Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA

KELOMPOK 2

AKUNTANSI MALAM 2

DISUSUN OLEH :

1. FRIEL METHDRIA ANZA (19622238)


2. FIRMAN ARDIANSYAH (19622237)
3. JUANDA SULAIMAN (17622123)
4. KURNIA LESTARI (19622248)
5. LUCY HARIYATI (19622249)
6. RENITA MELANI MASJULIYA (19622259)

DOSEN PENGAMPU : FAUZI, S.E., M.AK

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

TANJUNGPINANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
Teori Akuntansi yang berjudul “Biaya” ini dengan baik sesuai dengan
waktu yang telah diberikan. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini
untuk memenuhi tugas dari Bapak Fauzi, S.E., M.Ak pada mata kuliah
Teori Akuntansi.

Dapat disiapkannya makalah ini tidak lepas dari dukungan dan


partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kepada :
1. Bapak Fauzi, S.E., M.Ak selaku dosen pengajar mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II.
2. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk
penulisan makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat di dunia pendidikan.

Tanjungpinang, 19 Oktober 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................5

1.3 Tujuan Pembahasan.....................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................6

2.1 Definisi Biaya................................................................................6

2.2 Klasifikasi Biaya...........................................................................7

2.3 Penggolongan Biaya.....................................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................18

3.1 Kesimpulan.................................................................................18

3.2 Saran............................................................................................18

DAFTER PUSTAKA............................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa

dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2014:7). Hasil

dari akuntansi biaya akan diperoleh informasi biaya yang akan digunakan

manajemen sebagai bahan untuk pengambilan keputusan (Sujarweni, 2015:4).

Menurut Daljono (2011:6), pengambilan keputusan tersebut meliput :

1. Penentuan metode perhitungan harga pokok yang menjamin adanya

pengendalian biaya, efisiensi biaya, dan perbaikan mutu.

2. Pengendalian jumlah persediaan dan menentukan harga pokok tiap

jenis produk yang diproduksi.

3. Perhitungan laba/rugi perusahaan untuk setiap periode akuntansi,

termasuk menentukan Harga Pokok Persediaan, dan Harga Pokok

Penjualan.

4. Pengambilan keputusan jangka pendek, contoh, keputusan untuk

melanjutkan atau menghentikan produksi produk tertentu.

Peran informasi akuntansi biaya salah satunya adalah sebagai dasar dalam

menentukan metode perhitungan harga pokok produksi. Informasi biaya tersebut

meliputi biaya bahan baku, biaya tenaa kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat baik dala

pencatatan maupun penggolongannya, sehingga informais harga pokok produk


yang dihasilkan dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan (Batubara, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kelompok kami membuat makalah

yang berjudul “AKUNTANSI BIAYA”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari biaya ?

2. Apa saja klasifikasi biaya ?

3. Bagaimana cara penggolongan biaya ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui definisi biaya

2. Untuk mengetahui klasifikasi

3. Untuk mengetahui penggolongan dalam biaya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Biaya

Pengertian Biaya secara umum adalah semua pengorbanan yang perlu

dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang

menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi atauapun yang akan

terjadi. Beberapa pengertian menurut para ahli sebagai berikut :

Menurut Mursyidi (2008) Biaya merupakan sebagai pengorbanan

sumber ekonomi yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu. Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan

olehsesuatu perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh

manfaat lebih dari aktivitas yang dilakukan tersebut ( Raharjaputra, 2009)

Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai

kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberikan manfaat untuk saat ini maupun masa mendatang bagi organisasi.

Beberapa unsur pokok dalam definisi biaya antara lain :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi

2. Diukur dalam satuan uang

3. Yang telah terjadi maupun yang akan terjadi

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.


2.2 Klasifikasi Biaya

Menurut Mulyadi (2007), klasifikasi biaya atau penggolongan biaya

adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan

elemen biaya yang ada dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas

untuk dapat memberikan informasi yang efektif dan efisien.

Kegiatan klasifikasi biaya sendiri bertujuan untuk membuat laporan terkait

mengenai data yang ada dan bertujuan memberikan data keuangan perusahaan

secara faktual berdasarkan peruntukan dan penggolongan. Sumber dari klasifikasi

ini sendiri didasarkan pada sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang.

Klasifikasi ini sendiri disusun dengan tujuan tertentu misalnya untuk membuat

evaluasi keuangan, pelaporan keuangan atau lainnya.

Gambar : Tujuan Klaisifkasi Biaya


2.3 Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya dapat digolonkan dengan berbagai macam

cara. Umumnnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yan

hendak di capai dengan penggolongan tersebut. Karena dalam akuntansi biaya

dikenal dengan konsep “Different costs for different purpose” (Mulyadi, 1993).

Menurut Mulyadi (1993) dan Harnanto & Zulkifli (2003). Biaya dapat

digolongkan menurut :

1. Obyek pengeluaran;

2. Fungsi pokok dalam perusahaan;

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai;

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

Jangka waktu manfaatnya.

A. Penggolongan biaya Menurut Obyek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan

dasar penggolonggan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah

bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan

bakar disebut dengan “biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan biaya

atas dasar obyek pengeluaran dala perusahaan kertas adalah sebagai

berikut biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya

depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zat warna

(Mulaydi, 1993).

Contoh penggolongan biaya atasdasar obyek penegeluaran dalam


perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami,

biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi,

biaya bunga, dan biaya zatwarna(Mulyadi, 1993).

B. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Produksi Pokok dalam

Perusahaan

Menurut Mulyadi (1993) dalam perusahaan manufaktur ada ia fungsi

pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan

umum. Karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat

dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Biaya Produksi

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi yan siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya

depresiasi mesin dan equitment, biaya bahan baku, biaya bahan

penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian,

baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan

proses produksi. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar

biaya produksi ini dibagi menjadi tiga yaitu biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory

overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

disebut pula denga biaya utama (prime cost).

Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya

produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik ( factory overhead cost ).


Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula

dengan biaya utama ( prime cost ), sedangkan biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan biaya konversi

(convertion cost ), yang merupakan biaya untuk mengkonversi

(mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

Biaya bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk

membeli bahan yang menjadi bagian pokok dari produksi selesai.

Contoh, perusahaan mebel membuat meja dan kursi bahan

bakunyaadalah kayu, maka pengeluaran uang untuk membeli kayu

tersebut akan menjadi biaya bahan baku.

Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang langsung

menangani proses produksi. Misalnya pada perusahaan mebel biaya

tukang kayu.

Biaya overhead pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan

bagian produksi selain biaya bahan bakudan biaya tenaga kerja

langsung, seperti biaya bahan penolong, gaji mandor, biaya tenaga

kerjatidak langsung lainnya, perlengkapan (supplies) pabrik,

penyusutan, listrik dan air, biaya pemeliharaan dan suku cadang,

dll biaya di pabrik (Sutrisno, 2000).

2. Biaya pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan

kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya


promosi, biaya angkutan dari Gedung perusahaan ke Gedung

pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan

kegiatan pemasaran, dan biaya. Menurut Hansen dan Mowen

(2001) biaya pemasaran adalah biaya yang diperlukan untuk

memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi

tenaga penjual, biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya

pelayanan pelanggan. Menurut Henry Simamora (2002) biaya

pemasaran atau penjualan (marketing cost) meliputi semua biaya

yang dikeluarkan untuk mendapat pesanan pelanggan dan

menyerahkan produk atau jasa ke tangan pelanggan.

Mulyadi (2005) menggolongkan biaya pemasaran menjadi dua

golongan, yaitu :

1. Order getting cost (biaya untuk mendapatkan pesanan),

yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk

memperoleh pesanan. Contohnya adalah biaya gaji dan

wiraniaga, komisi penjualan, advertensi, dan promosi.

2. Order filling cost (biaya untuk memenuhi pesanan), yaitu

semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengusahakan

agar produk sampai ke tangan pembeli/konsumen. Contohnya

adalah biaya pergudangan, biaya pengangkutan, dan biaya

penagihan.
3. Biaya Administrasi dan Umum

Merupakan biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan

produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya

gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian

hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya

photocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan

umum sering disebut biaya komersial (commercial expenses).

C. Penggolongan Biaya menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang

Dibiayai

Mulyadi (1993) menyatakan bahwa, sesuatu yang dibiayai dapat

berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang

dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1. Biaya langsung (direct cost ), adalah biaya yang terjadi yang penyebab

satu-satunya adalahkarena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu

yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biayalangsung ini tidak akan

terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah

diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi

langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung. Biaya langsung departemen (direct department cost ) adalah

semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu. Contohnya

adalah biaya tenaga yang bekerja dalam departemen pemeliharaan

merupakan biaya langsung departemen bagi Departemen

Pememliharaan dan biayadepresiasi mesin yang dipakai dalam

departemen tersebut merupakan biaya


langsung bagi departemen tersebut.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost ), adalah biaya yang terjadinya

tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak

langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah

biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini

tidak mudah di identifikasikan dengan produk tertentu. Gaji mandor

yang mengawasi pembuatan produk A,B, dan C merupakan biaya

tidak langsung bagi baik produk A, B, maupun C, karena gaji mandor

tersebut terjadi bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah

satu produk tersebut, melainkan karena memproduksi ketiga jenis

produk tersebut. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam

produk(misalnya perusahaan semen, pupuk urea, gula) maka semua

biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk.

Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering

disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. Dalam hubungannya

dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di

suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu

departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen

Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya ini dinikmati oleh departemen-

departemen lain dalam perusahaan, baik untuk penerangan maupun

untuk menggerakkan mesim dan ekuipmen yang mengkonsumsi

listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima

dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrikmerupakan

biaya
tidak langsung departemen.

D. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya

dengan perubahan VolumeKegiatan

Menurut Mulyadi (1993), dalam hubungannya dengan perubahan

volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :

1. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya semivariable, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur

biaya tetap dan biaya variabel. Contoh biaya ini adalah gaji salesman

yang dibayar secara tetap dan prosentase tertentu dari hasil penjualan.

3. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume

produksi tertentu. Contoh biaya penelitian, biaya pemeriksaan dan

pengawasan produksi.

4. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu.Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi, biaya

penyusutan, gaji direksi, walupun perusahaan tidak

berproduksi, maka biaya ini akan tetap ditanggung oleh perusahaan.

Ciri biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap tapi per unitnya

berubah- ubah.
E. Penggolongan Biaya atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi

dua yaitu pengeluaran modal dan pengeluran pendapatan.

1. Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang

mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya

periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal

ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan

dibebakan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan

cara didepresiasi, diamortisasi, dan dideplesi.

2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah biaya yang

hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya

pengeluran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini

dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang

diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran

pendapatan antara lain biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja

(mulyadi, 1993)

F. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan

Keputusan.

Harnanto dan Zulkifli (2003) menyatakan, biaya ini

dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu :

1. Biaya standar dan Biaya dianggarkan. Biaya standar, merupakan

biaya yang ditentukan di muka (predetermine cost ) yang

merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk


menghasilkan satu unit produk.Biaya yang dianggarkan,

merupakan perkiraan total pada tingkat produksi yang

direncanakan.

2. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Biaya terkendali

(controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara

signifikan oleh manajer tertentu. Biaya tidak terkendali

(uncontrollable cost ), merupakan biaya yang tidak secara langsung

dikelola oleh otoritas manajer tertentu

3. Biaya tetap commited dan discretionary, Biaya tetap commited,

merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun

pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa

dikendalikan oleh manajemen. Biaya tetap discretionary,

merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan

manajemen.

4. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan. Biaya variabel teknis

(engineered variable cost ), adalah biaya variabel yang sudah

diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Biaya variabel kebijakan (discretionary

variable cost ) adalah biaya variabel yang tingkat variabilitasnya

dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.

5. Biaya relevan dan biaya tidak relevan. Biaya relevan (relevant cost

), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara

langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh

manajemen. Biaya tidak relevan (irrelevant cost ), merupakan

biaya yang tidak


dipengaruhi oleh keputusan manajemen.

6. Biaya terhindarkan dan Biaya tidak terhindarkan. Biaya

terhindarkan (avoidable cost ) adalah biaya yang dapat dihindari

dengan diambilnya suatu alternatif keputusan. Biaya tidak

terhindarkan (unavoidable cost ) adalah biaya yang tidak dapat

dihindari pengeluarannya.

7. Biaya diferensial dan biaya marjinal. Biaya diferensial (differential

cost ), adalah tambahan total biaya akibat adanya

tambahan penjualan sejumlah unit tertentu. Biaya marjinal

(marginal cost ), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan

penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.

8. Biaya kesempatan (opportunity cost ), merupakan pendapatan atau

penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya

alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biaya secara umum adalah semua pengorbanan yang diperlukan untuk sutau

proses produksi yan dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang

berlaku, baik yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi. Biaya merupakan

pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh sesuatu perusahaan atau

perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari aktifitas yang

dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009) Hansen dan Mowen (2006)

mendefinisikan biaya sebagia kas atau nilai kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan baran atau jasa yang diharapkan meberikan manfaat untuk saat ini

maupun masa mendatan bai organisasi.

Klasifikasi menurut Mulyadi (2007) adalah suatu proses pengelompokkan biaya

secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada dalam golonan tertentu

yang lebih ringkas untuk dapat menberikan informasi yang lebih efektif dan

efisien. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini

dibagi menjadi tiga yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut

pula dengan biaya utama, sedangkan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi

yang merupakan biaya untuk mengjkonversikan bahan baku menjadi produk jadi.

3.2 Saran

Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah bagi

pihak perusahaan sebaiknya menggunakan perhitungan biaya produksi sesuai

dengan
konsep akuntansi biaya yaitu dengan mempertimbangkan biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja berdasarkan biaya sesunguhnya yang terjadi, sedangkan biaya

overhead pabrik dihitung dengan menentukan tarif per departemen, sekaligus

mengklasifikasikan elemen-elemen biaya ke dalam biaya produksi secara tepat,

sehingga perhitungan biaya produksi menjadi lebih akurat, dan dapat digunakan

dalam pengendalian serta pengambilan keputusan bagi manajer.


DAFTER PUSTAKA

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi ke-14. Jilid 1. Jakarta : Salemba

Empat.

Hongren, Datar, Foster. 2005. Cost Accounting Managerial Emphasis. Edisi 1.

Alih bahasa : Desi Addhariani. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.

Kusuma Erfan Surya. 2006. Analisis Biaya Pemasaran Dalam Usaha

Meningkatkan Profitabilitas (studi pada CV Adijaya Pujon Batu).

Perpustakaan Unibraw : Malang

Mulyadi, Drs. M.Sc. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan ke-11.

Yogyakarta.

Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta :

Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai