Anda di halaman 1dari 21

Organisasi Sektor Publik, Regulasi,

dan Standar Sektor Publik


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Sektor Publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik.

Mengutip buku Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik oleh Selmita Paranoan, dkk (2022:18), pengertian
organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dalam
penyediaan barang atau jasa serta pelayanan kepada publik yang dibayar melalui pajak maupun
pendapatan negara lainnya yang diatur dengan hukum.

Selanjutnya
KARAKTERISTIK ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK:

Tidak mencari keuntungan dalam Pengambilan kebijakan serta keputusan


1 5
bentuk finansial didasarkan pada konsensus

Bersifat mandiri Mempunyai pola dalam


2 6
pertanggungjawaban

Tidak mempunyai kepemilikan Mempunyai sumber pembiayaan yang


3 7
dalam bentuk saham tersusun

Dimiliki secara kolektif oleh publik Memiliki aktivitas yang terencana untuk
4 8
pelayanan publik
CONTOH ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

• Lembaga pemerintah, contohnya kantor pajak dan kantor polisi


• Organisasi kesehatan, contohnya rumah sakit
• Organisasi sosial, contohnya panti asuhan
• Institusi pendidikan, contohnya sekolah dan universitas
• Organisasi agama, contohnya ormas keagamaan dan organisasi di
tempat ibadah
• Yayasan, contohnya yayasan pesantren
PERBEDAAN
Variabel Organisasi Sektor Publik Sektor Privat/Swasta/komersial
Aktivitas Pelayanan Publik Bisnis Komersial
Tujuan Non profit motive Profit motive
karakteristik Sangat kompleks, domain Lebih spesifik, pembagian fungsi
luas multifungsional lebih jelas
Sumber pembiayaan Dana masyarakat Dana internal dan eksternal
Pola pertanggungjawaban Masyarakat dan parlemen Pemilik/Pemegang
saham/kreditur/investor
struktur Birokratis, kaku, hierarkies fleksibel, datar, piramid
Karakteristik anggaran Terbuka untuk pubik Tertutup untuk publik
proses Penuh nuansa politis Nuansa politis lebih tidak sebesar SP
KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK

DASAR HUKUM KEUANGAN SEKTOR


PUBLIK INFORMASI
Proses penyelenggaraan pemerintahan ditujukan
untuk mengkoordinasikan pelaksanaan hak dan
kewajiban warga negara dalam suatu system
pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan negara
maupun keuangan daerah, sebagaimana yang MEWUJUDKAN TRANSPARANSI
dimaksud dalam Undang-undang Dasae 1945 perlu
dilaksanakan secara professional, terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

AKUNTABILITAS PUBLIK
KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR
DI SEKTOR PUBLIK

ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


(MENGELOLA DANA MASYARAKAT/PEMERINTAH)

MEMBERIKAN PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK


MELALUI LAPORAN KEUANGAN

AGAR PEMBACA LAPORAN KEUANGAN DAPAT


MEMAHAMI LAP.KEU MAKA DIPERLUKAN
SUATU REGULASI DAN STANDAR PELAPORAN

ORGANISASI
ORGANISASI NIRLABA PEMERINTAHAN
PSAK 45 SAP (PP NO 24)
STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK
TERDAPAT PERBEDAAN STANDAR
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI
BERBAGAI NEGARA

INTERNASIONAL FEDERATION
OF ACCOUNTANS (IFAC)

INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR


ACCOUNTING STANDARS (IPSAS)

UNTUK MENINGKATKAN
KOMPARABILITAS LAP.KEU
Regulasi Perundangan Sektor Publik
– Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
– Undang undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
– UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
– UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
– UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah,
– Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
(RKP),
– Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga,
– Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM),
– Peraturan Pemerintah RI nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan,
– Peraturan Pemerintah RI nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
– Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan
Daerah.
– Permendagri nomor 59 tahun 2007 tentang revisi permendagri 13 tahun 2006
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
PERKEMBANGAN UU setelah OTONOMI DAERAH
• PP No 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum
• PP No 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
• PP No 54 Tahun 2005 Tentang Pinjaman Daerah
• PP No 55 Tentang Dana Perimbangan
• PP No 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah
• PP No 57 Tahun 2005 Tentang Hibah Kepada Daerah
• PP
Agus NoSE.,M.Si,
Widarsono, 58 Tentang
Ak Pengelolaan Keuangan Daerah
• Pp No 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal
LAPORAN KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK
LAPORAN KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK

UU RI Nomor 17 Tahun 2004 02 UU RI Nomor 17 Tahun 2004


Pasal 30/31 Pasal 32

Presiden/ Gubernur/ Bupati/ Walikota Bentuk dan isi laporan


menyampaikan rancangan undang-undang Pertanggungjawaban
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan pelaksanaan APBN/APB
APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa sebagaimana dimaksud
Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi
pemerintahan.
UU RI Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 51

• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara


Umum Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk
transaksi pembiayaan dan perhitungannya.

• Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna


Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk
transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam
taggung jawabnya.

• Akuntansi sebagaimana dimaksud digunakan


untuk menyusun laporan keuangan Pemerintah Daerah
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
UU RI Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 55

• ayat (1) : Menteri Keuangan selaku pengelola


fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam
rangka memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN
• ayat (2) : Menteri/pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun
dan menyampaikan laporan keuangan yang
meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan
UU RI Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 56

• ayat (1) Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan


Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah menyusun laporan keuangan pemerintah
daerah untuk disampaikan kepada
gubernur/bupati/walikota dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
• ayat (2) Kepala satuan kerja perangkat daerah
selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca,
dan catatan atas laporan keuangan
UU 15 Penjelasan Pasal 16 Ayat (1),

Opini merupakan pernyataan profesional


pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada kriteria
kesesuaian standar
(i) akuntansi
pemerintahan,
dengan (ii) kecukupan pengungkapan
(adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas
sistem pengendalian intern.
Undang undang nomor 32 Tahun 2005 Pasal 184

– Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang


pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan setelah
tahun anggaran berakhir.

– Laporan keuangan sebagaimana dimaksud sekurang-


kurangnya meliputi laporan realisasi APBD, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan, keuangan,
yang dilampiri dengan laporan keuangan badan usaha
milik daerah.

– Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan


standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

pasal 265 ayat (2) :


laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun
disajikan sesuaidandengan peraturan
pemerintah yang mengatur
standar akuntansi pemerintahan. tentang
Kedudukan SAP
• Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004
• Dibutuhkan dalam rangka penyusunan
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD berupa laporan keuangan
• Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah wajib menerapkan
SAP
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

01 02 03
SAP digunakan oleh
penyusun laporan SAP digunakan oleh SAP digunakan oleh
penyusun laporan auditor sebagai
keuangan dalam
keuangan untuk kriteria penilaian
pengembangan Sistem memahami informasi kewajaran laporan
Akuntansi Keuangan keuangan keuangan
Daerah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai