Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada
teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang. Dari
orang tua hingga anak muda, para ahli hingga orang awam pun menggunakan
teknologi dalam berbagai aspek kehidupannya. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat yaitu internet. Pada awalnya internet hanya digunakan untuk kegiatan
militer, akademik dan perusahaan-perushaan tertentu saja. Namun lama kelamaan
minat masyarakat terhadap internet mulai muncul dan semakin meningkat. Dengan
adanya internet kehidupan masyakarat menjadi lebih praktis dan mudah.
Survei yang dilakukan APJII (Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet di
Indonesia), dari total populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 256.2 juta,
pengguna internet di Indonesia mencapai 132.7 juta pada tahun 2016 meningkat dari
tahun sebelumnya. Pada tabel 1.1 pengguna internet tertinggi berdasarkan pekerjaan
adalah mahasiswa dengan 119 juta pengguna dari 132.7 juta pengguna internet.
Berdasarkan survei yang dilakukan APJII peneliti menentukan subjek penelitian
dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif di Universitas PGRI Madiun (UNIPMA).
Tabel 1.1 Penetrasi pengguna internet di Indonesia tahun 2016 Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Mahasiswa 119 juta (89.7%)
Pelajar 92.6 juta (69.8%)
Pekerja 77.5 juta (58.4%)
IRT 33.6 juta (25.3%)
Lainnya 8.9 juta (6.7%)
Sumber: APJII (Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet di Indonesia)
Perkembangan teknologi internet, meningkatnya pengguna internet di Indonesia
dan pergeseran perilaku online dari desktop menjadi mobile telah membuka peluang
baru. Membuat kegiatan perdagangan pun mulai mengalami perkembangan. Banyak

1
para pebisnis yang mulai menggunakan internet untuk melakukan promosi ataupun
perdagangannya. Bisnis baru di internet ini disebut dengan perdagangan elektronik
(e-commerce). Salah satu e-commerce yang banyak bermunculan di jaman sekarang
adalah Customer to Customer (C2C). Banyak perusahaan baru berbasis C2C,
perusahaan membuat sebuah situs sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli
dalam dunia digital yaitu marketplace online (Update Bisnis Online, 2016).
Salah satu marketplace yang ada di Indonesia adalah Shopee. Shopee
merupakan perusahaan e-commerce yang berada di bawah naungan Garena (berubah
nama menjadi SEA Group), perusahaan internet di Asia Tenggara. Menjalankan
bisnis C2C mobile marketplace, Shopee resmi diperkenalkan di Singapura pada tahun
2015 yang diikuti dengan negara Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan
Indonesia. Shopee memungkinkan kehadirannya dapat dengan mudah diterima oleh
berbagai lapisan masyarakat, termasuk di Indonesia. Shopee Indonesia resmi
diperkenalkan di Indonesia pada Desember 2015 di bawah naungan PT Shopee
International Indonesia. Sejak peluncurannya, Shopee Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat, bahkan hingga Oktober 2017 aplikasinya sudah
didownload oleh lebih dari 25 juta pengguna.
Dari sekian banyak pesaing, survei yang dilakukan oleh AppAnnie
menunjukkan bahwa Shopee mendominasi popularitas aplikasi mobile. Rata-rata
shopee berada di posisi pertama untuk aplikasi mobile terpopuler baik di platform
Android maupun iOS.
Gambar 1.1 Aplikasi Mobile Shopping Paling Populer di Google Play

2
Gambar 1.2 Aplikasi Mobile Shopping Paling Populer di iOS

Tidak hanya itu, setelah resmi diperkenalkan pada bulan Desember 2015,
shopee telah banyak mendapat penghargaan. Shopee menerima penghargaan sebagai
salah satu pemenang “The Best in Marketing Campaign” di ajang penghargaan
bergengsi Marketing Award 2017 yang dipersembahkan oleh Majalah Marketing
pada September 2017 lalu. Terpilihnya Shopee merupakan pengakuan atas suksesnya
kampanye pemasaran yang terpusat pada pengguna pada tahun sebelumnya, seperti
“Mobile Shopping Day” 2016 dan Kampanye Ulang Tahun “Paling Murah” yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap performa bisnis Shopee dan industri e-
commerce secara umum. Shopee juga menerima penghargaan di ajang “Bright
Awards Indonesia 2017” untuk kategori Iklan Paling Berkesan (The Brightest Ad)
mengungguli 6 nominator lainnya. Terpilihnya Shopee merupakan hasil pengakuan
dari voting masyarakat Indonesia atas suksesnya iklan Shopee yang bertajuk “Parodi
Jokowi”. Iklan ini mengusung tema kedekatan lokal Presiden Joko Widodo, yang
sering memberikan sepeda untuk masyarakat Indonesia.
Dengan semakin banyaknya situs-situs online e-commerce yang bermunculan
tentu saja membuat perusahaan harus memikirkan strategi bersaing. Setiap e-
commerce berlomba-lomba memberikan fasilitas dan penawaran terbaik demi
kepuasan kepada para pelanggannya. Salah satu cara untuk mempertahankan
kelangsungan bisnis ditengah ketatnya persaingan adalah dengan menjaga kepuasan
pelanggan. Penjual harus mengupayakan berbagai cara untuk menjaga kepuasan
pelanggan. Pelanggan dinilai cukup cerdas saat ini dalam menentukan pilihan

