Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

LAPORAN
BASIC COST MANAGEMENT CONCEPT

Disusun Oleh:
Syahlahfa Khairunnisa 21522120035
Yendra Bertony 21522120038

Dosen : Dr. Evi Octavia, S.E., M.M., Ak., CA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2022
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Akuntansi manajemen merupakan proses mengidentifikasi, mengukur,


mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan perencanaan
pengendalian, pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja dalam organisasi. Terdapat
beberapa pengertian dalam akuntansi manajemen, yaitu pemberi informasi dan penggunaan
informasi tersebut. Informasi disiapkan oleh akuntan manajemen dengan memproses data yang
diberikan oleh beberapa pihak dalam organisasi. Selanjutnya akan dilakukan aktivitas
mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, serta menyiapkan data menggambarkan proses
yang dilakukan akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang telah di kumpulkan
dan di akumulasi.

Dalam akuntansi manajemen, biaya perusahaan merupakan salah satu data yang sangat
dibutuhkan bagi akuntan manajemen terkait pengolahan data untuk memberikan informasi
kepada manajemen sehingga manajemen bisa memutuskan sebuah keputusan bagi perusahaan.
Biaya merupakan barang atau jasa yang telah digunakan perusahaan untuk mendapat sebuah
pendapatan. Dalam pelaksanaannya, akuntansi manajemen memproses biaya tersebut mulai
dari mengidentifikasinya, mengukur, mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis,
menginterprestasikan sehingga data tersebut berubah menjadi sebuah informasi yang siap untuk
diberikan kepada pengguna informasi itu sendiri, yakni manajemen operasional perusahaan.

Bagian berikutnya, akan membahas mengenai pembebanan biaya, penentuan pemicu


biaya, biaya barang dan jasa, serta biaya dalam pembuatan keputusan yang selanjutnya akan
membahas mengenai sistem akuntansi manajemen konvensional dan kontemporer.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya

Konsep kos merupakan salah satu konsep yang penting serta harus dipahami dalam
manajemen biaya. Kos (kos) pada pembahasan kali ini di bagi menjadi dua bagian menurut
pengertiannya, yakni kos dan biaya. Kos merupakan pengorbanan ekonomi yang dilakukan
guna memperoleh badang maupun jasa dan di harapkan memberikan manfaat bagi masa
sekarang maupun yang akan datang, selain itu kos dapat di ukur dengan satuan mata uang. Kos
menjadi biaya apabila barang dan jasa sudah di rasakan manfaatnya, berbeda dengan pengertian
aset, dimana kos yang belum dirasakan manfaatnya masih tergolong aset dalam perusahaan.

Ketika kos sudah dirasakan manfaatnya maka, kos itu akan berubah menjadi biaya.
Dengan arti lain, biaya (expense) merupakan kos berupa barang dan jasa yang telah di gunakan
untuk memperoleh sebuah pendapatan. Pendapatan merupakan nilai barang yang dijual maupun
sebuah jasa yang telah diberikan dan selisih antara pendapatan dengan biaya merupakan laba
atau rugi yang di dapatkan oleh perusahaan dari penjualan barang maupun pemberian jasa.

B. Klasifikasi Biaya

Seorang akuntan manajemen dituntut untuk memberikan sebuah informasi yang


berbeda sesuai dengan kebutuhan penerima informasi. Pengklasifikasian biaya dapat
memberikan hasil akhir berupa informasi yang berbeda. Pada dasarnya biaya dapat
diklasifikasikan berdasarkan:

a. Ketertelusuran biaya

Berdasarkan ketertelusurannya, klasifikasi biaya dapat dilakukan dengan biaya


langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya yang ditelusuri
sampai kepada produk secara langsung merupakan pengertian dari penelusuran secara
langsung. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung merupakan biaya langsung yang
dapat ditelusuri sampai kepada produk. Dapat dilihat dari penelusuran biaya bahan
baku yang dapat ditelusuri langsung dari bahan baku mentah berupa kayu hingga
menjadi meja. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji ataupun upah
karyawan yang langsung dalam mengerjakan produk. Jam kerja pada karyawan dapat
diidentifikasi hingga ke setiap produk yang dihasilkan. Biaya yang tidak langsung
merupakan biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusuri ke produk. Gaji mandor
merupakan contoh dari biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung,

b. Perilaku biaya
Berdasarkan perilakunya biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya variabel,
biaya tetap, biaya campuran. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya
dapat berubah sebanding dengan perubahan dari tingkat aktivitas. Contoh dari biaya
variabel merupakan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila tingkat
produksi bertambah maka biaya variabel bertambah begitupun sebaliknya. Namun
boaya variabel per unit tidak akan berubah walaupun jumlah biaya berubah sesuai
dengan perubahan aktivitas.

Berdasarkan perilaku selanjutnya merupakan biaya tetap, dimana biaya tetap


merupakan biaya yang jumlah tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas dalam kisaran
tertentu. Walaupun tingkat aktivitas meningkat atau menurun, jumlah biaya tetap tidak
berubah.

Biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai ciri khas dari biaya
variabel dan biaya tetap sekaligus. Sebagian unsur biaya campuran berubah sesuai
dengan perubahan aktivitas, selain itu sebgian biaya campuran yang lain tidak berubah
sesuai dengan perubahan aktivitas. Contoh biaya campuran merupakan biaya listrik.

c. Fungsi pokok perusahaan.

Ada tiga jenis fungsi pokok di perusahaan manufaktur. Fungsi tersebut


merupakan fungsi produksi, fungsi pemasaran, serta fungsi administrasi dan umum.
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya
produksi (production cost) yang merupakan biaya untuk membuat bahan menjadi
produk jadi, biaya pemasaran (marketing expense) merupakan biaya yang terjadi untuk
memasarkan produk maupun jasa, dan biaya administrasi dan umum (general and
administrative ecpense) merupakan biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan,
menjalankan, dan mengendalikan perusahaan.

d. Elemen biaya produksi .

aktivitas produksi merupakan aktivitas mengolah bahan menjadi produk jadi.


Berdasarkan fungsi produksi, biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu biaya
bahan baku (raw material cost) merupakan nilai bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi untuk diubah menjadi produk jadi, biaya tenaga kerja langsung (direct
labour cost) merupakan gaji dan upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam
mengerjakan produk, biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost) merupakan
semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
C. Pembebanan Biaya

a. Objek biaya

Unsur berupa apa pun yang kepadanya biaya dibebankan merupakan


pengertiab dari objek biaya. Sebagai contoh PT Koronatex membuat sebuah pakaian
melalui departemen produksi, yaitu departemen penjahitan dan departemen
penyelesaian sedangkan perusahaan memproduksi dua produk berupa baju dan celana.
Biaya dapat dibebankan ke masing-masing produk. Baju dan celana merupakan objek
biaya yang berupa produk. Dimana, biaya dapat dibebankan ke departemen penjahitan
dan penyelesaian. Hal ini, departemen penjahitan dan departemen penyelesaian
merupakan objek biaya berupa departemen.

b. Metode pembebanan biaya

Biaya yang dikonsumsi oleh objeknya merupakan pembebanan biaya. Ada tiga
metode di dalamnya, yaitu penelurusan langsung (direct tracing) merupakan proses
penentuan biaya yang dikonsumsi objek biaya dan mengamati hubungan langsung
antara biaya dan objek biaya, misalnya seperti objek biaya berupa meja,
penelusurannya bisa memalui seberapa banyak kayu yang digunakan dan berapa jam
kerja buruh pabrik yang diperlukan.

Penelurusan pemicu merupakan faktor penyebab besar atau kecilkanya


konsumsi biaya oleh objek biaya yang dapat diamati, selain itu perluanya
mengidentifikasi aktivitas pada penelusuran pemicu ini yang dimana aktivitas tersebut
mengkonsumsi biaya. Pemicu biaya (cost driver) faktor yang menentukan besar atau
kecilnya permintaan aktivitas oleh objek-objek biaya, sedangkan pemicu aktivitas
(activity driver) merupakan faktor yang menentukan besar atau kecilnya permibtaan
aktivitas ke objek biaya. Selain itu, alokasi merupakan biaya yang terjadi, dan tidak
memliki hubungan sebab-akibat dengan objek biayanya. Karena tidak memiliki
hubungan sebab-akibat, maka metode alokasi biaya dilakukan berdasarkan kemudahan
(convenience).

c. Akurasi pembebanan biaya

Akurasi bukanlah merupakan konsep yang bersifat absolut, akurasi merupakan


sebuah konsep relative, pembebanan biaya yang masuk akal dan logis, bukan
pembebanan biaya yang “benar”. Tujuan dari pembebanan biaya merupakan untuk
mengukur dan membebankan sebaik mungkin biaya sumber daya yang dikonsumsi
suatu objek biaya. Metode pembebanan biaya yang lain bisa jadi lebih akurat daripada
metode pembebanan biaya yang lainnya, sebagai contohnya biaya overhead pabrik dari
departemen jasa dibebankan ke departemen produksi berdasarkan jumlah karyawan,
yang disebabkan departemen produksi padat modal bukan padat karya. Maka,
menggunakan metode pembebanan berdasarkan jam mesin yang mungkin lebih akurat.

D. Penentuan Pemicu Biaya

a. Tahapan penentuan pemicu biaya

Pemicu biaya dapat ditentukan dengan melakukan tahapan mulai dari analisis
aktivitas, analisis biaya, inventaris pemicu biaya, dan pemilihan pemicu biaya. Tujuan
dari analisis aktivitas ialah untuk mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan, hasil akhir
dari analisis aktivitas merupakan inventaris aktivitas. Setelah analisis biaya telah
dilakukan, maka biaya pada setiap aktivitasnya dapat diketahui. Kemudian dapat
menentukan alternatif aktivitas yang menjadi faktor penyebab besarnya konsumsi
biaya.

b. Analisis aktivitas

Analisis aktivitas (activity analysis) merupakan proses identifikasi aktivitas


yang dilakukan, sehingga dengan adanya analisis aktivitas bisa membuat inventarisasi
aktivitas. Berikut merupakan tiga tahap yang dilakukan dalam menganalisis aktivitas
yaitu wawancara karyawan, inventarisasi aktivitas, pengecekan ulang. Aktivitas dapat
terperinci atau lebih ringkas, contoh aktivitas terperinci yaitu memerika order
penjualan, menulis faktur penjualan, melakukan pengecekan ulang perhitungan dalam
manufaktur penjualan, dan mendistribusikan faktur penjualan.

Tahap analisis aktivitas sering memerlukan estimasi lunak (soft estimate) atau
perkiraan (approximation) tentang aktivitas yang dilakukan. Perlu dibuatnya analisis
aktivitas yang sederhana dan sesuai kebutuhan, dikhawatirkan akan dilakukan terlalu
kompleks dan terperinci sehingga tidak parsimony (kurang sederhana atau sesuai
dengan kebutuhan). Selain itu, konsumsi waktu pelaksanaan aktivitas juga perlu
diketahui. Inventarisasi aktivitas dapat dilakukan bersamaan dengan distribusi
waktunya. Inventarisasi aktivitas dan konsumsi waktu setiap aktivitas perlu
dikomunikasikan dengan karyawan. Pewawancara dan karyawan perlu melakukan
pengecekan ulang yang dimana pewawancara akan mengkaji sejauh mana tingkat
kewajaran isi dan inventarisasi aktivitas.
c. Analisis biaya

Analisis biaya bertujuan untuk menentukan jumlah biaya yang dikonsumsi


untuk setiap aktivitasnya. Dasar untuk mengidentifikasi unsur biaya yang
dikonsumsikan oleh setiap aktivitas merupakan analisis biaya dengan data yang
diperoleh dari bagian akuntansi manajemen yang ada di perusahaan.

d. Inventarisasi pemicu biaya

Langkah selanjutnya ialah melakukan inventarisasi faktor kemungkinan yang


menyebabkan tinggi dan rendahnya konsumsi biaya tersebut. Aktivitas yang
mempengaruhi tinggi rendahnya konsumsi biaa oleh aktivitas merupakan pemicu
biaya. Inventarisasi dilakukan agar dapat menentukan faktor pemicu yang paling tepat.
Contoh dari pemicu biaya untuk aktivitas merupakan pengesetan meliputi jumlah
pengesetan, jam kerja karyawan, dan jam mesin.

e. Penentuan pemicu biaya

Hubungan sebab-akibat antara biaya dan aktivitas merupakan dasar untuk


menentukan pemicu biaya. Apabila manajemen menemukan hubungan sebab-akibat
pada lebih dari satu pemicu biaya, maka harus memilih yang terbaik di antara alternatif
pemicu biaya yang ada. Pemicu biaya yang baik mampu mempunyai karakteristik
sebagai berikut :

1) Dapat diukur. Pemicu biaya yang baik merupakan pemicu biaya yang
dapat diukur, sehingga perusahaan dapat mengukurnya dengan mudah.
2) Dapat dikendalikan. Besar kecilnya pemicu biaya dapat dikelola oleh
manajemen. Sama halnya ketika manajemen berencana untuk merubah
biaya maka manajemen dapat melakukannya dengan mengubah pemicu
biaya.
3) Sederhana. Pemicu biaya bukan merupakan data yang kompleks dan
perhitungan yang rumit.
4) Berhubungan dengan objek biaya. Ada hubungan sebab-akibat antara
pemicu biaya dengan objek biaya.
5) Dapat diterima. Pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian
biaya dapat menerima pemicu biaya yang dipilih.

Dengan begitu, pemicu biaya yang benar tidak selalu diperoleh. Perlu adanya
kompromi dalam penentuan pemicu biaya sehingga ditemukan pemicu biaya terbaik
yang tersedia. Masalah pilihan perusahaan terhadap pemicu biaya yang memenuhi
syarat merupakan pemicu biaya terbaik.

Pemicu biaya dapat digunakan untuk menentukan biaya yang dibebankan pada
objek biaya lain, misal produk. Setelah pemicu biaya ditentukan, perusahaan dapat
menghitung biaya per pemicu biaya. Biaya per pemicu ini digunakan sebagai tarif
untuk membebankan biaya terhadap objek biaya.

E. Biaya Barang dan Jasa

Output sebuah organisasi/perusahaan adalah produk jadi yang dapat berupa barang
dan/atau jasa. Dalam kaca mata ‘Manajemen Biaya’, barang dan jasa dianggap sebagai objek
biaya. Berdasarkan tipenya produk dibedakan menjadi:

a. Produk Berwujud
Produk berwujud merupakan barang yang diproduksi dengan mengonversi
bahan mentah melalui penggunaan tenaga kerja dan barang modal lain atau sumber
daya lain. Barang modal lain dapat berupa peralatan, mesin dan/atau tanah.

b. Produk Tidak Berwujud


Produk tidak berwujud merupakan jasa yang diproduksi dengan melakukan
aktivitas bersama pelanggan, atau dilakukan oleh pelanggan itu sendiri, dengan
menggunakan fasilitas dan barang modal perusahaan.

E. 1. Fitur Jasa

Produk barang dan produk jasa dapat dibedakan dari fitur keduanya. Berikut
merupakan fitur jasa, yaitu :

a. Kewujudan (intangibility)
Karena merupakan produk yang tidak berwujud, maka jasa tidak dapat
ditampilkan. Terkadang sulit menentukan harganya. Dampaknya pada
akuntansi manajemen adalah perlu deskripsi naratif jasa dan pembebanan
biaya menjadi lebih rumit.

b. Daya tahan (perishability)


Manfaat jasa dapat segera hilang setelah digunakan. Jasa yang sejenis
seringkali diberikan secara berulang-ulang kepada pelanggan yang sama. Isu
akuntansi manjamennya adalah bahwa persediaan tidak ada dan perlu
pembuatan standar agar terdapat konsistensi dalam pemberian jasa.

c. Keterpisahan (inseperability)
Ketika jasa diproduksi melibatkan pelanggan atau tidak. Biaya akan
dihitung kepada masing-masing pelanggan.

d. Heterogenitas (heterogeneity)
Pada dasarnya pelanggan yang satu berbeda dari pelanggan lainnya. Jadi
jasa akan bervariasi dalam output sehingga produksi massal tidak
memungkinkan. Kesalahan bisa saja terjadi secara real time. Untuk itu
perusahaan perlu mengukur produktivitasnya.

E. 2. Biaya Berbeda untuk Tujuan Berbeda

Karena produk barang dan jasa dianggap sebagai objek biaya dan dampaknya
pada akuntansi manajemen maka dikenallah istilah Biaya Produk. Biaya produk
merupakan pembebanan biaya untuk mendukung tujuan manajerial tertentu.
Definisi biaya produk dapat berbeda tergantung pada tujuan manajerial yang hendak
dicapai hal ini dikenal dengan “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”.
Berikut definisi biaya produk tersebut :

1. Biaya produk rantai nilai (value chain product cost)


Biaya produk rantai nilai adalah biaya produk yang mempertimbangkan
semua biaya mulai dari riset dan pengembangan, produksi, pemasaran, sampai
layanan pelanggan. Biaya produk disajikan untuk tujuan penentuan harga jual
produk, keputusan bauran produk, dan analisis laba strategis,

2. Biaya produk operasional (operational product cost)


Biaya produk operasional adalah biaya yang mempertimbangkan aktivitas
yang dikonsumsi produk, mulai dari produksi, pemasaran, sampai dengan
layanan pelanggan. Informasi biaya produk operasional digunakan untuk
membuat keputusan desain produk, analisis profitabilitas taktis.

3. Biaya produk tradisional (traditional product cost)


Biaya produk tradisional adalah akumulasi biaya bahan, tenaga kerja dan
overhead pabrik yang digunakan dalam menghasilkan produk. Dalam
penentuan biaya produk sehari-hari, biaya produk tradisional inilah yang sering
dianggap sebagai biaya produk. Informasi biaya produk tradisional umumnya
digunakan untuk pelaporan keuangan eksternal.

E. 3. Biaya Produk dan Perlaporan Keuangan Eksternal

Salah satu tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentuan


biaya produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Untuk laporan keuangan
eksternal, biaya dibagi ke dalam dua klasifikasi fungsi, yaitu:

a. Biaya produksi, adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang atau
penyediaan jasa. Biaya produksi di perusahaan manufaktur dapat
diklasifikasikan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.

b. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan,


pengembangan, penjualan, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi
umum.

Ketika disajikan dalam laporan keuangan eksternal, untuk perusahaan


manufaktur, biaya produk atas barang yang terjual diakui dalam harga pokok
penjualan, dan biaya produk atas barang yang belum terjual diakui sebagai persediaan.
Untuk perusahaan jasa dikenal istilah biaya jasa dijual. Tidak ada persediaan awal dan
akhir periode, namun pekerjaan dalam proses (awal periode dan akhir periode) masih
teatap ada menjadi komponen biaya jasa dijual.

F. Biaya Dalam Pembuatan Keputusan

Pembuat keputusan membutuhkan informasi. Akuntan manajemen memasok


informasi tersebut. Informasi yang diperlukan adalah informasi relevan, baik itu biaya
relevan maupun pendapatan relevan.

F. 1. Biaya Relevan dan Pendapatan Relevan

Biaya relevan adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu alternatif
dengan alternatif lainnya. Kriteria biaya relevan mencakup biaya masa depan dan
biaya berbeda antar-alternatif. Biaya yang berbeda antar-alternatif disebut juga
biaya diferensial.
- Biaya masa depan berarti biaya tersebut belum terjadi. Biaya yang sudah terjadi
bukan merupakan biaya yang relevan.
- Biaya berbeda antar-alternatif berarti bahwa suatu elemen biaya tertentu tidak
memiliki jumlah yang sama antara satu alternatif dengan alternatif lainnya.
Biaya harus memeniuhi kedua kriteria di atas agar dapat dikategorikan
sebagai biaya relevan. Pada kriteria yang sama dan terkait dengan pendapatan maka
disebut pendapatan relevan. Berikut tiga alasan pembuat keputusan memerlukan
biaya relevan dalam mengambil keputusan:
1. Tidak semua biaya merupakan biaya relevan.
2. Produksi merupakan informasi yang mahal.
3. Kemampuan kognitif yang terbatas.

