Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI MANAJEMEN

Konsep Biaya dan Jenisnya

Nama Kelompok :

Ni Putu Gita Mahayani (202132121921)


Ni Putu Elsi Pebrianti (202132121897)
I Kadek Tirta Wahyudi (202132121892)
Dewa Made Agung Anggana Paundra Dananjaya (202132121898)
I Komang Tio Priadinata (202132121925)

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Pengertian Biaya
Kos (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat sekarang atau masa yang akan datang.
Kos diukur denga satuan mata uang.
Biaya (expense) adalah kos barang atau jasa yang telah digunakan untuk
memperoleh pendapatan. Pendapatan adalah nilai barang yang dijual atau jasa yang
diberikan. Laba atau rugi merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya.
B. Klasifikasi Biaya
Akuntan manajemen dituntut untuk menghasilkan informasi yang berbeda
sesuai dengan tujuan penggunaan informasi. Informasi biaya yang berbeda dapat
dihasilkan dengan mengklasifikasikan biaya secara berbeda pula. Pada dasarnya biaya
dapat diklasifikasi berdasarkan:
1. Keterlelusuran Biaya
Berdasarkan ketertelusuran biaya ke produk, biaya dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu:
1) Biaya Langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur sampai kepada produk
secara langsung. Biaya bahan baku da biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya langsung yang dapat ditelusur sampai kepada produk. Biaya tenaga
kerja langsung adalah gaji atau upah karyawan produksi yang terlibat lagsung
dalam mengerjakan produk. Karyawan dan jam kerjanya dapat diidentifikasi
hingga ke setiap produk yang dihasilkan.
2) Biaya Tidak Langsung (indirect post)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusur
ke produk. Gaji mador adalah contoh biaya tidak langsung. Seorang mandor
dapat mengawasi pengerjaan beberapa produk sekaligus. Oleh karena itu, gaji
mandor produksi tidak dapat dikategorikan sebagai biaya langsung melainkan
biaya tidak langsung.
2. Perilaku Biaya
Perilaku biaya menggambarkan pola variasi tingkat aktivitas terhadap
perubahan biaya. Bedasarkan perilakunya, biaya dapat diklasifikasi menjadi:
1) Biaya Variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan dengan tingkat aktivitas. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh tingkat
aktivitas dalam kisaran tertentu. Walaupun tingkat aktivitas meningkat atau
menurun, jumlah biaya tetap tidak berubah. Contoh biaya tetap adalah biaya
sewa peralatan pabrik.
3) Biaya Campuran (mixed cost)
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel dan
sekaligus biaya tetap. Sebagian unsur biaya campuran berubah sesuai dengan
perubahan aktivitas. Sementara, sebagian unsur biaya campuran yang lain
berubah walaupun tingkat aktivitas berubah. Contoh biaya campuran adalah
biaya listrik.
3. Fungsi Pokok Perusahaan
Pada dasarnya ada tiga jenis fungsi pokok perusahaan manufaktur, biaya dapat
diklasifikasikan menjadi:
1) Biaya Produksi (production cost)
Biaya produksi adalah biaya untuk membuat lahan menjadi produk jadi.
Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
2) Biaya Pemasaran (marketing expense)
Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan
produk atau jasa. Biaya pemasaran terjadi dalam fungsi pemasaran. Contoh
biaya pemasaran adalah biaya promosi, biaya iklan dan biaya pengiriman.
3) Biaya Administrasi dan Umum (general and administrative expense)
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yangterjadi dalam rangka
mengarahka, menjalakan dan mengendalikan perusahaan. Biaya administrasi
dan umum terjadi dalam fungsi administrasi dan umum. Contoh biaya
administrasi dan umum adalah biaya gaji pegawai administrasi, biaya
depresiasi gedung kantor dan biaya perlengkapan kantor.
4. Elemen Biaya Produksi
Aktivitas produksi adalah aktivitas mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Pengolahan bahan dilakukan oleh tenaga keraja, mesin, peralatan dan fasilitas
pabrik lainnya. Berdasarkan fungsi produksi, biaya dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu:
1) Biaya Bahan Baku (raw material cost)
Biaya bahan baku adalah nilai bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi untuk diubah menjadi produk jadi. Apabila bahan mudah ditelusur
ke produk atau nilainya signifikan, maka bahan tersebut dapat dikategorikan
sebagai bahan baku. Contoh biaya bahan baku adalah kertas dan tinta dalam
pembuatan buku.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung (direst labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalahbesarnya gaji dan upah tenaga kerja yang
terlibat langsung untuk mengerjakan produk. Contoh biaya tenaga kerja
langsung adalah buruh.
3) Biaya Overhead Pabrik (manufacture overhead cost)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrik adalah nilai bahan
penolong yang digunakan, gaji tenaga kerja tidak langsung, depresiasi
peralatan pabrik, depresisasi gedung pabrik dan asuransi pabrik.
C. Pembebanan Biaya
Ada tiga konsep yang perlu diketahui dalam membebankan biaya. Ketiga
konsep tersebut adalah biaya, objek biaya (cost object) dan metode pembebanan biaya
(cost assignment). Pada bagian ini akan diuraikan objek biaya dan metode
pembebanan biaya.
1. Objek Biaya (cost object)
Objek biaya adalah unsur apapun yang kepadanya biaya dibebakan. Objek
biaya dapat berupa produk, departemen, aktivitas atauu bahkan pelanggan.
Akuntansi manajemen konvensional tidak mempertimbangkan aktivitas sebagai
objek biaya. Sementara dalam akuntansi manajemen kontemporer, aktivitas
merupakan objek biaya yang menjadi fokus perhatian. Aktivitas adalah tindakan
yang dilakukan oleh manajemen. Suatu aktivitas menggambarkan suatu tindakan.
Contoh aktivitas pada perusahaan manufaktur adalah mengeset mesin,
memindahkan bahan dan produk, membeli bahan, menagih pelanggan, membayar
tagihan, memelihara peralatan, mengirim pesanan, mendesain produk dan
menginspeksi produk.
2. Metode Pembebanan Biaya (cost assignment)
Pembebanan biaya adalah penentuan biaya yang dikonsumsi oleh objek biaya.
Ada tiga metode pembebanan biaya. Ketiga tersebut adalah:
1) Penelusuran Langsung (direct tracing)
Penelusuran langsung adalah proses penentuan biaya yang dikonsumsi objek
biaya dengan mengamati hubungan langsung antara biaya dan objek
biayanya.
2) Penelusuran Pemicu (driver tracing)
Pemicu adalah faktor penyebab besar atau kecilnya konsumsi biaya oleh
objek biaya yang dapat diamati. Pemicu menyebabkan perubahan dalam
penggunaan sumber daya. Pemicu memiliki hubungan sebab-akibat antara
biaya dan objek biaya. Penelusuan Pemicu adalah proses penentuan biaya
yang dikonsumsi oleh objek biaya dengan mengamati hubungan sebab akibat
antara pemicu dan objek biaya. Pemicu Biaya (cost driver) adalah faktor yang
menentukan besar atau kecilnya permintaan biaya atas aktivitas, pemicu ini
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Pemicu
aktivitas (activity driver) adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya
permintaan aktivitas oleh objek biaya, pemicu ini digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Berikut ini adalah ilustrasi
penelusuran pemicu ;
Objek biaya : Meja (objek biaya berupa produk).
Aktivitas : Pengesetan.
Biaya : Biaya pengesetan.
Pemicu : Jumlah pengesetan.
Pembebanan : Sebanyak 20 dari 100kali pengesetan dilakukan untuk
aktivitas pengesetan produk meja. Sebesar 20% biaya pengesetan dibebankan
ke meja.

