Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan
kehendaknya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Biaya dalam Akuntansi Manajemen”.
Makalah ini kami Tujukan untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Akuntansi Manajemen Lanjutan. Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuh hati bahwa terdapat kekurangan yang ada pada
makalah ini. Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah selanjutnya.
Kami berharap hal itu semua dapat dijadikan motivasi untuk kami, sehingga
kedepannya kualitas makalah yang kami buat akan lebih baik.

Bandung, 12 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………...…... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah.....…………………………………………… 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………...... 2

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Biaya…...………………………………………………… 3
2.2 Objek Biaya……..………………………………………………… 4
2.3 Biaya Produk dan jasa…………………………………………….. 6
2.4 Klasifikasi Biaya………...………………………………………... 7
2.5 Laporan Keuangan Eksternal …………………………………….. 12

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan…..…………………………………………………… 13
3.2 Saran…….………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep biaya sebagai bagian dari akuntansi memiliki tiga tahapan pemahaman yaitu
pengukuran, penelusuran dan pembebanan. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan
mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya. Kegiatan bisnis
Perusahaan pada umumnya merupakan usaha berkelanjutan yang kompleks dan
menuntut laba untuk jangka panjang. Dengan kata lain, perusahaan memerlukan
fasilitas fisik atau potensi jangka panjang sehingga biaya tersebut harus mengalami dua
tahap perlakuan akuntansi yaitu pengakuan dan pembebanan. Perlakuan akuntansi
tersebut mungkin mengalami proses penelusuran berupa penggabungan, pemecahan dan
reklasifikasi sebelum dibebankan ke pendapatan. Sehingga, secara konseptual biaya
diperlakukan terlebih dahulu sebagai aset dan baru kemudian diakui sebagai biaya.
Pemahaman seperti ini dapat dengan mudah mengidentifikasi biaya sehingga dapat
disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.
Perusahaan yang berorientasi laba agar tetap eksis dalam bisnisnya, pendapatan
harus melebihi beban, selain itu laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk dapat
memuaskan pemilik perusahaan. Jadi biaya dan harga berkaitan dalam pengertian
bahwa harga harus melebihi biaya sehingga menghasilkan laba yang memadai.
Selanjutnya penurunan harga dapat meningkatkan nilai pelanggan dengan mengurangi
pengorbanan pelanggan; dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan
kemampuan mengurangi biaya. Oleh karena itu para manajer perlu mengetahui biaya
dan berbagai kecenderungan pada biaya. Biasanya dengan memahami biaya berarti
benar-benar mengetahui berapa biaya sesuatu atau beberapa objek. Karena itu,
pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting dalam penyediaan
informasi ini kepada manajer.

1
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi biaya?
2. Apa objek biaya?
3. Bagaimana biaya produk dan jasa?
4. Bagaimana klasifikasi biaya?
5. Bagaimana bentuk laporan keuangan eksternal?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi biaya.
2. Mengetahui objek biaya.
3. Mengetahui biaya produk dan jasa.
4. Mengetahui klasifikasi biaya.
5. Mengetahui bentuk laporan keuangan eksternal

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Biaya


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk
mengadakan sesuatu, selanjutnya biaya adalah kas atau aset non kas yang dikorbankan
untuk barang dan jasa yang diharapkan untuk membawa manfaat saat ini atau masa
depan bagi organisasi. Menurut (Hansen, Mowen dan Guan 2009:24) “Cost is the cash
or noncash assets sacrificed for goods and services that are expected to bring a current
or future benefit to the organization”. Dalam terjemahan dapat diartikan biaya adalah
kas atau non kas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan membawa
manfaat saat ini atau masa depan organisasi. Sedangkan menurut Mike dan Colin
dalam bukunya Management and Cost Accounting (2021:26) “The cost is a monetary
measure of the resources sacrificed or forgone to achieve a specific objective, such as
acquiring a good or service”. Dalam terjemahan dapat diartikan Biaya adalah ukuran
moneter dari sumber daya yang dikorbankan atau hilang untuk mencapai tujuan
tertentu, seperti memperoleh barang atau jasa.
Biaya merupakan sebuah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas suatu
entitas organisasi laba. Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara menurut Kuswadi
(2005), biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak
ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Biaya
diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung harga pokok produk yang
diproduksi perusahaan.
Biaya yang dikeluarkan bertujuan menghasilkan manfaat di masa depan. Dalam
perusahaan yang menghasilkan laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan.
Karena biaya digunakan untuk menghasilkan pendapatan, biaya tersebut dikatakan
kedaluwarsa. Biaya kedaluwarsa disebut beban (expenses). Dalam setiap periode, beban
dikurangkan dari pendapatan pada laporan laba rugi untuk menentukan laba periode
tersebut.

3
Biaya dapat dibedakan dengan beban, beban adalah biaya tetapi tidak semua biaya
menjadi beban. Perbedaan krusial terletak pada sifat sebab akibatnya. Biaya merupakan
pengorbanan yang diharapkan manfaatnya masa kini maupun di masa depan, sedangkan
beban merupakan biaya yang telah dipakai dan tidak lagi dapat memberi manfaat di
masa yang akan datang. Contoh dari biaya seperti pembelian bahan baku, sewa dibayar
dimuka, pembelian aset, dan lain sebagainya. Contoh dari beban seperti beban listrik,
beban gaji, beban administrasi, dan lain sebagainya. Perbedaan lain adalah pada
penyajiannya dalam laporan keuangan. Beban disajikan dalam laporan laba-rugi
sedangkan biaya dibukukan dalam neraca serta laporan arus kas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Biaya adalah sumber ekonomi yang dapat
diukur dalam satuan uang yang dikeluarkan oleh suatu organisasi yang diharapkan
untuk mencapai tujuan dan memberikan manfaat pada saat ini atau masa depan.

2.2 Objek Biaya


Menurut Mike dan Colin (2021:26) Objek biaya adalah setiap aktivitas yang
memerlukan pengukuran biaya yang terpisah. Dengan kata lain, jika pengguna
informasi akuntansi ingin mengetahui biaya sesuatu, sesuatu ini disebut biaya obyek.
Contoh objek biaya adalah produk, memberikan layanan kepada pelanggan bank atau
rumah sakit, mengoperasikan departemen atau wilayah penjualan tertentu, atau apa pun
yang diinginkan seseorang mengukur biaya di mana sumber daya dikeluarkan. Menurut
Hansen, Mowen dan Guan (2009:24) Objek biaya juga dapat berupa aktivitas, unit
dasar pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Suatu kegiatan dapat
didefinisikan sebagai kumpulan tindakan dalam organisasi yang berguna bagi manajer
untuk tujuan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Objek biaya sangat ditentukan oleh bagaimana suatu perusahaan dapat menetapkan
biaya secara akurat kedalam setiap kegiatan bisnis perusahaan, sehingga biaya dapat
menghasilkan tujuan dari yang diharapkan yaitu menghasilkan laba. Namun demikian
di sisi lain biaya yang dikeluarkan akan mengurangi nilai kas perusahaan, hal ini akan
mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan, karena biaya yang terlalu tinggi dapat
mengurangi sember daya ekonomi dan akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan.
Sehingga perusahaan harus memaksimalkan sumber daya ekonominya dalam bentuk
kas atau pun non kas secara efektif dan efisien.

4
Menurut Hansen, Mowen dan Guan (2009:24) Pembebanan biaya yang terdistorsi
dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Sehingga untuk
menghindari hal tersebut harus dibuat suatu metode dalam menelusuri hubungan antara
kegiatan bisnis perusahaan dengan biaya yang mungkin dikeluarkan.
Menurut Hansen, Mowen dan Guan (2009:24) penelusuran biaya ke objek biaya
dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu: (1) penelusuran langsung (direct tracing), (2)
penelusuran penggerak (driver tracing) dan (3) Alokasi/ Biaya tidak langsung (Indirect
cost/Allocation).
1. Penelusuran Langsung (Direct Tracing)
Penelusuran Langsung merupakan penelusuran yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan
sebuah objek biaya. Misalnya biaya untuk membuat sebuah baju antara lain bahan
kain, kancing, benang, retsleting, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Penelusuran
pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik komponen pembentuk
produk. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan atas hal-hal
yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa
listrik, depresiasi alat, dan lain-lain.
2. Penelusuran Penggerak (Direct tracing)
Penelusuran Penggerak dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas
untuk membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan
sebagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan
memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek
biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan dengan metode
penelusuran langsung. Penelusuran penggerak menggunakan dua jenis penggerak
dalam menelusuri biaya ke objek biaya: Penggerak sumber daya dan penggerak
aktivitas. Penggerak sumber daya mengukur permintaan sumber daya oleh aktivitas,
dan digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Setelah total
biaya ditentukan, biaya aktivitas ini dapat dibebankan ke objek yang mengkonsumsi
aktivitas dengan menggunakan penggerak aktivitas. Penggerak aktivitas mengukur
permintaan aktivitas oleh objek biaya dan digunakan untuk membebankan biaya
aktivitas ke objek biaya.

5
3. Alokasi/Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost/Allocation)
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan sebab-
akibat secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan
untuk membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui
penggerak (driver). Sebagai akibat dari tidak adanya hubungan antara biaya yang
terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan.

2.3 Biaya Produk dan Jasa


Menurut Hansen dan Mowen (2009:26) Salah satu objek biaya yang paling penting
adalah output organisasi. Kedua jenis output adalah produk berwujud dan jasa. Produk
berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengubah bahan mentah melalui
penggunaan tenaga kerja dan input modal seperti pabrik, tanah, dan mesin. Televisi,
hamburger, mobil, komputer, pakaian, dan furnitur adalah contoh produk berwujud.
Jasa adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk pelanggan atau aktivitas yang
dilakukan oleh pelanggan menggunakan produk organisasi atau fasilitas. Jasa juga
diproduksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan input modal. Contohnya,
perawatan medis, perawatan gigi, perawatan pemakaman, dan akuntansi adalah contoh
layanan kegiatan yang dilakukan untuk pelanggan. Sedangkan jasa atas input modal
seperti Sewa mobil, sewa gedung atau sewa fasilitas organisasi lainnya adalah
contohnya layanan di mana pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
Perbedaan objek biaya atas output jasa dengan output produk yang utama dapat
diidentifikasi dalam empat dimensi, antara lain:
1. Ketidak berwujud (Intangibility)
Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya
keberadaan produk tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca indera
manusia, tetapi manfaatnya dapat dinikmati oleh konsumen. Misalnya jasa promosi
produk, konsumen tidak mengetahui bentuk fisik/proses promosi produk tersebut,
tetapi merasakan manfaat dari adanya kegiatan promosi produk.
2. Tidak tahan lama (Perishability)
Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama, maksudnya pemanfaatan produk
berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya jasa promosi produk
hanya bisa dinikmati sepanjang kontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang
disepakati jasa tersebut sudah tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.

6
3. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan
produsennya. Kedua belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi jasa
ini.
4. Heterogenitas (Heterogeneity)
Produk jasa memiliki variasi yang sifat dan luasnya menyesuaikan dengan
kepentingan konsumen. Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar
sebagai kontrol atas varian kepentingan konsumen.
Organisasi yang menghasilkan produk berwujud disebut organisasi manufaktur.
Mereka yang menghasilkan produk tidak berwujud disebut organisasi jasa. Manajer
organisasi yang menghasilkan barang atau jasa perlu mengetahui berapa besar biaya
produk individual. Biaya produk yang akurat adalah penting untuk analisis profitabilitas
dan keputusan strategis berkenaan dengan perancangan produk, penetapan harga dan
bauran produk.

2.4 Klasifikasi Biaya


Berdasarkan Hansen, Mowen dan Guan (2009:28) biaya diklasifikasikan kedalam 2
(dua) kategori fungsional utama: Produksi dan non-produksi.
1. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang terkait dengan pembuatan barang atau penyediaan
layanan. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead.
a. Bahan langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang
sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk
karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang
dikonsumsi oleh setiap produk.
b. Tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat secara khusus
dan eksklusif diidentifikasi dengan objek biaya tertentu. Pengamatan fisik dapat
digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi produk tertentu atau menyediakan layanan.

7
c. Overhead
Overhead adalah biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja
langsung. Pada perusahaan manufaktur overhead juga dikenal sebagai beban
pabrik atau overhead manufaktur. Sedangkan menurut Mike dan Colin
(2021:26) biaya overhead dipersamakan sebagai biaya tidak langsung yaitu
biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik dan eksklusif dengan objek
biaya tertentu.

