Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kemajuan bisnis dewasa ini sedang pesat, bahkan menjangkau media
daring (Online). Sistematis bisnis seperti ini telah diimplementasikan oleh
perusahaan multi-nasional hingga pebisnis mikro. Dimana pada saat ini sistem jual
beli bisa dilakukan dengan cara Online. Promosi online adalah proses kegiatan
yang dilakukan oleh pihak (perusahaan) dalam menawarkan produk barang atau
jasa yang dikenalkan atau di iklankan melalui media online,sehingga tidak terjadi
tatap muka langsung antara pembeli dan penjual (Acmad Jamaludi, et. al, 2015;
Elvera dan Mico, 2021). Dalam hal ini bisa memudahkan pembeli dan penjual
tanpa harus bertemu langsung dan bisa menghemat waktu.
Dalam riset yang dijalankan Wearesocial Hootsuite pada Januari 2019,
pemakai media daring di Indonesia menjangkau 150 juta atau mencapai 56% dari
jumlah penduduk Indonesia. Angka ini meningkat 20% dibandingkan penelitian
sebelum. Banyaknya pemakai internet di Indonesia menjadi potensi ekonomi
digital negara, yang menjadikantoko daring, e-commerce, serta perusahaan
teknologi komunikasi / berbasis internet lainnya bermunculan. Hal tersebut dapat
menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara. Terlebih, e-commerce telah
menciptakan aplikasi belanja secara daring khusus yang bisa diunduh serta
dipergunakan menggunakan gawai pintar. Aplikasi tersebut semakin memudahkan
aktivitas belanja Online bagi setiap individu terlepas dari lokasi yang diharapkan
mampu mengembangkan laba yang didapat.
Perubahan trend pembelian masyarakat di Indonesia menjadi hal yang
menarik untuk diteliti terutama mengenai keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian secara online. Bisnis online yang semakin menjamur dengan berbagai
konsep yang diterapkan, ada yang berkonsep iklan baris seperti kaskus.co.id dan
olx.co.id, situs ini menawarkan iklan jual beli barang secara online. Situs online
yang menerapkan konsep B2C (Business to Consumer) seperti lazada.co.id,
bhinneka.com, zalora.co.id. blibli.com, elevenia.co.id, tokopedia.com,
bukalapak.com, dan Shopee. Selain pemain besar tersebut banyak toko online

1
dalam skala UKM (Usaha Kecil Menengah) yang menjual produknya melalui
media facebook, twitter, instagram, BBM, Whatsapp Mesangger dan media sosial
lainnya.
Dibandingkan dengan situs belanja Online lainnya, Shopee merupakan
salah satu situs belanja Online baru. Mulai Desember 2015, bisnis Shopee di
Indonesia dimulai. Pencapaian Shopee melalui pasarnya adalah melalui promosi,
dalam waktu yang singkat pengguna tokonya tidak kalah dengan kompetitor toko
Online lainnya. Chris Feng adalah tokoh penting dalam sejarah pendirian Shopee
dan CEO dan merupakan alumni dari Universitas Singapura.
Shopee hadir dengan perangkat yang telahtersinergi dengan dukungan
logistik, yang mempunyai variasi cara pembayaran yang nyaman serta aman. Hal
ini memudahkan pembeli dan penjual untuk berbelanja secara Online. Konter
tersebut berhasil di Singapura, kemudian konter tersebut diperluas ke negara di
Kawasan Asia Tenggara lain, seperti Indonesia, Taiwan, Vietnam, Malaysia,
Filipina, serta Thailand. Shopee awalnya diluncurkan menjadi pasar "Customer to
Customer (C2C)", tetapi berkembang ke model hibrida. Shopee sekarang
digunakan sebagai "Business to Customer (B2C)".
Dari awal berdiri, Shopee Mall telah menjadi tempat marketplace dengan
beragam merek terkenal, kini Shopee mempunyai mitra bisnis dengan jumlah
lebih dari 70 penyedia layanan ekspres di dunia dan memberikan segala macam
dukungan logistik kepada seluruh penggunanya. Konter tersebut juga memperkuat
kerja sama dengan berbagai layanan logistik lokal dan penyedia layanan
transportasi Online ternama dari berbagai negara. Ini adalah bentuk peningkatan
berkelanjutan dari Shopee, selalu berupaya memberikan kesan terbaik kepada
seluruh pengguna di berbagai negara / wilayah termasuk Indonesia.
Shopee sangat aktif mempromosikan layanannya di Indonesia, khususnya
layanan pengiriman gratis yang telah menarik minat banyak konsumen. Selain itu,
Shopee telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jarak dari perusahaan
e-commerce lain yang sudah lama bersaing di Indonesia. Dimulai dengan
kampanye belanja seluler 10.10, perkuat komunitas penjual dan strategi lainnya.
Melalui program, aktivitas dan promosinya, Shopee berhasil merebut 5 besar situs
e-commerce dengan pengunjung terbanyak.
Saat membeli barang, harga menjadi pertimbangan utama konsumen.
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang
dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau
jasa berikut pelayanannya (Tim, 2008; Azizah, 2015). Inilah cara Shopee bersaing
dengan platform lain. Shopee menggunakan kampanye "Jaminan Harga Termurah,
Pengembalian Dana 2x". Jaminan ini mencegah konsumen untuk berpikir
berlebihan saat bertransaksi di sini.
Salah satu wujud perilaku konsumen adalah keinginan atau minat untuk
mendapatkan jasa dan produk. Konsumen yang memiliki minat beli menjadi
konsumen potensial, yakni konsumen yang saat ini belum membeli serta mungkin
akan membeli di kemudian hari, atau bisa disebut sebagai calon pembeli. Minat
beli adalah salah satu komponen perilaku konsumen dalam sikap konsumsi,
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum mengambil keputusan
pembelian (Supriyadi dan Nabilla, 2018). Minat beli merupakan tahap saat
konsumen membuat opsi di antara beberapa merek peralatan, dan akhirnya
membeli dengan alternatif favorit mereka, atau pertimbangan tahapan yang
dialami konsumen dalam melakukan pembelian jasa atau produk berdasarkan
beragam komoditas.
Keputusan pembelian merupakan kegiatan pemecahan masalah yang
dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua
alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat
dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan
keputusan (Firmansyah, 2018; Elvera dan Mico, 2021). Keputusan pembelian
adalah Keputusan pembelian adalah pola pikir dari konsumen dalam melakukan
penilaian akan opsi serta mengambil keputusan akan suatu produk. Pada akhirnya
mengambil keputusan dalam pembelian produk yang telah dipilih.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti
menjalankanstudi yang berjudul “Pengaruh Promosi Online dan Harga terhadap
Minat Beli serta dampaknya pada Keputusan Pembelian Belanja Online di
Shopee”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dibentuk rumusan masalah
berikut :
1) Apakah promosi Online berpengaruh signifikan terhadap minat beli
belanja Online di Shopee?
2) Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli belanja
daring di Shopee?
3) Apakah promosi Online berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian belanja Online di Shopee?
4) Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
belanja online di Shopee?
5) Apakah minat beli berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian belanja online di Shopee?
6) Apakah promosi Online berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian melalui minat beli belanja online di Shopee?
7) Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
melalui minat beli belanja online di Shopee?

1.3. Tujuan Penelitian


Dari urian latar belakang permasalahan diatas, terbentuk tujuan penelitian
ini:
1) Untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh signifikan promosi
Online terhadap minat beli belanja Online di Shopee.
2) Untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh signifikan harga
terhadap minat beli belanja Online di Shopee.
3) Untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh langsung promosi
Online terhadap keputusan pembelian belanja Online di Shopee.
4) Untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh langsung harga
terhadap keputusan pembelian belanja Online di Shopee.
5) Untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh signifikan minat beli
terhadap keputusan pembelian belanja Online di Shopee.
6) Untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh signifikan promosi
Online terhadap keputusan pembelian melalui minat beli belanja
Online di Shopee.
7) Untuk mengetahui pengaruh signifikan harga terhadap keputusan
pembelian melalui minat beli belanja Online di Shopee.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah pengetahuan dan referensi pada peniliti dan
dapat mengimplementesi konsep yang didapatkan selama
perkuliahan yang akan dibandingkan dengan situasi saat ini.
b. Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi ilmu
pengetahuan dan meningkatkan wawasan terkhusus dalam analisa
pengaruh promosi Online dan harga akan minat beli serta
pengaruh pada keputusan pembelian .
c. Untuk menambah pengetahuan yang sejalan dengan pemasaran
terkhususnya terkait dengan promosi Online, harga, minat beli
serta keputusan pembelian sebagai bahan referensi mengkaji
dibidang yang sama baik untuk mahasiswa maupun bagi umum
yang membutuhkan sebagai bahan acuan dimasa yang mendatang.
2) Manfaat Praktisi
Hasil penelitian diharapkan mampu memberi manfaat serta menjadi
referensi dalam penilaian kinerja pada pengguna Shopee terkait faktor
Promosi Online dan harga yang telah dilakukan terhadap
pembentukan minat beli dan keputusan pembelian serta pembentukan
calon konsumen dalam belanja Online di Shopee. Selain itu,
diharapkan bisa dijadikan bahan acuan saat mengambil keputusan
dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Manajemen
Manajemen merupakan ilmu serta teknologi perencanaan, pengaturan,
pembinaan serta pengendalian beban kerja karyawan lembaga dan memanfaatkan
sumber daya organisasi dalammenggapai tujuan yang ditentukan. Manajemen
memiliki aktivitas kepemimpinan, organisasi, manajemen, pengendalian dan
pengembangan.
Menurut Afandi (2018: 1), manajemen adalah bekerja sama dengan
karyawan lain dalam memenuhi tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), serta
pengawasan (controlling).Manajemen merupakan sebuah tahap tipikal yang
dilakukan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lain
untuk menentukan sertamenggapai tujuan yang ditentukan.
Hasibuan (2014) mendefinisikan sebagai ilmu dan seni, manajemen dapat
secara efektif mengatur proses penggunaan sumber daya manusia dan sumber
daya lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Oleh karena itu, berdasarkan kedua definisi diatas bisa diambil kesimpulan
bahwa manajemen merupakan tahapan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan serta pengawasan kegiatan dalam perusahaan dalam menggapai
tujuan yang telah ditentukan perusahaan.

2.1.2. Pemasaran
Pemasaran diartikan sebagai aktivitas yang dijalankan oleh suatu lembaga
dalam memasarkan produk serta jasa yang dimilikinya. Pemasaran ini meliputi
periklanan, penjualan produk, serta pengiriman barang kepada pembeli.
Dalam pandangan Kotler & Keller (2016: 27) pemasaran sangat erat
kaitannya akan tahapan mengenal dan penuhi bermacam kebutuhan kelompok.

6
Secara singkat Pemasaran adalah "memenuhi kebutuhan untuk menghasilkan
uang", yang berarti pemasaran Memenuhi permintaan secara menguntungkan.
Kotler dan Keller (2016: 580) Tunjukkan bahwa komunikasi pemasaran adalah
Perusahaan menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen Terkait
dengan produk yang disediakan.
Menurut Dayle dalam Sudaryono (2016:41), pemasaran adalah suatu
proses Manajemen yang berusaha memberikan keuntungan (return) maksimum
kepada pemegangsaham dengan menjalin hubungan dengan pelanggan utama
(valued customers) serta membentuk keunggulan kompetitif.
Berdasarkan beberapa teori tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pemasaran adalah mempromosikan dan menujukkan manfaat serta kelebihan
suatu produk yang dimiliki agar bisa diminati oleh para konsumen sebagai
kebutuhannya, dan berupaya dalam memperoleh keuntungan.

2.1.3. Manajemen Pemasaran


Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, bisnis dan masyarakat, manajer
pemasaran harus mengimplementasikan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
rencana untuk riset pemasaran, perencanaan dan pengembangan produk,
penetapan harga, periklanan, penjualan dan distribusi. Menurut Supriyanto &
Rosed (2015) Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,
mengatur, dan mengelola prosedur termasuk konseptualisasi, penetapan harga,
promosi dan distribusi produk jasa, dan gagasan untuk menciptakan dan
memelihara komunikasi yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Menurut definisi Kotler dan Armstrong (2014: 30), manajemen pemasaran,
yaitu manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran
dan menjalin hubungan yang menguntungkan dengan mereka.Ini berarti bahwa
manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu pemilihan. target pasar dan
membangun hubungan yang menguntungkan. Hubungan dengan mereka.
Dilengkapi oleh ungkapan Kotler dan Keller (2016:27) yang mengatakan bahwa
manajemen pemasaran adalah,“The art and science of choosing target markets
and getting, keeping, and growing customers through creating, delivering, and
communicating superior customer value.” Definisi ini berarti bahwa manajemen
pemasaran adalah seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran dan memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan dengan memilih,
menciptakan, menyampaikan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang luar
biasa.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar,
peneliti menyimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu ilmu yang
dapat diterapkan pada organisasi, perusahaan atau individu melalui pertukaran
yang menguntungkan dengan proses perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan
pengendalian untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi.

2.1.4. Bauran Pemasaran


Bauran pemasaran (marketing mix) memegang peran yang krusial dalam
memberi pengaruh pada konsumen untuk melakukan pembelian akan produk atau
jasa yang tersedia di pasar, oleh sebab itu bauran pemasaran dianggap menjadi
alat yang dapat merepresentasikan keberhasilan pemasaran.
Menurut Kotler dan Armstrong (2016: 47) Bauran pemasaran (marketing
mix) mencakup empat (4) hal pokok dan dapat dikontrol oleh perusahaan yang
meliputi produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).
Pada saat yang sama, seperangkat alat pemasaran ini dibagi menjadi empat (4)
kelompok besar yang disebut pemasaran 4P. Dalam pemasaran jasa, ia memiliki
beberapa alat pemasaran lain, seperti personel, bukti fisik, dan proses, sehingga
dikenal luassehingga dikenal 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa
yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, process.
Adapun ketujuh unsur marketing mix tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Produk
Produk (product), adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi
barang atau jasa yang nantinya bisa diperjualbelikan di pasar atau
ditawarkan pada konsumen.
2. Harga
Harga (price), adalah nilai suatu barang atau jasa yang dapat diukur
dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk
mendapatkan produk barang atau jasa yang diinginkannya.
3. Tempat (Place)
Konsep ini menitikberatkan pada lokasi atau lokasi perusahaan.
Dimana semakin banyak strategi situs bisnisnya maka semakin besar
pula keuntungan yang didapat perusahaan. Melalui lokasi yang
strategis, konsumen atau calon konsumen dapat lebih mudah mencari
dan menghubungi perusahaan, sehingga memudahkan transaksi
penjualan.
4. Promosi
Promosi (promotion) adalah elemen yang digunakan untuk
menginformasikan dan membujuk pasar tentang produk atau layanan
baru perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi, atau
publikasi..
5. Sarana Fisik
Sarana fisik (Physical Evidence), merupakan hal nyata yang
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan
menggunakan produk atau jasa yang disediakan. Unsur-unsur yang
termasuk dalam fasilitas fisik antara lain lingkungan atau fisik
bangunan, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang lain yang
berwujud yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli
dan menggunakan produk atau jasa yang disediakan. Unsur-unsur
yang termasuk dalam fasilitas fisik terutama mencakup lingkungan
atau bangunan fisik, peralatan, peralatan, logo, warna, dan barang
lainnya.
6. Orang
Orang (person) merupakan partisipan yang berperan penting dalam
memberikan layanan sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Unsur manusia adalah karyawan perusahaan, konsumen dan
konsumen lainnya. Sikap dan perilaku seluruh karyawan, cara
berpakaian dan penampilan karyawan akan berdampak pada
keberhasilan pemberian layanan.
7. Proses
Proses (process) adalah semua prosedur, mekanisme, dan aliran
aktivitas aktual yang digunakan untuk memberikan layanan. Elemen
proses ini berarti sesuatu yang dapat memberikan layanan. Proses
dalam layanan merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran
layanan, karena pelanggan layanan akan dengan senang hati
merasakan sistem pengiriman layanan sebagai bagian dari layanan itu
sendiri.

2.1.5. Promosi Online


Salah satu bagian dari pemasaran atau e-marketing,yang menjadi
bagian dari marketing mix, yaitu promosi (Kotler dan Armstrong,
2012:12). Menurut Kotler dan Armstrong (2012:51), promosi adalah usaha
dalam mengkomunikasikan manfaat dari suatu produk dan mengajak
pelanggan untuk membelinya. Kotler dan Armstrong (2012:408)
menyebutkan bahwa ada lima bentuk promosi yang sering digunakan
diantaranya advertising, sales promotion, personal selling, public
relations, dan direct marketing.
a. Advertising atau Iklan adalah suatu bentuk pernyataan, bukan dibuat
oleh orang, tetapi bentuk promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor
yang ditunjuk. Misalnya iklan lewat radio, iklan cetak, iklan di
internet dan iklan luar ruang.
b. Sales promotion atau promosi adalah insentif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan produk danatau layanan.
Misalnya, potongan harga, kupon hadiah dan hadiah langsung.
c. Personal selling atau penjualan pribadi adalah pengiriman pribadi
yang dilakukan oleh staf penjualan perusahaan untuk tujuan menjual
produk dan menjalin hubungan dengan konsumen. Seperti presentasi,
pameran dagang, dan program insentif.
d. Public relations atau hubungan masyarakat merupakan upaya
menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan perusahaan.
Komunitas mempromosikan citra perusahaan yang baik dan
menangani atau menyelesaikan rumor, cerita, atau insiden yang tidak
menyenangkan melalui publikasi yang menyenangkan. Misalnya
siaran pers, sponsorship, dan acara khusus.
e. Direct marketing atau pemasaran langsung adalah hubungan langsung
dengan konsumen secara pribadi untuk memperoleh tanggapan
langsung dan menjaga atau mempererat hubungan dengan konsumen.
Misalnya katalog, telemarketing, internet dan mobile marketing.
Menurut Kotler dan Keller (2012:478) terdapat delapan model
utama dari bauran promosi, yaitu:
a. Advertising diartikan sebagai presentasi dan ide promosi non personal
sponsor untuk pendanaan produk dan / atau jasa berupa media cetak,
media penyiaran, media Online, media elektronik, dan media
pameran.
b. Sales promotiondidefinisikan sebagai insentif jangka pendek bagi
konsumen untuk mencoba atau memutuskan untuk membeli produk
dan / atau jasa, misalnya, promosi konsumen, promosi perdagangan,
dan promosi bisnis dan penjualan..
c. Events and experiencesdiartikan sebagai sponsor perusahaan dalam
suatu acara atau rencana, seperti sponsor dalam kegiatan olahraga,
seni dan hiburan, sehingga merek produk dapat diterima oleh
konsumen..
d. Public relations and publicityini didefinisikan sebagai bentuk lain dari
komunikasi langsung dengan konsumen, perusahaan lain atau internal
dan eksternal pemerintah, dan tujuannya adalah untuk berfungsi
sebagai media promosi dan menjaga citra perusahaan.
e. Direct marketing, penjualan langsung melalui penggunaan surat,
telepon, faks, email atau internet untuk berkomunikasi langsung
dengan konsumen untuk tanggapan atau dialog.
f. Interactive marketing, aktivitas serta program daring yang dirancang
untuk secara langsung atau tidak langsung mengundang konsumen
untuk meningkatkan visibilitas, citra, atau volume penjualan produk
dan / atau layanan.
g. Word-of-mouth marketing, komunikasi lisan, tertulis atau elektronik
antara satu orang dan orang lain untuk mengusulkan atau berbagi
pengalaman membeli atau menggunakan produk dan / atau layanan.
h. Personal selling, berinteraksi langsung dengan satu atau lebih calon
pelanggan dengan memberikan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
menyediakan produk dan / atau layanan.
Tujuan promosi itu sendiri (Rangkuti, 2009:155) dapat berupa:
a. Brandawareness, yakni mengenalkan merek serta memberi penjelasan
akan produknya kepada target market.
b. Category need, yakni menciptakan sudut pandang bagi konsumen
akan sebuah kebutuhan.
c. Brand purchase intention, yakni memberi dorongan bagi pembeli
untuk memilih sebuah barang.
d. Purchase facilitation, yakni usaha dalam memberikan fasilitas bagi
pembeli untuk menyelesaikan pembelian.
Terkait dengan e-marketing Amstrong dan Kotler (2004:74)
mendefinisikan promosi Online adalah sisi pemasaran dari e-commerce,
yang terdiri dari kerja dari suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan
sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa dari internet.
Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh
Kleindl dan Burrow (2005:43) adalah penggunaan internet dan fasilitas
yang ada di dalam internet untuk melakukan aktivitas pemasaran.
Menurut Boone dan Kurtz (2005: 87), e-marketing merupakan
salah satu komponen dari e-commerce yang mempunyai kepentingan
khusus dari para pemasar, yaitu proses pembuatan, pendistribusian,
promosi dan penetapan harga barang dan jasa pada pasar internet serta
media lain.
Sementara itu, menurut Strauss dan Frost (2001: 50), pemasaran
elektronik adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk
merencanakan serta mengimplementasikan konsep, penerbitan, promosi,
dan penetapan harga untuk menciptakan transaksi yang memenuhi tujuan
pribadi dan organisasi.
Pribadi (2010:3) mengartikan promosi daring sebagai kegiatan
promosi dengan menggunakan media internet. Menurut Jamaludin dkk.
(2015: 4, 6) Promosi Online juga dapat diartikan sebagai promosi yang
menggunakan internet dan media sosial (Twitter, Instagram, Blackberry
Messenger, Facebook).
Pribadi (2010:9), menyebutkan bahwa promosi Online terdiri dari
beberapa aspek, diantaranya:
a. Menarik perhatian. Salah satu taktik agar masyarakatminat dengan
promosi yang ditawarkan oleh pemasar Online adalah dengan
membuat judul atau subpos yang menarik. Hal ini dikarenakan title
atau subtitle adalah untuk membuka pintu peluang penjualan yang
ditawarkan oleh produk tersebut.
b. Menarik minat. Langkah selanjutnya dalam promosi Online adalah
menarik minat pribadi. Salah satu cara untuk menarik perhatian orang
adalah dengan memberi tahu mereka bahwa produk yang dijual adalah
solusi yang tepat untuk masalah yang dihadapi oleh individu yang
bersangkutan. Selain itu dapat juga mencantumkan surat rekomendasi
dari konsumen yang telah membeli produk untuk dijual.
c. Menarik hasrat. Langkah selanjutnya adalah membuat minat menjadi
keinginan untuk membeli dengan menjelaskan secara rinci
karakteristik, keunggulan, keunggulan, dan keunggulan produk yang
dijual.
d. Menarik tindakan. Setelah individu tersebut bersemangat, langkah
selanjutnya adalah membuat langkah-langkah pemesanan produk
sesederhana mungkin.
e. Memberikan penutup yang baik. Terakhir, perlu diberikan jaminan,
garansi atau bonus untuk produk yang akan dijual, atau bisa juga
mencantumkan informasi kontak yang bisa dihubungi oleh calon
pembeli.
Menurut Cindy, (2012) dan Kuspriyono dalam Alvera & Mico,
(2021), hal yang menjadi indikator dalam promosi Online diantaranya:
1. Periklanan : Kemampuan pesan dalam iklan dalam memberikan
informasi,membujuk dan mengingatkan
2. Kehumasan : kemampuan perusahaan menciptakan hubungan baik
dengan publik, agar masyarakat memiliki image yang baik terhadap
perusahaan
3. Promosi penjualan : mengacu kepada kegiatan-kegiatan promosi
(sampel, diskon, bonus, hadiah) yang dapat mempengaruhi konsumen
4. Media Promosi Adalah media yang digunakan oleh perusahaan dalam
melaksanakan promosi.
5. Message atau pesan sangat penting dalam pembuatan sebuah iklan
internet. Bahkan beberapa market berusaha sebaik mungkin untuk bisa
membuat iklan internet yang bernilai entertainment agar dapat
menarik perhatian konsumen..
Peneliti menyimpulkan bahwa promosi Online adalah
mempromosikan atau menawarkan suatu produk yang dimiliki melalui
internet (media Online) via WA, IG, FB dll. Atau menawarkan suatu
barang atau jasa secara tidak langsung.

2.1.6. Harga
a) Pengertian Harga
Harga dari produk menjadi acuan transaksi yang dilakukan oleh
konsumen. Harga adalah valuasi yang dinyatakan melalui unit moneter,
sebagai alat tukar untuk komoditas. Kotler dan Amstrong (2009:345)
mendefinisikan harga merupakan jumlah yang dikeluarkan untuk sebuah
barang atau layanan, atau jumlah valuasi sebagai imbalan bagi konsumen
dalam mendapatkan keuntungan darinya dan mempunyai atau memakai
barang atau layanan tersebut. Harga dijadikan ukuran kecocokan manfaat
barang. Harga memiliki sifat subjektif, sebab harga didorong oleh keadaan
lingkungan serta finansial setiap orang yang beragam, sehingga konsumen
tidak terlalu sering bersedia membayar sejumlah besar uang untuk suatu
produk. Hal tersebut disebabkan pembeli percaya bahwa produk tersebut
merupakan produk yang memiliki kualitas tinggi, sehingga dianggap
lumrah jika melakukan pengeluaran yang besar.
Stanton (dalam Siti 2007:3) memiliki pandangan terkait harga
merupakan besaran valuasi yang dibutuhkan dalam mendapatkan suatu
barang serta layanan insidental (beberapa barang dapat ditambahkan).
Dalam pandangan Simamora (dalam Siti 2017:4) Harga merupakan
jumlah valuasi yang ditukar bagi produk tersebut. Oleh karena itu, harga
suatu komoditas merupakan faktor penentu dalam penelitian produk
konsumen. Bagi perusahaan, harga menunjukkan hasil dengan
menghasilkan keuntungan,dilain sisi harga juga dapat diartikan sebagai
jumlah yang dibayar konsumen atas barang atau jasa tersebut. Bagi
perisahaan, harga dapat didefinisikan menjadi evaluasi yang dibutuhkan
oleh pertukaran yang diberikan kepada pembeli.
b) Penetapan Harga
Penjual wajib menentukan harga berdasarkan valuasi uang yang
sesuai, sehingga konsumen mampu memahaminya. Apabila harga lebih
tinggi dari nilai yang diperoleh konsumen maka perusahaan cenderung
memperoleh keuntungan, tetapi jika harga tersebut lebih rendah dari
valuasi yang diperoleh konsumen maka penjual tidak memperoleh laba.
Jika harga yang ditentukan penjual terlalu rendah maka akan gagal. Akan
tetapi, pada akhirnya pembeli yang akan memastikan apakah harga barang
tersebut sudah sesuai.
Tujuan dari penetapan harga berdasarkan Artika dan Sari (2016:4)
terbagi menjadi empat bagian, yakni:
1) Peningkatan penjualan
2) Memperbaiki serta meningkatkan pasar saham
3) Mengkondisikan Invenstasi
4) Memaksimalkan keuntungan
c) Indikator Harga
Indikator Harga berdasarkan Kotler dalam Mahemba, (2019) adalah :
1) Keterjangkauan Harga
Harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangann sesuai dengan
target segmen pasar yang dipilih.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan finansial
yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa
kualitas produk. Harga yang ditawarkan pada konsumen sesuai
dengan kualitas yang ditawarkan.
3) Daya saing harga
Harga yang ditawarkan apakah lebih tinggi atau dibawah rata-rata
dari pada pesaing.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat produksi
Konsumen akan merasa puas ketika mereka mendapatkan manfaat
setelah mengonsumsi apa yang ditawarkan sesuai dengan nilai
yang mereka keluarkan.
5) Harga mempengaruhi daya beli konsumen
Harga yang ditetapkan dan diperkiran akan mempengaruhi daya
beli konsumen.
6) Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan.
Ketika harga tidak sesuai dengan kualitas dan konsumen tidak
mendapatkan manfaat setelah mengonsumsi, konsumen akan
cenderung mengambil keputusan yang negatif yang artinya
konsumen tidak memutuskan untuk melakukan pembelian.
Sebaliknya, jika harga sesuai dengan kualitas, dan konsumen
mendapatkan manfaat seteleh mengonsumsi, konsumen akan
cenderung mengambil keputusan yang positif yaitu melakukan
pembelian.
2.1.7. Minat Beli
a. Pengertian minat beli
Keinginan serta kebutuhan pembeli terhadap jasa serta produk akan
meningkat dari waktu ke waktu serta berdampak pada tingkah laku saat
membeli barang. Minat beli didapatkan saat pembelajaran serta proses
berpikir pembentukan sudut pandang. Minat beli ini melahirkan motivasi
yang tertanam di benaknya dan membuat keinginan yang kuat bahwa saat
pembeli harus mengatasi kebutuhannya, ia akan berusaha mendapatkan.
Dalam pandangan Keller (dalam Ria St all 2017:4), minat konsumen
merupakankecenderunganpembeli melakukan transaksisebuah produk atau
kecenderungan pembeli pindah dari satu branddengan brand lain.
Bagi Morissan (2010:111), keinginan untuk membeli biasanya
berdasarkan aspek berikut: menggabungkan motivasi pembelian dengan
karakteristik merek atau mempertimbangkan desain, yang mencakup segi
psikologis layaknya persepsi, motivasi, sikap serta integritas.
b. Indikator Minat Beli
Ferdian (Putri et all 2016:8) minat beli bisa di identifikasi
menggunakan:
1) Minat transaksional, yakni kecondongan individu dalam membeli
produk.
2) Minat referensial, yakni kecondongan individu dalam
menyarankan produk untuk pihak lain.
3) Minat preferensial, yakni minat yang mendiskripsikan tingkah
laku individu yang memiliki prefensi dalam suatu produk.
Preferensi tersebut hanya bisa digantikan apabila suatu hal terjadi
terhadap produk preferensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini mendiskripsikan tingkah laku
individu yang selalu ingin mendapatkan infomasi terkait barang
yang diinginkan serta mencari informasi pendukung untuk
kelebihan dari barang tersebut.
2.1.8. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Morissan (2010:111) berpendapat terkait keputusan pembelian
merupakan langkahberikut dari keinginan untuk membeli atauniat
membeli. Keputusan pembelian terbentuk setelah kesediaan untuk
membeli telah terkumpul.
Bagi Kotler serta Armstrong (dalam Yoga 2017:4) Keputusan
pembelian merupakan tahapan dalam langkah pengambilan keputusan
dimana pembeli benar-benar membeli barang.
b. Proses Pengambilan Keputusan
Saat melakukan pembelian barang, konsumen tidak memasuki
prosespengambilan keputusan pembelian. Akan tetapi, pembeli melakukan
suatu tahapan untuk mengambil keputusan pembelian.
Rangkaian keputusan pembelian dalam Malau (2017:236) adalah:

1. Membutuhkan pengukuran
Kegiatan trasnsaksi diawali dengan rekognisi kebutuhan
konsumen terkait kebutuhan yang diperlukan.
2. Pencarian Informasi
Pembeli yang telah memiliki ketertarikan kemungkinan tidak
mencari informasi lengkap. Jika permintaan pembeli kuat serta
terdapat produk yang sesuai di dekatnya, pembeli condong dalam
melakukan pembelian, pembeli bisa mencatat permintaan tersebut
atau mencoba mencari informasi terkait dengan permintaan
tersebut.
3. Mengevaluasi Alternatif
Penilaian alternatif merupakan perihal terkait cara pembeli
mengolah informasi dalam membuat pilihan brand.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah aktivitas pembelian brand favorit.
Akan tetapi, mungkin terdapat dua komponen niat membeli serta
keputusan membeli. Komponen pertama ialah perilaku pihak
pemberi serta faktor situasional yang tidak dapat diprediksi.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Keadaan dimana konsumenmenentukan keputusan, pada tahap ini
pembeli menentukan langkah berikutnya berdasarkan tingkat
kepuasan.
c. Dimensi Keputusan Pembelian
Dalam Baru, Swastha dan Irawan (dalam Yoga 2017:4) struktur
Keputusan membeli dikelompokkan ke dalam tujuh elemen pokok, yakni:

1) Keputusan Tentang Jenis Produk


Pembeli bisa memutuskan dalam pembelian barang atau memakai
dana demi kebutuhan yang lain. Dalam segi ini, penjual patut fokus
pada individu yang memiliki minat dalam suatu kebutuhan beserta
opsi lain yang dipertimbangkan.
2) Keputusan Tentang Bentuk Produk
Pembeli bisa memutuskan pilihan dalampemilihan wujud dari barang.
Pemilihan ini melibatkan bentuk, kualitas, gaya, dll. Setiap konsumen
dapat mempertimbangkannya. Dari segi ini, penjual wajib
melaksanakan studi pasardalam menentukan preferensi
pembeliterhadap produk sehingga mampu mengambil keputusan
pembelian yang terbaik.
3) Keputusan Tentang Merek
Pembeli patut memutuskan merek (brand) yang hendak dipilih. Tiap
merek mempunyai perbedaannya masing-masing. Dari segi ini,
penjual wajib tahu cara pembeli dalam memilih brand.
4) Keputusan Tentang Penjualnya
Pembeli patut memutuskan tempat membeli barang. Dari segi
tersebut, produsen, grosir serta pengecer patut mengetahui cara
pembeli menentukan tempat ia akan membeli.
5) Keputusan Tentang Jumlah Produk
Pembeli dapat menentukan jumlah barang yang hendak dibeli saat itu.
Dalam segi tersebut, penjual patut harus menyiapkan kuantitas barang
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
6) Keputusan Tentang Waktu Pembelian
Konsumen dapat memutuskan kapan akan membeli. Pertanyaan ini
akan melibatkan dana yang tersedia untuk pembelian barang tersebut.
Oleh sebab itu, penjual patut memahami elemen yang memberi
pengaruh akan pengambilan keputusan pembeli saat menentukan
waktu transaksi.
7) Keputusan Tentang Cara Pembayaran
Cara pembayaran pembelian barang harus ditentukan oleh konsumen,
baik tunai maupun cicilan. Perihal tersebut, lembaga patut memahami
permintaan konsumen akan metode pembayaran.

Menurut Kotler (2012) dan Mirantika (2020) Indikator dari


Keputusan Pembelian, yaitu :
(1) Kemantapan pada sebuah produk
Pada saat melakukan pembalian, konsumen memilih salah satu dari
beberapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas
dan factor lain yang memberikan kemantapan bagi konsumen untuk
membeli produk yang dibutuhkan. Kualitas produk yang baik akan
membangun semangat konsumen sehingga menjadi penunjang
kepuasan konsumen.
(2) Kebiasaan dalam membeli produk
Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam
melakukan pembelian produk yang sama. Ketika konsumen telah
melakukan keputusan pembelian dan mereka merasa produk sudah
melekat dibenaknya bahkan manfaat produk sudah dirasakan.
Konsumen akan merasa tidak nyaman jika membeli produk lain.
(3) Kecepatan dalam membeli sebuah produk
Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan
aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah sebuah
proses proses yang dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah
keputusan secara cepat, menggunakan sebuah pedoman umum dalam
sebagian informasi saja.
(4) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan pondasi dari suatu bisnis dimana seorang
pembeli bertumpu kepada penjualdengan harapan uang yang
telahdikirimnya tidak hilang begitu sajatetapi mendapatkan balasan
produkyang diinginkan sesuai dengan apa yangdipesan serta yang
ditampilkan pada website yang dituju.
(5) Kemudahan
Hal yang menjadi pertimbangan selanjutnya bagi keputusan pembeli
Online adalah kemudahan penggunaan. Kemudahan adalah suatu
kondisi dimana konsumenmeyakini bahwa penggunaan teknologi
merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari
pemakaiannya.

2.2. Penelitian Terdahulu


Beberapa riset sebelumnya yang berkaitan akanpenelitian yang
dilakukan terdapat pada bagian berikut:
1) A. Jamaludin, Z. Arifin serta K. Hidayat (2015) pada Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) melakukan studi yang berjudul, “Pengaruh
Promosi Online dan Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian
(survei pada pelanggan Aryka shop di kota Malang)”. Sampel studi
adalah 91 orang yang merupakan pelanggan Aryka Shop. Teknis
analisa data yang dipergunakan ialah Analisa regresi linear berganda
serta statistik deskriptif. Hasil studi memperlihatkan bahwa variabel
independen persepsi harga serta promosi Online secara drastis
berdampak pada variabel dependen yakni keputusan pembelian.
2) Iwan , Eneng Iviq Hairo, Agus Yulianto ( 2019) . Pada jurnal
manajamen dan bisnis vol 2 no 3 melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kualitas Produk terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada
Keputusan Pembelian Produk Oriflame”. Sampel penelitian berjumlah
100 responden. Metode analisa yang dipakai ialah analisa jalur. Hasil
penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat dampak yang signifikan
secara parsial baik tak langsung ataupun langsung antar variabel
kualitas produk akan keputusan pembelian serta minat beli.
3) Imam Haryanto (2015) pada jurnal ekonomi, bisnis dan
entrepreneurship melakukan penelitian yang berjudul, “Analisis
Pengaruh Produk, Harga, Distribusi dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian serta Implikasinya pada Kepuasan Pelanggan”. Sampel
studi adalah 45 orang. Metode analisa yang dipakai ialah teknis
anaisis korelasi serta teknik analisis jalur. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa variabel distribusi, harga, produk, serta
keputusan pembelian termasuk bagus, akan tetapi variabel kepuasan
pelanggan termasuk dalam kategori cukup baik.
4) Ipan Hilmawan ( 2019 ) dalam jurnal elektronik REKAMAN( Riset
Ekonomi bidang Manajemen dan Akuntansi) melakukan studi yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian dengan minat Beli sebagai Variabel Intervening ( Studi
Pada Konsumen Sepeda Motor Vario di Kota Serang )” . Sampel
penelitian adalah 100 responden . Teknis analisia yang dipergunakan
ialah analisis jalur jalur dengan menggunakan software SPSS 20 serta
uji sobal. Uji statistik mengatakan bahwa harga serta kualitas produk
memberi dampak positif yang signifikan akanminat beli . Variabel
kualitas produk tidak memberi dampak yang signifikan akan
keputusan pembelian. Dilain hal, minat beli serta harga secara
signifikan memberi dampak yang bagus akan keputusan pembelian.
Berdasarkan pengujian analisis jalur didapatkan bahwa minat beli
menjadi variabel Intervening mampumenjadi penengahikatan antara
harga dengan kualitas produkakan keputusan pembelian.
5) Merllyn Martina, Arifin Sitio (2018) pada International Journal of
science and Research, melakukan penelitian dengan judul “The Effect
of the Quality of Service, Products & Promotions on the Purchase
Decisions of Simpati Card & It’s Impact on the Satisfaction of
Telkomsel Customers in Kupang City”. Sampel studi berjumlah 100
responden. Teknik analisa yang dipakai dalam studi ini adalah SPSS
( Paket Stastitik Ilmu Sosial ) sebagai alat bantu. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa kualitas layanan tidak memberi pengaruh akan
keputusan pembelian, dilain hal, kualitas produk serta promosi
memberi pengaruh akan keputusan pembelian kartu prabayar simpati
telkomsel, sedangkan untuk kualitas layanan , kualitas produk, serta
promosi melalui keputusan pembelian berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan kartu Simpati Telkomsel di kota Kupang.

2.3. Kerangka Konseptual


Dari latar belakang masalah, rumusan masalah, serta landasan teori yang
telah dipaparkan, terbentuklah kerangka konseptual dari studi ini yang
diilustrasikan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual


2.4. Hipotesis
Hipotesa dalam Sugiyono (2017:99) didefinisikan sebagai jawaban
sementara akan permasalahan yang dihadapi dalam studi. Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi, hipotesa yang diusulkan dalam studi ini
adalah:

1) Promosi Online berpengaruh signifikan terhadap minat beli.


2) Harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
3) Promosi Online berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
4) Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
5) Minat beli berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
6) Promosi Online berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
melalui minat beli.
7) Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui
minat beli.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Studi ini mempergunakan jenis penelitian kuantitatif yakni suatu penelitian
yang selama pengerjaan menggunakan informasi dalam wujud angka dan
informasi kata atau kalimat yang memiliki nilai dalam wujud angka
(Martono,2014:22).
Studi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif yang
memiliki tujuan dalam memberikan penjelasan akan sebuah kejadian dengan
merepresentasikan secara numerikal yang mendeskripsikan karakteristik subjek
yang diamati dan nantinya menggunakan kuesioner. Angket atau kuisioner
berisikan pertanyaan akan pandangan terkait permasalahan yang diamati. Adapun
yang akan diteliti yaitu “Pengaruh Promosi Online dan Harga terhadap Minat Beli
serta dampaknya pada Keputusan Pembelian Belanja Online di Shopee”.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1. Populasi Penelitian
Populasi berdasarkan Sugiyono ( 2013:117) merupakan wilayah umum
yang tersusun dari obyek atau subyek yang memiliki kualitas serta karakter
khusus yang ditentukan dari pengamat yang akan ditelaah serta dilakukan
pengambilan simpulan. Dimana populasi merupakan jumlah anggota disuatu
wilayah yang satuan-satuan karakternya yang akan diteliti. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah warga Surabaya, pengguna Shopee

3.2.2. Sampel Penelitian


.
Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna Shoppe, dengan jumlah
pengambilan berdasarkan Heir, et al (2004), dimana indikator penelitian x 5
sampai 10 . Ukram sampel penelitian ini memiliki indikator 20 x 5 = 100
responden .

25
Teknik pengambilan Sampel menggunakan Purposive Sampling , dimana
memiliki kreteria :
1. Responden merupakan Warga berdomisili di Surabaya
2. Usia diatas 17 Tahun
3. Memilki aplikasi Shopee

3.3. Definisi Operasional Variabel


Pengertiansetiap variabel yang dipakai dalam studi ini adalah:

3.3.1. Variabel Bebas ( Independen)


Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang memberi
pengaruh dan merupakan penyebab terjadinya perbedaan variabel terikat. Dalam
studi ini yang termasuk variabel bebas adalah promosi Online (X1) serta harga
(X2) .
1) Promosi Online (X1)
Promosi Online adalah menawarkan atau mempromosikan suatu
produk melalui internet (media Online) via WA,IG,FB, Twitter dan
lain sebagainya yang dilakukan secara tidak langsung (tatap muka).
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:51), promosi adalah usaha
dalam mengkomunikasikan manfaat dari suatu produk dan mengajak
pelanggan untuk membelinya. Menurut Cindy, (2012) dan Kuspriyono
dalam Alvera & Mico, (2021), hal yang menjadi indikator dalam
promosi Online diantaranya:

1. Periklanan : Kemampuan pesan dalam iklan dalam memberikan


informasi,membujuk dan mengingatkan
2. Kehumasan : kemampuan perusahaan menciptakan hubungan
baik dengan publik, agar masyarakat memiliki image yang baik
terhadap perusahaan
3. Pemasaran langsung : komunikasi langsung dengan sejumlah
konsumen untuk memperoleh tanggapan langsung
4. Promosi penjualan : mengacu kepada kegiatan-kegiatan promosi
(sampel, diskon, bonus, hadiah) yang dapat mempengaruhi
konsumen
5. Message atau pesan sangat penting dalam pembuatan sebuah
iklan internet. Bahkan beberapa market berusaha sebaik mungkin
untuk bisa membuat iklan internet yang bernilai entertainment
agar dapat menarik perhatian konsumen.
2) Harga (X2)
Harga merupakan valuasi suatu produk atau jasa, yang dapat
ditentukan dari finansial yang dihabiskan pembeli dalam membeli
produk atau jasa yang diinginkannya. Kotler dan Amstrong
(2009:345) mendefinisikan harga sebagai jumlah yang dikeluarkan
untuk sebuah barang atau layanan, atau jumlah valuasi sebagai
imbalan bagi konsumen dalam mendapatkan keuntungan darinya dan
mempunyai atau memakai barang atau layanan tersebut. Indikator
Harga berdasarkan Kotler dalam Mahemba, (2019) adalah :
1) Keterjangkauan Harga
Harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangann sesuai dengan
target segmen pasar yang dipilih.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan finansial
yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa
kualitas produk. Harga yang ditawarkan pada konsumen sesuai
dengan kualitas yang ditawarkan.
3) Daya saing harga
Harga yang ditawarkan apakah lebih tinggi atau dibawah rata-rata
dari pada pesaing.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat produksi
Konsumen akan merasa puas ketika mereka mendapatkan manfaat
setelah mengonsumsi apa yang ditawarkan sesuai dengan nilai
yang mereka keluarkan.
5) Harga mempengaruhi daya beli konsumen
Harga yang ditetapkan dan diperkiran akan mempengaruhi daya
beli konsumen.
6) Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan.
Ketika harga tidak sesuai dengan kualitas dan konsumen tidak
mendapatkan manfaat setelah mengonsumsi, konsumen akan
cenderung mengambil keputusan yang negatif yang artinya
konsumen tidak memutuskan untuk melakukan pembelian.
Sebaliknya, jika harga sesuai dengan kualitas, dan konsumen
mendapatkan manfaat seteleh mengonsumsi, konsumen akan
cenderung mengambil keputusan yang positif yaitu melakukan
pembelian.

3.3.2. Variabel Terikat ( dependen )


Variabel dependen memiliki peran sebagai perhatian utama dalam
penelitian karena terdapat satu atau lebih variabel independen, dan merupakan
variabel yang dipengaruhi. Dalam studi ini variabel dependenialahkeputusan
pembelian (Y).
1) Keputusan pembelian (Y)
Keputusan pembelian merupakan saatpembeli melakukan tindakan
membeli suatu produk / bertransaksi membeli produk yang diincarnya
secara reality. Menurut Kotler serta Armstrong (dalam Yoga 2017:4)
Keputusan pembelian merupakan tahapan dalam langkah pengambilan
keputusan dimana pembeli benar-benar membeli barang. Menurut
Kotler (2012) dan Mirantika (2020) Indikatro dari Keputusan
Pembelian, yaitu :
(1) Kemantapan pada sebuah produk
Pada saat melakukan pembalian, konsumen memilih salah satu
dari beberapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu,
kualitas dan factor lain yang memberikan kemantapan bagi
konsumen untuk membeli produk yang dibutuhkan. Kualitas
produk yang baik akan membangun semangat konsumen sehingga
menjadi penunjang kepuasan konsumen.
(2) Kebiasaan dalam membeli produk
Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus
dalam melakukan pembelian produk yang sama. Ketika
konsumen telah melakukan keputusan pembelian dan mereka
merasa produk sudah melekat dibenaknya bahkan manfaat produk
sudah dirasakan. Konsumen akan merasa tidak nyaman jika
membeli produk lain.
(3) Kecepatan dalam membeli sebuah produk
Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan
menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik
adalah sebuah proses proses yang dilakukan seseorang dalam
mengambil sebuah keputusan secara cepat, menggunakan sebuah
pedoman umum dalam sebagian informasi saja.
(4) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan pondasi dari suatu bisnis dimana
seorang pembeli bertumpu kepada penjualdengan harapan uang
yang telahdikirimnya tidak hilang begitu sajatetapi mendapatkan
balasan produkyang diinginkan sesuai dengan apa yangdipesan
serta yang ditampilkan pada website yang dituju.
(5) Kemudahan
Hal yang menjadi pertimbangan selanjutnya bagi keputusan
pembeli Online adalah kemudahan penggunaan. Kemudahan
adalah suatu kondisi dimana konsumenmeyakini bahwa
penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak
memerlukan usaha keras dari pemakaiannya.

3.3.3. Variabel Intervening


Variabel perantara adalah variabel yang secara konsepmemberi pengaruh
akan ikatan antara variabel independen dan variabel dependen, yang membuat
variabel ini tak secara langsung memberi pengaruh akan perubahan atau
kemunculan variabel dependen. Untuk sutdi ini, minat beli (z) menjadi variabel
intervening.
1) Minat beli ( z )
Minat beli merupakan keinganan pembeli dalam membeli sebuah produk
dan didasari dengan berbagai macam pertimbangan dan pemilihan untuk
mendapatkan produk yang diinginkannya. Keller (dalam Ria et al 2017:4),
minat konsumen merupakan kecenderungan pembeli melakukan transaksi
sebuah produk atau kecenderungan pembeli pindah dari satu brand dengan
brand lain. Indikator minat beli mengacu pada Ferdian (Putri et all 2016:8)
yaitu:
1) Minat transaksional, yaknikecondonganindividu dalam membeli produk.
2) Minat referensial, yaknikecondonganindividu dalammenyarankan produk
untuk pihak lain.
3) Minat preferensial, yakni minat yang mendiskripsikantingkah laku individu
yang memiliki prefensi dalam suatu produk. Preferensi tersebut hanya bisa
digantikan apabila suatu hal terjadi terhadap produk preferensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini mendiskripsikantingkah laku individu yang selalu
ingin mendapatkan infomasi terkait barang yang diinginkan serta mencari
informasi pendukung untuk kelebihan dari barang tersebut.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknis pengumpulan data yang dipergunakan dalam studi berikut:
1. Studi pustaka
Studi pustaka dalam penelitian ini dijalankan dengan memperdalam serta
mengerti beragam artikel saintifik dari jurnal atau sumber lain yang sejalan
dengan permasalahan yang dihadapi, berupa penelitian terdahulu, jurnal
ilmiah, dan lain-lain.
2. Studi lapangan
Studi lapangan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode
pengisian kuesioner. Dalam Sugiyono (2014: 230) kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan set pernyataan atau
pertanyaan dalam bentuk tulisan yang akan diisi oleh responden. Sedangkan
jawaban responden dikelompokkan memakai skala likert berikut:
Tabel 3.2
Skala Likert
Skor Kriteria Jawaban Inisial
5 Sangat Setuju SS
4 Setuju S
3 Netral N
2 Tidak Setuju TS
1 Sangat Tidak Setuju STS

3.5. Sumber dan Pengumpulan Data


Sumber dan pengumpulan data dalam studi berikut:
1) Data Primer
Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara
langsungdari objek studi, mencakupkarakter responden serta persepsi
responden akan variabel studi ( promosi Online, harga, minat beli dan
keputusan pembelian).
Dalam penelitian ini sumber data primer yang didapat secara langsung
melalui penyebaran kuesioner yang telah dijawab responden.
2) Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber informasi studi yang
didapatkan secara tak-langsung menggunakan perantara. Data sekunder
yang dipakaibersumberberdasarkanartikel saintifikserta informasi yang
didapat dari internet sebagai bahan acuan yang memiliki ikatan terhadap
pokok permasalahan yang ditelaah.

3.6. Analisis Data


Langkah-langkah analisa yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas


a. Uji Validitas
Uji validitas menurut Sunyoto (2014:114) adalah alat tes dan
pengukuran menggunakan pertanyaan. Validitas mengacu pada
signifikansi suatu tes dapat diukur secara akurat
sertadidapatkanpernyataannya. Sugiyono (2018:134) menyatakan
bahwa uji validitas dapat dijalankan menggunakan korelasi nilai
dengan pertanyaan dengannilai variabel total. (correlated item–total
correlation) dengan kriteria berikut:
1) Apabila nilai correlated item–total correlation > 0,3, maka butir
instrumen dikatakan valid.
2) Apabila nilai correlated item–total correlation < 0,3, maka butir
instrumen dikatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dalam pandangan Sunyoto (2014:115)
memperlihatkan suatu pengertian bahwa alatdikatakan kredibel
untuk digunakan menjadi instrumenpengumpul data sebabalat
tersebut bagus. Reliabilitas variabel diketahui melalui besaran alpha
cronbach, jikabesaran alpha cronbach lebih tinggi dari 0,6 dapat
dinyatakan jika variabel tersebut dapat dipercaya.

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji normalitas data
Pengujian normalitas menurut Sunyoto (2014:130) digunakan
dalammengetahuinilai variabel independenserta data variabel terikat
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal dalam
persamaan regresi yang diperoleh. Jika persamaan regresi memiliki
data tentang variabel independenserta variabel dependenterdistribusi
secara normal maka dianggap baik. Uji normalitas dapat
dilaksanakan denganmempergunakan grafik histogram sertanormal
probability plotsmenggunakan kriteria berdasarkan Ghozali
(2013:161) sebagai berikut:
1) Apabila data tersebar di sekitar garis serta mengikuti garis
diagonal, sehingga model regresi sesuai dengan asumsi
normalitas.
2) Apabila data tersebar menjauhi garis dan / atau tidak menjalar
searah garis, model regresi gagal dalam asumsi normalitas.

b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan dalam mengetahui
apakah model regresi menemukan terdapatnya korelasi antara
variabel independen. Model regresi yang baik tidak memiliki
korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas bisa diketahui
melalui besaran tolerancesertavariance inflation factor (VIF).
Ghozali (2013:106) mengatakan juka besaran cut off yang
dipergunakan dalam menentukan terbentuknya adalah:
1) Apabila besaran tolerance < 0,10 serta VIF > 10, maka terjadi
korelasi teramat besar antara salah satu variabel independent akan
variabel independen lain (terjadi multikolinearitas).
2) Apabila besaran tolerance > 0,10 serta VIF < 10, maka terdapat
multikolinearitas.
c. Uji heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas berdasarkan Ghozali (2013: 139)
memiliki tujuan dalam mengetahui ada tidaknya variasi residual dari
satu observasi dengan observasi yang lain dalam model regresi.
Apabila varians dari satu observasi dengan observasi lainnya
konstan, hal tersebut dinamakan homoskedastisitas. Pemodelan
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak adanya
heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini memakai metode
plotting hubungan besaranperkiraan variabel kausal ZPRED
terhadap residual error (SRESID). Dalam pandangan Ghozali (2013:
139), analisis berikut dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
bentuk khusus dalam scatter plot untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas.
Jika terdapat pola khusus, semisal titik berupamotif teratur
khusus (bentuk gelombang, melebar, dilanjutkan merapat), hal
tersebut menandakan terjadinya heteroskedastisitas..
Jika tidak terdapat motif khusus, dan data tersebar pada atas
maupun bawah 0 dalam sumbu Y, tidak ada heteroskedastisitas.

3. Uji analisis jalur (path analysis)


Analisis jalur adalah pondasi dari pemodelan persamaan struktural.
Analisis jalur merupakan teknik dalam menelaah pengaruh langsung dan
tidak langsung variabel. Analisis jalur ini akan dipakai dalam pengujian
ikatan kausal antara variabel bebas serta ikat. Besarnya kontribusi
(kontribusi) ditampilkan oleh koefisien jalur pada masing-masing grafik
jalur. Analisis korelasi serta regresi menjadi pondasi kalkulasi koefisien
jalur.
Variabel mediasi (antara) bersifat hipotetikal artinya secara
kongkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat
mempengaruhi hubngan antara variabel bebas dan tergantung yang
sedang diteliti. Oleh karena itu, variabel mediasi didefinisikan sebagai
variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang
sedang diteliti tetapi tidak dilihat, diukur, dan dimanipulasi. Hubungan
independent variable, dependent variabel dan intervening variabel
dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Promosi Online
(X1)

p3
p1

p5
Minat Beli Keputusan
(Z) Pembelian (Y)

p2
p4

Harga (X2)
Gambar 3.2

Path Analisys

Variabel bebas : Promosi Online dan Harga


Variabel intervening : Minat Beli
Variabel terikat : Keputusan Pembelian
Tahapan pengujian untuk mengetahui suatu variabel merupakan
variabel intervening atau bukan adalah sebagai berikut:
1. Menguji persamaan regresi pertama
Variabel intervening = p1 X1 + p2 X2
2. Menguji persamaan regresi kedua
Variabel terikat = p3 X1 + p4 X2 + p5 Z
3. Membandingkan koefisien regresi pengaruh tidak langsung dengan
koefisien regresi pengaruh langsung
Pengaruh tidak langsung = p1 x p5 untuk X1 terhadap Y melalui Z
p2 x p5 untuk X2 terhadap Y melalui Z
Pengaruh langsung = p3 untuk X1 terhadap Y
P4 untuk X2 terhadap Y

4. Uji koefisien determinasi (R²)


Menurut Ghozali (2013), Koefisien determinasi (R²) bertujuan dalam
mengetahui signifikansi dari model untuk menjelaskan variasi variabel
ikat.Besaran R² memiliki nilai diantara 0 hingga 1 (0 ≤ R²≤1). Makin
besar R² (menuju 1), semakin baik kualitas regresi, namun apabila nilai
mendekati 0 maka variabel bebas secara keseluruhan tidak mampu
memberi penjelasan akan variabel ikat. Nilai R² yang mendekati
nolmemiliki arti keterbatasan variabel bebas dalam memberi pengaruh
akan variabel ikat. Menurut Ghozali (2013) nilai yang menuju 1
menunjukkan bahwa variabel bebas menyediakan seluruh data yang
diperlukan dalam memperkirakan perubahan hasil variabel ikat.

5. Uji Parsial (uji-t)


Uji statistik-t pada hakikatnya menggambarkan besaran dampak suatu
variabel bebas untuk menjelaskan perubahan variabel terikat tersebut.
Saat menggunakan program komputer untuk mengolah data, akan
berdampak secara terpisah.
Nilai signifikan dari uji t ditampilkan. Apabila besaran signifikansi
uji-t <0,05 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa setiap variabel
berpengaruh signifikan. Nilai t bisa dikalulasikan menggunakan dengan
persamaan berikut:

T hitung =
Dimana:
𝑏 : Koefisien regresi variabel bebas
𝛿𝑏 : Definisi standar koefisien regresi variabel bebas

6. Uji Sobel

Uji Sobel memiliki tujuan dalam mendapatkan signifikansi


variabel mediasi (minat beli) dengan memakai Sobel Rest. Pengujian
dilaksanakan menggunakan program yang dicetuskan Sobel pada tahun
1982, yang melakukan uji intensitas pengaruh tidak langsung komponen
independen (X) melalui perantara (Z) terhadap dependen (Y). Kalkulasi
Pengujian Sobel bisa dilakukan dengan memakai persamaan hasil
perkembangan dari Ghazali (2011) berikut:

Keterangan:

Besar standar pengaruh galat tak langsung


koefisien jalur variabel bebas ( X ) dengan variabel perantara ( Z)

koefisien jalur variabel perantara ( Z) dengan variabel terikat (Y)


standar error koefisien a
standar error koefisien b
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh tak langsung dari variabel
bebas akan variabel ikat, diperlukan kalkulasi besaran z dari koefisiensi
abmenggunakan persamaan berikut :

Jikabesaran l z l > 1,96 untuk signifikansi 5%, bisa diambil kesimpulan


terdapat dampak tak langsung antara variabel bebas akan variabel ikat.
Uji Sobel test bisa dilakukan menggunakan kalkulator daring dengan
mengakses laman http://quantpsy:org/sobel/sobel.htmdengan
mempergunakan nilai yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan


Indikator). Riau: Zanafa Publishing.

Artika dan Sari (2016) “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. 5(7).

Boone, Louis E., dan Kurtz, David L., (2005)., Contemporary Marketing, Ohio:
Thomson South Western.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan


Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.

Ghozali, I.(2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21


Update PLS Regresi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hasibuan, Malayu S.P, (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Imam Haryanto (2015). “Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi dan


Promosi terhadap Keputusan Pembelian serta Implikasinya pada Kepuasan
Pelanggan”. Jurnal Ekonomi,Bisnis& Entrepreneurship. 9(2):80-101.

Ipan Hilmawan ( 2019 ). “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap


Keputusan Pembelian dengan minat Beli sebagai Variabel Intervening
( Studi Pada Konsumen Sepeda Motor Vario di Kota Serang )”. Jurnal
Elektronik REKAMAN (Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo. 3(3):154-166.

Iwan , Eneng Iviq Hairo, Agus Yulianto ( 2019). “Analisis Kualitas Produk
terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian Produk
Oriflame”. Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis. 3(3):545-550.

38
Jamaludin, A., Arifin, Z., dan Hidayat, K. (2015). “Pengaruh Promosi Online Dan
Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Pelanggan
Aryka Shop di Kota Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 21 (1).

Kleindl, B.A. dan Burrow, J.L. (2005). E-Commerce Marketing. United States of
America: South Western

Kotler, P. dan Armstrong, G. (2012), Prinsip- Prinsip Pemasaran Edisi 12


penerbit Erlangga.

Kotler, P., and G. Amstrong.(2004).Marketing an Introduction. 7th


editionInternational Edition, Prentice Hall International, Inc, New York.

Kotler, P., dan Amstrong, G. (2014), Principles of Marketin, 12th Edition, Jilid 1
Terjemahan Bob Sabran Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2009). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12


Jilid 1 & 2.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2016). Marketing Managemen, 15th
Edition, Pearson Education,Inc

Kotler, P. dan Armstrong, G. (2016).Principles of Marketing Sixteenth Edition


Global Edition. England. Pearson Education Limited.

Malau, H.(2017). Manajemen Pemasaran. Alfabeta, Bandung.

Martono, A.(2014). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia

Merllyn Martina, Arifin Sitio (2018). “The Effect of the Quality of Service,
Products & Promotions on the Purchase Decisions of Simpati Card & It’s
Impact on the Satisfaction of Telkomsel Customers in Kupang City”.
International Journal of Science and Research (IJSR). 8(7):477-485.

Morissan. A. M.(2010). Periklanan komunikasi pemasaran terpadu, Jakarta :


Penerbit Kencana.

Putri., Narda, N dan H., Andi, T. (2016). “Efektifitas Atmospher dan Event
Marketing Terhadap Keputusan Pembelian yang Dimediasi Oleh Minat
Beli”. Journal Of Management. 2(2).
Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta : PT. GramediaPustakaUtama

Ria Rahim. (2017). Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian,


EJournal Administrasi Bisnis, Vol.5, No.1., 17.

Siti, N.(2017). “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Handphone Samsung Di Yogyakarta”. JMBA. 4(2).

Strauss, J., Frost, R., dan Strauss, J. (2001). E-marketing. Upper Saddle River,
NJ: Prentice Hall.

Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta:


C.V Andi Offset.

Sugiyono (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono, (2013).Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.


(Bandung: ALFABETA)

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sunyoto, D. (2014). Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.


Cetakan ke-2. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing
Service).

Suparyanto dan Rosad. (2015). Manajemen Pemasaran, In Media, Yogyakarta.

Yoga, B.(2017). “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Mobil Volkswagen Golf”. e-Proceeding of Management. 4(2).

Anda mungkin juga menyukai