Pemicu biaya bersifat kontekstual dan sesuai dengan kondisi perusahaan.


Manajemen harus mengidentifikasi berbagai alternatif pemicu biaya dan
kemudian memilih satu dari alternatif pemicu biaya yang tersedia yang
dianggap paling mewakili. Misalnya, pemicu biaya pengiriman barang dapat
berupa jumlah pelanggan, frekuensi pengiriman, dan jarak tempuh. Di antara
tiga alternatif metode tersebut, perusahaan memilih salah satu, misalnya
frekuensi pengiriman. Lihatlah peraga dibawah ini yang menunjukkan tipikal
aktivitas dan pemicunya.
Aktivitas Pemicu
Pengesetan peralatan Jumlah pengesetan
Pemindahan bahan Jumlah pemindahan
Pemesanan bahan Jumlah order pembelian
Pendesain kembali produk Jumlah order desain ulang
Pembayaran tagihan Jumlah faktur
Menginspeksi produk jadi Jumlah kelompok produksi
Pemeliharaan peralatan Jam pemeliharaan
Penyediaan listrik Jumlah kilowatt listrik
Pembungkusan barang Jumlah kotak
Penjadwalan produksi Jumlah jenis produk

3) Alokasi (allocation)
Ada biaya yang terjadi akan tetapi tidak memiliki hubungan sebab-akibat
dengan objek biaya. Ada juga biaya tidak secara langsung dapat ditelusuri ke
objek biaya. Apabila hal ini terjadi, maka alternatif metode yang tersedia
untuk membebankan biaya ke objek biaya adalah alokasi. Oleh karena tidak
memiliki hubungan langsung dan sebab-akibat, maka metode alokasi biaya
dilakukan berdasarkan kemudahan (convenience). Dasar alokasi yang lazim
digunakan adalah jam mesin, jam kerja langsung, jumlah karyawan, jam
pemeliharaan, luas lantai, dan jumlah kwh listrik. Berikut ini ilustrasi alokasi.

Objek biaya : Meja (Objek biaya berupa produk)


Aktivitas : Mendepresiasikan gedung.
Biaya : Depresiasi gedung.
Dasar Alokasi : Jam mesin.
Pembebanan : Tidak ada hubungan langsung dan sebab-akibat antara
depresiasi gedung dan jumlah unit meja. Perusahaan memutuskan
mengalokasikan berdasarkan jam mesin. Besarnya depresiasi yang
dialokasikan ke meja ditentukan berdasarkan besarnya jam mesin yang
dikonsumsi untuk memproduksi meja.
D. Akurasi Pembebanan Biaya
Akurasi adalah suatu konsep relatif, pembebanan biaya yang masuk akal dan
logis, bukan pembebanan biaya yang “benar”. Tujuan pembebanan biaya adalah
mengukur dan membebankan sebaik mungkin biaya sumber daya yang dikonsumsi
suatu objek biaya. Suatu metode pembebanan biaya dapat lebih akurat dibandingkan
dengan metode pembebanan lainnya. Sebagai contoh, biaya overhead pabrik dari
departemen jasa dibebankan ke departemen produksi berdasarkan jumlah karyawan.
Oleh karena departemen produksi tersebut padat modal bukan padat karya, maka
pembebanan berdasarkan jam mesin mungkin lebih akurat.
Sebagai ilustrasi, metode pembebanan biaya yang akurat menunjukkan bahwa
biaya penyediaan listrik adalah Rp.40.000.000. Biaya penyediaan listrik dari pemasok
luar adalah Rp.44.000.000. Selama ini pembebanan biaya kurang akurat dan
menghasilkan biaya penyediaan listrik Rp.46.000.000. Oleh karena pembebanan biaya
listrik yang kurang akurat, perusahaan memutuskan memperoleh listrik dari pemasok
luar. Keputusan ini adalah keputusan yang salah karena menyebabkan perusahaan
merugi Rp. 4.000.000 (Rp. 44.000.000- Rp. 40.000.000).
Biaya dapat dilacak secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
objek biaya. Biaya langsung adalah biaya yang mudah dan akurat untuk ditelusuri
hingga ke objek biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak mudah dan tidak
akurat untuk ditelusuri hingga ke objek biaya. Istilah mudah ditelusuri (easily traced)
berarti bahwa biaya dapat dibebankan dengan cara yang ekonomis pada objek biaya.
Istilah akurat ditelusuri (accurately traced) berarti bahwa biaya dibebankan ke objek
biaya dengan menggunakan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship).
E. Penentuan Pemicu Biaya
Pemicu biaya adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan
biaya oleh aktivitas. Aktivitas adalah pekerjaan atau aksi yang dilakukan dalam
perusahaan. Aktivitas mengonsumsi biaya. Konsumsi biaya oleh aktivitas dipengaruhi
oleh pemicu biaya. Pemicu biaya perlu diidentifikasi dan ditentukan oleh perusahaan
untuk setiap aktivitas agar tepat dalam membebankan biaya ke aktivitas, perusahaan
harus menentukan pemicu biaya yang tepat pula.
Tahapan Penentuan Pemicu Biaya
Pemicu biaya ditentukan dengan melakukan tahapan mulai dari analisis
aktivitas, analisis biaya, inventarisasi pemicu biaya, dan pemeliharaan pemicu biaya.
Hal tersebut seperti terlihat pada peraga dibawah ini yang tampak bahwa analisis
aktivitas dan analisis biaya berada dalam posisi sejajar. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua analisis tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau sekaligus bersamaan
PERAGA : Tahapan Penentuan Pemicu Biaya

Analisis Aktivitas Analisi Biaya

Inventarisasi Pemicu
Biaya

Pemilihan Pemicu
Biaya

Tujuan analisis aktivitas adalah untuk mengidentifikasi aktivitas yang


dilakukan. Hasil akhir analisis aktivitas adalah inventarisasi aktivitas. Analisis biaya
bertujuan untuk menentukan besar biaya yang digunakan dan aktivitas yang
mengakibatkan konsumsi tersebut. Setelah analisis biaya dilakukan, maka biaya setiap
aktivitas dapat diketahui. Kemudian, ditentukan alternatif aktivitas yang menjadi
faktor penyebab besarnya konsumsi biaya. setelah itu, manajemen akan memilih satu
diantara beberapa alternatif yang tersedia untuk menentukan pemicu biaya yang
paling tepat.
1. Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas (activity analysis) adalah proses identifikasi aktivitas yang
dilakukan. Dengan melakukan analisis aktivitas dapat dibuat inventarisasi
aktivitas. Ada aktivitas yang dilakukan oleh seorang karyawan atau sekelompok
karyawan. Ada juga aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dengan alat bantu
mesin peralatan walaupun aktivitas dilakukan oleh mesin dan peralatan, pada
dasarnya aktivitas tersebut dilakukan oleh karyawan karena karyawanlah yang
menyebabkan mesin dan peralatan bekerja. Berikut ini tiga tahap yang dilakukan
dalam menganalisis aktivitas.
1) Wawancara karyawan.
2) Inventarisasi aktivitas.
3) Pengecekan ulang.
2. Analisis Biaya
Analisis biaya bertujuan untuk menentukan jumlah biaya yang dikonsumsi
untuk setiap aktivitas. Analisi biaya dijadikan dasar untuk mengidentifikasi unsure
biaya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas. Data biaya diperoleh dari bagian
akutansi manajemen yang ada di perusahaan.Biaya untuk gaji dan upah operator
peralatan dan mesin merupakan biaya yang dikonsumsi aktivitas pengesetan
peralatan.
3. Inventarisasi Pemicu Biaya
Faktor penyebab tinggi rendahnya konsumsi biaya oleh aktivitas disebut
pemicu biaya.Pemicu biaya dapat lebih dari satu untuk suatu aktivitas
tertentu.Oleh karena itu, perlu dilakukan agar dapat ditentukan factor pemicu yang
paling tepat.Contoh pemicu biaya untuk aktivitas pengesetan meliputi jumlah
pengesetan, jam kerja karyawan, dan jam mesin.
4. Penentuan Pemicu Biaya
Dasar yang digunakan manajemen untuk menentukan pemicu biaya adalah
adanya hubungan sebab-akibat antara biaya dan aktivitas.Pemicu biaya yang baik
adalah pemicu biaya yang memiliki karakteristik berikut ini :
1) Dapat diukur
2) Dapat dikendalikan
3) Sederhana
4) Berhubungan dengan objek biaya
5) Dapat diterima

