0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
147 tayangan7 halaman
Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang regulasi keuangan publik. Terdapat definisi regulasi publik sebagai ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam pengelolaan organisasi publik. Dibahas pula teknik penyusunan regulasi publik dan contoh regulasi yang mengatur siklus akuntansi sektor publik seperti perencanaan, penganggaran, dan pelaporan keuangan. Diberikan pula penjelasan mengenai penyusunan, pengesahan, dan peninj
Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang regulasi keuangan publik. Terdapat definisi regulasi publik sebagai ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam pengelolaan organisasi publik. Dibahas pula teknik penyusunan regulasi publik dan contoh regulasi yang mengatur siklus akuntansi sektor publik seperti perencanaan, penganggaran, dan pelaporan keuangan. Diberikan pula penjelasan mengenai penyusunan, pengesahan, dan peninj
Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang regulasi keuangan publik. Terdapat definisi regulasi publik sebagai ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam pengelolaan organisasi publik. Dibahas pula teknik penyusunan regulasi publik dan contoh regulasi yang mengatur siklus akuntansi sektor publik seperti perencanaan, penganggaran, dan pelaporan keuangan. Diberikan pula penjelasan mengenai penyusunan, pengesahan, dan peninj
Dibuat oleh Nama : Hendry Roynaldy E. Tempa Stambuk : C 301 19 140 Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
1. Definisi regulasi publik
Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa Indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan dan lain sebagainya.
2. Teknik penyusunan regulasi publik
Teknik penyusunan regulasi publik berupa rangkaian tahapan-tahapan sehingga regulasi publik tersebut siap disusun dan kemudian ditetapkan dan diterapkan. Berikut ini penjelasan pada masing-masing tahapan tersebut: a. Pendahuluan Perancang regulasi publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun regulasi publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya permasalahan atau tujuan yang ingin dicapai. b. Mengapa Diatur ? Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan tindakan khusus dari organisasi publik. c. Permasalahan dan Misi Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu permasalahan telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik juga dilakukan dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada. d. Dengan Apa Diatur ? Setiap permasalahan harus dirumuskan dengan jenjang regulasi yang akan mengaturnya, sehingga permasalahan tersebut segera dapat disikapi dan ditemukan solusi yang tepat sasaran. e. Bagaimana Mengaturnya ? Subtansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan bagaimana solusi atas permasalahan yang ada akan dilaksanakan. f. Diskusi atau Musyawarah Materi regulasi publik harus disusun, dibicarakandan ditetapkan melalui mekanisme forum diskusi atau pertemuan khusus publik yang membahas tentang regulasi. g. Catatan Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilakukan sebelumnya yang akan menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan organisasi publik menyangkut bagaimana regulasi publik akan dilaksanakan.
3. Regulasi dalam siklus akuntansi sektor publik
Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan, baik yang berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi publik pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi isu dan permasalahan yang ada. Contoh regulasi publik yang mengatur Akuntansi Sektor Publik. Tahapan dalam Siklus Contoh Regulasi Publik Akuntansi Sektor Publik Perencanaan publik UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Surat Edaran Bersama No 0295/M.PPN/I/2005050/166/SJ tentang Tata Cara Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tahun 2005 Penganggaran publik UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Daerah UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah Permendagri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Permendagri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas PM Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Realisasi anggaran publik UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pengadaan barang dan jasa Peraturan Presiden No 32 Tahun 2005 tentang Perubahan publik Kedua Atas Keputusan Presiden No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pelaporan keuangan sektor PP No 8 Tahun 2005 tentang Pelaporan Keuangan dan publik Kinerja Instansi Pemerintah Audit sektor publik UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara SK BPK No 1 Tahun 2008 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Pertanggungjawaban publik Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
4. Penyusunan regulasi publik
Regulasi dalam sektor publik dalah instrumen aturan yang secara sah diterapkan oleh organisasi publik ketika menyelenggarakan perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggungjawaban publik. 1. Perumusan Masalah Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang akan diatur. Salah satu cara untuk menggali permasalahan ini adalah melakukan penelitian. Untuk masalah publik yang ada dalam masyarakat, observasi atas objek permasalahan itu harus dilakukan. Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut: a. Apa masalah publik yang ada? b. Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah? c. Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah? d. Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik? e. Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik? 2. Perumusan Draft Regulasi Publik Secara sederhana, draft regulasi publik harus dapat menjelaskan siapa organisasi pelaksana aturan, kewenangan apa yang diberikan padanya, perlu tidaknya memisahkan antara organ pelaksana peraturan dan organ yang menetapkan sanksi atas ketidakpatuhan, persyaratan apa yang mengikat organisasi pelaksana, serta apa sanksi yang dapat dijatuhkan kepada aparat pelaksana jika menyalahgunakan wewenang. 3. Prosedur Pembahasan Tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik, yaitu dengan lingkup tim teknis pelaksana organisasi publik (eksekutif). Dengan lembaga legislatif (dewan penasehat, dewan penyantun, dan lain-lain) dan dengan masyarakat. Setelah itu, dilakukan Public Hearing (pengumpulan pendapatan masyarakat). Pembahasan pada lingkup legislatif dan masyarakat biasanya sangat sarat dengan kepentingan politisi. 4. Pengesahan dan pengundangan Tahap pengesahan draft regulasi publik yang dilakukan dalam bentuk penandatanganan naskah oleh pihak organisasi publik (pimpinan organisasi). Kemudian dilakukan anjuran tahapan sosialisasi regulasi publik, hal ini diperlukan agar terjadi komunikasi hukun antara regulasi publik dan masyarakat yang harus dipatuhi.
5. Review regulasi akuntansi sektor publik
“Judicial Review” (hak uji materiil) merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk menguji kesahan dan daya jual produk-produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif, legislatif serta yudikatif dihadapan konstitusi yang berlaku. Dalam PERMA No. 1 Tahun 1999 disebutkan bahwa bila dalam 90 hari setelah putusan diberikan kepada pegugat, maka peraturan per UU batal demi hukum. Serta seluruh atau sebagian pasal UU bertentangan dengan UUD. Pengujian hakim terhadap produk cabang kekuasaan legislatif, dan cabang kekuasaan eksekutif adalah konsekuensi dari dianutnya prinsip ‘checks and balances’, berdasarkan doktrin pemisahan kekuasaan.
6. Dasar hukum keuangan sektor publik
a. Dasar Hukum Keuangan Negara. Keuangan negara dapat diinterpretasikan sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban warga yang di nilai dengan uang, dalam kerangka tata penyelenggaraan pemerintah. Dalam UUD 1945 Amandemen VI secara khusus diatur mengenai Keuangan Negara yaitu pada bab VIII pasal 23. Peraturan lain yang mengatur tentang keuangan negara adalah sebagai berikut: UU No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara UU No.1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara UU No.15 Tahun 2004 tentang pemeriksaaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara UU No.25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional Peraturan Presiden Republik Indonesia No.32 Tahun 2005 tentang perubahan kedua atas keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah. b. Dasar Hukum Keuangan Daerah Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional didasari pada prinsip otonomi daerah dalam pengelolaan sumberdaya. Prinsip otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas dan tanggung jawab nyata pada pemerintahan daerah secara proporsional. Dalam rangka penyelenggaraan Daerah Otonom, dijelaskan dalam Pasal 64 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang fungsi penyusunan APBD. c. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik Lainnya Ada beberapa UU atau standar yang mengaturnya, yaitu : PSAK No. 45 tentang Organisasi Nirlaba UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik PP No. 29 Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
7. Permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia
Permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia yaitu : a. Regulasi yang berfokus pada manajemen Regulasi publik mengatur seluruh proses pengelolaan organisasi publik. Selain itu juga harus berfokus pada tujuan pencapaian organisasi publik yaitu kesejahteraan publik. b. Regulasi belum bersifat teknik Banyak regulasi publik di indonesia yang tersusun dengan sangat baik untuk tujuan kesejahteraan publik. Namun, banyak diantaranya tidak dapat diaplikasikan dalam masyarakat. c. Perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi di bawahnya Salah satu permasalahan regulasi di indonesia adalah perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi dibawahnya. Dalam banyak kajian, beberapa ayat atau pasal dari undang-undang atau regulasi terkait sering menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda dalam melaksanakannya. d. Pelaksanaan regulasi yang bersifat transisi berdampak pemborosan anggaran Saat ini, banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara bertahap dan membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal ini akan mempengaruhi anggaran yang senantiasa meningkat dan cenderung boros. e. Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi Sanksi adalah hukuman jika organisasi publik tidak melaksanakan regulasi tersebut. Dengan tidak adanya sanksi, organisasi akan seenaknya melaksanakan atau tidak melaksanakan regulasi tersebut. Sanksi terhadap organisasi yang tidak melaksanakan regulasi hendaknya dicantumkan dalam setiap regulasi publik. Referensi: https://blogoblokgoblok.blogspot.com/2016/12/definisi-regulasi-publik-akuntansi.html http://novemberfiles.blogspot.com/2014/11/regulasi-keuangan-publik.html?m=1 http://naldojauhari.blogspot.com/2015/09/makalah-regulasi-publik.html?m=1 https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU17-2003KeuanganNegara.pdf https://blogoblokgoblok.blogspot.com/2015/01/regulasi-keuangan-sektor-publik.html http://novemberfiles.blogspot.com/2014/11/regulasi-keuangan-publik.html http://awaluakuntansi.blogspot.com/2016/07/regulasi-keuangan-publik.html?m=1