Anda di halaman 1dari 7

REGULASI DAN STANDAR

AKUNTANSI PUBLIK

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Sektor Publik

Disusun oleh : H.Halifah,SE


NIM : A014231009
Tugas Individu :

NAMA : Hj.Halifah

NIM : A014231009

MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Regulasi dan Standar Akuntansi Publik

 Definisi Regulasi Publik


- Regulasi berasal dari bahasa asing yaitu regulation atau peraturan. Regulasi
Publik adalah segala peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan dalam
organisasi publik seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan dll.
- Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam
proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintahan pusat,
pemerintahan daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi
keagamaan/tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.
 Menurut Haryanto;Arifudin;Sahmudin (2007), Akuntansi sektor publik berbeda
dengan akuntansi pada sektor swasta, dalam ilmu akuntansi, akuntasi sektor
publik bertujuan untuk memberikan pelayanan publik dalam rangka memenuhi
kebutuhan publik. Yang membedakan akuntansi sektor publik dengan akuntansi
sektor swasta terletak pada lingkungan yang mempengaruhinya.
 Dalam prakteknya sehari-hari akuntansi sektor publik memiliki standar yang
berbeda dengan akuntasi pada umumnya atau akuntansi biasa. Pada PSAK
nomor 45 belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun
organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karna itu, pemerintah mencoba menyusun
suatu standar yang disebut dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
 Definisi Akuntansi Sektor Publik adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan,
pengklasifikasian, penganalisaan, dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu
organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi para pernakai
laporan keuangan yang berguna untuk mengambil keputusan (Tulis, Niko,
Timbul, 2007).
 Dalam bukunya “Akuntansi Sektor Publik” tahun 2007 menurut Tulis dkk
menjelaskan bahwa akuntansi sektor publik adalah laporan data keuangan yang
dikelola baik oleh pihak swasta maupun pemerintah yang tujuannya non profit
motif (nirlaba). Tujuan pokok dari akuntansi sektor publik ini adalah memberikan
laporan keuangan untuk pelayanan kepada masyarakat.
 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah aturan-aturan yang harus digunakan di
dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan pihak
eksternal. Sektor Publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan
usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan hak publik.
 Standar ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP);
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dan badan layanan umum. Secara
umum SAP berbentuk regulasi pemerintah yaitu PP NO.71 tahun 2020 dan
peraturan menteri keuangan (PMK) untuk tambahan dan revisi.
 Standar dikembangkan pada praktek akuntansi pemerintah dan berlaku secara
internasional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Acuan
standar internasional untuk akuntansi sektor publik menggunakan International
Public Sector Accounting Standard (IPSAS). Dasar Hukum dari Standar Akuntansi
Pemerintah sebagai berikut:
1. UU no.17 tahun 2003 Pasal 17. Pendapatan negara atau daerah adalah hak
pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.UU no.17 tahun 2003 Pasal
36(1)Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
2. UU no.1 tahun 2004 Pasal 70 (2). Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun
anggaran 2008 PP No.71 tahun 2010. SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Disusun oleh KSAP dan berlaku bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
3. UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
4. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
5. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah,
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
7. (RKP),
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga,
9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM),
10. Peraturan Pemerintah RI nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan,
11. Peraturan Pemerintah RI nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
12. Daerah,
13. Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
14. Daerah.
15. Permendagri nomor 59 tahun 2007 tentang revisi permendagri 13 tahun 2006
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
 PERKEMBANGAN UU setelah OTONOMI DAERAH
• PP No 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum
• PP No 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
• PP No 54 Tahun 2005 Tentang Pinjaman Daerah
• PP No 55 Tentang Dana Perimbangan
• PP No 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah
• PP No 57 Tahun 2005 Tentang Hibah Kepada Daerah
• PP No 58 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
• Pp No 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal

 Kebutuhan Regulasi dan Standar di Sektor Publik


a. Kebutuhan Regulasi Aktivitas organisasi sektor publik ini memenuhi hajat orang
banyak, yang dimana kita tidak mungkin terlepas dengan masalah-masalah yang
dapat merugikan masyarakat. Oleh karena itu kita membutuhkan regulasi sebagai
aturan meminimkan kesalahan yang ada. Contoh Regulasi : Pemerintahan tidak
terlepas dengan kesalahan dalam bidang keuangan baik itu rugi atau untungnya dia
.Masyarakat hanya bisa angkat tangan mengenai hal itu. Namun disinilah fungsi
regulasi yaitu meminimkan kesalahan yang ada untuk kesejahtraan masyarakat.
b. Standar Sektor Publik Dalam konteks organisasi sektor publik, sebuah paket standar
akuntansi tersendiri diperlukan karena kekhususan yang signifikan antara organisasi
sektor publik dengan perusahaan komersial, diantaranya adanya kewajiban
pertanggungjawaban yang lebih besar kepada publik atas penggunaan dana-dana
yang dimiliki.

 Perkembangan Regulasi Di Sektor Publik

Regulasi di sektor publik dibagi dalam dua bagian besar yaitu :

1. Perkembangan Regulasi yang terkait dengan Organisasi Nirlaba dan Instansi


Pemerintah.
2. Perkembangan Regulasi Terkait Keuangan Negara

1. Perkembangan Regulasi Terkait Organisasi Nirlaba


a. Regulasi Tentang Yayasan
 Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
 Yasasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuannya
dengan mendirikan badan usaha dan ikut serta dalam suatu badan usaha dengan
persyaratan-persyaratan tertentu. Regulasi yang terkait dengan yayasan adalah
Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 2001 Tentang yayasan. Undang-undang ini
dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar yayasan dapat
berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan
akuntabilitas kepada Masyarakat.
 Selain dari dua UU tersebut, untuk lebih menjamin kepastian hukum pemerintah juga
mengeluarkan peraturan pemerintah No. 63 Tahun 2008 mengenai Undang Undang
tentang Yayasan.

b. Regulasi Tentang Partai Politik

 Undang-undang yang pertama ada setelah era reformasi adalah Undang-undang


Nomor 12 Tahun 1999 Tentang Partai Politik. Seiring dengan perkembangan
 UU yg pertama ada setelah era reformasi adalah UU No. 2 tahun 1999. Seiring
dengan perkembangan masyarakat dan perubahan sistem ketatanegaraan yang
dinamis di awal-awal era reformasi, undang-undang ini diperbaharui dengan
keluarnya undang-undang Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Partai Politik.

c. Regulasi Tentang Badan Hukum Milik Negara (BHMN) & Badan Hukum
Pendidikan (BHP).
 BHMN adalah salah satu bentuk badan hukum di Indonesia yg awalnya dibentuk
untuk mengakomodasikan kebutuhan khusu dalam rangka “privitisasi” lembaga
pendidikan yg memiliki karakteristik tersendiri, khususnya sifat non-profit meski
berstatus sebagai badan usaha.
 Pada akhir tahun 2008, terdapat perkembangan baru pada dunia pendidikan tinggi
di Indonesia dengan disahkannya UU tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP).
 BHP adalah badan hukum penyelenggaraan pendidikan formal dengan berprinsip
nirlaba yang memeliki kemandirian dalam pengelolaannya dengan tujuan
memajukan satuan Pendidikan.

2. Perkembangan Regulasi Terkait Keuangan Negara


 Dasar Hukum Keuangan Daerah
 Berdasarkan pasal 18 UUD 1945, tujuan pembentukan daerah otonom adalah
meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah untuk melayani
masyarakat dan melaksanakan program pembangunan. Dalam rangka
penyelenggaraan daerah otonom, menurut penjelasan pasal 64 Undang-
undang No. 5 tahun 1974,
 fungsi penyusunan APBD adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah pajak yang dibebankan kepada Rakyat Daerah yang
bersangkutan.
2. Mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab, memberi isi dan arti
kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan kepala daerah
khususnya, karena anggaran pendapatan dan belanja daerah itu
menggambarkan seluruh kebijaksanaan pemerintah daerah.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pemerintahan daerah dengan cara
yang lebih mudah dan berhasil guna.
4. Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah untuk
melaksanakan penyelenggaraan Keuangan Daerah didalam batas-batas
tertentu.
 Standard Akuntansi Pemerintah (SAP)
- Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
sebagai pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan
diikuti dengan aturan-aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri
Keuangan untuk pemerintah pusat maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk
pemerintah daerah.

 Basis Akuntansi
- Sesuai amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
dan Undang- undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara,
pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara paling lambat tahun
anggaran 2008. Sedangkan basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh
pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan adalah dual basis. Yang dimaksud dengan dual basis adalah
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran menggunakan basis kas, sedangkan untuk pengakuan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca menggunakan basis akrual.

Anda mungkin juga menyukai