Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“FULL COSTING VS VARIABLE COSTING”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya

Dosen Pengampu :
Antonius Grivaldi Sondakh, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun oleh :
Rindy Yusnita Putri (2110313220012)
Alvina Yasmin (2110313220033)
Cecilia Maulida Salsabila (2110313220034)
Silva (2110313220043)
Talitha Risma (2110313220045)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat dan
penyertaan- Nya. sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Biaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Program Studi S1 Akuntansi, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Makalah ini memuat satu bidang kajian dengan judul "Full Costing vs Variable
Costing". Dalam penyusunan tugas kelompok ini, kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Dosen Pengampu pada mata kuliah ini, Bapak Antonius Grivaldi Sondakh,
SE, M.Si, Ak, CA yang dengan kesabaran telah mengajarkan dan membagikan
pengetahuannya dalam kepada kami semua. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki
dan menyempurnakan penulisan makalah ini.

Banjamasin, November 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Metode Full Costing ................................................................................................................. 3
2.1.1 Manfaat Metode Full Costing ............................................................................................ 4
2.2 Kelebihan dan Kelemahan Full Costing................................................................................. 4
2.2.1 Kelebihan Full Costing ....................................................................................................... 4
2.2.2 Kelemahan Full Costing ..................................................................................................... 5
2.3 Metode Variable Costing .......................................................................................................... 6
2.3.1 Manfaat Metode Variable Costing .................................................................................... 6
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Variable Costing ......................................................................... 7
2.4.1 Kelebihan Variable Costing ................................................................................................ 7
2.4.2 Kelemahan Variable Costing .............................................................................................. 7
2.5 Perbedaan Full Costing dan Variable Costing ....................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan laju perkembangan saat ini khususnya dalam dunia usaha di
Indonesia, maka banyak perusahaan yang beroperasi dengan tujuan yang sama yakni
menghasilkan profit yang optimal. Setiap perusahaan tentunya setuju jika dikatakan
bahwa laba memegang peranan penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Oleh
karena itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan aspek-aspek yang akan
berdampak pada besaran profit yang dihasilkan setiap tahunnya. Salah satu aspek
yang akan mempengaruhi besaran profit yaitu harga pokok produksi.
Penentuan harga pokok suatu produk tidak bisa dilakukan dengan
sembarangan. Perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang tepat mengingat
perlunya untuk menghasilkan profit yang optimal Oleh karena itu, diperlukan suatu
metode yang digunakan untuk menghitung biaya-biaya yang terjadi dalam proses
pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Di antara beberapa metode
yang ada maka perusahaan harus bisa memilah mana metode yang cocok untuk
digunakan.
Pada umumnya, dalam penentuan harga pokok produksi tentunya
memperhitungkan segala biaya produksi yang mana terbagi menjadi dua yaitu metode
Full Costing dan metode Variable Costing. Kedua metode tersebut tentunya memiliki
perbedaan yang cukup signifikan dari segi unsur-unsur biaya produksi yang
diperhitungkan. Selain itu, keduanya juga memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Namun pada akhirnya tujuan keduanya tetap sama yaitu demi
mengoptimalkan profit yang dihasilkan.
Itulah alasan yang mendasari mengapa metode penentuan harga pokok
produksi sangat penting bagi suatu perusahaan. Dalam hal ini sangat diperlukan untuk
mempelajari metode-metodenya agar dapat mengetahui dengan baik terkait keadaan
bagaimana perhitungan harga pokok suatu produk di perusahaan agar memperoleh
profit yang optimal.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun perumusan masalah yang akan
dibahas pada makalah ini sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan metode Full Costing?
b. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari metode Full Costing?
c. Apa yang dimaksud dengan metode Variable Costing?
d. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari metode Full Costing?
e. Bagaimana perbedaan antara metode Full Costing dan Variable Costing jika
dilihat dari beberapa aspek?
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, adapun tujuan yang akan dicapai
dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mempelajari metode Full Costing dan Variable Costing
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode Full Costing dan
Variable Costing
c. Untuk menjelaskan perbedaan antara metode Full Costing dan Variable Costing
jika dilihat dari beberapa aspek
d. Untuk menganalisis metode mana yang tepat digunakan oleh suatu perusahaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

