Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran Islam dalam perkembangan IPTEKS pada dasarnya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.
Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma
sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa
Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai
sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi
segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah
Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya,
wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam
(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEKS
dalam kehidupan sehari-hari.
Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat
Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang
ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya
pemanfaatan IPTEKS, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEKS jika telah
dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek IPTEKS dan telah
diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin
oleh perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di
berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal)
yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEKS modern membuat orang lalu

1
mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi
sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep IPTEKS dalam Islam?
2. Apa pentingnya IPTEKS dalam kehidupan?
3. Apa pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi bagi peradaban?
4. Bagaimana integrasi iman, ilmu dan amal dalam kehidupan sehari-
hari?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep IPTEKS dalam Islam.
2. Mengetahui pentingnya IPTEKS dalam kehidupan.
3. Mengetahui pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
peradaban.
4. Mengetahui integrasi iman, ilmu, dan amal dalam kehidupan sehari-
hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Konsep IPTEKS dalam Islam

Salah satu jabatan termulia manusia selain sebagai hamba Allah


(abdullah) sebagaimana diamanatkan oleh Allah ialah pengutusan manusia
sebagai khalifatullah. Dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah [2]: 30 disebutkan:

‫اع ٌل فِ ي ا أْل َ رْ ضِ َخ لِ يفَ ة ً ۖ قَ الُ وا‬


ِ ‫ك لِ ْل َم اَل ئِ َك ةِ إِ نِّ ي َج‬ َ َ‫َو إِ ْذ ق‬
َ ُّ‫ال َر ب‬
َ ‫اء َو نَحْ ُن نُ َس بِّ ُح بِ َح ْم ِد‬
‫ك‬ ِّ ‫ك‬
َ ‫الد َم‬ ُ ِ‫أَ تَجْ َع ُل فِ يهَ ا َم ْن ي ُْف ِس دُ فِ يهَ ا َو يَ ْس ف‬
َ ‫ال إِ نِّ ي أَ ْع لَ ُم َم ا اَل تَ ْع لَ ُم‬
‫ون‬ َ َ‫َو نُ قَ ِّد سُ ل‬
َ َ‫ك ۖ ق‬
Artinya :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:


"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”

Dari ayat di atas dapatlah dipahami bahwa khalifah berarti wakil,


pengganti, pengemban tugas dan kewajiban, suksesor. Manusia sebagai
khalifah Allah diberikan amanah dalam dua hal penting. Pertama, tugas
manusia untuk selalu memelihara bumi dari pengerusakan secara sengaja
dan kerusakan yang disebabkan oleh alam sehingga bumi diwariskan

3
kepada generasi penerus dalam keadaan tetap lestari. Kedua, kewajiban
manusia untuk selalu menciptakan perdamaian dengan penuh cinta kasih
dan menghindari pertumpahan darah. Hal ini sejalan dengan visi Risalah
Islamiyyah untuk selalu menebar rahmat kepada alam (wa maa arsalnaaka
illa rahmatan lil ‘aalamiiin).

Kedua tugas dan kewajiban manusia di atas sejalan dan terkait erat
dengan konsep pemikiran IPTEKS dan Peradaban. Tugas manusia untuk
menjaga, merawat, dan memelihara bumi dari berbagai macam
pengerusakan yang dilakukan oleh ulah manusia yang tak
bertanggungjawab dengan melakukan eksploitasi berlebihan dapat
mengancam keselamatan umat manusia.
Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan. Banyak disebutkan dalam Al Qur’an ayat-ayat yang
menganjurkan manusia untuk senantiasa mencari ilmu. Allah senantiasa
meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, sebagaimana telah
dijelaskan dalam QS. Al- Mujadilah [58]: 11,

ْ َ‫يل لَ ُك ْم تَ فَ َّس ُح وا فِ ي ْال َم َج الِ سِ ف‬


‫اف َس ُح وا‬ َ ِ‫آم نُ وا إِ َذ ا ق‬ َ ‫يَ ا أَ يُّ هَ ا الَّ ِذ‬
َ ‫ين‬

‫آم نُ وا‬ َ ‫ان ُش ُز وا يَ رْ فَ ع ِ هَّللا ُ الَّ ِذ‬


َ ‫ين‬ َ ِ‫يَ ْف َس ح ِ هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َو إِ َذ ا ق‬
ْ َ‫يل ْان ُش ُز وا ف‬

َ ُ‫ين أُ وتُ وا ْال ِع ْل َم َد َر َج اتٍ ۚ َو هَّللا ُ بِ َم ا تَ ْع َم ل‬


ٌ ِ‫ون َخ ب‬
‫ير‬ َ ‫ِم ْن ُك ْم َو الَّ ِذ‬

Artinya :

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-


lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

4
Yang terpenting adalah ilmu itu tujuannya tidak boleh keluar dari
nilai- nilai islami yang sudah pasti nilai-nilai tersebut membawa kepada
kemaslahatan manusia. Seluruh ilmu, baik ilmu-ilmu teologi maupun ilmu-
ilmu kealaman merupakan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan
selama memerankan peranan ini, maka ilmu itu suci. (Mahdi Ghulsyani,
1998: 57).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan


konsekuensi dari konsep ilmu dalam Al Qur’an yang menyatakan bahwa
hakikat ilmu itu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat,
artinya penemuan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui orang (Imam
Mushoffa, dan Aziz.Musbikin. 2001: XII)
Namun satu fenomena yang paling memilukan yang dialami umat
Islam seluruh dunia saat ini adalah ketertinggalan dalam persoalan iptek,
padahal untuk kebutuhan kontemporer kehadiran iptek merupakan suatu
keharusan yang tidak dapat ditawar, terlebih-lebih iptek dapat membantu
dan mempermudah manusia dalam memahami (mema’rifati) kekuasaan
Allah dan melaksanakan tugas kekhalifahan (Zalbawi Soejoeti, 1998: XIII)
Realitas tersebut sebenarnya tidak akan terjadi jika umat Islam
kembali kepada ajaran Islam yang hakiki. Untuk itulah sudah saatnya umat
Islam bangkit untuk mengejar ketertinggalannya dalam hal iptek, karena
sebenarnya dalam sejarah dijelaskan bahwa umat Islam pernah memegang
kendali dalam dunia intelektual, jadi sangat mungkin jika saat ini umat
Islam bangkit dan meraih kembali kejayaan Islam tersebut.

1. Pengertian IPTEKS

Mengenai kata Ipteks orang berbeda pendapat, ada yang


menganggap merupakan singkatan dari dua komponen yaitu “ilmu
pengetahuan” dan “teknologi” dan ada pula yang memasukkan unsur seni di
dalamnya sehingga singkatannya menjadi ipteks.
Mengenai definisi ilmu pengetahuan dalam Kamus Besar Bahasa

5
Indonesia diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang di susun
secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat
(Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999:371)
Lebih jauh Zalbawi Soejati mendefinisikan ilmu pengetahuan atau
sains sebagai sunnatullah artinya adalah ilmu yang mengarah perhatiaannya
kepada perilaku alam (bagaimana alam bertingkah laku). (Zalbawi Soejoeti,
1998: 148).

Menurut Ali Syariati dalam buku Cakrawala Islam yang ditulis oleh
Amin Rais, Ilmu adalah pengetahuan manusia tentang dunia fisik dan
fenomenanya. Ilmu merupakan imagi mental manusia mengenai hal yang
kongkret. Ia bertugas menemukan hubungan prinsip, kausalitas,
karakteristik di dalam diri manusia, alam, dan entitas-entitas lainnya
(M.Amin Rais, 1999: 108)
Sedangkan kata teknologi berasal dari bahasa Yunani "teknikos"
berarti "teknik". Apabila ilmu bertujuan untuk berbuat sesuatu, maka
teknologi bertujuan untuk membuat sesuatu. Karena itu maka teknologi itu
berarti suatu metode penerapan ilmu untuk keperluan kehidupan manusia
(Komaruddin, 1987: 275-276)
Menurut Zalbawi Soejati, teknologi adalah wujud dari upaya manusia
yang sistematis dalam menerapkan atau memanfaatkan ilmu pengetahuan /
sains sehingga dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi umat
manusia (Zalbawi Soejoeti, 1998: 150)
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa ilmu pengetahuan merupakan kumpulan beberapa pengetahuan
manusia tentang alam empiris yang disusun secara logis dan sistematis.
Sedangkan Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan
tersebut, yang tujuan sebenarnya adalah untuk kemaslahatan manusia.

