Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
(BSC)” Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini..
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang "STRATEGIK dan BALANCED
SCORECARD (BSC)” dan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULIAN
A. Latar belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN 19
B. SARAN 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
2
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan
perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan
sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan
pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat
global dan tajam menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh
perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia. Hanya
perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat dunia yang mampu
memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk
yang bermutu, dan cost effevtive. Perubahan-perubahan tersebut mendorong
perusahaan untuk mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan global.
Keadaan ini memaksa manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan
ataupun mencari strategi-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu
bertahan dan berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Oleh karena itu
perusahaan dalam hal ini manajemen harus mengkaji ulang prinsip-prinsip yang
selama ini digunakan agar dapat bertahan dan bertumbuh dalam persaingan yang
semakin ketat untuk dapat menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat. Kunci
persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mencakup penekanan -
penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan,
kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk kualitas lain
yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus kepada
pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal.
Sehingga meningkatnya persaingan bisnis memacu manajemen untuk lebih
memperhatikan sedikitnya dua hal penting yaitu "keunggulan" dan "nilai". Penilaian
atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran
kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan
dalam perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward
yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja
perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.
Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk
menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard. Balanced
3
Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan
suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam
organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak hanya merupakan
ukuran-ukuran keuangan tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non
keuangan maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Pengukuran Kinerja ?
2) Apa tujuan Sistem Penilaian Kinerja ?
3) Apa Kelemahan Pengukuran Kinerja ?
4) Apa yang dimaksud dengan Balanced Scorecard (BSC)?
5) Apa saja manfaat dengan menggunakan system Balance Scorecard (BSC) ?
6) Apa saja Kriteria dalam Balance Scorecard ?
7) Apa saja Langkah – Langkah dalam menyusun Balance Scorecard ?
8) Mengetahui empat Perspektif dari Balance Scorecard.
9) Mengetahui Implementasi dalam menggunakan Balanced Scorecard.
10) Mengetahui Evaluasi dalam keberhasilan suatu strategi.
C. Tujuan
1. Menambah wawasan mengenai Balanced Scorecard.
2. Mengetahui lebih lanjut mengenai arti Balanced Scorecard.
3. Mengetahui konsep dari BSC.
4. Mengetahui 4 Perspektif di dalam Balance Scorecard.
5. Mengetahui Manfaat serta Kelemahan dalam menggunakan Balance
Scorecard.
6. Memberikan pemahaman mengenai Langkah – Langkah dalam menyusun
Balance Scorecard.
7. Mengetahui Implementasi dalam menggunakan Balance Scorecard.
8. Mengetahui dan memahami yang ada didalam evaluasi keberhasilan suatu
strategic.
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengertian penilaian kinerja (pengukuran kinerja) menurut Mulyadi (2007: 419)
adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja
yang dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar
personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan
oleh organisasi.
B. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja
Menurut Robert & Anthony (2001: 52), tujuan dari sistem pengukuran kinerja
adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi.
Dalam penerapan system pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar :
1) Menentukan strategi
Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dan target organisasi dinyatakan
secara ekspilit dan jelas. Strategi harus dibuat pertama kali untuk keseluruhan
organisasi dan kemudian dikembangkan ke level fungsional dibawahnya.
2) Menentukan pengukuran strategi
Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi ke seluruh
anggota organisasi. Organisasi tersebut harus focus pada beberapa pengukuran
kritikal saja. Sehingga manajemen tidak terlalu banyak melakukan pengukuran
indikator kinerja yang tidak perlu.
3) Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen
Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun
informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya
manusia perusahaan.
4) Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan
00masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu.
Pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi
strategi bisnis dengan cara membandingkan hasil actual dengan sasaran dan tujuan
strategis. Sistem pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam
penempatan sasaran dan tujuan serta pelaporan periodik yang mengidentifikasikan
realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.
