NPM : 188330287
TUGAS INDIVIDU KULIAH DARING AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Pendahuluan
Perencanaan regulasi publik harus mampu mendeskribsikan latar belakang
perlunya disusun regulasi publik.
1
Bagaimana mengaturnya
Subtansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan berbagai
solusi atas permasalahan yang ada.
Diskusi/musyawarah
Materi regulasi publik harus disusun dan dibicarakan melalui mekanisme forum
diskusi atau pertemuan khusus publik yang membahas regulasi publik.
Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilakukan
sebelumnya.
Perumusan Masalah
Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang akan
diatur. Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:
a. Apa masalah publik yang ada?
b. Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah?
c. Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah?
d. Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik?
e. Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik?
Realisasi anggaran publik Jumlah pencairan dana tidak Bagian anggaran, bagian
sesuai dengan anggaran keuangan
Jumlah pencairan dana tidak Program tidak berjalan Pendisiplinan anggaran dan
sesuai dengan anggaran secara baik perbaikan sistem
perealisasian anggaran
Prosedur Pembahasan
Terdapat tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik, yaitu
dalam lingkup tim teknis pelaksana organisasi publik (eksekutif), dengan lembaga
legislatif (dewan penasihat, dewan penyantun dan lain-lain), dan dengan masyarakat.
Pembahasan pada lingkup tim teknis adalah yang lebih merepresentasi kepentingan
eksekutif(manajemen). Setelah itu, dilakukan publik hearing (pengumpulan pendapat
masyarakat). Pembahasan pada lingkup legislatif (DPR/D misalnya) dan masyarakat
biasanya sangat sarat dengan kepentingan politis.
Dalam melakukan proses judicial review, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada mengena i
regulasi terkait, surat judicial review dapat diajukan kepada Mahkamah Agung/
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
9. BARANG DAN JASA PUBLIK
9.1 Pengertian Barang dan Jasa Publik
Pelayanan Publik / Pelayanan umum sangat terkait dengan upaya penyediaan barang
publik atau jasa publik dapat dipahami dengan menggunakan taksonomi barang dan jasa yang
dikemukakan Hawlett dan Ramesh (1995 : 33-34), berdasarkan derajat eksklusifitasnya (apakah
suatu barang / jasa hanya dapat dinikmati secara eksklusif oleh satu orang saja) dan derajat
keterhabisannya (apakah satuan barang atau jasa habis terkonsumsi atau tidak setelah terjadinya
transaksi ekonomi), Howlett dan Ramesh membedakan adanya 4 macam barang / jasa, yaitu :
a. Barang / jasa privat
Yaitu barang / jasa yang derajat ekslusifitas dan derajat keterhabisannya sangat
tinggi. Contoh : Pakaian atau jasa tukang pijat yang dapat dibagi-bagi untuk beberapa
pengguna, tetapi kemudian tidak tersedia lagi untuk orang lain jika telah dibeli oleh
beberapa pengguna.
b. Barang / jasa public
Yaitu barang / jasa yang derajat eksklusifitas dan derajat keterhabisannya sangat
rendah. Contoh : Penerangan jalan, keamanan atau kenyamanan lingkungan yang tidak
dapat dibatasi penggunaannya dan tidak habis meski telah dinikmati banyak pengguna.
c. Peralatan publik atau barang / jasa semi public
Yaitu barang / jasa yang derajat eksklusifitasnya tinggi, tetapi tingkat
keterhabisannya rendah. Contoh : jalan tol atau jembatan yang tetap masih dapat
dipakai oleh pengguna lain setelah dipakai oleh seorang pengguna, tetapi
memungkinkan untuk dilakukan penariakan biaya kepada setiap pengguna.
d. Barang / jasa milik Bersama
Yaitu barang / jasa yang derajat eksklusifitasnya rendah, tetapi tingkat
keterhabisannya tinggi. Contoh : ikan, penyu, karang di laut yang kuantitas nya
berkurang setelah terjadinya pemakaian, tetapi tak dimungkinkan untuk dilakukan
penarikan biaya secara langsung kepada orang yang menikmati nya.
Perbedaan antara empat jenis barang / jasa tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Semua masyarakat memiliki hak yang sama atas jaminan sosial dan ekonomi dari
pemerintah sebagai konsekuensi langsung atas pembayaran pajak yang telah dipenuhi.
Kebijakan dan regulasi yang ditetapkan pemerintah bisa berimbas pada bidang yang lain.
Pemerintah mempunyai peran menentukan kualitas tingkat kehidupan masyarakat secara
individual.
Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui perbaikan manajeme n
kualitas jasa, yakni upaya meminimasi kesenjangan antara tingkat layanan dengan harapan
konsumen. Kinerja organisasi layanan publik harus diukur dari outcome-nya, karena outcome
merupakan variabel kinerja yang mewakili misi organisasi dan aktivitas oprasional, baik aspek
keuangan dan nonkeuangan. Dalam penentuan outcome sangat perlu untuk
mempertimbangkan dimensi kualitas (Mardiasmo 2007). Selanjutnya, monitoring kinerja perlu
dilakukan untuk mengevaluasi pelayanan publik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Langkah-langkah penting dalam monitoring kinerja organisasi layanan publik antara
lain: mengembangkan indikator kinerja yang mengembangkan pencapaian tujuan organisas i,
memaparkan hasil pencapaian tujuan berdasarkan indikator kinerja diatas, mengidentifika s i
apakah kegiatan pelayanan sudah efektif dan efisien sebagai dasar pengusulan program
perbaikan kualitas pelayanan (Bastian, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
(http://blogoblokgoblok.blogspot.com/2016/12/definisi-regulasi-publik-akuntansi.html, di
akses 4 September 2018)