F. 2. Biaya Diferensial dan Pendapatan Diferensial

Setiap keputusan melibatkan pemilihan alternatif yang ada, setiap alternatif


memiliki biaya sekaligus manfaat. Manfaat digambarkan dari pendapatan yang diperoleh,
biaya dan manfaat itu harus dibandingkan. Biaya diferensial dapat berupa kenaikan biaya
(biaya incremental) atau penurunan biaya (biaya dekremental). Begitu juga dengan
pendapatan diferensial dapat berupa kenaikan pendapatan (pendapatan infkremental)
maupun penurunan pendapatan (pendapatan dekremental). Di bawah adalah ilustrasi
ketika PT ABC sedang mempertimbangkan untuk menjual produk melalui distribusi
jaringan menggantikan menjual produknya melalui distribusi ritel.

Keterangan Distribusi Ritel Distribusi Jaringan Catatan

Pendapatan 7.000.000 8.000.000 Inkremental

HPP 3.500.000 4.000.000 Inkremental

Biaya Iklan 800.000 450.000 Dekremental

Biaya Komisi Penjualan - 400.000 Inkremental

Depresiasi Gudang 500.000 800.000 Inkremental

Biaya Lain-lain 600.000 600.000 -

Laba 1.600.000 1.750.000 Inkremental

Dari ilustrasi di atas diperoleh laba diferensial berupa kenaikan Rp 150.000 yang
akan menjadi pertimbangan PT ABC mengambil keputusan.
F. 3. Biaya Kesempatan dan Biaya Terbenam

Biaya kesempatan adalah manfaat yang dikorbankan saat satu alternatif


keputusan dipilih dan mengabaikan alternatf lain. Biaya kesempatan tidak dapat
didefinisikan secara langsung dari catatan akuntansi perusahaan. Manajer harus secara
eksplisit mengidentifikasi dan mempertimbangkan biaya ini dalam setiap pebuatan
keputusan.
Biaya terbenam adalah biaya yang sudah terjadi dan keputusan masa depan
tidak lagi dapat mengubah biaya tersebut. Oleh karena biaya terbenam tidak dapat
diubah dengan keputusan apapun, maka biaya ini bukan merupakan biaya diferensial.
Biaya terbenam bukanlah biaya relevan. Biaya terbenam diabaikan dalam pembuatan
keputusan.

G. Sistem Akuntansi Manajemen Konvensional dan Kontemporer

Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan menjadi sistem akuntansi


manajemen konvensional dan sistem akuntansi manajemen kontemporer. Keduanya dapat
ditemukan dalam praktik dunia nyata. Walaupun sistem akuntansi manajemen konvensional
lebih banyak diterapkan namun akhir-akhir ini trend penggunaan sistem akuntansi manajemen
kontemporer meningkat. Faktor yang mendorong adalah diversitas produk, kompleksitas
produk, siklus hidup produk, tuntutan kualitas dan intensitas persaingan.

Ciri khas sistem akuntansi manajemen konvensional :

1. Menggunakan pemicu berbasis unit.


2. Banyak menggunakan alokasi dalam pembebanan biaya.
3. Penentuan biaya produk terlalu sempit dan kaku.
4. Fokus pada manajemen biaya bukan aktivitas.
5. Sedikit menggunakan informasi aktivitas.

