2
Pendahuluan
Mengapa diatur?
Diskusi/Musyawarah
➢ Pendahuluan
Perancang regulasi publik wajib mampu mendeskripsikan
latar belakang perlunya disusun regulasi publik. Sebuah
regulasi publlik disusun karena adanya permasalahan atau
tujuan yang ingin dicapai.
➢ Mengapa Diatur
Sebuah regulasi publik disusun karena adanya berbagai
isu terkait yang membutuhkan tindakan khusus dari
organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan
adalah mencari
jawaban atas pertanyaan mengapa isu tersebut harus
diatur atau mengapa regulasi publik perlu disusun.
➢ Permasalahan dan Misi
Sebuah regulasi publik disusund an ditetapkan jika solusi
alternatif atas suatu permasalahan telah dapat
dirumuskan. Selain itu, penyusunan dan penetapan
regulasi publik juga dilakukan dengan misi tertentu
sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi
publik
menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada.
➢ Dengan Apa Diatur
Ada berbagai jenjang regulasi publik yang sudah dikenal
luas. Sebagai contoh, dalam organisasi pemerintahan, di
setiap jenjang struktur pemerintahan dikenal regulasi
tersendiri, seperti peraturan daerah atau keputusan
kepada daerah sebagai aturan di daerah. Bentuk aturan
lainnya adalah Undang-undang Dasar, Undang-undang,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang,
Peraturan Pemeritnah dan Peraturan Presiden.
Setiap permasalahan harus dirumuskan dengan jenjang
regulasi yang akan mengaturnya, sehingga permasalahan
tersebut segera dapat disikapi dan ditemukan solusi yang
tepat sasaran.
➢ Bagaimana Mengaturnya
Substasi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab
pertanyaan bagaimana solusi atas permasalahan yang ada
akan dilaksanakan. Dengan demikian, regulasi publik yang
disusun benar-benar merupakan wujud kebijakan
organisasi publik dalam menghadapi berbagai
permasalahan publik yang ada.
➢ Diskusi/Musyawarah
Materi regulasi publik harus disusun dan dibicarakan
melalui mekanisme forum diskusi atau pertemuan khusus
publik yang membahas regulasi publik. Materi tersebut
harus dipersiapkan melalui proses penelitian yang
menggambarkan aspirasi publik yang betul. Karena itu,
mareri yang dibahas akan benar-benar menggambarkan
permasalahan yang ada dan aspirasi masyarakat. Forum
diskusi penyusunan regulasi biasanya telah ditetapkan
sebagai bagian dari proses penyusunan regulasi organisasi
publik. Sebagai contoh, di pemerintah, mekanisme
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
merupakan forum diskusi perumusan perencanaan
pembangunan; demikian juga, rapat pembahasan Undang-
undang, sidang paripurna di DPR/D, dan lain-lain.
➢ Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi
yang dilakukan sebelumnya. Hasil catatan ini akan
menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan organisasi
publik menyangkut bagaimana regulasi publik akan
dihasilkan dan dilaksanakan terkait isu atau
permasalahan yang dihadapi.
3
pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan
organisasi dalam menghadapi isu dan permasalahan yang ada.
Dalam organisasi akuntansi sektor publik, tahapan organisasi
selalu terjadi di semua organisasi publik. Semua proses
tersebut terangkai mulai dari perencanaan, penganggaran,
realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan
keuangan, audit, serta pertanggungjawaban publik. Dalam
menghadapinya, organisasi publik pun menggunakan regulasi
publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus
akuntansi sektor publik agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Regulasi Rencana Publik
Regulasi Laporan Pertanggung jawaban Publik Regulasi Anggaran Publik
Akuntansi
Sektor Publik
SikluRseguAlaksiuTennttaaSektor
TabelReg2u.la1si PHenagasdial anRegulasi dari nng si
Barang dan Jasa Pelaksanaan Realisasi AnggaranPublik
PublikPublik
4 Ibid, 37
➢ Siapa aparatpelaksana yang perilakunya bermasalah!
➢ Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi
publik!
➢ Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah
publik!
Terkait dengan akuntansi sektor publik, masalah-masalah yang
akan dibahas adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Contoh Masalah Publik Tentang Akuntansi
Sektor Publik
Tahapan Siklus
Permasalahan Pihak Terkait
ASP
Ketimpangan Bagian
pelayanan publik perencanaan,bagian
Perencanaan Publik
(kesehatan, program,stakeholde
pendidikan) r
Alokasi anggaran
Penganggaran Bagian anggaran,
pelayanan publik
public bagian keuangan
minimal
Jumlah pencairan
Realisasi anggaran Bagian anggaran,
dana tidak sesuai
public bagian keuangan
dengan anggaran
Bagian pengadaan,
Pengadaan barang Informasi tidak organisasi penyedia
dan jasa publik transparan layanan barang dan
jasa
Pelaporan keuangan Ketidaktepatan
Bagian keuangan
sektor publik waktu pelaporan
Audit internal, audit
Audit sektor bank Kurangnya bukti
eksternal
Keterbatasan
Pertanggungjawaba pendistribusian Kepala organisasi,
n publik informasi legislative
Hasil analisis akan menjelaskan signifikan keberhasilan atau
kegagalan penerapan regulasi publik dalam organisasi publik.
Prosedur Pembahasan
5 Ibid, 39
6. Keputusan Mendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang
Bentukd an Susunan Perhitungan APBD.
6 Ibid, 50
b. Perbandingan antara standar biaya dengan realisasinya
c. Target dan persentase fisik proyek yang tercantum
dalam penjabaran Perhitungan APBD (Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Cara
Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan
Daerah, dan Penyusunan Perhiutngan APBD)
7. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
dan Laporan Perhitungan APBD, baik yang dibahas DPRD
maupun yang tidak dibahas DPRD, tidak mengandung
konsekuensi terhadap masa jabatan Kepala Daerah.
7 Ibid, 42
Tabel 6.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara
9 Ibid, 48
3. Member isi dan arti kepada tanggung jawab
Pemerintah Daerah umumnya dan Kepala Daerah
khususnya, karena Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah itu menggambarkan seluruh
kebijaksanaan Pemerintah Daerah;
4. Melaksanakan pengawasan terhadap pemerintahan
daerah dengan cara yang lebih mudah dan berhasil
guna;
5. Merupakan suatu pemberian kuasa kepada Kepala
Daerah untuk melaksanakan penyelenggaraan
Keuangan Daerah di dalam batas-batas tertentu.
11 Ibid, 51
Permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia dapat
disebutkan sebagai berikut;