Anda di halaman 1dari 6

A.

Standar Sektor Publik


1. Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik
Internatiol Federation of Accountant (IFAC) membentuk komite khusus yang
diberi nama “The Public Sector Commitee” dan bertugas menyusun standar akuntansi
sektor publik yang berlaku secara internasional yang disebut International Public
Sector Accounting Standarts—IPSAS (Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik).
Komite ini tidak hanya menyusun standar tetapi juga membuat program yang
sistematis yang mendorong IPSAS oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia.
Untuk mendukung tugasnya, komite mengacu pada International Accounting
Standards---IAS (Standar Akuntansi Internasional) dan juga menggunakan sumber-
sumber lain seperti peraturan perundangan, asosiasi profesi, dan berbagai
organisasi lain yang bergerak dalan akuntansi sektor publik.
Jika suatu negara telah memiliki arahan dan peraturan hukum yang
menuntut pelaporan keuangan organisasi sektor publik maka IPSAS tidak dimaksudkan
sebagai pengganti peraturan tersebut. Dalam hal ini, IPSAS dapat digunakan oleh
negara tersebut untuk pengembangan standar baru atau merevisi standar tersebut
untuk meningkatkan komparabilitas laporan keuangan organisasi sektor publik secara
internasional, sedangkan bagi negara yang belum memiliki, IPSAS dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menyusun standar.
IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual
(accrual basis), namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna
merinci kebutuhan untuk basis kas (cash basis). Cakupan yang diatur dalam IPSAS
meliputi seluruh organisasi sektor publik termasuk lembaga pemerintah baik pusat,
regional, daerah dan komponen-komponen kerjanya.
2. PSPAK 45
Ruang lingkup PSAK 45 tidak berlaku bagi lembaga pemerintah,
departemen, dan unit-unit sejenis lainnya. Namun, setelah mengalami revisi pada
tahun 2010 maka PSAK 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan
unit-unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Tujuan PSAK 45 ialah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba
sehingga diharapkan dapat lebih muda dipahami, memiliki relavansi, dan memiliki
daya banding yang tinggi.
Laporan keuangan entitas nirlaba yang diatur dalam PSAK 45 terdiri dari:
- Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan.
- Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan.
- Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan.
- Catatan atas laporan keuangan.
3. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan
keuangan, akuntansi dan audit di pemerintahan Republik Indonesia maka dibentuk
standar akuntansi pemerintahan yang dibentuk oleh komite SAP. Pada tanggal 8 Mei
2000 dibentuk Kompartemen Akuntan Sektor Publik di IAI. Salah satu programnya
adalah penyusunan standar akuntansi keuangan untuk berbagai unit kerja
pemerintah. Kemudian dihasilkan Exposure Draft Standar akuntansi Sektor Publik. Ada
enam exposure draft yang dikeluarkan:
- Penyajian laporan keuangan
- Laporan arus kas
- Koreksi surplus defisit, kesalahan fundamental, dan perubahan kebijakan
akuntansi
- Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri
- Kos pinjaman
- Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian
Publikasi tersebut mendorong pemerintah untuk mengeluarkan standar
akuntansi pemerintahan sampai kemudian undang-undang tentang keuangan
negara ditetapkan oleh menteri keuangan yaitu Keputusan Menteri Keuangan
Nomor: 308/KMK.012/2002 tanggal 13 juni 2002 tentang Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP) pusat dan daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 379/KMK.021/2004 tanggal 6
agustus 2004.
KSAP terdiri atas komite konsulatif dan komite kerja yang bertugas
menyiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai prinsip akuntansi yang wajib diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah baik pusat ataupun
daerah.
Dalam menyusun SAP, digunakan materi yang diterbitkan oleh:
1. International Federation of Accountant (IFAC)
2. International Accounting Standards Committee (IASC)
3. International Monetary Fund (IMF)
4. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
5. Financial Accounting Standards Board (FASB)
6. Governmental Accounting Standards Board (GASB)
7. Perundang-undangan dan peraturan pemerintah lainnya yang berlaku di
Indonesia
8. Organisasi profesional lainnya diberbagai negarayang membidangi pelaporan
keuangan akuntansi dan audit pemerintahan.
SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik pusat maupun daerah dan dinas-
dinasnya. Dengan diterapkannya SAP ini, diharapkan akan meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah sehingga informasi keuangan
pemerintah akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga
terwujudnya transparansi serta akuntabilitas.
4. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
SPKN adalah standar penting yang akan menjadi panduan proses audit di Indonesia
yang dikembangkan oleh BPK. SPKN hanya mengatur hal-hal yang belum diatur
oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Aturan tambahan tersebut
diperlukan mengingat karakteristik organisasi pemerintahan yang berbeda dengan
organisasi lainnya. SPKN ini berlaku untuk:
1) Badan Pemeriksa Keuangan RI
2) Akuntan publik atau pihak pihak yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara, untuk dan atas nama BPK RI
3) Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) termasuk Satuan Pengawasan
Intern (SPI) BUMN/BUMD, sebagai acuan dalam menyusun standar pemeriksaan
sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsi masing-masing
4) Pihak-pihak lain yang ingin menggunakan SPKN
Beberapa referensi yang digunakan dalam penyusunan SPKN adalah:
1) Standar Audit Pemerintahan
2) Generally accepted government auditing standards (GAGAS), revisi 2003. US
General Accounting Office
3) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), IAI, 2001
4) Auditing Standards, International Organization of Supreme Audit Institutions
(INTOSAI), amandemen terakhir 1995
5) Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), AICPA, 2002
6) Internal Control Standards, INTOSAI, 2001
7) Standards for Professional Practice of Internal Auditing (SPPI), IIA, 2000
SPKN membagi audit/pemeriksaan menjadi tiga jenis:
1) Pemeriksaaan keuangan
Bertujuan memberikan keyakinan mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
di Indonesia.
2) Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan ini dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap bukti-bukti
agar dapat memberikan penilaian secara independen atas kinerja suatu
entitas yang menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja
suatu entitas dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang berwenang.
3) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Bersifat pemeriksaaan (examination), penelaahan (review), dan prosedur yang
disepakati dengan tujuan menghasilkan suatu kesimpulan tentang keadaan
suatu asersi entitas yang diperiksa. Sasaran pemeriksaaan ini mencakup
pemeriksaan hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan
pemeriksaan atas sistem pengendaliaan internal pemerintah.
Standar Umum SPKN
Standar umum SPKN harus diikuti oleh semua pemeriksa/ auditor dan organisasi
mereka. Standar umum SPKN tersebut adalah sebagai berikut:
1) Standar kemampuan/keahlian
Standar ini mengharuskan audit dilaksanakan oleh staff yang memiliki
keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melakukan audit.
2) Persyaratan independensi
Standar ini mengharuskan organisasi pemeriksa dan pemeriksanya untuk
mempertahankan independensinya sehingga hasil pemeriksaannya tidak
memihak.
3) Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama
Auditor wajib menggunakan kemahirannya dalam melaksanakan pemeriksaan
dan penyusunan laporannya dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan
atas kepentingan publik.
4) Pengendalian mutu
Setiap organisasi yang melakukan pemeriksaan harus memiliki sistem
pengendalian mutu yang memadai. Sistem tersebut harus dapat memberikan
keyakinan bahwa organisasi telah menerapkan dan mematuhi tandar
pemeriksaan yang berlaku dan mematuhi kebijakan serta prosedur pemeriksaan
yang memadai.
Referensi

Biduri, S. (2018). Buku Ajar Sektor Publik (S. B. Sartika (ed.); Pertama). UMSIDA Press.
Halim, A., & Kusufi, M. S. (2014). Akuntansi Sektor Publik (3rd ed.). Salemba Empat.
Jones, R. (2010). Akuntansi Manajemen dalam pemerintahan: menghidupkan Kembali aturan
Klasik (6rd d.). Pearson.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi

Anda mungkin juga menyukai