3
kosumsi sebagai akibat dari kemudahan memperoleh informasi, pelanggan juga
menuntut produk dengan kualitas prima, dan yang lebih penting pelanggan didekati
banyak produk dari pesaing. Itulah alasan mengapa penjual harus mengupayakan
kepuasan pelanggannya.
Langkah yang dapat ditempuh e-commerce untuk memuaskan pelanggan dapat
dilakukan dengan mengedepankan kualitas web, kualitas produk, dan keamanan.
Kualitas website merupakan faktor yang sangat penting dalam penjualan secara
online dan memliki nilai tersendiri bagi pelanggan. Website yang baik memiliki
kualitas operasional yang memungkinkan pembeli untuk melakukan aktivitas e-
shopping mereka dengan mudah dan efisiensi. Menurut Hidayat (2009) definisi
kualitas produk adalah suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks.
Pelanggan membeli produk untuk memenuhi kebutuhanya dan pelanggan
memberikan nilai dalam terpenuhinya harapan yang di dapat dalam produk tersebut.
Keamanan diartikan sebagai persepsi konsumen atas keamanan dalam melakukan
transaksi e-commerce (Eid, 2011).
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Arif Kurniawan Nugroho dan Puspita
Kencana Sari (2016) kualitas website berpengaruh postif dan signifikan terhadap
kepuasan konsumen, sedangkan menurut Maria Amelia dan Retno Budi Lestari
(2017) secara parsial kualitas website tidak berpengaruh postif dan signifikan
terhadap kepuasan konsumen. I.G.A Yulia Purnama Sari (2015) menunjukkan bahwa
kualitas produk berpengaruh postif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen,
begitu pula Nur Mahdi Arsyanti dan Sri Rahayu Tri Astuti (2016) menunjukkan
bahwa kualitas produk berpengaruh postif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Bondan Satrio Kinasih (2012) menujukkan secara parsial bahwa
keamanan berpengaruh postif terhadap kepuasan konsumen.
Berdasarkan uraian diatas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Kualitas Web, Kualitas Produk, dan Keamanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Shopee (Studi kasus pada mahasiswa Universitas PGRI
Madiun)”

4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diangkat
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kualitas web terhadap kepuasan konsumen shopee?
2. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen
shopee?
3. Bagaimana pengaruh keamanan terhadap kepuasan konsumen shopee?
4. Bagaimana pengaruh kualitas web, kualitas produk, dan keamanan
terhadap kepuasan konsumen shopee?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh yang signifikan secara parsial
antara kualitas web terhadap kepuasan konsumen shopee
2. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh yang signifikan secara parsial
antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen shopee
3. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh yang signifikan secara parsial
antara keamanan terhadap kepuasan konsumen shopee
4. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh yang signifikan secara
simultan antara kualitas web, kualitas produk, dan keamanan terhadap
kepuasan konsumen shopee

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi bagi
perusahaan untuk mengetahui pengaruh kualitas web, kualitas produk, dan
keamanan terhadap kepuasan konsumen. Selain itu dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah dan kebijakan

5
perusahaan khususnya dalam penentuan strategi pemasaran yang
berorientasi pada kepuasan konsumen.
2. Bagi Perguruaan Tinggi
Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan studi mengenai pengaruh kualitas web,
kualitas produk, dan keamanan terhadap kepuasaan konsumen.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber wawasan, informasi, dan
bahan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam penelitiaan selanjutnya mengenai tema
yang sama.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Kualitas Web (X1)
Menurut Bavarsad dkk dalam Baiin (2016, h.3) kualitas website
merupakan faktor yang sangat penting dalam penjualan secara online dan
memliki nilai tersendiri bagi pelanggan. Untuk mengetahui keinginan yang
dapat memuaskan pelanggan. Website yang baik memiliki kualitas operasional
yang memungkinkan pembeli untuk melakukan aktivitas e-shopping mereka
dengan mudah dan efisiensi. Menurut Sanjaya dalam Maslan (2012, h.6)
mendefinisikan Webqual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran
kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir. Konsep ini merupakan
pengembangan dari SERVQUAL yang banyak digunakan sebelumnya pada
pengukuran kualitas jasa. Website Quality atau yang biasa disebut Webqual
sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998 dan telah mengalami beberapa
iterasi dalam penyusunan dimensi dan butir-butir pertanyaannya.
Webqual telah mengalami beberapa iterasi dalam penyusunan kategori
dan butir -butir pertanyaannya. Versi terbaru adalah Webqual 4.0 yang
menggunakan tiga kategori pengukuran, yaitu:
1) Kategori usability berdasar dari kajian mengenai hubungan antara
manusia dan komputer dan kajian mengenai kegunaan web, diantaranya
mengenai kemudahan navigasi, kecocokan desain dan gambaran yang
disampaikan kepada pengguna.
2) Kategori information dikaji berdasar kajian sistem informasi secara
umum. Kategori ini berhubungan terhadap kualitas dari konten website
yaitu kepantasan informasi bagi tujuan pengguna, misalnya mengenai
akurasi, format dan relevansi dari informasi yang disajikan.
3) Kategori service interaction berhubungan terhadap interaksi layanan yang
dirasakan pengguna ketika terlibat secara mendalam dengan website

7
2.1.2 Kualitas Produk (X2)
Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari produsen
adalah kualitas produk dan jasa yang tertinggi. Kualitas produk merupakan
bagaimana menggambarkan produk tersebut dapat memberikan sesuatu
yang dapat memuaskan konsumen.
Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2012 : 143),
menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk
memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang
diinginkan pelanggan.
Pendapat yang diajukan oleh Kotler dan Keller diatas sejalan dengan
konsep yang disampaikannya, dimana Kotler dan Keller (2012 : 121)
menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan,
kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya. Kualitas produk
merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan jika ingin
yang dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2012 : 230)
mendefinisikan : Product quality : “The characteristics of a product or service
that bear on its ability to satisfy stated or implied customer needs”. Pendapat
ini menyatakan kualitas produk adalah karakteristik suatu produk atau jasa yang
menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan kualitas produk
merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi keinginan pelanggan.
Keinginan pelanggan tersebut diantaranya keawetan produk, keandalan produk,
kemudahan pemakaian serta atribut bernilai lainnya.
Terdapat beberapa tolak ukur kualitas produk menurut Kotler dan Keller
(2012 : 8), yang terdiri dari :
1. Bentuk (form)
Bentuk sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik
produk.

8
2. Fitur (feature)
Fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.
3. Penyesuaian (Customization)
Pemasar dapat mendiferensiasikan produk dengan menyesuaikan produk
tersebut dengan keinginan perorangan.
4. Kualitas Kinerja (Performance Quality)
Tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi. Kualitas menjadi
dimensi yang semakin penting untuk diferensiasi ketika perusahaan
menerapkan sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang lebih
tinggi dengan uang yang lebih rendah.
5. Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality)
Tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi
spesifikasi yang dijanjikan.
6. Ketahanan (Durability)
Merupakan ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau
penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk-produk tertentu.
7. Keandalan (Reliabilty)
Ukuran kemungkinan produk tidak akan mengalami kerusakan
atau kegagalan dalam periode waktu tertentu.
8. Kemudahan Perbaikan (Repairability)
Ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi
atau gagal.
9. Gaya (Style)
Menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.
10. Desain (Design)
Adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi
produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Menurut Garvin yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2012 : 121) kualitas
produk memiliki indikator-indikator yaitu sebagai berikut :

9
1. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti
(core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan
kenyamanan dalam penggunaan.
2. Fitur (feature)
Fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.
3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification)
Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar karakteristik operasional.
4. Ketahanan (Durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.
5. Keandalan (Realibility)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.
6. Serviceability
Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta
penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak
terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan
hingga purna jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi dan
ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
7. Estetika (Esthetica)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misal keindahan desain
produk, keunikan model produk, dan kombinasi.
8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)
Merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan
pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli
memperspsikan kualitasnya dari aspek harga, iklan, reputasi perusahaan,
maupun negara pembuatnya.
Dari beberapa dimensi tersebut, peneliti menarik beberapa faktor yang
relefan dalam penelitian ini yaitu diantaranya : Bentuk (Form), Kesesuaian

