sudut pandang produsen,

bauran harga merupakan unsur yang sangat penting karena pembayaran

atas harga yang dibayar oleh pembeli artinya pendapatan (sales revenue).

Semakin banyak harga yang dibayar pembeli, semakin tinggi tingkat

penjualan.

Sebaliknya, harga bagi pembeli merupakan pengorbanan yang telah

dikeluarkan guna memperoleh produk barang dan atau produk jasa. Bagi

pembeli pengorbanan bukan semata-mata harga, akan tetapi masih

mengandung sejumlah unsur lainnya seperti pengorbanan waktu,

pengorbanan biaya, pengorbanan energi, dan pengorbanan perasaan yang


19

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang produk barang atau jasa

yang diperlukan sampai dengan keputusan pembelian (Nitisusastro,

2013:1999).

Untuk mempengaruhi keputusan pembelian dalam membeli suatu

produk, pemasar dapat memodifikasi harga kedalam lima cara

(Amirullah, 2002:58) :

 Diskon tunai, yaitu pengurangan harga untuk pembeli yang

membayar tagihanya tepat waktu.

 Diskon kuantitas, yaitu pengurangan harga bagi pembeli yang

membeli dalam jumlah besar.

 Diskon fungsional, yaitu memberikan pemotongan harga khusus

pada anggota saluran

 Diskon musiman, yaitu pengurangan harga untuk pembeli yang

membeli barang atau jasa di luar musimnya.

 Potongan harga, potongan harga merupakan pengurangan harga

dari daftar harga jenis lainya.

2.2.3. Promosi

Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran

suatu barang. Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang

merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau

konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala

sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala

kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan menarik


20

minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut.

Untuk memperjelas tentang pengertian promosi, berikut ini beberapa definisi

tentang promosi.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, promosi adalah perkenalan

dalam rangka memajukan usaha dagang. Sedangkan menurut Wikipedia

promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau

jasa pada dengan tujuan menarik calonkonsumen untuk membeli atau

mengkonsumsinya. Denganadanya promosi produsen atau distributor

mengharapkan kenaikannya angka penjualan.

Dikutip dari landasanteori.com Promosi MenurutSwastha (2000:

222), promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang di

buat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Konsumen menjadi tahu dan tertarik untuk membeli suatu produk karena

adanya komunikasi antara produsen dan konsumen. Untuk dapat

mengkomunikasikan suatu produk kepada konsumen diperlukan satu alat yaitu

yang dinamakan promosi. Menurut Danang (2015:157), program promosi

merupakan saluran primer bagi komunikasi pesan kepada calon pembeli.

Agar efektif, para pemasar harus memiliki pengetahuan yang baik

mengenai siapa calon pembeli produknya, keinginan apa yang dapat dipenuhi

melalui penggunaan produk itu, apa yang diketahui calon pembeli tentang

merek produknya, bagaimana sikap mereka terhadapnya, dan apa citra yang

terdapat dalam pikiran mereka.


21

Tujuan promosi tidak lain adalah untuk lebih memperkenalkan nama,

manfaat, dan nilai yang melekat pada produk yang ditawarkan kepada

masyarakat pada umumnya dan khususnya kepada calon-calon konsumen.

Kegiatan promosi dilakukan dengan berbagai cara yang pada umumnya adalah

berupa komunikasi melalui media cetak, media layar kaca, media audio, atau

gabungan daru seluruh media.

Manfaat komunikasi pemasaran bagi perusahaan yang utama adalah untuk

menjaga citra baik dan berikutnya agar konsumen secara terus menerus

menjadi pembeli produk-produk yang dipasarkan perusahaan (Nitisusastro,

2013:202)

Menurut Tjitono dan Diana (2016) bauran komunikasi pemasaran terdiri


dari:
 Periklanan (advertising) adalah segala bentuk presentasi dan
promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang
teridentifikasi.
 Promosi penjualan adalah berbagai macam insentig jangka pendek
yang dimaksudkan untuk mendorong percobaan atau pembelian
produk atau jasa.
 Public relations adalah berbagai macam program yang dirancang
untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau
produk individualnya.
 Personal selling adalah interaksi tatap muka dengan satu atau lebih
calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan,
dan mendapatkan pesanan.
 Direct & online marketing adalah penggunaan surat, telepon, fax,
e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan
pelanggan atau untuk mendapatkan respon langsung dari pelanggan
dan calon pelanggan spesifik.
Promosi bisa berbagai macam bentuknya tergantung dari target market

suatu perusahaan itu sendiri. Promosi bisa dikemas semenarik mungkin dan

sekreatif mungkin untuk menarik target market.


22

Singkatnya promosi adalah salah satu kegiatan pemasaran untuk

memperkenalkan suatu produk atau jasa atau sebuah website dan lainnya agar

dikenal oleh target pasarnya.

2.2.4. Kepercayaan

Morgan dan Hunt dalam Ferdinand (2006), mendefinisikan

kepercayaan adalah suatu rasa percaya kepada mitra dimana seseorang

berhubungan. Kepercayaan timbul dari suatu proses yang lama. Apabila

kepercayaan sudah timbul antara pelanggan dan perusahaan, maka usaha

untuk membina hubungan kerjasama akan lebih mudah. Kehadiran

komitmen dan kepercayaan menjadi pusat kesuksesan relationship

marketing. Relationship marketing mampu memberdayakan kekuatan

keinginan pembeli dengan tekanan teknologi informasi untuk

memberikan kepuasan konsumen.

Sementara itu Indiarjo dalam Ferdinand (2006), mendifinisikan

kepercayaan sebagai suatu kerelaan untuk bergantung kepada partner

dalam suatu hubungan transaksi dimana dalam diri partner itulah

diletakkan keyakinan. Kepercayaan dirijukkan oleh suatu kredibilitas

yang diperoleh dari pihak lain karena memiliki keahlian yang

dikehendaki untuk melakukan suatu tugas. Tingkat kepercayaan dapat

diukur melalui beberapa faktor, diantaranya kemampuan, kebaikan hati,

dan intergritas.

Morman (2008), kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk

bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya.


23

Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi

seseorang dan konteks sosialnya.

Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih

keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia

percaya dari pada yang kurang dipercayai.

Kepercayaan menurut Lau dan Lee (2009) sebagai kesediaan

seseorang untuk menggantungkan dirinya pada orang lain dengan

besaran risiko tertentu. Kepercayaan akan meningkatbila informasi yang

diterima dinilai akurat, relevan, dan lengkap sehingga kepercayaan

merupakan salah satu kunci terpenting untuk menjalin hubungan baik

dengan pembeli.

Menurut Mayer (dalam Ainurrofiq, 2007) faktor yang membentuk

kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu:

a. Kemampuan. Kepercayaan adalah ranah khusus, sehingga

individu membutuhkan keyakinan akan seberapa baik seseorang

mempelihatkan performanya. Faktor pengalaman dan pembuktian

performanya akan mendasari munculnya kepercayaan orang lain terhadap

individu. Kim (dalam Ainurrofiq, 2007) menyatakan bahwa ability

meliputi kompetensi, pengalaman, pengesahan institusional, dan

kemampuam dalam ilmu pengetahuan.

b. Integritas. Integritas terlihat dari konsistensi antara ucapan dan

perbuatan dengan nilai-nilai diri seseorang. Kejujuran saja tidak cukup

untuk menjelaskan tentang integritas, namun integritas memerlukan


24

keteguhan hati dalam menerima tekanan. Kim (dalam Ainurrofiq, 2007)

mengemukakan bahwa integrity dapat dilihat dari sudut kewajaran

(fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan (loyalty), keterus-terangan

(honestly), keterkaitan (dependability), dan kehandalan (reliabilty).

c. Kebaikan hati. Kebaikan hati berkaitan dengan intensi (niat). Ada

ketertarikan dalam diri seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.

