Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP BIAYA

Mata Kuliah : Akuntansi Manjemen

Dosen Pembina:
Dr. Andry Arifian Rachman, SE., M.Si., Ak., CA.

Disusun oleh:

Muhamad Rohim (1620104001)

Kamia Achyuniasih K (1620104002)

Nanda Rizqiwan Faisal Reza (1620104003)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
kasih karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi
Manajemen ini dengan tepat waktu.

Semoga Makalah Akuntansi Manajemen; Konsep Biaya ini dapat dipahami bagi
bapak/ibu dosen dan setiap rekan yang membacanya. Sekiranya Makalah yang telah kami
susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi setiap orang yang membacanya.

Kami menyadari bahwa dalam Makalah Akuntansi Manajemen ini masih banyak
terdapat kekurangan, dan kami mohon maaf apabila terdapat penyampaian kalimat yang
kurang baik, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat
kami harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Bandung, 1 Oktober 2020

Tim Penulis

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Konsep Biaya ................................................................................................................... 3
2.2 Konsep Biaya Berbeda Untuk Tujuan Berbeda ............................................................... 5
2.3 Klasifikasi Biaya Dalam Laporan Keuangan ................................................................... 6
2.4 Proses Manufaktur dan Biaya Manufaktur .................................................................... 13
2.5 Biaya Manufaktur .......................................................................................................... 13
2.6 Alur Biaya Manufaktur .................................................................................................. 14
2.7 Biaya per unit dengan system biaya pesanan dan proses ............................................... 15
2.8 Perbedaan Sistem Biaya Pesanan dengan Sistem Biaya Proses .................................... 16
BAB III.................................................................................................................................... 18
PENUTUP ............................................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 18
3.2 Saran .............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam proses operasional sebuah perusahaan tidak luput dari aktivitas yang
mengeluarkan biaya untuk mencapai tujuan operasional perusahaan tersebut contohnya
barang ataupun jasa. Apakah yang dimaksud dengan biaya tersebut? menurut Mulyadi
(2005:8) menyatakan bahwa biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu.
Lebih lanjut dalam Akuntansi Manajemen dijelaskan konsep biaya tersebut yang
merupakan proses manajemen yang melibatkan perumusan strategi, perencanaan,
pengendalian, pengambilan keputusan, dan aktivitas operasional langsung. Manajer
dapat melakukan hal-hal tersebut lebih efektif dengan informasi yang dihasilkan dari
akuntansi manajemen.
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati taerhadap
karakteristik dan transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang
sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai
komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat
dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan
keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan konsep Biaya?
2. Bagaimanakah klasifikasi biaya dalam laporan keuangan?
3. Apakah yang dimaksud dengan proses manufaktur dan biaya manufakturing?
4. Bagaimana alur biaya manufaktur?
5. Bagaimana biaya per unit dengan system biaya pesanan dan proses?

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 1


1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud konsep biaya.
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi biaya dalam laporan keuangan.
3. Mengetahui proses manufaktur dan biaya manufacturing.
4. Mengetahui dan memahami Alur Biaya manufaktur.
5. Mengetahui biaya per unit dengan system biaya pesanan dan proses.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Biaya


Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai
setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Biaya merupakan sebuah elemen
yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu
sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai
tujuan tertentu (Horngren, dkk, 2008). Menurut bustami dan Nurlela (2006), biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapaitujuan tertentu. Sementara menurut
Kuswadi (2005), biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa
dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak.
Biaya diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung harga pokok produk
yang diproduksi perusahaan.