5
C. Kelemahan Pengukuran Kinerja
Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000: 75) menyatakan bahwa kelemahan -
kelemahan pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada kinerja keuangan yaitu :
Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2000:
122) adalah sebagai berikut :
6
Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal,
dan belajar dan bertumbuh)
Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka
investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan
prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
Balanced Scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan
sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di
masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi
untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian
dijabarkan dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
7
Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang
dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang
saham dan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
8
yang berhubungan dengan dana. Tolok ukur keuangan yang didesign dengan baik
dapat memberikan gambaran yang akurat untuk keberhasilan suatu organisasi.
Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk mengarahkan
kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur non keuangan juga tidak
memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line). Balanced scorecard
mencari suatu keseimbangan dari tolok ukur kinerja yang multiple, baik keuangan
maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap
keberhasilan.
9
diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat memuaskan pelanggan
apabila mereka memegang jumlah persediaan yang banyak untuk meyakinkan
pelanggan bahwa barang-barang yang diminati tersedia ditangan. Akan tetapi biaya
penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi tinggi, dan kemungkinan
mengalami keusangan persediaan. Untuk menghindari persediaan yang berlebihan,
alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi throughput time.
Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan
sampai dengan pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time
dapat berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa segera mungkin.
10
pelaksanaan strategi (Kaplan & Norton, 1996). Balanced Scorecad telah banyak
diterapkan sebagai alat ukur kinerja baik dalam bisnis manufaktur dan jasa.
Penerapannya adalah dengan berfokus pada empat perspektif Balanced
Scorecard. Pembahasan mengenai pengukuran kinerjadengan menggunakan
Balanced Scorecard lebih sering dilakukan dalam konteks penerapannya pada
perusahaan atau organisasi yang bertujuan mencari laba (profit-seeking
organisations). Jarang sekali ada pembahasan mengenai penerapan Balanced
Scorecard pada organisasi nirlaba (not-for-profit organisations) atau organisasi
dengan karakteristik khusus seperti koperasi, yang ditandai relational contracting,
yakni saat owner dan consumer adalah orang yang sama, serta di mana mutual
benefit anggota menjadi prioritasnya yang utama (Merchant, 1998). Pada
organisasi-organisasi semacam ini, keberhasilan haruslah lebih didasarkan pada
kesuksesan pencapaian misi secara luas daripada sekedar perolehan keuntungan.
Pengukuran aspek keuangan ternyata tidak mampu menangkap aktivitas-aktivitas
yang menciptakan nilai (value-creating activities) dari aktiva-aktiva tidak berwujud
seperti :
J. EVALUASI STRATEGI
11
Pengertian Evaluasi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer
sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik,
evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.
a) Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang
sekarang,
b) Mengukur prestasi,
c) Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan
evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi,
divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Perusahaan bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki tiga level strategi :
12
Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai
konsekwensi yang signifikan dan jangka panjang. Keputusan strategis yang salah
dapat menimbulkan kerugian besar, yang akan sulit sekali untuk memperbaikinya.
Oleh karena itu banyak perencana strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi
sangat penting untuk kehidupan organisasi; evaluasi yang tepat waktu dapat
memperingatkan manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah sebelum
menjadi kritis.
Evaluasi strategi bisa merupakan proses yang rumit dan sensitif. Terlalu
banyak kegiatan mengevaluasi strategi dapat menghabiskan biaya yang sangat
mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi strategi penting untuk memastikan
tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat tercapai.
Konsistensi; sebuah strategi tidak boleh memiliki tujuan dan kebijakan yang tidak
konsisten. Kelayakan; sebuah strategi tidak boleh terlalu banyak membebani
sumberdaya yang ada maupun tidak boleh menciptakan sub masalah yang tidak
dapat dipecahkan Kesesuaian; kesesuaian mengacu pada kebutuhan para
perencana strategi untuk mengkaji serangkaian trend maupun masing-masing tren
dalam mengevaluasi strategi.Keunggulan, sebuah strategi harus mendorong
penciptaan dan/atau mempertahankan keunggulan kompetitif dibidang kegiatan
tertentu.
13
Evaluasi strategi harus mempertanyakan harapan dan asumsi manjerial, harus
memicu tinjauan sasaran dan nilai dan harus merangsang kreativitas dalam
menghasilkan alternative dan memformulasikan kreteria evaluasi.Evaluasi strategi
harus dilak asnakan secara berkelanjutan, bukannya diakhir periode waktu tertentu
atau hanya setelah terjadi masalah
Mengembangkan matrik EFE dan EFI yang telah direvisi. Matrik EFI yang sudah
direvisi harus fokus pada perubahan dalam kekuatan dan kelemahan manajemen,
pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, litbang dan SIM Matrik EFE yang
sudah direvisi harus menujukkan seberapa efektif strategi perusahaan dalam
merespon peluang dan ancaman utama.
Aktifitas ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sebenarnya, menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi
individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang
dinyatakan. Sasaran jangka panjang dan sasaran tahunan biasanya dipakai dalam
proses ini. Kreteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah
dibuktikan. Evaluasi strategi didasarkan pada kreteria kuantitatif maunpun kualitatif
Kreteria kuantitatif biasanya digunakan untuk mengevaluasi strategi adalah rasio
keuangan; ROI, ROE, Laba per saham, pertumbuhan asset, pangsa pasar, dll.
1. Kesesuaian ( consonance)
2. Keunggulan ( advantage )
3. Konsistensi ( consistency )
4. Kelayakan ( feasibility )
Kesesuaian :
14
ü Kebanyakan tren merupakan hasil interaksi antar tren
Keunggulan :
Konsistensi :
ü Evaluasi strategi merangsang sikap kritis terhadap ekspektasi dan asumsi yang
ada, pengkajian ulang atas tujuan dan nilai- nilai, serta merangsang kreativitas untuk
menghasilkan alternatif dan merumuskan kriteria evaluasi
ü Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE): Kekuatan & Kelemahan
15
ü Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE): Peluang & Ancaman
3. Marjin Laba
4. Pangsa Pasar
5. Pertumbuhan Penjualan
6. Pertumbuhan Asset
16
Metode akuntansi yang berbeda bisa memberikan hasil yang berbeda
Penilaian intiutif hampir selalu ada dalam dalam penentuan kriteria kuantitatif
Kriteria Kualitatif :
• Kepuasan karyawan
• Pemasaran
C.Tindakan Korektif
• Pergantian karyawan
Auditing
17
Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
memastikan derajat kesesuaian antara penilaian tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna.
Audit lingkungan harus dijalankan dengan praktek – praktek yang sehat dan aman.
BAB III
18
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Misi spesifik masing-masing aktor ekonomi masyarakat dan jalinan kuat antar
misi tersebut berbentuk visi dan nilai bersama (sustainable development dan
cita-cita bersama).
Perlu dilakukan berjenjang dan bertahap untuk mewujudkannya agar efektif.
Motivasi mewujudkan visi bersama dan tujuan bersama agar sinergi dan
optimalisasi misi masing-masing dapat tercapai dengan cara insentif dari
pihak regulator atau dorongan faktor eksternal untuk mewujudkan visi
tersebut.
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer
sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik,
evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.
19
Mengukur prestasi,
Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan
evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi,
divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
B. SARAN
Semoga berjalannya BSC dan memiliki strategi yang dapat memicu BSC agar
tercapai tujuannya dan mendapatkan keuntungan atau Profit, dan supaya
perusahaan yang belum menetapkan BSC supaya cepat menerapkannya agar dapat
menjadikan perusahaan keuntungan dengan jangka panjang atau jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA
20
https://www.academia.edu/9243704/makalah_akuntansi_manajemen_te
ntang_balance_scorecard
http://armand10dma.blogspot.co.id/2011/08/pendahuluan.html
yuvensandy.blogspot.co.id/2014/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x_8.html
21