2. Biaya Non-Produksi
Biaya non-produksi dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu biaya riset
dan pengembangan, biaya pemasaran (penjualan), dan biaya administrasi. Karena
jumlah dan waktu manfaat dari biaya ini tidak dapat diperkirakan secara wajar,
untuk pelaporan keuangan eksternal, mereka disebut biaya periode dan tidak dapat
diinventarisasi. Biaya periodik dibebankan dalam periode di mana mereka terjadi.
Dengan demikian, tidak satu pun dari biaya ini dapat dibebankan ke produk atau
muncul sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilaporkan di neraca.
a. Biaya Riset dan pengembangan
Biaya penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah
pengeluaran yang ditujukan untuk pengembangan produk dan proses baru, atau
memodifikasi produk atau proses yang sudah ada. Contoh dari Biaya riset dan
pengembangan termasuk penelitian laboratorium yang ditujukan untuk
penemuan pengetahuan baru, pembuatan aplikasi, perumusan konseptual dan
desain alternatif produk atau proses, pengujian dalam pencarian atau evaluasi
alternatif produk atau proses, modifikasi formulasi atau desain suatu produk atau
proses, dan desain, konstruksi, dan pengujian prototipe pra-produksi dan model.
b. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah Biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan
mendistribusikan produk atau jasa. Biaya pemasaran sering disebut sebagai
biaya mendapatkan dan memenuhi pesanan.
c. Biaya Administrasi
Biaya administrasi adalah Biaya yang terkait dengan administrasi umum
organisasi. Administrasi umum memiliki tanggung jawab untuk memastikan
bahwa berbagai kegiatan organisasi terintegrasi dengan baik sehingga misi
perusahaan secara keseluruhan adalah diwujudkan.

8
Selanjutnya dalam Modul Level Dasar (CAFB) Akutansi Biaya dan Manajemen
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Edisi 2019 Klasifikasi biaya dibagi
menjadi ke dalam 3 (tiga) macam penggolongan biaya yaitu:
1. Klasifikasi Biaya untuk Penilaian Persediaan dan Pengkuran Laba
Klasifikasi biaya untuk penilaian persediaan dan pengakuran laba diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi perusahaan
i. Biaya produksi adalah biaya yang terkait dengan fungsi produksi, yaitu
biaya yang timbul dalam pengelolaan bahan menjadi produk jadi sampai
akhirnya produk tersebut siap untuk dijual. Biaya produksi memiliki 3
elemen yaitu biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
ii. Biaya non produksi adalah biaya dikeluarkan tidak memiliki keterkaitan
produksi. Biaya non produksi memiliki dua elemen, yaitu beban pemasaran,
serta beban administrasi dan umum.
b. Klasifikasi biaya berdasarkan aktivitas
i. Biaya tetap adalah biaya yang mana total biaya tidak berubah terhadap
perubahan aktivitas (volume produksi) dalam rentang yang relevan.
ii. Biaya variabel adalah biaya yang mana total biaya berubah secara
proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan.
iii. Biaya semi variabel adalah biaya yang mana total biaya berubah tetapi
perubahannya tidak proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang
yang relevan.
c. Klasifikasi biaya berdasarkan objek biaya
i. Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri atau diidentifikasi secara
langsung kedalam objek biaya, sehingga menjadi dasar pembebanan biaya
langsung kedalam objek biaya adalah penelusuran biaya (cost tracing).
ii. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri atau
diidentifikasi secara langsung kedalam objek biaya atau manfaat dari biaya
tersebut dinikmati oleh beberapa objek biaya, sehingga yang menjadi dasar
pembebanan biaya tidak langsung kedalam objek biaya adalah alokasi biaya
(cost allocation).

9
d. Klasifikasi biaya berdasarkan waktu pembebanan
i. Biaya produk adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh,
mendapatkan, atau memproduksi suatu produk. Biaya produksi pada
perusahaan manufaktur adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memproses bahan menjadi suatu produk, yang terdiri dari biaya bahan,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, sampai pada akhirnya
produk tersebut menjadi persediaan.
ii. Biaya periodik adalah seluruh biaya yang tidak termasuk sebagai biaya
produk, yang mana biaya ini akan dihitung dengan pendapatan penjualan
dalam laporan laba rugi berdasarkan periode terjadinya. Beban pemasaran,
serta beban administrasi dan umum termasuk sebagai biaya periodik karena
biaya tersebut tidak terlibat langsung dalam proses produksi, tetapi terjadi
pada saat penjualan dilakukan.

2. Klasifikasi biaya untuk perencanaan dan pengambilan keputusan


Aktivitas pengambilan keputusan adalah proses pemilihan berbagai alternatif yang
ada. Setiap alternatif memiliki konsekuensi biaya dan manfaat yang harus
dipersandingkan dengan biaya dan manfaat yang akan diperoleh dari alternatif lain
yang tersedia. Berikut klasifikasi biaya untuk pengambilan keputusan manajemen:
a. Biaya relevan adalah biaya yang akan terjadi di masa yang akan datang dan
memiliki perbedaan dengan berbagai alternatif keputusan. Kriteria suatu barang
dikatakan sebagai biaya relevan adalah:
1. Akan terjadi; dan
2. Memiliki perbedaan oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan dua kriteria tersebut.
Beberapa jenis biaya yang tergolong biaya relevan yaitu, biaya diferensial
(differensial cost), biaya kesempatan (opportunity cost), biaya tunai (out of
pocket cost) dan biaya terhindarkan (avoidable cost).
b. Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak dapat mempengaruhi aktivitas
pengambilan keputusan. Beberapa jenis biaya yang tergolong biaya tidak
relevan, yaitu biaya tertanam (sunk cost) dan biaya masa lalu (historical cost).

10
3. Klasifikasi biaya untuk pengendalian
Pengendalian biaya adalah proses atau usaha yang sistematis dalam penetapan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, sistem informasi umpan balik,
membandingkan pelaksanaan nyata dengan perencanaan, dan mengatur
penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien
dalam penggunaan biaya. Pengendalian biaya sangat erat kaitannya dengan fungsi-
fungsi manajemen lain. Agar dapat melaksanakan pengendalian biaya yang efektif
maka seorang pemimpin atau pelaksana tugas memerlukan informasi sebagai
berikut:
a. Biaya yang digunakan apakah sesuai dengan hasil dari bagian pekerjaan yang
telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan dimana hal terjadi dan siapa yang
bertanggung jawab dan apa yang dikerjakan
b. Merupakan biaya yang akan datang sesuai dengan rencana atau melebihi
rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya pada manajer saja tetapi
merupakan tanggungjawab semua orang yang terlihat pada aktivitas tersebut
agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.
Melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung besar kecilnya
perusahaan tersebut, dan telah berkembang melalui lima tahapan yaitu:
1. Pengendalian dengan pengawasan fisik
Dalam perusahaan kecil, biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan,
perencanaan dan pengendalian terhadap pelaksana rencana dilakukan secara
langsung oleh pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki
kemampuan yang memadai untuk merancang dan mengendalikan kegiatannya.
2. Pengendalian biaya dengan menggunakan akuntansi historis, jika perusahaan
berkembang, maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati secara
fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan
mengendalikan kegiatannya dari periode ke periode. Untuk tingkat
perkembangan tertentu pimpinan perusahaan cukup melakukan perencanaan dan
pengendalian dengan membandingkan catatan dari tahun ke tahun.
3. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar.
Jika perusahaan semakin berkembang, pimpinan tidak lagi menghadapi masalah

