Anda di halaman 1dari 31

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Akuntansi Biaya

Dalam perkembangannya, akuntansi dewasa ini mempunyai beberapa

bidang khusus. Hal ini seiring dengan perkembangan dunia usaha, pertumbuhan

ekonomi, kemajuan teknologi yang pesat, dan faktor lainnya yang mempunyai

pengaruh terhadap kegiatan perusahaan. Di antara bidang-bidang akuntansi

tersebut adalah akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi biaya,

pemeriksaan akuntansi dan perpajakan. Akuntansi biaya menyediakan informasi

yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi

biaya mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan

nonkeuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau atau penggunaan sumber

daya dalam suatu organisasi (M. Syukriadi, 2016).

Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi

manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang

akuntansi yang merupakan alat bagaimana manajemen untuk memonitor dan

merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya

dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu

informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya,

yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk

dan jasa serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Akuntansi biaya

13
14

adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya-biaya

pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu

beserta penafsiran terhadap hasilnya.3 Akuntansi biaya merupakan bagian dari

akuntansi keuangan, apabila akuntansi biaya ini berperan dalam memperhitungkan

harga pokok produksi atau jasa yang dihasilkan dan sebagai bagian dari akuntansi

menejemen ketika (Lukman Sujadi, 2015).

Akuntansi biaya ini digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian dan

pembuatan keputusan terhadap pemakaian biaya. Akuntansi biaya melengkapi

menejemen dengan alat alat yang diperlukan untuk aktivitasaktivitas perencanaan

dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-

keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Akuntansi biaya mengukur dan

melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

biaya perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi.

Klarifikasi Biaya Klarifikasi biaya menurut Dunia dan Wasilah dalam jurnal

(Thelbic lasut, 2015) adalah:

a. Berdasarkan objek biaya Objek biaya (cost object) merupakan suatu dasar

yang digunakan untuk melakukan perhitungan biaya. Objek biaya

diantaranya: produk, jasa, proyek, konsumen, merek, aktivitas, dan

departemen.

b. Perilaku biaya Dikategorikan dalam tiga jenis biaya, yaitu:

1. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara

langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume.

2. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tidak berubah dengan
15

adanya tingkat perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari

tingkat kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu.

3. Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang mempunyai atau

mengandung unsure tetap dan unsure variabel.

c. Periode akuntansi Biaya dibedakan berdasarkan waktu atau kapan biaya-

biaya tersebut dibebankan terhadap pendapatan. Jangka waktu suatu periode

akuntansi pada umumnya satu tahun, dan pada akhir periode perusahaan

membuat laporan keuangan tahunan. Periode akuntansi sebagian besar

perusahaan adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Laporan keuangan

yang dibuat sebelum berakhirnya periode akuntansi: laporan keuangan

interim, misalnya setiap akhir bulan, kwartal, dsb

Menurut Firdaus dan Wasilah (2014:8) akuntansi biaya berlandaskan

prinsip “Konsep Biaya Berbeda untuk tujuan yang Berbeda”. Tidak ada satu

konsep biaya yang dapat digunakan untuk semua tujuan dari akuntansi biaya.

Untuk memperoleh data biaya dan menggunakannya menjadi informasi biaya,

seyogyanya memperhatikan tujuan yang hendak dicapai, apakah untuk penentuan

harga pokok, perencanaan biaya, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan-

keputusan yang khusus.

Ditinjau dari aspek akuntansi manajemen, akuntansi biaya membantu

manajemen untuk menentukan biaya yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan

satu unit produk, sejumlah produk, dan suatu tingkat kegiatan tertentu.

Berdasarkan akumulasi biaya yang sesungguhnya dapat dilakukan analisis selisih

dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya dengan biaya yang


16

direncanakan atau yang seharusnya terjadi, sehingga manajer dapat melakukan

tindakan perbaikan yang diperlukan dan di samping itu dapat melakukan penilaian

atas prestasi para manajemen di bawahnya. Akuntansi biaya juga dapat

menghasilkan informasi biaya yang relevan kepada manajemen untuk membuat

berbagai keputusan khusus.

Menurut Firdaus dan Wasilah (2014:22), biaya adalah pengeluaran-

pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang

berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu

perioode akuntansi.

Sedangkan Imam Firmansyah (2014:25) menyatakan bahwa:

“Biaya (cost) dalam arti sempit memiliki arti pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva, jumlah yang dikorbankan tersebut secara tidak langsung
disebut harga pokok dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Secara luas, biaya
mengandung arti pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan
uang, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Menurut Mulyadi (2015:8), biaya adalah pengorbanan sember ekonomi,


yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat
simpulkan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan sumber ekonomi yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang diukur dalam satuan uang, untuk memperoleh
barang atau jasa yang bermanfaat di masa mendatang guna terwujudnya tujuan
perusahaan.
17

2.1.1.1 Pengertian Biaya

Menjalankan usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar

perusahaan mampu terus beraktivitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat

penting dan tidak terpisahkan dalam menentukan harga pokok produksi. Dengan

biaya, perusahaan juga dapat menentukan laba yang akan diperoleh diperusahaan.