Hal tersebut akan mengarahkannya untuk memikirkan orang tersebut dan

memberikan intense untuk percaya atau tidak dengan orang tersebut.

Hubungan tersebut dapat berlanjut jika perusahaan yang dipercaya

mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepercayaan

pembeli terhadap penjual online akan terbentuk jika penjual atau

perusahaan memberikan apa yang mereka janjikan sehingga konsumen

dapat mempercayai perusahaan dan dengan senang hati akan kembali

bertransaksi di kemudian hari.

Dari beberapa definisi kepercayaan di atas penulis menyimpulkan

bahwa kepercayaan adalah sebuah rasa yang dimiliki seseorang terhadap

orang lainnya sehingga mereka mau menggantungkan urusannya kepada

orang lain.

2.2.5. Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) keputusan secara


sederhananya adalah seleksi terhadap dua alternantif atau lebih. Dalam
tingkat pengambilan keputusan konsumen tidak semua situasi
pengambilan keputusan konsumen menerima atau membutuhkan tingkat
pencarian informasi yang sama. Jika semua pengambilan keputusan
konsumen adalah usaha yang besar, maka hal tersebut akan sangat
menyita waktu.
25

Schiffman dan Kanuk (2008) membedakan tiga tingkat pengambilan


keputusan konsumen spesifik, yaitu:
a. Pemecahan masalah yang luas, pada tingkat ini konsumen
membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria
guna menilai merk-merk tertentu dan banyak informasi yang sesuai
mengenai setiap merk yang akan dipertimbangkan.
b. Pemecahan masalah yang terbatas, pada tingkat pemecahan
masalah ini konsumen telah menetpakan kriteria dasar untuk menilai
kategori produk dan berbagai merk dalam kategori tersebut. tetapi belum
sepenuhnya menentukan pilihan terhadap kelompok merk tertentu.
c. Perilaku sebagai respon yang rutin, pada tingkat ini
komsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori
produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk
menilai berbagai merk yang sedang mereka pertimbangkan. pada
beberapa situasi konsumen mencari informasi tambahan hanya untuk
meninjau kembali.
Model keputusan pembelian konsumen oleh Schiffman dan Kanuk

(2008):

a. Input
Pada unsur input dalam model pengambilan keputusan konsumen
mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber
informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai, sikap, dan
perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Pada unsur input ini
yang terpenting adalah kegiatan bauran pemasaran dari perusahaan untuk
mengenalkan produk dan jasa kepada para konsumen potensial dan
pengaruh sosiobudaya di luar pemasaran.
 Input Pemasaran
Kegiatan pemasaran perusahaan merupakan usaha langsung untuk
mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen, untuk
membeli dan menggunakan produknya. Kegiatan pemasaran perusahaan
ini dilakukan dengan istilah “4p”, yaitu product, price, promotion, place.
 Input Sosiobudaya
Tipe masukan lingkungan sosiobudaya, juga mempunyai pengaruh
besar terhadap konsumen. Masukan sosiobudaya terdiri dari berbagai
macam pengaruh nonkomersial. Sebagai contoh, komentar teman,
editorial di surat kabar, pemakaian oleh anggota keluarga, review produk
tersebut di internet, semuanya merupakan sumber informasi
nonkomersial.
b. Proses
Komponen proses pada model ini berhubungan dengan cara
konsumen mengambil keputusan. Untuk memahami proses ini kita harus
mempertimbangkan pengaruh berbagai konsep psikologis. Bidang
psikologis mewakili pengaruh dari dalam diri (motivasi, persepsi,
pembelajran, kepribadian, dan sikap) yang mempengaruhi proses
26

pengambilan keputusan konsumen. Tindakan pengambilan keputusan


konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu:
 Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen dihadapkan
dengan suatu masalah. Di kalangan konsumen tampaknya ada dua gaya
pengenalan kebutuhan atau masalah yang berbeda. Sebagian konsumen
merupakan tipe keadaan yang sebenarnya, ketika sebuah produk tidak
dapat berfungsi secara memuaskan. Sebaliknya, sebagian konsumen
adala tipe keadaan yang diinginkan, di mana bagi mereka keinginan
terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakkan proses keputusan.
 Penelitian Sebelum pembelian
Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan
adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi produk. kosumen biasanya mencoba mengingat (sumber
internal) sebelum mencari berbagai sumber informasi eksternal mengenai
kebutuhan yang berhubungan dengan konsumsi tertentu. Banyak
keputusan konsumen yang didasarkan kepada gabungan pengalaman
yang lalu (sumber internal) dan informasi pemasaran dan informasi
nonkomersial dari kerabat dekat atau orang lain (sumber eksternal).

 Penilaian Alternatif
Ketika menilai berbagai alternatif potensial, para konsumen
cenderung menggunakan dua macam informasi : (1) daftar merk yang
akan mereka rencanakan untuk dipilih (serangkaian merk yang diminati)
dan (2) kriteria yang akan mereka pergunakan untuk menilai setiap merk.
Melakukan pilihan daru contoh semua merk yang mungkin dapat dipilih
merupakan karakter manusia yang membantu menyederhanakan proses
pengambilan keputusan.
c. Ouput
Porsi output dalam model pengambilan keputusan konsumen
menyangkut dua kegaiatn pasca-pembelian yang berhubungan erat:
perilaku pembelian, dan penilaian pasca pembelian. Tujuan kedua
kegiatan adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap
pembeliannya.
 Perilaku pembelian
Konsumen melakukan tiga tipe pemblian: pembelian percobaan,
pembelian ulangan, dan pembelian komitmen jangka-panjang. Ketika
konsumen melakukan pembelia suatu produk untuk pertama kalinya
dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, pembelian ini dianggap
suatu percobaan. Jadi percobaan merupakan tahap penjajakan konsumen
ingin menilai sendiri produk yang dibeli dengan menggunakan langsung.
Jika suatu merk baru dalam kategori produk yang sudah mapan
berdasarkan percobaan yang dirasakan lebih memuaskan atau lebih baik
daripada merk-merk lain, konsumen mungkin akan mengulangi
pembelian. Pembelian ulangan biasanya menandakan bahwa produk
27

memnuhi persetujuan konsumen dan bahwa ia bersedia memakainyalagi


dan dalam jumlah yang lebih besar.
Percobaan tentu sala tidak bisa selalu dilakukan. Sebagai contoh
pada barang-barang yang tahan lama seperti televisi, kulkas, handphone,
dll. Konsumen biasanya beralih secara langsung dari penilaian terhadap
komitmen jangka panjang (melalui pembelian), tanpa kesempatan untuk
percobaan yang sesungguhnya.
 Penilaian Pasca Pembelian
Ketika konsumen menggunakan suatu produk, terutama selama
pembelian percoban, mereka menilai kinerja produk tersebut menurut
berbagai harapan mereka. Ada tiga hasil penilaian yang mungkin timbul:
(1) kinerja yang sesungguhnya sesuai dengan harapan yang menimbulkan
perasaan netral; (2) kinerja melebihi harapan, yang dmenimbulkan apa
yang dikenal sebagai pemenuhan harapan secara positif (yang
menimbulkan kepuasan); dan (3) kinerja dibawah harapan, yang
menumbulkan pemenuhan harapan secara negatif dan ketidakpuasan.

Gambar 2.1. Model Pengambilan Keputusan Konsumen Oleh

Schiffman& Kanuk
28

Menurut Kotler (2009:167), perilaku pembelian konsumen

dipengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya :

1. Faktor Budaya
Terdiri dari kelas budaya, sub-budaya, dan sosial di mana
mempengaruhi perilaku konsumen. Budaya adalah determinan
dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari
beberapa sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota
mereka meliputi kebangsaan, agama, ras, dan wilayah geografis.
Sedangkan kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara
hierarki dan mempunyai angora yang berbagi nilai, minat, dan
perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi,
keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku
pembelian. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang
mempunyai pengaruhi langsung atau tidak langsung terhadap sikap
dan perilaku orang tersebut. Keluarga merupakan organisasi
pembelian konsumen yang paling dalam masyarakat dan anggota
keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama yang paling
berpengaruh. Sedangkan peran dan status merupakan posisi
seseorang dalam setiap kelompok yang pada umumnya
berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya seperti keluarga,
klub, dan organisasi.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi yang meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan
dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya
hidup dan nilai. Usia dan tahap siklus hidup sangatlah
mempengaruhi karena seseorang pasti mengalami perubahan atau
transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan yang berbeda-beda dan keadaan ekonomi yang dilihat
dari tingkat pendapatan mempengaruhi pilihan produk seseorang.
Kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang
menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama
terhadap ransangan lingkungan, yang dapat menentukan berbagai
pilihan produk dan mereka seseorang sehingga membentuk konsep
diri seseorang. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang tecermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatan yang
mencerminkan interaksi seseorang secara utuh dengan
lingkungannya, dan nilai inti merupakan sistem kepercayaan yang
mendasari sikap dan perilaku seseorang tersebut dalam mengambil
keputusan.
29

4. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku
konsumen diataranya motivasi, presepsi, pembelajaran, dan
memori. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu meningkat
sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong
seseorang untuk bertindak, yang merupakan suatu kebutuhan yang
cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk
mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. Presepsi adalah proses
dimana seseorang memilih, mengatur, dan menerjmahkan masukan
informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
Pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman. Semua informasi dan pengalaman
dihadapi seseorang selama hidupnya dapat berakhir di memori,
yang merupakan penyimpanan informasi dan pengalaman dalam
diri seseorang.

2.3. Hubungan Antar Variabel

2.3.1. Hubungan antara produk dengan keputusan pembelian

Penelitian Tika Dian (2015) mengatakan bahwa kualitas produk

berpengaruh signifikan terhadap minat beli secara online. Dalam

melakukan keputusan pembelian konsumen terlebih dahulu

mempertimbangkan apa yang dibeli. Alasan konsumen

mempertimbangkan untuk membeli suatu produk bisa bermacam-macam,

namun secara umum konsumen membeli suatu produk untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginannya.

2.3.2. Hubungan antara harga dengan keputusan pembelian

Penelitian Dharmawati dan Komardi (2015) Menghasilkan bahwa

variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ketika seseorang melakukan belanja hal yang selalu diharapkan adalah

dana yang mereka miliki cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya,

bahkan beberapa orang mengharapkan agar bisa membeli barang yang


30

sama tapi lebih murah agar ada sisa dana untuk membeli kebutuhan

lainnya atau untuk ditabung.Hal ini dapat di simpulkan bahwa semakin

murah harga yang didapat dengan kualitas produk yang sama maka akan

semakin meningkatkan minat pembeli untuk melakukan pembelian.

2.3.3. Hubungan Antara Promosi dengan Keputusan Pembelian

Menurut penelitian Hariadi (2012) variabel promosi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini juga

diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2015) bahwa

promosi berpengaruh positif dan sognifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen.

2.3.4. Hubungan antara kepercayaan dengan keputusan pembelian

Penelitian Ratna Dwi Jayanti (2015) mengatakan bahwa faktor

kepercayaan adalah variabel yang lebih dominan terhadap keputusan

pembelian secara online pada Harapan Maulina Hijab Jombang. Ketika

seseorang melakukan belanja online hal yang paling penting adalah

kepercayaanterhadap penjual, karena didalam jual beli online pembeli

tidak bertemu secara langsung dengan penjual jika mereka tidak di

tempat yang sama karena kebanyakan metode jual beli yang dipakai

adalah pembeli mengirimkan sejumlahuang sesuai dengan harga yang

disepakati ke penjual dan barang akan dikirim menggunakan bantuan jasa

pengangkutan barang. Sehingga integritas penjual untuk membentuk dan

mempertahankan kepercayaan pelanggan itu sangat penting. Hal ini dapat

di simpulkan bahwa semakin kuat kepercayaan seorang pembeli terhadap


31

penjual maka akan semakin meningkatkan minat pembeli untuk

melakukan keputusan pembelian pada penjual tersebut.

2.4. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas maka kerangka

konseptual penelitian dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar.

Gambar 2.. Kerangka Konseptual Penelitian

Produk (X1)

Harga (X2)
Keputusan Pembelian (Y)

Promosi (X3)

Kepercayaan(X4)

2.5. HIPOTESIS

1) Diduhga bahwa produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.co.id pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.

2) Diduga bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.co.id pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.


32

3) Diduga bahwa promosiberpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.co.id pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.

4) Diduga bahwa kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.co.idpada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram..


33

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis

berdasarkan hubungan kausal, yaitu hubungan sebab akibat yang menyatakan

hubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih dimana

penelitian ini berusaha mengetahui hubungan sebab akibat antara produk,

harga, promosi, dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian melalui situs

belanja online shopee.co.id (studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mataram).

3.2.LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mataram sesuai dengan judul pada penelitian ini, alasan

memilih Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram sebagai lokasi

penelitian adalah:

1) Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram memiliki

berbagai macam latar belakang.

2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram juga sangat mudah

dijangkau untuk memperoleh data tentang penelitian ini.


34

3.3.POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

3.3.1. Populasi

Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan objek yang

karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Pangestu, 2006:107).

Berdasakan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah pembeli yang pernah melakukan berbelanja di situs

Shopee.co.id.

3.3.2. Sampel

Menurut Ferdinand (2014:171), sampel adalah subset dari populasi,

terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam

banyak kasus tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh anggota

populasi, oleh karena itu dibentuk sebuah perwakilan populasi yang

disebut sampel. Dengan meneliti sampel, peneliti dapat menarik

kesimpulan yang dapat digeneralisasi untuk seluruh populasinya.

Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti jumlahnya tidak

diketahui, sehingga pada penentuan ukuran sampel dari populasi pada

penelitian ini dilakukan berdasarkan jumlah sampel minimum yang

diisyaratkan oleh alat analisa yang digunakan. Jumlah sampel tergantung

pada jumlah parameter yang diestimasi.

Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

Menurut Ferdinand (2014:173), jumlah sampel adalah 5-10 dikali jumlah

indikator yang akan dianalisis. Bila indikator variabel berjumlah 15,


35

maka jumlah sampel minimumnya adalah 5 x 15 = 75. Sehingga jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 75 responden.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang elemen

populasi dipilih atas dasar availabilitasnya (misalnya karena mereka

memang dengan sukarela menjadi responden) atau karena pertimbangan

pribadi peneliti bahwa mereka dapat mewakili populasi (Ferdinand,

2014:176).

Sedangkan penentuan pengambilan jumlah sampel dilakukan melalui

teknik convenience sampling.Menurut Suliyanto (2006), convenience

sampling merupakan teknik peneentuan sampel karena kebetulan saja,

yaitu anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi

responden akan dijadikan sampel.

3.4.TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha pengumpulan data dan informasi yang diperlukan,

penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan yang


36

terkait dengan penelitian ini pada pembeli situs belanja online

Shopee.co.id.

2. Angket

Yaitu teknik pengumpulan data yang memberikan draft

pertanyaan terkait dengan penelitian ini kepada pembeli situs belanja

online Shopee.co.id.

3.4.2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang berupa

susunan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup dan harus diisi oleh

responden dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang

tersedia.

3.5.JENIS DAN SUMBER DATA

3.5.1. Jenis Data

1. Data Kuantitatif

Data yang menggunakan angka-angka sebagai hasil pengukuran, dan

penjulahan. Data kuantitatif mengenai jumlah pembeli di situs belanja

online Shopee.co.id.

2. Data kualitatif

Data yang berbentuk verbal atau berupa sebuah penjelasan dan

pernyataan yang didapat melalui proses wawancara.