1. Jenis-jenis Biaya
Berdasarkan metode pembebanan biayanya, Kuswadi (2005) mengklasifikasikan
jenis-jenis biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung, yaitu:
a. Biaya Langsung (direct cost)
Adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya
bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses
produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya
b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
Adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit
produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari satu
macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung disebut juga biaya
overhead.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 3


Sementara Kuswadi (2005) juga menggolongkan biaya berdasarkan pola perilaku
biaya yaitu:
1. Biaya Tetap (fixed cost)
Adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu
tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan.
2. Biaya Variabel (variable cost)
Adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu
jumlahnya berubah-ubah secara proporsional.
3. Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya di atas (tidak
termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel). Carter, Usry (2004)
mendefinisikan biaya berdasarkan pola perilakunya sebagai berikut:
a) Biaya Tetap (fixed cost)
adalah biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat
atau menurun. Biaya tetap bernilai tetap dalam rentang aktivitas yang relevan
(relevant range), di luar rentang aktivitas ini biaya tetap dapat berubah
nilainya. Contoh biaya tetap antara lain beban penyusutan, beban sewa, dan
beban asuransi.
b) Biaya Variabel (variable cost)
adalah biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap
peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap
penurunan dalam aktivitas perusahaan. Contoh biaya variabel antara lain
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
c) Biaya Semi variabel
adalah biaya yang memperlihatkan baik karakteristik biaya tetap maupun
biaya variabel. Alasan pengklasifikasian biaya ke dalam biaya semivariabel
antara lain karena adanya pengaturan minimum yang diperlukan untuk
memelihara kesiapan operasi perusahaan, atau berdasarkan objek
pengeluaran dikelompokkan ke biaya tetap dan variabel secara bersama-
sama.

Biaya juga dapat digolongkan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan, Mulyadi
(2004), menjelaskan penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam
perusahaan menjadi tiga kategori, antara lain:

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 4


1. Biaya Produksi
adalah biaya yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi produk
setengah jadi atau produk jadi. Biaya ini dapat dikaitkan langsung dengan
produk yang diproduksi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
2. Biaya Pemasaran
adalah biaya yang dikaitkan dengan kegiatan pemasaran produk yang diproduksi
perusahaan kepada konsumen. Biaya pemasaran antara lain terdiri atas biaya
iklan, biaya promosi, biaya gaji bagian pemasaran, biaya contoh (sample).
3. Biaya Administrasi dan Umum
adalah biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan
pemasaran produk perusahaan. Contoh biaya administrasi dan umum antara lain
biaya gaji bagian akuntansi dan biaya fotocopy.

Dalam istilah biaya, terdapat istilah costs dan expenses. Untuk membedakannya
Siregar, Suripto, hapsoro, Lo, dan Biyanto (13;36) menjelaskan perbedaannya sebagai
berikut.
Cost adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa
yang diharapkan memberi manfaat sekarang atau masa yang akan datang. Cost diukur
dengan satuan mata uang.
Expense adalah cost barang atau jasa yang telah digunakan untuk memperoleh
pendapatan. Pendapatan adalah nilai barang yang dijual atau jasa yang diberikan. Laba
atau rugi merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya.
Penggunaan istilah kos (cost) atau biaya (expense) secara konsisten dalam semua
konteks bukan hal yang mudah, kadang kala terjadi perbedan pendapat untuk memilih
istilah yang tepat. Oleh karena itu, definisi kos dan biaya yang akan dijelaskan pada
bagian berikut ini masih terbuka untuk dibahas lebih lanjut.

2.2 Konsep Biaya Berbeda Untuk Tujuan Berbeda


Hilton& Platt (2014:46) “The phrase Different Costs for different purposes is often used
to convey the notion that different characteristics of costs can be important to
understand in a variety of managerial circumstances”.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 5


Menurut Hansen dan Mowen (2000:44) Biaya Produk adalah pembebanan biaya yang
memenuhi tujuan manajerial yang telah ditetapkan. Sehingga arti biaya produk
tergantung pada tujuan manajerial yang dipenuhi. Definisi biaya produk
mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang mendasar “biaya yang berbeda untuk
tujuan yang berbeda”.

Ada 3 definisi biaya produk, setiap definisi tersebut digunakan untuk tujuan
manajerial yang berbeda. Ketiga definisi biaya produk tersebut adalah sebagai berikut :

1) Biaya produk rantai nilai (value chain product cost), yaitu biaya yang
mempertimbangkan semua biaya mulai dari riset dan pengembangan, produksi,
pemasaran, sampai layanan pelanggan. Biaya produk rantai nilai disajikan untuk
tujuan penentuan harga jual produk, keputusan bauran produk, dana analisa laba
strategis .

2) Biaya produk operasional (operating product cost), yaitu biaya produksi yang
mempertimbangkan aktivitas yang dkonsumsi produk mulai dari produksi,
pemasaran, sampai dengan layanan pelanggan namun tidak mempetimbangkan
biaya riset dan pengembangan karena biaya tersebut muncul sebelum aktivitas
operasi produk dimulai. Infomasi biaya produk operasional digunakan untuk
pembuatan keputusan desain produk dan analisis profitabilitas taktis.

3) Biaya produk tradisional (tradisional product cost), yaitu akumulasi biaya bahan ,
tenaga kerja, dan overhead pabrik yang digunakan dalam menghasilkan produk.
Informasi biaya produk tradisional umumnya digunakan untuk pelaporan
keuangan eksternal.

2.3 Klasifikasi Biaya Dalam Laporan Keuangan


1. Ketertelusuran biaya
Berdasarkan ketertelusuran biaya ke produk, biaya dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu :
a) Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang dapat ditelusur sampai kepada
produk secara langsung.
b) Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang tidak dapat secara langsung
ditelusur keproduk.
2. Perilaku biaya.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 6


Berdasarkan perilakunya biaya dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a) Biaya variabel (variable cost), adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan tingkat aktivitas.
b) Biaya tetap (fixed cost), adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
tingkat aktivitas dalam kisaran tetentu.
Biaya tetap terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Commited cost atau biaya komitmen adalah biaya yang wajib dan harus
dikeluarkan. biaya ini seperti biaya sewa bangunan, biaya pabrik atau
peralatan yang perannya penting dalam menyediakan fasilitas produksi.
Penyusutan, asuransi, sewa, properti, pajak, juga termasuk contoh dari
committed costs. Karena biasanya setelah melakukan pembelian, pabrik
atau peralatan produksi dengan sendirinya akan terdepresiasi.
Biaya-biaya ini disebut biaya berkomitmen karena mereka berkomitmen
untuk biaya tersebut untuk jangka waktu lama. Terkadang committed cost
diabaikan untuk keputusan jangka pendek. Namun harus tetap diingat
bahwa biaya depresiasi tetap akan berkurang.
2) Discretionary fixed cost
Discretionary fixed cost atau biaya tetap diskresioner adalah pengeluaran
untuk biaya pada periode tertentu atau aset tetap, yang dapat dihilangkan
atau dikurangi tanpa berdampak langsung pada laba yang didapatkan dari
suatu bisnis. Contoh biaya tetap diskresioner adalah kampanye iklan,
pelatihan karyawan, hubungan investor, hubungan masyarakat, kegiatan
penelitian dan pengembangan untuk produk tertentu.
c) Biaya campuran (mixed cost), adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya
variabel dan sekaligus biaya tetap.
3. Fungsi pokok perusahaan;
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat diklasifikasikan menjadi :
a) Biaya produksi (production cost), adalah biaya untuk membuat bahan menjadi
produk jadi. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
b) Biaya pemasaran (marketing expense), meliputi berbagai biaya yang terjadi
untuk memasarkan produk atau jasa. Biaya pemasaran terjadi dalam fungsi
pemasaran. Contoh biaya pemasaran adalah biaya promosi, biaya iklan, dan
biaya pengiriman.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 7


c) Biaya administrasi dan umum (general and administrative exense), adalah biaya
yang terjadi dalam rangka mengarahkan, menjalankan, dan mengendalikan
perusahaan.
4. Elemen biaya produksi
Berdasarkan fungsi produksi, biaya dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a) Biaya bahan baku (raw material cost), nilai bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi untuk diubah menjadi produk jadi.
b) Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost), adalah besarnya nilai gaji dan
upah tenaga kerja yang terlibat langsung untuk mengerjakan produk.
c) Biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost), adalah semua biaya
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