Penentuan harga pokok produksi dilakukan dengan memperhitungkan segala biaya yang
terjadi selama proses produksi atau pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang
siap dijual. Dalam perhitungannya, unsur-unsur biaya tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan dua metode yang berbeda yaitu full costing dan variable costing.
2.1 Metode Full Costing
Full costing adalah suatu metode di dalam dunia akuntansi yang menjelaskan
bahwa seluruh biaya yang dikeluarkan di dalam proses produksi akan dimanfaatkan
sebagai indikator penting untuk menghitung total biaya per unit atau harga pokok
produksi di dalam suatu kegiatan bisnis.
Menurut Mulyadi (2014:17): Pengertian metode full costing adalah metode
penentuan harga pokok produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga pokok produksi menurut full
costing terdiri dari unsur biaya produksi.
Menurut Eprilianta (2011): Pengertian metode full costing memperhitungkan
biaya tetap karena biaya ini dianggap melekat pada harga pokok persediaan baik barang
jadi maupun persediaan barang dalam proses yang belum terjual dan dianggap harga
pokok penjualan jika produk tersebut sudah habis dijual.
Menurut Dunia dan Abdullah (2018:444): Pengertian metode full costing adalah
metode penentuan harga pokok tradisional, biasanya seluruh biaya tidak langsung akan
dikumpulkan dalam satu pengelompokkan biaya (cost pool). Seluruh total biaya tidak
langsung tersebut kemudian dialokasikan dengan satu dasar pengalokasian (cost
allocation based) kepada suatu objek biaya.
Dalam metode ini biaya overhead pabrik yang bervariabel dan tetap akan
dibebankan terhadap produk. Oleh karena itu overhead pabrik tetap akan ada pada harga
pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap biaya ketika
produk tidak dijual.

3
Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur
biaya sebagai berikut:
Biaya bahan baku xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx
Biaya overhead pabrik tetap xx +
Biaya produksi xx
2.1.1 Manfaat Metode Full Costing
Penerapan metode full costing memiliki beberapa manfaat informasi,
menurut Mulyadi (2015:120), manfaat informasi dalam penerapan metode full
costing ialah sebagai berikut:
1. Untuk pelaporan keuangan.
2. Sebagai alat untuk analisis kemampuan dalam menghasilkan laba.
3. Digunakan sebagai penentuan harga jual.
4. Digunakan sebagai penentuan harga jual normal.
5. Digunakan sebagai penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan
pemerintah.
6. Penyusunan program.
2.2 Kelebihan dan Kelemahan Full Costing
2.2.1 Kelebihan Full Costing
Tentunya metode full costing memiliki beberapa kelebihan, di antaranya
sebagai berikut:
a) Metode perhitungan full costing lebih tepat digunakan pada industri kecil
dan menengah karena industri ini masih menggunakan proses pencatatan
biaya yang masih relatif sederhana.
b) Pendekatan full costing yang biasa dikenal dengan pendekatan tradisional
menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya disajikan berdasarkan
fungsi-fungsi produksi, administrasi, dan penjualan.
c) Sistematika perhitungan dengan metode full costing disesuaikan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga pihak UKM akan lebih
mudah dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi.

