Kelompok 10:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui “Regulasi ASP Bukan
Pemerintah dan Komponen Laporan Keuangan Sector Public Bukan Pemerintah”
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
ISI
Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam
kamus bahasa indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung
arti kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata
sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi.
Menurut Bastian (2010:33), regulasi publik adalah ketentuan yang harus
dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada
organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM,
organisasi keagamaan tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat
lainnya
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang pertama,
regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait. Kedua,
tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau
aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh organisasi
publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian.
5
anggaran, pengadaan barang dan jasa publik, pelaporan keuangan, audit, serta
pertanggungjawaban publik. Pada setiap tahapan tersebut, isu dan permasalahn
sering kali melingkupi, baik yang terkait secara fungsional maupun procedural
hingga pada tataran pelaksanaanya sehingga hasil akhir dari setiap tahap dapat
dipengaruhi. Dalam menghadapinya, organisasi publik pun menggunakan regulasi
publiksebgai alat untuk memperlancarjalannya siklus akuntansi sector publik agar
tujuan organisasi dapat tercapai.
Regulasi dalam akuntansi sector publik adalah instrument aturan yang secara
sah ditetapkanoleh organisasi publik ketika menyelenggarakanperencanaan,
penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan
keuangan, audit serta pertanggungjawaban publik.
1. Perumusan masalah
6
Contoh masalah publik tentang akuntansi sector publik
7
3. Prosedur pembahasan
Terdapat tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik , yaitu
dengan lingkup tim teknis pelaksana organisasi publik(eksekutif), dengan
lembaga legislative (dewan penasehat), dan dengan masyarakat. Pembahasan
dalam lingkup tim teknis adalah yang lebih mereprentasi kepentingan
eksekutif(manajmen). Setelah itu, dilakukan publik hearing (pengummpulan
pendapat masyarakat). Pembahasan pada lingkup legislatifdan masyarakat
biasanya sangat sarat akan kepentingan politis.
8
umum, yang dalam hal ini pemerintah 4) Ikut melaksanakan ketertiban
memperoleh (kontra prestasi) sebagai dunia yang berdasarkan
penerimaan negara. kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
9
1. PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba
2. Regulasi Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota Yayasan dapat melakukan
kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara
mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha.
Pasal 5 ayat 1 (UU No. 28 Tahun 2004): "Kekayaan Yayasan baik berupa
uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan
Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak
langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain
yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas."
Merupakan perubahan dari Pasal 3 ayat 2 UU No. 16 tahun 2001 yang
menyebutkan bahwa "Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha
kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas."
10
3. Regulasi Partai Politik
4. Regulasi LSM
Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat
dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu pertama, melalui mekanisme pasar
(market mechanisme) dan kedua, mekanisme birokrasi (bureaucratic mechanism).
Dengan sejumlah kondisi yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai
mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya secara efisien
(Musgrave & Musgrave, 1984), (Brown dan Jackson, 19860). Namun ternyata
masih terjadi kegagalan pasar (market failures) dalam mengalokasikan sejumlah
barang dan jasa, seperti ‘publik goods’ beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan
jasa inilah, beserta jumlah ‘mixed goods’, yang dialokasikan ke masyarakat
melalui mekanisme birokrasi.
11
2.1.4 Konsep-Konsep Pokok Barang Dan Jasa Publik
Secara umum, barang publik memiliki tingkat excludability dan daya saing
rendah. Ini berarti bahwa jika barang itu diproduksi, barang tersebut dapat
dipergunakan banyak orang, seperti pertahanan nasional. Barang publik ini
dimanfaatkan oleh banyak orang, sehingga umumnya dibiayai dari dana publik.
Barang yang excludable, tetapi daya saingnya rendah disebut toll goods.
Barang ini bisa digunakan bersama-sama, namun yang memanfaatkannya tetap
dikenakan biaya, seperti jalan tol. Banyak orang yang bisa menggunakannya
secara bersamaan, tetapi setiap orang yang melewatinya harus membayar uang tol.
Barang atau pelayanan yang bisa dimanfaatkan cesara bersama-sama cenderung
membutuhkan investasi dalam skala besar, sehingga organisasi sektor publik
mampu berinvestasi untuk membangun pelayanan semacam itu. Dalam kasus
system Build-Operate-Transfer, organisasi sektor publik melakukan investasi
yang diperlukan, dan organisasi swasta menjalankannya dengan mengenakan
biaya pada pemakai.
12
2003. Peraturan-peraturan tersebut merupakan implementasi dari UU No 9 Tahun
1995 tentang Usaha Kecil, UU No 5 Tahun 2000 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat, UU No 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi,
Nepotisme; semuanya ditujukan untuk mengatur pengguna barang atau jasa dan
penyedia barang atau jasa sesuai dengan tugas, fungsi, hak dan kewajiban serta
peranan masing-masing pihak dalam proses pengadaan barang atau jasa yang
dibutuhkan Instansi Pemerintah.
13
dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi . karena kebutuhan informasi di
sector publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi
keuangan yang dihasilkan dari system akuntansi organisasi. Informasi non-
moneter seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam
pembuatan keputusan.
14
6. Memebrikan informasi mengani bagaimana organisasi memperoleh dan
membelanjakan kas atau sumber daya akas, mengenai utang dan
pembayaran kembali utang, dan mengenai factor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.
15
keuangan. Siklus akuntansi pada kedua sector tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.
16
1. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban
berdasarkan jatuh tempo.
2. Mengelompokkan aktiva kedalam lancer dan tidak lancer serta kewajiban
kedalam jangka pendek dan jangka panjang
3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh
temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva pada
catatan atas laporan keuaangan.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok
aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu
terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi
mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam
catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap aktiva, seperti tanah atau karya seni, yang
disumbangkan untuk tujuan tertentu, dirawat dan tidak dijual, atau aktiva yang
disumbangkan untuk investasi yang akan mendatangkan pendapatan secar
permanen dapat disajikan sebgai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih
yang penggunaanya dibatasi secar permanen, atau disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan. Pembatasan permanen atas kelompok kedua berasal dari hibah
atau waqaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
Pembatasan temporer terhadap sumabangan berupa aktivitas operasi
tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode
tertentu dimasa depan, atau perolehan aktiva tetap dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaanya dibatasi secar
temporer, atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan
temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan
penggunaan atau keduanya.
Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan jasa, penjualan
barang, sumabngan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Pembatasan terhadap penggunaan aktiva bersih
tidak terikat dapat bersal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan
organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual
17
dengan pemasok, kreditor, dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
informasi mengenai batasan-batasan tersebut umunya disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan..
2. Laporan aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta
sifat aktiva bersih.
2. Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain
3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama denga
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja
selama satu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi
dalam memberikan jada serta menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja
pengelola.
Laporan aktivitas mencakup organisai sector publik secara keseluruhan
dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama satu periode. Perubahan
aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas
dalam laporan posisi keuangan,.
Perubahan kelompok aktiva bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat
permanen, terikat temporer dan tidak terikat dalam satu periode.
Laporan aktivitas menyajikan pendaptan sebagai aktiva bersih tidak
terikat, kecuali penggunaannya dibatsi oleh penyumbang dan menyajikan
beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporen tergantung da tidaknya pemabtasan.
Dalam hal ini, sumbangan terikat yang pembahasannya sudah tidak
berlaku lagi dalam periode yang sama dapat disajikan sepanjang disajikan
secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
18
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau
pengurang aktiva bersih tidak teriakt, kecuali penggunaanya diabatasi.
Klasifikasi pendapatan , beban, keuntungan, dan kerugian dalam
kelompok aktiva bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi
tambahan dalam laporan aktivitas. Sebgai contoh, dalam suatu kelompok
atau beberapa kelompok peruabahan aktiva bersih, organisasi dapat
mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau
nonoperasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah
direalisasi atau belum terealisasi, berulang atau tidak berulang, atau
bengan cara lain.
19
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian
jasa. Aktivitas pendukung umumnya meliputi aktivitas pengelolaan dan
umum, pencairan adana, serta pengembangan keanggotaan.
a. Aktivitas investasi
Aktivitas ini meliputi pemberian dan penagihan pinjaman,pembelian tau
perwakafan tanah, bangunan, dan peralatannya, yakni aktiva yang
digunakan untuk menyelenggrakan pelayaan bagi masyarakat.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi harus
dialakukan agar menyajikan seberapa besar arus kas yang telah
dikeluarkan utnuk memperoleh sumbewr daya, yang dimaksudkan untuk
menigkatakan pelayanan masa depan organisai sector publik.
Contoh-contoh aruskas yang bearsal dari aktiviatas investasi:
Pembayaran kas untuk mendapatkan bangunan dan peralatan,
aktiva tidak berwujud, serta aktiva jangka panjang. Pembayaran ini
termasuk yang berkaitan dengan dana pengembangan bangunan
dan perlatan yang dibuat sendiri.
Kas dibayar dimuka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak-
pihak lain.
Penerimaan kas dari pembayaran kembali kas dibayar dimuka dan
pinjaman yang diberika kepada pihak lain.
Pembayaran kas untuk kontrak future, kontrak forward, kontrak
option, dan kontrak swap kecuali kontrak tersebut dimiliki untuk
tujuan bisnis atau pembayaran diklasifikasikan sebagai aktiva
pembiayaan.
Penerimaan kas untu kontrak future, kontrak forward, kontrak
option, dan kontrak swap kecuali kontrak tersebut dimiliki untuk
20
tujuan bisnis, atau pembayaran diklasifikasikan sebagai aktivitas
pembiayaan.,kkt
b. Aktivitas pembelanjaan/pembiayaan
Meliputi perolehan sumber daya, pemberian layanan bagi masyarakat,
meminjam uang atau membantu masyarakat yang memerlukan dan
membayare kembali jumlah yang dipinjam, serta memperolehdan
membayar sumber-sumber lainnya.
Aktivitas pembiayaan merupakan pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas pembiayaan harus dilakukan agar berguna dalam
memprediksi klaim-klaim atas arus kas masa depan oleh dana yang
tersedia untuk organisasi sector publik.
c. Aktivitas operasi
Meliputi seluruh transaksi dan peristiwa lain yang tidak termasuk dalam
aktivitas investasi serta pembayaran. Aktivitas operasi umumnya meliputi
penyediaan layanan. Arus kas dari aktivitas operasi umumnya dalah
dampak kas dari transaksi dan peristiwa lain yang diperhitungkan.
Jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indicator utama seberapa besar operasi suatu organisasi sector publik
didanai oleh :
1. Hibah, atau
2. Dana dari donator yang dilayani oleh organisasi sector publik.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada tiga jenis laporan yang harus dibuat oleh akuntan public, yakni
laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas. Masing-masing
laporan memiliki tujuan atau kegunaannya sendiri. Dalam menyusun laporan
keuangan sector public ada tiga tahapan yang harus diikuti yakni perencanaan,
pengolahan, dan pengkomunikasian. Pengkomunikasian ini sebgai bentuk
pertanggungjawaban organisasi sector public.
22
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2005. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
23