Anda di halaman 1dari 5

IBNU SYAHID SIRA HAQ

S2 Akuntansi
A062231046

Organisasi Sektor Publik, Regulasi, dan Standar Sektor Publik

Akuntansi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya berkaitan dengan
usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik yang bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan dan hak publik. Istilah sektor publik pertama kali digunakan pada tahun 1952 oleh
seorang ekonom yang, setelah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Hongaria, ketika
menulis di AS, menawarkan perbandingan sistem ekonomi, mensintesisnya menjadi tiga
kelompok: negara-negara seperti Amerika yang menekankan kebebasan ekonomi; negara-negara
seperti Uni Soviet yang mengadopsi perencanaan terpusat; dan negara-negara seperti Inggris dan
Perancis yang secara tradisional menekankan kebebasan ekonomi Barat namun dalam dua
dekade sebelumnya telah beralih ke kompromi antara 'kebebasan' dan 'perencanaan'. Dengan kata
lain, istilah ini diadopsi untuk fokus pada perpaduan antara sektor publik dan swasta dalam suatu
perekonomian. Sejak saat itu, perekonomian campuran telah meningkatkan peran pemerintah
secara signifikan.

Dorongan utama untuk memperkuat sistem tata kelola dan pengendalian internal berasal
dari skandal keuangan, termasuk skandal pelaporan keuangan. Hal itu ditandai dengan pendirian
Committee of Sponsoring Organizations (COSO) pada tahun 1985 di AS, sebuah badan sektor
swasta yang terdiri dari lima asosiasi akuntansi profesional, termasuk American Institue of
Certified Public Accountants dan Insitute of Internal Auditors, dan American Accounting
Association sebuah badan akuntansi akademis. Pengendalian internal terlihat jelas dalam standar
audit pemerintah dan persyaratan Kantor Manajemen dan Anggaran AS serta Kantor
Akuntabilitas Pemerintah.

Pada awalnya, profesi akuntansi dimunculkan dalam organisasi seperti Institute of


Chartered Accountants (di Inggris dan Wales) yang didirikan pada tahun 1880. Perkembangan
ini diperkuat oleh Lembaga The Corporate Treasurers and Accounting Institute pada tahun 1885.
Dua lembaga ini merupakan lembaga bentukan pemerintah daerah. Namun demikian, tujuan
sebenarnya dari pembentukan dua lembaga tersebut adalah mempresentasikan akuntansi di
perusahaan kota praja. Selanjutnya muncullah organisasi Chartered Institute of Publik Finance
and Accounting (Sowerby, 1985) yang mensertifikasi para pekerja di sektor publik. Jadi
legitimasi subdisiplin akuntansi sektor publik resmi ada. Sedangkan Institut Akuntan Publik
Amerika muncul pada tahun 1887. Munculnya profesi ini bertepatan dengan perluasan layanan
pemerintah di tingkat nasional, mulai dari pertahanan hingga semua aspek kesejahteraan, dengan
peningkatan kesejahteraan yang paralel. ketentuan di tingkat pemerintah negara bagian dan lokal.
Di Indonesia sendiri, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) atau Indonesian Institute of
Certified Public Accountants (IICPA), didirikan setelah adanya Ikatan Akuntan Indonesia di
tahun 1957 yang merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Pada 24 Mei 2007
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) resmi berdiri. Pendirian ini diputuskan melalui Rapat
Umum Anggota Luar Biasa IAI – Kompartemen Akuntan Publik. Perubahan organisasi ini
ditujukan agar dapat memenuhi persyaratan International Federation of Accountans (IFAC)
mengenai profesi dan etika akuntan publik.

Secara definitif, penekanan pada neraca pemerintah adalah pada


pinjaman dan hibah; dalam neraca nirlaba, ekuitas dan pinjaman; di organisasi nirlaba, tentang
sumbangan. Semua jenis organisasi mengenakan biaya untuk barang dan jasa (pemberian hak,
penjualan produk dan jasa) tetapi, secara definitive formulir, pemerintah dan organisasi nirlaba
mengenakan biaya sebesar atau di bawah biaya penuh, sedangkan nirlaba memulihkan seluruh
biaya (termasuk keuntungan). Bentuk-bentuk definitif ini jauh dari eksklusif, tentu saja:
pemerintah menjual haknya sesuai dengan kemampuan dan pemulihan pasar biaya penuh
perumahan umum; organisasi nirlaba menjual barang dan jasa sumbangan; dan organisasi nirlaba
menyumbangkan barang dan jasa. Namun, bentuk definitifnya lebih banyak lagi
khas dari laporan operasi masing-masing.

Di sebagian besar pemerintahan di dunia, pinjaman ini dianggap gagal bayar. Namun hal
ini bukan berarti bebas risiko, karena terdapat risiko perubahan nilai uang. Dianggap bebas dari
wanprestasi karena pembayar pajak akan membayar bunga utangnya dan melunasinya. Pembayar
pajak – bukan pemberi pinjaman – menanggung risiko keuangan pemerintah. Di tingkat nasional,
hal ini tidak hanya berarti risiko penyediaan layanan dan produk milik pemerintah tetapi juga
risiko pemerintah negara bagian dan lokal, organisasi nirlaba, dan organisasi nirlaba yang tidak
boleh dibiarkan gagal.
Dalam prakteknya sehari-hari akuntansi sektor publik memiliki standar yang berbeda
dengan akuntasi pada umumnya atau akuntansi biasa. Pada PSAK nomor 45 belum
mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun organisasi nirlaba yang
dimilikinya. Karna itu, pemerintah mencoba menyusun suatu standar yang disebut dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Oleh karena itu perlu adanya regulasi dan standar
yang mengatur organisasi sektor publik tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah aturan-aturan yang harus digunakan di


dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal.
Sektor Publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk
menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak
publik. Standar ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) ;
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dan badan layanan umum. Secara umum SAP
berbentuk regulasi pemerintah yaitu PP NO.71 tahun 2020 dan peraturan menteri keuangan
(PMK) untuk tambahan dan revisi.

Standar dikembangkan pada praktek akuntansi pemerintah dan berlaku secara


internasional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Acuan standar
internasional untuk akuntansi sektor publik menggunakan International Public Sector
Accounting Standard (IPSAS). Dasar Hukum dari Standar Akuntansi Pemerintah sebagai
berikut:
 UU no.17 tahun 2003 Pasal 17Pendapatan negara atau daerah adalah hak pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja
negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. UU no. 17 tahun 2003 Pasal 36(1)Ketentuan
mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
 UU no.1 tahun 2004 Pasal 70 (2)
 Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008
 PP No.71 tahun 2010
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah. Disusun oleh KSAP dan berlaku bagi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah .
 Regulasi Tentang Yayasan
Regulasi yg terkait dengan yayasan adalah UU RI No.16 tahun 2001 tentang yayasan.
UU ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar yayasan
dapat berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip
keterbukaan dan akuntabilitas kepada masyarakat. Kemudian UU tersebut diperbarui
dalam beberapa aspek dengan UU No.28 tahun 2004.
Selain dari dua UU tersebut, untuk lebih menjamin kepastian hukum pemerintah juga
mengeluarkan peraturan pemerintah No. 63 Tahun 2008 mengenai Undang Undang
tentang Yayasan.
 Regulasi Tentang Partai Politik
UU yg pertama ada setelah era reformasi adalah UU No. 2 tahun 1999. Seiring
dengan perkembangan masyarakat dan perubahan sistem ketatanegaraan yg dinamis
di awal-awal reformasi, UU ini diperbarui dengan keluarnya UU No.31 tahun 2002
tentang partai politik. Kemudian UU 31/2002 kembali diperbarui pada tahun 2008
melalui UU No.2 tahum 2008 tentang partai politik.
 Regulasi Tentang Badan Hukum Milik Negara (BHMN) & Badan Hukum
Pendidikan (BHP). BHMN adalah salahsatu bentuk badan hukum di Indonesia yg
awalnya dibentuk untuk mengakomodasikan kebutuhan khusu dalam rangka
“privitisasi” lembaga pendidikan yg memiliki karakteristik tersendiri, khususnya
sifat non-profit meski berstatus sebagai badan usaha.
Pada akhir tahun 2008, terdapat perkembangan baru pada dunia pendidikan tinggi di
Indonesia dengan disahkannya UU tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP). BHP
adalah badan hukum penyelenggaraan pendidikan formal dengan berprinsip nirlaba
yang memeliki kemandirian dalam pengelolaannya dengan tujuan memajukan satuan
pendidikan
 Dasar Hukum Keuangan Daerah
Berdasarkan pasal 18 UUD 1945, tujuan pembentukan daerah otonom adalah
meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah untuk melayani masyarakat
dan melaksanakan program pembangunan. Dalam rangka penyelenggaraan daerah
otonom, menurut penjelasan pasal 64 Undang-undang No. 5 tanhun 1974, fungsi
penyusunan APBD adalah untuk:
1) Menentukan jumlah pajak yang dibebankan kepada Rakyat Daerah yang
bersangkutan.
2) Mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab.
3) Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan
kepala daerah khususnya, karena anggaran pendapatan dan belanja daerah itu
menggambarkan seluruh kebijaksanaan pemerintah daerah
4) Melaksanakan pengawasan terhadap pemerintahan daerah dengan cara yang
lebih mudah dan berhasil guna.
5) Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah untuk melaksanakan
penyelenggaraan Keuangan Daerah didalam batas-batas tertentu

Standard Akuntansi Pemerintah (SAP)


Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
sebagai pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti
dengan aturan-aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk
pemerintah pusat maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai