Anda di halaman 1dari 16

Nama : Ajeng Novianti

NPM : 24022220065
Kelas : S1 Akuntansi K
Mata Kuliah : Seminar Akuntansi Manajemen

BAB II
KONSEP BIAYA
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI BIAYA

Pengertian Biaya
Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa
yang diharapkan member manfaat sekarang atau masa yang akan datang. Biaya diukur
dengan satuan mata uang.

Beban (expense) adalah barang atau jasa yang telah digunakan untuk memperoleh
pendapatan. Pendapatan adalah nilai barang yang dijual atau jasa yang diberikan. Laba atau
rugi merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya.

Perbedaan Biaya dengan Beban :

Perubahan Biaya menjadi Beban:


Klasifikasi Biaya

Akuntan manajemen dituntut untuk menghasilkan informasi yang berbeda sesuai


dengan tujuan penggunaan informasi. Informasi biaya yang berbeda dapat dihasilkan dengan
mengklasifikasikan biaya secara berbeda pula. Pada dasarnya biaya dapat diklasifikasi
berdasarkan:

1. Keterlelusuran biaya;
2. Perilaku biaya;
3. Fungsi pokok perusahaan;
4. Elemen biaya produksi.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Ketertelusuran. Berdasarkan ketertelusuran biaya ke


produk, biaya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Biaya Langsung (direct cost)


Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur sampai kepada produk secara
langsung. Biaya bahan baku da biaya tenaga kerja langsung adalah biaya langsung
yang dapat ditelusur sampai kepada produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji
atau upah karyawan produksi yang terlibat lagsung dalam mengerjakan produk.
Karyawan dan jam kerjanya dapat diidentifikasi hingga ke setiap produk yang
dihasilkan.
2. Biaya Tidak Langsung (indirect post)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusur ke
produk. Gaji mador adalah contoh biaya tidak langsung. Seorang mandor dapat
mengawasi pengerjaan beberapa produk sekaligus. Oleh karena itu, gaji mandor
produksi tidak dapat dikategorikan sebagai biaya langsung melainkan biaya tidak
langsung.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku

Perilaku biaya menggambarkan pola variasi tingkat aktivitas terhadap perubahan biaya.
Bedasarkan perilakunya, biaya dapat diklasifikasi menjadi:
1. Biaya Variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan dengan tingkat aktivitas. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas
dalam kisaran tertentu. Walaupun tingkat aktivitas meningkat atau menurun, jumlah
biaya tetap tidak berubah. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa peralatan pabrik.
3. Biaya Campuran (mixed cost)
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel dan
sekaligus biaya tetap. Sebagian unsur biaya campuran berubah sesuai dengan
perubahan aktivitas. Sementara, sebagian unsur biaya campuran yang lain berubah
walaupun tingkat aktivitas berubah. Contoh biaya campuran adalah biaya listrik.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi

Pada dasarnya ada tiga jenis fungsi pokok perusahaan manufaktur, biaya dapat
diklasifikasikan menjadi:

1. Biaya Produksi (production cost)


Biaya produksi adalah biaya untuk membuat lahan menjadi produk jadi. Biaya
produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
2. Biaya Pemasaran (marketing expense)
Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan produk atau
jasa. Biaya pemasaran terjadi dalam fungsi pemasaran. Contoh biaya pemasaran
adalah biaya promosi, biaya iklan dan biaya pengiriman.
3. Biaya Administrasi dan Umum (general and administrative expense)
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yangterjadi dalam rangka mengarahka,
menjalakan dan mengendalikan perusahaan. Biaya administrasi dan umum terjadi
dalam fungsi administrasi dan umum. Contoh biaya administrasi dan umum adalah
biaya gaji pegawai administrasi, biaya depresiasi gedung kantor dan biaya
perlengkapan kantor.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Elemen Biaya Produksi

Aktivitas produksi adalah aktivitas mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Pengolahan
bahan dilakukan oleh tenaga keraja, mesin, peralatan dan fasilitas pabrik lainnya.
Berdasarkan fungsi produksi, biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Biaya Bahan Baku (raw material cost)


Biaya bahan baku adalah nilai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
untuk diubah menjadi produk jadi. Apabila bahan mudah ditelusur ke produk atau
nilainya signifikan, maka bahan tersebut dapat dikategorikan sebagai bahan baku.
Contoh biaya bahan baku adalah kertas dan tinta dalam pembuatan buku.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direst labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalahbesarnya gaji dan upah tenaga kerja yang terlibat
langsung untuk mengerjakan produk. Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah
buruh.