Berkaitan dengan terma teknologi ini, Achmad Baiquni


menambahkan bahwa dalam perjalanan umat manusia menuju masyarakat
industrial, proses yang menyertainya akan menimbulkan pergeseran nilai

6
dan benturan budaya yang tidak dapat dielakkan karena memang budaya
santai dari masyarakat agraris yang bertenaga hewani berlainan dengan
budaya tepat waktu pada masyarakat industrial yang tenaganya serba
mesin, dan nilai-nilai bergeser pada saat wanita, yang semula sangat terikat
dengan rumah dan keluarga, merasa bebas menggunakan kendaraan
bermesin sebagai sarana transportasi dan pesawat telpon sebagai alat
komunikasi. Dengan keimanan dan ketakwaan dapatlah dipilih nilai-nilai
baru dan budaya baru yang sesuai dengan ajaran agama (Achmad Baiquni,
1995: 154).
Untuk definisi seni, dalam Ensiklopedia Indonesia diartikan sebagai
penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan
dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap
oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan
dengan perantaraan gerak (seni tari, drama) (Tim Penyusun Ensiklopedia
Indonesia, 3080-3081)
Berbicara mengenai seni, identik dengan istilah estetika yaitu cabang
filsafat yang berurusan dengan keindahan, entah menurut realisasinya
entah menurut pandangan subyektif (Dick Hartoko, 1993: 16)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seni identik dengan rasa
yang timbulnya dari dalam jiwa, namun demikian gejala keindahan yang
ditimbulkan oleh seni bisa juga didekati dari sudut sains. Sebuah lukisan
misalnya dapat dianalisa menurut pembagian bidang, jadi menurut
matematika. Komposisi warna dapat dianalisa secara eksperimental
menurut efek psikologis.

2. Konsep IPTEKS dalam Islam

Sudah menjadi pemikiran yang umum bahwasanya agama yang


identik dengan kesakralan dan stagnasi tidak sejalan atau bahkan
bertentangan dengan ipteks yang notabene selalu berkembang dengan
pesat. Namun pemikiran ini tidak berlaku lagi ketika agama tidak hanya

7
dilihat dari ritualitas-ritualitas belaka namun juga melihat nilai-nilai
spiritualitas yang hakiki.

Menurut Harun Nasution, tidak tepat anggapan yang mengatakan bahwa


semua ajaran agama bersifat mutlak benar dan kekal. Disamping ajaran-
ajaran yang bersifat absolut benar dan kekal itu terdapat ajaran-ajaran yang
bersifat relatif dan nisbi, yaitu yang dapat berubah dan boleh diubah. Dalam
konteks Islam, agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, memang
terdapat dua kelompok ajaran tersebut, yaitu ajaran dasar dan ajaran
dalam bentuk penafsiran dan penjelasan tentang perincian dan pelaksanaan
ajaran-ajaran dasar itu (Harun Nasution, 1995: 292)
Allah SWT. menciptakan alam semesta dengan karakteristik khusus
untuk tiap ciptaan itu sendiri. Sebagai contoh, air diciptakan oleh Allah
dalam bentuk cair mendidih bila dipanaskan 100 C pada tekanan udara
normal dan menjadi es bila didinginkan sampai 0 C. Ciri-ciri seperti itu
sudah lekat pada air sejak air itu diciptakan dan manusia secara bertahap
memahami ciri-ciri tersebut. Karakteristik yang melekat pada suatu ciptaan
itulah yang dinamakan “sunnatullah”. Dari Al Qur’an dapat diketahui banyak
sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk memperhatikan alam
semesta, mengkaji dan meneliti ciptaan Allah (Fuad Amsari, 1995: 70)
Di sinilah sesungguhnya hakikat Iptek dari sudut pandang Islam
yaitu pengkajian terhadap sunnatullah secara obyektif, memberi
kemaslahatan kepada umat manusia, dan yang terpenting adalah harus
sejalan dengan nilai-nilai keislaman.
Allah SWT. secara bijaksana telah memberikan isyarat tentang ilmu,
baik dalam bentuk uraian maupun dalam bentuk kejadian, seperti kasus
mu’jizat para Rasul. Manusia yang berusaha meningkatkan daya
keilmuannya mampu menangkap dan mengembangkan potensi itu,
sehingga teknologi Ilahiyah yang transenden ditransformasikan menjadi
teknologi manusia yang imanen (Imam Mushoffa, Aziz.Musbikin, 2001: XII)
Studi Al Qur’an dan Sunnah menunjukkan bahwa karena dua alasan

8
fundamental, Islam mengakui signifikansi sains:
1. Peranan sains dalam mengenal Tuhan
2. Peranan sains dalam stabilitas dan pengembangan masyarakat Islam
(Mahdi Ghulsyani, 1998: 62)

Dari sini dapat dilihat bahwa dalam Islam, ilmu pengetahuan dan
teknologi digunakan sebagai sarana untuk mengenal Allah dan juga untuk
melaksanakan perintah Allah sebagai khalifatullah fil Ard sehingga sains
tersebut harus membawa kemaslahatan kepada umat manusia umumnya
dan umat Islam khususnya.
Melihat banyaknya jenis bentuk seni yang ada, maka ulama berbeda
pendapat dalam memberi penilaian. Dalam hal menyanyi adan alat musik
saja jumhur mengatakan haram namun Abu Mansyur al Baghdadi
menyatakan:"Abdullah bin Ja'far berpendapat bahwa menyanyi dan alat
musik itu tidak masalah. Dia sendiri pernah menciptakan sebuah lagu
untuk dinyanyikan para pelayan" (Abdurrahman Al-Baghdadi, 1991: 21)
Namun menurut Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati
menyatakan bahwa seniman dan budayawan bebas melukiskan apa saja
selama karyanya tersebut dinilai sebagai bernafaskan Islam. (M. Quraish
Shihab, 1999: 371)
Melihat berkembangnya seni yang ada penulis memandang pendapat
Quraish Shihab lebih araif dalam menyikapi perkembangan zaman yang
mana kebutuhan masa kini tentu saja lebih komplek sifatnya dibandingkan
dengan kebutuhan pada masa awal Islam.

3. Fakta IPTEKS dalam al-Qur’an

Setelah membahas ipteks dalam Islam secara global, disini akan


dipaparkan beberapa fakta ilmiah dalam Al Qur‟an. Al Qur’an merupakan
satu- satunya mu’jizat yang tak lekang dimakan zaman. Al Qur’an ini bersifat
universal untuk seluruh umat manusia.
Salah satu sifat asli Al-Qur’an yang membedakannya dari bible

9
adalah bahwa untuk mengilustrasikan penegasan yang berulang-ulang
tentang kemahakuasaan Tuhan, kitab tersebut merujuk kepada suatu
keragaman gejala alam (Maurice Bucaille, 1998: 195).

Di antara aspek-aspek terpenting dari pemikiran ini, bahwa al-


Qur'an berisi informasi tentang fakta-fakta ilmiah yang amat sesuai dengan
penemuan manusia, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

 Bahwa seluruh kehidupan berasal dari air


QS. Al-Anbiya [21]: 30,

‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰنَ ُه َما ۖ َو َج َع ْلنَا‬


َ ‫ت َوٱأْل َ ْر‬ َّ ‫ين َكفَ ُر ٓو ۟ا أَنَّ ٱل‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ َ ‫أَ َولَ ْم يَ َر ٱلَّ ِذ‬
َ ُ‫ِم َن ٱ ْل َمٓا ِء ُك َّل ش َْى ٍء َح ٍّى ۖ أَفَاَل يُ ْؤ ِمن‬
‫ون‬

Artinya :

“dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit


dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?

 Bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas (di dalam al-Qur'an
disebut dengan ad-Dukhan)
QS. Fushshilat [41]: 11,

‫ال لَ هَ ا َو لِ أْل َ رْ ضِ ْائ تِ يَ ا‬


َ َ‫ان فَ ق‬
ٌ ‫ي ُد َخ‬ َ ‫اء َو ِه‬ ِ ‫الس َم‬ َّ ‫ثُ َّم ا ْس تَ َو ٰى إِ لَ ى‬
َ ‫طَ ْو ًع ا أَ ْو َك رْ هًا قَ الَ تَ ا أَ تَ ْي نَ ا طَ ائِ ِع‬
‫ين‬
Artinya :

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah

10
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

11
Selain fakta ilmiah yang disebutkan diatas juga tampak dari
penamaan surat-surat dalam Al Qur’an antara lain: An-Nahl, An-Naml, Al-
Hadid, Ad- Dukhan, An-Najm, Al-Qomar dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari beberapa fakta ilmiah tersebut di dalam al-Qur'an, amatlah jelas
bahwa al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia tentang berbagai
hal. Untuk mengetahui secara detail dan seksama, maka manusialah yang
harus berusaha untuk memecahkan berbagai problematika keilmuan yang
didapati dalam kehidupan ini dengan berlandaskan pada ajaran al-Qur'an.
Dengan berlandaskan kepada al-Qur'an, manusia akan mengetahui hasil
penelitiannya mengenai alam melalui "pengkomparasian (pencocokan)"
dengan al-Qur'an, apakah sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh al-
Qur'an atau sebaliknya (Nasim Butt, 2001: 60)
Disamping contoh fakta ilmiah tersebut di atas, terdapat pula ayat
yang mengisyaratkan tentang teknologi kepada umat manusia. Al-Qur'an
tidak menghidangkan teknologi suatu ilmu yang murni dan lengkap, tetapi
hanya menyinggung beberapa aspek penting dari hasil teknologi itu dengan
menyebutkan beberapa kasus atau peristiwa teknik. Perlu diingat bahwa al-
Qur'an bukan buku teknik sebagaimana juga ia bukan buku sejarah
(walaupun banyak juga kisah di dalamnya), buka buku astronomi, fisika dan
lain-lain, melainkan kitab suci yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi
manusia.
Disamping banyak tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, Al-
Qur'an juga membahas tentang seni, hal ini dapat dilihat pada firman Allah
QS. Asy- Syu’ara’ [26]: 149,

‫ين‬ ِ َ‫ون ِم َن ْال ِج ب‬


ِ َ‫ال بُيُوتً ا ف‬
َ ‫ار ِه‬ َ ُ‫َو تَ ْن ِح ت‬
“Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-
rumah dengan rajin;”.

12
Ayat di atas menunjukkan seni pahat yang dilakukan oleh kaum nabi
Shaleh yaitu memahat gunung untuk dijadikan rumah.

2.2 Pentingnya IPTEKS dalam Kehidupan

Di era globalisasi ini kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari


Ilmu pengetahuan teknologi, dan seni atau yang biasa kita sebut IPTEKS,
mulai dari hal yang kecil sampai masalah yang paling vital semua tidak lepas
dari IPTEKS, kita senantiasa membutuhkan sebuah sarana yang membantu
dan memudahkan kita dalam melakukan berbagai hal serta aktivitas kita
sehari-hari salah satunya yaitu dengan IPTEKS.

IPTEKS berkembang terus sejalan dengan perkembangan yang


terjadi dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan
IPTEKS yang didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi (seperti internet, e-mail, e-business, e-commerce, TV-edukasi, dan
lain-lain) melaju dengan pesat, terutama memasuki abad ke-21 sekarang.

Sejak dulu sebenarnya teknologi sudah ada atau manusia sudah


menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia
berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik,
lebih aman dan lebih sejahtera. Perkembangan teknologi terjadi karena
seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapinya. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau
jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat
manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEKS
dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Allah SWT. Dimana
dalam pengembangan IPTEKS harus didasarkan terhadap moral dan
kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengenyam
13
IPTEKS secara merata. Begitu juga diharapkan SDM nya bisa lebih baik lagi,
apalagi banyak kemudahan yang kita dapatkan

Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEKS  telah membawa manfaat


yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis
pekerjaan yang sebelumnya harus dikerjakan dengan fisik manusia kini
sudah dapat dikerjakan dengan alat-alat teknologi. Ringkas kata kemajuan
IPTEKS yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan
dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan
umat manusia.

Peran masyarakat sangat besar dalam berkembangnya Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi. Berikut beberapa dampak positif dari
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di berbagai bidang :

1. Bidang Informasi dan Komunikasi

Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat
pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:

 Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat


dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
 Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang
sangat jauh hanya melalui handphone.
 Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.
2. Bidang Pendidikan

Peran penting IPTEK dalam bidang pendidikan, sebagai berikut:

 Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber


ilmu dan pusat pendidikan.

14
 Dampak dari hal ini adalah guru bukan satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan.
 Pemenuhan  kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi
dengan cepat, seperti penggandaan soal ujian dengan adanya mesin
foto copy untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang banyak
dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
 Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
 Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan
jasa pos internet dan lain-lain.
 Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan
pemanfaatan teknologi.
 Setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang dulunya
dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup
lama, menjadi mudah untuk dikerjakan dengan menggunakan media
teknologi seperti, komputer yang dapat mengolah data dengan
memanfaatkan berbagai program.
3. Bidang Ekonomi dan Industri

Dalam bidang ekonomi, teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan


teknologi tersebut dapat kita rasakan manfaat positifnya, antara lain:

 Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.


 Terjadinya industrialisasi.
 Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
 Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu
menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.
 Kemajauan ekonomi mampu menghasilkan produk kedokteran
menjadi komoditi.

15
4. Bidang Politik

Dampak positif dari teknologi pada bidang politik adalah:

 Timbulnya kelas menengah baru yang akan menjadi pelopor untuk


menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih
besar.
 Proses regenerasi kepemimpinan yang akan berdampak dalam gaya
dan substansi politik yang diterapkan sehingga kebebasan dan
persamaan semakin kental.
 Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh
berkembangnya regionalisme sehingga melahirkan kekuatan ekonomi
baru.
5. Bidang Sosial dan Budaya

Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat dampak positifnya terhadap


perkembangan bidang sosial dan budaya, yaitu:

 Meningkatnya rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu 


bangsa  akan  semakin  kokoh sehingga bangsa-bangsa Barat tidak lagi
dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
 Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin,
tekun dan pekerja keras.

2.3 Pentingnya Ilmu Pengetahuan bagi Peradaban

Kehadiran serta Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesat


serta mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa
bagi kemajuan peradaban umat manusia. Berbagai jenis pekerjaan yang
16
sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah
bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga
ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah
mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang
ilmu dan aktifitas manusia. Kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang
benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan
dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK
terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri.
Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa
IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentuk/ekstensi kemampuan
diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang
justru membelenggu perilaku dan gaya hidup kita sendiri.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Muhammad Sirajuddin


Syamsuddin memaparkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
memberikan peran penting pada tegaknya sebuah peradaban manusia di
muka bumi. Untuk itu, jika umat Islam ingin mengangkat kembali peradaban
Islam agar tinggi, perlu peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus
dikuasai terlebih dahulu.

Beliau memberikan contoh bahwa dulu ketika peradaban Barat


masih diliputi kegelapan dan peradaban di Timur juga masih dilingkupi oleh
mendung gelap, peradaban Islam yang berkembang kala itu sudah mencapai
kejayaannya. Kejayaan peradaban Islam kala itu juga didukung oleh
capaian-capaian pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Banyak tokoh-tokoh pada ilmu pengetahuan dan teknologi kala itu.


Seperti Ibnu Sina sebagai pakar kedokteran, Ibnu Khaldun sebagai pakar
bidang Sosiologi, Al Farabi ahli teori musik dan filsuf, Al-Khawarizmi

17
(penemu algoritma matematika, ahli astronomi) dan masih banyak lagi.

Beliau menjelaskan bahwa yang jadi pertanyaan bagi perkembangan


peradaban Islam saat ini adalah bagaimana menguatkan kembali
penguasaan iptek sebagai salah satu kunci. Terdapat pada hadist Rasulullah,
‘Tuntutlah ilmu walau sampai ke Negeri China”. Menjelaskan bahwa semua
umat Islam diwajibkan menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menyebutkan


keprihatinannya kepada umat Islam saat ini. Banyak negara-negara dengan
penduduk muslim besar namun tidak menjalankan tradisi Islam itu sendiri.
Justru banyak negara-negara yang bukan negara Islam banyak menerapkan
perilaku-perilaku Islami.

2.4 Integrasi Iman, Ilmu dan Amal dalam kehidupan sehari-


hari

1. Pengertian Iman, Ilmu, dan Amal


 IMAN
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan
menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat
keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan
dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman)


sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila
18
seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi
tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang
sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
 ILMU
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh
hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk
jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah memahami sesuatu dengan
hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu
merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan
inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia
mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-
sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus
tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah
sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan
ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu.
 AMAL
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan
atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut.
Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan
manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di
akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau
setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan
demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah,

19
sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan
hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang
bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu
sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan
baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia.
Misalnya pengembangan sains akan memberikan kemudahan dalam
lapangan praktis manusia. Demikian juga pengembangan ilmu-ilmu
sosial akan memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah di
masyarakat.

2. Integritas Iman, Ilmu, dan Amal


Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi
kedalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga
unsur pokok, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu
dan Amal shaleh. Sebagaimana digambarkan dalam QS. Ibrahim (14) : 24-25.

ٍ‫ب هَّللا ُ َم ثَ اًل َك لِ َم ة ً طَ يِّ بَ ة ً َك َش َج َر ة‬


َ ‫ض َر‬ َ ‫يف أَ لَ ْم تَ َر َك ْي‬
َ ‫ف‬ َ ‫أَلَم تَ َر َك‬

‫اء‬
ِ ‫الس َم‬ ٌ ِ‫طَ يِّ بَ ةٍ أَ صْ لُ هَ ا ثَ اب‬
َّ ‫ت َو فَ رْ ُع هَ ا فِ ي‬

َ َ‫ب هَّللا ُ ا أْل َ ْم ث‬


ِ‫ال لِ لنَّ اس‬ ٍ ‫تُ ْؤ تِ ي أُ ُك لَ هَ ا ُك َّل ِح‬
ُ ‫ين بِ إِ ْذ ِن َر بِّ هَ ا ۗ َو يَ ضْ ِر‬

َ ‫لَ َع لَّ ه ُْم يَ تَ َذ َّك ُر‬


‫ون‬

Artinya :

“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg


baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh

20
(menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu
mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan – perumpamaan itu agar manusia selalu ingat" ( QS :
14 ;24-25).

Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah


pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan
seni. Ipteks dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.

Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim


dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu
berurusan dengan hati. Akidah sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk
keimanan terhadap rukun iman,  yaitu iman kepada Allah, Malaikat-malaikat
Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari kiamat, dan takdir.

Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi


tanpa integritas ilmu dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka
keislaman seorang muslim  menjadi kurang utuh, bahkan akan
mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi
perilaku lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya.

 Hubungan Iman dan Ilmu

Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah


SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk
dapat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul kita harus memahaminya
terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan
Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama
(Islam).
21
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak
adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan
iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan
menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat
kerusakan.

 Hubungan Iman dan Amal

Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya


orang yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya
dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang
yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang
menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat
diibaratkan pohon tanpa buah.

Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus


menjalankan amalan keislaman, begitu pula orang yang mengaku islam harus
menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang kokoh
didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang
menunjukkan nilai nilai keislaman.

 Hubungan Amal dan Ilmu   

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama,
ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus
dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan
manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau
amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi
dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu.
Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi
dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia.
22
Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu
setelah berilmu lalu beramal.

Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-qur'an sangat kental


dengan nuansa–nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati
kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam. Keimanan yang dimiliki
oleh seseorang akan jadi pendorong untuk menuntut ilmu, sehingga posisi
orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang tinggi dihadapan
Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh
aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh. Dengan demikian
nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi dengan ilmu akan
membuahkan amal–amal shaleh. Maka dapat disimpulkan bahwa keimanan
dan amal perbuatan beserta ilmu membentuk segi tiga pola hidup yang
kokoh. Ilmu, iman dan amal shaleh merupakan faktor menggapai kehidupan
bahagia.

Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya,


“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman”  [HR. Ath-Thabrani] . Kemudian dijelaskannya
pula bahwa, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”  [HR. Ibnu Majah
dari Anas, HR. Al Baihaqi] . Selanjutnya, suatu ketika seorang sahabatnya,
Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan-
amalan apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?". Beliau Saw.
menjawab: "Masing-masing dimudahkan kepada suatu yang diciptakan
untuknya" [HR. Bukhari] “Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya,
niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.” [HR.
Abu Na’im] . ”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas
makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” [HR.

23
At Tirmidzi] . ”Seseorang itu tidak menjadi ‘alim (ber-ilmu) sehingga ia
mengamalkan ilmunya.” [HR. Ibnu Hibban].

Suatu ketika datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan


mengajukan pertanyaan: ”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama
?” Jawab Rasulullah Saw : “Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! ” Sahabat itu
bertanya pula “Ilmu apa yang Nabi maksudkan ?”. Jawab Nabi Saw : ”Ilmu
Pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala ! ” Sahabat itu rupanya
menyangka Rasulullah Saw salah tangkap, ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah,
kami bertanya tentang amalan, sedang Engkau menjawab tentang Ilmu !”
Jawab Nabi Saw. pula “Sesungguhnya sedikit amalan akan berfaedah
(berguna) bila disertai dengan ilmu tentang Allah, dan banyak amalan tidak
akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah”[HR.Ibnu Abdil Birrdari
Anas]. Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena ketiadaan ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, banyak amal setiap orang menjadi sangat
berkaitan dengan keimanan dan ilmu pengetahuan karena ”Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi
petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya … QS.[10]:9.

Ilmu pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala adalah


penyambung antara keimanannya dengan amalan-amalan manusia di muka
bumi ini. Sebagaimana kaidah pengaliran iman yang diajarkan oleh
Rasulullah Saw. bahwasanya iman adalah sebuah tashdiq bil qalbi yang
diikrarkan bil lisan dan diamalkan bilarkan dengan itu disimpulkan bahawa
kita jangan memisah ketiga komponen yang telah kita perhatikan tadi (iman,
ilmu dan amal) karena pemisahan setiap komponen menjadikan islam itu
janggal.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
IPTEKS merupakan singkatan yang menggabungkan tiga komponen
yaitu ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ilmu pengetahuan merupakan
kumpulan beberapa pengetahuan manusia tentang alam empiris yang
disusun secara logis dan sistematis. Sedangkan Teknologi merupakan
penerapan dari ilmu pengetahuan tersebut, yang bertujuan adalah untuk
kemaslahatan manusia. Serta, seni identik dengan rasa yang timbulnya dari
dalam jiwa, namun demikian gejala keindahan yang ditimbulkan oleh seni
bisa juga didekati dari sudut sains.
Iptek menurut sudut pandang Islam yaitu pengkajian terhadap
sunnatullah secara obyektif, memberi kemaslahatan kepada umat manusia,
dan yang terpenting adalah harus sejalan dengan nilai-nilai keislaman.
Al-Qur'an berisi informasi tentang fakta-fakta ilmiah yang amat
sesuai dengan penemuan manusia, yang diantaranya yaitu QS. Al-Anbiya
[21]: 30, QS. Fushshilat [41]: 11, dan QS. Asy- Syu’ara’ [26]: 149.
IPTEKS berperan penting dalam kehidupan manusia, khususnya
pada abad ke-21 sekarang. Dalam melakukan aktifitas sehari-hari, manusia
memanfaatkan IPTEKS sebagai sarana untuk mempermudah segala
aktifitasnya. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya harus dikerjakan
dengan fisik manusia kini sudah dapat dikerjakan dengan alat-alat
teknologi. Ringkas kata kemajuan IPTEKS yang telah kita capai sekarang
benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan
dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

25
Tentunya kemajuan IPTEK sangat berpengaruh bagi kehidupan dan
peradaban manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) memberikan
peran penting pada tegaknya sebuah peradaban manusia di muka bumi.
Untuk itu, jika umat Islam ingin mengangkat kembali peradaban Islam agar
tinggi, perlu peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikuasai
terlebih dahulu.

Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang
terintegrasi kedalam agama islam.  Dalam agama islam terkandung tiga
ruang lingkup, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan
amal barada di dalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap
rukun iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun
islam yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalanya.

3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Dari beberapa uraian diatas jelas banyaklah kesalahan serta kekeliruan, baik
disengaja maupun tidak, maka dari itu kami harapkan kritik dan sarannya
untuk memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia
adalah tempatnya salah dan lupa. Oleh karenanya, penyusun senantiasa
dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah berikutnya.

26
27

Anda mungkin juga menyukai