10
dengan spesifikasi (Conformance to Spesification), Ketahanan (Durability), dan
Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)

2.1.3 Keamanan (X3)


Keamanan diartikan sebagai persepsi konsumen atas keamanan dalam
melakukan transaksi e-commerce (Eid, 2011). Keamanan didefinisikan sebagai
ancaman yang menciptakan keadaan, kondisi, atau peristiwa yang berpotensi
menyebabkan kesulitan ekonomi melalui sumber data atau jaringan yang
mengalami kerusakan, pengumpulan dan modifikasi data, penolakan layanan,
atau penipuan dan penyalahgunaan wewenang (Armesh et al., 2010).
Secara teknis persepsi keamanan akan menjamin integritas, kerahasiaan,
otentifikasi dan tanpa pencatatan transaksi (Flavia’n and Guinalı’u, 2006).
Menurut Flavia’n and Guinalı’u tersebut integritas suatu sistem informasi
mengacu pada kemustahilan dari data yang ditransmisikan atau disimpan akan
dapat dimodifikasi oleh pihak ketiga tanpa izin. Kerahasiaan melibatkan data
yang hanya dapat dilihat oleh individu yang berwenang. Otentikasi
memungkinkan suatu kegiatan tertentu hanya akan dilakukan setelah
identifikasi, atau adanya jaminan bahwa identitas hanya digunakan untuk suatu
urusan tertentu saja (misalnya situs web). Akhirnya, tanpa pencatatan tran-
saksi (non-repudiation) mengacu pada prosedur yang melindungi individu atau
organisasi untuk menyangkal bahwa mereka telah melakukan operasi tertentu
(misalnya order pembelian).
Menurut Roca et al. (2009) keamanan juga melibatkan penggunaan
kemajuan teknis yang dapat mempunyai pengaruh yang positif terhadap niat
untuk membeli secara online, seperti kriptografi, tanda tangan dan sertifikat
digital yang bertujuan untuk melindungi pengguna dari risiko penipuan,
hacking atau "phishing".
Menurut Sudjatmika (2017), terdapat enam indikator keamanan,
diantaranya adalah:
1. Integritas atau Integrity

11
Kemampuan situs untuk melakukan pencegahan terhadap modifikasi data
yang tidak sah
2. Pencegahan penyangkalan atau nonrepudiation
Kemampuan situs untuk memastikan bahwa salah satu pihak mengingkari
kesepakatan setelah transaksi
3. Keaslian atau authentication
Kemampuan situs untuk mengidentifikasi identitas seseorang
4. Kerahasiaan atau confidentiality
Kemampuan situs untuk menjamin kerahasiaan pesan – pesan dan data
yang tersedia
5. Privasi atau privacy
Kemampuan situs untuk memberikan kontrol informasi pribadi kepada
pengguna
6. Ketersediaan atau availability
Kemampuan untuk memastikan bahwa situs tersedia untuk berfungsi
sesuai fungsi yang telah ada

2.1.4 Kepuasan Konsumen (Y)


Dalam upaya memenuhi kepuasan konsumen, perusahaan memang
dituntut kejeliannya untuk mengetahui pergeseran kebutuhan dan keinginan
konsumen yang hampir setiap saat berubah. Pembeli akan bergerak setelah
membentuk persepsi terhadap nilai penawaran, kepuasan sesudah pembelian
tergantung dari kinerja penawaran dibandingkan dengan harapannya.
Menurut Kotler (2013), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan
dibandingkan dengan harapannya. Konsumen dapat mengalami salah satu dari
tiga tingkat kepuasan umum yaitu kalau kinerja di bawah harapan, konsumen
akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan
merasa puas dan apabila kinerja bisa melebihi harapan pelanggan akan
merasakan sangat puas senang atau gembira. Menurut teori Kottler (2011),