Berikut ini adalah pengertian biaya atau cost dan beban atau expense menurut para

ahli :

Menurut Mulyadi (2015:8), dalam arti luas biaya adalah “pengorbanan

sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Didalam definisi ini terdapat 4

unsur pokok mengenai biaya, yaitu :

1. Biaya merupakan pengobanan sumber ekonomi.

2. Diukur dalam satuan uang

3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi.

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai “pengorbanan sumber

ekonomi untuk memperoleh aktiva.”

Pengertian biaya atau cost menurut Bustami dan Nurlela (2010:7) yaitu :

“Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan

uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva

yang dimasukan dalam neraca.” Contohnya yaitu persediaan bahan baku,


18

persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, dan supplies atau

aktiva yang belum digunakan..

Pengertian beban atau expense menurut Bustami dan Nurlela (2010:8)

yaitu : “ Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan

sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan

manfaat di masa akan datang dikelompokan sebagai harta. Biaya ini dimasukan ke

dalam Laba-Rugi sebagai pengurangan dari pendapatan.” Contohnya yaitu beban

penyusutan, beban pemasaran, dan beban yang tergolong sebagai biaya opearasi.

Pengertian beban menurut IAI dalam PSAK 1 (2015:12) yaitu : “Beban adalah

penurunan manfaat ekonomis suatu periode akuntansi dalam bentuk arus

keluar/berkurangnya aktiva atau yang terjadinya kewajiban yang mengakibatkan

penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya dapat didefinisikan

sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang

telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian biaya atau cost san beban atau expense dapat dikatakan

bahwa perbedaan biaya dan beban terletak pada masa pakainya. Biaya merupakan

pengeluaran atau pengorbanan dan untuk memperoleh manfaat serta masa

pakainya belum habis, sedangkan beban merupakan biaya yang telah memberi

manfaat dan masa pakainya telah habis.


19

2.1.2 Biaya Promosi

Buchari Alma (2014:195) juga mendefinisikan promosi ialah segala cara

yang dipakai untuk meningkatkan penjualan termasuk iklan advertising, reklame

dan lain-lain.Menurut Agus Hermawan (2017:38) promosi adalah salah satu

komponen prioritas dari kegiatan pemasaran yang memberitahukan kepada

konsumen bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang membuat konsumen

untuk melakukan kegiatan pembelian. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi

sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai

alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan

jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan (Rambat Lupiyoadi, 2014:178).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa promosi merupakan suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan produknya kepada konsumen, untuk membujuk konsumen

sehingga dapat memengaruhi konsumen agar melakukan pembelian terhadap

produk perusahaan.

Freddy Rangkuti (2015:56) menyatakan bahwa biaya promosi adalah

pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan

promosinya, sedangkan menurut Ajeng Musdilawati (2015) biaya promosi adalah

biaya pemasaran atau biaya penjualan yang meliputi seluruh biaya yang yang

diperoleh untuk menjamin pelayanan konsumen dan menyampaikan produk jadi

atau jasa ke tangan konsumen.


20

Menurut Herman Malau (2017:119) biaya promosi berkaitan dengan biaya

komunikasi pemasaran (marketing communication). Perencanaan kegiatan

komunikasi pemasaran harus disesuaikan dengan kemampuan pembiayaan atau

anggaran yang disediakan. Dengan melihat berapa besar jumlah barang yang

hendak dijual kepada masyarakat dan besar keuntungan yang ditargetkan untuk

dicapai biasanya telah menghasilkan keputusan untuk menetapkan angka prioritas

untuk komunikasi pemasaran. Rendah atau tingginya biaya atau anggaran

komunikasi pemasaran akan menentukan apa saja yang akan dibiayakan,

segmentasi mana saja yang akan dituju, dengan media apa saja dan efek apa saja.

Yang dimaksud dengan efek disini adalah apakah hanya sekedar untuk

memenangkan perhatian konsumen terhadap produk saja atau memang untuk

mengejar penjualan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya

promosi merupakan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk memasarkan produknya dengan melakukan kegiatan promosi yang

merupakan usaha perusahaan agar produk yang dijual diketahui konsumen

sehingga konsumen dapat terbujuk dan membeli produk yang dijual. Sehingga

dengan dilakukannya hal tersebut diharapkan akan berdampak pada meningkatnya

penjualan.
21

2.1.2.1 Perangkat Promosi

Menurut Rambat Lupiyoadi (2014:178) perangkat promosi menckup

periklanan (advertising), penjualan perseorangan (personal selling), promosi

penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), mulut ke

mulut (word of mouth) dan pemasaran langsung (direct marketing). Secara lebih

jelas, keenam komponen promosi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Periklanan (advertising); merupakan salah satu bentuk dari komunikasi

impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan

dalam mengomunikasikan produknya, baik barang maupun jasa. Terdapat

beberapa tujuan periklanan, yaitu memberikan informasi, membujuk,

pengingat dan pemantapan.

2. Penjualan perseorangan (personal selling); sifat penjualan perseorangan

dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjualan dapat secara langsung

menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-

masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjualan juga dapat segera

mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan sehingga

dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat saat itu juga.

3. Promosi penjualan (sales promotion); merupakan semua kegiatan yang

dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen

sampai pada penjualan akhirnya. Promosi penjualan dapat diberikan kepada:

a. Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produksi,

kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes dan garansi;


22

b. Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, upah periklanan, iklan

kerja sama, kontes distribusi atau pemasaran, penghargaan;

c. Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, kontes promosi, dan

hadiah untuk tenaga penjual terbaik.

4. Hubungan masyarakat (public relation); merupakan kiat pemasaran penting

lainnya, dimana perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan

pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan

kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Public relation sangat

peduli terhadap beberapa tugas pemasaran yaitu: membangun image (citra),

mendukung aktivitas komunikasi lainnya, mengatasi permasalahan dan isu

yang ada, memperkuat penentuan posisi perusahaan, memengaruhi publik

yang spesifik dan mengadakan launching untuk produk/jasa baru.

5. Mulut ke mulut (word of mouth); dalam hal ini peranan orang sangat

penting dalam mempromosikan barang atau jasa. Dengan kata lain

pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial

tentang pengalamannya dalam menerima barang atau jasa tersebut sehingga

word of mouth ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap

pemasaran barang atau jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi

lainnya.

6. Pemasaran langsung (direct marketing); ada enam area dari direct

marketing, yaitu: surat langsung (direct mail), pesanan melalui pos (mail

oeder), respon langsung (direct respose), penjualan langsung (direct

selling), talemarketing dan pemasaran digital (digital marketing).


23

Perangkat-perangakat promosi diatas digunakan oleh perusahaan untuk

mengkomunikasikan produk dan pelayanan yang diberikan peruahaan kepada

konsumen sehingga konsumen dapat memperoleh informasi yang tepat. Produsen

menggunakan lebih dari satu perangkat promosi yang biasa disebut dengan bauran

promosi. Bauran promosi digunakan untuk memasarkan produk pada konsumen

melalui media yang berbeda-beda, dikarenakan setiap konsumen memiliki respon

yang berbeda-beda dari rangsangan yang dilakukan oleh perusahaan.

2.1.2.2 Tujuan Promosi

Menurut Buchari Alma (2014:181) menyatakan bahwa tujuan utama promosi

ialah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh

meningkatnya penjualan. Sedangkan menurut Harman Malau (2017:112) tujuan

utama promosi adalah sebagai berikut:

1. Menginformasikan (informing), dapat berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru

b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk

c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan

e. Meluruskan kesan yang keliru

f. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli

g. Membangun citra perusahaan

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:

a. Membentuk pilihan merek

b. Mengalihkan ke merek tertentu


24

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman)

3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas:

a. Mengingatkan pembeli/konsumen bahwa produk yang bersangkutan

dibutuhkan dalam waktu dekat

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk dari

perusahaan tertentu

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan

d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk peruahaan

Menurut Buchari Alma (2014:181) suatu kegiatan promosi jika

dilaksanakan dengan baik dapat memengaruhi konsumen mengenai dimana dan

bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Keuntungan dilakukannya

promosi bagi perusahaan ialah promosi dpat menghindarkan persaingan

berdasarkan harga, karena konsumen membeli barang karena tertarik akan

mereknya. Promosi menimbulkan goodwill terhadap merek. Promosi bukan saja

meningkatkan penjualan tapi juga dapat menstabilkan produksi. Sebaliknya

kerugian bagi perusahaan ialah:

1) Konsumen mengharapkan barang-barang yang diproduksi oleh pabrik

mempunyai uniformitas, artinya mutunya selalu baik dan harga stabil sesuai

dengan promosi yang dilancarkan, tetapi kadang-kadang hal ini tidak dapat

dipenuhi
25

2) Apabila perusahaan sudah mulai dengan usaha promosi, maka usaha

tersebut harus dilakukan terus-menerus, ini menyebabkan biaya promosi

akan selalu ada bahkan meningkat pula

2.1.2.3 Pengendalian Biaya Promosi

Dalam memasarkan produk-produknya, perusahaan harus dapat bersaing

dengan perusahaan sejenis lainnya. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk

memasarkan produknya harus sesuai dengan hasil yang diperoleh perusahaan.

Oleh karena itu agar biaya yang dikeluarkan efisien, perusahaan harus melakukan

pengendalian atas biaya promosi.

Menurut M. Wahyuddin dan Syukriadi (2016) Dalam pengendalian biaya

promosi ini diperlukan suatu alat ang dapat dijadikan tolak ukur untuk

mengevaluasi biaya promosi yang dikeluarkan. Perusahaan dapat menggunakan

anggaran biaya promosi yang sebenarnya dengan biaya promosi yang

dianggarkan. Kemudian bila terjadi penyimpangan, perusahaan menganalisis

sebab-sebab penyimpangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui yang

menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut. Informasi penyimpangan dan

sebab-sebab terjadinya penyimpangan ini sangat penting bagi perusahaan sebagai

bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan koreksi maupun untuk menyusun

rencana-rencana pada masa yang akan datang.


26

2.1.2.4 Anggaran Biaya Promosi dan Metode Penganggaran Biaya Promosi

Anggaran biaya promosi merupakan suatu rencana mengenai jumlah dana

yang disiapkan perusahaanmenurut pertimbangan tertentu untuk membiayai

aktivitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Penetapan

anggaran biaya promosi dilakukan guna memberikan pedoman bagi manajer

pemasaran. Hal ini penting untuk menduga mengenai sumber daya yang tersedian

sebelum pesan dan media dapat ditentukan dan pesan disini berisikan tujuan yang

ditentukan oleh manajer pemasaran dalam memperomosikan suatu produk.

Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan anggaran biaya produksi

menurut Freddy Rangkuti (2015:189) adalah sebagai berikut:

1. Metode yang dapat dijangkau, yaitu menetapkan anggaran promosi

berdasarkan kemampuan perusahaan. Metode penetapan anggaran ini

sama sekali mengabaikan peranan promosi sebagai suatu investasi dan

pengaruh langsung biaya promosi terhadap volume penjualan. Metode ini

membawa konsekuensi pada anggaran biaya promosi tahunan yang tidak

pasti, yang menyulitkan perencanaan komunikasi jangka panjang.

2. Metode persentase dari penjualan, yaitu menetapkan pengeluaran

promosinya berdasarkan persentase tertentu dari penjualan (baik penjualan

saat ini maupun yang diantisipasi) atau dari harga jual.

3. Metode keseimbangan kompetitif, yaitu menetapkan anggaran promosi

untuk mencapai keseimbangan pangsa suara dengan para pesaing,

Reputasi perusahaan, sumber daya, peluang dan tujuan sangat berbeda


27

sehingga anggaran biaya promosi pesaing hampir tidak dapat menjadi

pedoman.

4. Metode tujuan tugas, yaitu mengembangkan anggaran biaya promosinya

dengan mendefinisikan tujuan spesifik, menentukan tugas-tugas yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dan memperkirakan biaya

untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut

2.1.2.5 Pengukuran Biaya Promosi

Dimana dalam melakukan promosi ini dapat dilakukan hal-hal berikut, yaitu

mencakup periklanan (advertising), penjualan perseorangan (personal selling),

promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation),

mulut ke mulut (word of mouth) dan pemasaran langsung (direct marketing)

menurut Rambat Lupiyoadi (2014:178). Maka dapat disimpulkan bahwa indikator

biaya promosi adalah sebagai berikut:

Biaya Promosi = seluruh biaya kegiatan promosi (biaya periklanan,


biaya penjualan perseorangan, biaya promosi penjualan, biaya hubungan
masyarakat dan biaya pemasaran langsung)

Sumber: (Rambat Lupiyoadi, 2014:178)

2.1.3 Biaya Distribusi

Distribusi merupakan salah satu unsur marketing mix. Peranan distribusi

dalam pemasaran sangatlah penting, setiap keputusan dalam distribusi suatu

perusahaan akan mempengaruhi terhadap unsur – unsur marketing mix lainnya.

Pengertian distribusi secara umum yaitu penyaluran barang hasil produksi dari

pihak produsen ke tangan konsumen. Setiap perusahaan yang telah memproduksi

suatu barang dan kemudian akan menyalurkan barang tersebut kepada pemakai
28

pemakai atau kepada seorang konsumen, yang dimana dalam pelaksanaannya

akan mengeluarkan sejumlah biaya, yang disebut biaya distribusi. Biaya distribusi

merupakan biaya yang berhubungan dengan semua kegiatan, mulai dari saat

barang-barang yang dibeli/diproduksi sampai barang-barang tiba ditempat

pelanggan atau kosumen. Perusahaan mengeluarkan biaya-biaya distribusi

memiliki tujuan yaitu agar konsumen yang membutuhkan produk tersebut dapat

memperolehnya dalam waktu yang tepat, jumlah yang tepat, dan dalam tempat

yang tepat ( M. Syukariadi, 2016).

Menurut Aliyus Halawa 2015 Biaya distribusi adalah biaya dalam

memenuhi pesanan (order-filing cost), yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk

mengusahakan agar supaya produk sampai ke tangan pembeli dan biaya-biaya

yang mengumpulkan uang dari pembeli. Jenis-jenis biaya distribusi yaitu:

1. Biaya langsung penjualan yaitu semua biaya penjualan yang dilakukan secara

langsung yang berhubungan dengan salesman, kantor cabang, dan supervisi

penjualan atau disebut juga dengan order penjualan.

2. Biaya promosi penjualan dan advertensi yaitu semua biaya yang dikeluarkan

untuk media periklanan, biaya yang berhubungan dengan promosi penjualan.

3. Biaya transpotasi yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan

barang sampai ketangan konsumen dan termasuk juga biaya untuk mengelola,

memelihara fasilitas-fasilitas transpotasi.

4. Biaya pergudangan dan penyimpanan barang yaitu semua biaya yang

dikeluarkan untuk pergudangan penyimpanan, penanganan persediaaan,

pemenuhan order pembukan dan penyiapan gudang.


29

2.1.3.1 Penggolongan Biaya Distribusi

Biaya distribusi dapat meliputi, tetapi tidak terbatas hanya pada klasifikasi –

klasifikasi umum sebagai berikut :

a. Biaya Langsung Penjualan (Direct Selling Expense) merupakan Semua

biaya langsung untuk memperoleh order, termasuk biaya langsung dari para

salesman, manajemen dan pengembalian penjualan, kantor – kantor cabang,

dan jasa penjualan yaitu semua biaya yang lazim berhubungan dengan

mencari order.

b. Biaya Periklanan dan Promosi Penjualan adalah semua pengeluaran

media advertensi, biaya- biaya yang berhubungan dengan berbagai jenis

promosi penjualan, pengembangan pasar dan publisitas.

c. Biaya Transportasi dalah Semua beban transportasi untuk pengiriman

barang kepada para pelanggan dan atas barang yang dikembalikan, serta biaya

untuk mengelola dan memelihara bekerjanya fasilitas – fasilitas transfortasi

keluar.

d. Biaya Penggudangan dan Penyimpanan (Warehousing and Strorage

Expense). Termasuk semua biaya penggudangan, penyimpanan, penanganan

persediaan, pemenuhan order, dan pembukuan serta penyiapan pengiriman.

e. Biaya Distribusi Umum. Semua biaya lain yang berhubungan dengan

fungsi – fungsi distribusi dibawah manajemen penjualan yang tidak termasuk

pada klasifikasi 1 sampai dengan 4. Ini dapat meliputi biaya umum

pengelolaan penjualan, pelatihan, riset pasar, dan fungsi-fungsi staf seperti

akuntansi. Dalam membentuk suatu saluran pemasaran, produsen dituntut


30

untuk mempertimbangkan berbagai hal didalam menetukan serta

mempengaruhi saluran distribusi yang akan digunakan. Oleh karena itu

produsen harus mempertimbangkan secara cermat yang mungkin dilaksanakan

dan apa yang tersedia serta faktor – faktor yang akan mempengaruhi dalam

pemilihan saluran

distribusi.

2.1.3.2 Pengukuran Biaya Distribusi

Biaya Distribusi = seluruh biaya kegiatan distibusi (biaya langsung


penjualan, Biaya periklanan dan Promosi penjualan, biaya
transportasi, biaya penggudangan penyimpanan, biaya distribusi
umum).

Sumber : Aliyus Halawa (2015)

2.1.4 Laba Bersih

Laba adalah selisih antara nilai keluaran dan nilai masukan. Laba

merupakan unsur yang penting dalam perusahaan karena laba dapat menentukan

maju mundurnya suatu perusahaan oleh karena itu perusahaa harus berusaha

semaksimal mugkin untuk memperoleh laba yang memuaskan dan diharapkan

dapat menggunakan sumber yang ada didalam perusahaan seefisien mungkin.

FASB (Financial Accounting Standard Boards) mengartikan laba (rugi)

sebagai kelebihan (defisit) penghasilan atau biaya selama satu periode. Menurut

(Suwardjono, 2016) pengertian laba adalah “laba di maknai atas upaya perusahaan

menghasilkan barang dan jasa ini berarti laba merupakan kelebihan pendapat
31

diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang

atau jasa)”.

Kasmir, 2018 menyatakan bahwa laba bersih (net profit) merupakan laba

yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu

periode tertentu termasuk pajak. Sedangkan menurut soemarso (2014:352) laba

bersih adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua

biaya dan kerugian, jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.Jadi

dapat disimpulkan bahwa laba bersih adalah selisih nilai antara pemasukan dan

pengeluaran, dimana pendapatan yang di terima di kurangi oleh beban-beban dan

pajak.

2.1.4.1 Konsep Laba

Menurut Subramanyam (2017:111) terdapat dua konsep laba yaitu sebagai

berikut:

1. Laba ekonomi

Laba ekonomi biasanya merupakan arus kas ditambah dengan perubahan nilai

wajar aktiva. Berdasarkan defisini ini, laba mencakup baik komponen yang

sudah direalisasi (arus kas) maupun yang belum (laba atau rugi kepemilikan).

Konsep laba ini mirip dengan pengukuran tingkat pengembalian suatu efek

(surat berharga atau sekuritas) atau portofolio efek yaitu, tingkat

pengembalian mencakup baik deviden maupun apresiasi modal. Laba ekonomi

berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat pengembalian pada

pemegang saham yang tepat untuk periode berjalan (tanpa menggunakan

harga pasar). Dengan kata lain, laba ekonomi merupakan indikator dasar
32

kinerja perusahaan mengukur dampak keuangan seluruh kejadian pada suatu

periode secara komprehensif. Namun, meskipun komprehensif, laba ekonomi

mencakup baik komponen berulang maupun tak berulang, dan karenanya tidak

terlalu bermanfaat untuk meramalkan potensi laba masa depan.

2. Laba akuntansi

Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Meskipun laba

akuntansi mencakup baik aspek laba ekonomi maupun laba permanen, namun

laba ini bukan merupakan pengukuran laba secara langsung seperti kedua laba

lainnya. Tujuan utama akuntansi akrual adalah pengukuran laba. Dua proses

utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan

beban. Pengakuan pendapatan adalah titik awal pengukuran laba. Dua kondisi

wajib untuk dapat diakui adalah bahwa pendapatan harus:

a. Telah atau dapat direalisasi

Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau

komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.

b. Telah dihasilkan

Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajiban kepada pembeli, yaitu

proses perolehan laba harus selesai.


33

2.1.4.2 Komponen-Komponen Laba

Menurut Subramanyam (2017:5) komponen-komponen yang

memengaruhi laba adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan dan keuntungan

Pendapatan (revenues) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus

kas masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan

yang masih berlangsung. Pendapatan mencakup arus kas masuk seperti

penjualan tunai dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit.

Keuntungan (gains) merupakan arus masuk yang diperoleh atau akan

diperoleh yang berasal dari transaksi dan kejadian yang terkait dengan

aktivitas usaha perusahaan yang masih berkangsung.

2. Beban dan kerugian

Beban (expenses) merupakan arus keluar yang terjadi atau arus keluar yang

akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lampau yang berasal dari

aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Kerugian (losses)

merupakan penurunan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas

sampingan atau insidental perusahaan. Hal ini berarti keuntungan dan

kerugian merupakan sumber daya dan jasa yang dapat dikonsumsi, dihabiskan

atau hilang dalam memperoleh atau memproduksi pendapatan dan

keuntungan. Akuntansi beban dan kerugian sering kali melibatkan penilaian

jumlah dan waktu alokasi atau periode pelaporan. Waktu merupakan saat
34

beban atau keugian terjadi, seringkali berdasarkan kaitannya dengan

pendapatan yang dihasilkan.

Masalah penting lainnya adalah penangguhan biaya (atau alokasi

sepanjang beberapa periode). Akuntan mengapitalisasi biaya yang manfaatnya

dapat direalisasi sepanjang beberapa periode. Biaya ini dialokasikan secara

sistematis di masa depan. Sebaliknya, banyak pengakuan biaya yang bersamaan

dengan saat terjadinya biaya tersebut (arus kas keluar untuk biaya atau kerugian

tidak selalu harus terjadi bersamaan saat pengakuan biaya dan kerugian tersebut).

2.1.4.3 Unsur-Unsur Laba

Nuripa Oktapia dkk, 2017 mendefinisikan laba terdiri dari emat unsur

utama, yaitu: pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan

kerugian (loss).

1. Pendapatan (revenue)

Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas

atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan

atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang

merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas.

2. Beban (expense)

Beban adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya

kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi

suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan usaha

terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

3. Keuntungan (gain)
35

Keuntungan adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi

sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari

semua transaksi, kejadian dan kondisi lainya yang mempengaruhi entitas

tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau entitas pemilik.

4. Kerugian (loss)

Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi

sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari

semua transaksi, kejadian dan kondisi lainya yang mempengaruhi entitas

tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau entitas pemilik.

2.1.4.4 Pengukuran Laba

Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan

dalam menjalankan aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan akan

digunakan untuk berbagai kepentingan, laba akan digunakan untuk meningkatkan

kesejahteraan perusahaan tersebut atas jasa yang diperolehnya. Laba Bersih

merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai

berikut:

Laba Bersih = Selisih laba sebelum pajak dengan beban pajak


2.1.5 Hubungan antar Variabel

Sumber : Hery (2013)


36

2.1.5 Hubungan Antar Variabel

2.1.5.1 Hubungan Biaya Promosi Terhadap Laba Bersih

Kegiatan yang penting pada perusahaan manufaktur adalah memasarkan

produk tersebut. Salah satu kegiatan dari pemasaran tersebut adalah promosi.

Menurut Rambat Lupiyoadi (2014:178) kegiatan promosi bukan saja berfungsi

sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai

alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan

jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

Teori yang dikemukakan Felicia dan Gulton (2019) menyatakan bahwa

tingkat laba akan meningkat seiring dengan peningkatan pangsa pasar relative dan

tingkat pertumbuhan pasar yang didukung dengan adanya strategi bauran promosi.

Demikian juga dengan teori yang dikemukakan Agus Hermawan (2017:38) bahwa

semakin ditingkatkannya promosi yang dilakukan semakin besar biaya promosi,

semakin besar biaya promosi dikeluarkan maka penjualan akan naik sehingga bisa

mempengaruhi pada peningkatan laba perusahaan.

Promosi merupakan suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan produknya kepada konsumen, guna memberitahukan,

mengingatkan dan membujuk konsumen agar melakukan pembelian terhadap

produk perusahaan. Kegiatan promosi ini tentunya akan menimbulkan

dikeluarkannya biaya-biaya. Dengan dikeluarkannya biaya promosi akibat dari

dilakukannya kegiatan promosi yang efektif dan efisien akan mengingatkan dan
37

membujuk konsumen untuk membeli produk yang dijual perusahaan, maka akan

meningkatkan laba bersih yang diperoleh. Sehingga besarnya biaya promosi yang

dikeluarkan akan memengaruhi laba bersih yang diperoleh.