37

3.5.2. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objeknya

yang didapatkan melalui para responden berdasarkan pertanyaan yang ada.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah diolah terlebih dahulu, data

sekunder biasanya didapatkan melalui buku-buku atau literatur-literatur

mengenai permasalahan dalam penelitian ini.

3.6.IDENTIFIKASI VARIABEL

Sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti maka variabel-variabel

yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Variabel Independent (Variabel Bebas)

 Produk

 Harga

 Promosi

 Kepercayaan

2. Variabel Dependent (Variabel Terikat)

 Keputusan Pembelian

3.7.KLASIFIKASI VARIABEL

Variabel Independent (Variabel Bebas)

 Produk
38

 Harga

 Promosi

 Kepercayaan

Variabel Dependent (Variabel Terikat)

 Keputusan Pembelian

3.8.DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

a) Produk (X1) adalah barang dan jasa yang dijual melalui situs

belanja online Shopee.co.id.

 Variasi Produk

 Kualitas Produk

 Merk Produk

b) Harga (X2) adalah persepsi konsumen tentang sesuai atau tidaknya

harga suatu produk di situs Shopee.co.id. indikatornya adalah:

 Keterjangkauan harga

 Kesesuaian harga dengan kualitas produk

 Kelayakan harga

 Kesesuaian harga dengan manfaat

c) Promosi (X3) adalah program gratis ongkos kirim yang ditawarkan

oleh Shopee, dan periklanan yang dilakukan oleh Shopee di media sosial.

Indikatornya adalah:

 Gratis Ongkos Kirim

 Iklan di Media Sosial


39

d) Kepercayaan (X4) didefinisikan sebagai kepercayaan yang timbul

karena pembeli merasa nyaman dan puas atas pemenuhan tanggung

jawab penjual pada transaksi yang dilakukan di Shopee.

 Kenyamanan

 Kepuasan

 Keamanan

e) Keputusan Pembelian (Y) adalah keputusan yang dilakukan oleh

pembeli untuk berbelanja di shopee baik karena telah terbiasa berbelanja,

pembelian ulang, hingga merekomendasikan Shopee kepada orang lain.

Indikatornya adalah:

 Kebiasaan dalam Membeli

 Melakukan pembelian ulang

 Merekomendasikan kepada orang lain

3.9.PROSEDUR ANALISIS DATA

3.9.1. Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini penulis, menggunakan Skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi

seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,

fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.


40

Alternatif jawaban menggunakan skala Likert mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dibuat menjadi 5 (lima)

jawaban. Adapun skor dari poin penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Untuk alternatif a diberi skor 5 : Sangat Setuju

b) Untuk alternatif b diberi skor 4 : Setuju

c) Untuk alternatif c diberi skor 3 : Netral

d) Untuk alternatif d diberi skor 2 : Tidak Setuju

e) Untuk alternatif e diberi skor 1 : Sangat Tidak Setuju

3.9.2. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validalitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2017:121).

Menurut Umar (2000:190), uji validitas dapat dilakukan dengan jalan

menyerahkan instrument untuk dinilai dan diisi oleh responden minimal

30 responden. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi yaitu

mengkorelasikan skor item dengan total variabel tersebut dengan

menggunakan teknik korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai

berikut :

𝑛 ∑ XY− (∑ X)(∑ Y)
rxy =
√{𝑛 ∑ X2 −(∑ X)2 } {𝑛 ∑ Y2 −(∑ Y)2 }

Keterangan:

Rxy = Korelasi product moment

n = Jumlah sampel
41

X = Skor disetiap item pertanyaan

Y = Total skor dari semua item pertanyaan

Perhitungan korelasi dilakukan pada 𝛼 = 5%.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2000:194) bahwa reabilitas adalah suatu angka

indeks yang menunjukan kosistensi suatu alat ukur dalam mengukur

gejala yang sama. Uji reabilitas mampu menunjukan sejauh mana

instrument dapat dipercaya dan diharapkan. Pengujian reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Suatu variabel

dikatakan reliabel apabila:

a. Hasil 𝛼 ≥ 60% = reliabel

b. Hasil 𝛼 ≤ 60% = tidak reliable

3.9.3. Alat Analisis

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari

setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas yang akan

mempengaruhi variabel terikat.Persamaan regresi:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e

Keterangan:

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

Y = Keputusan Pembelian

X1 = Produk
42

X2 = Harga

X3 = Promosi

X4 = Kepercayaan

e = disturbance term

3.9.4. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Menurut Imam Ghozali

(2009) cara medeteksi terhadap adanya Multikolinieritas dalam model

regresi adalah sebagai berikut :

1) Besarnya variabel Inflation Factor/VIF pedoman suatu model

regresi yang bebas Multikolineritasyaitu nilai VIF 10.

2) Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas

Multikolineritas yaitu nilai Tolerance 0,1.

2. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas tidak

Heteroskedastisitascara untuk mendiktesikannya atau dengan cara

melihat grafik perhitungan antara nilai prediksi variabel tingkat (zpred)

dengan residual (srecid), analisisnya:

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur lebih gelombang menyebar kemudian menyempit

maka grafik mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.


43

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik–titik yang menyebar di

atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

Heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model

regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal.

Untuk mengetahui ada tidaknya normalitas dalam model regresi, yaitu

dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu

garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya

(Ghozali, 2005). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau

dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005):

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.


44

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang di

gunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear

terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu dengan periode t dengan

kesalahan periode t-1 yang berarti kondisi saat ini dipengaruhi oleh

kondisi sebelumnya dengan kata lain auto korelasi sering terjadi pada

data time series. Data yang baik adalah data yang tidak terdapat auto

korelasi di dalamnya.

Autokorelasi terbagi dua, ada autokorelasi positif dan ada

autokorelasi negatif. Masalah autokorelasi ini merupakan masalah error,

jadi kedua jenis autokorelasi di atas juga akan terkait masalah error.

Autokorelasi positif adalah autokorelasi dimana error yang selalu diikuti

oleh error yang sama tandanya. misalnya ketika satu periode sebelumnya

positif maka error berikutnya akan positif. Sebaliknya autokorelasi

negatif menyebabkan error akan diikuti oleh error yang berbeda tanda.

misalnya ketika errornya positif maka akan diikuti oleh error negatif pada

periode selanjutnya

Untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi, kita dapat menggunakan

metode Dubin-watson. cara mengetahui nilai durbin watson dari model

tertentu sangatlah mudah.Dalam SPSS sudah tersedia menu untuk

mengeluarkan angka Durbin-watsonnya. Nilai durbin watson tersebut

tinggal dibandingkan dengan rentang norma durbin watson yang masih

bisa ditoleransi.
45

Gambar 3.1. Posisi Koefisien D-W.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya

autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering

digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka

hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol

diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-

dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.


46

3.9.5. Uji Hipotesis

1. Uji t

Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara X1, X2, X3, X4

terhadap Y secara individual (parsial) maka digunakan uji t. Adapun

kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:

1) Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada

pengaruh signifikanvariabel independen secara individual terhadap

variabel dependen.

2) Jika Sig > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada

pengaruh signifikan variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen.
47

Gambar 3.2. Uji Dua Pihak

Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

𝑟𝑝 = Korelasi Parsial yang ditemukan

𝑛 = Jumlah Sampel

𝑡 = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

2. Keofisen Determinasi (𝑹𝟐 )

Koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang


48

ditunjukkan oleh besarnya koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan

1 (satu). Koefisien determinasi (R²) nol variable independent sama sekali

tidak berpengaruh terhadap variable dependen. Apabila koefisien

determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa

variable independent berpengaruh terhadap varibel dependen.Selain itu

koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase

perubahan variable terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X).
49

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.GAMBARAN UMUM PT.SHOPEE INTERNATIONAL INDONESIA

Shopee merupakan perusahaan e-commerce yang berada di bawah

naungan Garena (berubah nama menjadi SEA Group), perusahaan internet di

Asia Tenggara. Menjalankan bisnis C2C mobile marketplace, Shopee resmi

diperkenalkan di Singapura pada tahun 2015 yang diikuti dengan negara

Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Mengusung visi "Menjadi C2C Mobile Marketplace Nomor 1 di Asia

Tenggara", Shopee yang berada di bawah naungan CEO, Chris Feng, pria

lulusan terbaik dari Universitas Nasional Singapura yang memungkinkan para

penggunanya membeli atau menjual barang melalui aplikasi yang tersedia di

platform iOS dan Android.

