Semua sistem biaya dimulai dengan menetapkan biaya sumber daya ke pusat
biaya. Data dari sistem keuangan perusahaan (buku besar atau anggaran) dikategorikan
biaya-biaya sumber daya dengan akun seperti: gaji, tambahan keuntungan, lembur,
utilitas, bahan penolong, perjalanan, telekomunikasi, penghitungan, pemeliharaan, dan
depresiasi. Informasi biaya dari buku besar digunakan untuk menentukan biaya yang
sesungguhnya diakui selama satu periode di pusat biaya dan kemudian ke produk.
Penempatan biaya aktual secara Ex-post, digunakan untuk memonitor tingkat
efisiensi dan profitabilitas aktual. Informasi biaya yang berasal dari sistem anggaran
ditentukan dgn dasar Ex-ante untuk mengembangkan tarif biaya standar yang dapat
digunakan dlm satu periode, untuk pengambilan keputusan jasa yang dipakai, harga dan
keputusan yang berhubungan dengan konsumen. Struktur dan sistem biaya,
bagaimanapun, biaya sumber daya tetap sama apakah biaya sumber daya yang
dianggarkan atau yang aktual ditetapkan.
Perusahaan mengatur catatan/rekaman biaya sumber daya sehingga dapat
diklasifikasikan unit organisasi, yg disebut pusat tanggungjawab, yang memiliki
tanggungjawab langsung atas sumber daya. Misal, biaya penyediaan tenaga akan
dicatat di utilitas perusahaan atau depart sumber tenaga, biaya pekerja pemeliharaan
dan perlengkapan dan peralatan ditetapkan untuk depart pemeliharaan, dan biaya
khusus mesin ditetapkan di depart operasi dimana mesin ditempatkan.
Umumnya perusahaan memiliki dua macam departemen: Departemen Produksi,
yang secara langsung memproduksi atau mendistribusikan output perusahaan, dan
Departemen Jasa/Pendukung, yang output utamanya adalah menyediakan jasa kepada
departemen lain. Contoh Dep Prod: pusat permesinan, dep. penggabungan, transport
data, dan pengecekan proses. Contoh dept jasa: dep tenaga listrik, utilitas,
pemeliharaan, pengawasan produksi, dan sistem informasi. Alasan untuk melakukan
alokasi biaya departemen jasa/pendukung meliputi:
Penilaian persediaan,
Penilaian tingkat laba lini produk,
Penentuan harga,
Perencanaan dan pengendalian.
Alokasi juga dapat digunakan untuk mendorong perilaku manjerial yang baik.
Bagi organisasi manufaktur, penilaian persediaan dapat menjadi hal yang penting.
Peraturan pelaoran keuangan mensyaratkan bahwa harga pokok produksi langsung dan
tidak langsung harus dibebankan ke produk yg diproduksi. Persediaan dan harga pokok
penjualan harus emmasukkan bahan baku langsung, tenga kaerja langsung, dan semua
overhead pabrik. Penentuan harga kompetitif mensyaratkan pemahaman atas biaya.
Hanya dengan mengetahui biaya setiap jasa atau produk, perusahaan dapat membuat
penawaran yang baik. (harga wajar dan saling menguntungkan).
Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Perusahaan
dengan banyak produk harus yakin bahwa semua produk menguntungkan dan bahwa
laba perusahaan secara keseluruhan tidak menyamarkan kinerja buruk setiap produk.
Dengan menilai laba berbagai jasa, seorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yg
ditawarkan oleh perusahaan. Berdasarkan evaluasi tersebut seorang manajer dapat
memutuskan untuk menghilangkan beberapa jasa, memindahkan sumber daya dari satu
jasa ke jasa lainnya, menetapkanulang harga jasa, atau menetapkan pengendalian biaya
yg lebih ketat.
Alokasi dapat memotivasi para manajer. Jika biaya departemen jasa tidak
dialokasikan ke departemen produksi, para manajer dapat memperlakukan jasa ini
seakan-akan gratis. Tentu saja, pada kenyataannya, biaya marginal sebuah jasa lebih
besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manajer departemen
produksi bertanggungjawab atas kinerja ekonomi unit mereka, organisasi dapat
memastikan bahwa para manaejr akan menggunakan suatu jasa hingga manafaat
marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. (MR = MC)
Terdapat manfaat keperilakuan yang lain. Mengalokasikan biaya departemen
pendukung ke departemen produksi mendorong para manajer departemen produksi
untuk mengawasi kinerja departemen pendukung. Oleh karena biaya departemen
pendukug mempengaruhi kinerja ekonomi departemen produksi, para manajer
berkepentingan untuk mengendalikan biaya jasa. Sistem biaya tradisional memiliki
struktur dua tahap sederhana. Tahap pertama, biaya dep jasa ditetapkan untuk dep
produksi atau operasi. Dan tambahan pula, biaya yg secara langsung timbul dlm dep
produksi ybs. Jadi, setelah tahap pertama, seluruh biaya organisasi ditentukan, salah
satu apakah langsung atau melalui penentuan dari dep jasa ke dep produksi.
Contoh kasus
Tarif pembebanan tunggal:
Kantor akuntan publik Hamilton and Barry. Ada tiga depertemen produksi (Audit,
Pajak, Konsultasi Manajemen) dan depertemen jasa Fotokopi. Biaya dept jasa
fotokopi meliputi biaya tetap $26.190 per tahun (gaji dan sewa mesin) dan biaya
variabel $0,023 per halaman fotokopi (kertas dan tinta).
Perkiraan penggunaan halaman ketiga dep produksi:
A: 94.500
P: 67.500
KM: 108.000
Total 270.000 hal
Jika digunakan tarif pembebanan tunggal, BT $26.190 akan dikombinasikan dengan
perkiraan biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). Biaya total $32.400 dibagi
dengan perkiraan 270.000 akan mendapatkan tarif $0,12 per halaman. Misal
penggunaan aktual masing-masing dept adalah: 92.000; 65.000; dan 115.000, maka total
beban departemen fotokopi menjadi:
Audit: 92.000 x $0,12= $11.040
Pajak: 65.000 x $0,12= $ 7.800
Konsultasi manaj: 115.000 x $0,12= $13.800
Total = $32.640
BT diperlakukan seakan-akan biaya variabel. Sebenarnya biaya total yang diperlukan:
$26.190 + (270.000 x $0,023) = $32.446.
Untuk menghilangkan masalah ini, bisa digunakan tarif pembebanan ganda.
Menetapkan biaya departemen jasa ke departemen produksi akan meningkatkan
pengendalian biaya dan efisiensi melalui:
1). Memberi rangsangan/dorongan untuk kinerja yang efisien bagi manajer
departemen jasa,
2). Mendorong kebijaksanaan penggunaan output dari departemen jasa oleh
manajer departemen produksi.
Ketika mengalokasikan biaya dept jasa ke dept produksi, biaya aktual atau biaya yg
dianggarkan? Jawabannya: biaya yg dianggarkan, alasan:
Untuk menghitung biaya produk yg diproduksi. Untuk menetapkan tarif overhead
pada awal digunakan biaya yg dianggarkan.
Biaya dept jasa yg dialokasikan untuk evaluasi kinerja. Kinerja ini biasanya diukur
dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya yg dianggarkan.
Paling sedikit ada tiga kemungkinan yg muncul untuk penentuan biaya bulanan
departemen utilitas di tiga depertemen produksi.