5. Klasifikasi biaya menurut waktu pengorbanan terhadap pendapatan (Biaya Produk,


Periode Biaya dan Beban).
Isu penting pada akuntansi manajemen dan akutansi keuangan adalah kapan
diakuinya biaya tersebut sebagai aset (penambah harga perolehan suatu aset) atau
diakui sebagai biaya. Beban adalah biaya yang timbul ketika sebuah aset digunakan
untuk kepentingan profit dari sebuah perusahaan (Managerial Accounting Tenth
Edition, Ronald W. Hilton & David E. Platt 2014).
Biaya produk adalah biaya yang melekat kepada produk tersebut, apakah produk
tersebut diproduksi sendiri oleh perusahaan atau dibeli untuk kemudian dijual. biaya
produk digunakan untuk menilai persediaan yang tersedia untuk dijual. Nama lain
dari biaya produk adalah biaya persediaan disebabkan karena perusahaan
menyimpang barang yang tersedia untuk dijual sebagai persediaan.

6. Biaya pada Laporan keuangan


a. Laporan Laba Rugi
Dalam penyiapan laporan laba rugi, akuntan manajemen harus memisahkan
biaya produksi, biaya administrasi, dan biaya pemasaran. Biaya produksi
dipandang sebagai biaya produk, sementara biaya administrasi dan pemasaran
merupakan biaya periodik. Biaya produk melekat pada produk dan diakui
sebagai biaya dalam harga pokok penjualan apabila produk dijual. Biaya produk
yang belum terjual tetap melekat pada produk dan diakui sebagai persediaan
yang tampak di laporan posisi keuangan (neraca) sedangkan biaya administrasi

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 8


dan biaya pemasaran diperlakukan sebagai biaya periodik dan harus dilaporkan
sebagai laporan laba rugi.
Unsur utama yang tampak pada laporan laba rugi perusahaan manufaktur adalah
penjualan. Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan untuk
menentukan laba kotor. Harga pokok penjualan berasal dari persediaan awal
barang ditambah harga pokok produksi, dan dikurangi persediaan akhir barang.
Perinciaan lebih lanjut mengenai dituangkan dalam laporan yang disebut laporan
barang yang diproduksi. Biaya pemasaran dan biaya administrasi disajikan
setelah laba kotor. Biaya pemasaran dan biaya administrasi disebut biaya
operasi. Untuk menetukan laba bersih sebelum pajak, biaya operasi dikurangkan
dari laba kotor.
Dalam perusahaan manufaktur dikenal istilah harga pokok penjualan, sementara
dalam perusahaan jasa dikenal dengan istilah biaya jasa dijual, tidak ada
persediaan barang awal dan akhir periode. Jasa tidak bisa disimpan seperti
barang. Walaupun perusahaan jasa tidak ada persediaan barang awal dan akhir,
tetapi pekerjaan dalam proses masih tetap ada, misalnya arsitek mempunyai
gambar yang sedang dalam proses.
Perbedaan antara biaya produk dan biaya periode dapat dilihat pada contoh
laporan laba rugi Southwest Airlines dan Walmart dibawah ini:

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 9


dari laporan laba rugi diatas terlihat bahwa Southwest Airlines tidak memiliki

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 10


biaya produk dan persediaan produk karena memang Southwest Airlines
bergerak dalam bidang jasa transportasi pesawat. Semua biaya Southwest
Airlines adalah biaya periodik. Sedangkan Walmart memiliki biaya produk
yaitu persediaan tersedia untuk dijual pada harga pokok penjualan pada Laporan
Laba Rugi. Biaya Periodik pada Wallmart adalah Operating, Selling and
Administrative Expenses.

b. Neraca atau Laporan Posisi Keuangan


Karena pedagang eceran, grosir, dan perusahaan manufaktur menjual
persediaannya, maka neraca atau laporan posisi keuangannya terpengaruh juga
yaitu pada akun persediaan yang diukur sebagai biaya produk.

7. Jangka waktu Manfaat


Klasifikasi biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya adalah sebagai berikut:
a) Capital Expenditure (Pengeluaran Modal).
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis
pengeluaran ini dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu
pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan
pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 11


b) Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan).
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana
pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan
dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai
revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode
terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya
pengeluaran ini sifatnya rutin.