Dengan adanya kriteria diatas, pemicu biaya yang benar (true cost driver)
tidak selalu diperoleh. Perlu ada kompromi dalam penentuan pemicu biaya
sehingga ditemukan pemicu biaya terbaik yang tersedia (best available cost
driver).
F. Biaya Barang dan Jasa
Pada dasarnya ada dua jenis produk perusahaan, yaitu produk berwujud dan
tidak berwujud. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengonversi
bahan melalui penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber daya lain, seperti
peralatan, mesin, dan tanah produk berwujud disebut barang. Produk tidak berwujud
adalah jasa yang dipoduksi dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber
daya lain, seperti perlengkapan dan peralatan. Produk tidak berwujud disebut jasa.
1. Fitur Jasa
Produk barang dan jasa memiliki fitur yang berbeda.
1) Kewujudan. Dikarenakan jasa tidak berwujud,maka jasa tidak dapat
disimpan.Jasa rentan terhadap peniruan karena tidak ada perlindungan paten.
2) Daya tahan. Manfaat jasa dapat segera hilang setelah digunakan.
3) Keterpisahan. Terkadang jasa diberikan kepada pelanggan,sementara
pelanggan itu sendiri tidak terlibat dalam proses produksi jasa
tersebut,misalnya jasa asuransi.
4) Heterogenitas. Perusahan perlu mengukur dan meningkatkan produktivitas
dan kualitas antarjenis jasa.
2. Biaya Berbeda Untuk Tujuan Berbeda
Ada 3 definisi biaya produk setiap definisi digunakan untuk tujuan manajerial
yang berbeda ke 3 definisi biaya produk tersebut adalah sebagai berikut :
1) Biaya Produk Rantai Nilai (value chain product cost) adalah biaya produk
yang mempertimbangkan semua biaya, mulai dari riset dan
pengembangab,produksi,pemasaran,sampai layanan pelanggan.
2) Biaya Produk Operasional (operating product cost) adalah biaya produk yang
mempertimbangkan aktivitas yang dikonsumsi produk mulai dari
produksi,pemasaran,sampai dengan layanan pelanggan.
3) Biaya produk tradisional (traditional product cost) adalah akumulasi biaya
bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang digunakan dalam
menghasilkan produk.
3. Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Salah satu tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentuan biaya
produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Ada 2 fungsi utama dalam
perusahaan, yaitu produksi dan produksi. Biaya produksi dapat diklasifikasi lebih
lanjut menjadi biaya bahan baku,tenaga kerja langsung,dan overhead. Hanya 3
unsur biaya ini yang diakumulasi ke produk dalam pelaporan eksternal. Biaya
produksi sering dikelompokkan menjadi 2, yaitu biaya utama dan biaya konversi.
Biaya utama (prime cost) adalah jumlah biaya bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Biaya konversi menggambrkan biaya untuk
mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
4. Biaya Produk Pelaporan Keuangan Eksternal
Salah satu tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentuan biaya
produk untuk pelaporan keuangan ksternal. Untuk tujuan perhitungan biaya
produk, biaya harus diklarifikasi berdasarkan fungsi. Ada dua fungsi utama dalam
perusahaan, yaitu produksi dan nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi terjadi
dalam fungsi produksi. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan
fungsi perancangan, pengembangan, penjualan, distribusi, layanan pelanggan, dan
administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan biasa
ditempatkan dalam satu kategori yaitu biaya pemasaran. Biaya perancangan,
pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya
administrasi.
Biaya produksi dapat diklarifikasikan lebih lanjut menjadi biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung dan overhead. Hanya tiga unsur biaya ini yang diakumulasi
ke produk dalam pelaporan eksternal. Biaya produksi sering dikelompokkan
menjadi dua, yaitu biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama (prime cost)
adalah jumlah biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi
(conversion cost) adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
Biaya konversi menggambarkan biaya untuk mengubah bahan baku menjadi
produk akhir.
5. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Pada laporan keuangan eksternal, biaya harus diklarifikasi berdasarkan fungsi.
Dalam penyiapan laporan laba rugi, akuntan manajemen harus memisahkan biaya
produksi, biaya administrasi, dan biaya pemasaran. Biaya produksi dipandang
sebagai biaya produk, sementara biaya administrasi dan pemasaran merupakan
biaya periodik. Biaya produk melekat pada produk dan diakui sebagai biaya dalam
harga pokok penjualan apabila produk dijual. Biaya produk yang belum terjual
tetap melekat pada produk dan diakui sebagai persediaan yang tampak di laporan
posisi keuangan (neraca). Sedangkan biaya administrasi dan biaya pemasaran
diperlakukan sebagai biaya periodik dan harus dilaporkan pada laporan laba rugi.
G. Biaya dalam Pembuatan Keputusan
Pembuat keputusan membutuhkan informasi. Akuntan manajemen memasok
informasi tersebut. Informasi yang diperlukan adalah informasi yang relevan untuk
proses pembuatan keputusan tersebut.
1. Biaya Relevan Dan Pendapatan Relevan
Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan yang berbeda antara
satu alternatif dan alternatif lainnya. Berikut dua kriteria biaya relevan tersebut.
1) Biaya masa depan. Biaya masa depan berarti biaya tersebut belum terjadi.
Biaya yang sudah terjadi bukan merupakan biaya yang relevan.
2) Biaya berbeda antar-alternatif. Biaya berbeda antar-alternatif berarti bahwa
suatu elemen tertentu tidak memiliki jumlah yang sama antara satu alternatif
dengan alternatif lainnya. Biaya yang berbeda antar-alternatif disebut juga
biaya diferensial (differential cost).

Biaya harus memenuhi kedua kriteria diatas agar dapat dikategorikan sebagai
biaya relevan. Biaya masa depan tidak relevan apabila tidak berbeda antar-
alternatif. biaya yang berbeda antar-alternatif juga tidak relevan apabila biaya
tersebut sudah terjadi. Pada kriteria yang sama dan terkait dengan pendapatan,
maka disebut pendapatan relevan. Jadi, pendapatan relevan (relevant revenue)
adalah pendapatan masa depan yang berbeda antara satu alternatif dan alternatif
lainnya. Berikut tiga alasan yang mendasari pertimbangan ini.
1) Tidak semua biaya merupakan biaya relevan.
2) Produksi merupakan informasi yang mahal.
3) Kemampuan kognitif yang terbatas.
2. Biaya Diferensial Dan Pendapatan Diferensial
Setiap keputusan melibatkan pemilihan alternatif yang ada. Setiap alternatif
memiliki baiay sekaligus manfaat. Manfaat digambarkan oleh pendapatan yang
diperoleh. Biaya dan manfaat tersebut harus dibandingkan. Biaya diferensial
adalah biaya yang berbeda antar-alternatif keputusan. Sedangkan pendapatan
diferensial adalah pendapatan yang berbeda antar-alternatif keputusan.
Biaya diferensial dapat merupakan kenaikan biaya atau penurunan biaya.
Biaya diferensial berupa kenaikan boiaya disebut biaya inkremental (increment
cost). Sedangkan biaya diferensial berupa penurunan biaya disebut biaya
dekremental (decremental cost).
Pendapatan diferensial dapat berupa kenaikan pendapatan atau penurunan
pendapatan. Pendapatan diferensial berupa kenaikan pendapatan disebut
pendapatan inkremental (incremental revenue). Sedangkan pendapatan diferensial
berupa penurunan pendapatan disebut pendapatan dekremental (decremental
revenue).
3. Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang di korbankan saat
suatu alternatif keputusan di pilih dan mengabaikan alternatif lain. Biaya
kesempatan tidak dapat didefinisikan secara langsung dari catatan akuntansi
perusahaan, menejer harus secara eksplisit mengidentifikasi dan
mempertimbangkan biaya ini dalam setiap pembuatan keputusan.
4. Biaya Terbenam
Biaya terbenam adalah biaya yang sudah terjadi dan keputusan masa depan
tidak lagi dapat mengubah biaya tersebut. Oleh karna itu biaya terbenam tidak
dapat di ubah dengan keputusan apapun, maka biaya ini bukan merupakan biaya
diferensial. Oleh karena itu biaya relevan harus biaya diferensial, maka biaya
terbenam bukanlah biaya relevan. Biaya terbenam di abaikan dalam pembuatan
keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19633041/KONSEP_BIAYA?auto=download diakses pada 1


April 2023.
https://www.academia.edu/17104862/konsep_biaya diakses pada 1 April 2023.
http://eprints.binadarma.ac.id/4537/1/02%20Akuntansi%20Manajemen%20-Chapter
%2002.pdf diakses pada 1 April 2023.

Anda mungkin juga menyukai