(MAN 653)
MODUL SESI KE 12
Accounting Decision
DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM
2) Concept
Biaya
Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, peng-arahan dan
pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya untuk mengelola perusahaan, manajemen
memerlukan data biaya yang disajikan secara sistematis. Untuk itu suatu perusahaan
menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh informasi financial (keuangan) bagi
kepentingan manajemen.
Pengertian akuntansi yang sering dipakai berasal dari American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) yaitu : “Accounting is a service activity. Its function is to provide
quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is
intended to be useful in making economic decisions – in making reasoned choises among
alternative courses of action.” (Smith, Skousen, K.Fred, 1995:3)
Sedang menurut Soemarso, akuntansi didefinisikan sebagai berikut: “…proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan
adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut.”
Salah satu jenis akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen baik pada
perusahaan manufaktur maupun non manufaktur adalah akuntansi biaya. Ada beberapa
pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian akuntansi biaya, yaitu: Menurut
R.A. Supriyono, pengertian akuntansi biaya adalah: “Akuntansi biaya adalah salah satu
cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi
Dari pengertian akuntansi biaya, terlihat pentingnya peranan akuntansi biaya, terutama dalam
pengumpulan data biaya produksi dan non produksi yang telah terjadi selama satu periode,
untuk kemudian dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam menentukan berbagai
kebijakan dalam mengelola perusahaan.
Tujuan Akuntansi Biaya, adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan biaya secara
sistematis yang diperlukan manajemen, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk:
1. Penentuan harga pokok produk dengan tepat dan teliti
Dalam menentukan harga pokok, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, meringkas serta
melaporkan biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang disajikan tersebut
adalah biaya-biaya yang terjadi di masa lalu atau biaya historis.
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama
(prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula
disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost).
2. Sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume.
Biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume
terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan
diklasifikasikan sebagai berikut:
3. Standard Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang membebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar biaya seharusnya.
f) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.
Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang
diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian- bagian
yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) ke dalam mana biaya overhead pabrik
akan dibebankan. Untuk tujuan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, tarif biaya
overhead pabrik akan dihitung untuk setiap departemen produksi, sehingga produk atau
1. Untuk pembebanan dengan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti.
Hal ini dimungkinkan karena produk atau pesanan akan dibebani biaya overhead pabrik
sesuai dengan departemen produksi yang dilalui yaitu sebesar tarif biaya overhead pabrik
departemen yang dilalui dikalikan kapasitas pembebanan yang diserap oleh suatu produk
pada departemen produksi yang bersangkutan. Misalnya pada pabrik tekstil, benang yang
langsung dijual hanya dibebani biaya overhead pabrik departemen pintal, departemen tenun,
maupun departemen penyempurnaan sesuai dengan tarif dan kapasitas pembebanan yang
diserap pada masing-masing departemen produksi.
Pembagian tanggung jawab atas pengolahan produk dan jasa yang dihasilkan di dalam
pabrik, serta atas biaya yang terjadi.
Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan produk dihubungkan dengan
gerakan- gerakan yang dilalui produk di dalam pabrik.
Lokasi dari operasi, proses pengolahan dan mesin.
Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.
5. Penyesuaian mesin, proses atau operasi di dalam setiap departemen atau pusat biaya.
Menyusun budget atau anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang
dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada
saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai
dengan fluktuasi permintaan.
4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
1. Pemasok
Dalam penerapan sistem JIT,kita harus dapat mengupayakan kerja sama dengan pemasok
yang mampu memasok barang dengan kualitas tinggi dan dapat mem-prioritaskan ketepatan
waktu dalam pengiriman barang ke area kerja. Beberapa perhatian dari pemasok juga perlu
ditindaklanjuti. Adapun perhatian tersebut meliputi
a. Diversifikasi : keinginan pemasok untuk memiliki banyak pelanggan dengan tidak
terikat pada satu pelanggan saja.
b. Penjadwalan : Ketidakyakinan pemasok terhadap kemampuan pembeli dalam
memproduksi pesanan dalam jadwal yang lancer dan terkoordinasi.
c. Perubahan : perubahan tekhnik dan spesifikasi yang diterapkan pembeli kerap menjadi
malapetaka bagi JIT karena kurangnya waktu tunggu bagi pemasok untuk
mengimplementasikan perubahan yang diperlukan.
d. Kualitas : anggaran permodalan ,proses – proses dan tekhnologi dapat membatasi
kualitas produk
e. Ukuran lot : pengiriman dengan lot yang kecil,dianggap sebagai suatu cara
mentransfer biaya penyimpanan yang seharusnya ditanggung pembeli kepada
pemasok.
3. Persediaan
Dalam JIT,persediaan biasanya bersifat just in case (jaga – jaga) jika terjadi sesuatu yang
tidak beres. Persediaan just in time adalah persediaan minimum yang diperlukan untuk
menjaga agar suatu sistem dapat berjalan dengan sempurna. Dengan metode persediaan just in
time ,barang tiba saat dibutuhkan .
4. Penjadwalan
Dalam menerapkan pola JIT,ketepatan jadwal dalam proses produksi harus dapat
diprioritaskan. Ketepatan jadwal akan mmbantu proses produki yang berkesinambungan dan
tidak sampai menunda proses produksi yang ada
5. Pemeliharaan preventif
Selain kebijakan di atas,upaya preventif terhadap hal – hal yang tidak diinginkan juga patut
mendapat perhatian khusus.
6. Pemberdayaan pekerja
Pemberdayaan pekerja dengan cara pelatihan,klasifikasi dan pembagian kerja yang tepat dan
fleksibel dapat berkontribusi besar bagi produktivitas yang lebih optimal bagi para pekerja.
7. Komitmen
Kesungguhan manajemen serta seluruh komponen yang mendukung proses produksi sangat
penting untuk mempertahankan kualitas produk dan kepuasan konsumen akan produk buatan
kita.
Link JURNAL :
https://www.scipress.com/ILSHS.48.107
http://www.macrothink.org/journal/index.php/ajfa/article/view/883
https://pdfs.semanticscholar.org/b18f/962acfcf851dad38b6ff0a0c0354124d8b1c.pdf
1. Jika saudara mempunyai sebuah bisnis, apakah saudara akan memilih untuk
menggunakan JIT untuk tujuan efisiensi? Mengapa?
2. Menurut saudara apakah konsep JIT dapat diimplementasikan hanya bidang usaha jenis
manufaktur ? Jelaskan!
Daftar Pustaka
1. Gopal, CA., C., Rama, 2009. Accounting for Manager. New Age International
Publishers., New Delhi
2. Collier, Paul M., 2003. Accounting for Managers: Interpreting accounting information
for decision-making. John Wiley & Sons Ltd. England
3. Warren, Carl S.Reeve, James M.; Duchac, Jonathan E, Wahyuni, Ersa Tri; Jusuf, Amir
Abadi. 2018. Accounting Edisi: 4th ed. : Indonesia adaptation, volume 1.Salemba
Empat, Jakarta