8. Pengaruh manajemen terhadap biaya


Biaya berdasarkan pengaruh manajemen terhadap biaya adalah sebagai berikut :
a) Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung/
signifikan dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
b) Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.

9. Biaya Dalam pembuatan keputusan


a) Berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, biaya dapat
dikelompokkan ke dalam (Supriyono, 2011):
1) Biaya Relevan (relevant cost)
Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternatif tindakan
tertentu, tetapi tidak terjadi pada alternatif tindakan lain. Biaya relevan akan
mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya relevan harus
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
2) Biaya Tidak Relevan (irrelevant cost)
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara alternatif
tindakan yang ada. Irrelevant cost tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan dan akan tetap sama jumlahnya tanpa memperhatikan alternative
yang dipilih. Oleh karena itu biaya tidak relevan tidak harus
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
b) Biaya Diferensial (Diferensial Cost)
Biaya diferensial dapat merupakan kenaikan biaya atau penurunan biaya.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 12


1) Biaya inkremental (incremental cost) adalah biaya diferensiasi yang berupa
kenaikan biaya
2) Biaya dekremental (decremental cost) adalah biaya diferensiasi yang
berupa penurunan biaya
c) Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang dikorbankan saat satu
alternatif keputusan dipilih dan mengabaikan alternatif yang lain.
d) Biaya terbenam (sunk cost) adalah biaya yang sudah terjadi dan keputusan masa
depan tidak dapat lagi mengubah biaya tersebut.

2.4 Proses Manufaktur dan Biaya Manufaktur


Menurut Sochib (2018: 229) Perusahaan manufaktur memproduksi sendiri barang
barang yang akan dijual nya melalui suatu proses pengolahan tersendiri. Pengolahan
mulai dari bahan bahan baku dengan campur tangan tenaga kerja langsung dan berbagai
bahan Penolong sehingga yang ada di perusahaan manufaktur, ada bahan bahan baku, ada
system pengolahan barang yang diproses, dan menghasilkan barang jadi.
Dalam perusahaan manufaktur terdapat beberapa jenis Persediaan yang berbeda
dengan perusahaan perdagangan. Dan dalam perusahaan manufaktur dapat dikategorikan
menjadi.
1. Persedian bahan baku. Proses produksi memerlukan bahan baku yakni bahan yang
menjadi bagian utama produk jadi. Misalnya tepung merupakan bahan baku produk
roti kulit merupakan bahan baku produk sepatu.
2. Persediaan barang dalam proses. Proses produksi dilakukan dengan beberapa unsur
yang bahan baku, tenaga kerja langsung, dan over head pabrik ketiga unsur tersebut
mengalami pengolahan proses produksi yang disebut dengan persedian barang dalam
proses.
3. Persediaan barang proses produksi akan menghasilkan produksi dan telah menyerah
penuh bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead yang disebut dengan sediaan
barang jadi. Misalnya roti, sepatu.

2.5 Biaya Manufaktur


Proses produksi memerlukan beberapa unsur yang akan di jual. Unsur biaya
produksi yang membentuk produk tersebut antara lain : bahan baku, tenaga kerja langsung
dan over head pabrik. Karena itu pengelompokan biaya dalam perusahaan manufaktur
sebagai berikut :

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 13


1. Biaya bahan baku.
Biaya bahan baku merupakan bahan bahan utama yang telah terserap dalam suatu
proses produksi. Penyerapan bahan ini sering disebut dengan pemakaian bahan baku
atau bahan baku yang dipakai, contoh : beli bahan baku tepung yang membentuk
bareng jadi roti.
2. Biaya tenaga kerja langsung.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan hundred tenaga kerja langsung yang telah
menyumbang ikut mengerjakan langsung dalam proses produksi sehingga menjadi
produk jadi. Contoh :Biaya baker dalam pembuatan roti
3. Biaya overhead pabrik.
a) Biaya bahan Penolong
Biaya bahan Penolong merupakan harga bahan bahan pembantu yang terserap
dalam proses produksi.
b) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan kerja tidak langsung yang telah
terserap dalam proses produksi.
c) Biaya pabrikan lain
Biaya pabrik lain merupakan biaya yang terserap dalam proses produksi untuk
menghasilkan produk.

