Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

“Menetapkan Biaya Sumber Daya Ke Pusat Biaya Produksi”


“Assigning Resource Course to Production Cost Centress”

Oleh:

Kelompok II

M. Tohir (A062211001)

Andi Anugrah Setiawan Tasrih (A062211023)

Ade Putri (A062211028)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
1. Penetapan Biaya Sumber Daya Ke Pusat Biaya Produksi

Semua sistem biaya dimulai dengan menetapkan biaya sumber daya ke pusat biaya. Data dari
sistem keuangan perusahaan baik berupa buku besar atau sistem penganggaran, dikategorikan sebagai
biaya-biaya sumber daya dengan akun seperti gaji, tambahan keuntungan, lembur, utilitas, bahan
penolong, perjalanan, telekomunikasi, penghitungan, pemeliharaan, dan depresiasi. Informasi biaya dari
buku besar digunakan untuk menentukan biaya yang sesungguhnya diakui selama satu periode di pusat
biaya dan kemudian ke produk. Ada dua jenis biaya sumber daya, yaitu :
 Sumber Daya Habis Pakai
Karakteristik sumber daya habis pakai adalah sumber daya yang dapat dikonsumsi atau juga disebut
dengan sumber daya variabel. Sumber daya ini biayanya bergantung pada jumlah sumber daya yang
digunakan. Contoh sumber daya yang dapat dikonsumsi adalah kayu di pabrik furniture dan biji besi di
pabrik baja. Biaya sumber daya yang dapat dikonsumsi sering disebut biaya variabel karena biaya total
bergantung pada seberapa banyak sumber daya yang dikonsumsi.
 Sumber Daya Terkait Kapasitas
Ciri khas sumber daya terkait kapasitas adalah bahwa biaya tergantung pada jumlah kapasitas sumber
daya yang diperoleh dan bukan pada berapa banyak kapasitas yang digunakan. Ketika ukuran pabrik
atau gudang yang diusulkan meningkat, biaya terkait kapasitas yang terkait akan meningkat. Contoh
biaya terkait kapasitas yaitu biaya depresiasi pada peralatan produksi dan gaji yang dibayarkan kepada
karyawan di konsultan.
Perusahaan mengatur catatan atau historis biaya sumber daya sehingga dapat diklasifikasikan
dalam unit organisasi, yang disebut dengan pusat tanggung jawab yang memiliki tanggung jawab langsung
atas sumber daya. Misalnya, biaya penyediaan tenaga akan dicatat di utilitas perusahaan atau
departemen sumber tenaga, biaya pekerja pemeliharaan dan perlengkapan dan peralatan ditetapkan
untuk departemen pemeliharaan, dan biaya khusus mesin ditetapkan di departemen operasi dimana mesin
ditempatkan. Penetapan biaya aktual secara Ex-post digunakan untuk memonitor tingkat efisiensi dan
profitabilitas aktual. Sedangkan informasi biaya yang berasal dari sistem anggaran ditentukan dengan
dasar Ex-Ante untuk mengembangkan tarif biaya standar yang dapat digunakan dalam satu periode, untuk
pengambilan keputusan jasa yang dipakai, harga dan keputusan yang berhubungan dengan konsumen.
Struktur dan sistem biaya akan tetap sama antara biaya sumber daya yang dianggarkan dengan biaya
sumber daya aktual yang telah ditetapkan.
2. Responsibility Center

Umumnya perusahaan memiliki dua macam departemen: departemen produksi, yang secara
langsung memproduksi atau mendistribusikan output perusahaan, dan departemen jasa atau pendukung
yang output utamanya adalah menyediakan jasa kepada departemen lain. Contoh departemen produksi
adalah pusat permesinan, departemen penggabungan, transport data, dan pengecekan proses. Contoh
departemen jasa ialah departemen tenaga listrik, utilitas, pemeliharaan, pengawasan produksi, dan sistem
informasi. Alasan untuk melakukan alokasi biaya departemen jasa/pendukung meliputi: Penilaian
persediaan, Penilaian tingkat laba lini produk, Penentuan harga, Perencanaan dan pengendalian. Alokasi
juga dapat digunakan untuk mendorong perilaku manjerial yang baik.

a. Departemen Produksi
Departemen produksi adalah departemen yang bertanggungjawab secara langsung terhadap
proses produksi atau proses pembuatan produk atau jasa yang akan dijual ke konsumen. departemen
produksi merupakan departemen yang mengolah bahan secara langsung menjadi produk jadi. contoh
departemen produksi pada rumah sakit umum (RSU) adalah unit gawat darurat, dan bagian
operasi.pada perusahaan pabrikasi departemen produksinya adalah departemen pembentukan,
departemen perakitan, departemen penyelesaian, departemen pengepakan.

b. Departemen Jasa
Departemen jasa adalah departemen yang menghasilkan jasa, departemen pembangkit listrik,
departemen perawatan gedung.biaya yang timbul didepartemen jasa merupakan bagian dari biya
produk yang harus dibebankan atas produk. karena biaya-biaya tersebut termasuk BOP maka biaya
tersebut harus di bebankan ke produk. pembebanan biaya ke produk dapat dilakukan melalui dua
tahap yaitu:
1. pengalokasian biaya departemen jasa ke departemen produksi;
2. pembebanan biaya ke produk.

Bagi organisasi manufaktur, penilaian persediaan dapat menjadi hal yang penting. Peraturan
pelaporan keuangan mensyaratkan bahwa harga pokok produksi langsung dan tidak langsung harus
dibebankan ke produk yg diproduksi. Persediaan dan harga pokok penjualan harus memasukkan bahan
baku langsung, tenga kerja langsung, dan semua overhead pabrik. Penentuan harga kompetitif
mensyaratkan pemahaman atas biaya. Hanya dengan mengetahui biaya setiap jasa atau produk,
perusahaan dapat membuat penawaran yang baik (harga wajar dan saling menguntungkan).
Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Perusahaan dengan banyak
produk harus yakin bahwa semua produk menguntungkan dan bahwa laba perusahaan secara
keseluruhan tidak menyamarkan kinerja buruk setiap produk. Dengan menilai laba berbagai jasa, seorang
manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yg ditawarkan oleh perusahaan. Berdasarkan evaluasi tersebut
seorang manajer dapat memutuskan untuk menghilangkan beberapa jasa, memindahkan sumber daya
dari satu jasa ke jasa lainnya, menetapkan ulang harga jasa, atau menetapkan pengendalian biaya yang
lebih ketat.
Untuk menghitung arus biaya dalam organisasi, sistem manajemen biaya harus mencerminkan arus
biaya yang sebenarnya karena setiap organisasi mempunyai pola dan karakter arus biaya yang sangat
berbeda sehingga menghasilkan prioritas yang berbeda pula. Organisasi manufaktur pada biaya produksi
biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: bahan langsung , tenaga kerja langsung , dan biaya
overhead pabrik. Biaya bahan baku yang dimasukkan ke dalam produksi dipindahkan dari akun bahan
mentah ke akun persediaan dalam proses. Operasi manufaktur memakan tenaga kerja dan item-item
tambahan (seperti waktu mesin dan persediaan pabrik), yang biayanya ditetapkan ke produksi dengan
menambahkannya ke akun inventaris pekerjaan dalam proses. Biaya overhead ditetapkan (atau
dialokasikan atau dibagi) sebagaimana ditentukan oleh sistem biaya.
Ketika produksi selesai, pekerjaan dipindahkan ke persediaan barang jadi, dan biaya dipindahkan
dari akun persediaan dalam proses ke akun persediaan barang jadi. Akhirnya, ketika barang dijual biaya
mereka dipindahkan dari akun persediaan barang jadi ke harga pokok penjualan. Meskipun proses
produksi dan penetapan biaya di sebagian besar organisasi biasanya jauh lebih kompleks, sistem
biayanya yaitu untuk menentukan biaya yang diakumulasi produk saat mereka mengkonsumsi sumber
daya organisasi selama pembuatan.

3. Tujuan Assigning Resource Cost

Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke


departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungka
2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomidari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer
Alokasi dapat memotivasi para manajer, jika biaya departemen jasa tidak dialokasikan ke
departemen produksi maka para manajer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan gratis. Pada
kenyataannya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan
meminta para manajer departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka,
organisasi dapat memastikan bahwa para manajer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat
marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya (MR = MC).
Terdapat manfaat keperilakuan yang lain yaitu dengan mengalokasikan biaya departemen
pendukung ke departemen produksi dapat mendorong para manajer departemen produksi untuk
mengawasi kinerja departemen pendukung. Oleh karena biaya departemen pendukung mempengaruhi
kinerja ekonomi departemen produksi, para manajer berkepentingan untuk mengendalikan biaya jasa.
Sistem biaya tradisional memiliki struktur dua tahap sederhana. Tahap pertama, biaya dep jasa ditetapkan
untuk dep produksi atau operasi. Dan tambahan pula, biaya yg secara langsung timbul dlm dep produksi
ybs. Jadi, setelah tahap pertama, seluruh biaya organisasi ditentukan, salah satu apakah langsung atau
melalui penentuan dari dep jasa ke dep produksi.

4. Assigning Service Departement Cost

Banyak departemen dukungan atau layanan di perusahaan yang secara tidak secara langsung
mendukung produksi produk atau pengiriman layanan kepada pelanggan. Departemen ini memberikan
dukungan kepada departemen lain, dimana banyak diantaranya adalah departemen layanan dan
dukungan, serta departemen produksi yang secara langsung menguntungkan produk.
Ada tiga kemungkinan yg muncul untuk penentuan biaya bulanan departemen utilitas :
a) Biaya Rata-rata Standar
Pendekatan biaya rata-rata standar memiliki keuntungan karena semua departemen produksi dan
layanan mengetahui sebelumnya tingkat biaya untuk menggunakan output dari departemen layanan.
Tarif tidak terpengaruh oleh fluktuasi volume baik secara agregat atau oleh masing- masing
departemen operasi. Kerugiannya adalah:
• Tidak semua biaya sebenarnya dibebankan ke departemen operasi
• Tidak jelas bagaimana menetapkan tanggung jawab
• Departemen layanan memiliki sedikit informasi tentang biaya tambahan jangka pendek
menggunakan lebih banyak atau lebih sedikit output departemen layanan
• Tarif standar dipengaruhi oleh pemanfaatan sumber daya yang diharapkan; Artinya, jika
pemanfaatan yang diharapkan jauh di bawah kapasitas sumber daya yang dikomitmenkan,
tingkatnya akan bisa naik.
b) Biaya Aktual
Perusahaan dapat menunggu sampai mengetahui biaya aktual pada aktivitas aktual setiap periode.
Tarif dihitung dengan membagi biaya aktual dengan output aktual di dept jasa
c) Biaya departemen jasa secara proporsional
Ada dua kemungkinan penentuan komponen biaya tetap yaitu proporsional pada kapasitas praktis
dan proporsional pada tingkat aktivitas normal.

5. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung

Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan, perusahaan
harus menetapkan batasan interaksi departemen pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang biaya
dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya. Pada tiga bagian berikut,
metode langsung, berurutan, dan timbal balik akan diuraikan dan diilutrasikan.
 Metode Langsung
Apabila perusahaan hanya mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen
produksi, mereka menggunakan alokasi metode langsung. Metode langsung (direct method) adalah
metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen pendukung. Biaya
jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-
masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen
produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
 Metode Berurutan
Metode alokasi berurutan atau bertahap mengakui bahwa interaksi diantara departemen
pendukung telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi
departemen pendukung. Alokasi biaya dilaksanakan secara tahap demi setahap, mengikuti prosedur
penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya, urutan ditentukan dengan
menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari
yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya diukur dengan biaya langsung dari setiap
departemen pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi jasa terbesar.
 Metode Timbal Balik
Metode timbal balik mengakui semua interaksi diantara departemen pendukung. Menurut
metode timbal balik, salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain
dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung, dimana total biaya mencerminkan
interaksi diantara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen
pendukung di alokasikan ke departemen produksi. Metode ini secara penuh memperhitungkan
interaksi dpartemen pendukung. Total biaya departemen pendukung , yang merefleksikan
interaksi dengan departemen pendukung lainnya, sistem persamaan linear yang simultan
harus dipecahkan. Setiap persamaan, yang mrupakan persaman biaya untuk satu
departemen pendukung, ditentukan sebagai jumlah dari biaya langsung departemen ditambah
proporsi jasa yang diterima dari departemen pendukung lainnya.

Total biaya = biaya langsung + biaya yang dialokasikan


DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Slamet. 2017. Akuntansi Manajemen. Taman Sidoarjo: Zifataman Publisher.


Wijayanti, Ratna. (2010). “Penerapan Activity-Based Costing System untuk Menentukan Harga Pokok Produk
(Studi Kasus pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang).” Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai