Anda di halaman 1dari 11

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

BAB II. SISTEM AKUMULASI BIAYA, SISTEM BIAYA DAN SISTEM


PERHITUNGAN HARGA POKOK
Pertemuan 3 dan 4

1. Sistem Biaya
The Commite on Cost Consepts and Standards of The American Accounting Association
memberikan definisi untuk istilah Cost sebagai berikut : “Cost is foregoing measured in
monetary terms incurred or potentially to be incurred to achieve a specific objective” yang
berarti biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran yang diukur secara terus-menerus dalam
uang atau yang potensial harus dikeluarkan untuk mencapai suatu tujuan. Istilah-istilah dan
konsep dalam menghitung biaya digunakan dalam pengertian yang berbeda-beda, oleh karena
tergantung dari kondisi, tujuan dan pihak yang akan menggunakannya (Adikusumah, 1982 – 1)

a. Pengertian system biaya

Sistem biaya merupakan alat pengukur performance suatu perusahaan, pengukuran


performance ini dilakukan secara periodikal dan terus-menerus. Sistem biaya telah
dipergunakan oleh berbagai perusahaan sebagai pengukur performa secara periodik (Cooper
dan Kaplan, 1991 – 1). Untuk menyusun suatu Cost System diperlukan pengetahuan yang
mendalam mengenai (Adikusumah, 1982) :
a. Struktur organisasi dari perusahaan yang bersangkutan.
b. Proses produksi.
c. Tipe informasi biaya yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

b. jenis system biaya


Biaya yang dialokasikan ke unit-unit produksi dapat berupa :

Sistem biaya aktual atau historis, biaya dicatat pada saat dikeluarkan, tetapi penyajian
hasil operasi akan ditangguhkan sampai operasi pabrikasi pada periode akuntansi dibentuk
atau dalam perusahaan jasa, sampai jasa diberikan.

Sistem biaya standar, produk operasi, dan proses akan dikenakan biaya berdasarkan
jumlah sumber daya yang akan digunakan dan harga dari sumber daya yang telah ditentukan
sebelumnya.

Biaya aktual juga dicatat, dan varians atau selisih antara biaya aktual dan biaya standar
akan dikumpulkan dalam perkiraan terpisah.

Biaya yang dialokasikan keunit-unit produksi mencakup semua biaya pabrikasi (disebut
kalkulasi biaya absorpsi penuh) atau hanya biaya pabrikasi variabel saja (disebut kalkulasi
biaya langsungatau variabel).Empat kemungkinan sistem biaya dapat dibentuk adalah
dengan mengakui bahwabiaya-biaya bisa diukur baik dalam jumlah yang aktual maupun
standar, atau dalambentuk kalkulasi biaya langsung (direct costing) ataupun kalkulasi biaya
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 10

absorpsi penuh (full absorption costing). Dalam pertanyaan mengenai unsur-unsur


biayamana yang akan dialokasikan ke produksi, tiga kemungkinannya adalah kalkulasibiaya
utama (prime costing), kalkulasi biaya langsung (variabel), dan kalkulasi biaya absorpsi
penuh. Absorpsi (penyerapan)

Jenis biaya menurut sifatnya:

1. Biaya Operasi dan pemeliharaan (Operation and Maintenance Cost)

Operation and maintenance cost (operasi dan perawatan sistem) adalah biaya untuk
mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik dan juga merupakan
biaya untuk merawat sistem dalam masa pengoperasionalannya. Yang termasuk biaya
operasi dan perawatan sistem adalah biaya personalia (operator, staff administrasi, staff
pengolah data, staff pengawas data), biaya overhead (telepon, listrik, asuransi,
keamanan, supplies), biaya perawatan hardware (reparasi, service), biaya perawatan
software (modifikasi program, penambahan modul program), biaya perawatan peralatan
dan fasilitas, biaya manajerial dalam operasional sistem, biaya kontrak untuk konsultan
selama operasional sistem, biaya depresiasi. Biaya operasional dan perawatan biasanya
terjadi secara rutin selama usia operasional sistem.

2. Biaya Tetap dan Tidak Tetap (Fixed and Variabel Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap dalam proses
produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah
produksi mengalami perubahan (naik atau turun). Keseluruhan biaya tetap disebut biaya
total (total fixed cost,TFC). Contoh dari biaya tetap yaitu membeli mesin produksi dan
mendirikan bangunan pabrik.

Biaya variable atau sering disebut biaya variable total (total variable cost, TVC) adalah
jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya jumlah output yang akan
dihasilkan. Semakin besar output atau barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin
besar pula biaya variable yang akan dikeluarkan.
Contoh dari biaya variabel yaitu penyediaan bahan baku untuk produksi.

3. Biaya marjinal (Marginal Cost)

Biaya marginal adalah perubahan biaya total akibat penambahan satu unit output (Q).
Biaya marginal timbul akibat pertambahan satu unit output sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah atau mengurangi
biaya produksi tetap (TFC), maka tambahan biaya marginal ini akan menambah biaya
variable total (TVC).
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 11

4. Biaya langsung dan tidak langsung (Direct and Indirect Cost)

Biaya Langsung (direct cost) merupakan biaya yang dapat dengan mudah dan
meyakinkan ditelusuri ke objek biaya tertentu. Konsep biaya langsung tidak hanya
mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja saja. Jika sebuah perusahaan
membebankan biaya ke berbagai kantor di berbagai wilayah penjualan, maka gaji
manajer di kantor penjualan pada suatu wilayah merupakan biaya langsung bagi wilayah
penjualan tersebut.
Biaya tidak langsung (indirect cost) merupakan biaya yang tidak dapat dengan mudah
dan meyakinkan ditelusuri ke objek biaya tertentu. Contoh: dikaitkan dengan produk,
gaji manajer pabrik merupakan biaya tdk langsung, karena biaya ini sama sekali tidak
disebabkan oleh proses pembuatan produk.

5. Total and Unit Cost

Biaya total (total cost) adalah keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi jangka
pendek. Biaya total diperoleh dari :

TFC    = Biaya tetap

TVC     = Biaya variable

 Secara sederhana unit cost dapat diartikan sebagi biaya per unit produk atau biaya per
pelayanan. Sedangkan menurut Hansen&Mowen (2005) unit cost didefinisikan sebagai
hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan. Produk yang dimaksud dapat berupa barang ataupun jasa.

6. Biaya berulang dan Tidak berulang (Recurring and Nonrecurring Cost)

Recurring cost (biaya berulang) adalah biaya-biaya operasi dan pemeliharaan yang terus
terjadi selama masa hidup system. Contoh dari recurring cost ialah pembelian suku
cadang dari mesin produksi. Sedangkan nonrecurring cost (biaya tidak berulang)
merupakan kembalikannya, ialah biaya-biaya operasional yang hanya terjadi sekali.
Contoh dari nonrecurring cost ialah biaya pembuatan pabrik.

7. Sunk or Past Cost

Sunk cost ialah Biaya-biaya yang telah dikeluarkan/diterima sebelum terjadinya suatu
keputusan. Contoh dari sunk cost ialah biaya yang dikeluarkan rapat dan penelitian.

c. Manfaat Sistem biaya.

Manfaat biaya adalah menyediakan informasi yang diperlukan oleh manajemen untuk
mengelola perusahaannya. informasi itu berupa perencanaan dan pengendalian laba,
penentuan harga pokok produk dan jasa, serta pengambilan keputusan oleh manajemen
perusahaan.
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 12

Sistem Biaya adalah organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan
untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi manajemen.Di dalam akuntansi
biaya, sistem yang dapat digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan ke unit produksi,
dikelompokkan menjadi 2 sistem, yaitu :
1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historis).
Sistem biaya sesungguhnya atau sistem biaya aktual adalah suatu sistem dalam pembebanan
harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya tersebut sudah terjadi atau biaya
yang sesungguhnya dinikmati. Penyajian hasil baru akan dilakukan apabila semua operasi selesai
pada periode akuntansi yang bersangkutan.

2. Sistem Biaya Ditentukan Dimuka (Biaya Standar).


Sistem biaya ditentukan dimuka adalah sistem dalam pembebanan harga pokok kepada produk
atau pesanan atau jasa dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum suatu
produk atau jasa dikerjakan. Pada akhir periode akuntansi kedua sistem biaya ini dicatat,
kemudian dibandingkan sehingga terlihat varians antara biaya sesungguhnya terjadi dengan
biaya ditentukan dimuka. Varians yang terjadi bisa varians lebih (over applied) atau varians
kurang (under applied).

d. Sistem Akumulasi Biaya

S
alah satu peran fundamental dari sistem biaya adalah akumulasi biaya. Hal itu terdiri
atas identifikasi, pengukuran, dan pencatatan informasi biaya dalam kategori atau
klasifikasi yang  relevan.

Akumulasi biaya adalah suatu cara untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan
untuk suatu produk dan jasa. Ada 2 metode yang umum digunakan dalam akumulasi biaya,
yaitu :

1. Metode Akumulasi Biaya Pesanan.


Akumulasi biaya pesanan adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga
pokok suatu produk, dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau
jasa terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisah sesuai identitasnya.
Akumulasi biaya pesanan ini dapat diterapkan pada perusahaan yang menggunakan
proses produksi secara terputus-putus, seperti pekerjaan konstruksi, bengkel, percetakan,
catering makanan, meubel,dll.

2. Metode Akumulasi Biaya Proses.

Akumulasi biaya proses adalah suatu metode dalam pengumpulan harga pokok produk dengan
mengumpulkan biaya untuk setiap satuan waktu tertentu. Akumulasi biaya proses ini dapat
diterapkan pada perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus, seperti perusahaan
perakitan mobil, obat-obatan, perusahaan penerbangan, rumah sakit,dll.

e. Sistem Penghitungan Biaya Pokok Produksi

Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang
maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 13

Biaya/harga pokok produksi menurut Garrison dan Norren yang diterjemahkan oleh
Budisantoso (2000) menyatakan “Harga pokok produksi merupakan biaya manufaktur yang
berkaitan dengan barang- barang yang diselesaikan dalam periode tertentu” (h.61). 

Witjaksono (2006) mendefinisikan ”Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila
selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan”
(h.10). 

Horngren et al. menyatakan, “Harga pokok produksi menunjukkan biaya barang yang sampai
diselesaikan, apakah dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan” (h.46). 

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa harga pokok produksi merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Harga pokok memiliki fungsi sebagai
berikut: 

1. Harga pokok sebagai penetapan harga jual. 


Harga pokok merupakan hal penting yang perlu diketahui oleh perusahaan karena harga
pokok dapat memberikan pengaruh terhadap penentuan harga jual produk tertentu. 

2. Harga pokok sebagai dasar penetapan laba. 

Apabila perusahaan telah membuat perhitungan harga pokok maka perusahaan dapat
menetapkan laba yang diharapkan yang akan mempengaruhi tingkat harga jual suatu produk
tertentu. 

3. Harga pokok sebagai dasar penilaian efisiensi. 


Harga pokok dapat dijadikan dasar untuk mengontrol pemakaian bahan, upah dan biaya
produksi tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan harga pokok standar
terlebih dahulu dan kemudian membandingkan dengan harga pokok yang aktual atau yang
sebenarnya terjadi. Apakah terdapat selisih antara perhitungan kedua harga pokok tersebut,
apabila ada selisih negatif berarti proses produksi yang dilaksanakan belum efisien dan
perusahaan perlu menngetahui penyebab terjadinya selisih tersebut, sehingga dapat diambil
tindakan koreksi untuk memperbaiki  kesalahan tersebut sedangkan bila ada selisih positif
maka perlu ditelusuri terlebih lanjut atas selisih tersebut apakah karena perusahaan telah
menjalankan proses produksi secara efisien atau perhitungan harga pokok standar yang
kurang tepat. 

4. Harga pokok sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen. 


Harga pokok merupakan suatu pedoman penting sekaligus sebagai suatu dasar untuk
pengambilan keputusan khusus perusahaan, misalnya:
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 14

1. Menetapkan perubahan harga penjualan. 


2. Menetapkan penyesuaian proses produksi. 
3. Menetapkan strategi persaingan di pasaran luas. d. Merencanakan ekspansi
perusahaan. 
4. Pengambilan keputusan-keputusan khusus manajemen, seperti apakah akan membeli
atau membuat sendiri suatu suku cadang, apakah menerima suatu pesanan khusus
dengan harga khusus atau tidak. 

Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi 


Menurut beberapa ahli terdapat 3(tiga) unsur-unsur harga pokok produksi. Mengacu pada
pendapat Rayburn (1999), unsur-unsur harga pokok produksi terdiri dari: 

1. Bahan Langsung (Direct Material) 


Adalah setiap bahan baku yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produk jadi. Sebagai
contoh, dalam membuat pakaian pria, kain merupakan bahan langsung. 

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost) 


Adalah upah yang diperoleh pekerja yang mengubah bahan dari keadaan mentah menjadi
produk jadi. Sebagai contoh, upah yang dibayarkan kepada pekerja pabrik pakaian yang
memotong kain dan menjahit hasil potongan tersebut adalah biaya tenaga kerja langsung. 

3. Overhead Pabrik 
Terkadang biaya ini disebut sebagai overhead produksi (manufacturing overhead) atau beban
pabrik (factory burden). Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain bahan
langsung dan tenaga kerja langsung. Penekanannya disini adalah pada istilah biaya produksi.
Sebagai contoh, upah pengendali persediaan adalah overhead pabrik. Namun, gaji seorang
tugas penjualan merupakan beban pemasaran. Contoh-contoh overhead pabrik terdiri dari: 

1. Bahan tidak langsung (indirect materials), yaitu perlengkapan operasi, reparasi, dan
kebersihan yang digunakan dalam pabrik. Bahan tidak langsung bisa juga termasuk jenis-
jenis biaya bahan yang kecil dan tidak signifikan di mana biaya bahan itu relatif kecil
dibandingkan dengan semua biaya bahan baku lainnya, seperti benang yang digunakan
dalam menjahit pakaian. 
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), yaitu pengawas pabrik dan pekerja
terlatih lainnya serta tidak terlatih lainnya, seperti pesuruh, petugas reparasi, dan
pengawas yang secara nyata tidak mengerjakan produk dan hasil usaha mereka tidak
mudah ditelusuri ke produk jadi. 
3. Biaya lainnya diluar biaya bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung,
seperti, biaya sewa, pajak, asuransi, penyusutan atas fasilitas pabrik dan tenaga listrik
yang digunakan dalam fasilitas pabrik. 
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 15

70K

BAHAN BAKU
TERSEDIA U/

( )

PENJULAN – HPP = L/R KOTOR

SOAL SOAL LATIHAN


Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 16

a. PT. Maju Terus mempunyai data biaya produksi (dlm ribuan Rupiah ) sebagai
berikut :
Accounts 31 Desember 2012 2013
Bahan Baku langsung Rp.15 Rp. 24,650
Barang setengah jadi Rp.19,5 Rp. 30,45
Barang Jadi Rp. 40,35 Rp. 35,00
===================================================
Transaksi tahun 2013
Pembelian BBL Rp. 100,00
Upah buruh langsung Rp. 95,35
Upah buruh tak langsung Rp. 11,00
Penyusutan ged.&mesin Rp. 25,00
Biaya listrik & air Rp. 20,00
Perlengakapan pabrik Rp. 4,50
Pemeliharaan Rp. 12,00
Biaya penjualan dan adm Rp.55,00
Penjualan Bersih Rp. 320,00
HITUNGLAH HPP dan LABA RUGI PT MAJU TERUS PER 31 DES 2013

b. PT TERUS MAJU selama satu bulan ini telah menjual produk 150 unit @ Rp. 40.000,-
Pihak Manajemen mencatat persediaan sebagai berikut
:=================================================================
Accounts per 1 Jan 2013 per 31 Jan 2013
Bahan Baku langsung Rp. 66.000 Rp. 192.000
Barang setengah jadi Rp. 162.000 Rp. 96.000
Barang Jadi Rp. 108.000 Rp. 204.000
=================================================================
Pembelian BBL Rp. 1.050.000,-
Upah buruh langsung Rp. 720.000,-
Ongkos angkut bahan baku Rp. 54.000,-
Potongan pembelian bahan baku Rp. 18.000,-

Biaya pemasaran :
Gaji bag. Pemasaran Rp. 780.000
Iklan/Promosi Rp. 266.000

Biaya umum pabrik/overhead :


Upah tenaga kerja tidak langsung Rp. 105.000
Penyusutan pabrik Rp. 50.000
Biaya lain-lain Rp. 270.000

Biaya Umum & Adm


Gaji pegawai kantor Rp. 564.000
Biaya lain bag. Umum Rp. 120.000
Pajak Penghasilan 20%
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 17

BUATLAH LAPORAN HPP dan IKHTISAR RUGI LABA PT TERUS


MAJU PER 31 JANUARI 2013

c. Pimpinan PT OGAHRUGI merasa puas atas prestasi perusahaan saat


ini. Dengan rasa bangga beliau mengatakan tahun ini perusahaan
mendapatkan laba Rp. 12.600.000,-Seorang teman pimpinan
mempelajari dengan seksama dan menyarankan kepadanya untuk
membubarkan saja perusahaannya ini. Pimpinan terkejut dan
mintabantuan anda untuk membuat laporan keuangan yang benar
sehingga pimpinan mendapatkan informasi yang tepat. Berikut ini
rincian data keuangannya (dalam ribuan rupiah) :

PERSEDIAAN AWAL :
Bahan baku 38.500
Barang ½ jadi 73.300
Barang jad i 80.000
Nilai beli tanah (2 tahun lalu) 60.000

PERSEDIAAN AKHIR :
Bahan baku 30.500
Barang ½ jadi 61.000
Barang jadi 50.000

PEMBELIAN BAHAN BAKU 102.500

PENJUALAN
Barang Jadi 225.000

Retur dan Potongan


Retur pembelian 4.500
Retur penjualan 5.500
Potongan pembelian 5.500
Potongan penjualan 4.500

BIAYA-BIAYA :
Transport pembelian bahan baku 2.500
Upah buruh pabrik 25.000
Umum pabrik 29.700
Penjualan 15.000
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 18

Umum dan Administrasi 30.000


Pajak 30%
Laba yang dicadangkan 10%
Setelah anda membuatkan laporan keuangan, analisa dan berikanlah
saran kepada pimpinan Perusahaan !


Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen. 19

Anda mungkin juga menyukai