Disusun Oleh:
ASLAM
E122007
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSTAS NAHDLATUL ULAMA
KENDARI
2024
1. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
a. Pembebanan Biaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan
untuk mengadakan sesuatu. Definisi tersebut secara jelas mengartikan bahwa biaya
merupakan sebuah pengobanan atas uang yang dimiliki. Pengartian biaya yang hanya
mendasarkan pada bentuk uang merupakan pengartian biaya dalam arti sempit. Secara
luas, pengertian biaya dapat merujuk kepada segala pengorbanan yang harus
diserahkan atas tindakan atau pilihan yang diambil.
Menurut Hansen dan Mowen (2007) pengertian tersebut memiliki tiga unsur
yang menjadi acuan sebuah hal disebut sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau
nilai setara kas. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya tidak selalu harus berupa
uang (kas), tetapi bisa juga berupa hal lain yang dapat bernilai uang. Unsur yang
kedua yaitu pengorbanan atas uang atau setaranya untuk mendapatkan barang dan jasa
yang diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh organisasi harus
memberi timbal balik yang diharapkan akan diterima. Organisasi tidak begitu saja
mengeluarkan uang (atau setara uang) tanpa memikirkan hasil dari pengeluaran
tersebut. Unsur yang terakhir adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang
diharapkan organisasi dari biaya yang telah dikeluarkan. Organisasi biasanya
memiliki tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Biaya yang ditanggung
atau dikeluarkan organisasi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diharapkan. Biaya yang diharapkan untuk menghasilkan manfaat jangka panjang
biasanya disebut dengan investasi.
Biaya dapat dibedakan dengan beban, semua beban adalah biaya tetapi tidak
semua biaya menjadi beban. Perbedaan utamanya terletak pada sifat timbal baliknya.
Biaya merupakan pengorbanan yang diharapkan manfaatnya masa kini maupun di
masa mendatang, tetapi beban merupakan biaya yang telah dipakai dan tidak lagi
dapat memberi manfaat di masa yang akan datang. Contoh dari biaya seperti
pembelian bahan baku, sewa dibayar dimuka, pembelian aset, dan lain sebagainya.
Contoh dari beban seperti beban listrik, beban gaji, beban administrasi, dan lain
sebagainya. Perbedaan lain ada pada penyajiannya dalam laporan keuangan. Jika
beban disajikan dalam laporan laba-rugi perusahaan, maka biaya dilaporkan dalam
laporan arus kas.
Seorang manajer keuangan haruslah memahami betul konsep tentang biaya.
Dalam operasional perusahaan komersial, biaya yang dapat menjadi beban harus
diperhitungkan dengan cermat sebagai dasar manajemen untuk membuat keputusan
dan menghindarkan perusahaan dari kerugian. Beban yang terjadi pada kegiatan
operasional perusahaan yang sehat lebih kecil dari pendapatan yang diperolehnya, jika
tidak maka dipastikan bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian. Selain itu
dengan memahami konsep biaya, manajer keuangan dapat memberikan keputusan
untuk menghentikan atau melanjutkan proyek yang sedang berjalan, mengestimasi
keuntungan, dan menghindari resiko kerugian.
Objek biaya merupakan konsep tentang biaya yang tidak kalah pentingnya.
Objek biaya merupakan sebuah tujuan atau sasaran dimana biaya diukur dan
dibebankan sesuai dengan satuannya. Objek biaya dapat berupa segala sesuatu yang
dapat diidentifikasi, misalnya departemen, produk, batch, pelanggan, proyek, pesanan,
proses, aktivitas,program, dan lain sebagainya. Pada awal perkembangan perhitungan
biaya pada perusahaan, objek biaya yang dipakai adalah berdasarkan produk, yaitu
berupa hasil akhir dari proses produksi. Namun, beberapa tahun belakangan
perusahaan banyak memakai aktivitas sebagai objek biaya. Penggunaan aktivitas
sebagai objek biaya memiliki keunggulan pada bagian pengendalian biaya. Selain itu,
penggunaannya tidak hanya dalam lingkup perusahaanmanufaktur tetapi dapat juga
dipakai pada perusahaan jasa.Contoh penggunaan aktivitas sebagai objek biaya antara
lain kegiatan perakitan, finishing, persiapan, pemasangan bagian tertentu, dan lain
sebagainya.
Setelah menentukan objek-objek biaya yang akan dipakai, maka tugas manajer
keuangan selanjutnya adalah melakukan pembebanan biaya pada objek yang telah
ditetapkan. Menurut Hansen dan Mowen (2007), ada tiga metode pembebanan
biaya,antara lain:
1. Direct Tracing (Penelusuran Langsung)
Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik
dengan sebuah objek biaya. Penelusuran pada umumnya dilakukan dengan
cara pengamatan fisik komponen pembentuk produk. Misalnya biaya untuk
membuat sebuah baju antara lain bahan kain, kancing, benang, resleting,
tenaga kerja, dan lain sebagainya. Penelusuran langsung memiliki kelemahan
pada pembebanan biaya atas hal-hal yang secara tidak langsung berhubungan
dengan sebuah produk, misalnya jasa listrik, depresiasi alat, dan lain-lain.
2. Driver Tracing (Penelusuran Penggerak)
Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas
untuk membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan
sebagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya
dan memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan
objek biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan dengan
metode penelusuran langsung.
3. Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung)
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki
hubungan kausal secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak
memungkinkan untuk membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung
maupun melalui penggerak (driver). Sebagai akibat dari tidak adanya
hubungan antara biaya yang terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian
biaya tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan estimasi dan
asumsi manajer keuangan.
PT HARIYO
PT HARIYO
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
Barang dalam proses (WIP) terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan
sebagian dalam produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam roses awal terdiri atas
unit yang diselesaikan sebagian dan telah ada pada awal periode. Barang dalam proses
akhir terdiri atas unit yang ada pada akhir periode. Dalam laporan harga pokok
produksi, biaya unit yang diselesaikan sebagian dilaporkan sebagai biaya barang dalam
proses awal dan biaya barang pada proses akhir. Biaya barang dalm proses awal
mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat dari periode sebelumnya, sedangkan
biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akna dicatatat
pada periode selanjutnya. Pada kedua kasus, tambahan biaya manufaktur harus
dikeluarkan untuk menyelesaikan unit-unit barang dalam proses.
Pada perusahaan jasa perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari
biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan awal atau akhir barang jadi karena tidak mungkin perusahaan
menyimpan jasa. Jadi, kaau dibandingkan dengan perusahaan manufaktur biaya
penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi. Selain itu harga
pokok penjualan jasa selama suatu periode (sama dengan harga pokok produksi)
dapat dihitung dengan format yang sama dengan ilustrasi yang terlihat diatas.
Barang dalam proses merupakan hal yang mungkin bagi produk jasa. Seaai
contoh seorang arsitek mungkin memiliki gambar dalam proses dan seorang
dokter gigi memiliki beberapa pasien dengan berbagai tahap proses pemansangan
kawat gigi.
Elemen utama dari model FBM adalah fungsi, sedangkan elemen utama dari
model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-
unit organisasional, seperti departemen dan pabrik (contohnya: teknik,
pengendalian kualitas, dan perakitan adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam
departemen) aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan bersama
dalam satu bentuk proses. sebagai contoh pembelian barang, penerimaan barang,
dan pembayaran barang yang diterima adalahaktivitas utama yang menggambarkan
proses pengadaan persediaan.