Anda di halaman 1dari 4

Nama : Qonita Tasnim

NIM : 210203007

Prodi : Akuntansi

Rangkuman Regulasi dan Standar Sektor Publik

1. Kebutuhan
Organisasi Sektor Publik (Mengelola Dana Masyarakat/Pemerintah) → Memberikan
Pertanggungjawaban kepada Publik melalui Laporan Keuangan → Agar pembaca
Laporan Keuangan dapat memahami Laporan keuangan maka diperlukan suatu
regulasi dan standar pelaporan : Organisasi Nirbala PSAK 45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirbala dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
2. Perkembangan Peraturan Perundangan
Regulasi Publik: ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses
pengelolaan organisasi publil, baik pada organisasi pemerintah pusat, daerah, partai
politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan atau tempat peribadatan dan organisasi
sosial masyarakat lainnya.
a. Keuangan Negara
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
b. Otonomi Daerah
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
c. Organisasi Nirbala
• Yayasan → UU RI Nomor 16 Tahun 2001 yang diperbarui menjadi UU
Nomor 28 tahun 2004 dan didukung UU PP Nomor 63 Tahun 2008
mengenai UU tentang Yayasan.
• Partai Politik → UU Nomor 2 Tahun 1999 yang diperbarui menjadi UU
Nomor 31 Tahun 2002 kemudian menjadi UU Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik.
• Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan Badan Hukum Pendidikan
(BHP) → UU Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan.
BHMN berubah menjadi PTN-BH.
• Badan Layanan Umum (BLU) → UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan didukung dengan PP Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan BLU.
3. Perkembangan Standar
Banyak entitas yang merupakan OSP yang mengimplementasikan akuntansi
dalam sistem keuangannya, namun praktik akuntansi yang dilakukan memiliki
perbedaan terlebih pada proses pelaporan keuangannya karena belum banyak
pemerintah suatu negara menerbitkan standar baku akuntansi untuk mengatur praktik
akuntansi bagi OSP.
Kemudian, International Federation of Accountants (IFAC) membentuk
komite khusus yang diberi nama “The Public Sector Committee” dan bertugas
Menyusun standar akuntansi sektor public yang berlaku secara internasional yang
disebut International Public Sector Accounting Standarts (IPSAS).
IPSAS didasarkan pada standar pelaporan keuangan international (IAS) yang
dikeluarkan oleh IASB dengan modifikasi yang cocok dan relevan untuk ASP.
4. PSAK 45
Pada awalnya, tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, departemen dan unit-
unit sejenisnya. Namun, setelah mengalami revisi pada tahun 2010, PSAK 45 dapat
digunakan oleh lembaga pemerintah dan unit-unit sejenis lainnya sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuannya mengatur pelaporan keuangan entitas nirbala sehingga diharapkan
dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan komparabilitas yang tinggi.
LK entitas nirbala yang diatur terdiri dari: Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Aktivitas, Laporan Arus Kas dan CALK.
5. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Dibentuk oleh Komite SAP
Tanggal 8 Mei 2000 dibentuk Kompartemen ASP yang berada dalam naungan IAI.
Salah satu programnya adalah penyusunan standar akuntansi keuangan untuk berbagai
unit kerja pemerintah. Kemudian dihasilkan Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor
Publik.
Tanggal 13 Juni 2002 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
308/KMK.012/2002 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), pada
tanggal 6 agustus 2004 diubah menjadi Keputusan Menteri Keuangan Nomor
379/KMK.021/2004.
KSAP terdiri dari komite konsulatif dan kerja yang bertugas menyiapkan penyusunan
konsep rancangan PP tentang SAP sebagai prinsip akuntansi yang wajib ditetapkan
dalam Menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah baik pusat ataupun
daerah.
SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik pusat maupun daerah dan dinas-
dinasnya.
6. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Standar penting yang akan menjadi panduan proses audit di Indonesia yang
dikembangkan oleh BPK. Hanya mengatur hal-hal yang belum diatur oleh SPAP.
Aturan tambahan tersebut diperlukan mengingat karakteristik organisasi pemerntahan
yang berbeda dengan organisasi lainnya.
Berlaku untuk: Badan Pemeriksa Keuangan RI, Akuntansi public atau pihak-pihak
yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
untuk dan atas nama BPK RI, Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) termasuk
Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD, sebagai acuan dalam Menyusun
standar pemeriksaan sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-
masing, pihak-pihak lain yang ingin menggunakan SPKN.
Membagi audit/pemeriksaan menjadi tiga jenis:
a. Pemeriksaan keuangan
Bertujuan memberikan keyakinan mengenai kewajaran penyajian laporan keuanan
dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di
Indonesia.
b. Pemeriksaan kinerja
Dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap bukti-butki agar dapat
memberikan penilaian secara independent atas kinerja suatu entitas yang
menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu entitas
dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang berwenang.
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Bersifat pemeriksaan, penelahan dan prosedur yang disepakati dengan tujuan
menghasilkan suatu kesimpulan tentang keadaan suatu asersi entitas yang
diperiksa. Sasaran pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan hal-hal lain di bidang
keuangan, pemeriksaan investigative dan atas sistem pengendalian internal
pemerintah.
Standar umum SPKN:
a. Standar Kemampuan/Keahlian
Mengharuskan audit dilaksanakan oleh staff yang memiliki keahlian,
pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melakukan audit.
b. Persyaratan Independensi
Mengharuskan organisasi pemeriksanya untuk mempertahankan independensi
sehingga hasil pemeriksanya tidak memihak.
c. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama
Audit wajib menggunakan kemahirannya dalam melaksanakan pemeriksaan
dan penyusunan laporannya dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan
atas kepentingan public.
d. Pengendalian Mutu
Dapat memberikan keyakinan bahwa organisasi telah menerapkan dan
mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku dan mematuhi kebijakan serta
prosedur pemeriksaan yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai