Anda di halaman 1dari 17

Regulasi Keuangan

Sektor Publik

MAKALAH
REGULASI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Oleh :
Yuli Purwaningtyas 32.12.1434
Novinari Budi Ekawati 32.12.1445

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
2014

Nining dan Novinari 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan
kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis. Jika dilihat dari variabel
lingkungan, sektor publik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti politik, sosial, budaya, dan
historis, yang menimbulkan perbedaan dalam pengertian, cara pandang, dan
definisi.
Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan
baik yang berasal dari luar (lingkungan) maupun dalam organisasi. Oleh sebab itu,
setiap organisasi publik pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan
organisasi dalam menghadapi isu dan permasalahan yang dihadapinya.
Semua proses yang terangkai mulai dari perencanaan, penganggaran,
realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan dan audit
perlu adanya regulasi. Sehingga organisasi publik pun menggunakan regulasi
publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus akuntansi sektor publik
agar tujuan organisasi dapat tercapai.

B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.     Apa itu definisi regulasi publik ?
2.     Bagaimana teknik penyusunan regulasi publik di Indonesia?
3. Bagaimana regulasi dalam siklus akuntansi sektor publik ?
4. Bagaimana penyusunan regulasi publik di Indonesia?
5. Bagaimana review regulasi akuntansi sektor publik di Indonesia?
6. Apa saja dasar hukum keuangan publik di Indonesia ?
7. Apa permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia ?

Nining dan Novinari 1


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis membuatnya yaitu bertujuan untuk
memenuhi Tugas kuliah Akuntansi Sektor Publik. Dan juga penulis membuat
makalah ini agar pembaca dapat mengetahui apa itu regulasi keuangan publik dan
bagaimana teknik penyusunannya serta siklus akuntansinya.

Nining dan Novinari 2


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Regulasi Publik


Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan.
Dalam kamus bahasa indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan”
mengandung arti kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai
untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta
dipatuhi.
Menurut Bastian (2010:33), regulasi publik adalah ketentuan yang harus
dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada
organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM,
organisasi keagamaan tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat
lainnya.

B. Teknik Penyusunan Regulasi Publik


Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang
pertama, regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait.
Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk
regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh
organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian.
Pendahuluan

Mengapa Diatur ?

Permasalahan dan Misi

Bagaimana mengaturnya ?

Dengan apa diatur ?

Diskusi/Musyawarah

Catatan

Nining dan Novinari 3


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

Tahapan dalam penyusunan regulasi publik yaitu sebagai berikut :


1. Pendahuluan
Perancang publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya
disusun regulasi publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya
permasalahan atau tujuan yang dicapai.
2.    Mengapa Diperlukan Regulasi ?
Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang
membutuhkan tindakan khusus dari organisasi publik. Hal pertama yang
harus dilakukan adalah mencari jawaban atas pertanyaan mengapa isu
tersebut harus diatur atau mengapa regulasi publik perlu disusun.
3.    Permasalahan dan Misi
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu
permasalahan telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi
publik juga dilakukan dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen serta
langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi permasalahan yang
ada.
4.    Dengan Apa diatur ?
Setiap permasalahan diatur dengan jenjang regulasi yang sesuai, berdasarkan
tata urutan perundangan yang berlaku
a. UUD 1945
b. UU
c. Perpu
d. Kepres
e. Peraturan Daerah
f. Peraturan Keuangan Daerah
5.    Bagaimana Mengaturnya?
Regulasi publik disusun benar-benar merupakan wujud kebijakan organisasi
publik dalam menghadapi berbagai permasalahan publik yang ada.
6.    Diskusi/ Musyawarah
Materi regulasi publik harus disusun dan dibicarakan melalui mekanisme
forum diskusi.

Nining dan Novinari 4


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

7.    Catatan
Hasil catatan akan menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan organisasi
publik, menyangkut bagaimana regulasi publik akan dihasilkan dan
dilaksanakan.

C. Regulasi Dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi Sektor Publik memiliki elemen - elemen sebagai berikut:

Elemen akuntansi sector Penjelasan


Publik
Perencanaan publik aspek yang terkandung dalam perencanaan adalah
perumusan tujuan dan tata acara mencapai tujuan
kesejahteraan public dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada.
Penganggaran publik anggran memberikan rencana yang mendetail atas
penerimaan pengeluaran organisasi agar
pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada public.

Realisasi anggaran public Realisasi anggara terdiri dari 3 kegiatan utama


yaitupencairan anggaran (penggeluaran), realisasi
pendapatan, dan pelaksaan program. Sedangkan
siklusnya dimulai dengan persiapan, proses
pelaksanaan, dan penyelasian.
Pengandaan barang dan jasa Pengandaan abarang dan jasa publik ada lah proses,
publik cara seta tindakan dlama menyediakan barang dan
jasa bagi amsyarakat dan publik.
Pelaporan keuangan sector Laporan keunagn menggambarkan tentang
publik pencapaian kinerja program dan kegiatan,
kemajuan realisasi pencapaian tergaet pendapatan,
realisasi penyerapan belanja, serta realisasi
pembiayaan.
Elemen akuntansi sector Penjelasan

Nining dan Novinari 5


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

Publik
Audit sector publik
Audit adalah suaru proses sistematik yang secara
objektif menyediakan dan mengevaluasi bukti-
bukti yang berkenaan denagn asersi tentang
kegiatan serta kejadian ekonomi guna memastikan
derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut
dengan criteria yanga da. Dan mengkomunikasikan
hasil yang diiperoleh kepada pihak yang
berkepentinagan.

Pertanggungjawaban Publik
Pertanggungjawaban publik adalah proses atau
tindakan yang dilakaukam oleh kepala organisasi
sector publik dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada pemberi amanatnya,
sebagai contoh, penyampaian LPJ bupati kepada
DPRD, dan penyampaian LPJ ketua yayasan

Adapun semua proses yang terangkai mulai dari perencanaan,


penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan
dan audit perlu adanya regulasi. Sehingga organisasi publik pun menggunakan
regulasi publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus akuntansi sektor
publik agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Regulasi Perencanaan Publik

Regulasi Pertanggungjawaban
Nining dan NovinariPublik 6 Regulasi Penganggaran Publik
Regulasi Audit Sektor Publik Sektor Publik Regulasi Realisasi Anggaran Publik

Regulasi Keuangan
Sektor Publik

Regulasi Pelaporan Keuangan Sektor Publik


Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa

D. Penyusunan Regulasi Publik


1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:
a.      Apa masalah publik yang ada ?
b.     Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah ?
c.      Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah ?
d.     Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik ?
e.      Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik ?

Terkait dengan akuntansi sektor publik, masalah-masalah yang akan dibahas


adalah sebagai berikut :
Tabel : Contoh masalah publik tentang akuntansi sektor publik

Tahapan Siklus ASP Permasalahan Pihak Terkait

Ketimpangan pelayanan Bagian


Perencanaan Publik publik perencanaan,bagian
(kesehatan,pendidikan) program, stakeholder
Tahapan Siklus ASP Permasalahan Pihak Terkait

Nining dan Novinari 7


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

Alokasi anggaran Bagian anggaran, bagian


Penganggaran publik
pelayanan publik minimal keuangan

Jumlah pencairan dana


Realisasi anggaran Bagian anggaran, bagian
tidak sesuai dengan
publik keuangan
anggaran

Bagian pengadaan,
Pengadaan barang dan
Informasi tidak transparan organisasi penyedia
jasa publik
layanan barang dan jasa

Pelaporan keuangan Ketidaktepatan waktu


Bagian keuangan
sektor publik pelaporan

Audit internal, audit


Audit sektor bank Kurangnya bukti
eksternal

Pertanggungjawaban Keterbatasan Kepala organisasi,


publik pendistribusian informasi legislatif
2. Perumusan Draft Regulasi Publik
Secara sederhana, draft regulasi publik harus dapat menjelaskan siapa
organisasi pelaksana aturan, kewenangan apa yang diberikan padanya, perlu
tidaknya memisahkan antara organ pelaksana peraturan dan organ yang
menetapkan sanksi atas ketidakpatuhan, persyaratan apa yang mengikat organisasi
pelaksana, serta apa sanksi yang dapat dijatuhkan kepada aparat pelaksana jika
menyalahgunakan wewenang.
3. Prosedur Pembahasan
Tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik, yaitu dengan
lingkup tim teknis pelaksana organisasi public (eksekutif). Dengan lembaga
legislatif (dewan penasehat, dewan penyantun, dan lain-lain) dan dengan
masyarakat.

Nining dan Novinari 8


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

4. Pengesahan dan Pengundangan


Tahap pengesahan draft regulasi publik yang dilakukan dalam bentuk
penandatanganan naskah oleh pihak organisasi publik (pimpinan organisasi).
Kemudian dilakukan anjuran tahapan sosialisasi regulasi publik, hal ini diperlukan
agar terjadi komunikasi hukum antara regulasi publik dan masyarakat yang harus
dipatuhi.

E. Review Regulasi Akuntasi Sektor Publik


1. Era Pra-Reformasi
Menurut Bastian (2006:9), perjalanan akuntansi sektor publik di era pra-
reformasi didasarkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-
pokok pemerintahan di daerah. Peraturan tersebut diikuti dengan beberapa
peraturan pelaksanaan, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang
pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah; PP No. 6
Tahun 1975 tentang penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan
Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD; Kepmendagri nomor 900-099 tahun
198 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah; Permendagri Nomor 2
Tahun 1994 tentang pelaksanaan APBD; UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak
dan Retribusi Daerah; dan Kepmendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang bentuk
dan  susunan perhitungan APBD.
2. Era Reformasi
Perkembangan peraturan sektor pemerintahan di Indonesia pada era
reformasi dimulai pada tahun 1999, yang ditandai dengan disahkannya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
Kedua Undang-undang tersebut dibuat untuk mewujudkan otonomi daerah yang
lebih luas Undang-Undang tersebut kemudian direvisi menjadi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Pada Tahun 2001 juga terjadi momentum penting dalam perkembangan Sektor
Pemerintahan di Indonesia, yaitu adanya perubahan periode satu tahun anggaran
yang semula 1 April sampai  dengan 31 Maret, kemudian berubah menjadi 1
Januari sampai dengan 31 Desember. Pada tahun 2001 juga mulai

Nining dan Novinari 9


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

diberlakukannya Peraturan pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang


Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Dalam peraturan
tersebut mulai dikenal istilah akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah daerah.
3. Paradigma Baru Sektor Publik di Era Reformasi
Diawali dengan diberlakukannya paket Undang-Undang Keuangan
Negara, yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara. Dalam ketiga Undang-Undang disebutkan
bahwa pemerintah (baik pusat maupun daerah) wajib menyelenggarakan
akuntansi dan melakukan pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya melalui
penyajian laporan keuangan. Laporan Keuangan tersebut kemudian diperiksa
terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebelum kemudian
disampaikan kepada DPR/DPRD paling lambat enam bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
 Pengujian undang-undang dibedakan antara pengujian  secara formal
(formele toetsing) dan pengujian secara materiel (materiele toetsing). Uji formal
artinya  menguji keabsahan kelembagaan yang membuat, bentuk, dan tatacara
atau prosedur pembentukan undang-undang, yang meliputi  pengambilan
keputusan dalam pengesahan undang-undang. Sedangkan  pengujian secara
materil (materiele toetsing), adalah untuk menguji konsistensi dan kesesuaian
substansi materi undang-undang, baik pasal, ayat atau bagian undang-undang
dengan norma, prinsip dan jiwa UUD 1945. Kewenangan yang dimiliki MK yang
telah disebut di atas, yakni pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, secara umum/lazim disebut judicial review, karena wewenang tersebut
dilaksanakan oleh sebuah badan peradilan.

F. Dasar Hukum Keuangan Publik Di Indonesia


1. Dasar Hukum Keuangan Negara

Nining dan Novinari 10


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

Keuangan negara dapat diinterpretasikan sebagai pelaksanaan hak dan


kewajiban warga yang di nilai dengan uang, dalam kerangka tata penyelenggaraan
pemerintah.
Tabel: Hak dan Kewajiban Negara (Bastian, 2010)

Hak-hak negara yang dimaksud Kewajiban negara adalah Berupa


mencakup : Pelaksanaan Tugas-Tugas
Pemerintah sesuai dengan
pembukaan  UUD 1945 yaitu:
     - Hak monopoli, mencetak dan
       - Melindungi segenap bangsa indonesia
mengadarkan uang. dan seluruh tumpah darah indonesia.
     - Hak untuk memungut sumber-
     - Memajukan kesejahteraan umum.
sumber keuangan seperti pajak,
       - Mencerdaskan kehidupan bangsa.
bea dan cukai. 4.       Ikut melaksanakan ketertiban dunia
     - Hak untuk memproduksi barang yang berdasarkan kemerdekaan,
dan jasa yang dapat dinikmati oleh perdamaian abadi dan keadilan sosial.
khalayak umum, yang dalam hal
ini pemerintah dapat memperoleh
(kontra prestasi) sebagai sumber
penerimaan negara.

Dalam UUD 1945 Amandemen VI secara khusus diatur mengenai


Keuangan Negara yaitu pada bab VIII pasal 23 yang berbunyi sebagai berikut:
a. Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang –undang dan
dilaksanakan secara terbuka secara bertanggungjawab untuk sebesar –
sebesarnya kemakmuran masyarakat.
b. Rancangan Undang- Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

Nining dan Novinari 11


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

c. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran


Pendapatan dan Belanja yang diusulkan oleh presiden, pemerintah
menjalankan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun lalu.
Terdapat tiga Undang-undang yang digunakan untuk penerapannya, yaitu :
a. UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Mengatur mengenai semua hak dan kewajiban Negara mengenai keuangan
dan pengelolaan kekayaan Negara, juga mengatur penyusunan APBD dan
penyusunan anggaran kementrian/lembaga Negara (Andayani, 2007).
b. UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Mengatur pengguna anggaran atau pengguna barang, bahwa undang-
undang ini mengatur tentang pengelolaan keuangan Negara yang meliputi
pengelolaan uang, utang, piutang, pengelolaan investasi pemerintah dan
pengelolaan keuangan badan layanan hukum (Andayani, 2007).
c. UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan
Tanggungjawab Keuangan Negara
Mengatur tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
Negara yang dilaksanakan oleh BPK. BPK menyampaikan laporan hasil
pemeriksaan atas laporan keuangan kepada DPR dan DPD. Sedangkan laporan
keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada DPRD. (Andayani, 2007)
2. Dasar Hukum Keuangan Daerah
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
didasari pada prinsip otonomi daerah dalam pengelolaan sumberdaya. Prinsip
otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas dan tanggung jawab nyata
pada pemerintahan daerah secara proporsional. Dalam rangka penyelenggaraan
Daerah Otonom, dijelaskan dalam Pasal 64 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1974, tentang fungsi penyusunan APBD.
3. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik Lainnya

Ada beberapa UU atau standar yang mengaturnya, yaitu :


a. PSAK No. 45 tentang Organisasi Nirlaba
b. UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
c. UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
d. PP No. 29 Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik

Nining dan Novinari 12


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

F.     Permasalahan Regulasi Keuangan Publik Di Indonesia


Permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia yaitu :
1.     Regulasi yang berfokus pada manajemen
Regulasi publik mengatur seluruh proses pengelolaan organisasi publik.
Selain itu juga harus berfokus pada tujuan pencapaian organisasi publik yaitu
kesejahteraan publik.
2.     Regulasi belum bersifat teknik
Banyak regulasi publik di indonesia yang tersusun dengan sangat baik
untuk tujuan kesejahteraan publik. Namun, banyak diantaranya tidak dapat
diaplikasikan dalam masyarakat.
3.     Perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi di bawahnya
Salah satu permasalahan regulasi di indonesia adalah perbedaan
interpretasi antara undang-undang dan regulasi dibawahnya. Dalam banyak
kajian, beberapa ayat atau pasal dari undang-undang atau regulasi terkait sering
menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda dalam melaksanakannya.
4.     Pelaksanaan regulasi yang bersifat transisi berdampak pemborosan anggaran
Saat ini, banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara
bertahap dan membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal ini
akan mempengaruhi anggaran yang senantiasa meningkat dan cenderung boros.
5.     Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi
Sanksi adalah hukuman jika organisasi publik tidak melaksanakan regulasi
tersebut. Dengan tidak adanya sanksi, organisasi akan seenaknya melaksanakan
atau tidak melaksanakan regulasi tersebut. Sanksi terhadap organisasi yang tidak
melaksanakan regulasi hendaknya dicantumkan dalam setiap regulasi publik.

G. Peran Pemerintah dalam Memperbaiki Kualitas Pelayanan Publik


Dengan diterbtikannya Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, bahwa masyarakat (publik) tidak hanya ditempatkan sebagai
pelanggan (customer), tetapi juga sebagai pemilik (owner), artinya sebagai warga
negara yang memiliki negara sekaligus pemerintahan yang ada didalamnya.
Masyarakat harus dilibatkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sejak tahap

Nining dan Novinari 13


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

perencanaan untuk mengetahui tentang jenis pelayanan yang dibutuhkan, metode


pelayanan yang terbaik, mekanisme pemantauan maupun evaluasi dalam
pelayanan, sehingga tanggung jawab dalam peningkatan kualitas pelayanan publik
bukan hanya di pihak penyedia layanan, tetapi masyarakat ikut bertanggung
jawab. Adapun bentuk partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik adalah
berupa complain (keluhan). Partisipasi disini menempatkan masyarakat dalam
kedudukan sebagai pelanggan yang bermartabat dan mendapat pelayanan secara
prima. Keluhan disini harus dilihat secara positif sebagai upaya untuk perbaikan
dan peningkatan kualitas pelayanan apalagi keluhan tersebut disampaikan secara
santun, tulus dan nyata-nyata menunjukkan titik kelemahan atau kesalahan.
         Menyadari akan arti pentingnya keluhan atau pengaduan dalam pelayanan
publik, maka Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
telah menerbitkan Peraturan Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik Dengan Partisipasi Masyarakat (KATALIKPARKAT)
Adapun pertimbangannya antara lain :
1. Peningkatan kualitas pelayanan publik sangat diperlukan dalam rangka
membangun kepercayaan (trust) masyarakat, dengan menjadikan keluhan atau
pengaduan sebagai sarana untuk perbaikan pelayanan publik.
2. Masyarakat sebagai pengguna memerlukan pelayanan yang transparan,
akuntabel sesuai standar pelayanan berdasarkan persamaan perlakuan dan
keterjangkauan masyarakat.
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis partisipasi masyarakat
diharapkan akan memberikan kontribusi dan manfaat dalam rangka
mewujudkan good public service governance.

Nining dan Novinari 14


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi
dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan
tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang
pertama, regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait.
Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk
regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh
organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian.

B.    Saran
Sebaiknya permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia dapat
diatasi dengan memberikan sanksi yang sesuai dengan penyebabnya. Sehingga
Regulasi publik yang ada di Indonesia dapat dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik itu pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
partai politik, yayasan, LSM dan organisasi lainnya yang telah di atur sesuai
dengan UU yang mengaturnya.
Selain dari pada itu pengalaman di lapangan seringkali tingkat partisipasi
masyarakat dalam pelayanan masih rendah karena keterbatasan pengetahuan atau
ketidaktahuan masyarakat terhadap mekanisme, prosedur pelayanan maupun hak
dan kewajibannya sebagai pengguna layanan. Maka disini pemerintah dalam hal
ini penyelenggara pelayanan harus pro-aktif untuk mengatur arus informasi
kepada masyarakat, antara lain melalui diskusi publik maupun pemanfaatan
berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Diperlukan langkah sosialisasi dan diseminasi tentang pelayanan publik
kepada masyarakat, dimana pemerintah memegang kendali penuh untuk
terwujudnya komunikasi yang efektif antara penyelenggara dan pengguna
pelayanan.

Nining dan Novinari 15


Regulasi Keuangan
Sektor Publik

Nining dan Novinari 1

Anda mungkin juga menyukai