4
2.2.2 Kelemahan Full Costing
Metode ini juga memiliki beberapa kelemahan dalam penerapan
perhitungan harga pokok produksi. Menurut Rudianto (2013:159), dalam
penerapannya metode full costing memiliki beberapa kelemahan yaitu sebagai
berikut:
a) Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu menegaskan pada tujuan
penentuan harga pokok produk yang dijual. Akibatnya, sistem ini hanya
menyediakan informasi yang relatif sedikit untuk mencapai keunggulan
dalam persaingan global.
b) Berkaitan dengan biaya overhead, sistem akuntansi biaya tradisional
terlalu memutuskan pada distribusi dan alokasi biaya overhead ketimbang
berusaha keras mengurangi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas
yang tidak memiliki nilai tambah.
c) Sistem akuntansi biaya tradisional tidak mencerminkan sebab-akibat biaya
karena beranggapan bahwa biaya yang ditimbulkan oleh faktor tunggal,
seperti volume produk atau jam kerja langsung.
d) Sistem akuntansi biaya tradisional sering kali menghasilkan
penyimpangan informasi biaya langsung sehingga mengakibatkan
pembuatan keputusan yang menimbulkan konflik dengan keunggulan
perusahaan.
e) Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan
tidak langsung serta biaya tetap dan biaya variabel berdasarkan faktor
penyebab tunggal, yaitu volume produk. Padahal dalam lingkungan
teknologi maju metode penggolongan tersebut menjadi kabur karena biaya
dipengaruhi oleh berbagai aktivitas.
f) Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan suatu perusahaan
kedalam pusat pertanggungjawaban yang kaku dan terlalu menentukan
kinerja jangka pendek.
g) Sistem akuntansi biaya tradisional memusatkan perhatian pada
perhitungan seluruh biaya pusat pertanggungjawaban dalam suatu
perusahaan dengan menggunakan standar tertentu.
h) Sistem akuntansi biaya tradisional tidak hanya memerlukan alat dan
teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada teknologi
maju.
5
i) Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya daur
hidup produk. Hal ini dibuktikan dengan adanya perlakuan akuntansi
biaya tradisional terhadap biaya aktivitas. Dimana biaya tersebut
diperlakukan sebagai biaya periode sehingga menyebabkan penyimpangan
harga pokok produk.
2.3 Metode Variable Costing
Variable costing yaitu harga pokok produksi variabel yang merupakan salah
satu cara penentuan harga pokok produksi yang dapat membebankan setiap elemen
biaya produksi seperti biaya overhead, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja.
Dengan cara menentukan harga pokok produk ciri ini akan menentukan syarat apa
saja yang termasuk kedalam metode variable costing yaitu sebagai berikut :
• Biaya bahan baku langsung
• Biaya tenaga kerja langsung
• Biaya komisi
• Biaya upah lembur
• Biaya kebutuhan alat-alat produksi
Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat
bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap
yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek.
Variable costing memiliki beberapa tujuan dalam penerapannya, diantarannya :
1. Berguna dalam mengetahui adanya kontribusi dengan menentukan besarnya laba
pada rencana yang dilalui dan dianalisa sebagai hubungan cost-volume-profit
dengan adanya pengambilan keputusan bagi pihak manajemen dengan jangka
pendek.
2. Dapat memudahkan dan dapat mengendalikan kegiatan operasional yang sudah
berjalan. Sehingga bisa menetapkan dan bertanggung jawab kepada departemen
lain pada suatu perusahaan.
2.3.1 Manfaat Metode Variable Costing
Penerapan metode variable costing memiliki beberapa manfaat diantaranya
ialah :
1. Dalam pengendalian biaya variable costing menyediakan informasi yang
lebih baik untuk mengendalikan biaya-biaya periode dibandingkan dengan
metode full costing.

6
2. Di dalam variable costing biaya-biaya periode yang bersifat tetap
dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan rugi laba sebagai
pengurang terhadap laba kontribusi.
3. Dalam pengambilan keputusan variable costing menyajikan data yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam keputusan
jangka pendek yang menyangkut :
- Perubahan volume kegiatan yaitu biaya-biaya periode tidak relevan
karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan.
Variabel costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual
jangka pendek.
- Keputusan membeli atau membuat sendiri.
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Variable Costing
2.4.1 Kelebihan Variable Costing
Tentunya metode variable costing memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1. Dapat menentukan pengambilan informasi jangka pendek.
Adanya pihak manajemen dengan menggunakan variable costing,
dapat menentukan pengambilan keputusan dengan jangka pendek. Contoh
ketika menerima pesanan khusus dari pelanggan bisa ditentukan harga
jualnya.
2. Dapat merencanakan laba jangka pendek.
Dari pihak manajemen untuk mendapatkan suatu informasi laba
dengan jangka pendek, mengenai laba sebaiknya dilakukan perhitungan
biaya yang dipisahkan sesuai dengan perilaku dan perubahan volume
produksi.
3. Dapat mengenddalikan biaya.
Dengan adanya pihak manajemen sebaiknya sudah mengetahui
biaya tetap dari informasi laporan laba rugi. Sehingga pihak manajemen
fokus terhadap pengendalian biaya tetap.
2.4.2 Kelemahan Variable Costing
Selain kelebihan, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan
dalam beberapa aspek yaitu antara lain:
1. Biasanya dalam penerapannya akan sangat kesulitan dalam membagi
elemen antara biaya variabel dengan biaya tetap.

7
2. Dalam membagi sifat elemen biaya variable dan biaya tetap akan terasa
sulit dilakukan pada variable costing dalam menentukan biaya.
3. Untuk pihak manajemen sangat penting ketika tetap harus melakukan
pelaporan keuangan laba rugi untuk keperluan eksternal, walaupun cara
mengimplementasikannya tudak sesuai dengan standar akuntansi.
4. Dalam penentuan laba dengan volume penjualan menggunakan variable
costing hanya cocok digunakan pada produk yang tidak bersifat musiman,
jika digunakan pada produk yang bersifat musiman maka pasti akan
mengalami kerugian besar.
2.5 Perbedaan Full Costing dan Variable Costing
Jika dilihat dari beberapa aspek, metode Full Costing dan Variable Costing memiliki
perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Laporan Keuangan
Jika menggunakan metode full costing maka biaya overhead akan
dilaporkan dalam laporan keuangan saat produk sudah terjual, sedangkan untuk
metode variable costing biaya overhead akan tetap dilaporkan dalam laporan
keuangan.contoh:

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi


Perbedaan dari proses perhitungannya terletak pada penggunaan beban
overhead. Beban overhead sendiri berarti biaya yang tidak termasuk biaya bahan
baku atau biaya tenaga kerja.
Penetapan biaya penuh menggunakan beban overhead tetap yang
berarti jumlah biayanya tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan volume

8
produksi, sedangkan penetapan biaya variabel beban overhead variabel yang
jumlah biayanya akan sebanding dengan volume produksinya. Contoh:

3. Biaya per Periode


Biaya per periode untuk full costing akan dianggap sebagai biaya yang
tidak ada kaitannya dengan keperluan biaya produksi, tetapi tidak akan
mengurangi laba perusahaan. Untuk biaya variabel akan dimasukkan sebagai
biaya produksi.

9
BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kami tarik kesimpulan bahwa metode full
costing semua diperhitungkan dalam harga pokok produksi. Akan tetapi akan ada
biaya tetap yang belum dibebankan pada periode tersebut jika ada produk yang belum
laku terjual, karena di dalam produk tersebut terdapat biaya tetap yang melekat.
Sedangkan metode penetapan biaya variabel hanya memperhitungkan biaya-biaya
produksi yang bersifat variabel dalam perhitungan harga pokok produksi. Di mana
biaya dianggap sebagai periode biaya dan langsung dibebankan pada periode yang
bersangkutan. Selain itu dalam penyajian laporan keuangan terkait laba rugi , metode
full costing dan variable costing ini memiliki perbedaan. Pada metode full costing,
biaya overhead tetap hanya dilaporkan dalam laporan laba rugi biaya overhead tetap
produk yang telah terjual saja pada periode tersebut. Sedangkan pada variable costing,
seluruh biaya overhead tetap yang terjadi dalam periode tersebut dilaporkan dalam
laporan laba rugi perode tersebut sehingga akan mengurangi pendapatan pada periode
tersebut. Demikianlah pembahasan terkait metode full costing dan variable costing.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anggarsari, Fitri. 2021. ”Full Costing dan Variable Costing, Apa Itu?”,
https://zahiraccounting.com/id/blog/full-costing-dan-variabel-costing-apa-itu/
Harmony. 24 Februari 2021. “Variable Costing : Pengertian, Tujuan Serta Kelebihan
Dan Kekurangannya”, https://www.harmony.co.id/blog/variable-costing-pengertian-tujuan-
serta-kelebihan-dan-kekurangannya
Ibnu. 2021. “Full Costing: Pengertian, Kelemahan, Kelebihan dan Bedanya dengan
Variable Costing”, https://accurate.id/akuntansi/full-costing/
Respati. 2018. “Manfaat Metode Variable Costing”,
https://akuntansis.blogspot.com/2018/04/manfaat-metode-variable-costing.html
Sampurno Wibowo, S.E., MSi, Yani Meilani, Akuntansi Biaya, Politeknik Telkom
Bandung, 2009

11

Anda mungkin juga menyukai