Ciri khas sistem akuntansi manajemen kontemporer:

1. Menggunakan pemicu berbasi unit dan non-unit.


2. Menggunakan banyak penelusuran dalam pembebanan biaya.
3. Penentuan biaya produk fleksibel.
4. Fokus pada manajemen aktivitas.
5. Menggunakan informasi aktivitas secara terperinci.
KESIMPULAN

Makalah Konsep Manajemen Biaya Dasar ini disusun dengan suatu semangat kebersamaan agar
peserta kelas Akuntansi Manajemen dapat terbantu untuk:

1. Menjelaskan definisi dan klasifikasi biaya.


2. Menggambarkan proses pembebanan biaya serta penentuan pemicu biaya.
3. Mendefinisikan biaya produk dan menjelaskan mengapa ada perbedaan definisi biaya produk
serta mampu menyiapkan laporan keuangan eksternal dan kaitannya dengan biaya produk.
4. Mendeskripsikan biaya dalam pembuatan keputusan.
5. Menjelaskan perbedaan antar sistem akuntansi manajemen konvensional dan sistem akuntansi
manajemen kontemporer.
FORUM DISKUSI

Pertanyaan:

1. Terkait konsep biayas kos dan expense, apakah semua biaya dapat dikategorikan sebagai kos?
Apabila melihat definisi dari kos apakah biaya operasional termasuk ke dalam konsep kos
(contoh biaya gaji dan upah)? – Cepi Saepuloh
2. Masalah apa yang sering terjadi dalam penyusunan anggaran BOP dan bagaiman cara
mengatasinya? – Karina Kurnia
3. Pada poin kelima penentuan pemicu biaya yaitu dapat diterima, bagaimanakah maksud dari
poin tersebut? Adakah standar atau kriteria tertentu sehingga penentuan pemicu biaya tersebut
dapat dikatakan masuk kategori dapat diterima? – Bella Olivia
4. Terkait biaya marketing/pemasaran, manajemen sedang mempertimbangkan agar biaya
branding tidak seharusnya langsung menjadi biaya karena akan menguras Laporan Laba Rugi
sehingga kinerja mereka terlihat buruk di sisi lain efek branding ini tidak akan langsung terasa
meningkatkan omzet perusahaan. Penentuan pemicu biaya itu ada lima. Bagaimana tanggapan
mengenai masalah tersebut dan solusinya seperti apa? – Rere Bahari

Jawaban:

1. Apabila gaji atau upah tersebut terkait dengan produksi dapat dikategorikan sebagai biaya kos.
Namun apabila biaya atau upah tersebut berkaitan dengan usaha perusahaan untuk memperoleh
pendapatan dapat dikategorikan sebagai biaya expense. Dan konsep biaya kos/expense ini dapat
diterapkan pada biaya apapun menurut klasifikasinya.
2. Permasalahan yang terjadi bahwa BOP bisa jadi secara teratur ataupun tidak menentu dalam
satu periode, selain itu BOP banyak macamnya sehingga terkadang perusahaan kesulitan dalam
menentukan apakah BOP yang dikeluarkan sudah sesuai anggaran atau malah tidak efisien.
Maka dari itu BOP sedikit susah untuk ditelusuri. Hal tersebut dapat diatasi dengan pembuatan
pabrik menjadi beberapa departemen, sehingga BOP dapat dipilah berdasarkan tiap bagian
pabrik. Selain itu, pembagian pabrik ini bisa untuk meningkatkan ketepatan dalam
memperhitungkan biaya produksi serta meningkatkan pengendalian mengenai siapa yang
bertanggung jawab terhadap BOP (Alokasi biaya).
3. Ketika akan melakukan penentuan pemicu biaya, akuntan manajemen perlu melakukan tahapan
mulai dari analisis aktivitas, analisis biaya, inventaris pemicu biaya, dan pemilihan pemicu
biaya. Dan pemicu yang baik memiliki karakteristik salah satunya adalah : dapat diterima.
Pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian biaya dapat menerima pemicu biaya
yang dipilih.
4. Ketika hasil dari tahapan penentuan pemicu biaya menyatakan bahwa biaya branding memiliki
karakterisik yang baik sebagai pemicu biaya, maka pengambilan keputusan dapat
menggunakannya sebagai pembebanan biaya masa depan.

Anda mungkin juga menyukai