Shopee Indonesia sebagai sarana jual beli online yang menyediakan

berbagai produk untuk menunjang aktivitas sehari-hari yang mencakup

fashion, gadget, alat kosmetik, alat elektronik, hobi dan koleksi, fotografi,

perlengkapan olahraga, otomotif, vitamin dan suplemen, perlengkapan rumah,

makanan dan minuman, souvenir dan pesta, hingga voucher belanja.

4.2.KARAKTERISTIK RESPONDEN

Hasil penelitian yang dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram ini dapat diketahui tentang gambaran umum karakteristik

responden. Uaraian karakteristik responden ini menyangkut jenis kelamin,


50

tahun angkatan, uang saku perbulan, dan frekuensi pembelian yang dilakukan

pada situs belanja online Shopee dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden

NO. KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PERSENTASE


RESPONDEN RESPONDEN (%)
(ORANG)

1 Jenis Kelamin a. Laki-laki 33 44,0


b. Perempuan 42 56,0
Jumlah 75 100

2 Tahun Angkatan a. 2013 6 8,0


b. 2014 44 58,7
c. 2015 10 13,3
d. 2016 11 14,7
e. 2017 4 5,3
Jumlah 75 100

3 Uang Saku a. < Rp 500.000 37 49,3


b. Rp 500.000 – Rp 20 26,7
900.000
c. Rp. 1.000.000 – Rp 12 16,0
1.400.000
d. Rp 1.500.000 – Rp 3 4,0
1.900.000
e. > Rp 2.000.00 3 4,0

Jumlah 75 100

4 Frekuensi Pembelian a. 1 kali 25 33,3


b. 2-3 kali 27 36,0
c. 4-5 kali 8 10,7
d. > 5 kali 15 20,0
Jumlah 75 100
Sumber: Data primer diolah Maret 2018

4.2.1. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

jenis kelamin seseorang yang merupakan konsumen Shopee. Berdasarkan

tabel 4.1. di atas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden yaitu

laki-laki dan perempuan, atau dengan kata lain tidak ada perbedaan
51

khusus dalam memilih siapa yang dijadikan responden berdasarkan jenis

kelaminnya.

Pada penelitian ini, sebagian besar responden yaitu sekitar 56 persen

adalah berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 42 orang.

Sedangkan sisanya adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sekitar 44

persen dengan jumlah 33 orang dari total sebanyak 75 responden.

4.2.2. Tahun Angkatan Responden

Tahun angkatan responden yang dimaksudkan di sini adalah tahun

angkatan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

yang merupakan konsumen Shopee. Berdasarkan Tabel 4.1. dapat

diketahui bahwa responden terbanyak merupakan angkatan tahun 2014

dengan persentase sebesar 58,7 persen dengan jumlah responden sebanyak

44 orang. Angkatan tahun 2016 dan 2014 masing-masing dengan

persentase sebesar 13,3 persen dan 14,7 persen dengan jumlah responden

sebanyak 10 dan 11 orang. Angkatan tahun 2013 dengn jumlah responden

enam orang dengan persentase sebesar delapan persen, dan angkatan tahun

2017 sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 5,3 persen.

4.2.3. Uang Saku Responden

Uang saku responden yang dimaksud adalah uang saku responden

yang mereka miliki dalam satu bulan. Berdasarkan tabel 4.1. dapat kita

ketahui bahwa sebanyak 49,3 persen responden memiliki uang saku

kurang dari Rp 500.000. sebanyak 20 orang responden memiliki uang

saku antara Rp 500.000 – Rp 900.00 dengan persentase sebesar 26,7


52

persen. Responden yang memiliki uang saku antara Rp 1.000.000 – Rp

1.400.000 yaitu sebanyak 12 0rang responden, dengan persentase sebesar

16 persen. Responden dengan uang saku Rp 1.500.00 – Rp 1.900.00 dan

lebih dari Rp 2.000.000 masing-masing memiliki persentase sebanyak

empat persen dengan jumlah responden sebanyak tiga orang.

4.2.4. Frekuensi Pembelian

Frekuensi pembelian yang dimaksud adalah frekuensi pembelian

yang dilakukan oleh konsumen Shopee yang menjadi responden pada

penelitian ini. Berdasarkan tabel 4.1. dapat kita ketahui bahwa sebanyak

sepertiga responden melakukan pembelian di Shopee baru hanya satu kali

pembelian, dan sekitar dua per tiga lainnya melakukan pembelian di

Shopee lebih dari satu kali.

4.3. DESKRIPSI DATA VARAIBEL

4.3.1. Deskripsi Data Variabel Produk (X1)

Produk adalah segala sesuatu baik itu barang ataupun jasa yang memenuhi

kebutuhan keinginan. Produk yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah barang dan jasa yang dijual melalui situs belanja online Shopee

yang indikatornya berupa variasi produk, kualitas produk, dan merk

produk.
53

Tabel 4.2. Deskripsi Data Variabel Produk

No Produk (X1) STS TS N S SS Rata- Kategori


Rata
1 Variasi 0 0 7 31 37 4,4 Setuju
produk
2 Kualitas 1 0 22 41 11 3,8 Setuju
produk
3 Merk 0 1 8 38 28 4,24 Setuju
produk
Rata-rata 4,15 Setuju
Sumber: Data primer diolah Maret 2018

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, hasil tanggapan responden terhadap

variabel produk rata-rata menyatakan setuju terhadap indikator-indikator

yang digunakan. Indikator yang paling tinggi nilainya adalah indikator

variasi produk, dan memang produk yang ada di situs belanja online

Shopee sangat bervariasi dan lengkap mulai dari convenience product

yaitu barang-barang yang merupakan kebutuhan sehari-hari hingga

shopping product.

Sedangkan untuk indikator kualitas produk, nilai rata-rata jawaban

responden adalah sebesar 3,8 yang artinya rata-rata responden setuju

bahwa kualitas produk yang ada di situs Shopee sangat baik dan tahan

lama. Untuk indikator merk produk yang ada di situ Shopee memiliki

nilai rata-rata jawaban responden adalah 4,24 yang artinya mayoritas

responden setuju dengan peryataan bahwa merk-merk produk yang ada di

Shopee sudah terkenal dan bervariasi.


54

4.3.2. Deskripsi Data Variabel Harga

Harga adalah persepsi konsumen tetntang sesuai atau tidaknya harga

suatu produk di situs belanja online Shopee, yang memiliki beberapa

indikator yang dijadikan sebagai acuan seperti keterjangkauan harga,

kesesuaian harga dengan kualitas produk, kelayakan harga, kesesuaian

harga dengan manfaat.

Tabel 4.3. Deskripsi Data Variabel Harga

No Harga (X2) STS TS N S SS Rata- Kategori


Rata
1 Keterjangkauan 0 1 10 42 22 4,13 Setuju
harga
2 Kesesuaian 0 3 16 45 11 3,85 Setuju
harga dengan
kualitas
3 Kelayakan 0 2 13 52 8 3,88 Setuju
harga
4 Kesesuaian 1 3 7 49 15 3,98 Setuju
harga dengan
manfaat
Rata-rata 3,96 Setuju
Sumber: Data primer diolah maret 2018

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat kita ketahui bahwa secara rata-

rata jawaban responden setuju terhadap pernyataan-pernyataan yang ada

pada kuesioner penelitian ini. Nilai rata-rata jawaban responden

mengenai variabel harga tersebut adalah 3,96. Indikator yang paling

tinggi nilainya adalah indikator keterjangkauan harga dengan nilai

jawaban responden adalah 4,15. Ini berarti harga-harga yang tertera di

situs belanja online Shopee sangat terjangkau.

