TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
8
9
2. Pengertian Biaya
“Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat
dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk
menentukan laba.
e. Klasifikasi biaya
Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada
hubungan antara biaya dengan berikut ini:
1) Produk
2) Volume produksi
3) Departemen, proses, pusat biaya, atau subdivisi lain dari
manufaktur
4) Periode akuntansi
5) Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi. Ony
Widilestariningtyas (2012:2)
f. Objek Biaya
Suatu objek biaya (cost objek) atau tujuan biaya (cost objective)
didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas dimana biaya akan
diakumulasikan dan dihitung. Berikut merupakan item-item dan
aktivitas yang dapat menjadi objek biaya:
13
1) Produk
2) Batch dari unit-unit sejenis
3) Pesanan pelanggan
4) Lini produk
5) Proses
6) Departemen/divisi
7) Kontrak/proyek
8) Tujuan strategis
Biaya (cost) tidak sama dengan beban (expense). Biaya adalah
sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai
tujuan tertentu di masa depan. Beban adalah biaya yang telah
digunakan untuk memperoleh pendapatan. Sofia Prima Dewi
(2015:57)
“Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada
akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan
kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan
baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli
yang tercantum dalam faktur dari penjual ditambah biaya angkutan,
biaya-biaya pembelian lain serta biaya yang dikeluarkan untuk
menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
Pencatatan persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan metode
mutasi persediaan atau metode pesediaan fisik. Sisa bahan
merupakan bahan baku yang rusak dalam proses produksi, sehingga
tidak dapat menjadi bagian produk jadi. Jika sisa bahan tidak
mempunyai nilai jual, akibat yang ditimbulkan adalah harga pokok
per satuan produk jadi lebih tinggi. Jika sisa bahan masih
mempunyai nilai jual, masalah yang timbul adalah bagaimana
memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan
sisa bahan dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku
pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut, sebagai pengurang
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, atau sebagai
penghasilan diluar usaha.
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu
yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki
menjadi produk yang baik. Masalah akuntansi yang timbul dari
adanya produk rusak adalah bagaimana memperlakukan kerugian
yang timbul dari adanya produk rusak tersebut. Kerugian adanya
produk rusak dapat dibebankan kepada pesanan yang
menghasilkannya atau diperhitungkan sebagai elemen biaya
overhead pabrik.
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang
telah ditentukan, namun dengan mengeluarkan biaya pengerjaan
kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis
dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. Masalah
akuntansi yang timbul dari adanya produk cacat adalah bagaimana
memperlakukan biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut.
Biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan kepada
pesanan yang menghasilkan produk cacat tersebut atau diperlakukan
sebagai elemen biaya overhead pabrik. Mulyadi (2016:281-306)
1) Harga Perolehan
Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan
biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva
dan menempatkannya agar dapat digunakan.
2) Nilai sisa (residu)
Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang
diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain
ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi,
dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat
menjual/menukarnya.
3) Taksiran Umur
Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva
dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-
kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa
dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil
produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur
(masa manfaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab
keausan fisik dan fungsional.
c. Metode perhitungan depresiasi
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung
beban depresiasi periodik. Untuk dapat memilih salah satu
metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang
mempengaruhi aktiva tersebut. Metode-metode itu ialah
1) Metode garis lurus (Straight Line Method)
Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana
dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap
periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-
penyesuaian).
Perhitungan depresiasi dengan garis lurus ini didasarkan pada
anggapan-anggapan sebagai berikut:
a) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun
secara proporsional setiap periode.
b) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode
jumlahnya relative tetap.
c) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.
d) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relative
tetap.
Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode
garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi
gedung, mebel, dan alat-alat kantor. Biaya depresiasi yang
dihitung dengan cara ini jumlahnya setiap periode tetap, tidak
menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.
19
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk
Harga pokok produk adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses
sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi
berjalan. Semua biaya ini adalah biaya persediaan. Biaya persediaan
yaitu semua biaya produk yang dianggap sebagai aktiva dalam
neraca ketika terjadi dan selanjutnya menjadi harga pokok penjualan
ketika produk itu dijual. Harga pokok penjualan mencakup semua
biaya produksi yang terjadi untuk membuat barang yang terjual.
Sofia Prima Dewi (2015:47)
Tabel 2
Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
Biaya
Unsur Total Unit
produksi per
Biaya Produksi Biaya Ekuivalen
Satuan
(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan Baku Rp. xxx Xxx Rp. xxx
Bahan Penolong Rp. xxx Xxx Rp. xxx
Tenaga Kerja Rp. xxx Xxx Rp. xxx
Overhead pabrik Rp. xxx Xxx Rp. xxx
Total Rp. xxx Xxx Rp. xxx
Sumber: Mulyadi (2016:70)
24
Tabel 3
Laporan Biaya Produksi
Data Produksi:
Dimasukkan dalam proses xxx
Produk jadi yang ditransfer ke gudang xxx
Produk dalam proses akhir xxx +
Jumlah produk yang dihasilkan xxx
Biaya yang dibebankan dalam bulan desember
Total Per biji
Biaya Bahan Baku Rp xx Rp xx
Biaya Bahan Penolong Rp xx Rp xx
Biaya Tenaga Kerja Rp xx Rp xx
Biaya Overhead Pabrik Rp xx + Rp xx +
Jumlah Rp xx Rp xx
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang xx
Kg @ Rp xx Rp xx
Harga Pokok produk dalam proses akhir
Biaya Bahan Baku Rp xx
Biaya Bahan Penolong Rp xx
Biaya Tenaga Kerja Rp xx
Biaya Overhead Pabrik Rp xx
Jumlah harga pokok dalam proses Rp xx +
Jumlah Produksi yang dibebankan dalam bulan Desember Rp xx
biaya produksi yang terjadi dalam bulan Desember, dicatat dengan jurnal
berikut:
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang
penelitian ini. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan referensi tidak terlepas
dari topik penelitian yaitu mengenai Harga Pokok Produk. Berikut ini adalah tabel
Tabel 4
Hasil Penelitian Terdahulu
Lanjutan
4. Tujuan Untuk memperoleh Untuk mengetahui
Penelitian gambaran yang jelas bagaimana penggolongan
mengenai perhitungan harga biaya dan perhitungan
pokok produk per biji harga pokok produk Paving
gorong-gorong dengan pada UD Beton Jaya yang
menggunakan metode harga sesuai dengan konsep
pokok proses pada CV Tiga akuntansi biaya.
Sumber Rezeki Banjarmasin
yang sesuai dengan
akuntansi biaya yang
seharusnya