3. Biaya Overhead Pabrik (manufacture overhead cost)


Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan
tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrik adalah nilai bahan penolong
yang digunakan, gaji tenaga kerja tidak langsung, depresiasi peralatan pabrik,
depresisasi gedung pabrik dan asuransi pabrik.

PEMBEBANAN BIAYA

Ada tiga konsep yang perlu diketahui dalam membebankan biaya. Ketiga konsep tersebut
adalah biaya, objek biaya (cost object) daan metode pembebanan biaya (cost assignment).
Pada bagian ini akan diuraikan objek biaya dan metode pembebanan biaya.

Objek Biaya (cost object)

Objek biaya adalah unsure apapun yang kepadanya biaya dibebakan. Objek biaya
dapat berupa produk, departemen, aktivitas atauu bahkan pelanggan. Akuntansi manajemen
konvensional tidak mempertimbangkan aktivitas sebagai objek biaya. Sementara dalam
akuntansi manajemen kontemporer, aktivitas merupakan objek biaya yang menjadi fokus
perhatian. Aktivitas adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen. Suatu aktivitas
menggambarkan suatu tindakan. Contoh aktivitas pada perusahaan manufaktur adalah
mengeset mesin, memindahkan bahan dan produk, membeli bahan, menagih pelanggan,
membayar tagihan, memelihara peralatan, mengirim pesanan, mendesain produk dan
menginspeksi produk.

Metode Pembebanan Biaya (cost assignment)

Pembebanan biaya adalah penentuan biaya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Ada
tiga metode pembebanan biaya. Ketiga tersebut adalah:

1. Penelusuran Langsung (direct tracing)


Penelusuran langsung adalah proses penentuan biaya yang dikonsumsi objek biaya
dengan mengamati hubungan langsung antara biaya dan objek biayanya.
2. Penelusuran Pemicu (driver tracing)
Pemicu adalah faktor penyebab besar atau kecilnya konsumsi biaya oleh objek biaya
yang dapat diamati. Pemicu menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber
daya. Pemicu memiliki hubungan sebab-akibat antara biaya dan objek biaya.
Penelusuan Pemicu adalah proses penentuan biaya yang dikonsumsi oleh objek biaya
dengan mengamati hubungan sebab akibat antara pemicu dan objek biaya. Pemicu
Biaya (cost driver) adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan
biaya atas aktivitas, pemicu ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke
aktivitas. Pemicu aktivitas (activity driver) adalah faktor yang menentukan besar
atau kecilnya permintaan aktivitas oleh objek biaya, pemicu ini digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Berikut ini adalah ilustrasi penelusuran
pemicu;

Objek biaya : Meja (objek biaya berupa produk).


Aktivitas : Pengesetan.
Biaya : Biaya pengesetan.
Pemicu : Jumlah pengesetan.
Pembebanan : Sebanyak 20 dari 100kali pengesetan dilakukan untuk aktivitas
pengesetan produk meja. Sebesar 20% biaya pengesetan dibebankan ke meja.

Pemicu biaya bersifat kontekstual dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Manajemen
harus mengidentifikasi berbagai alternatif pemicu biaya dan kemudian memilih satu
dari alternatif pemicu biaya yang tersedia yang dianggap paling mewakili. Misalnya,
pemicu biaya pengiriman barang dapat berupa jumlah pelanggan, frekuensi
pengiriman, dan jarak tempuh. Di antara tiga alternatif metode tersebut, perusahaan
memilih salah satu, misalnya frekuensi pengiriman. Lihatlah peraga dibawah ini yang
menunjukkan tipikal aktivitas dan pemicunya.
Aktivitas Pemicu
Pengesetan peralatan Jumlah pengesetan
Pemindahan bahan Jumlah pemindahan
Pemesanan bahan Jumlah order pembelian
Pendesain kembali produk Jumlah order desain ulang
Pembayaran tagihan Jumlah faktur
Menginspeksi produk jadi Jumlah kelompok produksi
Pemeliharaan peralatan Jam pemeliharaan
Penyediaan listrik Jumlah kilowatt listrik
Pembungkusan barang Jumlah kotak
Penjadwalan produksi Jumlah jenis produk

3. Alokasi (allocation)
Ada biaya yang terjadi akan tetapi tidak memiliki hubungan sebab-akibat dengan
objek biaya. Ada juga biaya tidak secara langsung dapat ditelusuri ke objek biaya.
Apabila hal ini terjadi, maka alternatif metode yang tersedia untuk membebankan
biaya ke objek biaya adalah alokasi. Oleh karena tidak memiliki hubungan langsung
dan sebab-akibat, maka metode alokasi biaya dilakukan berdasarkan kemudahan
(convenience). Dasar alokasi yang lazim digunakan adalah jam mesin, jam kerja
langsung, jumlah karyawan, jam pemeliharaan, luas lantai, dan jumlah kwh listrik.
Berikut ini ilustrasi alokasi.

Objek biaya : Meja (Objek biaya berupa produk)


Aktivitas : Mendepresiasikan gedung.
Biaya : Depresiasi gedung.
Dasar Alokasi : Jam mesin.
Pembebanan : Tidak ada hubungan langsung dan sebab-akibat antara depresiasi
gedung dan jumlah unit meja. Perusahaan memutuskan mengalokasikan berdasarkan
jam mesin. Besarnya depresiasi yang dialokasikan ke meja ditentukan berdasarkan
besarnya jam mesin yang dikonsumsi untuk memproduksi meja.
Akurasi Pembebanan Biaya
Akurasi adalah suatu konsep relatif, pembebanan biaya yang masuk akal dan logis,
bukan pembebanan biaya yang “benar”. Tujuan pembebanan biaya adalah mengukur
dan membebankan sebaik mungkin biaya sumber daya yang dikonsumsi suatu objek
biaya. Suatu metode pembebanan biaya dapat lebih akurat dibandingkan dengan
metode pembebanan lainnya. Sebagai contoh, biaya overhead pabrik dari departemen
jasa dibebankan ke departemen produksi berdasarkan jumlah karyawan. Oleh karena
departemen produksi tersebut padat modal bukan padat karya, maka pembebanan
berdasarkan jam mesin mungkin lebih akurat.
Sebagai ilustrasi, metode pembebanan biaya yang akurat menunjukkan bahwa
biaya penyediaan listrik adalah Rp.40.000.000. Biaya penyediaan listrik dari pemasok
luar adalah Rp.44.000.000. Selama ini pembebanan biaya kurang akurat dan
menghasilkan biaya penyediaan listrik Rp.46.000.000. Oleh karena pembebanan biaya
listrik yang kurang akurat, perusahaan memutuskan memperoleh listrik dari pemasok
luar. Keputusan ini adalah keputusan yang salah karena menyebabkan perusahaan
merugi Rp. 4.000.000 (Rp. 44.000.000- Rp. 40.000.000).
Biaya dapat dilacak secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
objek biaya. Biaya langsung adalah biaya yang mudah dan akurat untuk ditelusuri
hingga ke objek biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak mudah dan tidak
akurat untuk ditelusuri hingga ke objek biaya. Istilah mudah ditelusuri (easily traced)
berarti bahwa biaya dapat dibebankan dengan cara yang ekonomis pada objek biaya.
Istilah akurat ditelusuri (accurately traced) berarti bahwa biaya dibebankan ke objek
biaya dengan menggunakan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship).

PENENTUAN PEMICU BIAYA


Pemicu biaya adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan biaya
oleh aktivitas. Aktivitas adalah pekerjaan atau aksi yang dilakukan dalam perusahaan.
Aktivitas mengonsumsi biaya. Konsumsi biaya oleh aktivitas dipengaruhi oleh
pemicu biaya. Pemicu biaya perlu diidentifikasi dan ditentukan oleh perusahaan untuk
setiap aktivitas agar tepat dalam membebankan biaya ke aktivitas, perusahaan harus
menentukan pemicu biaya yang tepat pula.
Tahapan Penentuan Pemicu Biaya
Pemicu biaya ditentukan dengan melakukan tahapan mulai dari analisis aktivitas,
analisis biaya, inventarisasi pemicu biaya, dan pemeliharaan pemicu biaya. Hal
tersebut seperti terlihat pada peraga dibawah ini yang tampak bahwa analisis aktivitas
dan analisis biaya berada dalam posisi sejajar. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
analisis tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau sekaligus bersamaan

PERAGA : Tahapan Penentuan Pemicu Biaya

Analisis Aktivitas Analisi Biaya

Inventarisasi Pemicu Biaya

Pemilihan Pemicu Biaya

Tujuan analisis aktivitas adalah untuk mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan.


Hasil akhir analisis aktivitas adalah inventarisasi aktivitas. Analisis biaya bertujuan untuk
menentukan besar biaya yang digunakan dan aktivitas yang mengakibatkan konsumsi
tersebut. Setelah analisis biaya dilakukan, maka biaya setiap aktivitas dapat diketahui.
Kemudian, ditentukan alternatif aktivitas yang menjadi faktor penyebab besarnya konsumsi
biaya. setelah itu, manajemen akan memilih satu diantara beberapa alternatif yang tersedia
untuk menentukan pemicu biaya yang paling tepat.

Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas (activity analysis) adalah proses identifikasi aktivitas yang
dilakukan. Dengan melakukan analisis aktivitas dapat dibuat inventarisasi aktivitas. Ada
aktivitas yang dilakukan oleh seorang karyawan atau sekelompok karyawan. Ada juga
aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dengan alat bantu mesin peralatan walaupun aktivitas
dilakukan oleh mesin dan peralatan, pada dasarnya aktivitas tersebut dilakukan oleh
karyawan karena karyawanlah yang menyebabkan mesin dan peralatan bekerja. Berikut ini
tiga tahap yang dilakukan dalam menganalisis aktivitas.

1. Wawancara karyawan.
2. Inventarisasi aktivitas.
3. Pengecekan ulang.

Analisis Biaya

Analisis biaya bertujuan untuk menentukan jumlah biaya yang dikonsumsi untuk
setiap aktivitas. Analisi biaya dijadikan dasar untuk mengidentifikasi unsure biaya yang
dikonsumsi oleh setiap aktivitas. Data biaya diperoleh dari bagian akutansi manajemen yang
ada di perusahaan.Biaya untuk gaji dan upah operator peralatan dan mesin merupakan biaya
yang dikonsumsi aktivitas pengesetan peralatan.

Inventarisasi Pemicu Biaya

Faktor penyebab tinggi rendahnya konsumsi biaya oleh aktivitas disebut pemicu
biaya.Pemicu biaya dapat lebih dari satu untuk suatu aktivitas tertentu.Oleh karena itu, perlu
dilakukan agar dapat ditentukan factor pemicu yang paling tepat.Contoh pemicu biaya untuk
aktivitas pengesetan meliputi jumlah pengesetan, jam kerja karyawan, dan jam mesin.

Penentuan Pemicu Biaya

Dasar yang digunakan manajemen untuk menentukan pemicu biaya adalah adanya
hubungan sebab-akibat antara biaya dan aktivitas.Pemicu biaya yang baik adalah pemicu
biaya yang memiliki karakteristik berikut ini :

1. Dapat diukur.
2. Dapat dikendalikan
3. Sederhana
4. Berhubungan dengan objek biaya
5. Dapat diterima

Dengan adanya criteria diatas, pemicu biaya yang benar (true cost driver) tidak selalu
diperoleh. Perlu ada kompromi dalam penentuan pemicu biaya sehingga ditemukan pemicu
biaya terbaik yang tersedia (best available cost driver).
BIAYA BARANG DAN JASA

Pada dasarnya ada dua jenis produk perusahaan, yaitu produk berwujud dan tidak
berwujud. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengonversi bahan
melalui penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber daya lain,seperti peralatan,mesin, dan
tanah.produk berwujud disebut barang. Produk tidak berwujud adalah jasa yang dipoduksi
dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lain,seperti perlengkapan dan
peralatan.Produk tidak berwujud disebut jasa.

Fitur Jasa

Produk barang dan jasa memiliki fitur yang berbeda.

1. Kewujudan. Dikarenakan jasa tidak berwujud,maka jasa tidak dapat disimpan.Jasa


rentan terhadap peniruan karena tidak ada perlindungan paten.
2. Daya tahan. Manfaat jasa dapat segera hilang setelah digunakan.
3. Keterpisahan. Terkadang jasa diberikan kepada pelanggan,sementara pelanggan itu
sendiri tidak terlibat dalam proses produksi jasa tersebut,misalnya jasa asuransi.
4. Heterogenitas. Perusahan perlu mengukur dan meningkatkan produktivitas dan
kualitas antarjenis jasa.

Biaya Berbeda Untuk Tujuan Berbeda

Ada 3 definisi biaya produk.setiap difinisi tersebut digunakan untuk tujuan manajerial
yang berbeda.ke 3 definisi biaya produk tersebut adalah sebagai berikut :

1. Biaya Produk Rantai Nilai (value chain product cost) adalah biaya produk
yang mempertimbangkan semua biaya, mulai dari riset dan
pengembangab,produksi,pemasaran,sampai layanan pelanggan.
2. Biaya Produk Operasional (operating product cost) adalah biaya produk yang
mempertimbangkan aktivitas yang dikonsumsi produk mulai dari
produksi,pemasaran,sampai dengan layanan pelanggan.
3. Biaya produk tradisional ( traditional product cost) adalah akumulasi biaya
bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang digunakan dalam menghasilkan
produk.

Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal


Salah satu tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentuan biaya produk
untuk pelaporan keuangan eksternal. Ada 2 fungsi utama dalam perusahaan, yaitu produksi
dan produksi. Biaya produksi dapat diklasifikasi lebih lanjut menjadi biaya bahan
baku,tenaga kerja langsung,dan overhead. Hanya 3 unsur biaya ini yang diakumulasi ke
produk dalam pelaporan eksternal. Biaya produksi sering dikelompokkan menjadi 2, yaitu
biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama (prime cost) adalah jumlah biaya bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead. Biaya konversi menggambrkan biaya untuk mengubah
bahan baku menjadi produk akhir.

Biaya Produk Pelaporan Keuangan Eksternal

Salah satu tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentuan biaya produk
untuk pelaporan keuangan ksternal. Untuk tujuan perhitungan biaya produk, biaya harus
diklarifikasi berdasarkan fungsi. Ada dua fungsi utama dalam perusahaan, yaitu produksi dan
nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa. Biaya produksi terjadi dalam fungsi produksi. Biaya nonproduksi adalah
biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, penjualan, distribusi,
layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan
pelanggan biasa ditempatkan dalam satu kategori yaitu biaya pemasaran. Biaya perancangan,
pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya administrasi.

Biaya produksi dapat diklarifikasikan lebih lanjut menjadi biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung dan overhead. Hanya tiga unsur biaya ini yang diakumulasi ke produk dalam
pelaporan eksternal. Biaya produksi sering dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya utama
dan biaya konversi. Biaya utama (prime cost) adalah jumlah biaya bahan baku dan tenaga
kerja langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead. Biaya konversi menggambarkan biaya untuk mengubah bahan baku
menjadi produk akhir.

Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Pada laporan keuangan eksternal, biaya harus diklarifikasi berdasarkan fungsi. Dalam
penyiapan laporan laba rugi, akuntan manajemen harus memisahkan biaya produksi, biaya
administrasi, dan biaya pemasaran. Biaya produksi dipandang sebagai biaya produk,
sementara biaya administrasi dan pemasaran merupakan biaya periodik. Biaya produk
melekat pada produk dan diakui sebagai biaya dalam harga pokok penjualan apabila produk
dijual. Biaya produk yang belum terjual tetap melekat pada produk dan diakui sebagai
persediaan yang tampak di laporan posisi keuangan (neraca). Sedangkan biaya administrasi
dan biaya pemasaran diperlakukan sebagai biaya periodik dan harus dilaporkan pada laporan
laba rugi.

BIAYA DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

Pembuat keputusan membutuhkan informasi. Akuntan manajemen memasok


informasi tersebut. Informasi yang diperlukan adalah informasi yang relevan untuk proses
pembuatan keputusan tersebut.

Biaya Relevan Dan Pendapatan Relevan

Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu
alternatif dan alternatif lainnya. Berikut dua kriteria biaya relevan tersebut.

1. Biaya masa depan. Biaya masa depan berarti biaya tersebut belum terjadi. Biaya
yang sudah terjadi bukan merupakan biaya yang relevan.
2. Biaya berbeda antar-alternatif. Biaya berbeda antar-alternatif berarti bahwa suatu
elemen tertentu tidak memiliki jumlah yang sama antara satu alternatif dengan
alternatif lainnya. Biaya yang berbeda antar-alternatif disebut juga biaya diferensial
(differential cost).

Biaya harus memenuhi kedua kriteria diatas agar dapat dikategorikan sebagai biaya
relevan. Biaya masa depan tidak relevan apabila tidak berbeda antar-alternatif. biaya yang
berbeda antar-alternatif juga tidak relevan apabila biaya tersebut sudah terjadi. Pada
kriteria yang sama dan terkait dengan pendapatan, maka disebut pendapatan relevan. Jadi,
pendapatan relevan (relevant revenue) adalah pendapatan masa depan yang berbeda
antara satu alternatif dan alternatif lainnya. Berikut tiga alasan yang mendasari
pertimbangan ini.

1. Tidak semua biaya merupakan biaya relevan.


2. Produksi merupakan informasi yang mahal.
3. Kemampuan kognitif yang terbatas.
Biaya Diferensial Dan Pendapatan Diferensial

Setiap keputusan melibatkan pemilihan alternatif yang ada. Setiap alternatif memiliki
baiay sekaligus manfaat. Manfaat digambarkan oleh pendapatan yang diperoleh. Biaya dan
manfaat tersebut harus dibandingkan. Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda antar-
alternatif keputusan. Sedangkan pendapatan diferensial adalah pendapatan yang berbeda
antar-alternatif keputusan.

Biaya diferensial dapat merupakan kenaikan biaya atau penurunan biaya. Biaya
diferensial berupa kenaikan boiaya disebut biaya inkremental (increment cost). Sedangkan
biaya diferensial berupa penurunan biaya disebut biaya dekremental (decremental cost).

Pendapatan diferensial dapat berupa kenaikan pendapatan atau penurunan pendapatan.


Pendapatan diferensial berupa kenaikan pendapatan disebut pendapatan inkremental
(incremental revenue). Sedangkan pendapatan diferensial berupa penurunan pendapatan
disebut pendapatan dekremental (decremental revenue).

Biaya Kesempatan

Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang di korbankan saat suatu
alternatif keputusan di pilih dan mengabaikan alternatif lain. Biaya kesempatan tidak dapat
didefinisikan secara langsung dari catatan akuntansi perusahaan, menejer harus secara
eksplisit mengidentifikasi dan mempertimbangkan biaya ini dalam setiap pembuatan
keputusan.

Biaya Terbenam

Biaya terbenam adalah biaya yang sudah terjadi dan keputusan masa depan tidak lagi
dapat mengubah biaya tersebut. Oleh karna itu biaya terbenam tidak dapat di ubah dengan
keputusan apapun, maka biaya ini bukan merupakan biaya diferensial. Oleh karena itu biaya
relevan harus biaya diferensial, maka biaya terbenam bukanlah biaya relevan. Biaya
terbenam di abaikan dalam pembuatan keputusan.

SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN KONVENSIONAL DAN


KONTEMPORER

Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan menjadi sistem akuntansi


manajemen konvensional dan kontemporer. Baik sistem akuntansi manajemen konvensional
maupun kontemporer banyak di temukan dalam praktik dunia nyata. Sistem akuntansi
manajemen konvensional saat ini lebih banyak digunakan daripada sistem akuntansi
manajemen kontemporer.

Sistem Akuntansi Manajemen Konvensional

Sistem akuntansi manajemen konvensional adalah sistem akuntansi manajemen yang


memfokuskan perhatian pada pengukuran output aktifitas berdasarkan volume produksi.
Sistem akuntansi manajemen konvensional sangat menekankan pada pembebanan biaya
berdasarkan alokasi. Kalkulasi biaya produk dalam sistem akuntansi konvensional adalah
penjumlahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Dalam sistem biaya konvensional pembebanan biaya ke produk menggunakan pemicu


tingkat unit (unit level driver). Alasan penggunaan pemicu tingkat unit karena hal ini
merupakan factor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Berikut contoh pemicu tingkat yang secara umum digunakan untuk
membebankan biaya overhead pabrik :

1. Unit yang diproduksi


2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung
4. Jam mesin
5. Bahan langsung

Sistem penentuan biaya konvensional memiliki kelemahan mendasar. Kelemahan


tersebut terletak pada pembebanan biaya overhead pabrik. Secara ringkas berikut merupakan
cirri khas sistem akuntansi manajemen konvensional.

1. Menggunakan pemicu berbasis unit


2. Banyak menggunakan alokasi dalam pembebanan biaya
3. Penentuan biaya produk terlalu sempit dan kaku
4. Focus pada manajemen biaya, bukan aktivitas
5. Sedikit menggunakan informasi aktivitas.

Sistem Akuntansi Manajemen Kontemporer


Tujuan utama sistem akuntansi manajemen kontemporer adalah untuk memperbaiki
kualitas, konten, relevasi, dan ketepatan waktu informasi biaya . sistem ini lebih menekankan
pada penelusuran dari pada alokasi biaya. Peran penelusuran pemicu penting dalam sistem
akuntansi manajemen kontemporer. Pemicu yang digunakan tidak hanya pemicu berbasis unit
melaikan juga pemicu berbasis nonunit.

Model Manajemen Berbasis Aktivitas

Dimensi Biaya

Sumber
Daya

Dimensi Proses
Analisis Aktivitas Analisis
Pemicu Kinerja

Mengapa? Apa? Seberapa Baik?

Obyek
Biaya

Manajemen berbasis aktivitas adalah sistem yang memfokuskan perhatian manajemen


terhadap aktivitas untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dalam rangka meningkatkan laba
perusahaan. Seperti tempak pada peraga diatas, manajemen berbasis aktivitas memiliki dua
dimensi, yaitu:

1. Dimensi Biaya
Dimensi biaya menekankan pada penelusuran biaya ke objek biaya melalui
penelusuran biaya sumberdaya ke aktivitas dan kemudian ke objek biaya. Pada
dimensi ini di analisis apa aktivitas yang dilakukan seberapa besar sumber daya yang
dikonsumsi oleh aktivitas, dan apa objek biayanya. Dimensi biaya ini dikenal dengan
ABC(activity based costing). ABC merupakan metode untuk menentukan biaya
produk berdasarkan aktivitas. Melalui ABC diharapkan dapat diketahui biaya produk
yang akurat sehingga proses pembuatan keputusan yang terkait dengan produk
menjadi lebih tepat pula.
2. Dimensi Proses
Dimensi proses menekankan pada analisis pemicu, aktivitas yang dilaukan dan
penilaian kinerja aktivitas. Pada dimensi ini dilakiakn analisis terhadap aktivitas untuk
mencari jawaban mengenai pertanyaan apa aktivitas yang dilakukan, mengapa
aktivitas dilakukan, dan seberapa baik aktivitas dilakukan.

Secara ringkas ciri khas sistem akuntansi manajemen kontemporer adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan pemicu berbasis unit dan nonunit


2. Menggunakan banyak penelusuran dalam pembebanan biaya
3. Penentuan biaya produk fleksibel
4. Focus pada manajemen aktivitas
5. Menggunakan informasi aktivitas secara terperinci

Anda mungkin juga menyukai