Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

RINGKASAN PENDAHULUAN

Disusun Oleh :

Lalu Priya Ajinugraha Wardi 200020113111012

Yudhistira Fajar Alamsyah 200020113111009

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITA BRAWIJAYA

MALANG

2021
RINGKASAN PENDAHULUAN

A. Perbedaan Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen

Horngren (1993) mendefinisikn akuntansi manajemen diartikan sebagai proses


identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi
tentang informasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan
organisasi. Laporan keuangan dan pengelolaan keuangan perusahaan yang baik diperoleh
dari proses akuntansi. Oleh karena itu, akuntansi, termasuk akuntansi biaya (cost
accounting), menjadi begitu penting artinya. Akuntansi adalah aktivitas yang mencakup:

 Pencatatan transaksi harian (buku harian yang meliputi kas dan bank).
 Pembukuan, dalam hal ini pembuatan jurnal, buku besar, neraca, laporan laba
rugi, dan sebagainya.
 Pelaporan, termasuk interpretasi (perencanaan, pengendalian, pengambilan
keputusan).

Semua aktivitas tersebut harus dicatat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum (Generally Accqjted Accounting Principles). Di Indonesia,
pencatatan keuangan yang berlaku saat ini harus sesuai dengan Penjelasan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Supriyono (1983) dalam bukunya Akuntansi Biaya, bahwa akuntansi biaya adalah
“salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk memonitor dan
merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam
bentuk laporan biaya”. Rayburn (1999) “mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur,
melaporkan, dan menganalisis berbagai unsur biaya langsung dan tidak langsung yang
berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan jasa.” Carter (2009) akuntansi
biaya adalah “penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat
rutin maupun strategis. Kesimpulannya, Akuntansi biaya merupakan penentuan harga
pokok suatu produk dengan melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan, dan
penyajian transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam
bentuk laporan biaya yang berfungsi sebagai alat informasi bagi seorang pimpinan dalam
rangka mengambil keputusan, merencanakan, dan mengontrol serta mengevaluasi
kegiatan perusahaan.

Tujuan Akuntansi Biaya secara umum adalah menyajikan informasi harga pokok
produksi (biaya produksi), sedangkan secara khusus tujuan akuntansi biaya adalah
sebagai berikut:

 Menyajikan informasi biaya untuk perhitungan harga pokok produksi. Penentuan


harga pokok produk atau jasa dapat membantu dalam penilaian persediaan baik
persediaan barang jadi maupun barang dalam proses, penetapan harga jual
terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya
penentuan harga jual berdasarkan harga pokok, dan penetapan laba.
 Menyajikan informasi biaya untuk pengendalian biaya.
 Menyajikan informasi biaya untuk membantu manajemen dalam pembuatan
anggaran dan perencanaan laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau
data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan dan
selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut biaya dapat dikendalikan dan
akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
 Menyajikan informasi biaya untuk pengambilan keputusan.

Kesimpulannya, Tujuan akuntansi biaya adalah mengkomunikasikan baik informasi


keuangan maupun non keuangan kepada manajemen untuk memudahkan fungsi
manajemen.

Fungsi Akuntansi Biaya dalam Perusahaan. Terdapat tiga jenis perusahaan yang
beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang,
dan perusahaan jasa. Umumnya akuntansi biaya yang dibahas sehari-hari adalah yang
diterapkan dalam perusahaan manufaktur. Alasannya karena akuntansi biaya dalam
perusahaan manufaktur lebih kompleks apabila dibandingkan dengan jenis perusahaan
lain. Namun hal ini bukan berarti jenis perusahaan lain tidak menggunakan akuntansi
biaya dalam proses operasionalnya hanya saja penggunannya tidak sekompleks
perusahaan manufaktur.

 Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan


baku menjadi produk jadi ataupun setengah jadi dan kemudian melakukan
penjualan terhadap produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan
manufaktur lain.
 Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli barang
dagangan dari perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut kepada
konsumen atau perusahaan manufaktur.
 Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menghasilkan jasa dan
bukan benda kepada konsumen.

Akuntansi manajemen adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penghimpunan,


penganalisisan, penyusunan, penafsiran, dan pengkomunikasian informasi keuangan yang
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan
kegiatan usaha di dalam sebuah organisasi, serta untuk memastikan penggunaan dan
akuntabilitas sumber daya yang tepat. Kesimpulannya, Akuntansi manajemen adalah
bagian dari akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi
pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan sekaligus
memberikan informasi kepada pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan organisasinya.

Manajemen biaya adalah dua kata yang memiliki makna berbeda. Manajemen adalah
proses yang sistematis dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
serta pengendalian pada seluruh sumber daya perusahaan dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan. Sedangkan, biaya menurut Hansen dan Mowen (2009 : 47) mendefinisikan
bahwa biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi
organisasi. Jadi, ketika menggabungkan kedua definisi tersebut, manajemen dan biaya
menjadi manajemen biaya adalah proses yang sistematis dari segala kegiatan aktivitas
perusahaan yang memerlukan biaya tidak sedikit / banyak demi kepentingan organisasi /
perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu yang menjadi perbedaannya adalah
: kalau akuntansi biaya itu sebagai penentu harga pokok pada suatu produk, sedangkan
akuntansi manajemen itu sebagai pembuat perencanaan yang berdasar dari laporan
akuntansi bagi kepentingan manajemen, dan manajemen biaya itu sendiri sebagai proses
kegiatan perusahaan yang selalu dibarengi dengan biaya.

B. Konsep different cost for different purpose

Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda (Different Cost For Different Purposes).
Biaya produk adalah suatu pembebanan biaya yang mendukung objek manajerial
tertentu. Definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang ingin dicapai. Hal
ini sesuai dengan prinsip dasar manajemen biaya, yakni “biaya yang berbeda untuk
tujuan berbeda (different cost for different purposes)”.

Contoh Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda (Different Cost For Different
Purposes) adalah seorang ahli teknik akan berbeda memberikan konsep biaya dengan
seorang akuntan. Ibu rumah tangga berbeda konsep dengan seorang sopir mengenai
biaya. Konsep biaya dikemukakan tergantung dari latar belakang dan tujuan si pemakai
konsep biaya tersebut. Biaya produk adalah suatu pembebanan biaya yang mendukung
objek manajerial tertentu. Definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang
ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar manajemen biaya, yakni “biaya yang
berbeda untuk tujuan berbeda (different cost for different purposes)“.

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah keuntungan yang
maksimal. Perencanaan biaya yang baik/tepat harus dipusatkan pada hubungan antara
tingkat pengeluaran/ biaya dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran/biaya
tersebut. Artinya, seorang manager atau pimpinan perusahaan harus menganggap
perencanaan dan pengendalian biaya sebagai suatu keharusan untuk mempertahankan
tingkat biaya yang wajar guna mendukung pencapaian tujuan dan program perusahaan
yang telah direncanakan. Perencanaan biaya tidak boleh menekankan penurunan biaya,
tetapi lebih ditujukan pada pemanfaatan sumber daya yang terbatas dengan lebih baik.

C. Empat tahapan sistem akuntansi perusahaan


1. Identifikasi dan Pengukuran Data
Melakukan identifikasi dan pengukuran data adalah hal pertama yang
perlu dilakukan dalam proses akuntansi. Setiap transaksi atau kejadian akan
berhubungan dengan tindakan yang telah diselesaikan, misalnya menjual barang.
Sedangkan keinginan untuk menjual barang tidak termasuk transaksi, karena
belum dilaksanakan atau hanya angan-angan. Data yang telah diidentifikasi,
kemudian perlu diukur. Satuan pengukur yang tepat adalah satuan uang (rupiah,
dolar, yen, dan lain-lain). Dari pengukuran tersebut maka proses akuntansi dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Pemrosesan dan Pelaporan
Pemrosesan dan pelaporan data meliputi kegiatan pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran. Pencatatan (recording) transaksi berarti
mengumpulkan data secara kronologis. Pencatatan yang detail akan sangat
memudahkan untuk menganalisis arus kas. Selain dicatat, transaksi perusahaan
juga digolongkan dalam kelompok yang berhubungan. Penggolongan
(classifiying) transaksi sangat penting karena penyajian dapat diringkas.
Sedangkan pengikhtisaran adalah menyajikan informasi yang telah dikelompokan
ke dalam bentuk laporan seperti yang diinginkan pemakai. Laporan tersebut dapat
berupa neraca saldo, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, hingga jurnal pembalik.
3. Laporan Akuntansi
Laporan akuntansi (accounting reports) adalah hasil dari sistem akuntansi.
Laporan akuntansi banyak jenisnya. Jenis laporan yang dihasilkan tergantung
kepada pihak-pihak yang akan menggunakan laporan tersebut. Salah satu jenis
laporan akuntansi yang utama adalah laporan keuangan (financial statement).
Selain laporan keuangan masih banyak lagi jenis laporan antara lain laporan untuk
pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak, laporan- laporan
kepada pemerintah, misalnya kepada Bapepam, dan laporan-laporan khusus untuk
manajemen perusahaan secara intern. Untuk laporan keuangan sendiri terdiri atas
laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas.
4. Analisis dan Interpretasi
Analisis laporan keuangan adalah analisis yang menghubungkan angka-
angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan
arah perubahannya. Hasil analisis tersebut akan bermanfaat untuk mengambil
keputusan. Adapun interpretasi laporan keuangan yaitu menghubungkan angka-
angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisisnya dengan
keputusan usaha yang akan diambil. Dari hubungan ini dapat dilakukan penilaian
terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan. Misalnya jika laba perusahaan mengalami penurunan,
untuk mencegah adanya penurunan lebih lanjut, maka perlu diadakan promosi
besar-besaran atau kegiatan yang menunjang peningkatan penjualan.
5. Perlu diketahui bahwa informasi akuntansi sangat penting dalam mengambil
keputusan, namun suatu keputusan usaha tidak hanya didasarkan atas informasi
tersebut. Masih terdapat aspek lain yang memengaruhi keputusan usaha.

D. Kode etik

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota
mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut,
anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional
mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan
sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran
yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari
klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis
dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas
akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan
publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan
institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini
menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan
utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa
jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan
etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua
anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus
menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang
tinggi.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota
untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan
oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan
atau peniadaan prinsip
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas
yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai
seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas
keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka
juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi.
Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya
dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-
hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini
mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa
profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi
kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada
publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota
seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman
yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan
pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan
seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.
Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan,
anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain
yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan
kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan
pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus
dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau
kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan
umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan
kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas
kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi
tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar
anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban
untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya
dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas.

Anda mungkin juga menyukai