Anda di halaman 1dari 23

REGULASI

KEUANGAN PUBLIK
dan MANAJEMEN
BUMDes

HARIRI, SE., M.AK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
DEFINISI REGULASI KEUANGAN PUBLIK

▪ Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau


peraturan. Dalam kamus bahasa indonesia (Reality Publisher,
2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat
untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu
dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta
dipatuhi.
▪ Menurut Bastian (2010:33), regulasi publik adalah ketentuan yang
harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi
keagamaan tempat peribadatan, maupun organisasi sosial
masyarakat lainnya.
TEKNIK PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK

Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu


yang:
▪ Pertama, regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu
yang terkait.
▪ Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah
berbentuk regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan
sebagai wujud dukungan penuh organisasi publik. 
▪ Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian.
Tahapan dalam penyusunan regulasi publik yaitu sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Mengapa diatur?
3. Permasalahan dan misi
4. Dengan apa diatur?
5. Bagaimana mengaturnya?
6. Diskusi/ Musyawarah
7. Catatan
REGULASI DALAM SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK

Regulasi Tahapan dalam Siklus Akuntansi


Contoh Hasil Regulasi Publik
Sektor Publik
Regulasi Perencanaan Publik Peraturan Pemerintah No.7/2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM)

Regulasi Anggaran Publik Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2006 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007

Regulasi tentang Pelaksanaan Realisasi Anggaran Publik - Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2006 tentang
rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2007

- Otorisasi Kepala Daerah Dokumn Pelaksanaan Anggaran (DPA)


Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa Publik SK Gubernur tentang pemenang dalam pengadaan barang dan jasa

Regulasi Laporan Pertanggung jawaban publik Peraturan Daerah tentang penerimaan Laporan Pertanggung Jawaban
Gubernur/Bupati/Walikota.
Contoh Regulasi Publik Yang Mengatur Akuntansi Sektor Publik

Tahapan dalam siklus akuntansi sektor publik Contoh regulasi publik


- UU No.25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Perencanaan publik - Surat Edaran Bersama No.0295/M.PPN//I/2005050/166/SJ Tentang Tata
Cara Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangnan Tahun 2005
- UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah
Penganggaran publik - UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
- Permandagri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
- Permandagri No.59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah

Realisasi anggaran publik UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

Pengadaan barang dan jasa Peraturan Presiden No.32 Tahun 2005 Tentang Perubahan Kedua Atas
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pelaporan keuangan sector publik PP No.8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah
-
Audit sektor publik UU Np.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara
- SK BPK No.1 Tahun 2008 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

Pertanggungjawaban publik Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintahan
PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK

1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:
a. Apa masalah publik yang ada!
b. Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah!
c. Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah!
d. Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik!
e. Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik!
2. Perumusan Draft Regulasi Publik
Secara sederhana, draft regulasi publik harus dapat menjelaskan
siapa organisasi pelaksana aturan, kewenangan apa yang diberikan
padanya, perlu tidaknya memisahkan antara orang pelaksana
peraturan dan orang yang menetapkan sanksi atas ketidakpatuhan,
persyaratan apa yang mengikat organisasi pelaksana, serta apa
sanksi yang dapat dijatuhkan kepada aparat pelaksana jika
menyalahgunakan wewenang.
3. Prosedur Pembahasan 4. Pengesahan dan pengundangan
Tiga tahap penting dalam Tahap pengesahan draft regulasi
pembahasan draft regulai publik, publik yang dilakukan dalam
yaitu dengan lingkup tim teknis bentuk penandatanganan naskah
pelaksana organisasi publik oleh pihak organisasi publik
(eksekutif). Dengan lembaga (pimpinan organisasi). Kemudian
legislatif (dewan penasehat, dewan dilakukan anjuran tahapan
penyantun, dan lain-lain) dan sosialisasi regulasi publik, hal ini
dengan masyarakat. diperlukan agar terjadi komunikasi
hukun antara regulasi publik dan
masyarakat yang harus dipatuhi.
REVIEW  REGULASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Judicial Review” (hak uji materiil) merupakan kewenangan


lembaga peradilan untuk menguji kesahan dan daya jual produk-
produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif, legislatif serta
yudikatif dihadapan konstitusi yang berlaku. Dalam PERDA No. 1
Tahun 1999 disebutkan bahwa bila dalam 90 hari setelah putusan
diberikan kepada pegugat, maka peraturan per UU batal demi
hukum. Serta seluruh atau sebagian pasal UU bertentangan dengan
UUD.
DASAR HUKUM KEUANGAN PUBLIK DI INDONESIA

▪ Dasar Hukum Keuangan Negara


Keuangan negara dapat diinterpretasikan sebagai pelaksanaan hak
dan kewajiban warga yang di nilai dengan uang, dalam kerangka
tata penyelenggaraan pemerintah.
▪ Hak dan Kewajiban Negara
Hak-hak negara yang dimaksud mencakup : Kewajiban negara adalah Berupa
Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintah
sesuai dengan pembukaan  UUD 1945 yaitu:
Ø Hak monopoli, mencetak dan Ø  Melindungi segenap bangsa indonesia
mengadarkan uang. dan seluruh tumpah darah indonesia.
Ø Hak untuk memungut sumber-sumber Ø  Memajukan kesejahteraan umum.
keuangan seperti pajak, bea dan cukai.
Ø  Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ø Hak untuk memproduksi barang dan
Ø  Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
jasayang dapat dinikmati oleh khalayak
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
umum, yang dalam hal ini pemerintah dapat
abadi dan keadilan sosial.
memperoleh (kontra prestasi) sebagai
sumber penerimaan negara.
Dalam UUD 1945 Amandemen VI secara khusus diatur mengenai Keuangan
Negara yaitu pada bab VIII pasal 23 yang berbunyi sebagai berikut:
1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang –
undang dan dilaksanakan secara terbuka secara bertanggungjawab
untuk sebesar –sebesarnya kemakmuran masyarakat.
2) Rancangan Undang- Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan 
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan
Anggaran  Pendapatan dan Belanja yang diusulkan oleh presiden,
pemerintah menjalankan anggaran pendapatan dan  belanja negara 
tahun lalu.
Terdapat tiga Undang-undang yang digunakan untuk
penerapannya, yaitu :
▪       UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Mengatur mengenai semua hak dan kewajiban Negara
mengenai keuangan dan pengelolaan kekayaan Negara, juga
mengatur penyusunan APBD dan penyusunan anggaran
kementrian/lembaga Negara (Andayani, 2007).
▪       UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Mengatur pengguna anggaran atau pengguna barang, bahwa
undang-undang ini mengatur tentang pengelolaan keuangan
Negara yang meliputi pengelolaan uang, utang, piutang,
pengelolaan investasi pemerintah dan pengelolaan keuangan
badan layanan hukum (Andayani, 2007).
▪       UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Dan Tanggungjawab Keuangan Negara
Mengatur tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawabkeuangan Negara yang dilaksanakan oleh BPK. BPK
menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atas laporan
keuangan kepada DPR dan DPD. Sedangkan laporan keuangan
pemerintah daerah disampaikan kepada DPRD. (Andayani,
2007).
▪ Dasar Hukum Keuangan Daerah
Pembangunan daerah sebagai bagian
integral dari pembangunan nasional
didasari pada prinsip otonomi daerah
dalam pengelolaan sumberdaya. Prinsip
otonomi daerah memberikan kewenangan
yang luas dan tanggung jawab nyata pada
pemerintahan daerah secara proporsional.
Dalam rangka penyelenggaraan Daerah
Otonom, dijelaskan dalam Pasal 64
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974,
tentang fungsi penyusunan APBD.
▪ Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik
Lainnya
Ada beberapa UU atau standar yang
mengaturnya, yaitu :
PSAK No. 45 tentang Organisasi Nirlaba
UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
PP No. 29 Tahun 2005 tentang Bantuan
Keuangan kepada Partai Politik
PERMASALAHAN REGULASI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

▪ Regulasi yang berfokus pada ▪ Regulasi belum bersifat teknik


manajemen
Banyak regulasi publik di
Regulasi publik mengatur seluruh indonesia yang tersusun dengan
proses pengelolaan organisasi sangat baik untuk tujuan
publik. Selain itu juga harus kesejahteraan publik. Namun,
berfokus pada tujuan pencapaian banyak diantaranya tidak dapat
organisasi publik yaitu diaplikasikan dalam masyarakat.
kesejahteraan publik.
▪ Perbedaan interpretasi antara ▪ Pelaksanaan regulasi yang
undang-undang dan regulasi di bersifat transisi berdampak
bawahnya pemborosan anggaran
Salah satu permasalahan regulasi Saat ini, banyak regulasi yang
di indonesia adalah perbedaan bersifat  transisi telah
interpretasi antara undang-undang dilaksanakan secara bertahap dan
dan regulasi dibawahnya. Dalam membutuhkan kapasitas tertentu
banyak kajian, beberapa ayat atau untuk melaksanakannya. Hal ini
pasal dari undang-undang atau akan mempengaruhi anggaran
regulasi terkait sering yang senantiasa meningkat dan
menimbulkan berbagai interpretasi cenderung boros.
yang berbeda dalam
melaksanakannya.
▪ Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi
Sanksi adalah hukuman jika organisasi
publik tidak melaksanakan regulasi
tersebut. Dengan tidak adanya sanksi,
organisasi akan seenaknya melaksanakan
atau tidak melaksanakan regulasi tersebut.
Sanksi terhadap organisasi yang tidak
melaksanakan regulasi hendaknya
dicantumkan dalam setiap regulasi publik.
MANAJEMEN BUMDes

▪ Manajemen didefinisikan sebagai sebuah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
▪ Manajemen yang baik adalah kunci di balik suksesnya suatu usaha atau
bisnis, bagaimana manajemen yang baik menjadi kunci di balik suksesnya
usaha atau bisnis telah terbukti dan teruji, hal ini pun berlaku dalam Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes), salah satu kunci sukses BUMDes Sukses
adalah manajemen yang baik.
▪ Artinya BUMDes sejak awal harus memiliki rencana usaha yang jelas, dan
menjalankan fungsi manajemen dengan baik dan benar. Dalam
pengelolaan BUMDes fungsi manajemen ini dapat kita lakukan untuk
membantu perencanaan unit usaha BUMDes.
Fungsi Manajemen Bisnis

1. Fungsi Manajemen Perencanaan (Planning) 2. Fungsi Manajemen Pengorganisasian


(Organizing)
Fungsi perencanaan ini bisa dibilang sebagai
proses dasar yang memiliki peran terpenting Setelah pengelola BUMDes melakukan fungsi
dari keseluruhan proses manajemen BUMDes. perencanaan secara matang, saatnya mengubah
Pentingnya perencanaan dalam pendirian rencana yang telah BUMDes buat menjadi
sesuatu yang nyata. Untuk memulainya,
BUMDes dapat digambarkan seperti fondasi pengelola BUMDes perlu memastikan agar tugas
rumah yang harus dibangun secara kuat. atau kegiatan yang akan dijalankan dipegang
Karena, dasar yang kuat berarti bangunan atau dikerjakan oleh sumber daya manusia yang
yang kuat. tepat. Inilah fungsi manajemen pengorganisasian
dalam bisnis.
Sama halnya dengan fondasi yang menjadi
dasar dari kuatnya sebuah bangunan, maka Dalam menentukan fungsi manajemen
manajemen berperan untuk menetapkan pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
tujuan atau sasaran yang akan dicapai oleh menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
BUMDes, kemudian pengelola akan siapa yang harus mengerjakan dan bertanggung
merencanakan cara terbaik demi mencapai jawab atas tugas tersebut, sampai pada oleh
tujuan BUMDes. siapa keputusan harus diambil dalam
menjalankan unit usaha BUMDes.
3. Fungsi Manajemen Pengarahan (Directing) 4. Fungsi Manajemen Pengendalian
(Controlling)
Memasuki fungsi manajemen pengarahan,
maka setiap pengurus dan pekerja unit Fungsi manajemen pengendalian dalam
usaha BUMDes pada dasarnya harus sudah usaha BUMDes menjadi sangat penting, hal
mengetahui apa yang harus mereka ini untuk memastikan di setiap proses dalam
kerjakan demi mencapai tujuan utama manajemen BUMDes berjalan optimal dan
BUMDes. sesuai rencana.
Walau demikian, pengelola BUMDes harus Fungsi manajemen pengendalian pada
terus memberikan pengarahan dan motivasi umumnya meliputi empat kegiatan, yaitu
kepada pengelola atau karyawan unit usaha untuk menentukan standar prestasi,
BUMDes. Biasanya, manajer di masing- mengukur prestasi yang sudah dicapai,
masing unit usaha BUMDes melakukan membandingkan prestasi yang sudah dicapai
pengarahan melalui metode influencing dan dengan standar prestasi, dan melakukan
motivating. perbaikan kalau ada penyimpangan dari
standar prestasi yang sudah ditentukan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai