PENDAHULUAN
1
dalam skala UKM (Usaha Kecil Menengah) yang menjual produknya melalui
media facebook, twitter, instagram, BBM, Whatsapp Mesangger dan media sosial
lainnya.
Dibandingkan dengan situs belanja Online lainnya, Shopee merupakan
salah satu situs belanja Online baru. Mulai Desember 2015, bisnis Shopee di
Indonesia dimulai. Pencapaian Shopee melalui pasarnya adalah melalui promosi,
dalam waktu yang singkat pengguna tokonya tidak kalah dengan kompetitor toko
Online lainnya. Chris Feng adalah tokoh penting dalam sejarah pendirian Shopee
dan CEO dan merupakan alumni dari Universitas Singapura.
Shopee hadir dengan perangkat yang telahtersinergi dengan dukungan
logistik, yang mempunyai variasi cara pembayaran yang nyaman serta aman. Hal
ini memudahkan pembeli dan penjual untuk berbelanja secara Online. Konter
tersebut berhasil di Singapura, kemudian konter tersebut diperluas ke negara di
Kawasan Asia Tenggara lain, seperti Indonesia, Taiwan, Vietnam, Malaysia,
Filipina, serta Thailand. Shopee awalnya diluncurkan menjadi pasar "Customer to
Customer (C2C)", tetapi berkembang ke model hibrida. Shopee sekarang
digunakan sebagai "Business to Customer (B2C)".
Dari awal berdiri, Shopee Mall telah menjadi tempat marketplace dengan
beragam merek terkenal, kini Shopee mempunyai mitra bisnis dengan jumlah
lebih dari 70 penyedia layanan ekspres di dunia dan memberikan segala macam
dukungan logistik kepada seluruh penggunanya. Konter tersebut juga memperkuat
kerja sama dengan berbagai layanan logistik lokal dan penyedia layanan
transportasi Online ternama dari berbagai negara. Ini adalah bentuk peningkatan
berkelanjutan dari Shopee, selalu berupaya memberikan kesan terbaik kepada
seluruh pengguna di berbagai negara / wilayah termasuk Indonesia.
Shopee sangat aktif mempromosikan layanannya di Indonesia, khususnya
layanan pengiriman gratis yang telah menarik minat banyak konsumen. Selain itu,
Shopee telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jarak dari perusahaan
e-commerce lain yang sudah lama bersaing di Indonesia. Dimulai dengan
kampanye belanja seluler 10.10, perkuat komunitas penjual dan strategi lainnya.
Melalui program, aktivitas dan promosinya, Shopee berhasil merebut 5 besar situs
e-commerce dengan pengunjung terbanyak.
Saat membeli barang, harga menjadi pertimbangan utama konsumen.
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang
dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau
jasa berikut pelayanannya (Tim, 2008; Azizah, 2015). Inilah cara Shopee bersaing
dengan platform lain. Shopee menggunakan kampanye "Jaminan Harga Termurah,
Pengembalian Dana 2x". Jaminan ini mencegah konsumen untuk berpikir
berlebihan saat bertransaksi di sini.
Salah satu wujud perilaku konsumen adalah keinginan atau minat untuk
mendapatkan jasa dan produk. Konsumen yang memiliki minat beli menjadi
konsumen potensial, yakni konsumen yang saat ini belum membeli serta mungkin
akan membeli di kemudian hari, atau bisa disebut sebagai calon pembeli. Minat
beli adalah salah satu komponen perilaku konsumen dalam sikap konsumsi,
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum mengambil keputusan
pembelian (Supriyadi dan Nabilla, 2018). Minat beli merupakan tahap saat
konsumen membuat opsi di antara beberapa merek peralatan, dan akhirnya
membeli dengan alternatif favorit mereka, atau pertimbangan tahapan yang
dialami konsumen dalam melakukan pembelian jasa atau produk berdasarkan
beragam komoditas.
Keputusan pembelian merupakan kegiatan pemecahan masalah yang
dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua
alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat
dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan
keputusan (Firmansyah, 2018; Elvera dan Mico, 2021). Keputusan pembelian
adalah Keputusan pembelian adalah pola pikir dari konsumen dalam melakukan
penilaian akan opsi serta mengambil keputusan akan suatu produk. Pada akhirnya
mengambil keputusan dalam pembelian produk yang telah dipilih.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti
menjalankanstudi yang berjudul “Pengaruh Promosi Online dan Harga terhadap
Minat Beli serta dampaknya pada Keputusan Pembelian Belanja Online di
Shopee”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dibentuk rumusan masalah
berikut :
1) Apakah promosi Online berpengaruh signifikan terhadap minat beli
belanja Online di Shopee?
2) Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli belanja
daring di Shopee?
3) Apakah promosi Online berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian belanja Online di Shopee?
4) Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
belanja online di Shopee?
5) Apakah minat beli berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian belanja online di Shopee?
6) Apakah promosi Online berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian melalui minat beli belanja online di Shopee?
7) Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
melalui minat beli belanja online di Shopee?
2.1.2. Pemasaran
Pemasaran diartikan sebagai aktivitas yang dijalankan oleh suatu lembaga
dalam memasarkan produk serta jasa yang dimilikinya. Pemasaran ini meliputi
periklanan, penjualan produk, serta pengiriman barang kepada pembeli.
Dalam pandangan Kotler & Keller (2016: 27) pemasaran sangat erat
kaitannya akan tahapan mengenal dan penuhi bermacam kebutuhan kelompok.
6
Secara singkat Pemasaran adalah "memenuhi kebutuhan untuk menghasilkan
uang", yang berarti pemasaran Memenuhi permintaan secara menguntungkan.
Kotler dan Keller (2016: 580) Tunjukkan bahwa komunikasi pemasaran adalah
Perusahaan menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen Terkait
dengan produk yang disediakan.
Menurut Dayle dalam Sudaryono (2016:41), pemasaran adalah suatu
proses Manajemen yang berusaha memberikan keuntungan (return) maksimum
kepada pemegangsaham dengan menjalin hubungan dengan pelanggan utama
(valued customers) serta membentuk keunggulan kompetitif.
Berdasarkan beberapa teori tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pemasaran adalah mempromosikan dan menujukkan manfaat serta kelebihan
suatu produk yang dimiliki agar bisa diminati oleh para konsumen sebagai
kebutuhannya, dan berupaya dalam memperoleh keuntungan.
2.1.6. Harga
a) Pengertian Harga
Harga dari produk menjadi acuan transaksi yang dilakukan oleh
konsumen. Harga adalah valuasi yang dinyatakan melalui unit moneter,
sebagai alat tukar untuk komoditas. Kotler dan Amstrong (2009:345)
mendefinisikan harga merupakan jumlah yang dikeluarkan untuk sebuah
barang atau layanan, atau jumlah valuasi sebagai imbalan bagi konsumen
dalam mendapatkan keuntungan darinya dan mempunyai atau memakai
barang atau layanan tersebut. Harga dijadikan ukuran kecocokan manfaat
barang. Harga memiliki sifat subjektif, sebab harga didorong oleh keadaan
lingkungan serta finansial setiap orang yang beragam, sehingga konsumen
tidak terlalu sering bersedia membayar sejumlah besar uang untuk suatu
produk. Hal tersebut disebabkan pembeli percaya bahwa produk tersebut
merupakan produk yang memiliki kualitas tinggi, sehingga dianggap
lumrah jika melakukan pengeluaran yang besar.
Stanton (dalam Siti 2007:3) memiliki pandangan terkait harga
merupakan besaran valuasi yang dibutuhkan dalam mendapatkan suatu
barang serta layanan insidental (beberapa barang dapat ditambahkan).
Dalam pandangan Simamora (dalam Siti 2017:4) Harga merupakan
jumlah valuasi yang ditukar bagi produk tersebut. Oleh karena itu, harga
suatu komoditas merupakan faktor penentu dalam penelitian produk
konsumen. Bagi perusahaan, harga menunjukkan hasil dengan
menghasilkan keuntungan,dilain sisi harga juga dapat diartikan sebagai
jumlah yang dibayar konsumen atas barang atau jasa tersebut. Bagi
perisahaan, harga dapat didefinisikan menjadi evaluasi yang dibutuhkan
oleh pertukaran yang diberikan kepada pembeli.
b) Penetapan Harga
Penjual wajib menentukan harga berdasarkan valuasi uang yang
sesuai, sehingga konsumen mampu memahaminya. Apabila harga lebih
tinggi dari nilai yang diperoleh konsumen maka perusahaan cenderung
memperoleh keuntungan, tetapi jika harga tersebut lebih rendah dari
valuasi yang diperoleh konsumen maka penjual tidak memperoleh laba.
Jika harga yang ditentukan penjual terlalu rendah maka akan gagal. Akan
tetapi, pada akhirnya pembeli yang akan memastikan apakah harga barang
tersebut sudah sesuai.
Tujuan dari penetapan harga berdasarkan Artika dan Sari (2016:4)
terbagi menjadi empat bagian, yakni:
1) Peningkatan penjualan
2) Memperbaiki serta meningkatkan pasar saham
3) Mengkondisikan Invenstasi
4) Memaksimalkan keuntungan
c) Indikator Harga
Indikator Harga berdasarkan Kotler dalam Mahemba, (2019) adalah :
1) Keterjangkauan Harga
Harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangann sesuai dengan
target segmen pasar yang dipilih.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan finansial
yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa
kualitas produk. Harga yang ditawarkan pada konsumen sesuai
dengan kualitas yang ditawarkan.
3) Daya saing harga
Harga yang ditawarkan apakah lebih tinggi atau dibawah rata-rata
dari pada pesaing.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat produksi
Konsumen akan merasa puas ketika mereka mendapatkan manfaat
setelah mengonsumsi apa yang ditawarkan sesuai dengan nilai
yang mereka keluarkan.
5) Harga mempengaruhi daya beli konsumen
Harga yang ditetapkan dan diperkiran akan mempengaruhi daya
beli konsumen.
6) Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan.
Ketika harga tidak sesuai dengan kualitas dan konsumen tidak
mendapatkan manfaat setelah mengonsumsi, konsumen akan
cenderung mengambil keputusan yang negatif yang artinya
konsumen tidak memutuskan untuk melakukan pembelian.
Sebaliknya, jika harga sesuai dengan kualitas, dan konsumen
mendapatkan manfaat seteleh mengonsumsi, konsumen akan
cenderung mengambil keputusan yang positif yaitu melakukan
pembelian.
2.1.7. Minat Beli
a. Pengertian minat beli
Keinginan serta kebutuhan pembeli terhadap jasa serta produk akan
meningkat dari waktu ke waktu serta berdampak pada tingkah laku saat
membeli barang. Minat beli didapatkan saat pembelajaran serta proses
berpikir pembentukan sudut pandang. Minat beli ini melahirkan motivasi
yang tertanam di benaknya dan membuat keinginan yang kuat bahwa saat
pembeli harus mengatasi kebutuhannya, ia akan berusaha mendapatkan.
Dalam pandangan Keller (dalam Ria St all 2017:4), minat konsumen
merupakankecenderunganpembeli melakukan transaksisebuah produk atau
kecenderungan pembeli pindah dari satu branddengan brand lain.
Bagi Morissan (2010:111), keinginan untuk membeli biasanya
berdasarkan aspek berikut: menggabungkan motivasi pembelian dengan
karakteristik merek atau mempertimbangkan desain, yang mencakup segi
psikologis layaknya persepsi, motivasi, sikap serta integritas.
b. Indikator Minat Beli
Ferdian (Putri et all 2016:8) minat beli bisa di identifikasi
menggunakan:
1) Minat transaksional, yakni kecondongan individu dalam membeli
produk.
2) Minat referensial, yakni kecondongan individu dalam
menyarankan produk untuk pihak lain.
3) Minat preferensial, yakni minat yang mendiskripsikan tingkah
laku individu yang memiliki prefensi dalam suatu produk.
Preferensi tersebut hanya bisa digantikan apabila suatu hal terjadi
terhadap produk preferensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini mendiskripsikan tingkah laku
individu yang selalu ingin mendapatkan infomasi terkait barang
yang diinginkan serta mencari informasi pendukung untuk
kelebihan dari barang tersebut.
2.1.8. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Morissan (2010:111) berpendapat terkait keputusan pembelian
merupakan langkahberikut dari keinginan untuk membeli atauniat
membeli. Keputusan pembelian terbentuk setelah kesediaan untuk
membeli telah terkumpul.
Bagi Kotler serta Armstrong (dalam Yoga 2017:4) Keputusan
pembelian merupakan tahapan dalam langkah pengambilan keputusan
dimana pembeli benar-benar membeli barang.
b. Proses Pengambilan Keputusan
Saat melakukan pembelian barang, konsumen tidak memasuki
prosespengambilan keputusan pembelian. Akan tetapi, pembeli melakukan
suatu tahapan untuk mengambil keputusan pembelian.
Rangkaian keputusan pembelian dalam Malau (2017:236) adalah:
1. Membutuhkan pengukuran
Kegiatan trasnsaksi diawali dengan rekognisi kebutuhan
konsumen terkait kebutuhan yang diperlukan.
2. Pencarian Informasi
Pembeli yang telah memiliki ketertarikan kemungkinan tidak
mencari informasi lengkap. Jika permintaan pembeli kuat serta
terdapat produk yang sesuai di dekatnya, pembeli condong dalam
melakukan pembelian, pembeli bisa mencatat permintaan tersebut
atau mencoba mencari informasi terkait dengan permintaan
tersebut.
3. Mengevaluasi Alternatif
Penilaian alternatif merupakan perihal terkait cara pembeli
mengolah informasi dalam membuat pilihan brand.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah aktivitas pembelian brand favorit.
Akan tetapi, mungkin terdapat dua komponen niat membeli serta
keputusan membeli. Komponen pertama ialah perilaku pihak
pemberi serta faktor situasional yang tidak dapat diprediksi.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Keadaan dimana konsumenmenentukan keputusan, pada tahap ini
pembeli menentukan langkah berikutnya berdasarkan tingkat
kepuasan.
c. Dimensi Keputusan Pembelian
Dalam Baru, Swastha dan Irawan (dalam Yoga 2017:4) struktur
Keputusan membeli dikelompokkan ke dalam tujuh elemen pokok, yakni:
25
Teknik pengambilan Sampel menggunakan Purposive Sampling , dimana
memiliki kreteria :
1. Responden merupakan Warga berdomisili di Surabaya
2. Usia diatas 17 Tahun
3. Memilki aplikasi Shopee
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan dalam mengetahui
apakah model regresi menemukan terdapatnya korelasi antara
variabel independen. Model regresi yang baik tidak memiliki
korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas bisa diketahui
melalui besaran tolerancesertavariance inflation factor (VIF).
Ghozali (2013:106) mengatakan juka besaran cut off yang
dipergunakan dalam menentukan terbentuknya adalah:
1) Apabila besaran tolerance < 0,10 serta VIF > 10, maka terjadi
korelasi teramat besar antara salah satu variabel independent akan
variabel independen lain (terjadi multikolinearitas).
2) Apabila besaran tolerance > 0,10 serta VIF < 10, maka terdapat
multikolinearitas.
c. Uji heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas berdasarkan Ghozali (2013: 139)
memiliki tujuan dalam mengetahui ada tidaknya variasi residual dari
satu observasi dengan observasi yang lain dalam model regresi.
Apabila varians dari satu observasi dengan observasi lainnya
konstan, hal tersebut dinamakan homoskedastisitas. Pemodelan
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak adanya
heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini memakai metode
plotting hubungan besaranperkiraan variabel kausal ZPRED
terhadap residual error (SRESID). Dalam pandangan Ghozali (2013:
139), analisis berikut dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
bentuk khusus dalam scatter plot untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas.
Jika terdapat pola khusus, semisal titik berupamotif teratur
khusus (bentuk gelombang, melebar, dilanjutkan merapat), hal
tersebut menandakan terjadinya heteroskedastisitas..
Jika tidak terdapat motif khusus, dan data tersebar pada atas
maupun bawah 0 dalam sumbu Y, tidak ada heteroskedastisitas.
Promosi Online
(X1)
p3
p1
p5
Minat Beli Keputusan
(Z) Pembelian (Y)
p2
p4
Harga (X2)
Gambar 3.2
Path Analisys
T hitung =
Dimana:
𝑏 : Koefisien regresi variabel bebas
𝛿𝑏 : Definisi standar koefisien regresi variabel bebas
6. Uji Sobel
Keterangan:
Artika dan Sari (2016) “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. 5(7).
Boone, Louis E., dan Kurtz, David L., (2005)., Contemporary Marketing, Ohio:
Thomson South Western.
Hasibuan, Malayu S.P, (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Jakarta, PT. Bumi Aksara.
Iwan , Eneng Iviq Hairo, Agus Yulianto ( 2019). “Analisis Kualitas Produk
terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian Produk
Oriflame”. Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis. 3(3):545-550.
38
Jamaludin, A., Arifin, Z., dan Hidayat, K. (2015). “Pengaruh Promosi Online Dan
Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Pelanggan
Aryka Shop di Kota Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 21 (1).
Kleindl, B.A. dan Burrow, J.L. (2005). E-Commerce Marketing. United States of
America: South Western
Kotler, P., dan Amstrong, G. (2014), Principles of Marketin, 12th Edition, Jilid 1
Terjemahan Bob Sabran Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2016). Marketing Managemen, 15th
Edition, Pearson Education,Inc
Merllyn Martina, Arifin Sitio (2018). “The Effect of the Quality of Service,
Products & Promotions on the Purchase Decisions of Simpati Card & It’s
Impact on the Satisfaction of Telkomsel Customers in Kupang City”.
International Journal of Science and Research (IJSR). 8(7):477-485.
Putri., Narda, N dan H., Andi, T. (2016). “Efektifitas Atmospher dan Event
Marketing Terhadap Keputusan Pembelian yang Dimediasi Oleh Minat
Beli”. Journal Of Management. 2(2).
Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta : PT. GramediaPustakaUtama
Siti, N.(2017). “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Handphone Samsung Di Yogyakarta”. JMBA. 4(2).
Strauss, J., Frost, R., dan Strauss, J. (2001). E-marketing. Upper Saddle River,
NJ: Prentice Hall.
Yoga, B.(2017). “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Mobil Volkswagen Golf”. e-Proceeding of Management. 4(2).