12
menyatakan kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan
konsumen. Indikator kepuasan konsumen dapat dilihat dari :
1. Pembelian Kembali (Re-purchase)
Menurut Schiffman-Kanuk dalam Suwandi (2007:3), keinginan pembeli
untuk melakukan kunjungan ulang di masa yang akan datang. Perilaku
pembelian ulang sering kali dikaitkan dengan loyalitas. Dalam hal ini,
pelanggan tersebut akan kembali membeli kepada perusahaan tersebut
untuk mencari barang / jasa.
2. Menciptakan Word-of-Mouth
Menurut Harrisson dan Walker dalam Harsasi mendefinisikan WOM
sebagai informasi informal dari satu orang ke orang lain antara seorang
pembawa pesan non-komersial tentang apa yang dirasanya dengan
penerimaan terhadap suatu produk, organisasi, jasa, dan merek. Dalam
hal ini, pelanggan akan mengatakan hal-hal yang baik tentang
perusahaan kepada orang lain.
3. Menciptakan Citra Merek
Menurut Ferrina dewi (2008:165) berpendapat bahwa Citra Merek adalah
persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan
asosiasinya pada merek tersebut. Dalam hal ini, pelanggan akan kurang
memperhatikan merek dan iklan dari produk pesaing
4. Keputusan Pembelian pada Perusahaan yang sama
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181), keputusan pembelian
konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari
perusahaan yang sama tetapi dua faktor bisa berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian. Dalam hal ini, konsumen akan
mempertimbangkan apakah membeli atau tidak.

13
2.2 Penelitian Terdahulu
Alat
No Nama/Tahun/Judul Variabel Hasil
Analisis
1. Maria Natalia dan X1 (Harga) ; Analisis 1) Secara parsial
Retno Budi Lestari/ X2 (Kualitas Regresi variabel harga
2017/ “Analisis Website) ; Linier (X1) berpengaruh
Pengaruh Harga, X3 Berganda postif dan
Kualitas Web, dan (Pengalaman dengan signifikan
Pengalaman Berbelanja) ; alat bantu terhadap
Berbelanja Terhadap Y (Kepuasan SPSS kepuasan
Kepuasan Pelanggan Pelanggan) pelanggan (Y)
di Situs 2) Secara parsial
bukalapak.com (Studi variabel kualitas
Kasus Pada website (X2)
Mahasiswa STIE dan tidak
STMIK Multi Data berpengaruh
Palembang” postif dan
signifikan
terhadap
kepuasan
pelanggan (Y)
3) Secara parsial
variabel
pengalaman
berbelanja (X3)
tidak
berpengaruh
postif dan
signifikan
terhadap

14
kepuasan
pelanggan (Y)
4) Secara simultan
variabel harga,
kualitas website,
dan pengalaman
berbelanja secara
simultan
berepengaruh
positif terhadap
kepuasan
pelanggan (Y)
2. I.G.A Yulia Purnama X1 (Kualitas Analisis 1) Ada pengaruh
Sari/ 2015/ Pengaruh Produk); Regresi positif dan
Kualitas Produk dan X2 (Harga); Linier signifikan secara
Harga Terhadap Y (Kepuasan Berganda parsial antara
Kepuasan Konsumen Konsumen); dengan kualitas produk
Produk M2 Fashion alat bantu (X1) dan
Online di Singaraja SPSS 16.0 kepuasan
Tahun 2015 konsumen (Y)
2) Ada pengaruh
positif dan
signifikan secara
parsial antara
harga (X2)
terhadap
kepuasan
konsumen (Y)
3) Ada pengaruh
positif dan

15
signifikan secara
simultan antara
kualitas produk
(X1) dan harga
(X2) terhadap
kepuasan
konsumen (Y)
3. Bondan Satrio X1 (Persepsi Analisis 1) Terdapat
Kinasih/ 2012/ Keamanan); Regresi pengaruh yang
Pengaruh Persepsi X2 (Privasi); dengan positif dan
Keamanan dan Privasi Y1 (Kepuasan); alat bantu signifikan antara
Terhadap Kepuasan Y2 SPSS 17.0 persepsi
dan Kepercayaan (Kepercayaan); keamanan (X1)
Konsumen Online terhadap
kepuasan
konsumen (Y1)
2) Terdapat
pengaruh yang
positif antara
keamanan (X1)
terhadap
kepercayaan (Y2)
3) Terdapat
pengaruh yang
positif dan
signifikan antara
privasi (X2)
terhadap
kepuasan
konsumen (Y1)

16
4) Terdapat
pengaruh yang
positif antara
privasi (X2)
terhadap
kepercayaan (Y2)
5) Terdapat
pengaruh yang
positif antara
kepuasan (Y1)
terhadap
kepercayaan (Y2)
4. Arif Kurniawan Ada pengaruh postif
Nugroho dan Puspita dan signifikan antara
Kencana Sari/ 2016/ kualitas website (X)
X (Kualitas
Analisis Pengaruh Analisis terhadap kepuasan
Website);
Kualitas Website Regresi konsumen (Y)
Y (Kepuasan
Tokopedia Terhadap Berganda
Konsumen)
Kepuasan Pengguna
Menggunakan Metode
Webqual 4.0
5. Nuri Mahdi Arsyanti X1 (Kualitas Analisis 1) Kualitas Produk
dan Sri Rahayu Tri Produk) Regresi (X1) berpengaruh
Astuti/ 2016/ Analisis X2 (Kualitas Linier positif terhadap
Pengaruh Kualitas Layanan) Berganda kepuasan
Produk, Kualitas X3 dengan pelanggan (Y1)
Layanan, dan (Keragaman alat bantu 2) Kualitas Layanan
Keragaman Produk Produk) SPSS 21.0 (X2) berpengaruh
Terhadap Kepuasan Y1 (Kepuasaan postif terhadap
Pelanggan Serta Pelanggan) kepuasan

17
Dampaknya Terhadap Y2 (Minat Beli pelanggan (Y2)
Minat Beli Ulang Ulang) 3) Keragaman
(Studi Pada Toko produk (X3)
Online Shopastelle, berpengaruh
Semarang) terhadap postif
terhadap
kepuasan
pelanggan (Y3)
4) Kepuasan
pelanggan (Y1)
berpengaruh
positif terhadap
minat beli ulang
(Y2)

2.3 Desain Penelitian

Kualitas Web (X1)


H1

Kualitas Produk (X2) H2 Kepuasan Konsumen (Y)

H3
Keamanan (X3)
H4

2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

18
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric (Sugiyono
2015:64). Hipotesis adalah pernyataan keadaan populasi yang akan diverifikasi
menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel. Hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengaruh kualitas web (X1) terhadap kepuasan konsumen (Y)
Pengaruh kualitas web terhadap kepuasan konsumen pernah diteliti oleh Arif
Kurniawan Nugroho dan Puspita Kencana Sari (2016) dengan judul “Analisis
Pengaruh Kualitas Website Tokopedia Terhadap Kepuasan Pengguna
Menggunakan Metode Webqual 4.0” dan hasilnya ada pengaruh postif dan
signifikan antara kualitas website (X) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Berdasarkan penelitian terdahulu dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara kualitas web
terhadap kepuasan konsumen shopee
2. Pengaruh kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y)
Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pernah diteliti oleh
I.G.A Yulia Purnama Sari (2015) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan
Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Produk M2 Fashion Online di Singaraja
Tahun 2015” dan hasilnya ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial
antara kualitas produk (X1) dan kepuasan konsumen (Y). Berdasarkan
penelitian terdahulu dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara kualitas produk
terhadap kepuasan konsumen shopee
3. Pengaruh keamanan (X3) terhadap kepuasan konsumen (Y)
Pengaruh keamanan terhadap kepuasan konsumen pernah diteliti oleh Bondan
Satrio Kinasih (2012) dengan judul “Pengaruh Persepsi Keamanan dan Privasi
Terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Konsumen Online” dan hasilnya terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi keamanan (X 1) terhadap

19
kepuasan konsumen (Y1). Berdasarkan penelitian terdahulu dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara keamanan
terhadap kepuasan konsumen shopee
4. Pengaruh kualitas web, kualitas produk, dan keamanan terhadap kepuasaan
konsumen
Dari penelitian yang dilakukan oleh Arif Kurniawan Nugroho dan Puspita
Kencana Sari (2016) dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Website
Tokopedia Terhadap Kepuasan Pengguna Menggunakan Metode Webqual 4.0”,
hasilnya ada pengaruh postif dan signifikan antara kualitas website (X) terhadap
kepuasan konsumen (Y). Penelitian yang dilakukan oleh I.G.A Yulia Purnama
Sari (2015) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Kepuasan Konsumen Produk M2 Fashion Online di Singaraja Tahun 2015”,
hasilnya ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara kualitas
produk (X1) dan kepuasan konsumen (Y). Penelitian yang dilakukan oleh
Bondan Satrio Kinasih (2012) dengan judul “Pengaruh Persepsi Keamanan dan
Privasi Terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Konsumen Online” dan hasilnya
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi keamanan (X1)
terhadap kepuasan konsumen (Y1). Dari penelitian tersebut, ketiga variabel
(kualitas web, kualitas produk, dan keamanan) terbukti dapat mengukur
kepuasan konsumen. Berdasarkan uraian tersebut dapat diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H4 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara kualitas web,
kualitas produk, dan keamanan terhadap kepuasan konsumen shopee

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

20
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas PGRI Madiun (Unipma).
Sedangkan waktu yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
bulan April - Juni 2018.

3.2 Jadwal Penelitian

Bulan ke-
No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Umum
2. Pembuatan Proposal
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Evaluasi Pelaksanaan Penelitian
5. Pembuatan Laporan Kegiatan

3.3 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah
dalam bentuk angka/data kualitatif yang di angkakan. Menurut Sugiyono (2007,p.8),
metode penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang berdasarkan pada
filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Menurut Sugiono (2012:137), Sumber data penelitian terbagi menjadi dua yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,
2012:225). Menurut Sugiono (2012:137) sumber data sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau dokumen. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer. Data

21
primer dalam penelitian diperoleh secara langsung melalui interview dan penyebaran
kuisioner kepada responden sebagai sumber informasi.

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:
90). Populasi penelitian ini adalah mahasiswa aktif Universitas PGRI Madiun.
Jumlah mahasiswa diketahui sebanyak ± 8000 mahsiswa.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Hasil analisis sampel merupakan kesimpulan yang
berlaku untuk populasi. Sehingga sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (Sugiyono, 2013;118). Untuk memudahkan peneliti
dalam pengambilan sampel, maka penentuan jumlah sampel menggunakan
tabel Krejcie-Morgan, jumlah sampel untuk mewakili populasi dengan tingkat
kesalahan 5%, ( tingkat kepercayaan 95%) terhadap populasi, maka
sampel penelitian ini berjumlah 367 mahasiswa aktif UNIPMA.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Nonprobability
Sampling. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

22
memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2015). Jenisnya adalah sampling purposive.
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2015). Jadi respoden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa pengguna aplikasi shopee dan telah melakukan transaksi di shopee.

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2015) observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mendatangi langsung
Universitas PGRI Madiun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung
bagaiamana situasi dan kondisi pada lokasi tersebut.
2. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2015) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan
memberikan kuesioner secara langsung kepada mahasiswa pengguna aplikasi shopee
dan telah melakukan transaksi di shopee.
3. Interview atau wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Dalam penelitian ini
wawancara diuganakan peneliti untuk mengetahui hal – hal yang lebih mendalam
sehingga dapat memperkaya data peneliti.

23
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut:
3.8.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.8.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu data. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan
nilai rhitung dengan nilai rtabel untuk degree of freedom d(f) = n – k dengan
alpha 0,05. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai rpositif maka butir
atapun pertanyaan tersebut dikatakan valid. Untuk hasil analisis dapat
dilihat pada output uji reliabilitas pada bagian corrected item total
correlation. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas adalah :
 Jika rhitung positif serta rhitung > rtabel maka variabel tersebut valid.
 Jika rhitung tidak positif dan rhitung < rtabel maka variabel tersebut tidak
valid.
3.8.1.2 Uji Reliabiltas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
penyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan menurut
Ghozali, (2005) instrument dikatakan reliabel jika koefisien
Cronbrach’s Alpha lebih dari 0,70.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji
Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan
keputusan adalah
 H0 : apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05 (α), maka residual
memiliki distribusi normal

24
 H1 : apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05 (α), maka residual
tidak memiliki distribusi normal.
3.8.2.1 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variable independen saling berkolerasi, maka
variabel-variabel ini tidak orgonal. Variabel orgonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol (Ghozali 2013:105).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi
multikolonieritas, akan tetapi untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi dalam penelitian ini dilihat dari
tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Adapun pemilihan
tolerance value atau variance inflation factor (VIF) dalam penelitian ini
karena cara ini merupakan cara umum yang dilakukan dan dianggap
lebih handal dalam mendeteksi ada-tidaknya multikolonieritas dalam
model regresi serta pengujian dengan tolerance value atau variance
inflation factor (VIF) lebih lengkap dalam menganalisis data.
Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance value atau
variance inflation factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
 Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variable
independen dalam model regresi.
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum

25
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92).

VIF = 1

1- R2

Dimana R2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan


meregresi salah satu variabel bebas X1 terhadap variabel bebas lainnya.
Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka data tidak terdapat
multikolonieritas.
3.8.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji “apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periodet -1 (sebelumnya)”. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Cara yang digunakan
untuk menguji adalah dengan menggunakan Durbin Watson (D-W) :
 Jika D-W < d1 atau D-W > 4-d1, kesimpulannya pada data
terdapat autokorelasi.
 Jika du< D-W < 4- du, kesimpulannya pada data tidak terdapat
autokorelasi.
 Tidak ada kesimpulannya jika : d1 ≤ D-W ≤ du ≤ D-W ≤ 4-d1.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji “apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

26
(Ghozali, 2013:139). Pengujian pada penelitian ini menggunakan grafik
scatterplot nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Menurut Ghozali (2013:139) dasar analisis untuk
menentukan ada atau tidak adanya Heterokedastisitas dengan scatterplot
yaitu :
 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.8.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali 2013:160). Menurut Ghozali (2013:163): ‟uji
normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati, secara
visual kelihatan normal padahal secara statistik bisa sebaliknya”. Oleh
sebab itu untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi, maka uji
normalitas dalam penelitian ini juga akan dilakukan dengan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali (2013:164), uji
Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis :
 H0 : Data residual terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed > α
= 0.05
 H1 : Data residual tidak terdistribusi normal, apabila sig. 2-
tailed < α = 0.05

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

27
Analisis regresi linear berganda adalah pengembangan dari regresi
linear sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk
memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau
untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent)
terhadap satu variabel tak bebas (dependent) Siregar, (2014:301). Analisis
regresi berganda adalah analisis untuk mengetahui apakah faktor kualitas web,
kualitas produk dan keamanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Menggunakan suatu fungsi linear yaitu regresi linear berganda yang dapat
ditulis dengan rumus sebagai berikut (Djarwanto,1996). Persamaan regresi
tersebut adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3
Keterangan
Y = Kepuasan Konsumen
a = Nilai Konstanta.
β1 ; β2 ; β3 = Koefisien Regresi Variabel
X1 = Kualitas Web
X2 = Kualitas Produk
X2 = Keamanan
3.8.4 Pengujian Hipotesis
Untuk megetahui apakah masing-masing variabel bebas (kualitas web,
kualitas produk, dan keamanan) berpengaruh terhadap variabel terikat
(kepuasan konsumen) dengan menggunakan hipotesis uji t (uji pengaruh secara
parsial/ Individu) dan uji F (uji pengaruh secara simultan / bersama-sama).
3.8.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Hipotesis
nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama
dengan nol, atau :

28
H0 : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan
nol, atau : H1 : bi ≠ 0
Menurut (Ghozali, 2013:99), cara menguji uji t adalah sebagai
berikut :
 H0 diterima dan H1 ditolak jika t hitung < t tabel untuk α
=(0,05)
 H0 ditolak dan H1 diterima jika t hitung > t tabel untuk α
=(0,05)
3.8.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan “apakah semua
varibel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variable
dependen/ terikat” (Ghozali, 2013:98). Hipotesis nol (H 0) yang hendak
diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol,
atau :
H0 : b1 = b2 = .......... = bk = 0 Artinya, apakah semua variabel
independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (H1) tidak semua parameter secara
simultan sama dengan nol, atau :
H1 : b1 ≠ b2 ≠ .......... ≠ bk ≠ 0 Artinya semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Menurut Ghozali (2013:98), untuk menguji hipotesis ini
digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut :
 H0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α
=(0,05)

29
 H0 ditolak dan H1 diterima jika Fhitung > Ftabel untuk α
=(0,05)
3.8.5 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013:97), koefisien determinasi (R2) untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variable dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisiensi determinasi adalah bias
terhadap jumlah variable independen yang dimasukkan kedalam model. Oleh
karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2, nilai
Adjusted dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
kedalam model.
Nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki
harus bernilai positif. Apabila dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R 2
negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai 0. Secara matematis jika nilai
R2 = 1, maka Adjusted R2=R2=1 sedangkan jika nilai R2= 0, maka Adjusted R2=
(1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan bernilai negatif.

30
Bulan
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengamatan
1. (Identifkasi
Fenomena)
Pengumpulan
2.
Data Awal
Menentukan
3.
Masalah
Merumuskan
4. Judul
Penelitian
Penyusunan
5. Proposal
Penelitian
Penyusunan
6. Kerangka
Berpikir
Pengumpulan
7.
Data
8. Analisis Data
Interpretasi
9.
Data
Hasil
10.
Penelitian
Penulisan
11.
Laporan
12. Presentasi
Hasil

31
Penelitian

32

Anda mungkin juga menyukai