Selain biaya produksi bahwa untuk menjalankan fungsi Menejemen diperlukan


beberapa biaya antara lain :

1. Biaya Pemasaran
Biya pemasaran merupakan proses penyaluran konsumen. Contohnya: biaya gaji
bagian penjualan
2. Biaya administrasi dan umum
Merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan tas kantor. Contoh: biaya
lagi direktur, kantor, biaya penyusutan kantor.

2.6 Alur Biaya Manufaktur


Aliran biaya dalam perusahaan manufaktur mengikuti aktivitas produksinya.
Perusahaan manufaktur menjalankan proses pengolahan bahan baku dengan tenaga kerja
langsung yang mengerjakan serta beberapa biaya overhead yang diperlukan. Proses

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 14


pengolahan itu menjadi satu olahan barang dalam proses, dan pada akhirnya aktivitas
menjadi barang jadi yang siap dijual. (Sochib 2018:231).
Perusahaan manufaktur memiliki siklus manufaktur atau produksi yang
menghasilkan produk siap dijual. SIA pada siklus ini harus mampu mencatat penggunaan
bahan baku dan tenaga kerja langsung serta mencatat alokasi biaya overhead pabrik
(BOP) ke unit produksi. Transaksiutama dalam siklus ini adalah:
a) Aliran biaya bahan baku dalam produksi
b) Aliran biaya tenaga kerja langsung kedalam produksi
c) Alokasi BOP ke produksi
d) Aliran harga pokok produksi ke Persediaan barang dagangan

Jika diperhatikan, semua aliran data dalam siklus ini bersifat internal merupakan
bidang kajian akuntansi biaya dan akuntansi manajerial.

Dalam siklus produksi harus dapat menghasilkan laporan bill of material dan
laporan biaya per order. Dalam buku ini diasumsikan menggunakan job order costing
(Hansen&Mowen 2006,2007).

Tabel-tabel yang diperlukan antara lain :

a) Persediaan barang dagangan


b) Pesanan Persediaan
c) bahan baku
d) waktu kerja

Prosedur dalam siklus produksi adalah :

a) Mempersiapkan bill of material dan production list berdasarkan Estimasi penjualan


atau pesanan pelanggan
b) Memesan atau mengambil bahan bahan lainnya yang dibutuhkan
c) Melakukan proses produksi
d) Melaporkan biaya produksi

2.7 Biaya per unit dengan system biaya pesanan dan proses
Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh krista (2006: 155), tujuan
penting dari system perhitungan biaya manapun adalah untuk menentukan biaya dari barang
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem perhitungan biaya sebaiknya ekonomis

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 15


untuk dioperasikan dan membebankan sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa
sehingga merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk
tersebut.

Ada dua system akumulasi biaya, yaitu:

1. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job order costing) (2006:127).


Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya produksi di
akumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah; suatu pesanan adalah output
yang di identifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk
mengisi kembali suatu item dari Persediaan. Untuk menghitung biaya berdasarkan
pesanan secara efektif, pesanan harus dapat di identifikasikan secara terpisah. Agar
rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang
diperlukan, harus ada perbedaan penting dalam bayar per unit suatu pesanan dengan
pesanan lain.
2. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) (2006:156).
Dalam system perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja, dan
over head pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit
ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total
unit yang diproduksi. Pusat biaya biasanya adalah departemen, tetapi bisa juga pusat
pemerosesan dalam satu departemen. Persyaratan utama adalah semua produk yang
diproduksikan dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama dalam hal
sumber daya yang di konsumsi; bila tidak, perhitungan biaya berdasarkan proses
dapat mendistorsi biaya produk.

2.8 Perbedaan Sistem Biaya Pesanan dengan Sistem Biaya Proses


1. Sistem Biaya Pesanan
a) Biaya produksi diakumulasikan berdasarkan biaya yang dikeluarkan
b) Produk dan jasa berbeda-beda
c) Biaya per unit dihitung dengan cara membagi biaya pesanan total dengan unit produk
atau jasa yang diproduksi. Perhitungan biaya per unit dilakukan pada saat pesanan
telah selesai.
2. Sistem biaya proses
a) Biaya produksi di akumulasikan berdasarkan proses atau departemen.
b) Produk dan jasa Homogen diproduksi secara massal

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 16


c) Biaya per unit dihitung dengan cara membagi biaya proses total dalam suatu periode
dengan unit produk dan jasa yang dihasilkan. Perhitungan biaya per unit dilakukan
pada setiap akhir periode.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 17


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep biaya adalah bagian pertama dari akuntansi manajemen, konsep biaya
menjelaskan bagaimana proses pembebanan biaya, biaya dibebankan ke objek biaya
seperti produk, proyek, pabrik, dan pelanggan. Kemudian mendefinisikan produk
berwujud dan tak berwujud serta menjelaskan mengapa terdapat perbedaan definisi biaya
produk yang terdiri dari dua jenis output: produk berwujud dan tak berwujud (jasa).
Biaya produk didefinisikan sebagai biaya yang dibebankan ke produk yang memenuhi
tujuan manajerial tertentu. Karena tujuan manajerial berbeda, maka definisi biaya produk
dapat pula berbeda bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai.
Dalam menyusun laporan laba rugi untuk organisasi manufaktur dan jasa, pada
konsep biaya ini dijelaskan bagaimana perbedaan laporan laba rugi organisasi
manufaktur dan jasa yang secara simpelnya perbedaan terletak pada biaya produk,
perusahaan jasa tidak memiliki produk mengingat jasa adalah hal yang tidak berwujud
sehingga perusahaan jasa tidak menyajikan harga pokok penjualan yang dimana
didalamnya terdapat persediaan awal barang jadi, harga pokok produksi, persediaan
barang jadi tersedia untuk dijual, dan persediaan akhir barang jadi.
Kemudian konsep biaya juga membahas tentang bagaimana menguraikan
hubungan antara pengerak aktivitas dan perilaku biaya, bagaimana cara biaya input
aktivitas berubah seiring dengan perubahan jumlah output aktivitas. Output aktivitas
diukur oleh penggerak aktivitas. Jika biaya input berubah dalam proporsi langsung
seiring dengan perubahan output aktivitas, maka biayanya adalah variabel.
Proses bagaimana pembiayaan pada organisasi manufaktur juga dijelaskan untuk
mengetahui bagaimana sebuah organisasi manufaktur membebankan biaya-biaya yang
terjadi beserta alur biayanya.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 18


3.2 Saran
Dengan adanya konsep biaya diharapkan suatu perusahaan, organisasi atau entitas
dapat menklasifikasikan biaya-biaya yang terjadi dan menjadi informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan untuk mencapai suatu tujuan.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 19


DAFTAR PUSTAKA

Ambarriani, Susty. 2008. Manajemen Biaya. Buku I. Salemba Empat, Jakarta.

Blocher, Katrine and Wilson 2011. Akuntansi Manajemen. PT. Indeks, Jakarta.

Dadan Ramdhani, Merida, Ai Hendrani, Suheri.2020. Akuntansi Biaya: (Konsep Dan


Implementasi Di Industri Manufaktur). CV Makrumi

Hansen & Mowen. 2007. Managerial Accounting 8th Edition. Thomson Higher Education,
Mason, USA.

Hilton, Ronald W. 2014. Managerial accounting : creating value in a dynamic business


environment/Ronald W. Hilton, Cornell University, David E. Platt, University of
Texas at Austin.—Tenth edition.

Kamaruddin, Ahmad. 2013. Akuntansi Manajemen Dasar-Dasar Konsep Biaya Dan


Pengambilan Keputusan. Edisi Revisi Kelima. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Krismiaji. 2010. Akuntansi Manajemen Konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan.


Penerbit Erlangga, Jakarta.

Siregar, Baldric, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, dan Frasto Biyanti.
2013. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.

Sochib. 2018. Buku Ajar Pengantar Akuntansi. Deepublish, Yogyakarta.

Universitas Widyatama – Program Magister Akuntansi 20

Anda mungkin juga menyukai