LAPORAN
BASIC COST MANAGEMENT CONCEPT
Disusun Oleh:
Syahlahfa Khairunnisa 21522120035
Yendra Bertony 21522120038
A. Latar Belakang
Dalam akuntansi manajemen, biaya perusahaan merupakan salah satu data yang sangat
dibutuhkan bagi akuntan manajemen terkait pengolahan data untuk memberikan informasi
kepada manajemen sehingga manajemen bisa memutuskan sebuah keputusan bagi perusahaan.
Biaya merupakan barang atau jasa yang telah digunakan perusahaan untuk mendapat sebuah
pendapatan. Dalam pelaksanaannya, akuntansi manajemen memproses biaya tersebut mulai
dari mengidentifikasinya, mengukur, mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis,
menginterprestasikan sehingga data tersebut berubah menjadi sebuah informasi yang siap untuk
diberikan kepada pengguna informasi itu sendiri, yakni manajemen operasional perusahaan.
A. Pengertian Biaya
Konsep kos merupakan salah satu konsep yang penting serta harus dipahami dalam
manajemen biaya. Kos (kos) pada pembahasan kali ini di bagi menjadi dua bagian menurut
pengertiannya, yakni kos dan biaya. Kos merupakan pengorbanan ekonomi yang dilakukan
guna memperoleh badang maupun jasa dan di harapkan memberikan manfaat bagi masa
sekarang maupun yang akan datang, selain itu kos dapat di ukur dengan satuan mata uang. Kos
menjadi biaya apabila barang dan jasa sudah di rasakan manfaatnya, berbeda dengan pengertian
aset, dimana kos yang belum dirasakan manfaatnya masih tergolong aset dalam perusahaan.
Ketika kos sudah dirasakan manfaatnya maka, kos itu akan berubah menjadi biaya.
Dengan arti lain, biaya (expense) merupakan kos berupa barang dan jasa yang telah di gunakan
untuk memperoleh sebuah pendapatan. Pendapatan merupakan nilai barang yang dijual maupun
sebuah jasa yang telah diberikan dan selisih antara pendapatan dengan biaya merupakan laba
atau rugi yang di dapatkan oleh perusahaan dari penjualan barang maupun pemberian jasa.
B. Klasifikasi Biaya
a. Ketertelusuran biaya
b. Perilaku biaya
Berdasarkan perilakunya biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya variabel,
biaya tetap, biaya campuran. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya
dapat berubah sebanding dengan perubahan dari tingkat aktivitas. Contoh dari biaya
variabel merupakan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila tingkat
produksi bertambah maka biaya variabel bertambah begitupun sebaliknya. Namun
boaya variabel per unit tidak akan berubah walaupun jumlah biaya berubah sesuai
dengan perubahan aktivitas.
Biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai ciri khas dari biaya
variabel dan biaya tetap sekaligus. Sebagian unsur biaya campuran berubah sesuai
dengan perubahan aktivitas, selain itu sebgian biaya campuran yang lain tidak berubah
sesuai dengan perubahan aktivitas. Contoh biaya campuran merupakan biaya listrik.
a. Objek biaya
Biaya yang dikonsumsi oleh objeknya merupakan pembebanan biaya. Ada tiga
metode di dalamnya, yaitu penelurusan langsung (direct tracing) merupakan proses
penentuan biaya yang dikonsumsi objek biaya dan mengamati hubungan langsung
antara biaya dan objek biaya, misalnya seperti objek biaya berupa meja,
penelusurannya bisa memalui seberapa banyak kayu yang digunakan dan berapa jam
kerja buruh pabrik yang diperlukan.
Pemicu biaya dapat ditentukan dengan melakukan tahapan mulai dari analisis
aktivitas, analisis biaya, inventaris pemicu biaya, dan pemilihan pemicu biaya. Tujuan
dari analisis aktivitas ialah untuk mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan, hasil akhir
dari analisis aktivitas merupakan inventaris aktivitas. Setelah analisis biaya telah
dilakukan, maka biaya pada setiap aktivitasnya dapat diketahui. Kemudian dapat
menentukan alternatif aktivitas yang menjadi faktor penyebab besarnya konsumsi
biaya.
b. Analisis aktivitas
Tahap analisis aktivitas sering memerlukan estimasi lunak (soft estimate) atau
perkiraan (approximation) tentang aktivitas yang dilakukan. Perlu dibuatnya analisis
aktivitas yang sederhana dan sesuai kebutuhan, dikhawatirkan akan dilakukan terlalu
kompleks dan terperinci sehingga tidak parsimony (kurang sederhana atau sesuai
dengan kebutuhan). Selain itu, konsumsi waktu pelaksanaan aktivitas juga perlu
diketahui. Inventarisasi aktivitas dapat dilakukan bersamaan dengan distribusi
waktunya. Inventarisasi aktivitas dan konsumsi waktu setiap aktivitas perlu
dikomunikasikan dengan karyawan. Pewawancara dan karyawan perlu melakukan
pengecekan ulang yang dimana pewawancara akan mengkaji sejauh mana tingkat
kewajaran isi dan inventarisasi aktivitas.
c. Analisis biaya
1) Dapat diukur. Pemicu biaya yang baik merupakan pemicu biaya yang
dapat diukur, sehingga perusahaan dapat mengukurnya dengan mudah.
2) Dapat dikendalikan. Besar kecilnya pemicu biaya dapat dikelola oleh
manajemen. Sama halnya ketika manajemen berencana untuk merubah
biaya maka manajemen dapat melakukannya dengan mengubah pemicu
biaya.
3) Sederhana. Pemicu biaya bukan merupakan data yang kompleks dan
perhitungan yang rumit.
4) Berhubungan dengan objek biaya. Ada hubungan sebab-akibat antara
pemicu biaya dengan objek biaya.
5) Dapat diterima. Pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian
biaya dapat menerima pemicu biaya yang dipilih.
Dengan begitu, pemicu biaya yang benar tidak selalu diperoleh. Perlu adanya
kompromi dalam penentuan pemicu biaya sehingga ditemukan pemicu biaya terbaik
yang tersedia. Masalah pilihan perusahaan terhadap pemicu biaya yang memenuhi
syarat merupakan pemicu biaya terbaik.
Pemicu biaya dapat digunakan untuk menentukan biaya yang dibebankan pada
objek biaya lain, misal produk. Setelah pemicu biaya ditentukan, perusahaan dapat
menghitung biaya per pemicu biaya. Biaya per pemicu ini digunakan sebagai tarif
untuk membebankan biaya terhadap objek biaya.
Output sebuah organisasi/perusahaan adalah produk jadi yang dapat berupa barang
dan/atau jasa. Dalam kaca mata ‘Manajemen Biaya’, barang dan jasa dianggap sebagai objek
biaya. Berdasarkan tipenya produk dibedakan menjadi:
a. Produk Berwujud
Produk berwujud merupakan barang yang diproduksi dengan mengonversi
bahan mentah melalui penggunaan tenaga kerja dan barang modal lain atau sumber
daya lain. Barang modal lain dapat berupa peralatan, mesin dan/atau tanah.
E. 1. Fitur Jasa
Produk barang dan produk jasa dapat dibedakan dari fitur keduanya. Berikut
merupakan fitur jasa, yaitu :
a. Kewujudan (intangibility)
Karena merupakan produk yang tidak berwujud, maka jasa tidak dapat
ditampilkan. Terkadang sulit menentukan harganya. Dampaknya pada
akuntansi manajemen adalah perlu deskripsi naratif jasa dan pembebanan
biaya menjadi lebih rumit.
c. Keterpisahan (inseperability)
Ketika jasa diproduksi melibatkan pelanggan atau tidak. Biaya akan
dihitung kepada masing-masing pelanggan.
d. Heterogenitas (heterogeneity)
Pada dasarnya pelanggan yang satu berbeda dari pelanggan lainnya. Jadi
jasa akan bervariasi dalam output sehingga produksi massal tidak
memungkinkan. Kesalahan bisa saja terjadi secara real time. Untuk itu
perusahaan perlu mengukur produktivitasnya.
Karena produk barang dan jasa dianggap sebagai objek biaya dan dampaknya
pada akuntansi manajemen maka dikenallah istilah Biaya Produk. Biaya produk
merupakan pembebanan biaya untuk mendukung tujuan manajerial tertentu.
Definisi biaya produk dapat berbeda tergantung pada tujuan manajerial yang hendak
dicapai hal ini dikenal dengan “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”.
Berikut definisi biaya produk tersebut :
a. Biaya produksi, adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang atau
penyediaan jasa. Biaya produksi di perusahaan manufaktur dapat
diklasifikasikan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
Biaya relevan adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu alternatif
dengan alternatif lainnya. Kriteria biaya relevan mencakup biaya masa depan dan
biaya berbeda antar-alternatif. Biaya yang berbeda antar-alternatif disebut juga
biaya diferensial.
