Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMI MIKRO

“BIAYA PRODUKSI”

DOSEN PENGAMPU: DELLA RULITA NURFAIZANA, M.Pd

OLEH KELOMPK 7:

AMITRI MULYA SARI (220404010036)

ANIS DWI MASRURO (220404010023)

MUCHAMMAD FACHTHURROHIM (220404010010)

LAMBER TAPATKEDIN (220404010092)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan
karunia mulai dari nikmat, kesehatan, rezeki dan banyak lagi yang tidak mungkin kami sebut
satu per satu, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah ekonomi mikro dengan sangat baik dan tepat.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Della Rulita Nurfaizana, M.Pd
selaku dosen pengampu ekonomi mikro yang membimbing dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Mungkin makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan pemahaman yang
terbatas. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen. Saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Malang, 17 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................2
TUJUAN...........................................................................................................................................2
BAB 2....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
DEFINISI BIAYA PRODUKSI........................................................................................................3
BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK........................................................................................6
BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG......................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
KESIMPULAN...............................................................................................................................12
SARAN...........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring dengan ilmu teknologi yang berkembang, ilmu pengetahuan, dan meningkatnya
jumlah penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Kebutuhan hidup pada saat ini
tidak bisa diambil langsung dari alam, akan tetapi harus diolah dahulu dengan cepat, efesien,
dan harga terjangkau. Pemahaman tentang biaya produksi sangat penting bagi suatu
perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang
memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang.

Perusahaan mengalami kesulitan dalam memaksimalkan laba. Salah satu penyebab


perusahaan sulit berkembang yaitu masih menggunakan metode tradisional dalam kegiatan
operasionalnya. Biaya produksi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan ketika
suatu perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan
tentu menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu,
diperlukannya suatu pemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan
dapat memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output
barang. Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktor-
faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh
perusahaaan tersebut.

Permasalahan pada perusahaan ini ialah sistem perhitungan dari total penjualan sampai
pada pembagian biayanya masih menggunakan perhitungan manual sehingga membutuhkan
banyak waktu untuk menyelesaikan laporan hasil penjualan tersebut. Nilai koefisien negatif
artinya ada hubungan searah antara modal dan pendapatan. Apabila modal dikeluarkan maka
dapat dipastikan akan ada penurunan dari segi pendapatan. Koefisien bernilai positif artinya
terjadinya hubungan searah antara biaya produksi dan pendapatan. Semakin besar biaya
produksi maka semakin banyak pendapatan yang di dapatkan oleh suatu perusahaan.

Pada umumnya harga jual produk ditentukan oleh perimbangan permintaan dan
penawaran di pasar. Oleh karena itu, penentu harga jual produk bukanlah hanya biaya saja
melainkan selera konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar dan harga jual yang
ditentukan pesaing yang merupakan faktor-faktor yang sulit diramalkan sehingga akan
mempengaruhi pembentukan harga jual produk di pasar. Namun di balik itu semua, satu-

1
satunya yang memiliki kepastian relative tinggi yang berpengaruh dalam penentuan harga
jual adalah biaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa definisi dari biaya produksi?
2) Apa itu biaya produksi dalam jangka pendek?
3) Apa itu biaya produksi dalam jangka panjang?

1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui definisi dari biaya produksi.
2) Untuk mengetahui biaya produksi jangka pendek
3) Untuk mengetahui biaya produksi jangka panjang

2
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI BIAYA PRODUKSI
- Definisi biaya produksi
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi.
Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi
maupun belum terjadi. Biaya produksi sendiri yaitu akumulasi dari semua biaya-biaya yang
dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau
barang. Pengertian biaya produksi menurut para ahli

- Soemarso (1996:295) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama
suatu periode. Biaya ini terdiri dalam proses awal ditambah biaya pabrik. Termasuk
dalam biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses akhir periode.
- Mulyadi (1999:8) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi untuk tujuan tertentu.
- Mas’ud Machfoedz (1989:109) merupakan biaya yang dipakai untuk menilai
persediaan yang dicantumkan dalam laporan keuangan dan jumlahnya relatif lebih
besar daripada jenis biaya lain yang selalu terjadi berulang-ulang dalam pola yang
sama secara rutin.
Biaya produksi dapat dikatakan efisien apabila pengeluaran biaya tersebut tidak terjadi
suatu pemborosan serta mampu menghasilkan output produk dengan kuantitas dan kualitas
yang baik, untuk itu diperlukan suatu usaha yang sistematis pada perusahaan dengan cara
membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan tepat atas
perbedaannya. Jadi bisa disimpulkan biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan yang berhubungan dengan fungi atau kegiatan dalam pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi yang mempunyai nilai jual. Biaya produksi ini memiliki elemen-elemen
yaitu sebagai berikut:
a. Biaya bahan
Menurut prinsip akutansi, semua biaya yang terjadi memperoleh bahan baku dan
untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah merupakan unsur harga pokok
bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli yang
dicantumkan dalam faktur penjualan ditambah biaya angkutan, biaya pembelian
lainnya serta biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut.

3
Biaya angkutan bahan baku dapat dilihat dengan dua cara yaitu diperhitungkan
sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli sebagai unsur biaya overhead
pabrik. Diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
dengan dasar perbandingan kuantitas, perbandingan harga faktur atau dengan tarif
yang ditentukan dimuka. Dalam bagian ini diuraikan akutansi biaya dalam masalah-
masalah pada bahan baku, jika proses produksi mengalami sisa bahan(scrap
materials), produk catat (defective goods) dan produk rusak (spoiled goods).
 Sisa bahan (scrap materials)
Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan. Jika harga
jual sisa bahannya rendah, biasanya tidak dilakukan pencatatan jumlah dan
harga sampai saat penjualan. Tetapi, jika harga jual sisa bahan tinggi perlu
dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan dalam kartu persediaan pada saat sisa
bahan diserahkan oleh bagian produksi kebagian gudang. Sebagai
pengurangan biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang
menghasilkan sisa bahan.
 Produk catat (defective goods)
Produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan tetapi
dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, dapat
disempurnakan kembali menjadi produk jadi yang baik. Bagaimana jika
produk yang sudah dikerjakan kembali menjadi produk jadi tetap cacat
(rework cost). Jika produk cacat merupakan hal yang biasa terjadi dalam
proses produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu, maka
biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan sebagai tambahan
biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Jika dalam hal proses pengerjaan
biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan kepada seluruh produk dengan
cara memperhitungkan biaya pengerjaan kembali dalam tarif biaya overhead
pabrik.
 Produk rusak (spoiled goods)
Produk yang tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan yang secara
ekonomis tidak dapat dioerbaiki menjadi produk yang baik. Jika produk rusak
terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan atau faktor lainnya, maka harga
pook produk rusak dibebankan sebagai tambahan pokok produk yang baik
dalam pesanan yang bersangkutan. Sebaliknya jika produk rusak merupakan

4
hal normal terjadi dalam pengolahan produk, maka kerugian ditanggung
kepada produksi secara keseluruhan.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya ini merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang
manfaatnya dapat didefinsikan atau diikuti jejaknya pada produk yang dihasilkan
perusahaan (Supriyono, 1999:20). Biaya ini meliputi gaji para karyawan yang dapat
dibebankan kepada produk tertentu.
c. Biaya overhead pabrik
Komponen biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenagakerja langsung yang sulit
didefinisikan tetapi menunjang proses produksi suatu perusahaan.
Perhitungan bivaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga
barang jadi atau setengah jadi. Biaya ini nantinya akan menimbulkan terbentuknya harga
pokok barang jadi saat akhir periode akutansi. Keseluruhan perngorbanan ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan baku hingga menjadi barang jadi dan siap untuk
di pasarkan disebut biaya produksi.

Biaya untuk menghasilkan suatu barang yang dijual itu nantinya akan dijadikan patokan
untuk memberi patokan harga. Namun, biaya tersebut taksemata-mata hanya biaya bahan
baku dari barang yang di produksi, melainkan ada biaya-biaya lain yang juga harus di hitung.
Biaya produksi digunakan untuk menganalisis dan evaluasi keuntungan dan kerugian dari
penjualan produk.

- Klasifikasi biaya produksi


Biaya produksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) Biaya eksplisit
Pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk menyewa jasa-jasa faktor produksi yang
dibutuhkan dalam berproduksi. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
yang sifatnya aktual untuk membeli dan menyewa input yang diperlukan dan biaya
eksplisit biaya yang terlihat terutama melalui laporan keuangan.
b) Biaya implisit
Kebalikan dari biaya eksplisit, jika biaya ekspliist terlihat maka biaya implisit tidak
terlihat. Biaya ini tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya ini
diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan.

5
Biaya implisit ini biaya yang mememiliki kesempatan untuk memperoleh sesuatu
yang hilang karena telah memilih alternatif lain.
- Faktor-faktor biaya produksi
1. Sumber daya alam
Segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia atau
perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya,
2. Sumber daya manusia (tenaga kerja manusia)
Segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
3. Sumber daya modal
Barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.
4. Sumber daya pengusaha
Sumber daya dalam hal ini disebut kewirausahaan. Pengusaha berpengaruh mengatur
dan mengkombinasi faktor-faktor produksi dalam meningkatkan kegunaan barang
atau jasa secara efektif dan efisien.

2.2 BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK


- Biaya Produksi Jangka Pendek
Biaya produksi jangka pendek yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak
dapat ditambah jumlahnya. Periode waktu dimana produsen tidak dapat merubah kuantitas
input yang digunakan, bisa ukuran hari, minggu, bulan dan sebainya. Dalam analisis
dimisalkan bahwa sebagian dari faktor-faktor produksi yang dianggap tetap jumlahnya.
Menurut Karl E. Case & Ray C. Fair dalam jangka pendek semua perusahaan (kompetitif
maupun non kompetitif) memiliki biaya yang harus mereka tanggung apapun output mereka.
Biaya produksi dalam jangka pendek antara lain:

1) Biaya tetap total (Total Fixed Cost/ TFC)

Biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang
dikeluarkan apabila produsen dalam waktu sementara produksi diberhentikan maka
biaya tetap ini harus dibayar dalam jumlah yang sama. Contohnya adalah pembelian
gedung, mesin, sewa gedung, pajak dan lain-lainnya.

2) Biaya variabel total (Total Variable Cost/ TVC)

6
Biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang
dihasilkan makin besar kuantitas produksi maka makij besar produk yang dihasilkan.
Contohnya adalah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja dan sebainnya.
3) Biaya total (Total Cost/ TC)
Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dinamakan biaya total. Jumlah
dari biaya tetap total dan variabel total. Biaya total dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
TC= TFC (biaya tetap total) + TVC (biaya variabel total)
4) Biaya marjinal (marginal cost/ MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marjinal dapat dihitung dengan rumus:
MCn= TCn-TCn-1 atau
∆ TC
MCn=
∆Q
5) Biaya tetap rata-rata (AFC)
Biaya tetap yang harus dikeluarkan setiap unit output. Apabila biaya tetap total (TFC)
untuk memproduksi sejumlah barang tertetnu (Q) dibagi dengan jumlah produksi
tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya tetap rata-rata. Dengan rumus:
TFC
AFC=
Q
6) Biaya rata-rata (Averange Cost/ AC)
Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk
memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh
perusahaan. Biaya total rata-rata dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TC
AC= atau
Q

AC= AFC+AVC
7) Biaya variabel rata-rata (Average Variable Cost/ AVC)
Biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q)
dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung
dengan cara rumus sebagai berikut:
TVC
AVC=
Q

7
- Bentuk kurva biaya produksi
1) Kurva biaya-biaya total

- Kurva TFC, yang menggunakan biaya tetap total (bentuknya horizontal)


- Kurva TVC, yang menggunakan biaya berubah total (bermula dari titik 0)
- Kurva TC, yang menggambarkan biaya total (bermula dari pangkal TFC)
2) Kurva biaya rata-rata

8
Kurva-kurva biaya tetap rata-rata (AFC), biaya berubah rata-rata (AVC), biaya total
rata-rata (AC) dan biaya marjinal (MC) dapat dilihat pada gambar grafik kurva diatas. Kurva
biaya tetap rata-rata berbentu menurun dari kiri atas kekanan bawah. Bentuk yang demikian
disebabkan karena menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi semakin kecil
biaya tetap rata-rata.

Contoh produksi jangka pendek adalah seseorang yang dimana menjual makanan
bakso. Di dalamnya akan terdapat beberapa macam barang seperti gerobak, panci, piring,
sendok dan juga garpu yang dimana akan dianggap sebagai sebuah faktor produksi tetap.
Kemudian pada bahan baku yang digunakan pada bakso dalam hal ini adalah seperti daing,
sawi dan juga mie yang dimana akan dianggap sebagai sebuah bentuk faktor produksi
variabel. Dalam sebuah perspektif jangka pendek, pedagang bakso dalam hal ini hanya akan
dapat melakukan pengubahan dari faktor produksi yang dimana akan memiliki sifat variabel
untuk melakukan penambahan outputnya. Misalnya dengan cara membeli lebih banyak
daging yang dimana akan digunakan sebagai sebuah bahan untuk melakukan produksi
pembuatan bakso.

2.3 BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG


- Biaya produksi jangka panjang

Biaya produksi jangka panjang merupakan perhitungan biaya produksi yang mana
semua faktor produksinya bisa mengalami perubahan. Jenis biaya produksi berbeda dengan
jangka pendek, karena semua faktor produksi dalam biaya produksi jangka panjang
mengalami perubahan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan
biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Biaya
yang relevan dalam biaya produksi jangka panjang ialah biaya total, biaya variabel, biaya
rata-rata dan biaya marjinal.

Contoh produksi jangka panjang adalah menanam padi, menggiling padi, mengangkut
beras, memperdagangkan beras, dan menjual nasi dan makanan. Contoh yang lebih modern
adalah produksi pembuatan benang, produksi pembuatan kain, produksi pembuatan baju,
memperdagangkan baju, produksi pembuatan kendaraan bermotor, dan produksi pembuatan
computer dan sebagainya.

Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas


produksinya. Harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plansize) yang akan
meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan
9
kurva biaya rata-rata (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis
kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan
memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.

a) Biaya total (jangka panjang)


Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat
variabel. Biaya total sama dengan perubahan biaya variabel ditulis dengan rumus:
LTC = LVC
LTC= biaya total jangka panjang (long run total cost)
LVC= biaya variabel jangka panjang (long run variabel cost)
b) Biaya marjinal
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya
total adalah sama dengan dengan perubahan biaya variabel. Maka dirumuskan:
ΔLTC
LMC=
ΔQ
LMC= biaya marjinal jangka panjang (long run marginal cost)
ΔLTC= perubahan biaya total jangka panjang
ΔQ= perubahan output
c) Biaya rata-rata
Biaya total dibagi jumlah output. Dengan rumus:
LTC
LAC=
Q
LAC= biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost)
Q= jumlah output

- Kurva Biaya Total Rata-Rata Jangka Panjang (Kurva LARC)


Dalam biaya produksi jangka panjang semua biaya bersifat variabel, maka konsep
terpenting darinya tentu saja adalah seberapa besar biaya rata-rata yang dikeluarkan dalam
masa produksi dan operasional perusahaan. Secara umum setiap produksi adalah jumlah yang
banyak pasti mengalami masa skala ekonomis lalu akan mengalami masa non ekonomis
karena tambahan biaya lebih besar dari tambahan produksi (dalam nilai).

Dalam jangka panjang, perusahaan akan mengalami increasing dan decreasing returns
to scale. Oleh karena itu, kurva rata-rata biaya jangka panjang (LRAC) akan berbentuk “U”

 Jika LRMC < LRAC, maka LRAC menurun


 Jika LRMC > LRAC, maka LRAC meningkat

10
 LRMC=LRAC, pada saat LRAC menurun

11
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berhubungan
dengan fungi atau kegiatan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang
mempunyai nilai jual. Biaya produksi ini memiliki elemen-elemen yaitu biaya bahan, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya produksi yang sederhana menggambarkan hubungan secara tingkat produksi
barang dengan satu faktor produksi. Biaya produksi dapat dibedakan berdasarkan bentuk

12
jangka waktunya. Berdasarkan jangka waktunya dibedakan menjadi dua macam yaitu, biaya
produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek
yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Biaya
produksi jangka panjang merupakan perhitungan biaya produksi yang mana semua faktor
produksinya bisa mengalami perubahan.
3.2 SARAN
Saran bagi perusahaan adalah pada saat pengambilan keputusan bisnis terutama pada saat
menerima atau menolak pesanan khusus, sebaiknya perusahaan menggunakan metode
akuntasi biaya yang wajar sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat
mengenai berbagai pilihan yang tersedia dan mengetahui apa kelebihan atau kekuarangan
yang dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA
Qomaria, Rahma. Teori Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Diakses dari
https://www.academia.edu/4813852/teori_produksi_jangka_pendek_dan_jangka_panjang.
Pada tanggal 15 November 2020

Afriyandi, Abrur. Biaya Produksi Jangka Panjang. Diakses dari


https://www.academia.edu/34759077/Biaya_Produksi_Jangka_Panjang. Pada tanggal 15
November 2020

13
Shifu, Master. Fungsi Biaya Jangka Pendek. Diakses dari
https://www.academia.edu/16647903/Fungsi_Biaya_Jangka_Pendek. Pada tanggal 16
November 2020

14

Anda mungkin juga menyukai