2.1.5.2 Hubungan Biaya Distribusi Terhadap Laba Bersih

Kegiatan pendistribusian merupakan salah satu kegiatan operasional yang

penting bagi perusahaan Hubungan biaya distribusi terhadap laba perusahaan

Menurut Tjiptono (2016:253) Saluran distribusi adalah rute atau rangkaian

perantara, baik yang dikelola pemasar maupun yang idependen, dalam

menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Bila kesalahan ini sering

terjadi di suatu perusahaan, maka loyalitas konsumen terhadap merk produk

tertentu pada akhirnya akan semakin menurun dan kemungkinan konsumen bisa

berpindah pada merk produk yang lain. Kejadian ini logis dan dapat diterima oleh

ratio, apalagi untuk barang-barang konsumsi yang dibutuhkan dalam waktu yang

cepat, maka akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Saluran distribusi harus

dilaksanakan dengan tepat dan teratur, sehingga dapat diharapkan produk-produk

yang dihasilkan dapat terjual sebanyak mungkin dan meningkatkan volume

penjualan serta laba perusahaan.

J.Widnyana et al (2014) berpendapat bahwa Perencanaan biaya distribusi

yang cermat akan mempengaruhi laba perusahaan, penggunaan atau pengeluaran

biaya distibusi berperan agar penjual cepat untuk menyalurkan barang atau produk

ke tangan pelanggan. Untuk itu perusahaan harus cermat dalam manajemen

terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan, semakin besar dan bertambahnya luas

pasar yang dilayani maka diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan.


38

pendapat tersebut didukung dengan penelitiannya yang berjudul pengaruh biaya

promosi dan biaya distribusi terhadap laba UD Surya logam desa Temukus, Hasil

penelitiaannya menunjukkan bahwa biaya distribusi berpengaruh positif terhadap

laba perusahaan.

2.1.5.3 Hubungan Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Laba Bersih

Dengan adanya biaya promosi kegiatan pemasaran yang ada di perusahaan

dapat terlaksana dengan baik. Biaya promosi yang dikeluarkan oleh perusahan

dengan baik akan berpengaruh terhadap perusahan, karena pastinya semua

perusahaan berusaha dan ingin meningkatkan laba dengan penentuan biaya

promosi yang tepat. Perencanaan biaya distribusi juga secara cermat

mempengaruhi laba perusahan itu sendiri. Biaya distribusi menyangkut semua

biaya yang berkaitan dengan kegiatan yang termasuk di dalamnya yaitu penjualan,

distribusi dan pengantar barang kepada konsumen atau calon pemebeli. Dari

kegiatan ini mampu mempengaruhi peningkatan penjualan yang pastinya

diharapkan dapat meningkatkan laba pada perusahan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Maulidina Rahmanita (2017) dan

J.Widnyana dkk (2015) yang menyatakan bahwa biaya promosi dan distribusi

berpengaruh terhadap laba.


39

2.1.6 Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini

dapat dijelaskan dalam gambar sebagai berikut :

Tabel 2.1
Hasil peneltian Terdahulu
Metode dan Alat
No Peneliti Judul penelitian Hasil Penelitian
Analisis
1. Putu Rustami, Pengaruh Biaya Metode analisis Secara simultan biaya produksi, biaya
I Ketut Kirya, Produksi, Biaya ini menggunakan promosi dan volume penjualan
Wayan Cipta Promosi, dan Volume regresi linier beperngaruh pada laba.
(2014) Penjualan terhadap berganda
Laba Pada Perusahaan
Kopi Bubuk
Banyuatsis
2. Yunias Insan Pengaruh Biaya Analisis Verifikatif Biaya Promosi tidak berpengaruh secara
N, Lies Promosi dan Biaya dan Deskriptif, parsial terhadap penjualan, Biaya
Indriyatni Distribusi Terhadap menggunakan Distribusi berpengaruh secara parsial
(2017) Penjualan Pada PT. data sekunder terhadap penjualan. Secara Simultan
Unilever Indonesia, dengan teknik Biaya promosi dan distribusi
Tbk studi berpengaruh secara bersamaan.
dokumentasi
3. Raisya Astari Pengaruh Biaya Metode Biaya Promosi dan Biaya distribusi
Rasyid, Leny Promosi dan Biaya kuantitatif, dengan berpengaruh terhadap penjualan secara
Suzan (2018) Distribusi terhadap teknik studi parsial maupun secara simultan
Penjualan dokumentasi
4. Felicia dan Pengaruh Biaya Metode analisis Secara Simultan Biaya Produksi, biaya
Robinhot Produksi, Biaya ini menggunakan kualitas dan biaya promosi berpengaruh
Gultom Kualitas dan Biaya regresi linier signifikan terhadap laba bersih. Secra
(2018) Promosi terhadap Laba berganda parsial biaya produksi berpengaruh
Bersih pada perusahaan signifikan positif terhadap laba bersih
manufaktur yang dan biaya kualitas juga berpengaruh
terdaftar di Bursa Efek signifikan positif terhsdap laba bersih.
Indonesia Periode
2013-2015.
5. Ending Pengaruh Biaya Analisis Variabel Biaya Produksi dan Varibel
Susilawati Produksi dan biaya Deskriptif dengan Biaya Promosi berpengaruh secara
(2019) promosi terhadap laba Kuantitatif. Simultan Terhadap Laba Bersih. Secara
bersih. Analisa di Parsial Variabel Biaya Produksi Tidak
gunakan analisa Berpengaruh Terhadap Laba bersih,
hipotesis analisa terdapat pengaruh, tetapi biaya promosi
regresi linier berpengaruh terhadap laba bersih.
berganda
40

Sumber : Jurnal Penelitian (Data diolah sendiri, 2019

Berdasarkan tabel 2.1 maka dapat dideskripsikan hasil dari penelitian

terdahulu sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan Putu Rustami, I Ketut Kirya,

Wayan Cipta pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Biaya Produksi, Biaya

Promosi, dan Volume Penjualan terhadap Laba Pada Perusahaan Kopi Bubuk

Banyuatsis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Jenis data yang

digunakan adalah data kuantitatif dan dianalisis dengan analisis regresi linear

berganda. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa berpengaruh positif secara

simultan maupun parsial dari biaya produksi, biaya promosi dan volume

penjualan terhadap laba. Variable yang berpengaruh secara signifikan adalah

volume penjualan.

Yunias Insan N, Lies Indriyatni pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh

Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan Pada PT. Unilever

Indonesia, Tbk. Penelitian menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil

dari penelitian ini yaitu secara Parsial Biaya Promosi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap penjualan dan Biaya Distribusi berpengaruh secara signifikan.

Secara Simultan Biaya Promosi dan Biaya Distribusi secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan.

Penelitian yang dilakukan (Raisya Astari Rasyid, Leny Suzan 2018) dengan

judul Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi terhadap Penjualan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2016.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan teknik studi dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini yaitu Biaya Promosi dan Biaya Distribusi berpengaruh
41

secara signifikan terhadap penjualan secara parsial maupun secara simultan.

Felicia, Robinhot dan Gultom pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh

biaya produksi, biaya kualitas dan biaya promosi terhadap laba bersih pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2013-2015.

Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari

penelitian ini yaitu secara simultan biaya produksi, biaya kualitas dan biaya

promosi berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Secara parsial biaya

produksi berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih dan biaya kualitas

juga berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih.

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Susilawati pada tahun 2019 dengan

judul “Pengaruh biaya produksi dan biaya promosi terhadap laba bersih

perusahaan”. Analisis penelitian ini yaitu Deskriptif dengan menggunakan

Kuantitatif. Analisa di gunakan analisa hipotesis analisa regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini yaitu secara Simultan Variabel Biaya Produksi dan

Varibel Biaya Promosi berpengaruh Terhadap Laba Bersih. Secara Parsial

Variabel Biaya Produksi Tidak Berpengaruh Terhadap Laba bersih, tetapi biaya

promosi berpengaruh terhadap laba bersih.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hasil penelitian terdahulu

Yunias Insan N, Lies Indriyatni pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Biaya

Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan Pada PT. Unilever Indonesia,

Tbk. Dan juga hasil penelitian (Raisya Astari Rasyid, Leny Suzan 2018) dengan

judul Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi terhadap Penjualan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2016.

Namun terdapat perbedaan penelitian antara penelitian Yunias, dan Raisya dengan
42

yang peneliti teliti.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek

penelitiannya. Peneliti terdahulu mengadakan penelitian pada beberapa

perusahaaan di Bursa Efek Indonesia Pada Perusahaan Manufaktur sedangkan

peneliti mengambil penelitian Bursa Efek Indonesia Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Makanan dan Minuman. Lamanya periode penelitian, peneliti terdahulu

meneliti sebanyak empat-delapan tahun, sedangkan penelitian ini sebanyak 5

periode yaitu 2014-2018. Peneliti terdahulu ada yang belum menggunakan

pengujian hipotesis secara simultan dan ada juga yang sudah menggunakan, dalam

penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan uji parsial maupun uji simultan,

selain itu variabel bebas (independent) penelitian terdahulu dengan penelitian ini

berbeda pada uji parsial yang hasilnya Biaya Promosi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap penjualan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

hubungan variabel yaitu biaya promosi dan biaya distibusi terhadap variabel

terikat yaitu laba perusahaan. Kerangka penelitian digunakan untuk

mempermudah jalan pemikiran terhadap permasalahan yang dibahas. Model

dalam penelitian ini digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut:


43

Biaya Promosi H1
X1
Laba Bersih
H2 Y
Biaya Distribusi
X2

H3

Gambar 2.1
Paradigma penelitian

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang diajukan

berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Berdasarkan paradigma penelitian

diatas maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Biaya Promosi berpengaruh terhadap laba bersih

H2 : Biaya Distribusi berpengaruh terhadap laba bersih

H3 : Biaya Promosi dan Biaya Distribusi berpengaruh terhadap laba bersih

Anda mungkin juga menyukai