Dan indikator lain seperti kesesuaian harga dengan kualitas,

kelayakan harga, kesesuaian harga dengan manfaat masing-masing


55

memiliki nilai jawaban responden sebesar 3,85; 3,88; 3,98. Ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa harga yang tertera di situs Shopee

sesuai dengan kualitas produk yang ada, harga yang tertera juga layak,

dan harga yang tertera di situs Shopee sesuai dengan manfaat produk

yang diberikan.

4.3.3. Deskripsi Data Variabel Promosi

Promosi adalah program gratis ongkos kirim yang ditawarkan oleh

Shopee, dan periklanan yang dilakukan oleh Shopee di media sosial.

Yang memiliki indikator gratis ongkos kirim, dan iklan Shopee di media

sosial.

Tabel 4.4. Deskripsi Data Variabel Promosi

No Promosi STS TS N S SS Rata- Kategori


(X3) Rata
1 Gratis 1 0 4 27 43 4,48 Setuju
ongkos
kirim
2 Iklan di 0 1 5 27 42 4,46 Setuju
media sosial
Rata-rata 4,47 Setuju
Sumber: Data primer diolah maret 2018

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat kita ketahui bahwa rata-rata

responden setuju dengan pernyataan yang ada pada kuesioner. Nilai rata-

rata jawaban responden terhadap variabel promosi adalah sebesar 4,47 ini

berarti bahwa promosi Shopee dengan menggratiskan ongkos kirim, dan

menghadirkan iklan di media sosial sangat di sukai oleh responden

penelitian ini.
56

Dari tabel di atas jawaban responden mayoritas responden setuju

bahwa gratis ongkos kirim sangat menarik dan memudahkan mereka

dakam mendapatkan produk yang mereka inginkan ini dibuktikan dengan

nila rata-rata jawaban responden terhadap indikator gratis ongkos kirim

adalah sebesar 4,48. Iklan di media sosial juga mendapat nili rata-rata

4,46, ini berarti bahwa mayoritas responden sangat tertarik dengan iklan-

iklan yang dilakukan Shopee di media sosial.

4.3.4. Deskripsi Data Variabel Kepercayaan

Kepercayaan didefinisikan sebagai kepercayaan yang timbul karena

pembeli merasa nyaman dan puas atas pemenuhan tanggung jawab

penjual pada transaksi yang dilakukan Shopee. Indikatornya adalah

kenyamanan, kepuasan, dan keamanan.

Tabel 4.5. Deskripsi Data Variabel Kepercayaan

No Kepercayaan STS TS N S SS Rata- Kategori


(X4) Rata
1 Kenyamanan 0 1 5 41 28 4,28 Setuju
2 Kepuasan 0 3 11 42 19 4,02 Setuju
3 Keamanan 0 2 7 41 25 4,18 Setuju
Rata-rata 4,16 Setuju
Sumber: Data primer diolah maret 2018

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat kita ketahui bahwa rata-rata

jawaban responden mengenai variabel kepercayaan adalah setuju dengan

nilai rata-rata jawaban responden sebesar 4,16. Indikator kenyamanan

menjadi variabel yang memiliki jawaban yang paling tinggi nilainya

yaitu sebesar 4,28. Ini berarti mayoritas responden merasa nyaman

berbelanja di Shopee.
57

Indikator kepuasan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,02 yang artinya

mayoritas reponden setuju bahwa mereka puas berbelanja di Shopee. Dan

indikator keamanan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,18 yang artinya

mayoritas responden setuju bahwa mereka merasa aman untuk berbelanja

di Shopee.

4.3.5. Deskripsi Data Variabe Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah keputusan yang dilakukan oleh pembeli

untuk berbelanja di Shopee baik karena telah terbiasa berbelanja,

melakukan pembelian ulang, hingga merekomendasikan Shopee kepada

orang lain.

Tabel 4.6. Deskripsi Data Variabel Keputusan Pembelian

No Keputusan STS TS N S SS Rata- Kategori


Pembelian (Y) Rata
1 Kebiasaan dalam 0 17 34 18 6 3,17 Netral
membeli
2 Melakukan 0 5 24 38 8 3,65 Setuju
pembelian ulang
3 Merekomendasikan 1 5 11 42 16 3,89 Setuju
kepada orang lain
Rata-rata 3,57 Setuju
Sumber: Data primer diolah maret 2018

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat kita ketahui bahwa nilai rata-rata

jawaban responden mengenai variabel keputusan pembelian adalah

sebesar 3,57 yang artinya mayoritas responden setuju dengan pernyataan-

pernyataan yang ada pada kuesioner.

Dalam indikator kebiasaan dalam membeli memiliki nilai rata-rata

sebesar 3,17 yang artinya mayoritas jawaban responden netral yang


58

berarti kebanyakan responden masih ragu-ragu apakah mereka telah

terbiasa berbelanja di Shopee.

Dalam indikator melakukan pembelian ulang nilai rata-rata jawaban

responden adalah sebesar 3,65 yang artinya mayoritas responden setuju

bahwa mereka melakukan pembelian ulang di Shopee.

Dan dalam indikator merekomendasikan kepada orang lain memiliki

nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3,89 yang artinya

mayoritas responden setuju untuk merokemendaskan Shopee kepada

orang lain.

4.4. Uji Instrumen

4.4.1. Uji Validitas

Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi

Pearson Product Moment, dengan menggunakan Correlate Bivariate

Pearson. Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-

masing skor item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi menunjukkan

item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap

apa yang ingin diungkap.

Pengujian ini menggunakan uji dua sisi (two-tailed) dengan taraf

signifikan 5% atau 0,05 dan jumlah sampel sebanyak 30 responden.

Sehingga, diperoleh r tabel sebesar 0,3061 (tabel r Pearson, df = n-2).

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka item-item pertanyaan yang

digunakan dinyatakan valid.


59

b. Jika r hitung < r tabel, maka item-item pertanyaan yang

digunakan dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 3), dapat diketahui bahwa

diperoleh nilai korelasi untuk keseluruhan item-item pertanyaan yang

digunakan nilainya tidak kurang dari 0,3061 atau dengan kata lain

nilainya lebih dari atau sama dengan r tabel. Sehingga, item-item

pertanyaan yang digunakan pada penelitian ini dinyatakan valid. Oleh

karenanya, penelitian ini mempunyai ketepatan dan kecermatan yang

cukup sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

4.4.2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas, berikutnya adalah melakukan uji

reliabilitas. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan teknik Alpha Cronbach’s, yaitu untuk mengetahui tingkat

konsistensian item-item pertanyaan yang digunakan pada penelitian ini,

sehingga item pertanyaan tersebut dapat dihandalkan, walaupun

penelitian dilakukan berulang kali dengan item pertanyaan yang sama.

Pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan scale if item deleted.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai Alpha ≥ 60% atau 0,6, maka item-item pertanyaan

yang digunakan dinyatakan reliabel.

b. Jika r hitung < 60% atau 0,6, maka item-item pertanyaan yang

digunakan dinyatakan tidak reliabel.


60

Berdasarkan hasil perhitungan pada (Lampiran 3), dapat diketahui

bahwa diperoleh koefisien Croncbach Alpha untuk semua item

pertanyaan yang digunakan lebih dari atau sama dengan 0,6, sehingga

item-item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan

reliabel.

4.5. Analisis Data

4.5.1. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan tiap-tiap variabel penelitian untuk

mengetahui variabel mana yang memenuhi dan tidak memenuhi

asumsi normalitas (variabek tersebut terdistribusi secara normal). Uji

normalitas dilakukan dengan analisis grafik (normal probability plot)

yang akan disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.1. Uji Normalitas

Sumber: Lampiran 4
61

Berdasarkan gambar 4.1. terlihat bahwa Normal P-P Plot telah

terdistribusi secara normal. Dilihat dari titik-titiknya yang menyebar di

sepanjang garis diagonal.