- Biaya masa depan berarti biaya tersebut belum terjadi. Biaya yang sudah terjadi
bukan merupakan biaya yang relevan.
- Biaya berbeda antar-alternatif berarti bahwa suatu elemen biaya tertentu tidak
memiliki jumlah yang sama antara satu alternatif dengan alternatif lainnya.
Biaya harus memeniuhi kedua kriteria di atas agar dapat dikategorikan
sebagai biaya relevan. Pada kriteria yang sama dan terkait dengan pendapatan maka
disebut pendapatan relevan. Berikut tiga alasan pembuat keputusan memerlukan
biaya relevan dalam mengambil keputusan:
1. Tidak semua biaya merupakan biaya relevan.
2. Produksi merupakan informasi yang mahal.
3. Kemampuan kognitif yang terbatas.
Dari ilustrasi di atas diperoleh laba diferensial berupa kenaikan Rp 150.000 yang
akan menjadi pertimbangan PT ABC mengambil keputusan.
F. 3. Biaya Kesempatan dan Biaya Terbenam
Makalah Konsep Manajemen Biaya Dasar ini disusun dengan suatu semangat kebersamaan agar
peserta kelas Akuntansi Manajemen dapat terbantu untuk:
Pertanyaan:
1. Terkait konsep biayas kos dan expense, apakah semua biaya dapat dikategorikan sebagai kos?
Apabila melihat definisi dari kos apakah biaya operasional termasuk ke dalam konsep kos
(contoh biaya gaji dan upah)? – Cepi Saepuloh
2. Masalah apa yang sering terjadi dalam penyusunan anggaran BOP dan bagaiman cara
mengatasinya? – Karina Kurnia
3. Pada poin kelima penentuan pemicu biaya yaitu dapat diterima, bagaimanakah maksud dari
poin tersebut? Adakah standar atau kriteria tertentu sehingga penentuan pemicu biaya tersebut
dapat dikatakan masuk kategori dapat diterima? – Bella Olivia
4. Terkait biaya marketing/pemasaran, manajemen sedang mempertimbangkan agar biaya
branding tidak seharusnya langsung menjadi biaya karena akan menguras Laporan Laba Rugi
sehingga kinerja mereka terlihat buruk di sisi lain efek branding ini tidak akan langsung terasa
meningkatkan omzet perusahaan. Penentuan pemicu biaya itu ada lima. Bagaimana tanggapan
mengenai masalah tersebut dan solusinya seperti apa? – Rere Bahari
Jawaban:
1. Apabila gaji atau upah tersebut terkait dengan produksi dapat dikategorikan sebagai biaya kos.
Namun apabila biaya atau upah tersebut berkaitan dengan usaha perusahaan untuk memperoleh
pendapatan dapat dikategorikan sebagai biaya expense. Dan konsep biaya kos/expense ini dapat
diterapkan pada biaya apapun menurut klasifikasinya.
2. Permasalahan yang terjadi bahwa BOP bisa jadi secara teratur ataupun tidak menentu dalam
satu periode, selain itu BOP banyak macamnya sehingga terkadang perusahaan kesulitan dalam
menentukan apakah BOP yang dikeluarkan sudah sesuai anggaran atau malah tidak efisien.
Maka dari itu BOP sedikit susah untuk ditelusuri. Hal tersebut dapat diatasi dengan pembuatan
pabrik menjadi beberapa departemen, sehingga BOP dapat dipilah berdasarkan tiap bagian
pabrik. Selain itu, pembagian pabrik ini bisa untuk meningkatkan ketepatan dalam
memperhitungkan biaya produksi serta meningkatkan pengendalian mengenai siapa yang
bertanggung jawab terhadap BOP (Alokasi biaya).
3. Ketika akan melakukan penentuan pemicu biaya, akuntan manajemen perlu melakukan tahapan
mulai dari analisis aktivitas, analisis biaya, inventaris pemicu biaya, dan pemilihan pemicu
biaya. Dan pemicu yang baik memiliki karakteristik salah satunya adalah : dapat diterima.
Pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian biaya dapat menerima pemicu biaya
yang dipilih.
4. Ketika hasil dari tahapan penentuan pemicu biaya menyatakan bahwa biaya branding memiliki
karakterisik yang baik sebagai pemicu biaya, maka pengambilan keputusan dapat
menggunakannya sebagai pembebanan biaya masa depan.