11
bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan dengan apa yang telah
dilaksanakan pada tahun sebelumnya, tetapi bagaimana pelaksanaan pada tahun
berjalan jika dibandingkan dengan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun
tersebut. Pada tingkat perkembangan ini, pimpinan memerlukan anggaran dan
standar sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya.
Pimpinan perusahaan mulai memperbaiki sistem perencanaan dan pengendalian
kegiatannya dengan membuat anggaran statis dan biaya yang sederhana.
4. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya
standar. Dalam kenyataannya, kapasitas yang direalisasikan seringkali
menyimpang dari kapasitas yang direncanakan. Maka cara perencanaan dan
pengendalian kegiatan perusahaan kemudian diperbaiki dengan
mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Anggaran fleksibel
disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang direncanakan, sehingga anggaran
ini menyediakan tolah ukur prestasi yang mendekati kapasitas sesungguhnya
yang dicapai.
5. Pengendalian biaya dengan pembuatan pusat-pusat pertanggungjawaban dan
penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Dalam perusahaan besar,
kegiatannya telah dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban. Perencanaan
dan pengendalian kegiatan perusahaan dilaksanakan dengan mengembangkan
anggaran untuk setiap pusat pertanggung jawaban. Manajer pusat
pertanggungjawabannya dinilai prestasinya dengan cara membandingkan
anggaran yang disusun dengan realisasinya. Setiap manajer pusat
pertanggungjawabannya hanya dinilai berdasarkan hal-hal yang mereka
kendalikan.

2.5 Laporan Keuangan Eksternal


Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya harus diklasifikasikan
berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan laba rugi, biaya produksi dan biaya
penjualan serta administrasi dipisahkan. Ini dilakukan karena biaya produksi dipandang
sebagai biaya produk dan biaya penjualan serta administrasi dipandang sebagai biaya
periode. Dengan demikian biaya produksi yang melekat pada produk yang terjual
diakui sebagai beban (biaya penjualan) pada laporan laba-rugi. Biaya produksi melekat
pada produk yang belum terjual dilaporkan sebagai persediaan di neraca. Beban

12
penjualan dan administrasi dianggap sebagai biaya periode dan harus dikurangi setiap
periode sebagai beban; biaya periode tidak tampak pada neraca.

1. Laporan Laba-Rugi: Perusahaan Manufaktur


Berikut adalah contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur.

Laporan Laba Rugi


PT. PPAk Manufaktur
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021
2021 2020
Rp Rp

Penjualan Bersih 205,933,153,931 189,848,082,035


Harga pokok penjualan (177,688,896,614 ) (164,710,019,545 )

Laba Kotor 205933153931 189848082035


Beban Operasi (20.459.255.166 ) (16.471.079.766 )

Laba operasi 411866307862 379696164070


Pendapatan (beban) lain-lain:
Penjualan scrap 1,317,119,346 843,310,046
Beban bunga (374,970,350 ) (718,789,420 )
Laba (rugi) selisih kurs (481,857,575 ) (485,865,472 )
Laba (rugi) penjualan aset (43,861,030 ) 134,166
Beban Lain-lain 5,235,157,415 439,637,100

Laba sebelum pajak 830284892485 439771266


Taksiran pajak penghasilan (2,303,924,040 ) (2,121,126,920 )

Laba bersih 1660569784970 879542532

Laba yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai laba
kalkulasi biaya absorpsi (kalkulasi biaya penuh) atau absorption-costing (full-
costing) income karena semua biaya produksi dibebankan ke produk. Menurut
pendekatan kalkulasi biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan
kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak,
terdapat dua kategori fungsional utama pada beban yaitu harga pokok penjualan
dan beban operasi. Kategori ini masing-masing berhubungan dengan beban
produksi dan non-produksi perusahaan.
Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung
dan overhead yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung harga pokok

13
penjualan, pertama-tama perlu ditentukan harga pokok produksi. Berikut adalah
contoh laporan harga pokok produksi.

Laporan Harga Pokok Produksi


PT. PPAk Manufaktur
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021
2021 2020
Rp Rp
Bahan Baku:
Saldo awal persediaan bahan baku 13.791.512.513 13.397.376.665
Pembelian 59.147.530.033 41.330.407.996
Bahan baku tersedia digunakan 0 0
Saldo akhir persediaan bahan baku (19.923.877.130) (13.791.512.513)
Bahan baku langsung yang digunakan 0 0
Tenaga kerja langsung 27.770.849.280 27.335.308.905
Overhead 111.045.914.221 0

Jumlah beban produksi 191.831.928.917 0

Barang dalam proses:


Saldo persediaan awal 23.974.888.436 18.850.514.456
Saldo persediaan akhir (22.400.117.389) (23.974.888.436)

Harga pokok produksi 193.406.699.964 0


Barang jadi:
Saldo persediaan awal 10.428.428.353 14.231.427.874
Saldo persediaan akhir (26.146.231.703) (10.428.428.353)
Harga Pokok Penjualan 177.688.896.614 0

Harga Pokok Produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan


selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan ke barang yang
diselesaikan adalah biaya produksi bahan langsung, tenaga kerja, dan overhead.
Biaya produksi yang bertambah selama periode tersebut ditambahkan ke biaya
produksi yang terkandung pada barang dalam proses awal, yang menghasilkan total
biaya produksi. Biaya yang terkandung pada barang dalam proses akhir kemudian
dikurangi dari total biaya produksi untuk mendapatkan harga pokok produksi.
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan sebagian
dalam produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri dari
unit yang diselesaikan sebagian yang telah ada pada awal periode. Barang dalam
proses akhir terdiri dari unit yang ada pada akhir periode.

14
2. Laporan Laba-Rugi : Perusahaan Jasa

Berikut adalah contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur.


Laporan Laba Rugi
PT. PPAk Jasa
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021
2021 2020
Rp Rp

Pendapatan 17.622.906.818 21.472.957.561


Beban pokok jasa (11.876.059.133 ) (14.996.505.672 )

Laba kotor 0 0
Beban operasional (5.005.195.033 ) (6.149.122.539 )

Laba operasi 0 0
Pendapatan (beban) lain-lain:
Pendapatan lain-lain – bersih 14.871.048 32.019.569

Laba sebelum pajak penghasilan 0 0


Taksiran pajak penghasilan (235.455.683 ) (299.400.227 )

Laba bersih 0 0

Pada perusahaan jasa, penghitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari harga
pokok penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan awal atau akhir barang jadi.

Rincian Beban Jasa


PT. PPAk Jasa
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021
2021 2020
Rp Rp

Gaji dan upah 11.773.591.448 14.872.619.083


Pengiriman dokumen 40.934.402 6.882.556
Transportasi 39.673.283 48.225.406
Perjalanan dinas 21.860.000 42.728.300
Pendidikan, pelatihan dan fasilitas – 26.050.327

Jumlah 0 0

15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya adalah sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang
dikeluarkan oleh suatu organisasi yang diharapkan untuk mencapai tujuan dan
memberikan manfaat pada saat ini atau masa depan. Biaya dapat dibedakan dengan
beban, beban adalah biaya tetapi tidak semua biaya menjadi beban. Perbedaan krusial
terletak pada sifat sebab akibatnya. Biaya merupakan pengorbanan yang diharapkan
manfaatnya masa kini maupun di masa depan, sedangkan beban merupakan biaya yang
telah dipakai dan tidak lagi dapat memberi manfaat di masa yang akan datang.
Penelusuran biaya ke objek biaya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu,
penelusuran langsung (direct tracing), penelusuran penggerak (driver tracing) dan
Alokasi/Biaya tidak langsung (Indirect cost/Allocation). Output dari objek biaya dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu organisasi yang menghasilkan barang berwujud dan
jasa.
Objek biaya ditentukan juga oleh output organisasi apakah berupa barang berwujud
atau jasa.
Klasifikasi dari biaya secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya
produksi dan non-produksi.
Laporan keuangan organisasi dibedakan menjadi laporan keuangan manufaktur dan
jasa yang memilik perbedaan dari klasifikasi dan fungsinya.

3.2 Saran
Saran dari penulis adalah bahwa konsep biaya masih dapat dikembangan dan
diperdalam pembahasannya, sehingga makalah ini hanya sebagai referensi untuk
pertimbangan penulis lain dalam membuat karya ilmiah yang berhubungan dengan
konsep biaya secara khusus dan umumnya untuk Manajemen Akuntansi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R, Maryane M. Mowen dan Dan L. Heitger. (2009). Cost Management
Accounting and Control 5th Edition.United States America: Cengage Learning
Academic Resource Center.
Drury, Colin dan Mike Tayles. (2021). Management and Cost Accounting 11th Edition.
United Kingdom: Cengage Learning EMEA.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Modul Leverl Dasar (CAFB) Akuntansi Biaya dan
Manajemen. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia.
https://www.studocu.com/makalah-akuntansi-manajemen-konsep-dasar/17085209

Anda mungkin juga menyukai