2. Uji Multikolieneritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

independen saling berhubungan secara linier. Jika diantara variabel-

variabel independen yang digunakan sama sekali tidak berhubungan

satu dengan yang lainnya, maka dapat dikatakan bahwa ridak terjadi

multikolineritas. Pengujian multikolinieritas dilaksanakan dengan

menggunakan nilai VIF dan nilai Tolerance. Hasil analisis terhadap

multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Tabel Uji Multikolieneritas

Variabel Nilai Tolerance bb Nilai VIF

Produk (X1) 0,818 1,222

Harga (X2) 0,498 2,006

Promosi (X3) 0,622 1,608

Kepercayaan (X4) 0,638 1,567

Sumber: Lampiran 4.

Indikasi terjadinya multikolinieritas adalah bila batas VIF 10 dan

Tolerance 0,10 maka terjadi multikolinieritas. Dari analisis terlihat

bahwa semua variabel independen lolos dari masalah multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastitas
62

Asumsi penting dalam regresi linier adalah bahwa gangguan yang

muncul dalam model regresi korelasi adalah homoskedastitas yaitu

semua gangguan mempunyai variasi yang sama. Dalam regresi

mungkin ditemui gejala heteroskedasitas. Menurut Ghozali (2005)

pengujian ini dilakukan dengan metode grafik. Pengujian

heteroskedastistas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik (Y prediksi dikurangi Y sesungguhnya) yang telah di-

standarized.

Gambar 4.2. Uji Heteroskedastitas

Heteroskedastistas tidak terjadi jika data terpencar di sekitas angka

nol (0 pada sumbu Y) dan tidak membentuk suatu pola/trend garis

tertentu. Dari gambar uji heteroskedastistas, terlihat sebaran data ada

di sekitar titik nol dan tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada
63

sebaran data tersebut. Maka dapat dikatakan tidak terjadi

heteroskedastistas. Dengan demikian, penelitian ini dapat dianalisis

lebih lanjut.

4.5.2. Analisis Regresi

Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Kepercayaan (X4) terhadap

Keputusan Pembelian (Y) (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram). Proses analisis berganda

tersebut menggunakan bantuan program software komputer yaitu SPSS.

Berikut output analisis regresi linier berganda dengan bantuan aplikasi

SPSS.

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Menggunakan

SPSS

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -.460 .529 -.869 .388

Produk .210 .107 .189 1.972 .053

Harga .292 .151 .238 1.934 .057

Promosi .232 .101 .253 2.297 .025

Kepercayaan .233 .117 .215 1.981 .052

Sumber: Lampiran 4
Analisis regresi linier berganda dapat disusun persamaan sebagai berikut:

Y = -0,460 + 0,210X1 + 0,292X2 + 0,232X3 + 0,233X4


64

Maka dari hasil perhitungan yang disajikan pada tabel di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta pada persamaan tersebut sebesar -0,460. Ini artinya

bahwa apabila keempat variabel tidak ada perubahan atau diasumsikan

tetap maka nilai dari keputusan pembelian pada mahasiswa fakultas

ekonomi dan bisnis universitas mataram sebesar -0,460 atau dengan

kata lain mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Mataram tidak akan melakukan keputusan pembelian. Dengan

demikian mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas mataram

akan memiliki keputusan pembelian yang tetap.

2. Pengaruh variabel produk (X1) terhadap keputusan pembelian.

Berdasarakan perhitungan dari SPSS, maka diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar0,210. Artinya untuk setiap peningkatan variabel produk

sebesar 1 satuan makan akan meningkatkan keputusan pembelian

sebesar 0,210 dengan asumsi variabel lain (harga, Promosi, dan

kepercayaan) dianggap tetap.

3. Pengaruh variabel Harga (X2) terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakana program SPSS, maka

diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,292. Artinya untuk setiap

peningkatan variabel harga sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan

keputusan pembelian mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis

universitas mataram sebesar 0,292 satuan dengan asumsi variabel lain

(produk, promosi,kepercayaan) dianggap tetap.


65

4. Pengaruh variabel Promosi (X3) terhadap keputusan pembelian (Y).

Berdasarkan nilai perhitungan dengan program SPSS, maka diperoleh

nilai koefisien regresi sebesar 0,232. Artinya untuk setiap peningkatan

variabel Promosi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan

pembelian mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas

mataram sebesar 0,232 dengan asumsi variabel lan (produk, harga,

kepercayaan) dianggap tetap.

5. Pengaruh variabel Kepercayaan (X4) terhadap keputusan pembelian

(Y). Berdasarkan nilai perhitungan dengan program SPSS, maka

diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,233. Artinya untuk setiap

peningkatan variabel Promosi sebesar 1 satuan maka akan

meningkatkan keputusan pembelian mahasiswa fakultas ekonomi dan

bisnis universitas mataram sebesar 0,233 dengan asumsi variabel lain

(produk, harga, Promosi) dianggap tetap.

4.6.Uji Hipotesis

4.6.1. Uji t

Uji t dilakukan untuk pengujian hipotesis secara parsial berdasarkan

perhitungan uji t yang dilakukan diperoleh nilai t hitung dan

signifikansinya sebesar :
66

Tabel 4.9. Tabel Nilai t Hitung dan Signifikansi

Variabel Nilai t Hitung Signifikansi

Produk 1,972 0,053

Harga 1,934 0,057

Promosi 2,297 0,025

Kepercayaan 1,981 0,052

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan kriteria Uji t jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima berarti ada pengaruh signifikan variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen. Dan jika Sig > 0,05 maka Ha

ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen.

1. Hipotesis pertama : Diduga bahwa produk berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui situs

belanja online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mataram. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui

bahwa nilai signifikansi untuk variabel produk adalah sebesar

0,053 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis pertama

ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

produk terhadap keputusan pembelian melalui situs Shopee pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.

2. Hipotesis kedua : Diduga bahwa harga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja


67

online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mataram. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui

bahwa nilai signifikansi untuk variabel harga adalah sebesar

0,057 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis kedua

ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

harga terhadap keputusan pembelian melalui situs Shopee pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.

3. Hipotesis ketiga : Diduga bahwa harga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja

online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mataram.Berdasarkan tabel di atas hanya

variabel Promosi yang memenuhi syarat pengujian uji hipotesis

secara parsial yaitu dengan angka signifikansi sebesar 0,025.

Yang berarti variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online

Shopee. Hasil dari perhitungan uji t ini membuktikan bahwa

hipotesis ketiga pada penelitian ini diterima, yaitu variabel

Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.

4. Hipotesis keempat : Diduga bahwa kepercayaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui situs

belanja online Shopee.co.id pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mataram. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui


68

bahwa nilai signifikansi untuk variabel kepercayaan adalah

sebesar 0,052 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis

pertama ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

antara kepercayaan terhadap keputusan pembelian melalui situs

Shopee pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram.

4.6.2. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Tabel 4.5. Nilai Koefisien Determinasi

R R Square Adjusted R Square

0,687a 0,472 0,442

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai R square

adalah sebesar 0,472 atau 47,2% yang artinya variabel-variabel

independen dalam penelitian ini memiliki kontribusi sebesar 47,2%

terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee, dan

sebesar 52,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

4.7.Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap variabel-variabel

yang ada dalam penelitian ini terdapat beberapa hasil penelitian sebagai

berikut:
69

1. Dari hasil pengujian regresi linier berganda yang dilakukan didapatkan

hasil koefisien yang positif untuk variabel produk. Namun dari hasil

pengujian hipotesis secara parsial nilai signifikansi produk tidak

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

pembelian melalui situs belanja online Shopee. Pada variabel produk

terdapat tiga indikator yang dijadikan ukuran, yaitu kualitas produk,

variasi produk, dan merek produk. Dari hasil penelitian yang ada dapat

kita katakan bahwa kualitas produk, variasi produk, dan merek produk

yang ada di Shopee masih kurang berkualitas, kurang bervariasi, dan

merek produk yang ada di Shopee banyak yang tidak diketahui.

2. Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda yang dilakukan, harga

memiliki nilai koefisien yang positif, yang artinya memilki pengaruh

untuk mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian

melalui situs belanja online Shopee. Namun dari pengujian hipotesis yang

dilakukan secara parsial nilai signifikansi harga tidak menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian.

Pada variabel harga terdapat empat indikator yang digunakan sebagai

acuan, yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas

produk, kelayakan harga, dan kesesuaian harga dengan manfaat. Harga

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian

bisa dikarenakan karena konsumen atau pembeli ingin mendapatkan

kualitas, dan manfaat produk yang baik. Karena bagi beberapa konsumen

percuma membeli produk dengan harga yang murah tetapi kualitas dan
70

manfaat yang ada pada produk tersebut tidak baik, dan mereka lebih baik

membeli dengan harga yang lebih mahal tetapi kualitas dan manfaat dari

produk tersebut terjamin.

3. Pada variabel Promosi terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online Shopee.

terdapat dua indikator yang dijadikan tolak ukur untuk variabel Promosi,

yaitu gratis ongkos kirim, dan iklan di media sosial. Dari hasil penelitian

yang dilakukan sebagian besar responden yang mengaku gratis ongkos

kirim sangat meyakinkan mereka untuk melakukan keputusan pembelian.

Karena ongkos kirim yang ditanggung oleh pembeli menurut mereka

sangat memberatkan dan tidak jarang ongkos kirim bisa lebih mahal

daripada harga barangnya itu sendiri. Dan program gratis ongkos kirim

inilah yang menurut sebagian besar responden menjadi faktor paling

utama untuk memutuskan melakukan pembelian di Shopee karena dari

segi produk dan harga tidak berbeda jauh dari marketplace yang lain.

4. Seperti pada variabel produk, dan harga variabel kepercayan memiliki

nilai korelasi yang positif terhadap keputusan pembelian melalui situs

belanja online Shopee. Namun angka signifikansi yang ada di variabel

kepercayaan tidak menunjukkan adanya signifikansi antara kepercayaan

terhadap keputusan pembelian di Shopee. Dari hasil penelitian yang

dilakukan beberapa responden mengaku bahwa mereka masih merasa

kurang nyaman, dan aman berbelanja di Shopee karena ada kejadian yang

mereka alami seperti sulitnya untuk melakukan refund yang dijanjikan


71

oleh Shopee karena prosesnya bisa memakan waktu yang lama. Kasus-

kasus seperti ini sangat bisa mempengaruhi keputusan pembelian mereka

di masa yang akan datang. Hal ini karena ada pembelajaran atau

pengalaman yang dialami oleh konsumen atau pembeli yang tidak

mengenakkan.
72

BAB V

KESIMPULAN

4.1.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat ditarik kesimpulan,

sebagai berikut:

1. Variabel produk dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang

positif dari hasil analisis menggunakan regresi linier berganda. Tetapi dari

pengujian hipotesis secara parsial tidak ada signifikansi penaruhnya terhadap

keputusan pembelian melalui situs Shopee.

2. Variabel harga dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang positif

dari hasil analisis menggunakan regresi linier berganda. Tetapi dari pengujian

hipotesis secara parsial tidak ada signifikansi penaruhnya terhadap keputusan

pembelian melalui situs Shopee.

3. Variabel promosi adalah variabel yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online melalui

Shopee. Variabel promosi menjadi satu-satunya variabel yang signifikan

pengaruhnya terhadap keputusan pembelian melalui situs belanja online

Shopee karena variabel promosi menggunakan gratis ongkos kirim sebagai

salah satu indikatornya, dan gratis ongkos kirim yang diberikan oleh Shopee

sangat efektif untuk mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.


73

4. Variabel kepercayaan dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang

positif dari hasil analisis menggunakan regresi linier berganda. Tetapi dari

pengujian hipotesis secara parsial tidak ada signifikansi penaruhnya terhadap

keputusan pembelian melalui situs Shopee.

4.2.SARAN

Berikut ini adalah saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada

Shopee pada penelitian ini diantaranya:

1. Gratis ongkos kirim sepertinya sudah menjadi program andalan

bagi Shopee untuk menarik konsumen. Baiknya Shopee untuk terus

melanjutkan program gratis ongkos kirim yang diberikan ini. Karena dari hasil

penelitian ini hanya program gratis ongkos kirim inilah yang mempunyai

pengaruh yang signifikan. Dan juga Shopee baiknya terus meng-update konten

di media sosial mereka dengan unggahan yang kreatif dan unik sehingga

followr mereka di meda sosial dapat terus teredukasi untuk siap berbelanja di

Shopee

2. Untuk variabel lain seperti produk dan harga alangkah baiknya

Shopee melakukan diferensiasi produk, baik dari segi kualitas, variasi, maupun

merek produk-produk yang dijual di situs Shopee. Karena produk yang ada di

Shopee masih kebanyakan sama seperti yang ada di marketplace lain. Shopee

lebih baik bekerjasama dengan produsen-produsen yang memiliki kualitas dan

merek produk yang baik untuk melakukan penjualan secara exclusivemelalui

Shopee.
74

3. Pelayanan dan proses refund melalui transfer bankyang dilakukan

Shopee juga harus cekatan, jangan sampai konsumen menunggu lama untuk

mendapatkan uang mereka kembali seperti yang dijanjikan Shopee. Karena hal

tersebut mempengaruhi kepercayaan konsumen untuk melakukan keputusan

pembelian.

4. Dalam penelitian ini digunakan accidental sampling dalam

mencari responden, dan accidental sampling memiliki kelemahan yaitu bisa

saja sampel yang digunakan tidak merepresentasikan keseluruhan populasi

secara akurat. Untuk itu penulis menyarankan pada penelitian selanjutnya

untuk mengunakan teknik sampling yang lain, yang lebih bisa menggambarkan

keseluruhan populasi secara akurat.

5. Untuk peneliti selanjutnya juga penulis menyarankan untuk

menggunakan indikator yang tepat dalam variabel keputusan pembelian

konsumen agar dapat menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan

penelitian.
75

Daftar Pustaka

Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Graha ilmu.


Danang, Sunyoto. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta :
CAPS.
Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen, Semarang, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS “.
Semarang : UNDIP.
Husein Umar, 2000, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”,
Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Lau, G.T., and S.H. Lee. (2009). Customer Trust in Brand Loyalty, Journal of
Market Focused Management No.4, p.341-370.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran : Edisi Kedua
Belas. Jilid 1. Jakarta : Indeks
Kotler, Philip dan Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Morgan dan Hunt dalam Ferdinand. 2006. Buku Pegangan Kuliah Kebijakan
Pemasaran. (Surakarta : FE-UMS)
Morman dalam Irna Fitri. 2008. Analisis Promosi Penjualan Online, Harga,
Kepercayaan, Dan Kemudahan Terhadap Keputusan Pembelian Online
Ceker Brontak (Studi Pada Ceker Brontak Kota Bandar Lampung).
Bandar Lampung. FISIP-Universitas Lampung.
Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Perilaku Konsumen dalam Perspektif
Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Rofiq, Ainur. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap
Partisipasi Pelanggan E-commerce (Studi Pada Pelanggan E-
commerce di Indonesia). Tesis FPS Universitas Brawijaya Malang.
Shiffman, Leon & Leslie Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh.
Indeks. Jakarta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV
Alfabeta. Bandung.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset.
Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
76

Tjiptono, Fandy &Diana Anastasia. 2016. Pemasaran Esensi & Aplikasi. Andi.
Yogyakarta
https://apjii.or.id/survei2017

www.landasanteori.com (diakses pada tanggal 2 oktober 2017)


www.wikipedia.co.id (diakses pada tanggal 2 oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai