Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PERAN METODOLOGI RISET DALAM

PERKEMBANGAN IPTEK

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

Dosen : Nurhikmah, SST., MPH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

Ella Cendrika 16142011100015


Novia Annisa 16142011100041
Rezky Munirah 16142011100049
Sisi Marsilawati 16142011100052
Siti. Aisyah Al-Munawarah 16142011100054

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AJARAN 2018/2019


A. Pengertian metodologi penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi
artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk
mencapai suatu tujuan. Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris
research (re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research
berarti mencari kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan
suatu sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah
yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau
asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan


penelitian demikian juga sebaliknya, karena keduanya saling berkaitan.
Perkembangan ilmu pengetahuan akan selalu mengikuti hasil dari penelitian terbaru,
dapat dilihat dengan munculnya ilmu-ilmu pengetahuan baru yang merupakan cabang
ilmu pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Contohnya ilmu-ilmu alam yang
dahulu memiliki pendekatan secara empiris yang bertujuan mempelajari tentang
adanya alam semesta. Berkat adanya penelitian yang kontinu, saat ini telah
berkembang menjadi berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu fisika, kimia, kedokteran,
geologi, dan lain sebagainya. Hal yang sama juga terjadi pada ilmu sosial yang
sebelumnya melakukan pendekatan secara empiris dan normative dengan mempelajari
hubungan antara manusia. Kini, melalui penelitian, ilmu sosial telah berkembang
menjadi banyak cabang, seperti ilmu politik, sosiolgi, ekonomi, antropologi.
Psikologi, dan masih banyak cabang ilmu sosial yang lain. Selain dua cabang ilmu
tersebut, terdapat pula pengetahuan budaya yang perkembangaannya menggunakan
pendekatan normatif.
Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari pengaruh peristiwa terhadap budaya
yang telah ada, sehingga pengetahuan budaya ini, melalui penelitian dapat
berkembang menjadi berbagai ilmu seperti falsafah, hukum, sastra, music, seni, dan
lain sebagainya. Cabang ilmu yang lebih khusus, akan memungkinkan perkembangan
teknologi menjadi selalu dan terjadi sangat cepat. Semuanya itu merupakan bagian
penerapan adanya penelitian. Semuanya karena manusia memiliki akal yang telah
dianugerahi oleh Allah Swt., sehingga dengan akal yang dimilikinya tersebut manusia
dapat memikirkan apa-apa dan mencari jawaban atas berbagai fenomena yang ada di
langit dan di bumi. Hasil suatu riset disebut penemuan (findings) yang berbentuk
kesimpulan dan rekomendasi. Hal ini berarti hasil tersebut akan berguba bagi berbagai
pihak (Abisujak, 1981) :
1. Bagi ilmu pengetahuan sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pengetahuan.
2. Bagi orang-orang yang berminat untuk menerapkan hasil-hasil yang telah
dirumuskan untuk maksud pelayanan/ operasional atau perencanaan suatu
program.
3. Bagi orang-orang yang bermaksud mengadakan penelitian yang sama dengan
populasi atau objek lain atau penelitian lanjutan.
Oleh karena itu suatu karya riset harus memenuhi kriteria berikut, yaitu : jelas,
terbuka, jujur dan sistemik, atau dengan perkataan lain dapat dilaksanakan kembali
oleh orang lain dengan cara-cara yang sama (reproducable), kecuali riset yang
bersifat rahasia. Landasan riset pada dasarnya ialah ilmu pengetahuan (science), dan
ilmu pengetahuan itu sendiri dikembangan melalui riset. Jadi, terdapat kaitan yang
erat antara riset dan ilmu pengetahuan.

B. Metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK


Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan IPTEK,
dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses yang membutuhkan
data atau fakta yang mendukung. Kemajuan IPTEK tidak jauh dari penelitian, dimana
dalam penelitian membutuhkan komunikasi untuk suatu proses mengalihkan suatu ide
dari sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud dapat merubah perilaku,
persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan sebagai pemindahan ide, gagasan,
lambang dan didalam prose situ melibatkan orang lain dalam suatu penelitian. IPTEK
dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan perkembangan IPTEK
seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya kepada masyarakat banyak, serta
begitu juga sebaliknya yaitu dengan penelitian para peneliti atau ilmuan dapat
membuat suatu teknologi sebagai sarana untuk kemudahan masyarakat, sehingga
dengan begitu IPTEK akan meningkat.
Penelitian tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia,
khususnya perkembangan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pentingnya suatu penelitian dan hubungannya dengan berbagai hal sehingga
spenelitian harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berdasarkan etika
kebenaran.

C. IPTEK Islam dan Barat


Islam tidak pernah mengasingkan sains. Sains menurut Encarta Encyclopedia ialah,
“Systematized knowledge in any field, but applied usually to the organization of
objectively verifiable sense experience.” Maksudnya, “Sains dalam skop yang luas
bermaksud ilmu-ilmu yang diperoleh secara sistematik berdasarkan pengalaman deria
yang dapat dibuktikan secara objektif.” Salah satu tokoh Islam dalam sains
kedokteron adalah Al-Razi dan Ibnu Sina, yang teori-teorinya banyak digunakan para
ilmuan barat abad 19 hingga sekarang. Silsilah sains menunjukan asal-asul yang
rumit, mulai sejak bangsa Mesir dan Babilon yang ada sejak tiga ribu tahun sebelum
masehi yang merupakan perintis penelitian Yunani atau Helenis. Sebagai umat
muslim kita wajib hukumnya un tuk mencari ilmu pengetahuan baik itu agama
maupun umum.
Islam memberi kebebasan kepada para saintis untuk mengkaji, namun ia menyadari
keterbatasan intelek yang dimiliki manusia. Justeru, sains Islam menjadikan wahyu
sebagai sumber rujukan yang tertinggi. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surah al-
Jathiyah ayat 20, “Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang meyakini.” Sains dalam Islam ialah sains yang berkonsepkan tauhid.
Sains dalam Islam tunduk kepada prinsip-prinsip yang ditetapkan Allah melalui
rasulnya. Sains dalam Islam tunduk kepada al-Quran.
Dalam Islam, sains mempunyai tujuan. Tujuan jangka pendek ialah mengenali hakikat
kejadian alam serta manusia dan memanfaatkan ilmu itu untuk kebaikan semua.
Sebagai contoh, melalui sains kita mengetahui bahwa seks kromosom lelaki
menentukan kelamin seseorang bayi, kejadian bayi bermula dengan bertemunya
sperma lelaki dan ovum wanita. Namun akhirnya yang menjadi keutamaan ialah
tujuan jangka panjang yaitu mengagungkan dan membesarkan Allah. Hal ini
tergambar dalam surah al-Mukminun ayat 14 yang bermaksud, “Kemudian Kami
menjadikan benih nuthfah itu alaqah. Kemudian daripada alaqah Kami jadikan
mudghah. Kemudian daripada mudghah Kami jadikan tulang dan Kami tutup tulang
itu dengan daging. Kemudian Kami jadikannya makhluk berbentuk lain. Maha suci
Allah, sebaik-baik Pencipta.” Perhatikanlah ayat ini dengan baik. Setelah Allah
menceritakan fase-fase kejadian bayi (yang dapat disahkan oleh sains), Allah
mengakhiri ayat itu dengan ungkapan, “Maha suci Allah, sebaik-baik Pencipta.” Di
barat konsep yang merujukkan sains kepada Tuhan, wahyu dan kuasa ghaib dikenali
sebagai creationism. Kadang kala ia dikenali juga sebagai intelligent design.

D. Pengaruh Iptek dalam Kehidupan


Perubahan satu paradigma iptek dapat menyebabkan "revolusi" dalam semua bidang
kehidupan: literatur, ekonomi, seni, politik, arsitektur, sosial, dan religi. Iptek telah
menyebabkan kita tidak tergantung pada alam. Iptek telah membebaskan kita dari
takhayul dan memerdekakan kita dari berbagai hukum alam. Fenomena gerhana bulan
bagi yang mengetahui iptek tidak lagi menyeramkan. Bagi yang menguasai iptek,
hukum alam itu dapat dikontrolnya. Air yang hukumnya selalu mencari tempat yang
lebih rendah dapat dibuat mampu memanjat ke gedung bertingkat seratus. Benda berat
seperti besi yang hukumnya harus jatuh ke bumi dapat dibuat mampu terbang dan
membawa ratusan manusia. Barang yang memiliki berat jenis lebih besar dari air yang
kodratnya akan tenggelam, kini dapat diapungkan. Dengan teknologi, hujan dapat
dibuat, gempa dapat diprediksi, cuaca dapat diprakirakan. Teknologi telah
memerdekakan manusia dari alam, dan ia punya potensi untuk memerdekakan
manusia dari sesamanya.
Perubahan mendasar dalam iptek akan membawa perubahan mendasar dalam
semua bidang kehidupan. Selama 2000 tahun kosmologi Aristotelian telah mewarnai
sistem politik, sosial, ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Sistem Aristotelian
yang menggambarkan jagad ini bak sebuah bola kristal yang luar biasa besamya,
dengan bumi di tengah-tengah dan planet-planet mengitarinya, di mana manusia dan
makhluk lainnya telah dilahirkan dalam hirarki yang tak dapat ditolak, membawa
implikasi munculnya sistem sosial yang sangat kurang demokratis menurut ukuran
kini; ada kasta misalnya, dan itu diterima dengan ikhlas. Tapi, munculnya Galileo
telah meruntuhkan "kebenaran" yang dipercayai selama dua millenium itu. Bersamaan
itu ia juga meruntuhkan sistem sosial yang selama ini dianut oleh masyarakat,
terutama yang hidup di Amerika dan Eropa. Sejak era Galileo, pandangan hidup
(world view) kita berubah. Jagad tidak lagi dipandang statis tapi dinamis, bumi
bukanlah pusat jagad tetapi sebagian kecil daripadanya. Pandangan ini tak ayal lagi
merombak sistem berpikir manusia, memperluas wawasan dan meningkatkan rasa
percaya diri mereka. Sistem sosial-politik berubah menjadi lebih terbuka. Banyak
nilai-nilai lama yang runtuh dan tergantikan.
Namun kemajuan sains barat tidak diiringi dengan moral dan etika yang bersahabat
dengan kehidupan sekitar. Sehingga terjadinya kebobrokan moral dari para ilmuan
yang mengembangkan sains dan teknologinya. Sedang bahaya dari sains dan
teknologi barat adalah banyaknya eksplorasi yang melampaui batas sehingga
membawa dampak buruk bagi keterlangsungan kehidupan. Kesemuanya itu membawa
kemanusiaan kepada kondisi yang memprihatinkan. Bahkan para ilmuan barat telah
menjadikan sains dan teknologi melebihi dari agama, moral, dan etika hukum yang
beraku. Pada prakteknya sains modern zaman sekarang ini telah banyak menyimpang
dari ajaran dan nilai-nilai agama. Karena jika seseorang mempelajari suatu ilmu
pengetahuan tanpa didasari dengan nilai dan etika ajaran agama, maka bisa jadi dalam
prakteknya terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mengkhawatirkan.
Pada abad 21 ini juga, penderitaan umat manusia bertambah parah, baik di negara-
negara maju maupun di negara yang sedang membangun dan terbelakang. Peperangan
demi peperangan yang meletus di beberapa bagian dunia telah menambah penderitaan
masyarakatnya. Peperangan yang dipaksakan di Bosnia adalah sebuah contoh nyata.
Pasukan Serbia dengan kekuatan militer canggih yang diwarisinya dari bekas negara
Yugoslavia telah berlaku sewenang-wenang menghapuskan etnis Muslim Bosnia yang
tidak memiliki kelengkapan militer. Mereka telah membunuh Muslim Bosnia, tanpa
memperdulikan lelaki, wanita, orang tua ataupun anak-anak. Mereka telah
memperkosa beramai-ramai wanita-wanita Bosnia sebagai salah satu strategi
peperangan. Di Bosnia, kelihatan dengan jelas kekejaman manusia di abad moden
yang dilakukan oleh mereka yang mengaku dirinya memiliki peradaban. Namun
anehnya, negara-negara maju hanya memperhatikan saja pembantaian Muslim
Bosnia. Mereka tidak melakukan pembelaan sebagaimana mereka membela Kuwait
ketika perang Teluk.
Di samping untuk keperluan peningkatan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan
para peneliti, satu hal yang sangat penting adalah peranan penelitian terhadap
perkembangan suatu bangsa. Artinya makna atau arti suatu penelitiaan bagi
pembangunan bangsa tersebut. Dari berbagai literatur dan media massa, dapat
diketahui bahwa ternyata tidak ada satu negara maju di dunia yang berhasil dalam
pembangunan tanpa didukung oleh kegiatan penelitian. Ada anggapan (jika dilihat
secara sepintas) bahwa penelitian hanya dapat dilakukan oleh negara-negara maju.
Anggapan ini karena mereka mempunyai dana dan tenaga peneliti yang memadai;
tetapi ternyata sebanyak 98% dari biaya penelitian di dunia ini dikeluarkan untuk
penelitiaan-penelitian di negara berkembang. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
penelitian tidak hanya dapat dilihat dari jumlah uang dan tenaga yang dipergunakan
tetapi yang paling penting adalah manfaat dari penelitian tersebut bagi pembangunan
negara-negara berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Sudibyo supardi, Rustika, 2013. Buku ajar metodologi riset keperawatan. Buku
Kesehatan. DKI Jakarta

DR. Hasdianah, M.SI, DR. Sandu Sitoyo, M.Kes, DR. Indasah, M.Kes,
& Ratna Wardani, S.SI., MM . 2015. Buku ajar dasar-dasar riset keperawatan.
Numed. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai